Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH PEMBERIAN HARAPAN DAN INSENTIF

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA


DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Oleh
NIA LISNIAWATI
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Universitas Galuh
nilisnia22@gmail.com

ABSTRAK
Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar kelas X
MAN Cijantung Ciamis, tampak bahwa sebagian siswa terlihat kurang semangat dalam
mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia. Ketika pembelajaran berlangsung siswa
cenderung pasif dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran. Salah satu cara yang
dapat ditempuh untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu melalui pemberian
harapan dan insentif dari guru kepada siswa. Tujuan dari penelitian yang penulis lakukan
adalah 1) Untuk mengetahui pengaruh pemberian harapan terhadap motivasi belajar siswa
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X MAN Cijantung Ciamis; 2) Untuk
mengetahui pengaruh pemberian insentif terhadap motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X MAN Cijantung Ciamis; 3) Untuk mengetahui
pengaruh pemberian harapan dan insentif terhadap motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X MAN Cijantung Ciamis. Desain penelitian
kualitatif dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dengan desain deskriptif.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dalam penelitian ini sebagai
berikut. 1) Pengaruh pemberian harapan (X1) terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia
(Y), dari perhitungan Uji t didapat nilai thitung sebesar 2,859. Dengan ttabel (5%) maka nilai
18-2 = 16, untuk nilai ttabel sebesar 2,120. Maka thitung > ttabel, jadi hipotesis diterima. Artinya
bahwa terdapat pengaruh antara pemberian harapan terhadap motivasi belajar bahasa
Indonesia. 2) Pengaruh Pemberian insentif (X2) terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia
(Y) dapat dilihat dari perhitungan Uji t didapat nilai thitung sebesar 4,676. Dengan ttabel (5%)
maka nilai 18-2 = 16, untuk nilai ttabel sebesar 2,120. Maka thitung > ttabel, jadi hipotesis
diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh antara pemberian insentif terhadap motivasi
belajar bahasa Indonesia. 3) Pengaruh Pemberian Harapan (X1) dan Pemberian insentif (X2)
terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia (Y) dapat dilihat dari Uji F didapat nilai Fhitung
sebesar 12,020. Dengan Ftabel (5%) maka nilai 18-2-1 = 15, untuk nilai Ftabel sebesar 3,68.
Maka Fhitung > Ftabel, jadi hipotesis diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh antara
variabel X1 dan X2 terhadap Y.
Kata kunci: pemberian harapan, insentif, motivasi belajar

PENDAHULUAN proses belajar mengajar. Menurut Wina (2006:


Pada masa sekarang ini, pendidikan sudah 89) belajar bukan hanya sekedar menghafal
menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat. atau mengembangkan kemampuan intelektual,
Dulu pendidikan masih merupakan kebutuhan akan tetapi mengembangkan setiap aspek, baik
tersier yang sangat sulit untuk dinikmati oleh kemampuan kognitif, sikap, emosi, kebiasaan,
masyarakat. Kondisi perekonomian dan dan lain sebagainya.
keadaan stabilitas nasional yang labil membuat Berdasarkan hasil observasi awal yang
masyarakat lebih memprioritaskan pemenuhan dilakukan dalam proses belajar-mengajar kelas
kebutuhan pokok dan mendesak seperti X MAN Cijantung Ciamis, tampak bahwa
sandang, papan dan pangan daripada sebagian siswa terlihat kurang semangat dalam
pendidikan. Pendidikan tidak terlepas dari mengikuti pembelajaran bahasa Indonesia.

36 | e - J u r n a l L I T E R A S I
Volume 1 | Nomor 1 | April 2017
PENGARUH PEMBERIAN HARAPAN DAN INSENTIF TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
NIA LISNIAWATI

