Anda di halaman 1dari 169

PENGARUH TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS, DAN

KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PEMBERI


ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH PADA BAZNAS PROVINSI
SUMATERA SELATAN

SKRIPSI

Oleh :

Riski Dwi Yuniarsih

14.152.0085

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BINA DARMA

PALEMBANG

2018
PENGARUH TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS, DAN KUALITAS
LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PEMBERI ZAKAT, INFAQ, DAN
SEDEKAH PADA BAZNAS PROVINSI SUMATERA SELATAN

SKRIPSI

Disusun dan diaujukan untuk memenuhi sebagai salah satu syarat untuk meraih
Gelar Sarjana Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh :

Riski Dwi Yuniarsih

14.152.0085

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BINA DARMA

PALEMBANG

2018
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Riski Dwi Yuniarsih
NIM : 14.152.0085
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya (Skripsi) ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (Sarjana) di Universitas Bina Darma.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri dengan
arahan tim pembimbing
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dikutip
dengan mencantumkan nama pengarang dan memasukkan ke dalam daftar
pustaka.
4. Karena yakin dengan keaslian karya tulis ini, saya menyatakan bersedia
skripsi yang saya hasilkan diunggah ke internet.
5. Surat pernyataan ini saya tulis dengan sungguh-sungguh dan apabila
terdapat penyimpangan atau ketidakbenaran dalam pernyataan ini. Maka
saya bersedia menerima sanksi dengan aturan yang berlaku di perguruan
tinggi ini.

Dengan surat pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Palembang, September 2018


Yang membuat pernyataan,

Riski Dwi Yuniarsih


NIM 14.152.0085
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mendapatkan hasil


bagaimana pengaruh transparansi, akuntabilitas, dan kualitas layanan terhadap
loyalitas muzakki. Populasi dalam penelitian ini adalah pengurus UPZ dan
muzakki perorangan pada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan. Sampel yang
digunakan adalah 80 responden dengan memberi secara langsung. Pemilihan
sampel menggunakan metode purposive sampling. Teknik analisis yang
digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian
pada uji parsial (Uji t), transparansi dan akuntabilitas tidak memiliki pengaruh
terhadap loyalitas muzakki, sedangkan kualitas layanan berpengaruh positif
terhadap loyalitas muzakki. Pada uji simultan (Uji F), transparansi, akuntabilitas,
dan kualitas layanan memiliki pengaruh secara bersama-sama terhadap loyalitas
muzakki.

Kata kunci: Transparansi, Akuntabilitas, Kualitas Layanan, dan Loyalitas


Muzakki.
ABSTRACT

This study aims to analyze and get the results of how the influence of
transparency, accountability, and service quality of the muzakki loyality. The
population in this study was the caretaker UPZ and individual muzakki of the
BAZNAS Provincial South Sumatra. The sample used by 100 respondents gave
the questionnaire directly. The sample selection using purposive sampling
method. The analysis technique used is multiple linear regression analysis. Based
on this research, in partial test (t-Test ) transparency and accountability has no
influence on muzakki loyality, while service quality has an influence on muzakki
loyality. In simultan test (F-Test) transparency, accountability, and service quality
have jointly influence the muzakki loyality.

Keyword: Transparency, Accountability, Service Quality, and Muzakki


Loyality.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:
“Jangan pernah merasa puas dengan apa yang kita miliki saat ini,
Teruslah melangkah untuk menjadi yang lebih baik
Dan percaya bahwa Allah SWT selalu bersama orang-orang yang
berusaha untuk menjadi yang terbaik…”

“Penulis”

Kupersembahkan Kepada:
❖ Allah SWT

❖ Ibu dan Bapak tercinta yang selalu


mendoakan keberhasilanku

❖ Saudara-saudaraku

❖ Teman Hidup (Kurniadi)

❖ Almamaterku
RIWAYAT HIDUP

Nama : Riski Dwi Yuniarsih


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang/16 Juni 1996
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah : JL. Abikusno CS Lrg Bungur Rt/Rw 08/02 No. 438
Kel. Kemang Agung Kec. Kertapati Palembang
Nomor Telepon/HP : 0895 0255 5559
Alamat Email : riskidwi.rdy@gmail.com

