Penggores (scriber) adalah alat untuk menarik garis-garis gambar pada permukaan benda kerja
yang akan dikerjakan selanjutnya.
Penitik (punch) adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang atau cekungan titikm pada
benda kerja dengan cara dipukul dengan palu.
Jangka Tusuk (difiders) adalah alat untuk melukis lingkaran, radius, membuat pembagian pada
garis lurus dan lingkaran, dan memindahkan ukuran dari penggaris ke benda kerja.
Jangka Garis (hermaphrodite) adalah alat yang digunakan untuk menarik garis sejajar dengan
bidang tepi.
Kikir (Files) adalah alat yang digunakan untuk mengikir dan meratakan permukaan benda kerja.
Gergaji tangan adalah gergaji yang langsung digerakkan tenaga tangan dan digunakan untuk
memotong bahan atau benda kerja.
Tap adalah alat untuk membuat ulir dalam.
Sney adalah alat untuk membuat ulir luar.
Mata Bor (Twist Drill) adalah alat potong untuk membuat lubang dengan ukuran diameter tertentu.
Mistar Baja (steel-rule) adalah penggaris yang terbuat dari baja.
Jangka Sorong (Vernier Caliper) , sering juga disebut mistar ingsut merupakan alat ukur yang
dapat digunakan untuk mengukur ukuran bagian luar, bagian dalam, dan mengukur kedalaman
lubang.
Alat Ukur tinggi (high-gauge) adalah alat ukur yang digunakan untuk memeriksa ukuran tinggi
benda kerja
Allotropic : sifat logam dimana berada pada lebih dari bentuk kristal tergantung suhunya.
Belt : Belt atau sabuk digunakan untuk mentrasmisikan tenaga dari satu poros ke poros lain melalui
puli.
Body centered cubic : sistem kristal dimana sel satuan berada dalam bentuk kubus terpusat pada
badan.
Brale : jenis peralatan pembentuk lekukan uji kekerasan yang berbentuk kerucut dengan ujung
berbentuk bola
Face centered cubic : sistem kristal dimana sel satuan berada dalam bentuk kubus terpusat pada
muka.
Gaya : Gaya adalah suatu pembebanan yang memiliki besar dan arah yang menyebabkan benda
bergerak, berubah bentuk atau terdeformasi.
Indentation: Lekukan yang dihasilkan akibat penekanan
iv
Indentor: Peralatan yang digunakan untuk membentuk lekukan pada pengujian kekerasan
biasanya berupa bola baja / intan.
Kisar : Kisar atau biasa disebut lead adalah jarak tempuh mur bila ulir diputar satu putaran.
Necking: penyempitan penampang akibat gaya tarik
Pitch : Pitch adalah jarak dari puncak ulir ke puncak ulir berikutnya yang dinyatakan dalam p.
Poros : Poros adalah elemen mesin yang berbentuk batang, pada umumnya berpenampang
lingkaran.
Resilience : sifat bahan menyerap energi dalam fase elastis (kelentingan.
Safety factor : faktor yang digunakan untuk méngevaluasi agar perencanaan elemen mesin
terjamin keamanannya dengan dimensi yang minimum
Tegangan : Tegangan adalah pembebanan yang terjadi dibagi dengan tahanan pembebanan.
Tumpuan: Tumpuan adalah sesuatu yang menahan benda dan melawan aksi gaya atau momen
luar yang bekerja pada benda.