Ketika pembelajaran berlangsung siswa sehingga ia tidak takut dan malu lagi untuk
cenderung pasif dan kurang antusias dalam maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal.
mengikuti pembelajaran. Guru terlihat Kata-kata harapan berupa pujian tersebut dapat
mendominasi kelas dan kegiatan belajar berupa “Kamu hebat!, Kamu pintar!, Kamu
mengajar kurang melibatkan siswa secara cerdas!, Luar biasa!”. Kata-kata ini akan
aktif. Hal tersebut menunjukkan bahwa berefek pada timbulnya rasa senang dan
motivasi belajar dalam diri siswa masih percaya diri pada diri siswa sehingga siswa
kurang. Ketika diwawancara beberapa siswa akan termotivasi untuk belajar. Bentuk dari
mengaku pernah mendapat teguran dan insentif yang bisa diberikan dapat berupa
hukuman dari guru dan juga orang tua ketika bentuk lain dari hadiah yang lebih menarik.
melakukan kesalahan atau ketika mendapat Tidak semua guru menyadari pentingnya
nilai jelek. Mereka mengaku kurang nyaman memberi motivasi siswa melalui hal sederhana
dan sedih ketika mendapat perlakuan seperti yaitu harapan dan insentif bagi siswa yang
itu. Sebagian siswa ada yang merasa terdorong berhasil menyelesaikan merupakan salah satu
untuk lebih baik lagi ketika mendapat teguran, trik membangkitkan motivasi belajar siswa.
namun ada juga siswa kurang menyadari Seiring berjalannya waktu, telah banyak
maksud dari teguran tersebut. penelitian yang mengungkapkan bagaimana
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meminimalisasi pengaruh negatif dari faktor-
meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu faktor tersebut dengan tujuan prestasi belajar
melalui pemberian harapan dan insentif dari yang diraih siswa sesuai dengan potensi
guru kepada siswa. Keterampilan dalam kemampuan siswa. Berbagai upaya juga telah
memberikan harapan dan insentif adalah dilakukan agar dapat memaksimalkan prestasi
segala bentuk respons yang merupakan bagian siswa, karena terkadang, bahkan tidak sedikit
dari modifikasi tingkah laku guru terhadap siswa yang sebenarnya memiliki potensi untuk
tingkah laku siswa, yang bertujuan untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik tetapi
memberikan informasi atau umpan balik bagi pada kenyataannya tidak seperti yang
siswa atas perbuatan atau responsnya yang diharapkan. Hal itu tentu saja menarik
diberikan sebagai suatu dorongan atau koreksi perhatian para peneliti untuk mengetahui akar
(Wina Sanjaya, 2006: 163). dari permasalahan tersebut. Banyak cara
Kenyataannya di lapangan, belum semua guru dilakukan dan disrankan agar dapat mengatasi
sadar akan pentingnya memberi harapan dan masalah tersebut. Minat, bakat, motivasi siswa
insentif kepada peserta didik. Padahal jika ditinjau agar mengetahui dimana letak
harapan dan insentif tersebut diberikan dapat kesalahan sehingga perkembangan
menambah motivasi belajar siswa karena kemampuan siswa tidak maksimal. Hal yang
siswa merasa usahanya dihargai dengan baik. cukup menarik perhatian adalah motivasi
Pemberian harapan dan insentif secara belajar siswa. Banyak penelitian yang
psikologis akan berpengaruh terhadap tingkah menyatakan bahwa siswa dengan motivasi
laku seseorang yang menerimanya. Demikian tinggi akan memperoleh prestasi belajar yang
juga dengan hukuman yang diberikan tinggi pula. Salah satu yang kita kedepankan
seseorang karena telah mencuri, mencontek, adalah pemberian hadiah dalam upaya untuk
menipu, dan lain-lain, yang pada dasarnya juga meningkatkan motivasi siswa yang selanjutnya
akan berpengaruh pada tingkah laku orang ditujukan untuk mendapatkan prestasi belajar
yang menerima hukuman. Siswa belajar yang sesuai dengan potensi siswa.
membutuhkan motivasi. Tujuan motivasi
belajar adalah untuk menggerakkan agar siswa Pemberian Harapan
mau belajar untuk mencapai tujuan yang Snyder (2000) menyatakan “harapan adalah
diinginkan yaitu prestasi belajar yang baik, keseluruhan dari kemampuan yang dimiliki
maka menciptakan motivasi belajar siswa individu untuk menghasilkan jalur mencapai
menjadi hal yang penting dikelola oleh guru. tujuan yang diinginkan, bersamaan dengan
Sebagai contoh, guru memberikan harapan dan motivasi yang dimiliki untuk menggunakan
insentif pada siswa yang berani maju untuk jalur-jalur tersebut”. Harapan didasarkan pada
menjawab pertanyaan dari guru berupa nilai harapan positif dalam pencapaian tujuan.
yang plus dan hadiah baik dalam bentuk pujian Snyder, Irving, & Anderson (dalam Snyder,
maupun dalam bentuk benda-benda menarik. 2000) menyatakan “harapan adalah keadaan
Dengan harapan dan insentif yang diberikan termotivasi yang positif didasarkan pada
oleh guru, siswa akan merasa percaya diri hubungan interaktif antara agency (energi
37 | e - J u r n a l L I T E R A S I
Volume 1 | Nomor 1 | April 2017
PENGARUH PEMBERIAN HARAPAN DAN INSENTIF TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
NIA LISNIAWATI

