Anda di halaman 1dari 28

125

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA


KELAS VII-I SMP NEGERI 13 SURABAYA PADA MATERI
PRODUKSI, KONSUMSI DAN DISTRIBUSI

Oleh:
Kusnanang Wahyudi
SD Inovatif Al Wahyu Sidoarjo

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh


motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-I SMPN 13 Surabaya dan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar terhadap hasil
belajar siswa kelas VII-I SMPN 13 Surabaya. Sampel penelitian ini adalah
siswa kelas VII-I SMPN 13 Surabaya Tahun ajaran 2014-2015 sebanyak 37
siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menyebar angket
pada siswa kelas VII-I SMP Negeri 13 Surabaya. Teknik analisa data penelitian
ini dilakukan secara deskriptif kuantitatif yaitu pengelolaan motivasi belajar dan
hasil belajar dihitung nilai presentasenya dan analisis regresi linier sederhana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar pada siswa kelas VII-I
SMPN 13 Surabaya dalam kategori baik. Hasil belajar yang dicapai siswa cukup
baik, terlihat dari adanya hasil analisis angket yang disebar masih banyak
indikator yang menyatakan hasil belajar cukup dan juga diperkuat dari adanya
daftar nilai rata-rata 7 pada pelajaran IPS Sub kegiatan ekonomi.

Kata Kunci: Motivasi, Hasil Belajar, Produksi, Konsumsi, Distribusi

PENDAHULUAN
Pada perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dan arus globalisasi juga
semakin hebat maka munculah persaingan dibidang pendidikan.Dalam rangka peningkatan
mutu pendidikan tersebut, Pemerintah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu
pendidikan meningkat, diantaranya perbaikan kurikulum, SDM, sarana dan
prasarana.Perbaikan-perbaikan tersebut tidak ada artinya tanpa dukungan dari guru, orang tua
murid dan masyarakat yang turut serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran berbagai upaya dilakukan yaitu dengan
peningkatan motivasi belajar.Dalam hal belajar siswa akan berhasil kalau dalam dirinya
sendiri ada kemauan untuk belajar dan keinginan atau dorongan untuk belajar, karena dengan
peningkatan motivasi belajar maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku siswa
dalam belajar.Dalam motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini
diharapkan siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan apa yang menjadi
tujuan dalam belajar. Motivasi bukan saja penting karena menjadi faktor penyebab belajar,

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015

125
126

namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar (Anni, 2006). Secara historik, guru selalu
mengetahui kapan siswa perlu diberi motivasi selama proses belajar, sehingga aktivitas belajar
berlangsung lebih menyenangkan, arus komunikasi lebih lancar, menurunkan kecemasan siswa,
meningkatkan kreaktivitas dan aktivitas belajar.

Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh hasil belajar
yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang
dilakukan, maka semakin tinggi hasil belajar yang diperolehnya. Siswa melakukan berbagai
upaya atau usaha untuk meningkatkan keberhasilan dalam belajar sehingga mencapai
keberhasilan yang cukup memuaskan sebagaimana yang diharapkan. Di samping itu motivasi
juga menopang upaya-upaya dan menjaga agar proses belajar siswa tetap jalan. Hal ini
menjadikan siswa gigih dalam belajar. Menurut penelitian Soemanto (2003) pengenalan
seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui
hasil-hasil yang sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajarnya.
Sehingga dengan demikian peningkatan hasil belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut
merasa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar yang telah diraih sebelumnya.

Hasil belajar dapat dilihat dari terjadinya perubahan hasil masukan pribadi berupa motivasi
dan harapan untuk berhasil Keller (dalam Nashar, 2004). Masukan itu berupa rancangan dan
pengelolaan motivasional yang tidak berpengaruh langsung terhadap besarnya usaha yang
dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan belajar.Perubahan itu terjadi pada seseorang
dalam disposisi atau kecakapan manusia yang berupa penguasaan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh melalui usaha yang sungguh-sungguh dilakukan dalam satu waktu
tertentu atau dalam waktu yang relative lama.

Hasil belajar yang diharapkan biasanya berupa prestasi belajar yang baik atau optimal.
Namun dalam pencapaian hasil belajar yang baik masih saja mengalami kesulitan dan prestasi
yang didapat belum dapat dicapai secara optimal.Sekolah Menengah Pertama Negeri 13
Surabaya (SMPN 13 Surabaya) pada kelas VII merupakan sekolah negeri pada jenjang
menengah pertama dan pada tingkatan yang pertama. SMPN 13 Surabaya kelas VII ini terdapat
sembilan kelas, yang masing-masing kelas berjumlah 40 siswa. Menurut informasi dari guru-
guru dari sekian banyaknya siswa tersebut, masih banyak yang mengalami kesulitan
belajarnya, terlihat dari adanya siswa-siswa yang enggan belajar dan tidak bersemangat dalam

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


127

menerima pelajaran di kelas. Siswa juga belum aktif dalam mengerjakan soal latihan yang
diberikan.

Sehingga hasil belajarnya pun menjadi kurang memuaskan karena masih banyak nilai
dibawah standar kelulusan yakni dibawah 7 (daftar nilai rapot semester 1 tahun ajaran 2014-
2015), pada semester genap ini siswa akan mempelajari materi tentang kegiatan ekonomi,
dimana didalam kegiatan tersebut, siswa bisa mengadakan praktek langsung. Diantara kegiatan
ekonomi tersebut yaitu kegiatan produksi, kegiatan konsumsi dan kegiatan distribusi. Dari
ketiga kegiatan ekonomi tersebut, maka kegiatan produksi inilah bisa dilaksanakan oleh siswa
SMP Negeri 13 Surabaya, dengan motivasi yang tinggi dan semangat untuk belajar tentang
materi tersebut, maka siswa akan mampu memahami permasalahan kegiatan ekonomi.Hal
itulah yang menjadi permasalahan peneliti, sehingga peneliti ingin mengetahui lebih jauh
tentang pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswanya.

Berdasarkan pertimbangan pemikiran di atas maka peneliti mengambil judul pengaruh


motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-I SMPN 13 surabaya pada materi
produksi, konsumsi dan distribusi.

Tujuan Mempelajari Ekonomi

Didalam pelajaran IPS khususnya dijenjang SMP, menurut Wardiatmoko (2009) ada
beberapa materi ajar yang pelajarannya menyangkut masalah perekonomian, khususnya yang
sekarang ini telah dipelajari oleh siswa kelas VII-I yang ada di SMP Negeri 13 Surabaya, yaitu
masalah kegiatan ekonomi yang dikelompokan menjadi tiga, diantaranya kegiatan produksi,
kegiatan konsumsi dan kegiatan distribusi. Dengan motivasi yang tinggi dan semangat belajar
diharapkan siswa bisa menuntaskan materi ajar tersebut, sehingga mendapat nilai ulangan
harian dapat memuaskan.Tidak hanya hal nilai saja, bahwa siswa bisa menjalankan atau
mempraktekan kegiatan-kegiatan ekonomi di dalam kehidupan. (artinya bisa berkarya).
Dengan motivasi yang baik, siswa bisa mengadakan latihan tenatng hal kegiatan ekonomi.
Diantaranya :

Kegiatan memproduksi
Kegiatan manusia yang menghasilkan atau menambah kegunaan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan manusia misalkan usaha ekstraktif, usaha agraris, usaha indistri, usaha
perdagangan dan usaha jasa.