v
Pendahuluan
Modul ini dikemas dalam empat kegiatan belajar. Keempat kegiatan belajar tersebut
disusun dengan urutan sebagai berikut:
Setelah mempelajari modul ini Anda peserta diklat dapat; 1) melakukan perhitungan gaya
aksi dan reaksi dari macam macam tumpuan; 2) mengaplikasikan macam elemen mesin
berdasarkan fungsinya (poros, ulir, pulley dan belt , rantai sprocket); 3) menganalisis hasil uji
bahan teknik (tegangan, regangan, kekerasan, struktur mikro); 4) membandingkan sifat logam,
non logam, komposit; 5) menganalisis hasil perlakuan panas; 6) menganalisis hasil uji material
logam (kekerasan, tarik, tekan); 7) menentukan alat ukur presisi yang tepat sesuai dengan
karakteristik benda ukur; 8) merencanakan proses pengukuran yang benar dan tepat sesuai
dengan spesifikasi; 9) menganalisis hasil pengukuran dengan alat ukur mekanik presisi; 10)
memilih perkakas tangan yang sesuai dengan benda kerja yang akan dikerjakan; dan 11)
menggunakan perkakas tangan dengan benar sesuai jenis pekerjaan. Kompetensi dasar
tersebut sangat diperlukan bagi seorang guru teknik mesin. Pemahaman yang matang menjadi
acuan dasar suksesnya pengembangan keilmuwan khususnya teknik mesin.
B. Relevansi
Dasar -dasar teknik mesin merupakan pengetahuan mendasar yang di aplikasikan pada
bidang teknik mesin. Penerapan dasar teknik mesin seperti mekanika teknik, elemen mesin,
bahan teknik, metrologi industri dan kerja bangku dilakukan hampir disemua rekayasa dan
proses bidang teknik mesin. Seorang guru teknik mesin harus memahami dan matang dalam
pemahamnnya mengenai dasar-dasar teknik mesin ini. Hal ini karena dasar teknik mesin
merupakan fondasi dari pengembangan keilmuwan teknik mesin yang terus berkembang.
1
C. Petunjuk Belajar
Proses pembelajaran untuk materi pendalaman materi dasar-dasar teknik mesin yang
sedang Anda ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti langkah-
langkah belajar sebagai berikut :
1. Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap awal sampai
akhir.
2. Lakukan kajian terhadap dasar-dasar teknik mesin dari berbagai sumber.
3. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat tergantung kepada
kesungguhan Anda dalam menambah wawasan melalui berbagai sumber dan
mengerjakan latihan yang ada. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat serta selalu memperbanyak referensi yang ada.
4. Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara pembimbing atau
fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah saudara perserta diklat Program Profesi Guru (PPG) selamat belajar, semoga
Anda sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal
melaksanakan tugas sebagai seorang guru yang profesional.
2
Kegiatan Belajar 1: Mekanika Teknik dan Elemen Mesin
C. Pokok-Pokok Materi
Materi pokok yang disampaikan dalam kegiatan belajar 1 ini meliputi:
1. Gaya aksi dan reaksi serta macam-macam tumpuan
2. Mengaplikasikan macam-macam elemen mesin berdasarkan fungsinya
D. Uraian Materi
Kegiatan belajar ini membahas masalah mekanika teknik dan penerapan elemen mesin.
1. Pendahuluan
Konsep dasar yang digunakan dalam mekanika adalah gaya, massa, ruang dan
waktu. Konsep gaya menunjukkan aksi suatu benda kepada benda yang lain. Gaya
dihasilkan dari suatu kontak langsung atau pada jarak tertentu. Gaya yang dihasilkan dari
kontak langsung sudah sangat jelas karena semua benda yang kontak dengan benda lain
maka akan terjadi gaya aksi dan reaksi. Gaya ditentukan oleh titik tangkap, arah dan besar.
Dalam hal ini gaya dinyatakan sebagai vektor.
Untuk menentukan persamaan kesetimbangan pada suatu struktur dua dimensi maka
perlu digambarkan diagram benda bebas, yaitu diagram yang menunjukkan kesetimbangan
setiap elemen struktur secara menyeluruh. Dalam hal ini hukum Newton ketiga, yaitu gaya
aksi-reaksi sangat diperlukan. Oleh karena itu dalam sub bab setelah ini akan dibahas
masalah gaya aksi dan reaksi serta macam-macam tumpuan.
Akibat dari pembebanan pada batang atau elemen mesin maka akan tegangan pada
batang. Jenis-jenis pembebanan yang berbeda akan menyebabkan tegangan yang berbeda-
beda. Dalam modul ini juga akan dibahas beberapa jenis pembebanan yang menyebabkan
tegangan pada benda.
