Anda di halaman 1dari 8

1

AUDIT ENERGI PADA PENDISTRIBUSIAN LISTRIK DI PT PLN


DISTRIBUSI APJ X DENGAN METODE MANAJEMEN TRAFO

Ir. Sarwono, MM1) Ridho Hantoro ST, MT2) Adiakti Wiras Windaru)
Department of Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology
ITS Surabaya Indonesia 60111, email: winda.adiakti @yahoo.com

abstrak— Telah dilakukan audit energi pada trafo-trafo tersebut akan didapat data-data guna penyusunan
pendistribusian listrik di PT PLN Distribusi APJ X dengan rute manajemen trafo. Dengan adanya manajemen trafo
metode manajemen trafo. Dalam metode ini dilakukan maka meskipun persediaan trafo terbatas namun dapat tetap
pendataan trafo underload (<40%) dan overload (>80%),
dimanfaatkan secara efisien..
membuat rute berdasar analisa pembebanan dan efisiensi pada
masing-masing trafo, serta menghitung kontribusi yang
didapat setelah manajemen trafo dapat diterapkan. Hasil yang II. DASAR TEORI
didapat dari manajemen trafo ini kemudian akan
dibandingkan dengan metode yang selama ini dipakai oleh PT
I. Deskripsi PT PLN Distribusi
PLN Distribusi, yaitu metode pemeliharaan trafo. Sehingga
diperoleh hasil %beban pada sebelum kegiatan manajemen Pendistribusian listrik adalah proses penyaluran energi
trafo (metode pemeliharaan trafo) terletak banyak diluar listrik, dan semua bagian dari sistem tenaga listrik yang
range tetapi setelah dilakukan manajemen trafo %beban
berada dalam range 40% - 80% yang dapat diartikan kinerja
terletak antara sumber tenaga listrik sampai dengan
trafo lebih efisien, rata-rata efisiensi trafo saat setelah kegiatan konsumen. Pendistribusian listrik merupakan hal paling
manajemen trafo meningkat sebesar 0,38%, serta penurunan pokok dalam kegiatan PT PLN, dalam penyaluran suatu
besarnya energi yang hilang setelah dilakukan kegiatan daya listrik, besarnya energi listrik yang dikirim tidak
manajemen trafo adalah sebesar 1475 watt dengan dinyatakan seluruhnya dapat diterima oleh konsumen, hal ini
persentase sebesar 16%. Untuk biaya yang bisa disimpan dari disebabkan adanya kehilangan energi listrik yang
kontribusi energi yang hilang setelah kegiatan manajemen
trafo adalah sebesar Rp.3.357.543 pertahun.
disebabkan oleh dua faktor, faktor teknis dan faktor non
teknis. Fakor teknis dalam hal ini adalah mengenai rugi
Kata kunci : trafo distribusi, losses, beban listrik tegangan dan rugi daya pada jaringan yang memiliki
tahanan dan induktansi, sedangkan faktor non teknis adalah
I. PENDAHULUAN dikarenakan pencurian listrik yaitu memakai daya listrik
PT PLN Distribusi mempunyai peranan penting dalam tanpa sepengetahuan PT PLN.
menyalurkan energi listrik hingga sampai ke konsumen.
Pendistribusian listrik adalah proses penyaluran energi II. Konsep Manajemen Energi
listrik, dan semua bagian dari sistem tenaga listrik yang Audit energi merupakan usaha atau kegiatan untuk
terletak antara sumber tenaga listrik sampai dengan meidentifikasaikan jenis dan besarnya energi yang
konsumen. Besarnya energi listrik yang dikirim tidak digunakan pada bagian-bagian operasi suatu perusahaan
seluruhnya dapat diterima oleh konsumen, hal ini atau bangunan dan mencoba mengidentifikasikan
disebabkan adanya kehilangan energi listrik yang kemungkina penghematan energi. Sasaran dari audit energi
disebabkan oleh dua faktor, faktor teknis dan faktor non adalah untuk mencari cara mengurangi konsumsi energi
teknis. Kehilangan energi listrik dapat diidentifiksi dengan persatuan output dan mengurangi biaya operasi.
diadakannya audit energi pada metode yang telah dilakukan
PT PLN Distribusi yaitu metode pemeliharaan trafo. Dengan III. Beban Listrik
audit energi dapat diketahuikekurang efisienan metode yang
telah dilakukan PT PLN, dengan cara meninjau dari efisiensi Kelompok-kelompok konsumen terbesar dari energi
dan energi yang hilang pada proses pendistribusian listrik listrik adalah industri, pemukiman/ rumah tangga dan
yang berjalan. komersial. Kebutuhan energi untuk tiap konsumen memiliki
Audit energi sendiri juga merupakan usaha karakter yang berbeda- beda. Daya listrik yang digunakan
mengidentifikasi kemungkinan solusi yang dapat diajukan oleh konsumen dalam pembebanan sepanjang hari dapat
untuk penghematan energi dan biaya dalam sebuah bervariasi. Tetapi meskipun demikian dapat diamati bahwa
konsumsi energi. Salah satu solusi yang digunakan untuk penggunaan harian tersebut mempunyai perilaku yang sama.
meminimalisir kehilangan energi listrik adalah dengan
adanya manajemen energi listrik. Manajemen energi listrik IV. Energi yang Hilang
dapat menjelaskan solusi untuk memperoleh hasil yang Energi yang hilang pada jaringan distribusi dalam sistem
efisien dalam pendistribusian energi listrik. Salah satu ketenagalistrikan merupakan kehilangan kwh energi yang
metode yang dapat diusulkan adalah dengan manajemen tidak dapat dimanfaatkan, sehingga hal ini merupakan salah
trafo. Manajemen trafo yang diusulkan adalah cara satu bentuk pemborosan energi serta menurunkan
pengelolaan trafo-trafo distribusi yang terpasang di jaringan efisiensi.Pada dasarnya energi yang hilang pada jaringan
dan yang tersedia di gudang. Dengan mengaudit energi distribusi dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu Susut
2

