Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.

2, Tahun 2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci Kewa
1 - 13

MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA

STUDENT LEARNING MOTIVATION

Oleh:
Anastasia Sri Mendari
Universitas Katolik Musi Charitas
puket1stie@yahoo.com

Suramaya Suci Kewal


Universitas Katolik Musi
Charitas
suramayasuci@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis mengenai motivasi belajar mahasiswa,
dengan menggunakan alat ukur yang diadopsi dari MSLQ. MSLQ merupakan kuesioner yang
digunakan untuk mengukur motivasi belajar mahasiswa, mengetahui pengaruh motivasi belajar
terhadap prestasi akademik mahasiswa, serta melihat perbedaan motivasi belajar mahasiswa
berdasarkan program studi dan gender. Responden penelitian ini adalah mahasiswa STIE Musi yang
aktif dari program studi manajemen dan program studi akutansi dari semua angkatan. Teknik
pengambilan sampel menggunakan sampling accidental. Hasil penelitian menunjukkan motivasi
belajar mahasiswa STIE Musi tergolong sedang, dengan nilai rata-rata 3,21. Hasil pengujian regresi
terdapat pengaruh antara motivasi belajar terhadap prestasi akademik mahasiswa, sedangkan dari hasil
uji beda tidak terdapat perbedaan motivasi belajar berdasarkan program studi, dan tidak ada
perbedaan motivasi belajar berdasarkan gender.
Kata kunci : motivasi, motivasi belajar mahasiswa.

Abstract

This study aims to identify and analyze the motivation of student learning, by using a measuring
instrument adopted from MSLQ. MSLQ is a questionnaire used to measure student learning
motivation, learning motivation determine the effect on students' academic achievement, and see the
difference in student learning motivation and gender-based courses. The respondents of this study is
STIE Musi active student of management courses and courses accounting of all forces. The sampling
technique uses accidental sampling. The results showed the students' learning motivation STIE Musi
was moderate, with an average value of 3.21. Results of regression testing there is influence between
motivation toward academic achievement of students, while the results of different test there is no
difference learning motivation based courses, and there is no difference in motivation to learn by
gender.
Keyword: motivation, student learning motivation.

PENDAHULUAN
Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan datang dari pribadi siswa (mahasiswa)
untuk dapat memenuhi kualitas belajar yang sendiri, usaha guru (dosen) dalam
baik dan sama pentingnya yaitu : menyediakan dan menciptakan kondisi
mahasiswa, dosen, dan lingkungan. Menurut pengajaran, dan variabel lingkungan
Sudjana (dalam Siswoyo dkk, 2012), terutama sarana dan iklim yang memadai
keberhasilan proses pengajaran banyak untuk tumbuhnya proses pengajaran.
dipengaruhi oleh variabel-variabel yang Keterpaduan dari tiga variabel tersebut
1
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun
2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci
merupakan kunci keberhasilan pengajaran Belajar adalah modifikasi atau
ditinjau dari sudut proses. memperteguh kelakuan melalui pengalaman
Dosen seringkali menghadapi persoalan (learning is defined as the modification or
dalam membangkitkan motivasi belajar strengthening of behavior through
mahasiswa dalam proses pembelajaran di experiencing), definisi ini menunjukkan
perguruan tinggi. Dosen seringkali bahwa belajar merupakan suatu proses, suatu
berasumsi bahwa motivasi belajar kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan
mahasiswa merupakan masalah mahasiswa (Hamalik, 2001 :27). Belajar bukan hanya
itu sendiri, dan mahasiswa yang bertanggung mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu
jawab untuk mengusahakan agar mempunyai yakni mengalami. Cronbach memberikan
motivasi yang tinggi. Namun sebenarnya definisi ”learning is shown by a change in
dosen dapat berusaha untuk menerapkan behavior as a result of experience”
prinsip-prinsip motivasi dalam proses dan (Sardiman, 2001:20).
cara mengajar, untuk merangsang, Dalam proses pengajaran, unsur proses
meningkatkan, dan memelihara motivasi belajar memegang peranan yang penting.
mahasiswa dalam belajar (Irawan, Suciati, Belajar merupakan salah satu faktor yang
dan Wardani, 1997 dalam Siswoyo, 2012). mempengaruhi dan berperan penting dalam
Peran para dosen dalam mengajar pembentukan pribadi dan perilaku individu.
menjadi salah satu faktor penting dalam Pembelajaran adalah setiap perubahan
menumbuhkan dan meningkatkan motivasi perilaku yang bersifat permanen, terjadi
belajar para mahasiswa yang pada akhirnya sebagai hasil dari pengalaman (Robbins,
dapat meningkatkan kualitas belajar 2007:69). Motivasi sangat diperlukan di
mahasiswa. Apabila mahasiswa mempunyai dalam belajar (motivation is an essential
motivasi belajar yang tinggi, mereka akan condition of learning), hasil belajar akan
terdorong dan berusaha untuk meningkatkan optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat
kemampuannya dalam meningkatkan motivasi yang diberikan, akan makin
prestasi belajar. Lebih lanjut, menurut berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi
Irawan, Suciati, dan Wardani (dalam akan senantiasa menentukan intensitas usaha
Siswoyo, 2012) beberapa penelitian tentang belajar bagi para siswa (Sardiman, 2001:82).
prestasi belajar mahasiswa menunjukkan Motivasi belajar adalah proses internal
motivasi sebagai faktor yang banyak yang mengaktifkan, memandu dan
berpengaruh terhadap proses dan hasil mempertahankan perilaku dari waktu ke
belajar mahasiswa. Untuk dapat waktu. Individu termotivasi karena berbagai
mewujudkan keberhasilan dalam belajar, alasan yang berbeda, dengan intensitas yang
tentunya para mahasiswa harus memiliki berbeda. Sebagai misal, seorang mahasiswa
motivasi belajar yang tinggi. Tingginya dapat tinggi motivasi belajarnya untuk
motivasi belajar para mahasiswa akan dapat menghadapi ujian akhir semester dengan
meningkatkan kualitas belajar mahasiswa tujuan mendapatkan nilai tinggi (motivasi
tersebut, dan dengan kualitas belajar yang ekstrinsik) dan tinggi motivasi belajarnya
baik dapat meningkatkan prestasi akademik menghadapi ujian mata kuliah tertentu
mahasiswa. karena tertarik dengan mata kuliah tersebut