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


128

Kegiatan distribusi
Kegiatan untuk menyalurkan barang /jasa dari produsen ke konsumen.diantaranya distribusi
langsung, distribusi semi langsung dan distribusi tidak langsung.

Kegiatan konsumsi
Kegiatan ekonomi yang sifatnya menghabiskan atau mengurangi Kegiatan ekonomi yang
sifatnya menghabiskan atau mengurangi manfaat dan kegunaan hasil dari produksi dari
produksi (barang atau jasa) untuk memenuhi kebutuhan.

Sekolah SMP merupakan tempat lahan untuk mengadakan kegiatan perekonomian, siswa
bisa melaksanakan kegiatan tersebut melalui yaitu : memproduksi makanan riangan atau
minuman yang bisa dititipkan dikoperasi atau kantin-kantin sekolah tersebut, guru juga
sebaiknya memotivasi murid-muridnya agar mampu menjalankan tugas tersebut sebagai latihan
interprener.

Dari paparan materi tersebut, siswa seyogyanya bisa memanfaatkan kegiatan perekonomian
ini, dan juga tidak terlapas nilai ulangan harian harus lebih baik.

Konsep Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar

Pengertian Motivasi
Pengertian motivasi di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa: Dorongan
yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan sesuatu
tindakan yang dengan tujuan tertentu. Motivasi juga diartikan merupakan usaha-usaha yang
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin
mencapai tujuan yang dikehendaki atau mendapat kepuasan dengan perbuatanya (Depdiknas,
2002).

Menurut Mc Donald (dalam Hamalik 2003), mendefinisikan motivasi adakah perubahan


energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi
untuk mencapai tujuan.Motivasi tumbuh didorong oleh kebutuhan (need) seseorang, seperti
kebutuhan menjadi kaya, maka seseorang berusaha mencari penghasilan sebanyak-banyaknya.

Kata motif diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu.Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan (Sardiman, 2000).

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


129

Dari segi taksonomi, motivasi berasal dari kata Moveredalam bahasa Latin yang artinya
“bergerak”. Berbagai hal yang biasa terkandung dalam berbagai definisi tentang motivasi
antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran, dorongan dan insensif.
Dengan demikian dapat diartikan bahwa suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang
mendorong, mengaktifkan atau menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan
menyalurkan perilaku sikap dan tindak tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan
pencapaian tujuan.Karena itulah bagaimana motivasi didefinisikan terdapat tiga komponen
utama, yaitu kebutuhan, dorongan dan tujuan (Sondang, 2004).

Motivasi ini dapat juga dikaitkan dengan persoalan minat. Minat diartikan sebagai suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang
dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.

Prinsip- prinsip belajar


Thomas Rohwer dan Slavin dalam Anni (2006) menyajikan beberapa prinsip belajar yang
efektif sebagai berikut:

Spesifikasi (specification)
Dalam strategi belajar hendaknya sesuai dengan tujuan belajar dan karakteristik siswa yang
menggunakannya. Misalnya belajar sambil menulis ringkasan akan lebih efektif bagi
seseorang, namun tidak efektif bagi orang lain.

Pembuatan (Generativity)
Dalam strategi belajar yang efektif, memungkinkan seseorang mengerjakan kembali materi
yang telah dipelajari dan membuat sesuatu menjadi baru, misalnya membuat diagram yang
menghubungkan antar gagasan, menyusun tulisan kedalam bentuk garis besar.

Pemantauan yang efektif (effective monitoring)


Pemantauan yang efektif yaitu berarti bahwa siswa mengetahui kapan dan bagaimana cara
menerapkan strategi belajarnya dan bagaimana cara menyatakannya bahwa strategi yang
digunakan itu bermanfaat.

Kemujarapan personal (Personal Efficacy)


Siswa harus memiliki kejelasan bahwa belajar akan berhasil apabila dilakukan dengan
sungguh-sungguh. Dalam hal ini guru dapat membantu siswa dengan caramenyalenggarakan
ujian berdasarkan pada materi yang telah dipelajari.

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


130

Pengertian Hasil Belajar


Menurut Anni (2006) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh
pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar juga merupakan kemampuan
yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar (Nashar, 2004). Hasil belajar adalah
terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil
dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional tidak
berpengaruh terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk mencapai tujuan
belajar Keller (dalam Nashar, 2004). Seseorang dapat dikatakan telah belajar sesuatu apabila
dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan yang terjadi.
Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai produk dari
proses belajar, maka didapat hasil belajar.

Pengukuran dan Evaluasi Hasil belajar


Pengukuran mempunyai hubungan yang sangat erat dengan evaluasi. Evaluasi dilakukan
setelah dilakukan pengukuran, artinya keputusan ( judgement ) yang harus ada dalam setiap
evaluasi berdasar data yang diperoleh dari pengukuran. Untuk mengetahui seberapa jauh
pengalaman belajar yang telah dimiliki siswa, dilakukan pengukuran tingkat pencapaian siswa.
Dari hasil pengukuran ini guru memberikan evaluasi atas keberhasilan pengajaran dan
selanjutnya melakukan langkahlangkah guna perbaikan proses belajar mengajar berikutnya.

Secara rinci, fungsi evaluasi dalam pengajaran dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:
1.) Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah melakukan
kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu; 2.) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
program pengajaran; 3.) Untuk keperluan bimbingan konseling; 4.) Untuk keperluan pada ranah
pengembangan dan perbaikan kurikulum sekolah yang bersangkutan. Salah satu tahap kegiatan
evaluasi, baik yang berfungsi formatif maupun sumatif adalah tahap pengumpulan informasi
melalui pengukuran. Menurut Darsono (2000) pengumpulan informasi hasil belajar dapat
ditempuh melalui dua cara yaitu:

Teknik Tes
Teknik tes biasanya dilakukan di sekolah-sekolah dalam rangka mengakhiri tahun ajaran
atau semester.Pada akhir tahun sekolah mengadakan tes akhir tahun.Menurut pola jawabannya
tes dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu, tes objektif, tes jawaban singkat, dan tes uraian.