teknis dan Susut non-teknis.Susut teknis akan memunculkan Start

alternatif penanganan energi yang hilang pada sistem


jaringan distribusi karena faktor karakteristik dan kondisi Studi Literatur

teknis.

V. Tranformator Pengambilan Data Hasil Audit Kehilangan Energi pada Trafo


Distribusi

Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang


digunakan untuk mentransformasikan daya atau energi Metode I :
Analisa dengan
Metode II :
Analisa dengan
Tidak
Metode Metode
listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau Pemeliharaan
Trafo
Manajemen
Trafo

sebaliknya, melalui suatu gandengan magnet dan


berdasarkan prinsip induksi-elektromagnet. Transformator Membandingkan Hasil Uji Analisa

digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik


maupun elektronika
Hasil Uji Efisiensi
VI. Efisiensi Trafo Metode II > Metode I

Efisiensi trafo merupakan perbandingan antara daya yang


Ya
masuk pada trafo dengan daya yang keluar dari trafo.
Efisiensi pada trafo menunjukkan tingkat kinerja trafo pada Penyusunan Rute
Manajemen Trafo
suatu keadaan. Semakin tinggi efisiensi trafo maka dapat dengan Metode
Simulasi

dikatakan bahwa semakin dapat terminimalisirnya energi


yang hilang dalam proses penyaluran energi listrik tersebut.
daya keluar Menghitung rupiah yang dapat