Pendidikan Formal
Sekolah Dasar : (2001-2007) SD Negeri 529 Palembang
SMP : (2007-2010) SMP Negeri 25Palembang
SMA : (2010-2013) SMK Bina Jaya Palembang
Perguruan tinggi : (2014-2018) S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Bina Darma

Pendidikan Non Formal


• Seminar 4 Pilar Standar Akuntansi Keuangan di UBD Palembang (2014)
• Pelatihan TOEFL di Universitas Bina Darma Palembang (2014)
• Wirausaha Muda Bina Darma sebagai peserta kegiatan Business Plan
Competition, Business Exspo & Seminar (2015)
• Seminar The Workshop and One day Career Program by Bank Mandiri
Syariah di UBD (2015)
• Kunjungan Industri PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk (2016)
• Kuliah umum Tax Amnesty di Universitas Bina Darma (2016)
• Pelatihan Enumerator Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (2017)
• Seminar Workshop Career Coaching (2018)
KATA PENGANTAR

Assalam’mualaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah Robbil A’lamin puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas

berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulisan skripsi yang berjudul “PENGARUH

TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS, DAN KUALITAS LAYANAN

TERHADAP LOYALITAS PEMBERI ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH

PADA BAZNAS PROVINSI SUMATERA SELATAN”. Skripsi ini dibuat

untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pada Universitas

Bina Darma Palembang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi. Dalam

pembuatan skripsi ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat

banyak kelemahan dan kekurangan, namun demikian harapan penulis mudah-

mudahan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.

Dalam membuat skripsi Akuntansi ini penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Ir. H. Buchori Rachman, M.Sc. Selaku Rektor Universitas

Bina Darma Palembang

2. Ibu Dr. Emi Suwarni, S.E., M.SI. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Bina Darma Palembang


3. Bapak Ade Kemala Jaya, S.E., M.Acc., Ak., C.A. Selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bina Darma

Palembang

4. Ibu Siti Nurhayati Nafsiah, S.E., M.Si Selaku Dosen Pembimbing I yang

telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini

5. Bapak Muhammad Titan Terzaghi, S.E., Ak., M.Si Selaku Dosen

pembimbing II yang telah membantu dalam menyelesaikan Skripsi ini

6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Universitas Bina Darma yang telah membantu

dalam menyelesaikan Skripsi ini

7. Staff dan karyawan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi

Sumatera Selatan yang telah membantu dalam pengumpulan data

8. Kedua orang tua dan saudara yang telah memberikan doa, dukungan

secara materi dan motivasinya dalam melakukan penyusunan Skripsi ini.

9. Saudariku Mbak Mega yang selalu memberikan solusi, waktu, serta

motovasinya selama penyusunan Skripsi ini.

10. Sahabat, Teman, Sekaligus Kakakku Kurniadi yang tak pernah lelah

menemani, memberi dukungan, semangat, serta waktunya dalam

penyusunan Skripsi ini.

11. Sahabat-sahabatku Ditak, Tiwik, Istik, Neni, Mega, yang menemani,

membantu, saling memberikan motivasi dan semangat dalam penyusunan

Skripsi ini..
Semoga amal baik dan bantuan yang telah diberikan mendapatkan berkat

dari Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran yang sifatnya membangun guna perbaikan pada masa yang akan datang.

Palembang, September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL……………………………………………………. i

HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI..................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI....................................... iv

SURAT PERNYATAAN............................................................................. v

ABSTRAK...................................................................................................... vi

ABSTRACT................................................................................................... vii

MOTTO.......................................................................................................... viii

RIWAYAT HIDUP....................................................................................... x

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xix

DAFTAR TABEL ….................................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xxi

BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………... 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………..………….. 6

