Anda di halaman 1dari 21

PT.

PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

1. KOMPONEN SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH

1.1. Tiang
Tiang atau tiang listrik adalah salah satu komponen utama jaringan listrik tegangan
rendah yang berfungsi menyangga hantaran listrik serta perlengkapannya, yang
pemakaiannya tergantung dari keadaan lapangan. Jenis tiang yang digunakan pada
jaringan adalah tiang besi/baja atau tiang beton.

1.1.1. Penggunaan Tiang

1.1.1.1. Tiang Awal /Akhir


Tiang awal / akhir adalah tiang yang dipasang pada permulaan atau akhir penarikan
kawat penghantar jaringan, di mana gaya tarikan kawat bekerja terhadap tiang dari
satu arah.

1.1.1.2. Tiang Penyangga


Tiang penyangga adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik yang lurus dan
hanya berfungsi sebagai penyangga kawat penghantar dan perlengkapannya, di
mana gaya yang diderita oleh tiang adalah gaya karena berat kawat dan
perlengkapannya.

1.1.1.3. Tiang Sudut


Tiang sudut adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik, di mana pada tiang
tersebut terjadi pembelokan arah penghantar. Arah gaya yang diderita oleh tiang
sudut adalah horizontal karena gaya tarikan penghantar.

1.1.1.4. Tiang Penegang


Tiang penegang adalah tiang yang dipasang pada saluran listrik yang lurus, di mana
gaya tarik kawat yang bekerja terhadap tiang dari dua arah yang berlawanan.

1
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

1.1.1.5. Tiang Penopang


Tiang penopang adalah tiang yang digunakan untuk menyangga tiang awal/akhir,
tiang sudut dan tiang penegang agar kemungkinan tiang tidak menjadi miring
akibat gaya tarik kawat penghantar dapat terhindar.

1.1.2. Tipe Tiang


Tipe tiang dinyatakan menurut ukuran panjang tiang dalam meter dan beban kerja
maksimum yang diizinkan dalam daN. Misalnya : 9m -150 daN, berarti tiang
dengan panjang 9 meter, beban kerja maksimum 150 daN.
daN ( decanewton) adalah satuan gaya. 1 daN = 10 N. 1 N = 1kg x 1m/det2
Jadi jika massa 1 kg dengan gravitasi 9,8 m/det2, maka gaya = 9,8 N, atau
dibulatkan = 10 N = 1 daN.

1.1.3. Standar Tiang SUTR


Tiang yang digunakan untuk Saluran Udara Tegangan Rendah adalah tipe 9 m
dengan beban kerja antara 90 sampai dengan 250 daN. Pemilihan tipe tiang tersebut
dengan mempertimbangkan beban tiang yang disebabkan oleh berat dan gaya
tarikan konduktor. Untuk lokasi pemukiman di daerah perkotaan dengan kepadatan
bangunan yang cukup tinggi sehingga dibutuhkan penampang konduktor yang lebih
besar atau jumlah saluran yang lebih dari satu, maka perlu dipertimbangkan
penggunaan tiang dengan kemampuan menerima beban kerja yang lebih besar.
Misalnya 9 m – 200 daN untuk pemukiman di daerah perkotaan. Sedangkan untuk
daerah pedesaan tipe 7 m – 100 daN.
Penggunaan tipe tiang yang lebih besar juga diperlukan misalnya pada
konstruksi tiang awal/akhir, dimana pada lokasi tersebut tidak memungkinkan
dipasang kawat schoor atau tiang penopang. Maka tiang awal/akhir harus dapat
menahan gaya tarikan konduktor dari satu arah.
Dengan pertimbangan tersebut, maka standar tiang yang digunakan untuk SUTR
adalah :
7 m – 90 daN
7 m – 100 daN
9 m – 90 daN
9 m – 100 daN