EFISIENSI(η) = × 100% dihemat setelah


menggunakan metode
daya masuk (1)
manajemen trafo

III. METODE End

I. Alur Penelitian
Gbr. 1. Flowchart penelitian
Studi literatur mengenai peninjauan terhadap referensi
Tahapan proses pengerjaan uji coba penelitian
yang menunjang judul penelitian, yaitu dengan mempelajari
manajemen trafo di PT PLN APJ X adalah sebagai berikut :
referensi-referensi mengenai trafo distribusi, kehilangan
energi, audit energi, serta SPLN yang berkaitan dengan trafo
distribusi.
Langkah berikutnya adalah mengaudit energi pada trafo-
trafo distribusi yang terletak di PT PLN APJ X per triwulan,
kegiatan audit energi ini meliputi analisa dan perhitungan
penyebab hilangya energi trafo distribusi. Pendataan
persediaan trafo distribusi pada PT PLN APJ X, pada tahap
ini dilakukan pendataan persediaan trafo baik yang telah
terpasang di jaringan maupun di gudang. Kemudian
pembuatan rute manajemen trafo, pembuatan rute ini dengan
didasarkan pada hasil audit energi yang didapat dari trafo-
trafo distribusi. Selanjutnya menerapkan metode manajemen
trafo untuk diujicobakan dengan tujuan meminimalisir
kehilangan energi pada saat proses pendistribusian listrik.
Langkah terakhir adalah pengujian metode manajemen trafo, Gbr. 2. Tahapan Proses Manajemen Trafo
yaitu dengan cara membandingkan efisiensi antara metode
pemeliharaan trafo dengan metode manejemen trafo. II. Metode Pemeliharaan trafo pada PT PLN
Tahapan pengerjaan secara rinci dapat dilihat pada flowchart
gambar 1. Dengan memaksimalkan perawatan fisik trafo, PT PLN
sementara ini dapat meminimalsir hilangnya energi yang
terjadi pada trafo distribusi, perawatan fisik meliputi :
a. Pemeriksaan minyak trafo
b. Pembersihan fisik
c. Sistem Proteksi Primer dan Sekunder
d. Pengencangan konektor
e. Pengukuran beban trafo
f. Perbaikan sistem pentanahan
g. Pemeriksaan Tap changer Trafo
h. Ventilasi gardu
3

IV. HASIL PENELITIAN berdasarkan pada daerah yang dipilih, yaitu UPJ X daerah
I. Energi yang Hilang dan Penyebabnya Y. Dalam lampiran A telah ditandai dengan warna-warna
yang mewakili beban trafo dibawah 40% yaitu dengan
Manajemen trafo merupakan suatu kegiatan untuk warna biru dan diatas 80% dengan warna jingga, dengan
mengurangi jumlah trafo overload di jaringan serta patokan pada GTT yang mempunyai %beban diatas 100%
mengusahakan agar trafo tidak dibebani lebih dari 80 % atau terlebih dahulu kemudian dicari % beban diatas 80%, maka
dibawah 40 % guna meningkatkan efsiensi trafo sehingga ditemukan GTT 138 dan GTT 97 untuk %beban diatas
menurunkan besarnya energi yang hilang atau susut teknis. 100% dan GTT 60, 37, 112, 18,84, dan 139 untuk %beban
Kegiatan manajemen trafo menyangkut : diatas 80%. Dari data tersebut didapatkan perkiraan analisa
a. Mutasi trafo beban di atas 80 % rute manajemen trafo.
b. Mutasi trafo beban di bawah 40 %
Upaya PT PLN yang dilakukan selama ini adalah dengan Tabel 1. Perkiraan Pemilihan GTT untuk Manajemen Trafo
adanya metode pemeliharaan trafo, metode pemeliharaan
trafo yang digunakan adalah dengan memeriksa secara GTT 138 97 60 87 28 1

berkala kinerja trafo,baik pemeriksaan secara fisik maupun


S (KVA) 25 25 50 100 160 200
teknik. Upaya pemeliharaan trafo dinilai kurang, karena
BEBAN (kVA) 25 26 41.6 71 118 67
belum dapat meminimalisir kehilangan energi listrik yang
terjadi. Dengan menekan jumlah kehilangan energi listrik
BEBAN (%) 100% 104% 83% 71% 74% 33.50%
maka akan mengurangi potensi yang menyebabkan
berkurangnya pendapatan dari penjualan energi listrik, Tabel 1. Perkiraan Pemilihan GTT untuk Manajemen Trafo(lanjutan)
dengan kata lain menyelamatkan pendapatan PT PLN.
Kehilangan energi listrik sederhananya dapat diartikan GTT 32 37 71 112 18 84