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


131

Teknik Non Tes


Pengumpulan informasi atau pengukuran dalam evaluasi hasil belajar dapat juga dilakukan
melalui observasi, wawancara dan angket.Teknik non tes lebih banyak digunakan untuk
mengungkap kemampuan psikomotorik dan hasil belajar efektif.

Hipotesis Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan penelitian ini yaitu mengenai ada tidaknya pengaruh
motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII- I SMP Negeri 13 Surabaya pada materi
kegiatan ekonomi. hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ha : Ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-I SMP
Negeri 13 Surabaya pada materi kegiatan ekonomi.
Ho : Tidak ada pengaruh antara motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-I SMP
Negeri 13 Surabaya pada materi kegiatan ekonomi.

Hipotesis yang diajukan selanjutnya akan diuji kebenarannya dengan bantuan statistik
dengan data-data yang terkumpul.

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan observasional analitik dengan rancangan Cross Sectional, yaitu
untuk mengetahui hubungan antara variabel motivasi belajar dengan hasil belajar.Dengan penelitian ini
maka dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan, meramal, memprediksi dan
mengontrol suatu gejala. Penelitian ini bersifat kuantitatif karena menggunakan data yang memerlukan
perhitungan dan menggunakan analisa kuantitatif untuk mendiskripsikan data-data yang sudah diperoleh
sehingga akan lebih jelas data tersebut. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang berhubungan,
yaitu variabel X (Motivasi) dan variabel Y (hasil belajar).

Lokasi dan Waktu Penelitian


Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 13
Surabaya, jalan jemursari 11. Penelitian dilakukan pada tanggal 28 April 2015 pada pelajaran
bimbingan konseling.

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


132

Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai ”Variasi”
antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Sugiyono).

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan Variabel terikat
(Y). Variabel Bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi terhadap suatu gejala. Variabel
bebas dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dengan indikator sebagai berikut: 1.) Cita-
cita/ aspirasi siswa; 2.) Kemampuan siswa; 3.) Kondisi jasmani dan rohani siswa; 4.) Kondisi
lingkungan kelas; 5.) Unsur-unsur dinamis belajar; 6.) Upaya guru membelajarkan siswa.

Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2002).Disamping itu dapat juga
diartikan populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya dapat diduga.
Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa kelas VII- I yang ada pada Sekolah
Menengah Pertama Negeri 13 Surabaya.

Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2002). Sedangkan
(Hadi, 2002) berpendapat bahwa sampel adalah sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang
dari populasi. Teknik pengambilan sampel adalah random sampling (undian) karena setiap
anggota populasi yang ada didalam sampling frame bersangkutan mempunyai hak yang sama
besar untuk dipilih menjadi anggota sampel (Arikunto, 2002). Penentuan Sampel pada
dasarnya tidak ada yang mutlak untuk menentukan berapa persen sampel dari populasi yang
akan diambil. Untuk menentukan sampel dari suatu populasi dengan menggunakan rumus
Solvin sebagai berikut:

N
n=
1 Ne2
Dimana:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang
masih ditaksir atau diinginkan.
Dari keterangan diatas maka dapat diperoleh sampel sebagai berikut: ditentukan 37 orang.

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


133

Teknik pengumpulan Data


Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan alat pengumpulan data yang
sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini metode yang akan digunakan antara
lain:

Metode angket atau kuesioner


Yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002).
Dari pengertian diatas dapat diketahui bahwa angket adalah suatu cara pengumpulan informasi
dengan menyampaikan suatu daftar pertanyaan tentang hal-hal yang diteliti.

Metode dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan atau transkrip nilai.Teknik ini digunakan untuk mengungkap data tentang hasil belajar
siswa.

Metode observasi
Observasi yaitu memperlihatkan sesuatu dengan mempergunakan mata. observasi atau yang
disebut juga dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu
objek dengan menggunakan seluruh alat indera.Jadi pengobservasian dapat dilakukan melalui
pengamatan, pendengaran, pencium, peraba, dan pengecap (Arikunto, 2002). Penggunaan
metode observasi dimaksudkan untuk mengetahui motivasi belajar yang dilakukan.

Teknik Analisis Data

Validitas dan Reliabilitas


Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan
sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dengan kata lain dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat
(Arikunto, 2002). Untuk menguji kuesioner penelitian, menggunakan uji validitas butir
instrumen, dikatakan memiliki validitas apabila mempunyai dukungan besar terhadap skor
total. Untuk mengukur validitas butir kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi product
moment dikemukakan oleh pearson.

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


134

nxy
rxy 
n  x
yx   y 
2 2

x 2 n y 2

Dimana:
rxy = koefisien korelasi x dan y
n = Jumlah responden
X = Jumlah skor butir soal tiap individu
Y = Jumlah skor total tiap variabel

Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik
(Arikunto, 2002). Untuk mencari reliabilitas digunakan rumus Alpha, dimana rumus ini
digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan satu dan nol, misalnya
angket atau soal bentuk uraian ( Arikunto, 2003). Rumus Alpha:
2
k  
r  k 1 1 b

11
   2

t

Dengan keterangan:
11 r = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
bσ = jumlah varian butir
tσ = varian total

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Data yang diperoleh dalam penelitian ini
menggunakan instrument penelitian berupa hasil test belajar khususnya pelajaran Ekonomi
(yakni produksi, konsumsi dan distribusi). Peneliti menggunakan pertanyaan pada indicator
dari judul dengan tujuan siswa bisa termotivasi untuk meningkatkan belajar dan mendapatkan
nilai yang baik dari sebelumnya.untuk mengetahui kelayakan instrument, maka peneliti terlebih
dahulu melakukan uji validitas dan reliabilitas instrument. Uji validitas dan reialibitasinstruemn

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


135

dilakukan oleh peneliti pada siswa kelas VII-I SMP Negeri 13 Surabaya. Uji untuk mengukur
validitas butir kuesioner dengan menggunakan rumus korelasi product moment dikemukakan
oleh pearson.Semua angket penelitian nilai dibawa alpha (0.05) sehingga angket atau
instrument valid. Hal ini dapat diketahui dari nilai Signifikasi yang lebih kecil r dari Alpha
yaitu 0,05. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua item dinyatakan valid.

Sedangkan uji reliabilitas diperoleh dari hasil penyebaran angket yang diisi oleh siswa. Jika
r-alpha > 0,60 maka pernyataan tersebut reliabel. Berdasarkan dari hasil uji reliabilitas dengan
alat bantu komputer yang menggunakan program SPSS 17.0 for Windows, bahwa nilai
cronbach’s alpha dalam penelitian ini memiliki reliabilitas, dimana semua cronbach’s alpha
lebih besar dari pada0,6.

