MATA KULIAH
STRUKTUR BETON PRATEKAN
JILID 1
Oleh :
Ir. H. Armeyn Syam, MT
0
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
KATA PENGANTAR
1
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
BETON PRATEKAN
1. Pendahuluan
1.1. Kekuatan melawan tarik beton jauh lebih kecil dari kekuatan lawan
tekannya. ( Lihat gambar 1.1)
Tekan
Tarik ε
2
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
jenis ini dengan memanfaatkan seluruh kekuatan bajanya akan mengalami
retakan-retakan yang cukup besar pada daerah tarikan, sehingga
mengungkinkan masuknya pengaruh korrosif yang akan merusak
tulangnya. Disamping itu baja jenis ini sangat mudah terpengaruh korrsi
tegangan. Disebabkan hal ini tegangan yang dapat dimanfaatkan pada
baja keras sangat terbatas pada beton tulang.
Dalam konstruksi beton tulang biasanya 30-70 % dari penampang
betonnya tidak efektif, yaitu bagian penampang yang tertarik. Dari segi
ekonomis hal ini tidak menguntungkan, dari segi konstruksi bagian ini.
Dari pertimbangan-pertimbangan diatas keluar ide beton
pratekan.
- Sebelum diberi beban lentur penampang beton terlebih dahulu ditekan
sampaitegangan tertentu (gbr.1.2)
τ1 τ 0 + τ1
P - -
M
d
_
b τ2 τ0 +τ2
P M P+M
A b c
3
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
pembesian pra-tekan yang umum adalah dengan meregangkan tulangan
baja (kabel, tendon) yang berjalan didalam penampang beton menurut
panjang balok/kolom beton Kedua ujung kabel ini diangkerka pada
kedua ujung balok . Akibat tertarik balok dan tertahan oleh angket
pada kedua ujungnya penampang beton menjadi tertekan (lihat gambar
1.3).
Baji
Sheath
Anker
Kabel
Anker
Balok Beton
4
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
1.4 Sistem praktekan dalam
Gaya pratakan ditimbulkan dari dalam, cara inilah yang umum dipakai,
terbagi atas dua jenis, post-tension dan pretension.
1.5 Pratensioan
Kabel duregang (ditarik) didalam cetakan beton dan ditahan pada
kedua ujungnya. Sesudah beton dicor dan mengeras ujung-ujung kabel
dipotong. Akibatnya kabel berusaha memendek kembali, tetapi ditahan
oleh beton yang sudah membungkusnya sehingga beton menjadi
tertekan.
a. Kabel dalam keadaan tertarik
5
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
1.8 Unbonded
Kabel tidak melekat pada beton, umunya pada sistem post tension
dimana kabel berada dalam sheath dan bebas bergerak didalamnya
1.9 Angker
Untuk menahan ujung-ujung kabel apada ujung-ujung balok,. Dikenal
dengan merek-merek paten seperti Freyssinet, Roebling, BBRV dll.
1.10 Sheath
Pelubang kabel-kabel duvt pada sistem Post tension untuk mendapat
lubang tempat berjalannya kebel didalam beton . Secara kesatuan
sheath dengan kabel disebut tendon
1.11 Coupler (Alat penyambung)
Panjang baja pratekan yang berbentuk batangan terbats, untuk
mendapatkan panjang yang melebihi panjang normalisasinya harus
disambung dengan coupler, juga didapat pada merk-merk paten
1.12 GROUT
Bahan injeksi (martel) yangh diinjeksikan kedalam sheath sesudah
kebel ditarik untuk mendapatkan bount yang baik.
2. Bahan-bahan
2.1. Baja Pra-tekan
Baja yang dipakai adalah baja keras (high tensile) berbentuk kawat
(wires), kabel dan batangan (bars). Diolah dengan kandungan karbon
yang tinggi dengan proses dapur terbukti atau dapur listrik yang dibentuk
penarikan dingin. Dipanaskan 900-1000ºc dan didinginkan dalam cairan
timah hitam atau garam pada tempratur 550ºc. Setelah dikeluarkan,
didinginkan dan ditarikan sampai mencapai diameter yang diinginkan,
dengan penarikkan ini kekuatan tariknya makin tinggi.