Elemen mesin yang digunakan pada bidang teknik mesin ada bermacam-macam.
Dalam modul ini dibahas juga berbagai macam elemen mesin berdasarkan fungsinya.
Walaupun sangat banyak jenis elemen mesin, dalam modul ini dibatasi pada elemen poros,
ulir, belt dan rantai.
3
digunakan adalah gaya. Pada saat elemen mesin menjalankan fungsinya maka berbagai
bentuk gaya akan bekerja padanya sesuai dengan kontruksi dan sifat elemen mesin tersebut.
Dalam hal ini akan berlaku Hukum Newton Ketiga, apabila suatu elemen mesin memberikan
aksi kepada elemen mesin pasangan maka elemen mesin pasangannya akan memberikan
reaksi terhadap elemen mesin pertama sebesar aksi dan arahnya berlawanan dengan aksi.
Gaya reaksi akan muncul apabila terjadi gaya aksi. Demikian juga gaya aksi akan bernilai
jika ada gaya reaksi. Besarnya gaya reaksi tidak akan melebihi dari gaya aksi.
a. Jenis-jenis Pembebanan
Suatu benda atau sistem bila terkena beban akan terjadi ketidakseimbangan atau
terdeformasi. Pembebanan tersebut antara lain:
1) Pembebanan titik
Pembebanan ini mengenai benda pada sebuah titik. Beban titik merupakan beban
yang paling sering digunakan dalam analisis mekanika. Beban ini bisa dinyatakan
dalam sebuah gaya yang memiliki satuan (N) atau (lb) atau (kg). Gambaran
pembebanan titik dalam beberapa satuan bisa dilihat pada Gambar 1.1.
F (N)
2) Pembebanan terdistribusi
a) Terdistribusi merata
Seluruh beban mengenai benda secara terdistribusi merata. Satuan beban
merata dalam N/m. Gambar 1.2 menunjukkan pembebanan merata. Contoh
gambaran pembebanan merata yang paling mudah adalah batang kayu yang
seragam ditaruh dalam posisi tertidur.
4
W = f(x)
f(x)
5
digunakan. Pemilihan tumpuan ini sangat penting untuk menjaga kesetimbangan benda.
Tumpuan yang paling sering digunakan adalah tumpuan sendi, tumpuan rol dan
tumpuan jepit.
1) Tumpuan tali
Benda yang dihubungkan dengan sistem tali, maka gaya reaksi yang terjadi adalah
gaya tarik segaris dengan tali. Tali tidak sanggup menahan gaya tekan. Gambar 1.4
(a) menunjukkan benda yang digantung dengan sebuah tali. Gambar 1.4(b)
menunjukkan gaya reaksinya, di mana T adalah gaya tarik tali.
(a)
(b)
(a) (b)
Gambar 1.5. Benda yang ditumpu batang lurus pendek
3) Tumpuan rol
Tumpuan rol memiliki karakteristik hanya mampu memberi reaksi yang tegak lurus
dengan bidang tumpuan. Benda yang ditumpu dengan tumpuan rol maka benda
bisa bergerak searah dengan bidang tumpuan karena tidak sanggup menahan
beban arah tersebut. Tumpuan rol juga tidak sanggup menahan beban momen.
6
Asumsi yang digunakan adalah tidak ada gesekan antara landasan dengan rol atau
benda. Gambar 1.6(a) menunjukkan beberapa contoh tumpuan rol. Gambar 1.6(b)
menunjukkan reaksi tumpuan rol.
(a)
(b)
4) Tumpuan sendi
Tumpuan sendi memiliki karakteristik mampu menahan beban arah tegak lurus dan
sejajar bidang tumpuan. Namun tumpuan ini tidak sanggup menahan beban
momen. Asumsi yang dipakai adalah pin atau engsel tidak bergesekan. Gambar
1.7(a) menunjukkan contoh tumpuan sendi. Gambar 1.7(b) menunjukkan reaksi
tumpuan sendi.