sebagai listrik yang tidak menjadi rupiah, dengan


S (KVA) 160 50 25 25 50 25
meminimalisir kehilangan energi listrik maka dapat
mengurangi beban pemerintah dalam mensubsidi PT PLN. BEBAN (kVA) 67 44 23 20 48 24
Dalam metode pemeliharaan trafo, PT PLN
BEBAN (%) 42% 88% 92% 80% 96% 96%
membutuhkan banyak trafo baru untuk mengganti trafo-
trafo yang dianggap tidak efisien, yang dalam hal ini penulis
mengelompokkannya menjadi kurang dari 40% dan lebih II. Analisa Data saat Trafo Dibebani < 40 % dan >80%
dari 80%. Trafo-trafo yang dianggap tidak efisien ini oleh Pada saat data pada tabel 1 menunjukkan letak GTT yang
PT PLN tetap dibiarkan bekerja hingga pada saat yang menunjukkan beban < 40 % dan >80% maka analisa
dijadwalkan baru dapat diganti dengan trafo yang baru. perhitungan yang dilakukan adalah dengan mencari efisiensi
Padahal untuk mengganti 1 trafo distribusi 50 kVA saja PT trafo-trafo yang telah dipilih berdasarkan wilayah pada tabel
PLN membutuhkan biaya RP. 24.775.000, sehingga banyak 1 menggunakan perhitungan dimana Cos φ = 0,85 dan
sekali antrian pembelian trafo distribusi yang ada dalam data konstanta-konstanta PC dan PCu didasarkan pada data Tabel
PT PLN. Padahal dengan membiarkan energi yang hilang. Spesifikasi Transformator Distribusi fase-tiga SPLN 50
Dengan diketahuinya permasalahan tersebut maka dalam :1997.
pembahasan dibawah ini akan dibahas mengenai  P + ( K 2 × PCu ) 
perhitungan kontribusi kehilanan energi dari pembenahan η = 100 - C × 100 %
pembebanan trafo melalui kegiatan manajemen trafo untuk  ( K × S × Cosϕ )  (2)
satu rute manajemen yaitu rute manajemen UPJ X daerah Y.
Langkah-langkah menuju kegiatan manajemen trafo antara
Tabel 2. Spesifikasi Transformator Distribusi fase-tiga
lain :
a. Mengumpulkan data pengukuran malam (beban
puncak) trafo semester tiap semester tahun berjalan dari NO. DAYA Pengenal RUGI Fe RUGI Cu
unit. kVA Watt Watt
b. Mengelompokan persentase pembebanan trafo dari r 25 75 425
tiap unit UPJ X mulai dari yang terbesar hingga yang 2 50 140 800
terkecil. 3 100 300 1600
c. Diutamakan trafo yang terbebani lebih dari 100% 4 160 400 2000
dari setiap unit, kemudian yang 80% keatas. Lalu dicari 5 200 480 2500
trafo yang terbebani dibawah 40%. 6 250 600 3000
d. Untuk mengurangi waktu pemadaman saat proses
7 315 770 3900
mutasi maka diperlukan modal trafo dari gudang.
e. Membuat rute manajemen trafo.
Contoh cara perhitungan efisiensi GTT 138 dengan daya
Dari data hasil laporan pengukuran GTT beban malam
trafo (S) sebesar 25 kVA yang berarti nilai PFe 75 watt dan
persemester yang telah didapat melalui pengukuran yang
Pcu 425 watt, beban tarfo 25 kVA, dan %beban trafo
dibantu oleh rekanan PT PLN Distribusi diperoleh hasil
sebesar 100% (K=1) adalah sebagai berikut :
seperti pada lampiran A, kemudian dari lampiran A dibuat
pengelompokan beban dibawah 40% dan diatas 80%.
Persentase pembebanan trafo bertujuan untuk mencoba
memperkirakan rute manajemen yang akan disusun
4

 75 + (12 × 425)  Tabel 3. Perhitungan Pada GTT sebelum Dilakukan Manajemen Trafo
η = 100 - × 100 %
 (1 × 25 × 1000 × 0,85)  GTT 138 97 60 87 28 1