1). Kawat ¯ 2 sampai 10 mm kekuatan putus sampai 175 kg/mm2
6
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
Didapat dalam bentuk gulungan berat antara 60-100 kg dengan
diameter gulungan 60-200 cm, kawat tunggal ¯ 2 dan 3 mm jarang
dipakai
2). Kabel
Beberapa kawat dipilin menjadi satu, umunya terdiri dari 3, 7, 19
dan 37 batang batang kawat. Untuk kabel 7 kawat terdiri dari 1
kawat inti dikelilingi oleh kawat lain, untuk 19 kawat kabel 7 kawat
dikelilingi 12 kawat lainnya, begitu juga untuk mendapat kabel 37
kawat untuk tension
Penampang kawat mungkin bulat, oval atau persegi yang dipuntir
untuk mendapat perlekatan yang baik.
τp
τy
εp εy εp
εy
Penyelidikan + 3% Idialisasi + 3%
7
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
Tegangan :Notasi
2
Kg/mm : : Kawat : Kabel : Batang
¯5 :¯7 :Umum Umum
1. Teg. Putus : ;175 : 160 : 175 : 100 : εp=3,5%:
2. Teg Leleh : :0,8 : 0,8 : 0,85 : 0,90 : + 5% :
3. Teg. Initial : :1,7 : 1,7 : 0,70 : 0,70
4. Teg. akhir : :0,55 : 0,55 : 0,55 ; 0,55
kreep
.1 Kelemahan
Baja pratekan lebih terpengaruh oleh koorosi dibanding tulangan biasa,
disebabkan juga kandungan kimianya juga dipengaruhi oleh koorosi
tegangan yang berbentuk serpih.
3. Beton
Beton bermutu tinggi, nilai krep dan susut kecil, supaya sampai pada
batas tegangan tertentu sifat beton masih dapat dianggap leastis linier,
yang perlu diperhatikan dalam pengolahannya ialah grasi bahan pengisi,
water cement factor, sifat kedap air dan jumalh semen untuk adukan.
Mutu beton diatas K 275
W.C.F MAX 0,45 (Perbandingan berat)
Slump 5-10 cm
Pemakaian semen yang berlebihan memberikan pengaruh buruk pada
kreep dan susut.
Penyimpangan (deviasi) dari mutu beton harus sekecil mungkin untuk
mendapatkan beton yang homogen
3.7.1 Modulus elastisitas beton
Sampai kini belum ada keseragaman dan kesesuaian pendapat tentang
modulus elastisitas beton, karena sifatnya yang elasto plastis
8
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
Tetapi ada kesamaan pendapat bahwa apabila tegangan yang dikerjakan
pada beton yang bermutu tinggi hanya sampai 50% tegangan hanculnya
beton masih dapat dianggap elastis linier, pengaruh creen belum begitu
besar.
Harga modulus elastis beton masih merupakan rumus-rumus empiris
yang didapat dari hasil-hasil percobaan ahli-ahli.
Disini diberikan beberapa rumus empiris yang sudah disesuaikan
dengan kondisi mutu beton yang berlaku di Indonesia menurut P.B.I
1971, yaitu dengan kubus percobaan 15 x 15 x 15
CEB (Comite European du Beton)
E = 19.200 τ 1bk kg / cm 2
Hognestad
E b = 126600 + 382τ 1bk
Jensen
τ 1bk
Eb = 4,2.10 5
τ 1bk + 170
Graph
1000000τ 1bk
Eb =
1,7 τ 1bk + 380
Roche
5500000τ 1bk
Eb = 1
τ bk + 197
Walker
Eb = 19500 τ 1bk
9
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
Eb x10 5 kg / cm 2
τ 1s = 0,83τ b k
1
τ 1y = 0,85 τ 1s − 0,71τ b k
1
τ τ
ε 0,00015
εy →ε
Penyelidikan 3‰ Idilisasi 3‰
10
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
Beton
Baja
Regangan putus tarik/tekan ε p = 0,03
Modulus Elastisitas E a = 2,1.10 kg / cm
6 2
0,85τ p 0,71τ bk
1
τ τ
ε ay εt ε 1by
ε ap ε 1bp
ε ε
a.
b
Keterangan gambar 1:
Gambar a diagram regangan-tegangan ideal untuk baja
Gambar b diagram tegangan idial untuk beton
11
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
.2 Kelengkungan (Kurvatur)
Yang dimaksud dengan kelengkungan adalah sudut lenturan
sesaat/setempat dari penampang pada saat/pembebanan tertentu.