yang mengarah pada tujuan) dan pathway melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka,
(rencana untuk mencapai tujuan)”. Snyder, maka akan berusaha untuk meniadakan atau
Harris, dkk (dalam Snyder, 2000) menjelaskan mengelakkan perasaan tidak suka itu. Motivasi
“harapan sebagai sekumpulan kognitif yang dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi
didasarkan pada hubungan timbal-balik antara motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.
agency (penentu perilaku yang berorientasi Sedangkan Prayitno (1989: 30) menyatakan
tujuan) dan pathway (rencana untuk mencapai bahwa “motivasi diartikan sebagai jantungnya
tujuan)”. proses belajar bukan saja menggerakkan
tingkah laku, tetapi juga mengarahkan dan
Definisi Pemberian Insentif memperkuat tingkah laku”. Siswa yang
Menurut Hariandja (2002:265), “Insentif termotivasi dalam belajar, menunjukkan minat,
merupakan salah satu jenis pengahargaan yang kegairahan dan ketekunan yang tinggi dalam
dikaitkan dengan prestasi belajar. Semakin belajar, tanpa tergantung banyak kepada guru.
tinggi prestasi belajar semakin besar pula Alasan timbulnya motivasi Burton yang
insentif yang diterima”. dikutip oleh Pasaribu dan Simanjuntak (1983:
Menurut Jensen dan Meckling dalam 53) “membagi motivasi menjadi dua yaitu a)
Hariandja (2002 : 264), “Insentif digunakan motivasi intrinsik, b) motivasi ekstrinsik.
untuk mendorong siswa dalam memperbaiki Untuk lebih jelasnya sebagai berikut. a)
kualitas dan kuantitas hasil belajarnya”. motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang timbul
Pemberian insentif tersebut bermanfaat bagi dari dalam individu untuk berbuat sesuatu, b)
siswa. Jika insentif yang diterima tidak motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang
dikaitkan dengan prestasi belajar, tetapi timbulnya dari luar individu”.
bersifat pribadi, maka mereka akan merasa Pengertian di atas dapat dijelaskan bahwa
adanya ketidakadilan yang dapat motivasi diartikan sebagai jantungnya proses
mengakibatkan ketidakpuasan yang pada belajar bukan saja menggerakkan tingkah laku,
gilirannya dapat mempengaruhi perilaku, tetapi juga mengarahkan dan memperkuat
misalnya ketidakhadiran dan penurunan tingkah laku. Siswa yang termotivasi dalam
prestasi belajar. belajar, menunjukkan minat, kegairahan dan
Berdasarkan pendapat di atas dapat ketekunan yang tinggi dalam belajar, tanpa
disimpulkan bahwa pemberian insentif tergantung banyak kepada guru.
merupakan segala bentuk respon yang
merupakan modifikasi tingkah laku guru METODE
terhadap siswa melalui insentif setelah siswa Permasalahan dalam penelitian dapat
mengalami keberhasilan sehingga mendorong terpecahkan apabila digunakan suatu metode
siswa agar melakukan usaha lebih lanjut guna atau cara yang tepat. “Metode merupakan
mencapai tujuan pembelajaran yang lebih suatu alat utama untuk mencapai tujuan
baik. penelitian” (Engkoswara, 1995:66). “Metode
merupakan suatu alat atau pedoman untuk
Motivasi mencari data” (Arikunto 1991:150).
Motivasi adalah salah satu persyaratan yang Penggunaan metode deskriptif sejalan dengan
amat penting dalam belajar. Motivasi berasal pernyataan Surakhmad (1990:40) yang
dari bahasa Latin yaitu ”motivum” yang mengemukakan ciri-ciri dari penggunaan
artinya menunjuk pada alasan tertentu metode deskriptif, sebagai berikut.
mengapa sesuatu bergerak. Menurut Sardiman Metode deskriptif memiliki ciri-ciri, yaitu: (1)
(1996: 73-75) “Motif adalah daya upaya yang merumuskan diri pada masalah-masalah yang
mendorong seseorang untuk melakukan ada pada masa sekarang, pada masalah-
sesuatu”. Motif dapat diartikan sebagai suatu masalah yang aktual; (2) data yang
kondisi intern (kesiapsiagaan). Motif juga dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan
dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dan kemudian dianalisis. Karena itu, metode
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan ini sering disebut metode analisis.
sesuatu demi mencapai tujuan. Berasal dari Maksud penggunaan metode ini adalah untuk
kata “motif”, maka motivasi dapat diartikan memecahkan masalah yang aktual dengan
sebagai daya penggerak yang telah aktif. Jadi, jalan mengumpulkan, menyusun, mangkaji,
motivasi dapat diartikan sebagai serangkaian mengklarifikasi, dan menginterpretasikan data
usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi yang ditemukan dalam penelitian.
tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin
38 | e - J u r n a l L I T E R A S I
Volume 1 | Nomor 1 | April 2017
PENGARUH PEMBERIAN HARAPAN DAN INSENTIF TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
NIA LISNIAWATI