S (KVA) 25 25 50 100 160 200

η = (100 - 2,35)% = 97,65%


BEBAN (kVA) 25 26 41.6 71 118 67
Didapat hasil bahwa besarnya efisiensi trafo ke jaringan
tegangan rendah adalah 97,65% dari daya yang BEBAN (%) 100% 104% 83% 71% 74% 33.50%

ditransferkan ke trafo. Untuk mengetahui berapa besar daya EFISIENSI


yang ditransferkan ke trafo oleh PT PLN adalah dengan cara
memasukkan ke dalam rumus dimana telah diketahui bahwa TRAFO (%) 97.65% 97.58% 98.01% 98.17% 98.52% 98.66%

efisiensi trafo adalah perbandingan besarnya daya keluar


dengan daya masuk, dan yang dimaksud daya keluar dari Daya masuk (VA) 25,602 26,645 42,445 72,326 119,777 67,907
trafo adalah beban, sehingga penyelesaian untuk mengetahui Enrgi yang hilang
(Watt) 512 548 718 1.127 1.510 771
besarnya daya masuk ke trafo adalah :
Tabel 3. Perhitungan
Daya Keluar
η= Pada GTT Sebelum Dilakukan Manajemen Trafo (lanjutan)
Daya Masuk (3)
GTT 32 37 71 112 18 84

25kVA
Daya Masuk = = 25602 VA S (KVA) 160 50 25 25 50 25
97,65%
BEBAN (kVA) 67 49.8 23 20 48 24

Sehingga daya masuk dikurangi daya keluar merupakan


BEBAN (%) 42% 99.6% 92% 80% 96% 96%
energi yang hilang atau susut di trafo, yang besarnya :
EFISIENSI
Daya Masuk – Daya Keluar = Energi yang hilang (4) TRAFO (%) 98.68% 97.94% 97.78% 97.96% 97.83% 97.71%

Daya Masuk – Daya Keluar = (25602 – 25000) × 0.85 Daya masuk (VA) 67,895 44,924 23,523 20,417 49,067 24,562

= 602 × 0.85 Watt Energi yang hilang


(Watt) 761 786 445 354 907 478
= 512 Watt.
Untuk mengetahui % beban pada GTT 138 maka dengan
cara sebagai berikut :
%Beban = X 100% (5)

%Beban = X 100% = 100%

Sehingga diketahui untuk GTT 138 besarnya efisiensi


trafo adalah 97,65%, dengan besar daya yang masuk adalah
25602 VA, %beban 100% dan energi yang hilang sebesar
512 watt.
Dengan perhitungan yang sama pada masing-masing GTT Grafik 1 Perbandingan Beban Sebelum Kegiatan Manajemen Trafo
tabel 1 maka akan didapat besarnya efisiensi, daya yang
masuk, dan energi yang hilang pada masing-masing GTT III. Analisa Pemilihan Rute Manjemen
sebelum adanya kegiatan manajemen trafo. Perhitungan ini
dimaksudkan agar didapat variabel yang sama untuk Analisa pemilihan rute manajemen di sini dengan
dijadikan pembanding mengenai kinerja trafo ketika setelah mengambil asumsi bahwa jarak lokasi antar GTT tidak
diadakan kegiatan manajemen trafo diperhitungkan. Data letak dan jumlah beban tiap GTT bisa
diliat pada lampiran A. Dengan adanya persediaan modal
trafo yang ada di gudang adalah tiga buah trafo 3 fasa
dengan daya 100 kVA. kemudian dari data pengukuran trafo
semester 1 tahun 2010 untuk UPJ X dilakukan pengurutan
dengan prioritas tertinggi adalah trafo yang telah dibebani
lebih dari 100%. Di sini ditentukan GTT 138 (persentase
beban 104%) dan GTT 97 (persentase beban 100%) sebagai
patokan dalam pembuatan rute.
5

Gbr. 3 Analisa Rute Manajemen Trafo Persentase pengurangan energi yang hilang di trafo
sebesar :
(512 – 356)
x 100 % = 31 %
512
Besarnya energi yang hilang telah berkurang dari yang
sebelum kegiatan manajemen trafo sebesar 512 watt menjadi
hanya 356 watt ini berarti kegiatan manajemen trafo dapat
digunakan untuk meminimalisir energi yang hilang pada
trafo.