Hasil Kuesioner pada Variabel Motivasi (X)


Indikator Cita-cita/Aspirasi Siswa
Indikator dari variabel motivasi belajar, menunjukan responden memiliki rasa senang, untuk
meraih hasil belajar dan yakin dengan pilihannya setelah diterima di SMP Negeri 13. Adapun
rincian penelitian responden adalah sebagai berikut:

Tabel 1. Indikator Cita-cita / aspirasi siswa


Item 4 3 Skor 2 1 Total

25 6 6 - 37
1
67,6% 16.2% 16,2% 0% 100%
2 27 8 2 - 37
73% 21,6% 5.4% 0% 100%
20 15 2 - 37%
3
45.1% 40,5% 5,4% 100%
Sumber: data diolah (2015)

Distribusi frekuensi pada petanyaan ke-1 dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sangat senang sebanyak 25 responden atau sebesar 67,6%, yang artinya responden
menyatakan bahwa mereka merasa senang setelah di terima di SMP Negeri 13 Surabaya, pada
pernyataan ke-2 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat tinggi sebanyak 27
responden atau sebesar 73%, yang artinya responden menyatakan keinginan untuk meraih hasil

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


136

belajar terbaik di SMP Negeri 13 Surabaya, pada pernyataan ke-3dapat diketahui bahwa
responden yang menyatakan sangat yakin sebanyak 20 responden atau sebesar 54,1%, yang
artinya responden menyatakan yakin bahwa dengan memilik sekolah di SMP Ngeri 13
Surabaya akan dapat meraih hasil belajar lebih baik.

Indikator Kemampuan Belajar Siswa


Indikator dari variabel motivasi belajar menunjukan responden memiliki mengalami
kesulitan, selalu menjawab dan selalu siap menerima materi pelajaran yang diberikan guru.

Adapun rincian penelitian responden adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Indikator Kemampuan Belajar Siswa


Item 4 3 Skor 2 1 Total

1 33 3 - 37
4
2,7% 89,2% 8,1% 0% 100%
- 9 28 - 37
5
0% 24,3% 75,7% 0% 100%
28 9 - - 37%
6
75,7% 24,3% 0% 0% 100%
Sumber: data diolah (2015)

Distribusi frekuensi pada pertanyanke-4dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan


kadang-kadang mengalami kesulitan sebanyak 33 responden atau sebesar 89,2 %, yang artinya
responden menyatakan bahwa mereka kadang-kadang mengalami kesulitan belajar, pada
pernyataan ke-5dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan kadang-kadang benar
sebanyak 28 responden atau sebesar 75,7%, yang artinya responden menyatakan bahwa mereka
kadang-kadang menjawab pertanyaan dengan benar. pada pernyataan ke-6 dapat diketahui
bahwa responden yang menyatakan selalu siap sebanyak 28 responden atau sebesar 75.7 %,
yang artinya responden menyatakan bahwa mereka selalu siap dalam menerima materi
pelajaran.

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


137

Indikator Jasmani dan Rohani Siswa


Indikator dari variabel motivasi belajar menunjukan responden memiliki selalu
menyempatkan makan pagi, mengejar ketinggalan materi dan adakah keperpaksaan dalam
mengikuti pelajaran.

Adapun rincian penelitian responden adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Indikator kondisi dan Rohani Siswa


Item Skor Total
4 3 2 1
17 5 15 - 37
7
46% 13,5% 40.5% 100%
12 9 13 3 37
8
32,4 24,3 35,1 8,2 100%
9 31 - 5 1 37
83,8% 0% 13,5% 2,7% 100%
Sumber: data diolah (2015)

Distribusi frekuensi pada pernyataan ke-7 dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan selalu sebanyak 17 responden atau sebesar 46%, yang artinya responden
menyatakan bahwa mereka selalu menyempatkan makan pagi sebagai penambah stamina agar
dalam proses belajar mengajar menjadi lancar, pada pernyataan ke-8 dapat diketahui bahwa
responden yang menyatakan kadang-kadang meminjam catatan kepada teman mengenai materi
pelajaran yang telah diberikan oleh guru, sebanyak 13 responden atau sebesar 35,1%, yang
artinya responden menyatakan bahwa mereka kadang-kadang meminjam catatan kepada teman
bila tidak masuk sekolah karena sakit, pada pernyataan ke-9 dapat diketahui bahwa responden
yang menyatakan tidak pernah sebanyak 31 responden atau sebesar 84%, yang artinya
responden menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengikuti pelajaran dengan terpaksa.

Indikator Kondisi Lingkungan Kelas


Indikator dari variabel motivasi belajar menunjukan responden memiliki merasa terganggu
dengan cuaca, kenyamanan dalam belajar, termotivasi dan kegaduan teman-teman padaa waktu
pembelajaran di kelas.

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


138

Adapun rincian penelitian responden adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Indikator Kondisi Lingkungan Kelas


Item Skor Total
4 3 2 1
11 7 17 2 37
10
29,7 18.9% 46% 5,4% 100%
8 7 18 4 92
11
21,6% 18,9% 48,7% 10,8% 100%
- 1 11 25 37
12
0% 2,7% 29,7% 67,6% 100%
23 9 2 3 37
13
62,2% 24,3% 5,4% 8,1% 100%
Sumber: data diolah (2015)
Distribusi frekuensi pada pernyataan ke-10 dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan kadang-kadang mengganggu sebanyak 17 responden atau sebesar 46%, yang
artinya responden menyatakan bahwa mereka kadang-kadang terganggu dengan cuaca yang
panas pada proses belajar di dalam kelas, pada pernyataan ke-11 dapat diketahui bahwa
responden yang menyatakan kadang-kadang nyaman sebanyak 18 responden atau sebesar
48,7%, yang artinya responden menyatakan bahwa mereka kadang-kadang nyaman kondisi
kelas yang digunakan dalam belajar, pada pernyataan ke-12 dapat diketahui bahwa responden
yang menyatakan jarang sebanyak 25 responden atau sebesar 67,6%, yang artinya responden
menyatakan bahwa mereka jarang di dalam kelas dipasang sembuyan-semboyan yang dapat
memotivasi. Sedangkan pada pernyataan ke-13 dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sering terganggu sebanyak 23 responden atau sebesar 62,2%, yang artinya
responden menyatakan bahwa mereka sering terganggu dengan kegaduan teman di dalam kelas
pada saat proses belajar.

Indikator Unsur Dinamis dalam belajar


Indikator dari variabelmotivasi belajar menunjukan responden merasa memiliki selalu
dimotivasi oleh guru, bisa mengaktualisasikan diri dan banayaknya kegiatan extrakulikuler .