1.3 Batasan Masalah…………………………….…………………. 7

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian……..…………………………. 7

1.4.1 Tujuan Penelitian….…………………………………… 7

1.4.2 Manfaat Penelitian…………….……………………….. 8

1.5 Sistematika Pembahasan……….…………….…………………. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA………………………………………….. 11


2.1 Landasan Teori……………..……………………………………. 11

2.2.1 Terori Kepercayaan Konsumen…….…………………… 11

2.2 Pengertian Akuntansi……………………………………………. 13

2.3 Pengertian Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat……............. 14

2.3.1 Pengertian Akuntansi Syariah……………………………. 14

2.3.2 Akuntansi Zakat………………………………………….. 15

2.4 Tinjauan Tentang Zakat, Infaq, dan Sedekah…………………… 17

2.4.1 Definisi Zakat, Infaq, dan Sedekah...……………………. 17

2.4.2 Muzakki dan Mustahiq…………………………………… 19

2.4.3 Organisasi Pengelolaan Zakat……….…………….............. 19

2.5 Loyalitas Muzakki………………………………………………… 20

2.5.1 Pengertian Loyalitas………….…………………………… 20

2.5.2 Dimensi Loyalitas…….………….…………..……………. 21

2.6 Transparansi……………………………………………………….. 22

2.6.1 Pengertian Transparansi…………………………………… 22

2.6.2 Dimensi Transparansi……………………………………… 22

2.7 Akuntabilitas…………………………………..…………………. 25

2.7.1 Pengertian Akuntablitias…………….……………............ 25

2.7.2 Dimensi Akuntabilitas………….……….……………….. 25

2.8 Kualitas Layanan…………………………….…………………… 27

2.8.1 Pengertian Kualitas Layanan…………....………………... 27

2.8.2 Kualitas Layanan Dalam Islam…………………………… 28

2.8.3 Dimensi Kualitas Layanan……………………………….. 29


2.9 Penelitian Terdahulu…………………………………………….. 30

2.10 Kerangka Pemikiran…………………………………………….. 33

2.11 Pengembangan Hipotesis……………………………………….. 35

2.11.1 Pengaruh Transparansi Terhadap Loyalitas

Muzakki…………………………………………………. 35

2.11.2 Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Loyalitas

Muzakki……………………………………………......... 36

2.11.3 Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap

Loyalitas Muzakki……………………………...……….. 37

2.11.4 Pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, dan

Kualitas Terhadap Loyalitas Muzakki…………………… 38

BAB III METODE PENELITIAN……………………………………… 40

3.1 Objek Penelitian………..………………………………………… 40

3.2 Metode Penelitian…..……………………………………............. 40

3.3 Instrumen Penelitian……………………………………………... 41

3.4 Operasionalisasi Variabel………………………………………… 42

3.5 Penetapan Populasi dan Sampel………………………………….. 46

3.5.1 Populasi……………..……………………………………. 46

3.5.2 Sampel…………..………………………………………… 46

3.6 Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis………..………………… 48

3.6.1 Sumber Data Penelitian…………….…………………….. 48

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data……..………………………… 48

3.6.3 Metode Analisis Data………..…………………………… 49


3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas..……………………………. 54

3.7.1 Uji Validitas……………………………………………… 54

3.7.2 Uji Reliabilitas…………………………………………… 55

3.8 Uji Asumsi Klasik…………….…………………………………. 55

3.8.1 Uji Normalitas…………………………………………… 56

3.8.2 Uji Multikolinieritas……………………………………… 56

3.8.3 Uji Heteroskedastisitas..…………………………………. 57

3.9 Analisis Regresi Berganda………………………………………. 58

3.10 Pengujian Hipotesis……………………………………………… 59

3.10.1 Uji Parsial (T-test)………………………………………... 59

3.10.2 Uji Simultan (F-test)…………………………………….. 60

3.10.3 Koefisien Determinasi (𝑅 2 )……………………………… 61

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN……………………………. 63

4.1 Gambaran UmumObjek Penelitian……………………………… 63

4.1.1 Sejarah Berdirinya BAZNAS Provinsi

Sumatera Selatan………………………………………… 63

4.1.2 Visi dan Misi BAZNAS Provinsi

Sumatera Selatan………………………………………… 66

4.1.3 Struktur Organisasi……………………………………… 67

4.1.4 Penghimpunan Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah

BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan……………………. 67

4.2 Gambaran Responden…………………………………….……… 68

4.3 Rincian Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner………………. 69


4.4 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian…………………………... 70

4.4.1 Variabel Transparansi (X1)………………………………. 70

4.4.2 Variabel Akuntabilitas (X2)……………………………… 73

4.4.3 Variabel Kualitas Layanan (X3)………………………… 75

4.4.4 Variabel Loyalitas Muzakki (Y)………………………… 77

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas…………………………………… 80