2
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

9 m – 150 daN
9 m – 200 daN
9 m – 250 daN

Disamping itu perlu diperhitungkan juga kondisi tanah lokasi penanaman tiang
awal /akhir. Untuk tanah yang mudah bergerak, misalnya banyak mengandung
pasir atau daerah berlumpur, maka penanaman tiang dengan kemampuan menahan
gaya tarikan yang lebih besar saja tidak cukup apabila tanahnya labil. Untuk itu
perlu diberikan pengerasan atau bahkan dicor agar tiang yang ditanam tidak miring
atau roboh.
Konstruksi demikian mungkin juga diperlukan pada tiang penyangga maupun tiang
sudut. Oleh karena itu kondisi tanah sangat perlu diperhatikan sejak pelaksanaan
survey perencanaan jaringan. Segala sesuatu yang perlu diperhitungkan sudah
dipersiapkan sejak awal. Sehingga tidak mengganggu jadwal pelaksanaan
pekerjaan.

1.1.4. Jenis Tiang


Berdasarkan bahan yang digunakan untuk membuat tiang listrik, maka dapat
dibedakan jenis tiang atas dua macam, yaitu :
1.1.4.1. Tiang Besi
Tiang besi ( baja ) terbuat dari pipa baja dan harus dirancang dengan faktor
keamanan 2 (dua) dengan lenturan maksimum 3,5 %. Bahan yang digunakan
tidak boleh dari pipa bekas dan harus memenuhi persyaratan serta komposisi
kimia dan sifat-sifat mekanis sebagai berikut :

Komposisi kimia :
Jenis baja : BJ.41
C = maks. 0,25 %
Si =-
Mn = -
P = maks. 0,04 %
S = maks. 0,004 %

3
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

Sifat-sifat mekanis :
Kuat tarik : min. 41 kg/mm2
Kekuatan pada batas lumer : min.24 kg/mm2

Kemampuan tiang untuk menerima beban kerja tergantung dari diameter tiang
dan ketebalannya. Dengan demikian tipe tiang besi ditentukan oleh diameter dan
ketebalannya. Diameter tiang yang sama tetapi ketebalannya berbeda maka
kemampuan menerima bebanpun berbeda.
Bentuk penampang tiang harus bulat dab tiang tersusun dari dua atau lebih
potongan pipa baja dengan panjang tertentu yang berbeda diameternya.
Garis sumbu tiap bagian tiang harus dalam satu garis lurus dengan penyimpangan
maksimum yang diizinkan adalah 2 o% ( dua permil ) setiap panjang 1 meter.

Penyelesaian Akhir.
1. Tiang harus bebas dari cacat, seperti retak, pecah atau penyok
2. tiang harus bebas karat dan dilapisi atau dicat secara merata di seluruh
permukaan.
3. sambungan antar bagian tiang harus menggunakan sambungan sok-pen,
reduser dan reduser press yang berlaku
4. tiang harus dilengkapi dengan selongsong yang dipasang menutupi tiang 30
cm di bawah dan 30 cm di atas garis tanah. Garis tanah terletak pada 1/6
panjang tiang pada bagian bawah.

Keuntungan tiang besi


1. Lebih ringan, sehingga mudah membawa atau pengangkutannya
2. Ukuran lebih kecil dari tiang beton

Kerugian tiang besi


1. Mudah berkarat, sehingga perlu pemeliharaan secara berkala

4
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

1.1.4.2. Tiang Beton


Terbuat dari bahan beton bertulang, yaitu campuran semen, pasir dan koral
dicetak dengan diberi rangka besi/beugel. Menurut bentuknya tiang beton
dibedakan atas :
1. Tiang beton berpenampang O
Tiang beton berpenampang bulat adalah tiang beton pratekan dan bertulang
berpenampang bulat konis, berongga di tengahnya dengan peruncingan
normal 1/75

2. Tiang beton berpenampang H.


Tiang beton berpenampang H adalah tiang beton pratekan berpenampang H
di sepanjang kira-kira 5/6 panjang tiang bagian bawah dn berpenampang
segi empat di bagian atasnya dengan peruncingan 1/75.