Tabel 4. Perhitungan GTT saat Setelah di Manajemen Trafo

GTT 138 97 60 87 28 1

S (KVA) 50 50 100 160 200 160

BEBAN (kVA) 25 26 41.6 71 118 67

BEBAN (%) 50% 52% 42% 44% 59% 42%

EFISIENSI
98.35 98.34 98.37 98.68 98.68
TRAFO (%) % % % % 98.65% %

119,61
Daya masuk (VA) 25,419 26,438 42,290 71,946 0 67,895
Energi yang hilang
(Watt) 356 372 586 804 1.369 761

Saving 156 175 132 323 142 10

% Saving 31% 32% 18% 29% 9% 1%

IV. Analisa data setelah dilakukan manajemen trafo Tabel 4. Perhitungan GTT
Setelah didapat rute manajemen trafo maka yang Setelah di Manajemen Trafo(lanjutan)
dilakukan kemudian adalah dengan menghitung kembali GTT 32 37 71 112 18 84
efisiensi trafo, daya masuk trafo, %beban trafo, dan energi
yang hilang pada trafo. Dengan cara yang sama pada S (KVA) 100 100 50 50 100 50

persamaan (1), (2), (3), (4) didapat hasil yaitu : BEBAN (kVA) 67 44 23 20 48 24

%Beban = X 100% BEBAN (%) 67% 44% 46% 40% 48% 48%

EFISIENSI
%Beban = 50% 98.21 98.37 98.37 98.36 98.36 98.36
TRAFO (%) % % % % % %

Besarnya %beban setelah dilakukan manajemen trafo


adalah 50% yang dapat diartikan bahwa %beban dalam GTT Daya masuk (VA) 68,220 44,729 23,382 20,332 48,800 24,400
138 telah turun dan berada pada kondisi yang efisien yaitu , Energi yang hilang
(Watt) 1.037 620 325 283 680 340
berada dalam range 40% - 80%. Sedangkan untuk
perhitungan efisiensinya menjadi : Saving -276 166 120 72 227 138
 140 + (0.5 2 × 800) 
η = 100 - × 100 % % Saving -36% 21% 27% 20% 25% 29%
 ( 0 . 5 × 50 × 1000 × 0,85) 
Dari tabel diatas didapatkan besarnya energi yang dapat
η = (100 - 2,35)% = 98.35% dihemat setelah dilakukan kegiatan manajemen trafo pada
tiap-tiap GTT, serta didapatkan juga besarnya persen
Efisiensi yang didapat setelah dilakukan kegiatan penghematan yang dapat dilakukan setelah dilakukan
manajemen trafo adalah 98.35% yamg artinya efisiensinya manajemen trafo yang kemudian dapat diperjelas dengan
naik 0.7%. daya masuknya juga berubah menjadi : ditabelkan dan grafik seperti pada tabel dan grafik dibawah :

25kVA
Daya Masuk = = 25419 VA
98.35%
Daya masuknya menjadi berkurang karena daya pada trafo
telah bertambah dan efisiensi pada trafo naik. Sedangkan
besarnya energi yang hilang adalah :
Daya Masuk – Daya Keluar = (25419 – 25000) × 0.85
= 419 × 0.85 Watt
= 356 Watt
6

Grafik 2 % Beban Sesudah Kegiatan Manajemen Trafo

Tabel 5. Perbandingan Energi yang Hilang Sebelum dan Sesudah Kegiatan


Manajemen Trafo

energi yang energi yang Penurunan


Persentase Grafik 4 Perbandingan Energi yang Hilang Sebelum dan Sesudah Kegiatan
penurunan Manajemen Trafo
GTT hilang Sebelum hilang Sesudah energi yang
energi yang
Manajemen (W) Managemen (W) hilang(W)
hilang Dari grafik 4 dapat dilihat penurunan energi yang hilang
saat kegiatan manajemen trafo ini diterapkan, dari angka
138 512 355.86 156.19 31% yang tertera dapat dilihat tidak significant yaitu rata-rata
untuk kenaikan efisiensi trafo sebesar 0.38%, tetapi perlu
97 548 372.49 175.44 32% diketahui bahwa angka yang tertera adalah untuk hanya 12
GTT dengan angka setiap jamnya dapat dihargai dengan
60 718 586.46 131.61 18%
rupiah. Konsep dari audit energi sendiri yang diangkat
87 1127 804.41 322.82 29%
adalah dengan tujuan mengefisienkan energi yang dipakai,
dengan kata lain kegiatan audit energi pada UPJ X daerah Y
28 1510 1,368.68 141.54 9% ini dapat mengefisienkan penyaluran energi listrik yang
dilakukan oleh PT PLN UPJ X daerah Y.
1 771 760.73 10.13 1%