ε2
y
M
P
As
ε2
β=
y
y = Jarak garis netral dari tepi atas penampang
ε2 = Regangan pada tepi atas penampang
Satuan kelengkungan cm-1
12
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
.1 Regangan-regangan Baja Pratekan
Tiap perobahan yang dialami penampang akibat berubahnya gaya
lentur diikuti olehperubahan regangan-regangan dalam penampang,
dengan demikian kurvatur juga berubah.
Perubahan regangan-regangan ini juga dialami oleh baja pratekan
pada penampang yang sekaligus merubah besarnya gaya pratekan yang
bekerja.
Tergantung hubungan lekat antara beton dan baja pratekan (bonded
atau unbonded), perubahan regangan pada baja pratekan adalah
sebanding dengan perobahan regangan yang dialami beton pada level
yang sama didalam penampang. Koefisien pembanding ini disebut
koefisien kompability, yang harganya tergantung pada derajat
perlekatan (bong) antara beton dengan baja pratekan.
Untuk sistem bonded yang sempurna harga koefisein kompability
(F) =1, untuk sistem unbonded harga F ? 1. Pada sistem bonded
sempurna sehingga regangan yang dialami baja pratekan adalah
sempurna, sehingga regangan yang dialami baja pratekan adalah sama
dengan regangan beton pada level pada baja pratekan, untuk
tempat/tampang yang ditinjau. Tetapi pada sistem unbonded perubahan
regangan yang dialami beton diikuti oleh perubahan panjang pada
keseluruhan panjang baja (redistribusi regangan). Hal ini terjadi karena
baja pratekan tidak melekat pada beton, sehingga perubahan setempat
dari penampang yang mengakibatkan berubahan dalam baja akan
diderita oleh seluruh panjang baja.
M M M2
+
ε2
13
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
P0
ε as0 =
As .Ea
∆ε as = F .ε ab
ε as = ε as0 + ∆ε as
ε as0 = Regangan baja pratekan pada saat regangan beton pada level
pratekan = 0
P0 = gaya pratekan pada saat regangan beton pada level pratekan = 0
14
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
a.
b. L’ L’ L’
I1 I2 I3 I1 I2 I3
Keterangan a; Keterangan b;
3 segment dari balok beton 3 segment dari balok beton
pratekan bonded, panjang maisng- pratekan unbonded, setelah
masing sama sebelum dilentur, dilentur panjang beton pada level
sesudah dilentur panjang masing- pratekan adalah I1, I2, I3, panjang
masing pada level pratekan baja pada masing segmen
adalah I1, I2, I3, baik untuk beton menjadi I’
maupaun untuk baja pratekan .
Pa = 20000 kg
Eb = 2,66. 105
ε asa = 3,81.10 −3
τ by = 229 kg
cm 2
τ ay = 14500 kg 2
cm
15
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
30
Pa
As= 2,5 cm2
10
20
ε1 T τ1
y
ε ba Pa
16
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
ii. Regangan pada level pratekan = 0
τ1
ε1 D
M
P0
ε2 T
ε bs0 = 0
ε as0 = 39.745.10 −4
Po = 20900 kg
τ 1 = +13,1 − 1,875.10 − 4 M
τ 2 = −55,5 + 1,875.10 − 4 M
y − 30 cm
ε1 τ1
ε2 = τ2 = 3
166,5 − 5,625.1,875.10 − 4 M = 13,1 − 1,875.10 − 4 M
M = 408000 kgcm
ε 1 = −2,4.10 − 4
ε 2 = +8.10 −5
β = +8.10 −6 / cm
17
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
iii. Akhir stadium utuh
92
1,5 y 25870
ε1 = 10 − 4
40 − y
Y
30 − y 21036
εa = 1,5.10 − 4
40 − y T 4835
ε 2 = 1,5.10 −4 39,9
30 − y
P = 20900 + 787,5.