1.1.4.2.1. Penandaan tiang beton


Tiang beton harus dilengkapi dengan tanda sebagai berikut :
1. Tanda pengenal
2. Merek perniagaan ( logo )
3. Jenis tiang
4. Tanggal dan nomor produksi
5. Tanda titik angkat tiang, berupa garis lurus tebal melingkar setengah
lingkaran
6. Tanda batas tanam tiang, berupa garis lurus tebal melingkari tiang
7. Tanda pembumian ( bila tiang dilengkapi dengan pembumian )
sebagai terminal pembumian

1.1.4.2.2. Penulisan tipe tiang beton.


Penulisan tipe tiang beton berdasarkan panjang dan beban kerja tiang
tersebut,

5
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

Contoh :
1. Tiang beton : 9 meter – 100 daN
Berarti tiang beton panjang 9 meter, beban kerja 100 daN, tanpa
terminal pembumian.

2. Tiang beton : 9 meter – 100 daN + E


Berarti tiang beton panjang 9 meter, beban kerja 100 daN, dengan
terminal pembumian.

Dengan adanya terminal pembumian dimaksudkan bahwa pada tiang beton


tersebut sudah tersedia penghantar pembumian yang terletak di bagian
dalam tiang. Sehingga penghantar netral SUTR yang dibumikan hanya
tinggal menghubungkan dengan terminal pembumian yang tersedia.
Demikian juga pada bagian bawah terdapat terminal untuk menghubungkan
dengan batang pembumian. Dengan demikian tidak diperlukan lagi
penghantar pembumian.

Keuntungan Tiang Beton :


1. tidak perlu pemeliharan
2. umur lebih lama dari pada tiang besi

Kerugian Tiang Beton :


1. rapuh ( gampang pecah atau patah )
2. berat, pengangkutan dan penanaman lebih sulit, terutama untuk daerah
berbukit

1.2. Konduktor
Konduktor berfungsi untuk menghantarkan arus dari suatu bagian instalasi ke bagian
instalasi yang lain. Konduktor yang digunakan sebagai penghantar untuk saluran udara
tegangan rendah harus mempunyai sifat antara lain :
a. konduktifitas atau daya hantar yang tinggi
b. kekuatan tarik yang tinggi

6
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

c. berat jenis yag rendah


d. fleksibilitas yang tinggi
e. tidak rapuh
f. harga murah

1.2.1. Jenis Bahan Konduktor


Penghantar yang umum digunakan untuk saluran udara saat ini adalah all
alluminium alloy conductor ( AAAC). Untuk keperluan saluran udara tegangan
rendah saat ini AAAC tersebut diberi isolasi XLPE sehingga berbentuk kabel.
Kemudian untuk mendapatkan satu penghantar berkas dalam tiga phase, tiga
kabel phase ditambah satu penghantar netral dililit dalam satu berkas.
Penghantar tersebut dikenal dengan sebutan Low Voltage Twisted Cable
(LVTC).

1.2.2. Spesifiksi Konduktor


Spesifikasi konduktor merupakan data-data konduktor yang memberikan
informasi mengenai :
a. jenis bahan konduktor
b. diameter atau luas penampang ( dalam mm2 )
c. banyaknya urat
d. Kapasitas Hantar Arus ( KHA )
e. Kuat tarik putus
f. Berat konduktor per meter
g. Tahanan jenis

Data-data tersebut sangat diperlukan untuk menentukan pemilihan konduktor


sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

1.2.3. Macam-macam Kabel Udara Tegangan Rendah


Kabel udara tegangan rendah yang sering digunakan adalah dari jenis kabel
pilin ( twisted insulated cable)
1. Kabel pilin (TIC) NFA2X-T

7
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

2. Kabel pilin (TIC) NFA


3. Kabel pilin (TIC) NF2X
4. Kabel pilin (TIC) NFY

Keterangan :
N = kabel jenis standar
F = saluran Udara
A = penghantar aluminium
2X = isolasi XLPE
Y = isolasi PVC
T = penggantung
rm = penghantar bulat berkawat banyak
cm = penghantar bulat berkawat banyak dipadatkan.

Spesifikasi ini berlaku untuk kabel pilin udara pada tegangan kerja sampai
dengan 1 KV baik untuk saluran udara tegangan rendah ( SUTR ) maupun
saluran pelayanan ( SR ).