4.5.1 Uji Validitas……………………………………………... 80

4.5.2 Uji Reliabilitas…………………………………………… 83

4.6 Uji Asumsi Klasik………………………………………………. 84

4.6.1 Uji Normalitas………………………………………....... 84

4.6.2 Uji Multikolinieritas……………………………………… 85

4.6.3 Uji Heteroskedastisitas………………………………….. 85

4.7 Analisis Regresi Linier Berganda……………………………….. 86

4.8 Hasil Pengujian Hipotesis……………………………………….. 88

4.8.1 Hasil Pengujian Simultan (Uji F)……………………….. 88

4.8.2 Hasil Pengujian Parsial (Uji t)………………………….. 89

4.8.2.1 Pengaruh Transparansi Terhadap

Loyalitas Muzakki………………………….. 90

4.8.2.2 Pengaruh Akuntabilitas Terhadap

Loyalitas Muzakki………………………….. 90

4.8.2.3 Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap

Loyalitas Muzakki…………………….......... 90

4.8.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (𝑅 2 )…………………… 91


4.9 Pembahasan………………………………………………………. 92

4.9.1 Transparansi Berpengaruh Positif terhadap

Loyalitas Muzakki………………………………………… 92

4.9.2 Akuntabilitas Berpengaruh Positif terhadap

Loyalitas Muzakki………………………………………… 93

4.9.3 Kualitas Layanan Berpengaruh Positif terhadap

Loyalitas Muzakki…………………………………........... 94

4.9.4 Pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, dan

Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Muzakki…………… 96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN…………………………………….. 100

5.1 Simpulan…………………………………………………………. 100

5.2 Saran……………………………………………………………… 101

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………… 102

LAMPIRAN…………………………………………………………... 105
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran……………………………………… 35

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BAZNAS Provinsi

Sumatera Selatan………………………………………… 67

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas…………………………………….. 84

Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas…………………………… 86


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu……………………………………. 31

Table 3.1 Operasional Variabel…………………………………… 44

Table 3.2 Sampel Penelitian………………………………………. 47

Table 3.3 Alternatif Jawaban dengan Skala Likert………………. 52

Tebel 3.4 Kategori Skala………………………………………….. 54

Tabel 4.1 Nama Instansi UPZ…………………………………….. 68

Tabel 4.2 rincian Kuesioner………………………………………. 70

Tebel 4.3 Analisa Deskriptif Variabel Transparansi……………… 70

Tabel 4.4 Analisa Deskriptif Variabel Akuntabilitas…………….. 73

Tabel 4.5 Analisa Deskriptif Variabel Kualitas Layanan………… 75

Tabel 4.6 Analisa Deskriptif Variabel Loyalitas Muzakki……….. 78

Tabel 4.7 Analisa Deskriptif Keseluruhan Variabel……………… 79

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Validitas………………………………. 80

Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas……………………………………. 83

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Multikolonieritas……………………… 85

Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linier Berganda…………………….. 87

Tabel 4.12 Hasil Uji Simultan (Uji F)….………………………….. 88

Tabel 4.13 Hasil Uji Parsial (Uji t)………………………………… 89

Tabel 4.14 Hasil Uji Kolerasi dan Koefisien Determinasi…………. 91


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Excel Kuesioner Keseluruhan Variabel

Lampiran 2 Hasil Pengujian Statistik menggunakan SPSS 22

Lampiran 3 Foto Dokumentasi selama Penyebaran Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Formulir Permohonan pengjuan Judul

Lampiran 5 Formulir Perbaikan Skripsi

Lampiran 6 Nota Dinas

Lampiran 7 Surat Balasan Instansi yang menjadi Objek Penelitian

Lampiran 8 Surat Keterangan Pembimbing

Lampiran 9 Lembar Konsultasi

Lampiran 10 Surat Bebas Pustaka


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah kemiskinan selalu menjadi masalah yang tak kunjung usai sejak

berabad-abad tahun yang lalu. Sejak zaman dahulu manusia selalu terbagi menjadi

kaum kaya miskin, penindas tertindas, penguasa, dikuasai. Berbagai upaya untuk

mendistribusikan kekayaan telah dilakukan pada setiap peradaban. Namun upaya

ini sama sekali tidak membuahkan hasil yang signifikan. Ketika Islam hadir, maka

mulai dikenal istilah zakat yang merupakan salah satu instrumen keuangan yang

berfungsi untuk mengurangi jurang perbedaan antara orang-orang kaya dan

miskin.