32 761 1,036.78 (276.05) -36%

37 965 708.47 256.66 27%

71 445 324.58 120.03 27%

112 354 282.62 71.61 20%

18 907 679.78 227.22 25%

84 478 339.89 137.72 29%

TOTAL 9,096 7,621 1,475 16%

Gambar 4 Diagram batang perbandingan efisiensi sebelum dan sesudah


dilakukan manajemen trafo

Dari gambar 4 dapat dilihat perbandingan efisiensi trafo


sebelum dan sesudah kegiatan manajemen, dari gambar
dapat disimpulakan bahwa efisiensi trafo setelah kegitan
manajemen dapat meningkat. Dengan efisiensi trafo
meningkat maka enrgi yang hilang pada trafo berkurang,
sehingga tercapailah tujuan dari penelitian ini yaitu dapat
meminimalisir besarnya energi yang hilang pada trafo
dengan audit energi melali manajemen trafo.
Kekurangan dan kelebihan dari metode pemeliharaan trafo
Grafik 3 Perbandingan %Beban Sebelum dan Sesudah Kegiatan
oleh PT PLN APJ X antara lain adalah :
Manajemen Trafo Kelebihan metode pemeliharaan trafo:
a. Mengetahui kondisi fisik trafo.
b. Merupakan kegiatan rutin PT PLN distribusi.
Kekurangan metode pemeliharaab trafo :
a. Belum dapat meminimalisir energi yang hilang
pada trafo.
b. Banyaknya trafo yang underload dan overload
tetap dibiarkan bekerja.
7