40 − y
y2
D = 399
40 − y
T = 399(40 − y )
30 − y y2
20900 + 787,5. + (40 − y ) = 399
40 − y 40 − y
y − 27,9 cm
M = 564000 kgcm
ε 1 = −3,46.10 −4
β = +12,4.10 − 4 / cm
Y
-4
1,5.10
T M
Y1
39,9
ε ba
ε2
18
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
30 − y
ε2
P = 20900 +5,25.106 40 − y
y2
D = 2,66.10 6 ε2
40 − y
40 − y
T = 598,5.10 − 4
ε2
Persamaan umum : P+T-D=0
Setelah diselesaikan didapat :
ε 2 10 −4 P ε 110 −4 τ M y1 β
y
2 21184 3,48 263 102 549330 10,3 1,46.10-5
3 21548 4,06 23,0 108 551560 8,5 1,76.10-5
4 21894 4,42 21,0 117,5 554250 7,13 2,1.10-5
5 22242 4,76 19,5 126,5 564700 6,17 2,46.10-
6 22592 5,11 18,4 136 574700 5,44, 52,77.10-5
7 22950 5,39 17,4 143,5 585200 85 3,1.10-5
8 23300 5,70 16,65 151,5 594250 4,38 3,42.10-5
9 23660 5,98 15,95 159 605400 4,02 3,75.10-5
10 24020 6,23 15,35 165,5 617350 3,70 4,06.10-5
11 24375 6,48 14,48 172,5 627700 3,43 4,37.10-5
12 24735 6,75 14,40 179,5 638550 3,20 4,69.10-5
13 25100 7,00 14,00 186 649950 3,00 4,99.10-5
14 25455 7,31 13,70 194,5 660900 2,82 5,25.10-5
19
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
i. Beton atau baja mencapai batas elastis, kemungkinan baja
terlegih dahulu yield dan mungkin pula beton
d. y
1,5.10-4
69,5y 399
0,174y 30 − y
ε ba 20900 + 4530 y
ε2
ε 2
P = 36200 kg
D1 = 4580 y1
D2 = 2290 y2
T = 399y1
20
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
y1 1,5
=
30 − y1 − y 2 29,35
y2 8,6
1 =
y 1,5
Y2 = 5,75 y 1
39,35 y 1 = 45 − 1,5 y1 − 8,6 y1
y1 = 1,185 − 0,0395 y1
y 2 = 6,83 − 0,227 y1
36200 + 399(1,185 − 0,227 y1 ) = 4580 y + 15600 − 521 y1
y1 = 5,17 cm
y 2 = 5,66 cm
y1 = 0,98 cm
y = 10,83 cm
ε 1 = 1,66.10 −3
M = 934880 kgcm
β = 1,53.10 − 4 / cm
39,9
1,5.10-4
36200
ε ba 〈3%
ε2
P = 36200 kg
36200+195y = 3280=683y
y = 9,2 cm
Mu = 937000 kgcm
21
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
β u = 3,26.10 −4 / cm
Menghubungkan M- β
No Keadaan ε 1 ε 2
y
β M
ε ba =0
-4 -5 -6
2 - 2,4.10 +8.10 30 +8,0.10 408000
3 - 3,46.10-4 +1,5.10-4 27,9 +1,24.10-5 564000
Batas utuh
-4 -4 -6
4 - 3,84.10 +2.10 26,3 +4,6.10 549300
Retak
- 4,06.10-4 +3.10-4 23,0 +1,76.10-6 551600
-4 -4 -6
- 4,42.10 +4.10 21,0 +2,1.10 554200
- 4,76.10-4 +5.10-4 19,5 +2,46.10-6 564700
-4 -4 -6
- 6,23.10 +10.10 15,35 +4,37.10 617300
- 7,31.10-4 +14.10-4 13,7 +5,25.10-6 660900
5
5.a Beton yield - 8,6.10-4 +19,1.10-4 12,35 +7,0.10-6 695800
-4 -4 -6
5.b Baja yield - 16,6.10 +44,7.10 10,83 +15,3.10 934900
-4 -4 -6
6 Ultimate - 30,0.10 +100.10 9,2 +32,6.10 937000
Mu
Mu
22
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
Peninjauan diatas dilakukan pada balok beton pratekan dengan sistem
bonded. Untuk sistem unbonded. Perhitungan tidak begitu sederhan.
Misalkan momen penampang titik tertentu akibat gaya pratekan dan
momen luar =M
M (h − y )
ε ba =
E .I
Pertumbuhan panjang balok pada level pratekan :
M (h − y )
∆ ba = ∫ ε ba dx = ∫ dx
E .I
h = Jarak titik tekan gaya pratekan dari tepi atas penampang
I = Momen inertia idial/effektif dari penampang
Pertambahan panjang baja pratekan untuk sepanjang balok adalah
sama dengan pertambahan panjang beton pada level pratekan, dimana
pertambahan itu terbagi rata-rata pada seluruh panjang baja pratekan.