2
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun
2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci
(motivasi intrinsik). Motivasi belajar diri individu dalam kemampuannya untuk
bergantung pada teori yang menjelaskannya, berhasil dalam suatu tugas (Robbins,
dapat merupakan suatu konsekuensi dari 2007 : 241).
penguatan (reinforcement), suatu ukuran Self efficacy merupakan komponen
kebutuhan manusia, suatu hasil dari disonan pribadi atau keyakinan diri mengenai
atau ketidakcocokan, suatu atribusi dari kemampuan individu dalam belajar
keberhasilan atau kegagalan, atau suatu dengan memperlihatkan kemampuan
harapan dari peluang keberhasilan. Motivasi dalam suatu tingkat tertentu. Self efficacy
belajar dapat ditingkatkan dengan penekanan merupakan komponen yang dimiliki
tujuan-tujuan belajar dan pemberdayaan individu dalam memilih aktivitas
atribusi. Motivasi belajar dapat meningkat belajarnya yang berkaitan dengan
apabila dosen membangkitkan minat keyakinan terhadap kemampuan untuk
mahasiswa, memelihara rasa ingin tahu melakukan tugas dan tanggung jawab
mereka, menggunakan berbagai macam terhadap hasil pelaksanaan tugas.
strategi pengajaran, menyatakan harapan Motivasi tinggi akan ditandai dengan rasa
dengan jelas, dan memberikan umpan balik percaya diri yang tinggi, sehingga ada
(feed back) dengan sering dan segera. perasaan mampu untuk melakukan.
Motivasi belajar dapat meningkat pada diri Ketika seseorang yakin bahwa dia
mahasiswa apabila dosen memberikan mampu melakukan sesuatu maka akan
ganjaran yang memiliki kontingen, spesifik, meningkatkan usaha untuk melakukan
dan dapat dipercaya. sesuatu. Kepercayaan diri dibangun dari
Komponen–komponen motivasi belajar dalam individu maupun dari keyakinan
dalam penelitian ini diadopsi dari MSLQ dengan membandingkan orang lain
(The Motivated Strategies for Learning (teman sekelas/seangkatan).
Questionnaire) yang dikembangkan oleh Self efficacy (zkan : 2003) adalah ukuran
Printich dan Groot (1990). MSLQ sejauh mana individu (mahasiswa)
merupakan instrumen untuk menilai merasakan kemampuannya dalam
motivasi belajar mahasiswa dan bagaimana penguasaan tugas. Komponen ini
cara mereka menggunakan strategi belajar mencakup penilaian kemampuan dalam
yang beragam dalam menghadapi menyelesaikan tugas dan keyakinan akan
perkuliahan. Dalam penelitian ini hanya ketrampilan untuk melaksanakan tugas.
menilai motivasi belajar mahasiswa tanpa Pada komponen ini individu (mahasiswa)
mengkaitkannya dengan srtategi belajar. menjawab pertanyaan :”Dapatkah saya
Ada 3 komponen dalam motivasi belajar melaksanakan tugas ini?”
(Pintrich dan Groot dalam Darmawati: 2009) b. Komponen Nilai Intrinsik (Intrinsic
yaitu : Value)
a. Komponen Efektivitas diri (Self Efficacy) Dorongan untuk melakukan sesuatu
Self efficacy merujuk pada keyakinan memerlukan dorongan intrinsik, yang
individu bahwa ia mampu mengerjakan berasal dari dalam individu. Dorongan ini
suatu tugas. Semakin tinggi self efficacy berupa perasaan senang dengan materi
maka akan semakin tinggi rasa percaya perkuliahan, suasana kelas yang