Secara demografik mayoritas penduduk Indonesia adalah beragama Islam

dan secara kultural kewajiban memberikan zakat, infak dan Sedekah (ZIS) telah

mengakar kuat dalam tradisi umat muslim di Indonesian. Dengan demikian

adanya potensi strategis untuk mengembangkan instrumen pendapatan guna

peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui institusi (ZIS). Potensi zakat

adalah penting untuk perencanaan kedepan, strategi pengelolaan dan evaluasi

kinerja zakat nasional, serta untuk meletakkan secara proporsional peran zakat

diranah publik.

Di Indonesia, pengelolaan zakat diatur berdasarkan Undang-Undang

Nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, keputusan menteri agama no.

581 tahun 1999 dan keputusan direktur jendral bimbingan masyarakat Islam dan
urusan haji no. D/29 tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat.

Dalam Undang-Undang No. 38 tahun 1999 bab III pasal 6 dan pasal 7

menyatakan bahwa lembaga pengelolaan zakat di indonesia terdiri dua macam

yakni Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat. Untuk mengakomodir

perkembangan potensi zakat di Indonesia, maka pemerintah mengeluarkan

Undang-undang No. 23 tahun 2011 mengatur tentang pengelolaan zakat.

BAZ dibentuk oleh pemerintah di bawah naungan Kementerian Agama

dan tersebar hampir di setiap tingkatan baik tingkat nasional, provinsi,

kabupaten/kota, hingga kecamatan. Berbeda dengan BAZ, Lembaga Amil Zakat

(LAZ) adalah lembaga yang dibentuk masyarakat yang bertugas untuk

mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat (UU No.23 Tahun

2011). BAZNAS dan LAZ sebagai lembaga pengelola zakat harus terus berusaha

keras untuk meningkatkan penerimaan zakat nasional, infaq/Sedekah. Individu

muslim yang secara syariah wajib membayar (menunaikan) zakat disebut dengan

Muzakki (PSAK No. 109). Peningkatan jumlah muzakki harus menjadi perhatian

utama, namun BAZ juga harus berupaya keras untuk mempertahankan para

muzakki yang telah membayar zakatnya melalui Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS).

Para muzakki yang telah membayar zakatnya melalui Badan Amil Zakat

Nasional (BAZNAS) harus sangat diperhatikan, karena muzakki tersebut

memiliki pengaruh yang besar bagi BAZNAS. Muzakki yang terus menerus

membayar zakatnya melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) akan

berpengaruh pada peningkatan penerimaan zakat lembaga tersebut. Maka


BAZNAS harus terus berupaya untuk mempertahankan para muzakki yang telah

mereka miliki sehingga akan terbentuk loyalitas muzakki.

Penilaian muzakki terhadap Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

begitu beragam, sesuai dengan persepsi dan pengalaman masing-masing muzakki.

Salah satu alasan seorang muslim membayar zakatnya melalui Badan Amil Zakat

maupun Lembaga Amil Zakat disebabkan karena faktor kepuasan (Firdaus, et all,

2012). Salah satu faktor yang menentukan tingkat kepuasan adalah kualitas

pelayanan (BAZNAS & FEM IPB, 2011).

Kepuasan muzakki merupakan salah satu kunci dalam menciptakan

loyalitas muzakki. Dalam membentuk kepuasan, BAZ perlu meningkatkan

kualitas pelayanannya kepada muzakki. Pelayanan yang baik yang diberikan oleh

BAZ akan membentuk persepsi dan harapan yang positif pada muzakki sehingga

muzakki akan merasa puas dengan BAZ tersebut. Kualitas pelayanan yang baik ini

membuat muzakki puas, karena harapan serta kebutuhan mereka telah terpenuhi.