Selama penampang berada pada stadium utuh. Harga I adalah
konstant, tetapi y tergantung pada M dan ada hubungan dengan gaya
pratekan yang bekerja, sehingga penyelesaian persamaan ini tidak lagi
mudah/sederhana. Apalagi aklau sudah memasuki stadium retak atau
plastis, sehingga persamaan diatas tidak dapat lagi diselesaikan. Namun
dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam sistem unbonded gaya pratekan
yang terjadi (pertambahan akibat lentur) adalah lebih kecil dari pada
dalam sistem bonded, juga beban bats ( beban ultimate) dalam sistem
bonded lebih besar dari pada sistem unbonded. Pada stadium retak
kenaikan tegangan dalam baja pratekan adalah secara umum lebih
cepat pada sistem unbended tetapi pada tempat tempat momen
maximum kejadian ini terjadi sebaliknya.
Umumnya untuk mengtasi kelemahan sistem unbonded ini
dilakukan dengan mmberikan penulangan biasa padabagian tarik
dari penampang beton pratekan.
23
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
.1 Lentur Dalam Balok Pratekan Pratekan
Qx = ∫ β x dx
Sudut lentur ……………………………………. 3.6.1
Wx = ∫∫ β x dx 2
Lenturan ……………………………………. 3.6.2
Dari persamaan diatas terlihat bahwa sudut lentur danlenturan
adalah fungsi dari kelengkungan.
24
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
M u
M p
M kr
Fase 1 Fase 2 Fase 3 Fase 4
β
βo β kr βR βp
25
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
3.7.1.1 Beban trapesium/segi tiga
a b c d
e
1 2 3 4
5
d d d d d
d
Segment 1-2
d
P12 = ( 2a = b)
6
P0 P1 P2 P3 P4 P5 P6
Segmen 1-2-3
d
P21 = ( a + 4b + c )
6
3.7.1.2 Parabala
a b c
1 2 3
d d
26
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
d
P12 = (7 a + 6b − c)
24
d
P 21 = (3a + 10b − c)
24
d
P2 = (a + 10b + c)
12
3.7.2 Contoh
Sebagai contoh diambil penampang yang lalu, bentang 8 meter, beban
terbgi rata tetap 0,1t/m1, beban terpusat ditengah atas 2 perletakan.
Tinjau lenturan ditengah balok. Kabel lurus.
Diagram M- β
Mu = 9,37 tm
Mp = 6,958 tm
Mkr
M
β0 β kr βR βP
β
β 0 = −7,06.10 −6
β kr = +12,4.10 −6
β R = +24,0.10 −6
β p = +70,0.10 −6
β u = +326,0.10 −6
27
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
1. Beban P = 0
Mmax = 8000 kgcm
Dalam stadium utuh
x
M
Mx
M
β
_β 0
βx
β x = (3,45M x − 7,06).10 −6 cm −1
β x = (1,38 x − 0,1725 x 2 − 7,06).10 −6 cm −1
2. P 〉0
M max 〈 M kr
2,42t 〉 P〉 0 ton
M x = 0,4 x − 0,05 x 2 + 1 Px
2
β x = (1,38 x − 0,1725 x + 1,725 Px − 7,06).10 −6 cm −1
2
28
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
P
Mkr
Mt
β kr Mx Mt
β0 βx βt
βx βt
β0
Pkr
β0
- β 0 = − 7 ,06 .10
−6
+ β q = − 7 ,06 .10 −6
+ β P = +16,7.10 −6
Dapat dianggap =
29
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
1
y0 = β 0 .800 2 = −0,56 cm
8
5
yq = β q .800 2 = +0,0184
48
1
y p = β p 800 2 = +0,89 cm
12
y = +0,514 cm
Mkr
Mkr
β kr βR
β kr β R − β kr
Pada saat sebelum retak
+
y1 = +0,514 cm
akibat kelengkungan terpusat:
30
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
1. Dalam stadium retak
3,079 ton 〉P〉 2,42 ton
Mt
Mkr
Mt Mkr
Bkr Br Bt
BR
Bt
Bkr
1 2 9 10
P0 P1 P2 P3 P4 P5
31
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
x M β
0,8 m 1,52 tm -1,83.10-6/cm