3
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun
2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci
menyenangkan, maupun tugas-tugas disebabkan proses pertumbuhan, tetapi
menantang yang diberikan dosen, adanya situasi belajar. Perwujudan bentuk
sehingga dapat meningkatkan hasil proses belajar tersebut dapat berupa
kemampuan.(Darmawati : 2009) pemecahan lisan maupun tulisan, dan
Nilai-nilai intrinsik adalah keyakinan keterampilan serta pemecahan masalah
terhadap manfaat atau pentingnya suatu langsung dapat diukur atau dinilai dengan
tugas yang dihadapi dalam belajar dan menggunakan tes yang terstandar (Sobur,
keyakinan akan pentingnya tugas serta 2006 dalam Sahputra, 2009). Prestasi
ketertarikan terhadap tugas. Dalam akademik adalah istilah untuk menunjukkan
Intrinsic Value individu (mahasiswa) suatu pencapaian tingkat keberhasilan
menjawab pertanyaan : “Mengapa saya tentang suatu tujuan, karena suatu usaha
melakukan tugas ini?” (Özkan : 2003) belajar telah dilakukan oleh seseorang secara
Intrinsic value merupakan komponen optimal (Setiawan, 2006 dalam Sahputra,
nilai seperti tujuan mahasiswa dan 2009).
keyakinannya tentang pentingnya dan Menurut Purwanto (2004) faktor-faktor yang
ketertarikan atas sesuatu (Printich dan mempengaruhi hasil belajar adalah :
Groot dalam Maharani :2009). a. Faktor dalam, yaitu fisiologis seperti
c. Komponen Kecemasan akan Tes ( Test kondisi fisika dan panca indra serta
Anxiety) psikologis yang menyangkut minat,
Komponen ketiga adalah tingkat tingkat kecerdasan, bakat, motivasi, dan
kecemasan dari seorang individu. kemampuan kognitif
Komponen ini merupakan komponen b. Faktor luar yaitu kurikulum, guru, sarana
afektif seperti reaksi dan emosional dan fasilitas serta manajemen yang
mahasiswa dalam hal ini berupa berlaku di sekolah (tempat belajar) yang
kegelisahan mahasiswa atas ujian maupun bersangkutan.
tugas-tugas. Dalam test anxiety Hasil belajar akan menjadi optimal jika
mahasiswa menjawab pertanyaan : ada motivasi. Makin tepat motivasi yang
“Bagaimana perasaan saya tentang tugas diberikan, akan makin berhasil pula
ini?” (Özkan : 2009) pelajaran. Sardiman A. M. dalam bukunya
Komponen ini dapat mempengaruhi yang berjudul “Interaksi dan Motivasi
keinginan atau dorongan seseorang Belajar Mengajar” menuliskan bahwa
melakukan sesuatu. Kecemasan yang “Motivation is an essential condition of
dimaksud adalah perasaan cemas atau learning”. Motivasi dapat berfungsi sebagai
takut terhadap hasil belajar atau prestasi pendorong usaha dan pencapaian prestasi.
belajar yang ditimbulkan dari test atau Seseorang melakukan suatu usaha karena
evaluasi yang dilakukan oleh dosen. adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik
(Darmawati : 2009). dalam belajar akan menunjukkan hasil yang
Prestasi akademik merupakan baik. Dengan kata lain bahwa dengan
perubahan dalam hal kecakapan tingkah adanya usaha yang tekun dan terutama
laku, ataupun kemampuan yang dapat didasari adanya motivasi, maka seseorang
bertambah selama beberapa waktu dan tidak yang belajar itu akan dapat melahirkan