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


139

Adapun rincian penelitian responden adalah sebagai berikut:

Tabel 5. Indikator Unsur dinamis dalam belajar


Item Skor Total
4 3 2 1
30 4 3 - 37
14
81,1% 10,8% 8,1% 0% 100%
28 5 4 - 37
15 75,7% 13,5% 10,8% 0% 100%

3 10 2 22 37
16
8,1% 27,0% 5,4% 59,5% 100%
Sumber: data diolah (2015)
Distribusi frekuensi pada pernyataan ke-14 dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan selalu sebanyak 30 responden atau sebesar 81,1%, yang artinya responden
menyatakan bahwa mereka selalu mendapat motivasi dari guru untuk penguatan rasa percaya
diri, pada pernyataan ke-15 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan selalu
sebanyak 28 responden atau sebesar 75,7%, yang artinya responden menyatakan bahwa
merekaselalau mendapat kesempatan dari orangtua untuk mengaktualisasikan diri dalam
belajar, pada pernyataan ke-16 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan tidak
pengaruhi sebanyak 22 responden atau sebesar 59,5%, yang artinya responden menyatakan
bahwa mereka tidak merasa terpengaruhi dengan adanya exstrakurikuler di dalam
pembelajaran.

Indikator Upaya guru membelajarkan siswa


Indikator dari variabel motivasi belajar menunjukan responden merasa memiliki sangat
jelas dengan metode, menerima tugas dari guru, selalu termotivasi disela-sela belajar dan selalu
mempergunakan kesempatan.

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


140

Adapun rincian penelitian responden adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Indikator Upaya guru membelajarkan siswa


Item Skor Total
4 3 2 1
3 15 19 - 37
17
8,1% 40,5% 51,4% 0% 100%
2 15 20 - 37
18
5,4% 40,5% 54,1% 0% 100%
19 10 8 - 37
19
51,4% 27,0% 21,6% 0% 100%
7 5 25 - 37
20
18,9% 13,5% 67,6% 0% 100%
Sumber: data diolah (2015)

Distribusi frekuensi pada pernyataan ke-17 dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan cukup jelas sebanyak 19 responden atau sebesar 51,4%, yang artinya responden
menyatakan bahwa mereka cukup jelas dengan metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru, pada pernyataan ke-18 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan kadang-
kadang sebanyak 20 responden atau sebesar 54,1%, yang artinya responden menyatakan
bahwa mereka kadang-kadang mendapat tugas rumah dari guru, pada pernyataan ke-19 dapat
diketahui bahwa responden yang menyatakan selalu memberi motivasi sebanyak 19 responden
atau sebesar 51,4%, yang artinya responden menyatakan bahwa mereka selalu mendapat
motivasi dari guru disela-sela pembelajaran.

Sedangkan pada pernyataan ke-20 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan
kadang-kadang sebanyak 25 responden atau sebesar 67.6%, yang artinya responden
menyatakan bahwa mereka kadang-kadang bertanya kepada guru pada sela-sela kesempatan.

Indikator Informasi verbal


Indikator dari variabelhasil belajar siswa menunjukan responden merasa memiliki selalu
mengemukakan pendapat dan menerina semua informasi.

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


141

Adapun rincian penelitian responden adalah sebagai berikut:

Tabel 7. Indikator Informasi verbal


Item Skor Total
4 3 2 1
8 10 19 - 37
21
21,6% 27,0% 51,,4% 0% 100%
6 25 6 - 37
22
16,2% 67,6% 16,2% 0% 100%
Sumber: data diolah (2015)
Distribusi frekuensi pada pernyataan ke-21 dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan kadang-kadang mengemukakan pendapat dengan baik sebanyak 19 responden
atau sebesar 51,4%, yang artinya responden menyatakan bahwa mereka kadang-kadang
mengemukakan pendapat dengan baik, pada pernyataan ke-22 dapat diketahui bahwa
responden yang menyatakan mampu sebanyak 25 responden atau sebesar 67,6%, yang artinya
responden menyatakan bahwa mereka mampu menerima semua informasikan dari guru.

Indikator keterampilan intelek


Indikator dari variabel hasil belajar menunjukan responden merasa memiliki selalu berpikir
jernih dan selalu membuat ide.

Adapun rincian penelitian responden adalah sebagai berikut:

Tabel 8. Indikator keterampilan intelek


Item Skor Total
4 3 2 1
8 22 7 - 37
23
21,6% 59,5% 18,9% 0% 100%
3 15 19 - 37
24
8,1% 40,5% 51,4% 0% 100%
Sumber: data diolah (2015)

Distribusi frekuensi pada pernyataan ke-23 dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan sering sebanyak 22 responden atau sebesar 59,5%, yang artinya responden
menyatakan bahwa mereka sering, pada pernyataan ke-24 dapat diketahui bahwa responden

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


142

yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 19 responden atau sebesar 51,4%, yang artinya
responden menyatakan bahwa mereka kadang-kadang mendapatkan ide setelah mendapatkan
materi baru,

Indikator strategi kognitif


Indikator dari variabel hasil belajar menunjukan responden merasa memilik kecepatan
dalam menjawab dan ingat materi pelajaran yang diberikan guru.

Adapun rincian penelitian responden adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Indikator strategi kognitif


Item Skor Total
4 3 2 1
4 14 19 - 37
25
10.8% 37,8% 51,4% 0% 100%
5 12 20 - 37
26
13,5% 32,4% 54,1% 0% 100%
Sumber: data diolah (2015)

Distribusi frekuensi pada pernyataan ke-25 dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan kadang-kadang sebanyak 19 responden atau sebesar 51,4%, yang artinya
responden menyatakan bahwa mereka kadang-kadang bisa memahami setiap materi yang telah
dipelajari, pada pernyataan ke-26 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan kadang-
kadang sebanyak 20 responden atau sebesar 54,1%, yang artinya responden menyatakan bahwa
mereka kadang-kadang ingat tentang materi yang telah diajarkan.

Indikator ketermpilan motorik


Indikator dari variabel hasil belajar menunjukan responden merasa memiliki cepat dalam
menjawab dan melaksanakan reflek. Adapun rincian penelitian responden adalah sebagai
berikut:

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


143

Tabel 10. Indikator Keterampilan motorik


Item Skor Total
4 3 2 1
1 9 27 - 37
27
2,7% 24,3% 73% 0% 100%
3 18 16 - 37
28
8,1% 48,7% 43,2% 0% 100%
Sumber: data diolah (2015)

Distribusi frekuensi pada pernyataan ke-27 dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan kadang-kadang sebanyak 27 responden atau sebesar 73%, yang artinya responden
menyatakan bahwa mereka kadang-kadang cepat dalam menjawab pertanyaan, pada pernyataan
ke-28 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan sering sebanyak 18 responden atau
sebesar 48,7%, yang artinya responden menyatakan bahwa mereka sering melakukan gerak
reflek bila dapat tugas dari guru.

Indikator Sikap
Indikator dari variabel hasil belajar menunjukan responden merasa memiliki ingin
memperbaiki dan merayakan bila mendapat nilai baik.