5) Tumpuan jepit
Karakteristik tumpuan jepit adalah mampu menahan gaya harisontal, gaya vertikal
dan momen. Gambar 1.8(a) menunjukkan tumpuan jepit. Gambar 1.8(b)
menunjukkan reaksi tumpuan jepit.
7
Fy
M
Fx
(a)
(b)
Gambar 1.8. Tumpuan jepit
Contoh soal
Sistem dibebani seperti pada Gambar berikut. Tentukan reaksi tumpuan di titik A!
2m 8m
4 N/ m
2 N/m
C B
2 N/m 2m
8N
10 N
6m
Jawab:
Diagram benda bebas digambarkan seperti gambar di bawah. Beban terdistribusi
merata dan beban terdistribusi tidak merata bisa diganti dengan beban terpusat.
8
8N 16 N
8N
6N
10 N
Ax
MA
Ay
24 Nm + 64 Nm + 80 Nm – 8 Nm – 32 Nm – MA = 0
MA = 128 Nm
Arah sesuai dengan arah gambar, yaitu berlawanan arah jarum jam.
9
mesin, antara lain beban tarik, beban tekan, beban momen dan beban torsi. Beban tarik
akan menyebabkan tegangan tarik. Beban tekan akan menyebabkan tegangan tekan.
Beban momen akan menyebabkan tegangan tarik dan tekan pada elemen mesin.
Beban torsi akan menyebabkan tegangan geser pada elemen mesin.
1) Gaya tarik menyebabkan tegangan Tarik
Gaya tarik adalah gaya luar yang bekerja pada suatu benda dengan tarikan. Gaya
tarik yang bekerja pada benda akan menyebabkan tegangan tarik. Besarnya
tegangan tarik sebanding dengan gaya yang bekerja dan berbanding terbalik
dengan luas penampang benda. Gambar 1.9 menunjukkan benda yang memiliki
luas penampang A dan terkena beban tarik.
F
σ= (1)
A
10
dimana
N
σ = tegangan tarik ( )
m2
F = gaya tarik (N)
A = luas penampang benda (m2)
Selain terjadi tegangan pada benda yang terkena beban tarik maka juga akan terjadi
regangan benda. Regangan karena beban tarik terjadi apabila sudan terjadi
deformasi pada benda. Regangan tarik ε didefinisikan sebagai besarnya deformasi
per unit panjang.
Benda yang dilakukan uji tarik akan diperoleh kurva tegangan-regangan. Dari kurva
ini akan diperoleh sifat-sifat material benda tersebut yang dinyatakan sebagai
modulus elastisitas. Gambar 1.10 menunjukkan kurfa tegangan-regangan untuk
baja karbon rendah yang terkenal sebagai bahan ulet.
σu
Putus
σy
σf
11
berbanding terbalik dengan luas penampang benda. Gambar 1.11 menunjukkan
benda yang memiliki luas penampang A dan terkena beban tekan.
Besarnya tegangan
F
σ= (2)
A
N
σ = tegangan tekan ( )
m2
F = gaya tekan (N)
A = luas penampang benda (N2)
Paku
F A
τg = (3)
A
dimana
12
F = gaya geser (N)
A = luas penampang (m2)
Tegangan geser ijin bisa dinyatakan dalam tegangan tarik ijin dengan
menambahkan suatu konstanta yang disebut dengan angka poisson.
μ
τg = 𝜎 (4)
μ+1 𝑡
dimana
µ = angka poisson, besarnya 3 – 4 untuk baja
(a)
M M
(b)
Gambar 1.13. Balok yang dibebani momen bending (a) balok sebelum dikenai
beban (b) balok setelah dikenai beban
Balok yang dikenai beban momen akan terkena tegangan tarik dan tegangan tekan.
Batas dari penerima tegangan tarik dan tekan ditandai dengan sumbu netral. Pada
13
sumbu netral tidak terkena beban tegangan tarik atau tekan. Penjelasannya bisa
dilihat pada Gambar 1.14.
Gambar 1.14 menunjukkan balok dengan penampang uniform yang diberi beban
momen. Karena beban ini maka batang terkena tegangan tarik dan tekan.