4
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun
2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci
prestasi yang baik. Intensitas motivasi struktur, dan perkembangan otak antara laki-
seseorang akan sangat menentukan tingkat laki dan perempuan. Beberapa hasil
pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman, penelitian yang sudah dilakukan mengenai
2001:82-84). perbedaan tersebut adalah :
H1 : Terdapat pengaruh motivasi belajar a. Bagian dari otak yang terlibat di spasial
terhadap prestasi akademik mahasiswa. dan memiliki penalaran matematika yang
Berdasarkan program studi yang yang lebih baik dimiliki oleh laki-laki.
ada di STIE Musi, kecenderungan yang (Bonomo, 2010 ; Sasser, 2010 dalam
terjadi adalah mahasiswa prodi Akuntansi Gasparini 2012)
terkesan memiliki motivasi yang lebih tinggi b. Bagian dari otak yang berhubungan
dibandingkan mahasiswa prodi manajemen. dengan kecenderungan perkembangan
Hal ini terlihat dari proses perkuliahan yang berbahasa yang baik dimiliki oleh
terjadi. Ketika proses perkuliahan, perempuan. (Bonomo, 2010 dalam
mahasiswa prodi Akuntansi lebih sering Gasparini 2012)
membawa buku wajib yang dianjurkan c. Bagian jaringan saraf yang berkaitan
dosen, lebih aktif bertanya di kelas, selalu dengan pengiriman pesan antara dua
mengerjakan tugas mandiri, dan lebih jarang belahan lebih menjangkau otak
mengobrol saat perkuliahan berlangsung. perempuan (otak perempuan memiliki
Sebaliknya, penelitian yang dilakukan rata-rata 15-20% aliran darah yang lebih
Anggraini (2005) mengenai motivasi belajar dibandingkan otak laki-laki). (Bonomo,
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas 2010 ; Sasser, 2010 dalam Gasparini
Negeri Malang, diperoleh hasil bahwa 2012)
motivasi belajar mahasiswa jurusan d. Perempuan secara umum lebih baik
Manajemen relatif lebih baik dibanding dalam hal mendengar dibanding laki-laki,
motivasi belajar mahasiswa jurusan terutama dalam nada-nada tinggi.
Akuntansi. Mahasiswa jurusan Manajemen (Bonomo, 2010 ; Mulvey, 2010 dalam
lebih sering memiliki buku wajib yang Gasparini 2012)
dianjurkan dosen dan lebih jarang ngobrol e. Laki-laki memiliki kecenderungan lebih
saat perkuliahan sedang berlangsung. tinggi untuk menjadi impulsif, agresif,
Sementara, meski mahasiswa di kedua dan kompetitif, sedangkan perempuan
jurusan sama-sama sering menyimak memiliki kecenderungan yang lebih kecil.
perkuliahan dan mengerjakan tugas mandiri (Sasser, 2010 dalam Gasparini 2012)
serta jarang bolos kuliah, namun proporsi H3 : Terdapat perbedaan motivasi belajar
mahasiswa yang melakukannya relatif lebih antara laki-laki dan perempuan
banyak di jurusan Manajemen dibanding
Akuntansi. METODE PENELITIAN
H2 : Terdapat perbedaan motivasi belajar Penelitian ini termasuk dalam jenis
antara mahasiswa program studi manajemen penelitian deskriptif dengan pendekatan
dengan mahasiswa program studi akuntansi. korelasional, dimana peneliti ingin
Beberapa penelitian menemukan mengetahui bagaimana motivasi belajar
beberapa perbedaan dilihat dari ukuran, mahasiswa STIE Musi dan melihat pengaruh
motivasi belajar dengan Indeks Prestasi
5
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun
2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci
Kumulatif. Populasi dalam penelitian ini c. Keyakinan diri dapat melakukan hal
adalah seluruh mahasiswa yang berstatus yang terbaik di kelas.
masih aktif berkuliah di Semester Genap d. Keyakinan diri sebagai mahasiswa
2013/2014 yang berjumlah 1238 orang. yang baik dibandingkan mahasiswa
Berikut adalah tabel yang menunjukkan lainnya di kelas
jumlah mahasiswa aktif STIE Musi e. Keyakinan diri dapat menyelesaikan
Semester Genap 2013/2014 untuk kedua masalah-masalah dan tugas-tugas
program studi, yaitu akuntansi dan dengan sempurna di kelas.
manajemen. f. Keyakinan diri mendapat nilai yang
baik di kelas.
Tabel 1. Jumlah Mahasiswa Aktif STIE g. Keyakinan diri memiliki kemampuan
Musi Semester Genap 2013/2014 belajar lebih baik dibandingkan
Program Studi Jumlah
Akuntansi 473 mahasiswa lain.
Manajemen 765 h. Keyakinaan diri memahami materi
Total 1238 pelajaran dibandingkan mahasiswa
Sumber : SIAK STIE Musi lain.
Teknik pengambilan sampel i. Keyakinan diri mampu mempelajari
menggunakan dengan sampling aksidental. setiap materi pelajaran di kelas.
Pada penelitian ini jumlah sampel atau
responden sebanyak 233 mahasiswa yang Indikator untuk value intrinsic terdiri
terdiri dari : angkatan 2010 sebanyak 40 dari 7 item yaitu :
mahasiswa, angkatan 2011 sebanyak 30 a. Menyukai tugas–tugas yang
mahasiswa, angkatan 2012 sebanyak 61 menantang .
mahasiswa, dan angkatan 2013 sebanyak b. Penting untuk mengulang pelajaran-
102 mahasiswa. pelajaran di kelas
Variabel dalam penelitian ini adalah: c. Menyukai pembelajaran di kelas.
1. Motivasi Belajar: variabel ini diproksikan d. Mengkaitkan materi antar mata kuliah.
oleh 3 komponen yaitu self efficacy, e. Memilih topik makalah yang
intrinsic value, dan test anxiety. Indikator memberikan tambahan pengetahuan
dari komponen motivasi belajar diadopsi f. Mau belajar dari kesalahan ketika
dari MSLQ (the Motivated Strategies for gagal dalam ujian.
Learning Questionnaire) yang g. Menyukai proses pembelajaran di
dikembangkan oleh Printich dan Groot kelas
(1990) komponen ini terdiri dari 22 item.
Indikator untuk self efficacy ( 9 item) Indikator untuk test anxiety terdiri dari 4
yaitu : item yaitu :
a. Keyakinan diri melakukan segala a. Perasaan gugup selama ujian
sesuatu lebih baik dibandingkan berlangsung sehingga tidak mampu
mahasiswa lain di kelas. mengingat materi yang sudah
b. Keyakinan diri memahami ide-ide dipelajari.
materi yang disampaikan di kelas