Contoh :
1. NFA2X-T 3 x 70 + 1 x 50 + 2 x 16 rm 0,6/1KV
Menyatakan suatu kabel pilin udara berisolasi XLPE, bahan konduktor
dari alluminium dan berpenggantung. Dengan inti masing-masing sebagai
berikut : tiga inti dengan luas penampang 70 mm2 untuk penghantar fasa,
satu inti untuk netral sekaligus penggantung dengan luas penampang 50
mm2, dua inti untuk penghantar saluran penerangan jalan dengan luas
penampang masing-masing 16 mm2 .

2. NFA2X-T 3 x 70 + 1 x 50 rm 0,6/1 KV
Menyatakan suatu kabel pilin tegangan rendah berisolasi XLPE, bahan
konduktor dari alluminium dan berpenggantung. Tiga inti sebagai
penghantar fasa dengan luas penampang m,asing-masing 70 mm2 dan
satu penghantar netral sekaligus sebagai penggantung dengan luas
penampang 50 mm2.

8
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

1.2.4. Tanda Pengenal Kabel


1. Pengenal inti
Isolasi dari semua inti harus berwarna hitam dan pada permukaannya
diberi tanda :
- Fasa 1 : sebuah garis menonjol sepanjang inti
- Fasa 2 : dua buah garis menonjol sepanjang inti
- Fasa 3 : tiga buah garis menonjol sepanjang inti
- Netral / penggantung : polos
- Saluran penerangan jalan 1 : sebuah garis menonjol sepanjang inti
- Saluran penerangan jalan 2 : dua buah garis menonjl sepanjang inti.

2. Pengenal jenis kabel


NFA2X : kabel pilin udara berisolasi XLPE, penghantar alluminium
NF2X : kabel pilin udara berisolasi XLPE, berpenghantar tembaga
NFY : kabel pilin udara berisolasi PVC, berpenghantar tembaga
NFAY : kabel pilin udara berisolasi PVC, berpenghantar alluminium.

1.2.5. Kapasitas Hantar Arus ( KHA ).


Dengan adanya tahanan listrik pada konduktor maka apabila konduktor
dialiri oleh arus listrik secara terus menerus akan timbul panas pada
konduktor tersebut. Semakin besar arus listrik yang mengalir, maka panas
yang ditimbulkan semakin besar pula, sehingga kenaikan suhu penghantar
akan lebih cepat. Panas yang ditimbulkan itu merupakan perubahan energi
dari energi listrik menjadi energi termal. Dan merupakan salah satu bentuk
kehilangan energi ( losses ). Disamping itu jika semakin tinggi temperature
penghantar maka akan terjadi pertambahan panjang konduktor, sehingga
andonganpun akan bertambah besar juga dapat mengakibatkan penghantar
tersebut putus.
Untuk itu perlu dibatasi arus yang mengalir pada konduktor sehingga dapat
bekerja secara terus menerus dengan aman. Batas di mana kemampuan
penghantar mengalirkan arus secara terus menerus tanpa disertai kenaikan
temperatus secara signifikan merupakan batas kemampuan penghantar

9
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

mengalirkan arus listrik. Batas tersebut dikenal dengan sebutan kapasitas


hantar arus ( KHA ) suatu konduktor. Makin besar penampang konduktor
makin besar pula KHA konduktor tersebut.
Oleh karena itu dalam pemilihan penampang konduktor harus diperhitung-
kan terlebih dahulu perkiraan arus yang akan mengalir. Dengan kata lain
besarnya beban jaringan harus dapat diperkirakan.
Untuk mengetahui besarnya KHA suatu konduktor dapat dilihat pada brosur
atau catalog konduktor yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

1.3. Perlengkapan Jaringan


1.3.1. Suspension Clamp Bracket
Terbuat dari bahan logam campuran yang dicetak. Digunakan sebagai
penggantung klem kabel LVTC pada tiang penyangga atau pada jaringan
lurus.

1.3.2. Suspension Clamp


Merupakan klem penggantung penghantar netral LVTC yang dijadikan
sebagai penggantung ( messenger ) Terbuat dari logam campuran dicetak dan
dilapisi bahan sintetis ( karet ) agar kabel penggantung tidak mengalami stress
mekanis yang berlebihan.