Desain Penelitian berprestasinya agar tujuan pembelajaran cepat


Desain penelitian kualitatif dalam penelitian tercapai.
ini digunakan metode kualitatif dengan desain Namun perlu dipahami bahwa kemampuan
deskriptif, yaitu penelitian yang memberi siswa dalam mengajar harus sesuai atau tepat
gambaran secara cermat mengenai individu dengan kondisi atau keadaan pada saat
atau kelompok tertentu tentang keadaan dan menyampaikan materi pelajaran. Jadi pada saat
gejala yang terjadi (Koentjaraningrat, kondisi yang berbeda seorang guru harus
1993:89). mempunyai kemampuan memberian harapan
terhadap siswa yang berbeda, oleh sebab itu
HASIL DAN PEMBAHASAN seorang guru harus mengenal, dan
Hasil mempelajari karakter atau kepribadian siswa
a. Deskripsi Pemberian Harapan pada sehingga guru dapat mengetahui keadaan
Siswa Kelas X MAN Cijantung siswa.
Ciamis Menurut Slameto (2010:176) bahwa, “Guru
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa harus memelihara harapan-harapan siswa yang
pemberian harapan pada siswa berada pada realistik dan memodifikasikan harapan-
kategori baik yaitu sebesar 71,60%, artinya harapan yang kurang atau tidak realistis”. Hal
pemberian harapan pada siswa sudah seperti ini memiliki makna bahwa pengajar perlu
yang diharapkan meskipun masih ada memiliki pengetahuan yang cukup mengenai
beberapa yang perlu diperbaiki. Perlu adanya keberhasilan atau kegagalan akademis siswa
pemberian harapan yang lebih intensif yang pada masa lalu. Indikator penilaian pemberian
dilakukan oleh guru agar pembelajaran harapan pada siswa menurut Uno (2013: 23)
berjalan lebih efektif guna mencapai tujuan bahwa, “Penilaian harapan realistik bagi siswa
pembelajaran. terdiri dari : 1) hasrat keinginan berhasil, 2)
harapan akan dorongan dan kebutuhan dalam
b. Pemberian Insentif belajar, 3) harapan dan cita-cita masa depan”.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Dengan demikian pengajar dapat membedakan
pemberian insentif pada siswa berada pada antara harapan realistik, pesimistis, atau terlalu
kategori baik yaitu sebesar 60,08%, artinya optimis. Bila siswa telah banyak mengalami
pemberian insentif memiliki dampak yang kegagalan, maka guru harus memberikan
baik bagi siswa dalam pembelajaran bahasa sebanyak mungkin keberhasilan pada siswa.
Indonesia. Indikator penilaian pemberian harapan
tersebut, dapat mempengaruhi motivasi belajar
c. Motivasi siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa Pemberian harapan yang dilakukan oleh guru
motivasi belajar bahasa Indonesia pada siswa dalam proses pembelajaran meunjukkan
berada pada kategori baik yaitu sebesar respon yang positif dari siswa. Hal ini terbukti
68,05%, artinya motivasi belajar siswa dari perolehan skor sebesar 645 atau 71,60%
merupakan hal yang amat penting bagi yang berada pada kategori baik. Dengan
pencapaian prestasi belajar siswa. Dalam hal demikian pemberian harapan yang dilakukan
ini, tentu saja menjadi tugas dan kewajiban oleh guru dalam pembelajaran bahasa
guru untuk senantiasa dapat memelihara dan Indonesia adalah baik, artinya pemberian
meningkatkan motivasi belajar siswanya. harapan dalam mengajar bahasa Indonesia
menurut siswa sudah dapat dikatakan baik,
2. Pembahasan meskipun pelaksanaannya masih harus lebih
a. Pemberian Harapan pada Siswa Kelas ditingkatkan lagi.
X MAN Cijantung Ciamis
Di dalam proses belajar mengajar, guru harus b. Pemberian Insentif pada Siswa Kelas
memiliki strategi agar siswa dapat belajar X MAN Cijantung Ciamis
secara efektif dan efisien, dan dapat mencapai Dalam motivasi belajar ada istilah yang
suatu tujuan yang diharapkan. Salah satu digunakan seorang guru dalam memberikan
strategi yang harus dimiliki oleh guru adalah insentif sebagai syarat untuk meningkatkan
kemampuan memberikan harapan kepada motivasi belajar, umumnya seorang siswa
siswa dalam pembelajaran. Setiap siswa ingin mengetahui hasil pekerjaanya yakni
memiliki kemampuan yang berbeda sehingga angka yang diberikan guru. Dengan adanya
ada yang perlu dibangkitkan keinginan untuk angka maka murid yang mendapatkan angka
39 | e - J u r n a l L I T E R A S I
Volume 1 | Nomor 1 | April 2017
PENGARUH PEMBERIAN HARAPAN DAN INSENTIF TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
NIA LISNIAWATI