Adapun rincian penelitian responden adalah sebagai berikut:

Tabel 11. Indikator Sikap


Item Skor Total
4 3 2 1
36 - 1 - 37
29
97,3% 0% 2,7% 0% 100%
4 2 - 31 37
30
10,8% 5,4% 0% 83,7% 100%
Sumber: data diolah (2015)

Distribusi frekuensi pada pernyataan ke-29 dapat diketahui bahwa responden yang
menyatakan selalu sebanyak 36 responden atau sebesar 97,3%, yang artinya responden
menyatakan bahwa mereka selalu memperbaiki nilai bila mendapat nilai yang kurang, pada
pernyataan ke-30 dapat diketahui bahwa responden yang menyatakan tidak pernah sebanyak 31

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


144

responden atau sebesar 83,7%, yang artinya responden menyatakan bahwa mereka tidak pernah
merayakan bila mendapat nilai baik.

Deskripsi Data

Data yang diperolah dari hasil uji coba selanjutnya yang digunaka sebagai instrument
peneliti. Penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar
terhadap hasil belajar siswa kelas VII-I SMP Negeri 13 Surabaya. Data hasil penelitian telah
diperoleh selanjutnya akan dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji regresi.

Analisis Data

Bahwa berbagai variasi nilai dimana hasil belajar tersebut diambil dari nilai ulangan harian
siswa kelas VII-I SMP Negeri 13 Surabaya. Nilai tersebut merupakan nilai yang diberikan oleh
guru bidang studi IPS kepada siswa. Nilai tersebut sesuai dengan kemampuan siswa pada
mengikuti ulangan harian yang diberikan oleh guru.Dan nilai cukup baik.

Uji Normalitas
Asumsi normalitas dapat diketahui melalui penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal
grafik normal P-P plot of regression standardized residualmelaluli program spss versi
17.0.Karena data penyebaran disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga layak untuk dilanjutkan dalam penelitian.

Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah ada korelasi antar variabel
bebas.Asumsi multikolinearitas menyatakan bahwa variabel bebas harus terbebas dari gejala

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


145

multikolinearitas, untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai VIF
(variance influence factor).Bila nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel bebas.dengan kata lain antar variabel bebas tidak saling
berpengaruh secara sempurna. Pengujian multikolinearitas antar variabel bebas yang terdiri
dari variabel Motivasi (X), menghasilkan nilai VIF<10 dan nilai Tolerance <1. Dengan
demikian variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini seluruhnya bebas dari
multikolinearitas dan dapat dipergunakan sebagai variabel bebas. Karena nilai VIF sebesar
3,677 yang lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih kecil dari 1 yaitu 0,272 sehingga data
bebas multikolinearitas.

Uji Heterokedastisitas
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heterokedastisitas.Cara memprediksi ada
tidaknya heterokedastisitas.Berdasarkan grafik scatterplot bahwa titik- titik menyebar secara
acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas sehingga layak untuk dilanjutkan dalam
penelitian.

Autokorelasi
Berdasarkan pengujian data dengan spss diperoleh nilai durbin watson sebesar 2,324.
Karena nilai durbin watson berada pada rentang antara 1,5 sampai dengan 2,5, sehingga data
terbebas dari gejala autokorelasi sehingga layak untuk dilanjutkan dalam penelitian.

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


146

Uji Linearitas
Berdasarkan uji linearitas data dengan spss diperoleh nilai signifikasi dari deviation from
linearity antara variabel Motivasi dengan Hasil Belajar sebesar 0,466. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa antara variabel Motivasi dengan Hasil Belajar mempunyai hubungan yang
linier sehingga layak untuk dilanjutkan dalam penelitian.

Regresi Linier Berganda


Analisis regresi yang digunakan adalah regresi berganda (multiple regression). Regresi
berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara
variabel bebas yaitu Motivasi (X) terhadap variabel terikat yaitu hasil belajar siswa dengan
menggunakan program SPSS 17.0 for Windows diperoleh hasil sebagai berikut:

Persamaan regresi sebagai berikut:

Y= 21,643+0,388 X +e
Berdasarkan pada persamaan regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.) Nilai
konstanta sebesar 21,643 menunjukkan yaitu jika Motivasi (X) memiliki nilai sebesar Nol (0),
maka hasil belajar (Y) yang akan diberoleh sebesar 21.6%; 2.) Nilai koefisien regresi variabel
Motivasi (X), sebesar 0,388. artinya jika variabel Motivasi (X) mengalami peningkatan sebesar
1 satuan, maka akan menyebabkan peningkatan hasil belajar diperoleh siswa sebesar 38,8%.

Uji Hipotesis
Pengujian ini dilakukan dengan uji t (secara parsial). Menguji hipotesis yang diajukan,
dilakukan dengan menggunakan alat uji statistic SPSS versi 17.00, yaitu Uji t digunakan untuk
mengetahui pengaruh secara parsial dari masing- masing variabel Motivasi (X), terhadap hasil
belajar (Y). Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 12. Hasil Uji t


Variabel Alpha Tingkat signifikansi
Motivasi (X) 0,05 .000
Sumber : data diolah (2015)
Dari tabel diatas kesimpulannya sebagai berikut :

Nilai signifikasi pada variabel Motivasi (X) kurang dari 0,05 (alpha) yaitu 0,000. Hal ini
berarti Motivasi (X)secara parsial berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa (Y).
Sehingga hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa Diduga ada pengaruh secara parsial

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


147

Motivasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sub Ekonomi di SMP Negeri
13. dapat diterima.

Koefisien Determinasi (R2)


Selanjutnya uji R 2 digunakan untuk hubungan atau besarnya pengaruh yang ditimbulkan
oleh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Uji R2 diperoleh dari hasil analisis regresi
.Nilai koefisien determinasi (R square) sebesar 0,888% dari nilai tersebut menunjukkan bahwa
variabel Motivasi (X), mempengaruhi hasil belajar (Y) sebesar 88,8%. Sedangkan sisanya
sebesar 11,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitan ini.

Pembahasan
Motivasi Belajar
Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar menjadi salah satu faktor penyebab
keberhasilan suatu program pendidikan. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik,
berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkahlaku.


Tanpa motivasi yang besar, peserta didik akan banyak mengalami kesulitan dalam belajar,
karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar. Menurut Mc Donald (dalam
Hamalik 2003), mendefinisikan motivasi adakah perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Mengingat pentingnya motivasi terhadap peningkatan belajar siswa maka guru hendaknya
membangkitkan motivasi belajar siswa karena tanpa motivasi belajar, hasil belajar yang
dicapai akan minimum sekali. Berdasarkan hasil diskriptif dari segi cita-cita/aspirasi tampak
bahwa sebagian besar siswa kelas VII-I SMP Negeri 13 Surabaya mempunyai harapan yang
tinggi untuk dapat mewujudkan cita-citanya yaitu dapatbersekolah di SMPN 13 Surabaya dan
mampu mencapai hasil belajaryang baik.Cita-cita tersebut harus didukung dengan adanya
kemampuan siswa.Setelah siswa tersebut dapat diterima di sekolah yang sesuai dengan yang
diinginkannya maka sekolah berharap siswa-siswa tersebut dapat belajar dengan sungguh-
sungguh.