c. Banyaknya rupiah yang tidak bisa diselamatkan Tabel 6. Harga rupiah yang bisa diselamatkan dari penekanan susut
akibat hilangnya energi saat pendistribusian Kontribusi Penghematan
listrik berlangsung. Penekanan (Rp/Bulan)
GTT
Susut Tarif R1 =
Kelebihan metode manajemen trafo : (kWh/Bulan) Rp.658.69
a.Dapat meminimalisir energi yang hilang saat
pendistribusian listrik. 138 45 29,629.09
b.Dapat menyelamatkan rupiah yang selama ini 97 51 33,281.88
hilang dari metode pemeliharaan trafo. 60 38 24,967.47
c.Dapat mengefisienkan kinerja trafo karena %beban
87 93 61,239.72
trafo telah ada dalam range 40% - 80%.
Kekurangan manajemen trafo : 28 41 26,850.37
a.Kesulitan pengurutan data pengukuran trafo dari 1 3 1,920.99
tiap-tiap unit karena ketidak seragaman format 32 (80) -52,366.71
pelaporan.
37 74 48,688.82
b.Pemilihan dilakukan secara manual yaitu, dengan
memilih berdasarkan data hasil cetakan laporan 71 35 22,769.17
pengukuran dari unit. 112 21 13,584.38
Dengan melihat kelebihan dan kekurangan masing – 18 65 43,105.06
masing metode maka dapat dipertimbangkan bahwa
84 40 26,125.05
kegiatan manajemen trafo dapat dipertimbangkan untuk dapt
dilakukan oleh pihak PT PLN Distribusi, meskipun dengan TOTAL 425 279,795.29
catatn banyak biaya lain – lain yang belum diperhitungkan
lebih rinci. V. KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melihat menganalisa semua hasil dari kegiatan I. Kesimpulan
manajemen trafo,maka dapat dikatakan kegiatan manajemen
trafo ini berhasil meminimalisir energi yang hilang pada Berdasarkan penelitian dan analisa yang telah dilakukan
proses distribusi listrik. Hal ini ditunjukkan dari data bahwa maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
pembebanan trafo saat ini dalam range yang efisien yaitu a. Dari hasil tugas akhir ini telah dianalisa metode
antara 40-80%. manajemen trafo untuk diterapkan pada PT PLN
Distribusi APJ X sehingga didapatkan hasil bahwa
V. Perhitungan rupiah setelah dilakukan manajemen metode manajemen trafo ternayata dapat
trafo meminimalisir hilangnya energi listrik pada proses
pendistribusian energi listrik yang dilakukan oleh PT
Rupiah yang dapat disimpan setelah dilakukan kegiatan PLN distribusi dari tiap trafo ke pelanggan per
manjemen trafo adalah seperti yang tertera dalam Tabel 6 wilayah.
Dari tabel tersebut dapat dihitung rupiah yang dapat b. Setelah dilakukan kegiatan manajemen trafo,
diselamatkan pada UPJ X daerah Y yaitu dengan kontribusi pembebanan pada trafo berhasil ada dalam range 40%
penekanan energi yang hilang adalah Rp.279.795 perbulan, - 80%.
dan sebesar Rp.3.357.543 pertahun. Rupiah tersebut hanya c. Presentase penurunan energi yang hilang setelah
dihasilkan dari kontribusi penekanan energi yang hilang. dilakukan kegiatan metode manajemen trafo adalah
Jika dibandingkan dengan metode pemeliharaan trafo yang sebesar 1475 watt dengan dinyatakan dalam persentase
menbutuhkan banyak trafo baru dengan pendatangan trafo sebesar 16%.
baru tersebut dengan jangka waktu yang lama dan d. Peningkatan rata-rata efisiensi trafo setelah kegiatan
membiarkan energi yang hilang itu terus menerus terjadi manajemen trafo adalah sebesar 0.38%.
maka dapat dikatakan bahwa kegiatan manajemen trafo ini e. Rupiah yang dapat diselamatkan pada UPJ X daerah Y
dapat meminimalisir energi yang hilang dan menyelamatkan yaitu dengan kontribusi penekanan energi yang hilang
rupiah yang terbuang. adalah Rp.279.795 perbulan, dan sebesar Rp.3.357.543
pertahun.
Contoh perhitungan kontribusi penekanan susut untuk GTT II. Saran
138 :
Adapun saran-saran yang diberikan dari penelitian Tugas
= Penurunan energi yang hilang (W) x 0,4 x 24 jam x 30 hari Akhir adalah sebagai berikut:
1000 a. Data yang dikumpulkan dari unit dapat terurutkan
berdasarkan persentase pembebanan.
= 156,19 x 0,4 x 24 x 30 b. Dapat membaca secara jeli format pelaporan dari
1000 rekanan PT PLN, kesulitan pengurutan data
pengukuran trafo dari tiap-tiap unit dikarenakan
= 45 kWh/bulan ketidak seragaman format pelaporan.
c. Dapat menemukan solusi program untuk memperoleh
Tarif TDL yang ditetapkan tahun 2010 adalah sebesar data hasil cetakan laporan pengukuran dari unit.
Rp.658,69 perbulan sehingga :

Penghematan = 45 kWh/bulan x Rp.658,69


= Rp.29.629
8

VI. DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS


Nama : Adiakti Wiras Windaru
1. Haggar, Bruce. 2004. Risk Management Application
NRP : 2406 100 023
For Quality. Papper presented at ASQ Food, Drug, and
TTL : Surabaya,
Cosmetic Division MidWest Conference. MedQ
06 April 1988
Systems.
Alamat : Jl Kertajaya VE / 11B
2. P.T. Bambang Djaya, “Metode Pengujian
Riwayat Pendidikan :
Transformator Distribusi”, P.T. Bambang Djaya,
• SDN Kertajaya 1
Surabaya 1995.
3. P.T. PLN, “ Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan untuk • SLTP Negeri 6 Surabaya
Transformator Distribusi” Perusahaan Umum Listrik • SMAN 5 Surabaya
Negara, Jakarta, 1981. • Teknik Fisika ITS
4. SPLN 50:1997, "Spesifikasi Transformator Distribusi", Email : winda.adiakti@yahoo.com
1997.

Anda mungkin juga menyukai