baik akan mendorong motivasi belajarnya


menjadi lebih besar begitu juga sebaliknya Berdasarkan indikator penilaian pemberian
murid yang mendapatkan angka kurang, insentif dalam pembelajaran bahasa Indonesia
mungkin menimbulkan frustasi dan yang dilakukan oleh guru, hal ini dinilai
menjadikan pendorong agar belajar lebih baik. merupakan hal yang positif guna menunjang
Angka sebagai simbol kegiatan belajar, artinya ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah
angka yang dimaksud berupa bonus ditentukan. Hal ini terbukti dari perolehan skor
nilai/tambahan nilai bagi siswa yang penilaian pemberian insentif sebesar 649 atau
mengerjakan tugas dengan baik. Salah satu 60,08% yang berada pada kategori baik.
contohnya adalah pada saat siswa mengerjakan Dengan demikian pemberian insentif yang
tugas dengan baik, guru memberikan bonus dilakukan oleh guru dalam pembelajaran
nilai kepada siswa tersebut. Secara tidak bahasa Indonesia adalah baik, artinya
langsung hal tersebut dapat memotivasi siswa pemberian insentif dalam mengajar bahasa
yang lain untuk mengerjakan tugas juga, Indonesia menurut siswa sudah dapat
supaya mendapat bonus nilai. Selain sebagai dikatakan baik, meskipun pelaksanaannya
motivasi berprestasi bonus nilai secara tidak masih harus lebih ditingkatkan lagi.
langsung juga dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa. c. Motivasi Belajar pada Siswa Kelas X
Menurut Hamalik (2000:184) memberikan MAN Cijantung Ciamis
insentif dalam pembelajaran terhadap siswa Dalam pelaksanaan pendidikan, tiap anak
berdasarkan teori kebutuhan adalah sebagai memiliki motivasi (dorongan/alasan) untuk
berikut: melaksanakan kegiatan. Dalam pendidikan,
1. Pemberian penghargaan atau ganjaran, motivasi yang kuat memudahkan pencapaian
pemberian penghargaan dapat membangkitkan tujuan, karena motivasi yang kuat ini
minat anak untuk mempelajari atau melahirkan usaha aktivitas dan minat yang
mengerjakan sesuatu. benar dalam mencapai tujuan itu. Motivasi
2. Pemberian angka atau grade, bila pemberian adalah dorongan yang sangat menentukan
angka atau grade didasarkan atas perbandingan tingkah laku dan perbuatan manusia. Ia
interpersonal dalam prestasi akademis, hal ini menjadi kunci utama dalam menafsirkan dan
akan menimbulkan dua hal: anak yang melahirkan perbuatan manusia.
mendapat angka baik dan anak yang mendapat Indikator penilaian motivasi belajar siswa
angka jelek. Pada anak yang mendapat angka dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat
jelek mungkin akan berkembang rasa rendah meningkat dengan adanya kemampuan guru
diri dan tak ada semangat terhadap pekerjaan- untuk memotivasi siswa tersebut. Hal ini
pekerjaan sekolah. terbukti dari perolehan skor penilaian motivasi
3. Keberhasilan dan tingkat aspirasi, menunjuk belajar bahasa Indonesia sebesar 490 atau
kepada pekerjaan yang diharapkan pada masa 68,05% yang berada pada kategori baik.
depan berdasarkan keberhasilan atau Dengan demikian motivasi belajar siswa
kegagalan dalam tugas-tugas yang dalam pembelajaran bahasa Indonesia sudah
mendahuluinya. baik, artinya motivasi siswa dapat meningkat
4. Pemberian pujian, perlu diingat bahwa efek setelah pemberian harapan dan insentif dalam
pujian itu bergantung pada siapa yang pembelajaran bahasa Indonesia. Meski
memberi pujian dan siapa yang menerima demikian, motivasi siswa harus selalu
pujian itu. Para siswa yang sangat ditingkatkan agar tujuan pembelajaran dalam
membutuhkan keselamatan dan harga diri, setiap kegiatan belajar mengajar tercapai
mengalami kecemasan, dan merasa bergantung secara optimal.
pada orang lain akan responsif terhadap
pujian. Pujian dapat ditunjukkan baik secara d. Pengaruh Pemberian Harapan dan
verbal maupun secara non verbal. Insentif terhadap Motivasi Belajar
5. Kompetisi dan kooperasi, persaingan Bahasa Indonesia pada Siwa Kelas X
merupakan insentif pada kondisi-kondisi MAN Cijantung Ciamis
tertentu tetapi dapat merusak pada kondisi Untuk mengetahui Pengaruh Pemberian
yang lain. Dalam kompetisi harus terdapat Harapan dan Insentif terhadap Motivasi
kesepakatan yang sama untuk menang. Belajar Bahasa Indonesia pada Siwa Kelas X
Kompetisi harus mengandung suatu tingkat MAN Cijantung Ciamis, maka diperlukan
kesamaan dalam sifat-sifat para peserta. analisis data secara statistik. Sebelum
40 | e - J u r n a l L I T E R A S I
Volume 1 | Nomor 1 | April 2017
PENGARUH PEMBERIAN HARAPAN DAN INSENTIF TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
NIA LISNIAWATI