1.3.3. Tension Bracket.


Fungsinya sama dengan suspension clamp bracket, bedanya sebagai bracket
penggantung pada konstruksi tiang sudut atau belokan.

1.3.4. Strain Clamp


Merupakan klem penjepit penghantar yang dijadikan sebagai penggantung.
Terdiri dari dua bagian, bagian luar terbuat dari bahan logam campuran
dicetak dan bagian dalam terbuat dari bahan plastic tahan cuaca. Strain clamp
digunakan untuk menahan tarikan konduktor. Dipasang pada konstruksi
belokan, pada tiang awal atau akhir jaringan dan pada tiang penegang.

10
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

1.3.5. Stainless Steel Strip


Adalah pelat baja berbentuk pita yang digunakan untuk mengikat suspension
clamp bracket atau tension bracket pada tiang.

1.3.6. Stopping Buckle


Adalah gasper untuk mengencangkan dan mengunci stainless steel strip.

1.3.7. Plastic strap


Plastik pengikat bundle konduktor untuk membatasi bagian konduktor netral
yang dikeluarkan dari bundelnya untuk penggantung.

1.3.8. Turn Buckle


Sejenis span-skrup atau sekrup ulir yang digunakan untuk menyesuaikan atau
mengencangkan tarikan konduktor.

1.3.9. Tap Connector.


Penghubung percabangan penghantar saluran udara tegangan rendah yang
terbuat dari bahan plastic dengan gigi penjepit atau penghubung yang ada di
dalamnya terbuat dari alluminium.

1.3.10. Nontension Joint Sleeve


Alat penyambung penghantar saluran udara tegangan rendah di mana titik
sambungan tidak boleh mengalami gaya tarikan. Biasanya berada pada
konstruksi tiang penegang atau tiang sudut karena pada konstruksi tersebut
terdapat strain clamp yang menahan gaya tarikan konduktor.

1.3.11. Bimetal Joint Compression.


Alat penyambung yang terdiri dua bagian yang terbuat dari bahan yang
berbeda, yaitu tembaga dan alluminium. Digunakan untuk penyambungan
antara kabel jurusan dari PHB-TR yang umumnya menggunakan kabel
dengan inti tembaga ( NYY ) ke saluran udara tegangan rendah yang
umumnya menggunakan kabel pilin berinti alluminium.

11
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

2. STANDAR KONSTRUKSI JARINGAN


2.1. TR-1

Keterangan :

1. Suspension Clamp Bracket : 1 buah


2. Suspension Clamp : 1 buah
3. stainless steel strip : 1 buah
4. Stopping buckle : 2 buah
5. Plastic strap : 1 buah

12
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

2.2. TR-2

Keterangan :

1. Tension bracket : 1 buah


2. Strain clamp : 2 buah
3. Stainless steel strip : 2 buah
4. Stopping buckle : 2 buah
5. Plastic strap : 3 buah

13
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

2.3. TR-3

Keterangan :

1. Tension bracket
2. Strain clamp
3. Stainless steel strip
4. Stopping buckle
5. Plastic strap
6. Pipa PVC 2” = 50 cm
7. Link
8. Deadend tube
9. Turn buckle

14
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

2.4. TR-4

Keterangan :

1. Suspension clamp bracket


2. Suspension clamp
3. Stainless steel strip
4. Stopping buckle
5. Plastic strap
6. Tap connector
7. Tap connector

15
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

2.5. TR-5

Keterangan :

1. Tension bracket : 2 buah


2. Strain clamp : 2 buah
3. Stainless steel strip : 2 buah
4. Stopping buckle : 2 buah
5. Plastic strap : 3 buah

16
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

2.6. TR-6

Keterangan :

1. Suspesion clamp bracket : 1 buah


2. Suspension clamp : 1 buah
3. Stainless steel strip : 4 buah
4. Stopping buckle : 4 buah
5. Plastic strap : 4 buah
6. Tension bracket : 1 buah
7. Strain clamp : 1 buah
8. Tap connector 70 mm : 3 buah
9. Tap connector 50 mm : 1 buah