6
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun
2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci
b. Perasaan gelisah, kecewa saat HASIL PENELITIAN DAN PEMBA-
menjalani ujian. HASAN
c. Perasaan khawatir setiap ada ujian. Karakteristik Responden
d. Perasaan tidak bisa mengerjakan Berdasarkan hasil pengolahan data
ujian. primer yang diperoleh dari penyebaran
kuesioner, maka karakteristik responden
2. Prestasi Akademik dapat ditunjukkan pada Tabel 3.
Prestasi akademik mahasiswa diproksikan
oleh Indeks prestasi kumulatif. Tabel 3. Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Teknik analisa dalam penelitian ini
Jenis Kelamin Jumlah Persentase
menggunakan uji t untuk mengetahui
Perempuan 137 75.69%
pengaruh motivasi belajar mahasiswa
Laki-laki 44 24.31%
dengan Indeks Prestasi Kumulatif dan uji
Total 181 100%
beda yang digunakan pada penelitian ini
Sumber : data diolah
adalah Independen Sample t-test.
Kelompok responden sebagian besar adalah
Analisis deskriptif dilakukan untuk
wanita yaitu sebesar 75,69%, sedangkan
mendeskripsikan mengenai motivasi
laki-laki hanya 24,31%.
belajar mahasiswa STIE Musi yang
dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu Tabel 4. Karakteristik Responden
berdasarkan 3 komponen : self efficacy, Berdasarkan Program Studi
intrinsic value, dan test anxiety, gender, Program Studi Jumlah Persentase
dan program studi. Deskriptif terhadap Akuntansi 130 71.82%
penelitian ini dilakukan dengan Manajemen 44 24.31%
menggunakan skor variabel, apakah rata- Tidak Menjawab 7 3.87%
rata jawaban responden sangat tinggi, Total 181 100%
tinggi, netral, rendah, dan sangat rendah. Sumber: data diolah
Adapun kriteria yang digunakan untuk Kelompok responden berdasarkan
melakukan kategori jawaban responden program studi menunjukkan bahwa sebagian
adalah skor terendah =1, skor tertinggi = besar responden berasal dari program studi
5, kategori persepsi = 5. Interval = (5-1)/5 akuntansi yaitu sebesar 71,82%, sedangkan
= 0,8. Interval yang digunakan untuk yang berasal dari program studi manajemen
kategori persepsi responden adalah sebesar 24,31%, dan sisanya tidak menjawab
sebagai berikut : berasal dari program studi mana.
Tabel 2. Interval Kategori Jawaban
Responden Komponen Motivasi Belajar Secara
Rata-rata skor Kategori Keseluruhan
1,00-1,79 Sangat rendah
1,80-2,59 rendah Hasil olah data kuesioner dari 181
2,60-3,39 Sedang/netral responden mengenai komponen motivasi
3,40-4,19 tinggi belajar dapat mendeskripsikan motivasi
4,20-5,00 Sangat tinggi belajar mahasiswa STIE Musi. Tabel 5
Sumber : Data diolah menunjukkan hasil secara keseluruhan dari