Kesungguhan belajar siswa ditunjukkan dalam usaha siswa menjaga kondisi fisik yang
mendukung dalam proses pembelajaran dengan baik, usaha tersebut antara lain dengan cara
selalu makan pagi sebelum berangkat sekolah dan selalu berusaha mengikuti ketertinggalan
pelajaran disaat tidak masuk sekolah karena sakit atau dengan meminjam catatan buku kepada

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


148

teman. Di samping itu dukungan kondisi lingkungan kelas yang nyaman yang ditandai dengan
kondisi kelas yang tertata rapi, bersih sehingga nyaman untuk belajar.Dengan motivasi juga,
siswa diharapkan rasa percaya sangat timggi sekali serta bisa mengaktualisasikan didalam
kegiatan ekstrakulikuler agar timbul rasa berani tampil dihadapan umum.Upaya guru didalam
motivasi tersebut, siswa diharapkan berani mengungkapakan pendapat atau berani memberikan
penjelasan berkenakan pertanyaan yang diberikan.

Hasil Belajar
Dalam tujuan pembelajaran atau sering juga disebut dengan tujuan pendidikan, hasil belajar
merupakan suatu hal yang paling pokok, karena berhasil tidaknya tujuan pembelajaran
tergantung dari hasil belajar siswa. Berhasilnya siswa merupakan bagian dari berhasilnya
tujuanpendidikan artinya bahwa apabila hasil belajar siswa yang bagus sudahbarang tentu
tujuan pendidikan juga berhasil dan sebaliknya apabila hasil belajar siswa kurang baik maka
tujuan pendidikan belum dapat dikatakan berhasil. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan
prestasi merupakan hasil dari prosesbelajar. Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata,
yaitu prestasi dan belajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan
prestasi adalah: Hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Menurut
Anni (2006) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah
mengalami aktivitas belajar.

Hasil belajar juga merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan
belajar. Hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukan pribadi berupa motivasi
dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan
motivasional tidak berpengaruh terdadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh siswa untuk
mencapai tujuan belajar Keller dalam Nashar (2004). Seseorang dapat dikatakan telah belajar
sesuatu apabila dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan, akan tetapi tidak semua perubahan
yang terjadi. Jadi hasil belajar merupakan pencapaian tujuan belajar dan hasil belajar sebagai
produk dari proses belajar maka didapat hasil belajar.

Di dalam informasi verbal, siswa dituntut mampu mengemukakanpendapatnya baik


didepan guru maupun teman-teman yang lain. Mampu memberikan pengetahuan, ide atau
gagasannya kepada orang lainsehingga dapat bermanfaat baik orang lain. Selain
mengemukakan pendapat juga harus mampu menerima dan mencerna semua informasi-

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


149

informasidari guru sehingga pengetahuan yang dimilikinya dapat bertambah dan berkembang
kearah positif.

Kebanyakan siswa kelas VII-ISMPN 13 Surabaya pada da sarnya cara mengugkapkan


pendapat sudah Baik dan bimbingan dari guru-guru selalu diharapkan bersangkutan agar lebih
sempurna, misalnya dengan guru memberikan garis besar terhadap permasalahan yang dibahas
sehingga konsentrasisiswa terpusat pada pokok pembahasan. Dalam hal ini terbukti bahwa
siswa selalu cepat dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan. Pada kelas VII-I SMPN 13
Surabaya, seorang guru sangat menghargai siswanya yang mau mengemukakan pendapatnya
atau bersedia menjawab pertanyaan yang telah diberikan walaupun pendapat atau jawaban itu
salah. Dengan alasan hal tersebut dilakukan oleh guru guna untuk melatih keberanian siswanya.

Ada kalanya seorang guru sambil menunggu siswanya dalam berfikir tentang jawaban dari
pertanyaannya, guru mata pelajaran memberikan gambaran-gambaran dahulu tentang jawaban
dari pertanyaan yang diberikan kepada siswa. Hal itu dilakukan guru guna memperlancar cara
berfikir siswanya agarmasuk sasaran jawaban yang dikehendaki. Disamping informasi verbal,
siswa juga dituntut untuk mampu memunculkan ide-ide setiap menghadapi suatu masalah,
dalam hal ini masuk dalam kategori keterampilan intelek. Di dalam menghadapi suatu
permasalahan tersebut, siswa-siswa selain mampu memunculkan ide juga harus disertai dengan
cara berfikir yang jernih. Siswa-siswa kelas VII-I SMPN 13 Surabaya sudah mampu
memunculkan ide-ide namundalam cara berfikir jernih masih perlu adanya perbaikan. Hal ini
disebabkan karena usia siswa yang belum dewasa sehingga cara berfikirnya pun belum
kepermasalahan yang dibahas secarasempurna dan bahkan kadang-kadang belum bisa serius.

Hanya siswa-siswa tertentu saja. Jadi dalam hal ini keberanian siswa untuk mengemukakan
pendapat belum secara menyeluruh. Keterampilan kognitif siswa yang berupa kemampuan
memahami/mendalami dan mengingat setiap materi pelajaran siswa kelas VII-I SMPN13
Surabaya sudah dapat dikatakan bisa memahami. Secara nyata, tingkat atau kemampuan
mengingat siswa kelas VII-I SMPN 13 Surabaya cukup bagus dengan dilihat saat selesai
gurumenerangkan, seorang guru menyuruh mengulangi salah satu hal materiyang telah
dibahasnya kepada salah satu siswa dan kebanyakan dari mereka mampu menjawabnya 75%
benar. Hal tersebut disebabkan siswa-siswa memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru
dengan sungguh-sungguh dan juga didukung oleh tingkat IQnya yang juga cukup.

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


150

Keterampilan kognitif siswa juga masih ada hubungannya dengan keterampilan motorik.
Dalam keterampilan motorik berkaitan dengan kecepatan cara berfikir dalam menghadapi
setiap pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pada siswa kelas VII-I SMPN 13 Surabaya tingkat
keterampilan motorik bagus, dilihat dari tingkat kecepatan cara berfikir siswa pada saat
mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru. Kecepatan cara berfikir siswa pada siswa
kelas VII-I SMPN 13 Surabaya ini juga dipengaruhi oleh kelincahan siswa pada saat berbicara
atau bergaul dengan teman. Sedangkan tingkat kualitas jawaban darisetiap pertanyaan
tergantung dari kecepatan cara berfikirnya.