1,6 m 2,98 tm +3,24.10-6/cm
2,4 m 4,37 tm +8,02.10-6/cm
3,2 m 6,44 tm +12,4.10-6/cm
3,6 m 6,33 tm +24,0.10-6/cm
4,0 m 6,96 tm +48,2.10-6/cm
+70,0.10-6/cm
P0 = −19,08.10 −5
P1 = −14,68.10 −5
P2 = +25,75.10 −5
P3 = +63,9.10 −5
P4 = +108,42.10 −5
P5 = +251,73.10 −5
R = P0 + P1 + P2 + P3 + P4 + 1 P5
2
−5
R = 290,18.10
Y = 400( R − P0 ) + 320 P1 + 240P2 + 160 P3 + 80 P4
Y = +1,035 cm
1. Fase plastise
4,285 t P 3,079t
32
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
Dalam keadaan Ultimase sesaat sebelum runtuh
Pu = 4,285 ton
Mx = 2,5415x – 0,05x2
M kr = 5,64tm
M p = 6,958tm
x kr = 2,325m
x = 2,925m
x M β
1,1625m 2,8925tm 2,94.10-6
2,325m 5,64 tm 12,4.10-6
24,0.10-6
2,625m 6,3325 48,1.10-6
2,925m 6,958 70.10-6
3,4625m 8,581 242.10-6
4,00m 9,37 326.10-6
33
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
βu
βp
βR
β kr
β0
P0 P1 P2 P3
P0 = −45.10 −5
P1 = +203.10 −5
P2 = +912.10 −5
P3 = +3655.10 −5
R = 2899.10 −5
y = 10,454 cm
Keruntuhan terjadi pada saat lenturan =10,454 cm
34
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
Ta = A1.Ea .ε a1
Da = 1 y.b.ε 2 .Eb
2
Db = A.Ea .ε a
Stadium utuh
d−y
ε1 = ε2
y
d − y − a1
ε a1 = ε2
y
y − as
ε ba = ε2
y
y−a
εa = ε2
y
Keseimbangan gaya :
Pa = da+db-Ta-Tb
Keseimbangan momen :
Stadium utuh :
2 2
P a ( y − as ) = Da ( y − a ) + y.Db + Ta ( d − y − a1 ) + Tb . (d − y )
3 3
Stadium retak :
2 2 0,00015
P a ( y − as ) = Da ( y − a ) + Db y. + Ta (d − y − a1 ) + Tb . (d − y )
3 3 ε1
Kelengkungan :
ε1
β=
(d − y )
35
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
2. Pada saat peubahan sedemikian sehingga regangan pada
level pratekan = 0
ε1 Da
ε a1 Db
y
M
Tb P0
ε2 ε2
Ta
P0 = Pa + As.Ea.ε ba
y = d − as
as
ε2 = ε1
y
y − a1
ε a1 = ε1
y
a −a
εa = a ε1
y
Stadium utuh :
Db = 1 . y.b.Eb .ε 1
2
Da = A1 .E a .ε a1
Tbu = 1 .a s .b.Eb .ε 2
2
Ta = A.E a .ε 2
Keseimbangan :
P0 = Db+Da1-Ta-Tb
2 2
M = Da ( y − a 1 ) + Db . y + Ta ( a s − a ) + Tb . a s
3 3
36
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
Stadium retak
0,00015
Tbr = 1 a s .b.Eb .0.00015
2 ε
2
2 2 0,00015
M = Da ( y − a 1 ) + Db . y + Ta (a s − a) + Tb . as
3 3 ε2
Da
ε1 ε a1 Db
y
M
y1 P Tb
ε ba P
0,00015 Ta
εa
ε2
37
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
y
ε1 = 0,00015
d−y
y − a1
ε a1 = 0,00015
d−y
y −Y − a
εa = 0,00015
d−y
d − as 1
ε ba = εa
y
P = P 0 − As .E a .ε ba
2 2
M = Db . y + Da .( y − a 1 ) + Ta ( d − y − a ) + Tb . (d − y ) − P (a s + y + d )
3 3
38
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
y 1 0,00015
=
y ε1
d − y − as
ε ba = 0,00015
y1
P = P 0 + As .E a .ε ba
2 2
M = D a ( y − a 1 ) + Db . y + Ta ( d − y − a ) + Tb . y 1 − P ( d − y − a s )
3 3
2. Stadium plastis
Untuk stadium ini tyidak dibuat penjabarannya berhubung banyaknya
kemungkinan-kemungkinan yang harus ditinjau :
a. Beton tekan mulai plastis
ε 1 〉 4,9 τ bk
1
.10 −5
b. Tulangan biasa belum yield, baik tulangan tekan baik tulangan
tarik
ε a 〉1,05.10−5.U
1. Ultimate
0,003
Da
ε a1
y
Db1
y1
Db2
0,00015 M
Tb
ε ba P
39
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
ε 1 = 0,003
Anggap tulang biasa sudah meleleh, kabel pratekan mungkin sudah
meleleh dan mungkin masih elastis.