menentukan jenis statistik yang akan thitung sebesar 4,676. Dengan ttabel (5%)
digunakan untuk menghitung data ketiga maka nilai 18-2 = 16, untuk nilai ttabel sebesar
variabel, terlebih dahulu akan dilakukan 2,120. Maka thitung > ttabel, jadi hipotesis
pengujian persamaan Regresi dan pengujian diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh
Linieritas data. Jika sederajat data memiliki antara pemberian insentif terhadap motivasi
persamaan regresinya positif dan datanya belajar bahasa Indonesia.
linier, maka perhitungannya menggunakan 3. Pengaruh Pemberian Harapan (X1) dan
statistik parametik. Sebaliknya, jika sederajat Pemberian insentif (X2) terhadap motivasi
data memiliki persamaan regresinya negatif belajar bahasa Indonesia (Y) dapat dilihat dari
dan datanya tidak linier, maka perhitungannya Uji F didapat nilai Fhitung sebesar 12,020.
menggunakan statistik nonparametik. Dengan Ftabel (5%) maka nilai 18-2-1 = 15,
Pengaruh pemberian harapan (X1) terhadap untuk nilai Ftabel sebesar 3,68. Maka Fhitung
motivasi belajar bahasa Indonesia (Y) dapat > Ftabel, jadi hipotesis diterima. Artinya
dilihat perhitungan Uji t didapat nilai thitung bahwa terdapat pengaruh antara variabel X1
sebesar 2,859. Dengan ttabel (5%) maka nilai dan X2 terhadap Y.
18-2 = 16, untuk nilai ttabel sebesar 2,120.
Maka thitung > ttabel, jadi hipotesis diterima. DAFTAR PUSTAKA
Artinya bahwa terdapat pengaruh antara Arikunto, Suharsimi. (2006). prosedur
pemberian harapan terhadap motivasi belajar Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
bahasa Indonesia. Jakarta : Asdi Mahasatya
Pengaruh Pemberian insentif (X2) terhadap Engkoswara. 1995. Implikasi Sistem
motivasi belajar bahasa Indonesia (Y) dapat Pendidikan. Jakarta : Intermedia
dilihat dari perhitungan Uji t didapat nilai Hamalik, Oemar.2010. Kurikulum dan
thitung sebesar 4,676. Dengan ttabel (5%) Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara
maka nilai 18-2 = 16, untuk nilai ttabel sebesar Hariandja, Marihot T.E, 2002. Manajemen
2,120. Maka thitung > ttabel, jadi hipotesis Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.
diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh Muhibin, Syah. 2004. Psikologi Pendidikan
antara pemberian insentif terhadap motivasi dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT
belajar bahasa Indonesia. Remaja Rosdakarya.
Pengaruh Pemberian harapan (X1) dan Muhibin. 2001. Psikologi Pendidikan dengan
Pemberian insentif (X2) terhadap motivasi Pendekatan Baru. Bandung: Remaja
belajar bahasa Indonesia (Y) dari hasil Rosdakarya
perhitungan uji F didapat nilai Fhitung Munandar, Utami. 2002. Mengembangkan
sebesar 12,020. Dengan Ftabel (5%) maka bakat dan kreatifitas anak sekolah. Jakarta
nilai 18-2-1 = 15, untuk nilai Ftabel sebesar : Gramedia
3,68. Maka Fhitung > Ftabel, jadi hipotesis Pasaribu dan Simanjuntak. 1983. Pendidikan
diterima. Artinya bahwa terdapat pengaruh Nasional. Bandung : Tarsito
antara variabel X1 dan X2 terhadap Y. Prayitno dan Erman Amti, 1996. Dasar-Dasar
Bimbingan dan Konseling : Rineka Cipta.
SIMPULAN Jakarta.
Simpulan penelitian ini bertitik tolak dari hasil Sardiman. 1996. Interaksi dan Motivasi
penelitian yang telah penulis lakukan. Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rajawali
Simpulan tersebut terlihat pada butir-butir Slameto. 2010. Belajar dan Faktor yang
berikut ini. mempengaruhinya. . Jakarta : Rineka
1. Pengaruh pemberian harapan (X1) terhadap Cipta
motivasi belajar bahasa Indonesia (Y), dari Snyder. 2000. Pembelajaran Menarik Aktif
perhitungan Uji t didapat nilai thitung sebesar dan Kreatif. Jakarta: PT. Grafindo
2,859. Dengan ttabel (5%) maka nilai 18-2 = Perkasa
16, untuk nilai ttabel sebesar 2,120. Maka Sugiyono, DR. 2001. Metode Penelitian
thitung > ttabel, jadi hipotesis diterima. Administrasi. Bandung : Alfabeta.
Artinya bahwa terdapat pengaruh antara Sutrisno, Hadi. Metodologi Research.
pemberian harapan terhadap motivasi belajar Yogyakarta : Rineka Cipta.
bahasa Indonesia. Uno. 2013. Teori Motivasi dan
2. Pengaruh Pemberian insentif (X2) terhadap Pengukurannya. Jakarta : Bumi Aksara
motivasi belajar bahasa Indonesia (Y) dapat
dilihat dari perhitungan Uji t didapat nilai
41 | e - J u r n a l L I T E R A S I
Volume 1 | Nomor 1 | April 2017
PENGARUH PEMBERIAN HARAPAN DAN INSENTIF TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
NIA LISNIAWATI

Usman, Moh Uzer. 2000. Menjadi Guru


Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Wina, Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group

42 | e - J u r n a l L I T E R A S I
Volume 1 | Nomor 1 | April 2017

Anda mungkin juga menyukai