Perhatikan pada sisi bawah terjadi tegangan tarik, sedang pada sisi atas sumbu
netral terjadi tegangan tekan. Tegangan tarik inilah yan biasanya membuat batang
terdeformasi. Apabila luas penampang simetris antara sisi atas dan bawah maka
sumbu netral berada di tengah-tengah batang.
Tegangan maksimum terjadi pada sisi luar dan terjauh dari sumbu netral. Tegangan
ini didefinisikan seperti pada persamaan (5). Tegangan pada jarak y dari sumbu
netral bisa dicari menggunakan persamaan (6).
M I
σm = Wbb dimana Wb = , sehingga
c
Mb . c
(5)
σm = I
14
dimana
σm = tegangan normal maksimum karena momen bending ( N
)
Mb = momen bending (Nm) mm2
c = jarak terdekat dari sumbu netral ke titik terluar (m)
I = momen inersia luas (m4)
W b = momen tahanan bending (m3)
c
dimana σ = tegangan pada titik sejauh y dari sumbu netral
y = jarak dari sumbu netral ke titik tertentu yang dinyatakan 0 ≤ y ≤ c
Momen inersia luas dan momen tahanan bending setiap penampang batang adalah
berbeda-beda tergantung bentuk penampangnya. Momen inersia setiap bentuk
penampang dipersilakan menggunakan buku referensi yang lain.
5) Momen puntir menyebabkan tegangan geser
Sub bab ini membahas beban puntir yang bisa menyebabkan tegangan geser.
Beban puntir ini banyak terjadi pada poros transmisi untuk mentransmisikan daya.
Contoh poros transmisi antara lain transmisi dari turbin uap ke generator listrik dan
transmisi dari mesin ke poros roda. Poros transmisi memiliki penampang bulat, baik
pejal maupun berongga.
Batang yang terkena beban torsi akan terdeformasi ke arah lateral, sehingga batang
seolah-olah terpuntir. Untuk menggambarkan poros yang terkena puntiran bisa
dilihat pada Gambar 15. Perhatikan poros yang dijepit pada salah satu ujung dan
ujung yang lain diberi beban torsi. Poros tersebut akan terpuntir sebesar θ. Di sini θ
disebut sebagai sudut puntiran. Besarnya sudut θ berbanding lurus dengan
besarnya torsi (T) dan panjang batang (L) dan berbanding terbalik dengan momen
inersia polar (J) dan modulus geser (G), lihat persamaan (7).
TL (7)
θ=
GJ
15
Gambar 1.15. Batang yang terkena beban torsi (a) sebelum terkena beban torsi
(b) setelah terkena beban torsi
Selain batang mengalami deformasi dan terpuntir sejauh θ, batang yang terkena
beban puntir akan mengalami tegangan. Tegangan karena beban puntir ini
termasuk tegangan geser. Tegangan geser ini mulai dari angka nol pada sumbu
utama dan semakin besar dengan bertambahnya jari-jari batang. Tegangan geser
maksimum terjadi pada jari-jari terluar. Apabila batang berupa batang berongga
maka tegangan minimum terjadi pada jari-jari dalam. Gambaran tegangan dari
sumbu utama sampai pada jari-jari terluar digambarkan pada Gambar 1.16.
Gambar 1.16. Distribusi tegangan pada (a) benda pejal (b) benda berongga
16
Tc
(8)
τmak =
J
rT
τ = rτ = (9)
min c mak J
(d0 1
32
4) Poros terkena beban gabungan bengkok dan puntir
Poros pejal, diameter poros mengikuti perhitungan sebagai berikut.
16
d3 = √[(K M 2 )]
b b ) + (K p Mp
πσ
̅t
Poros bolong, diameter poros mengikuti perhitungan sebagai berikut.
16
d3 = p
̅t (1−K4 )
πσ √[(K bMb ) + (K p M 2 )]
5) Poros terkena beban gabungan aksial, bengkok dan puntir
Poros pejal, diameter poros mengikuti perhitungan sebagai berikut.