y1 = 0,05 y
Da = A 1 .τ au
Ta = A.τ au
Tb = 0,025 y.b.0,71 τ bk
1
y 2 = 1,633 y τ bk
1
y2 = y − y2
Db 2 = 0,305 y 2 τ bk
1
Db1 = 0,71y1b τ bk
1
3.8 Dari hasil penyelidikan teoritis terlihat bahwa hampir tidak ada
dalam status utuh, tetapi dalam stadium retak sampai runtuh garis
40
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
lengkung yang dibuat diagram M- β lebih nyata pada tampang dengan
efesien.
hanya lebih rumit dengan adanya bagian sayap (flens) dari penampang,
tetapi dapat diatasi dengan adanya tabel dan grafiknya untuk sifat-sifat
Selama berada dalam stadium utuh kesulitan biasa dikatakan tidak ada,
b1 (b1-b)t1
t1
ya
Garis berat
M
e b.d
b d P
As
yb
as
t2
b2
41
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
Ab = b.d + (b1 − b)t1 − (b2 − b)t 2
τ1
τ1 D1 t1
ε1 1
D τ1
y
+ +
M
β ba
1
τ2 t2
P T1
ε2 τ2 T τ2
Badan Sayap gaya luar
P Pey a Ny a
τ1 = + −
Ab I I
P Pey b Ny b
τ2 = + −
Ab I I
Gaya pratekan
P = As .E a (ε asa − ε baa + ε ba )
42
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
τ1
ε1 =
Eb
τ2
ε2 =
Eb
ε1
y= d
ε1 − ε 2
ε1
β=
y
Syarat keseimbangan :
∑ D −∑ T = P
Keseimbangan Momen:
∑M d =M
43
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
BACAAN/ DAFTAR ACUAN :
44
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
BIO DATA:
Nama : Ir.H. Armeyn Syam, MT
Tempat / tanggal lahir : Medan / 16 Agustus 1952
Pekerjaan : Dosen Kopertis Wil X dpk di Institut Teknologi
Padang
Pangkat / Golongan ruang : Penata / IIId
Jabatan akademik : Lektor Kepala
Alamat : Komplek Jondul IV Blok TT no 20 Parupuk
Tabing Padang
Keluarga :
Nama Istri : Sri Indriati
Nama Anak : Surya Ariansyah
: Ayu Arnita Putri
: Arief Cahyadi
: Taufiq Ardhan
Pengalaman kerja
Akademik :
Ketua Jurusan tahun : 1/3-1987 s/d 20/8-1991
: Juli 1992 s/d 1996
Kepala Labor Sipil : 1 Juli 200 s/d 1 Desember 2003
Dekan FTSP : 2 Desember 2003 s/d Desember 2007
45
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT
13. Pengawasan Jalan dan Jembatan Paket III P3T.NAS Sumbar Deserco
Consultan
14. Pengawasan Jalan dan Jembatan Paket III P3T.NAS Sumbar PT.Tri
Udaya Sena Sakti
15. Perencanaan Jembatan Kota Pariaman by PT.Kharisma Konsultan.
16. Perencanaan Jembatan Aek Nabirong di Pasaman Barat CV.Marras
Konsultan
17. Pengawasan Kantor Dinas Perternakan Sumbar CV. Arttistik Konsultan
18. Perencanaan Jembatan Banda Pandung Solok panjang 60 meter PT. Tano
Konsultan
19. Mengajar di UNES di Padang
20. Mengajar di Sekolah Tinggi Teknik Industri ( STIN ) di Padang
21. Mengajar di Universitas Muhammad Diyah Bukittinggi.
22. Staf Pengajar Kopertis Wil-X dpk Institut Teknologi Padang
46
Struktur Beton Pratekan Institut Teknologi Padang
Ir. H. Armeyn Syam, MT