7
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun
2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci
komponen motivasi belajar.
melakukan suatu tugas tidak terlalu tinggi,
Tabel 5. Rata-Rata Jawaban Responden
dengan kata lain mahasiswa tidak begitu
mengenai Dimensi Motivasi
Belajar yakin akan keberhasilan mereka dalam
Komponen Rata- Kategori melakukan tugas.
Motivasi Rata Intrinsic value atau nilai-nilai intrinsik
Belajar adalah keyakinan terhadap manfaat atau
Self Efficacy 3,35 Sedang/netral pentingnya suatu tugas yang dihadapi dalam
intrinsic value 3,50 tinggi belajar dan keyakinan akan pentingnya tugas
test anxiety 2,78 Sedang/netral
serta ketertarikan terhadap tugas. Dalam
Sumber : Data diolah
Intrinsic Value individu (mahasiswa)
Tabel 5 memperlihatkan bahwa intrinsic menjawab pertanyaan : “Mengapa saya
value yang termasuk kategori tinggi, dengan melakukan tugas ini?” (Özkan : 2003).
skor rata-rata 3,5 sedangkan self efficacy Intrinsic value rata-rata mahasiswa sebesar
termasuk kategori sedang, dengan skor rata- 3,5 termasuk kategori tinggi, ini
rata 3,35 dan test anxiety juga tergolong menunjukkan mahasiswa meyakini manfaat
sedang, dengan skor rata-rata 2,78, yang atau pentingnya suatu tugas yang mereka
paling rendah diantara kategori yang lain. hadapi .
Self efficacy merujuk pada keyakinan Komponen ketiga dari motivasi belajar
individu bahwa ia mampu mengerjakan adalah test anxiety (tingkat kecemasan) dari
suatu tugas. Semakin tinggi self efficacy seorang individu. Komponen ini merupakan
maka akan semakin tinggi rasa percaya diri komponen afektif seperti reaksi dan
individu dalam kemampuannya untuk emosional mahasiswa, dalam hal ini berupa
berhasil dalam suatu tugas (Robbins, 2007 : kegelisahan mahasiswa atas ujian maupun
241). Self efficacy (zkan, 2003) adalah tugas-tugas. Dalam test anxiety mahasiswa
ukuran sejauh mana individu (mahasiswa) menjawab pertanyaan : “Bagaimana
merasakan kemampuannya dalam perasaan saya tentang tugas ini?” (Özkan :
penguasaan tugas. Komponen ini mencakup 2009). Test anxiety rata-rata responden
penilaian kemampuan dalam menyelesaikan sebesar 2,78 tergolong sedang , namun
tugas dan keyakinan akan ketrampilan untuk cenderung rendah, ini menggambarkan
melaksanakan tugas. Pada komponen ini responden tidak begitu cemas didalam
individu (mahasiswa) menjawab pertanyaan menghadapi ujian maupun tugas-tugas.
:”Dapatkah saya melaksanakan tugas ini?” Secara keseluruhan motivasi belajar
Tabel 5, menunjukkan rata-rata mahasiswa rata-rata memiliki skor 3,21
komponen self efficacy sebesar 3,35 tergolong sedang .
termasuk kategori sedang/netral, ini
menggambarkan rata-rata responden Indikator Self Efficacy
memiliki kemampuan untuk melakukan Indikator self efficacy terdiri dari 9 item
suatu tugas pada kategori sedang. Self pernyataan. Tabel 6 menunjukkan rata-rata
efficacy rata-rata mahasiswa adalah sedang jawaban responden untuk self efficacy.
yang menunjukkan keyakinan mahasiswa
akan kemampuannya untuk berhasil dalam
8
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun
2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci
Tabel 6. Rata-Rata Jawaban Responden
Indikator Intrinsic Value
mengenai Komponen Self
Intirinsic value terdiri dari 7 item
Efficacy
pernyataan, seperti yang ditunjukkan pada
No. Komponen Self Efficacy Rata-
Tabel 7.
Rata
1. Saya yakin dapat melaku- 3.42
Tabel 7. Rata-Rata Jawaban Responden
kan segala sesuatu dengan
mengenai Komponen Intrinsic
lebih baik dibandingkan
Value
mahasiswa lain di kelas
No. Variabel Rata-
2 Saya yakin dapat memaha- 3.45
Rata
mi ide-ide materi yang
1 Saya lebih menyukai tugas 3.38
disampaikan di kelas
perkuliahan yang menantang
3 Saya yakin dapat melaku- 3.55
sehingga saya bisa belajar
kan hal yang terbaik di
hal-hal baru
kelas
2 Penting bagi saya untuk 3.69
4 Saya merasa saya adalah 3.11
mempelajari ulang pelajaran
mahasiswa yang baik di
yang sudah diajarkan di kelas
kelas dibandingkan
3 Saya menyukai materi-materi 3.36
mahasiswa lain
pembelajaran di kelas
5 Saya yakin saya dapat 3.27
4 Saya merasa saya bisa 3.21
menyelesaikan masalah-
mengkaitkan materi antar
masalah dan tugas-tugas
mata kuliah
dengan sempurna di kelas
5 Saya sering memilih topik 3.24
6 Saya yakin bisa mendapat- 3.81
makalah yang memberikan
kan nilai yang baik di kelas
tambahan pengetahuan
7 Kemampuan belajar saya 3.07
walaupun harus
lebih baik dibandingkan
membutuhkan waktu
mahasiswa lain
tambahan dalam
8 Saya merasa lebih 3.10
pengerjaannya
memahami materi pelajaran
6 Saya berusaha belajar dari 4.10
dibandingkan mahasiswa
kesalahan ketika saya gagal
lain
dalam ujian
9 Saya mampu mempelajari 3.41
7 Saya merasa proses 3.48
setiap materi pelajaran di
pembelajaran di kelas
kelas
menarik
Rata-Rata Komponen Self 3.35
Rata-Rata Komponen 3.50
Efficacy
Intrinsic Value
Sumber : data diolah
Sumber : data diolah
Indikator self efficacy, yang tertinggi
adalah keyakinan mahasiswa untuk bisa
Intrinsic value yang tertinggi adalah
mendapatkan nilai yang baik di kelas,
sedangkan skor yang terendah adalah berusaha belajar dari kesalahan ketika gagal
keyakinan mahasiswa akan kemampuan dalam ujian. Sedangkan yang terendah
belajarnya jika dibandingkan dengan adalah kemampuan mengaitkan materi antar
mahasiswa lain. mata kuliah.