Selain peningkatan kepuasan muzakki, Badan Amil Zakat juga harus

memperhatikan prinsip lainnya yaitu transparansi, akuntabilitas dan kualitas

layanan. Badan pengelola zakat termasuk Badan Amil Zakat dianggap tidak

profesional karena belum menerapkan prinsip akuntabilitas dan transparansi

(Fadilah, 2012), maka untuk mempertahankan muzakki yang telah dimiliki oleh

Badan Amil Zakat, BAZ harus meningkatkan profesionalitasnya dalam mengelola

dana zakat. Peningkatan transparansi dan akuntabilitas BAZ dapat membuat

muzakki semakin yakin untuk menyalurkan dana zakatnya kepada Badan Amil

Zakat tersebut.
Transparansi adalah menyampaikan laporan kepada semua pihak secara

terbuka, terkait pengoperasian suatu pengelolaan dengan mengikutsertakan semua

unsur sebagai landasan pengambilan keputusan dan proses pelaksanaan kegiatan.

Menurut Hasan Membangun transparansi dalam pengelolaan zakat akan

menciptakan sistem kontrol yang baik antara dua pihak yaitu lembaga dan

stakeholders, karena tidak hanya melibatkan pihak intern organisasi (lembaga

zakat) saja tetapi lebih kepada pihak ekstern yaitu muzakki atau masyarakat

secara luas. Hal inilah yang yang seharusnya dijadikan lembaga untuk

mengurangi rasa curiga dan ketidakpercayaan masyarakat akan dapat

diminimalisasi. Selain itu juga dapat berpengaruh terhadap kepercayaan para

muzzaki untuk terus membayar zakat.

Tidak hanya sampai disitu, akuntabilitas juga sangat berperan dalam

loyalitas pemberi zakat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia akuntabilitas

adalah “tentang hal-hal yang bertanggung jawab atau keadaan yang bisa dimintai

pertanggunggjawabannya”. Akuntabilitas juga berfungsi sebagai bentuk

pertanggungjawaban atau accountability (akuntabilitas) terhadap para pengguna

laporan keuangan dan juga menggambarkan indikator kesuksesan suatu entitas

dalam mencapai tujuannya. Semakin tingginya kebutuhan akan informasi

akuntansi ini seiring dengan semakin meningkatnya tuntutan akuntabilitas publik.

Menurut Mukhlis dan Beik (2013), kualitas pelayanan lembaga akan

berdampak pada kepatuhan muzzaki dalam membayar zakat sehingga terciptalah

loyalitas muzzaki. Kualitas pelayanan yang baik akan membuat muzzaki puas,

karena harapan serta kebutuhan mereka telah terpenuhi.


Fenomena yang terjadi belakangan ini menunjukkan bahwa muzakki

membutuhkan kepercayaan yang lebih atas pengelolaan zakat, infaq dan

shadaqah (ZIS) oleh Badan Amil Zakat atau Lembaga Amil Zakat. Kepercayaan

ini akan terjadi bila pihak pengelola ZIS mampu memberikan akuntabilitas publik

atas pengelolaan ZIS tersebut. BAZ juga harus menunjukkan kinerjanya yang

bagus dan membuktikan kejujuran pengelolanya, transparan dan profesional,

sehingga pemberi zakat percaya untuk menyalurkan zakatnya kelembaga tersebut

Munjiah, (2017).

Jika hal tersebut tidak cepat ditangani, maka dikhawatirkan akan

menurunkan kredibilitas badan amil zakat, muzakki tidak akan percaya lagi

terhadap badan amil zakat tersebut, sehingga zakat tidak akan terdistribusi secara

merata karena muzakki lebih memilih untuk langsung memberikan zakatnya

kepada mustahiq pada daerahnya masing-masing. Menurut PSAK No. 109

Mustahiq adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat, yang terdiri dari

fakir, miskin, riqab (budak), ghorim (orang yang terlilit utang), muallaf,

fisabilillah, orang dalam perjalanan (Ibnu sabil) dan amil.

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan

Kurniasih (2017), tetapi terdapat perbedaan dengan penelitian tersebut ataupun

penelitian sebelumnya. Penelitian yang dilakukan Kurniasih (2017), objek yang

digunakan sebagai sampel penelitian terdapat di Kabupaten Tegal, sedangkan

pada penelitian ini objek yang digunakan sebagai sampel penelitian terdapat di

Provinsi Sumatera Selatan tepatnya di Kota Palembang.