16 2 2
d3 = √[(K b
Mb ) + 8 ] + (K p Mp )
αFd
πσ
̅t
Poros bolong, diameter poros mengikuti perhitungan sebagai berikut.
̅t (1−K4 )
πσ
16
d3 =
17
2
αF
)+
√[(K b Mb + (K 2 p Mp )
d(1−K)2
]
8
18
Untuk poin 4) dan 5), harga Kb dan Kp mengikuti besaran pada Tabel 1.1
b. Ulir
Kelompok ulir dibagi menjadi dua, yaitu ulir pengikat dan ulir daya. Ulir pengikat
untuk menyambung atau mengikat dua elemen, misalnya mur dan baut. Ulir daya untuk
mendapatkan keuntungan mrkanik yang besar, misalnya dongkrak ulir, mesin press dan
ragum.
Gambaran ulir seperti sebuah lembaran segitiga yang digulung. Perhatikan
Gambar 1.17 untuk menjelaskan gambaran ulir. Pitch adalah jarak dari puncak ulir ke
puncak ulir berikutnya yang dinyatakan dalam p. Kisar atau biasa disebut lead adalah
jarak tempuh mur bila ulir diputar satu putaran. Sudut helik ulir dinyatakan dalam α,
sedangkan diameter ulir dinyatakan dalam d. Hubungan antara kisar dan diameter rerata
ulir bisa dilihat pada persamaan (10).
kisar (10)
tan α =
πd
d
α P
πd
19
Gambar 1.17. Penggambaran ulir
Jenis ulir menurut picth dan kisarnya adalah (1) ulir tunggal (2) ulir ganda dan (3)
ulir tripel. Gambaran ketiga ulir bisa dilihat pada Gambar 1.18.
Tipe ulir daya terbagi dalam tiga hal, yaitu ulir segiempat, ulir trapesium dan ulir
gergaji. Gambaran ketiga ulir bisa dilihat pada Gambar 1. 19.
p p/2
p/2
20
(b) ulir trapesium
c. Belt
Belt atau sabuk digunakan untuk mentrasmisikan tenaga dari satu poros ke poros
lain melalui puli. Tenaga yang ditransmisikan tergantung dari beberapa faktor antara lain
kecepatan belt, kekencangan belt pada puli, hubungan antara belt dengan puli kecil, dan
kondisi permukaan belt. Beberapa catatan penggunaan sabuk, puli dan poros adalah
sebagai berikut.
1) Poros harus sejajar untuk menyamakan tegangan tali
2) Puli tidak harus saling berdekatan di dalam kontak dengan puli yang lebih kecil atau
mungkin yang besarnya sama
3) Puli tidak harus terpisah jauh karena sabuk akan menjadi beban pada poros. Hal ini
mengakibatkan pergesekan pada bearing
4) Panjangnya sabuk cenderung untuk mengayun dari sisi ke sisi menyebabkan sabuk
bergerak keluar jalur dari puli yang mana membentuk lengkungan pada sabuk
5) Kekencangan sabuk harus sesuai jadi kelonggaran akan meningkatkan kontak
kinerja pada puli
6) Untuk memperoleh hasil yang baik dengan sabuk datar, jarak maksimum antara
poros tidak boleh melebihi dari 10 meter dan minimum tidak boleh kurang dari 3-5 kali
diameter puli terbesar.
Ada banyak jenis belt yang digunakan sehari-hari, antara lain sebagai berikut di
bawah ini.
1) Belt datar yang banyak digunakan di tempat kerja di mana tenaga ditransmisikan dari
puli satu ke puli lain. Jarak kedua puli tidak boleh terpisah lebih dari 10 meter.
21
2) V-belt yang banyak digunakan di tempat kerja untuk mentransmisikan tenaga dari puli
satu ke puli lain. Jarak kedua puli sangat dekat atau berdekatan satu sama lain.