9
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun
2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci
Indikator Test Anxiety tinggi dari mahasiswa program studi
Test anxiety terdiri dari 4 item pernyataan, akutansi, rata-rata self efficacy mahasiswa
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8. program studi manajemen 3,41, untuk
mahasiswa program studi akutansi 3,35,
Tabel 8. Rata-Rata Jawaban Responden rata-rata value intrinsic mahasiswa program
mengenai Komponen Test
Anxiety studi manajemen 3,53 sedangkan mahasiswa
No Variabel Rata- akutansi 3,51 dan test anxiety untuk
Rata mahasiswa program studi manajemen 2,94
1 Saya sangat gugup selama 2.87 dan program studi akutansi 2,55.
ujian berlangsung sehingga
saya tidak mampu mengingat Motivasi Belajar Berdasarkan Jenis
materi yang sudah dipelajari Kelamin
2 Saya memiliki perasaan 2.69 Tabel 10. Motivasi Belajar Berdasarkan
gelisah, kecewa saat Jenis Kelamin
menjalani ujian Jenis Kelamin Motivasi Belajar
3 Saya khawatir setiap ada ujian 2.89 Laki-laki 3.19
4 Saya selalu merasa tidak 2.66 Perempuan 3.17
percaya diri ketika mengikuti
ujian Motivasi belajar rata-rata mahasiswa
Rata-Rata Komponen Test 2.78 laki-laki dengan permpuan relatif sama, laki-
Anxiety
laki 3,19 dan perempuan 3,17 , motivasi
Sumber Data : data diolah
belajar kategori sedang.
Test anxiety yang tertinggi adalah
kekhawatiran setiap ujian, dan yang terendah
Pengujian Validitas dan Reliabilitas
adalah rasa tidak percaya diri ketika Tabel 11. Hasil Pengujian Validitas
mengikuti ujian. Kuesioner
Item Corrected Item Corrected
Komponen Motivasi Belajar Berdasarkan Item-Total Item-Total
Program Studi Correlation Correlation
Tabel 9 menunjukkan dimensi motivasi M11 0,434 M22 0,272
M12 0,413 M23 0,382
belajar berdasarkan program studi.
M13 0,449 M24 0,361
M14 0,466 M25 0,411
Tabel 9. Komponen Motivasi Belajar M15 0,404 M26 0,481
Berdasarkan Program Studi M16 0,565 M27 0,393
Program Komponen Motivasi M17 0,451 M31 0,499
Studi Belajar M18 0,459 M32 0,434
Self Value Test M19 0,474 M33 0,413
Efficacy Intrinsic Anxiety M21 0,380 M34 0,449
Manajemen 3.41 3.53 2.94 Sumber : data primer diolah
Akuntansi 3.35 3.51 2.55
Sumber data : Data diolah Nilai output pada kolom Corrected
Item-Total Correlation untuk variabel
Komponen motivasi belajar mahasiswa
motivasi belajar pada Tabel 11 berada di
program studi manajemen sedikit lebih
atas nilai r tabel, yaitu 0,148 maka dapat
1
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun
2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci
disimpulkan bahwa item-item pertanyaan
bahwa residual persamaan regresi
dinyatakan valid.
berdistribusi normal.
Tabel 12. Hasil Pengujian Reabilitas
c. Uji Heteroskedastisitas
Kuesioner
Variabel Cronbach’s Alpha Tabel 15. Uji Heteroskedastisitas
Variabel Signifikansi
Motivasi Belajar 0,839
Motivasi 0,065
Sumber : data primer diolah
Sumber : data primer diolah
Nilai Cronbach’s Alpha pada Tabel 12
Hasil pengujian heteroskedastisitas pada
untuk ketiga variabel menunjukkan nilai
Tabel 15 memperlihatkan bahwa nilai
yang lebih besar dari r tabel yaitu sebesar
signifikansi untuk variabel motivasi sebesar
0,148 sehingga reliabilitas masing-masing
0,065 (lebih besar dari 0,05) sehingga dapat
variabel dari ketiga variabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa tidak ditemukan masalah
dinyatakan reliabel.
heteroskedastisitas pada model regresi.
Pengujian Hipotesis
d. Uji Regresi
Sebelum dilakukan pengujian regresi Tabel 16. Uji Regresi Linier
untuk menjawab hipotesis maka perlu Variabel Unstandardized Signifi-
dilakukan beberapa pengujian asumsi klasik, Beta kansi
yaitu : uji linearitas, uji normalitas residual, Motivasi 0,223 0,007
dan uji heteroskedastisitas. Sumber : data primer diolah
a. Uji Linearitas
Tabel 13. Uji Linearitas Hasil pengujian regresi pada Tabel 16
Signifikansi Anova 0,003 memperlihatkan bahwa nilai signifikansi
Sumber : data primer diolah sebesar 0,007 (lebih kecil dari 0,05)
sehingga H1 diterima artinya terdapat
Tabel 13 memperlihatkan nilai output pengaruh antara motivasi belajar terhadap
signifikansi Anova sebesar 0,003 (lebih kecil prestasi akademik mahasiswa.
dari 0,05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa antara variabel motivasi belajar dan e. Uji Beda Motivasi Belajar Berdasarkan
prestasi akademik terdapat hubungan linier. Program Studi