Kebanyakan siswa-siswa kelas VII-I SMPN 13 Surabaya, apabila dapat menjawab


pertanyaaan dengan cepat pasti kualitas jawabannya kurang sempurna bila dibandingkan
dengan siswa yang cara berfikirnya agak lama. Hal tersebut dikarenakan oleh adanya siswa
yang berfikir lama benar-benar memikirkan dengan matang-matang atau dengan jernih tentang
permasalahan yang dibahas. Kemudian yang terakhir adalah sikap.Sikap merupakan indikator
yang tak kalah pentingnya dalam penilaian hasil belajar. Sikap yang baikmencerminkan hasil
belajar yang baik pula, karena di dalam proses belajar mengajar yang berhasil akan
mempengaruhi perubahan sikapsiswa. Seberapa besarnya hasil yang telah dicapai siswa,
sebasar itu pula perubahan sikap yang mampu dilakukannya. Sikap yang telah dimiliki
sebagian besar siswa kelas VII-ISMPN 13 Surabaya sudah bagus dengandilihat suatu keinginan
untuk selalu memperbaiki kekurangan kekurangan hasil belajar yang telah diperolehnya pada
waktu lalu

Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar


Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan motivasi
belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-ISMPN 13 Surabaya yang ditunjukkan dari uji
simultan dengan uji (F) yang diperoleh probabilitas 0,000< 0,05. Dan di buktikan dengan
adanya pengmbilan data dengan cara menyebar angket yang kemudian diolah dengan cara
parsial, sehingga pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-I SMPN 13
Surabaya sebasar 88,8% sedangkan sisanya sebesar 11,2% dipengaruhi factor-faktor lain.
Dengan adanya motivasi, maka siswa akan terdorong untuk belajar mencapai sasaran dan
tujuan karena yakin dan sadar akan kebaikan tantang kepentingan dan manfaatnya dari belajar.
Bagi siswa, motivasi itu sangat penting karena dapat menggerakkan perilaku siswa kearah yang
positif sehingga mampu menghadapi segala tuntutan, kesulitan serta mampu menanggung
resiko dalam studinya

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


151

Motivasi menggerakkan individu, mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang
dirasa paling berguna lagi kehidupan individu. Guru di SMPN Surabaya juga sering
menjelaskan kepada siswa-siswa tentang apa yang diharapkan dari mereka selama dan sesudah
proses belajar berlangsung. Seorang guru juga mengusahakan agar siswa-siswanya mengetahui
tujuan jangka pendek dan jangka panjang dari pelajaran yang sedang diikutinya dengan adanya
memberikan pengetahuan secara umum dari penerapan pelajaran tersebut. Selain itu, di kelas
VII-I SMPN 13 Surabaya guru melakukan sesuatu yang menimbulkan kekaguman kepada
siswa untuk merangsang dorongan ingin tahu misalnya dengan cara meningkatkan
keterampilan selalui produksi, distribsi dan konsumsi, disitulah guru-guru memberi pelajaran
bagaimana cara mempraktekkan kegiatan tersebut.

Guru memberikan pandangan misalkan siswa-siswa bisa mengoptimalkan kegunaan kantin


dan koperasi sebagai kegiatan ekonomi, siswa-siswa bisa menitipkan makanan atau minuman
yang mudah didapat, dari situlah siswa-siswa bisa mendapatkan keuntungan dari penjualan.
memperkenalkan contoh-contohyang khas dalam menerapkan konsep-konsep dan prinsip-
prinsip. Diharapkan siswa juga berusaha untuk mempergunakan pengetahuan atauketrampilan
atau pengalaman yang telah mereka pelajari dan bisa mempraktekkan kegiatan tersebut.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu simpulan
sebagai berikut: 1.) Bahwa motivasi belajar berpengaruh secara signifikan terhadap hasil
belajar siswa kelas VII-I SMP Negeri 13 Surabaya, terbukti dengan adanya pengambilan data
dengan cara menyebar angket yang kemudian diolah dengan cara parsial; 2.) Besarnya
pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa kelas VII-I SMPN 13 Surabaya sebesar
88,8% sedangkan sisanya sebesar 11,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Faktor-faktor
tersebut tidak diteliti oleh peneliti karena keterbatasan waktu sehingga peneliti memberikan
kesempatan kepada peneliti-peneliti lain untuk menelitinya.

Saran yang dapat diajukan yaitu Pertama, Harapan Bagi Siswa, 1.) Siswa kelas VII-I SMP
Negeri 13 Surabaya khususnya, bisa meningkatkan keterampilannya melalui kegiatan ekonomi
yaitu produksi, konsumsi dan distribusi yang telah dipelajari serta memprakteknya melalui
usaha-usaha kecil; 2.) Siswa hendaknya meningkatkan kesadaran belajar dan usahanya dalam
rangka memperoleh informasi non formal sehingga pengetahuan mereka dapat lebih bertambah
wawasannya, seperti mencari informasi lewat internet, membaca koran/ buku selain buku

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015


152

referensi; 3.) Diharapkan siswa selalu melatih dirinya untuk berani tampil dalam
mengungkapkan pendapatnya di depan umum; 4.) Disamping siswa diharap mampu tampil
didepan, juga bisa mempraktekkan kegiatan ekonomi, diantara bisa memproduksi kue,
minuman dan lainnya yang bisa manfaat dan yang dikunsumsi oleh murid lain disekolah,
khususnya di SMP Negeri 13 Surabaya.

Saran yang kedua yaitu Harapan Untuk Guru dan Orang Tua antara lain: 1.) Guru
sebaiknya memberikan motivasi terus menerus terhadap siswa didik agar didalam kegiatan
belajar mengajar, siswa tersebut tetap disiplin didalam belajar; 2.) Dengan kerjasama orang tua
dan guru, maka siswa dipacuh untuk tetap belajar; 3.) Orang tua sebaik singkron dengan
program-program yang diterapkan disekolah agar berjalan dengan lancer; 4.) Orang Tua
seyogyanya juga menyepot siswa yang ingin mempraktekkan atau mengadakan usaha kecil-
kecila untuk meningkatkan keterampilanya.

DAFTAR PUSTAKA
Anni, Chatarina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: Rineka


Cipta.

Darsono, Max. 2000. Belajar dan pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.

Depdiknas. 2002. Kamus besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

Hadi, Sutrisno. 2002. Metodologi Research.Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas


Psikologi UGM.

Hamalik, Oemar. 2003. Prosedur Belajar Mengajar. Jakarta Bumi Aksara.

Nashar, 2004.Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan Pembelajaran. Jakarta:
Delia Press.

Sardiman, A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta Grafindo Persada.

Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi Pendidikan. Malang: Rineka Cipta.

Sondang, Siagian, 2004. Teori motivasi dan Aplikasinya. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Wardiatmoko, K. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VII, Jakarta : PT Gelora Aksara
Pratama

JURNALWIDYALOKAIKIP WIDYADARMASURABAYA| Vol. 2 |No.2| Januari 2015

Anda mungkin juga menyukai