17
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

2.7. TR-6a

Keterangan :

1. Tension bracket : 2 buah


2. Strain clamp : 3 buah
3. Stainless steel strip : 2 buah
4. Stopping buckle : 2 buah
5. Plastic strap : 2 buah
6. Tap connector 70 mm : 3 buah
7. Tap connector 50 mm : 1 buah

18
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

2.8. TR-7

Keterangan :

1. Tension bracket : 1 buah


2. Strain clamp : 1 buah
3. Stainless steel strip : 2 buah
4. Stopping buckle : 2 buah
5. Plastic strap : 2 buah
6. Tap connector 70 mm : 3 buah
7. Tap connector 50 mm : 1 buah

19
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

3. TEKNIK PEMASANGAN KONSTRUKSI SUTR

3.1. Pemasangan perlengkapan jaringan


Sebelum perlengkapan jaringan dipasang di atas tiang, terlebih dahulu
perlengkapan tersebut dirangkai sesuai kebutuhan konstruksinya sebagaimana
dijelaskan pada Bab 2. Setelah selesai merangkai perlengkapan jaringan
tersebut barulah dipasang di atas tiang.

3.1.1. Alat-alat yang digunakan.


1. Tangga.
2. Tali.
Untuk pengikat bagian atas tangga pada tiang
Untuk menaikkan dan menurunkan material dan peralatan
3. Spanner, alat untuk mengencangkan dan memotong stainless steel
strip

3.1.2. Cara pemasangan perlengkapan jaringan


Setelah tangga dipasang dan diikat, petugas naik dengan membawa
material perlengkapan jaringan dan alat-alat kerja untuk memasang.
Perlengkapan jaringan yang dibawa naik ke atas tiang adalah
perlengkapan yang sudah dirangkai sesuai dengan kebutuhan konstruksi
pada tiang tersebut.
Urutan pemasangan adalah sebagai berikut :

1. Lilitkan dua potong stainless steel strip pada tiang lengkap dengan
stopping buckle
2. Pasang suspension clamp bracket sedemikian rupa sehingga
stainless steel strip sebagai pengikatnya
3. Kencangkan kedua stainless steel strip tersebut

Urutan pemasangan semua jenis konstruksi pada setiap tiang sama


karena perlengkapan jaringan sudah dirangkai terlebih dahulu.

3.2. Penarikan Konduktor


Penarikan konduktor harus dilakukan sedemikian rupa sehingga konduktor
tidak menyentuh tanah atau benda-benda lain yang dapat mengakibatkan
kerusakan konduktor.

1. Pasang satu set ( satu kiri dan satu kanan ) dongkrak haspel pada tempat
yang berjarak kira-kira antara 10 sampai 15 meter dari tiang awal.
2. Letakkan haspel ( gulungan konduktor ) di antar kedua dongkrak kabel
tersebut
3. Pasang poros haspel pada lobang-lobang dongkrak dan lobang haspel
4. Naikkan dongkrak sehingga haspel dapat berputar dengan bebas
5. Ikat ujung konduktor dengan tali sepanjang kira-kira 20 meter
6. Pasang roll kabel di atas setiap tiang mulai dari tiang awal sampai tiang
penegang.
7. Masukkan tali ke dalam roll kabel yang sudah dipasang di atas tiang

20
PT. PLN (Persero)
JASA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN Bahan bahan Konstruksi JTR

8. Tarik tali tersebut ke arah tiang selanjutnya dan lakukan sama dengan
nomor 7 sampai ke tiang penegang.
9. Pasang kotrek pada awal dan akhir kabel
10. Kencangkan terlebih dahulu pada bagian awal kemudian kencangkan
konduktor pada bagian penegang.
11. Selain pada bagian awal dan ujung konduktor, pada konstruksi belokan
( TR – 2 ) juga dipasang kotrek
12. Setelah didapat andongan konduktor sesuai standar ( maks. 2 % dari lebar
gawang ) selanjutnya meletakkan penggantung konduktor pada suspension
clamp
13. Bagian kiri dan kanan penggantung masing-masing dipasang plastic strap.

21

Anda mungkin juga menyukai