b. Uji Normalitas Tabel 17. Uji Beda Motivasi Belajar


Tabel 14. Uji Normalitas Berdasarkan Program Studi
Signifikansi Kolmogorov- 0,115 Signifikansi 0,2283
Smirnov Sumber : data primer diolah
Sumber : data primer diolah
Hasil uji beda motivasi belajar
Tabel 14 memperlihatkan nilai berdasarkan prodi menggunakan Indepeden
signifikansi pada pengujian normalitas sample t-test pada Tabel 17 memperlihatkan
residual menggunakan pengujian bahwa nilai signifikansi sebesar 0,2283
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,115 (lebih (lebih besar dari 0,05) sehingga H2 ditolak
besar dari 0,05) sehingga dapat disimpulkan artinya tidak terdapat perbedaan motivasi

1
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun
2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci
belajar antara mahasiswa program studi
menyelesaikan tugas, serta memberikan
manajemen dengan mahasiswa program
motivasi agar mahasiswa mau berusaha
studi akuntansi.
lebih keras dalam menyelesaikan tugas-tugas
yang diberikan.
f. Uji Beda Motivasi Belajar Berdasarkan
Gender
DAFTAR PUSTAKA
Tabel 18. Uji Beda Motivasi Belajar Anggraini, Irmalia Susi. 2005. Motivasi
Berdasarkan Gender Belajar dan Faktor-Faktor yang
Signifikansi 0,2033 Berpengaruh : Sebuah Kajian Pada
Sumber : data primer diolah Interaksi Pembelajaran Mahasiswa.
Tidak Dipublikasikan.
Hasil uji beda motivasi belajar
Darmawati, Arum. 2009. Analisis Motivasi
berdasarkan gender menggunakan Dan Pengaturan Diri Untuk Belajar
Independen sample t-test pada Tabel 18 Mahasiswa Jurusan Manajemen
memperlihatkan bahwa nilai signifikansi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi
sebesar 0,2033 (lebih besar dari 0,05) Universitas Negeri Yogyakarta.Tidak
sehingga H3 ditolak artinya tidak terdapat Dipublikasikan.
perbedaan motivasi belajar antara laki-laki
Gasparini, Kaitlyn. 2012. NW School Health
dan perempuan. Chat, University of Calgary. Desember
2012.
SIMPULAN DAN SARAN
Self efficacy rata-rata mahasiswa sebesar Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar
3,35 tergolong sedang yang menunjukkan Mengajar. Cetakan Kesepuluh. Bumi
keyakinan mahasiswa akan kemampuannya Aksara, Jakarta.
untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas
Özkan, Şule. 2003. The Roles of
tidak terlalu tinggi, dengan kata lain Motivational Beliefs and Learning
mahasiswa tidak begitu yakin akan Styles on Tenth Grade Student’s
keberhasilan mereka dalam melakukan Biology Achievement. Tesis. Tidak
tugas. Intrinsic value rata-rata mahasiswa Dipublikasikan.
sebesar 3,5 termasuk kategori tinggi, ini
Purwanto, Ngalim. 2004. Psikologi
menunjukkan mahasiswa meyakini manfaat
Pendidikan. PT. Remaja Rosdakarya,
atau pentingnya suatu tugas yang mereka Jakarta.
hadapi. Mahasiswa menyadari pentingnya
tugas yang diberikan, namun tingkat Robbins, Stephen P. 2007. Perilaku
keyakinan akan keberhasilan dalam Organisasi. Buku 1. Salemba Empat,
melakukan tugas tidak terlalu tinggi, ini Jakarta.
menjadi masukan bagi dosen–dosen STIE Sahputra, Naam. 2009. Hubungan Konsep
Musi, agar dapat memberikan masukan Diri dengan Prestasi Akademik
bagaimana cara untuk dapat menyelesaikan Mahasiswa S1 Keperawatan Semester
tugas dengan baik, misal dengan III Kelas Ekstensi PSIK FK USU
memberikan sumber-sumber referensi yang Medan. Skripsi. Tidak dipublikasikan.
dapat membantu mahasiswa dalam

1
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun
2015
Anastasia Sri Mendari & Suramaya Suci
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Pembelajaran Terhadap Motivasi
Motivasi Belajar Mengajar. PT. Belajar Mahasiswa. ERUDIO, Volume
Rajagrafindo Persada, Jakarta. 1, Nomor 1, hal 34-43.
Siswoyo, Hari, dkk. 2012. Kontribusi
Kinerja Mengajar Dosen dan Media

Anda mungkin juga menyukai