3) Sabuk bundar atau tali yang banyak digunakan di tempat kerja, di mana tenaga
ditransmisikan dari puli satu ke puli lain. Jarak kedua puli tidak boleh terpisah lebih
dari 5 meter. Jika jumlah tenaga sangat besar untuk ditransmisikan kemudian
sabuk tunggal tidak mungkin cukup. Dalam kasus ini puli besar dengan jumlah alur
yang digunakan. Sabuk dalam masing-masing alur mentransmisikan untuk tenaga
yang dibutuhkan dari satu puli ke puli lain.
Gambar 1.20 menunjukkan tiga buah belt yang terhubung dengan enam puli
dengan empat buah poros. Perhitungan kecepatan bisa dinyatakan dengan
perbandingan kecepatan (i) seperti terlihat pada persamaan (11).
Poros I – II
d1 . n1 = d2 . n2
i =n
n12
1 d
= d12
Poros II – III
d3 . n2 = d4 . n3
i =n
n23
2 d
= d34
Poros III – IV
d5 . n3 = d6 . n4
22
i =
n
n34 d6
3 =
d5
Angka perbandingan transmisi
iitotal
1 x i2=
x n n n
i =d 6 31 x n2 2 xn3 3 =
n4
d2
dx1
d4
d3
x d 5
n d2 d
d 61 n=
4 d1 xd3 4 dx5 (11)
Susunan open belt drive bisa dilihat pada Gambar 1.21. Panjang open
belt drive bisa dilihat pada persamaan (12)
23
Gambar 1.22. crossed belt drive
F
σ=
A
Ketika belt bekerja ada sisi yang tertarik dan sisi yang kendor dengan hubungan
sebagai terlihat pada persamaan (14).
T1 − T2 = (14)
ν
Untuk2 flat belt terjadi hubungan
T1 −m v
T2 −m v2
= e(μθ)
Untuk V-belt terjadi hubungan
μθ
T1 −m v22 ( )
T2 −m v 𝛼
= e sin(2)
θ = sudut kontak (radian)
α = sudut kemiringan V-belt dalam derajat
µ = koefisien gesek ban dengan puli
e = bilangan natural = 2,72
T1 = gaya tarik sisi tarik (N)
24
T2 = gaya tarik sisi kendor (N)
V = kecepatan belt (m/detik)
M = massa belt (kg/m)
d. Rantai sprocket
Transmisi rantai sprocket digunakan untuk transmisi tenaga pada jarak sedang.
Kelebihan dari transmisi ini dibanding dengan transmisi sabuk-puli adalah dapat
digunakan unutk menyalurkan daya yang lebih besar seperti diuraikan berikut ini. Sketsa
rantai dan sproket diperlihatkan pada Gambar 1.23.
Kelebihan:
- transmisi tanpa slip sehingga terjadi perbandingan putaran tetap
- dapat meneruskan daya besar
- keausan kecil pada bantalan
- jarak poros menengah (antara belt dan gear)
Kekurangan:
- Tidak dapat dipakai untuk kecepatan tinggi (max. 600 m/min)
- suara dan getaran tinggi
- perpanjangan rantai karena keausan pena dan bus
25
E. Rangkuman
Gaya aksi dan reaksi serta macam-macam tumpuan terbagi menurut:
1. Jenis pembebanan meliputi pembebanan titik dan pembebanan terdistribusi.
Pembebanan titik berupa gaya yang digambarkan sebagai anak panah. Pembebanan
terdistribusi terdiri dari terdistribusi merata dan terdistribusi tidak merata.
2. Reaksi tumpuan yang dibahas dalam modul ini adalah tumpuan tali, tumpuan batang
lurus pendek, tumpuan rol, tumupuan sendi, dan tumpuan jepit. Masing-masing tumpuan
akan memebrikan reaksi yang berbeda-beda.
3. Teori kekuatan bahan sederhana meliputi pembahasan gaya tarik menyebabkan
tegangan tarik, gaya tekan menyebabkan tegangan tekan, gaya geser menyebabkan
tegangan geser, beban momen menyebabkan tegangan tarik dan tekan, dan momen
puntir menyebabkan tegangan geser. Masing-masing pembebanan memiliki rumus yang
berbeda-beda. Efek dari pembebanan juga berbeda-beda terhadap benda yang dikenai
beban.
26