Dalam penelitian kali ini, penulis memilih BAZNAS (BAdan Amil zakat

nasional) Provinsi Sumatera Selatan karena BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan

merupakan lembaga resmi pengelolaan dana zakat, infaq, dan Sedekah yang

diresmikan langsung Oleh Gubernur Sumatera Selatan yang pada waktu itu

dijabat oleh Rosihan Arsyad pada tanggal 23 Juli 2001 dan telah memiliki

perangkat Perundang-undangan berupa Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi

Sumatera Selatan Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat. BAZNAS

Provinsi Sumatera Selatan adalah badan amil zakat yang mengelolah dana zakat,

baik zakat peternakan, pertanian, zakat emas, perak, dan uang, zakat perniagaan,

zakat harta galian, zakat profesi, dan zakat saham serta obligasi. Tak hanya

mengelolah dana zakat, BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan ini juga menerima

infaq, dan Sedekah dari para muzakki dengan datang langsung ke lokasi maupun

secara online.

Berdasarkan uraian diatas dalam penelitian ini, penulis tertarik untuk

mengambil judul “PENGARUH TRANSPARANSI, AKUNTABILITAS, DAN

KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PEMBERI ZAKAT,

INFAQ, DAN SEDEKAH PADA BAZNAS PROVINSI SUMATERA

SELATAN”.

1.2 Rumusan Masalah

Penelitian ini membahas variabel-variabel yang mempengaruhi loyalitas

pemberi zakat, infaq, dan Sedekah (Muzakki). Variabel-variabel yang akan

dianalisis ialah Transparansi, akuntabilitas, dan kualitas layanan. Peneliti


mencoba untuk menguji apakah terdapat hubungan positif antara ketiga variabel

tersebut terhadap loyalitas Muzakki.

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan permasalahan yang

hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah Transparansi berpengaruh positif terhadap loyalitas muzakki ?

2. Apakah akuntabilitas berpengaruh positif terhadap loyalitas muzakki ?

3. Apakah kualitas layanan berpengaruh positif terhadap loyalitas

muzakki ?

4. Apakah Transparansi, akuntabilitas, dan kualitas layanan berpengaruh

terhadap loyalitas muzakki ?

1.3 Batasan Masalah

Agar pembahasan yang didalam penelitian ini menjadi terarah dan tidak

menyimpang dari permasalahan yang ada, maka penulis perlu untuk membatasi

ruang lingkup pembahasan dalam penelitian. Adapun ruang lingkup yang akan

dibahas adalah terkait dengan bagaimana pengaruh Transparansi, akuntabilitas,

dan kualitas layanan terhadap loyalitas muzakki.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan

didalam penelitian ini, antara lain:

1. Untuk menganalisa dan mendapatkan hasil bagaimana pengaruh

Transparansi terhadap loyalitas pemberi Zakat, Infaq, Dan Sedekah Pada

BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.


2. Untuk menganalisa dan mendapatkan hasil bagaimana pengaruh

akuntabilitas terhadap loyalitas pemberi Zakat, Infaq, Dan Sedekah Pada

BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.

3. Untuk menganalisa dan mendapatkan hasil bagaimana pengaruh kualitas

layanan terhadap loyalitas pemberi Zakat, Infaq, Dan Sedekah Pada

BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.

4. Untuk menganalisa dan mendapatkan hasil bagaimana pengaruh

transparansi, akuntabilitas, dan kualitas layanan terhadap loyalitas pemberi

Zakat, Infaq, Dan Sedekah Pada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan pokok pembahasan, maka penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi diharapkan

dapat dijadikan sebagai sumber referensi, literatur, dan informasi umtuk

memungkinkan penelitian selanjutnya mengenai loyalitas pemberi zakat,

infaq, dan Sedekah.

2. Manfaat Praktis

Bagi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

Dengan adanya penelitian ini diharapkan temuan yang penulis peroleh

dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menerapkan prinsip

Transparansi, akuntabilitas dan kualitas layanan sehingga loyalitas

muzakki membayar zakat, infaq dan sedekah akan semakin meningkat.


1.5 Sistematika Pembahasan

Tujuan dari sistematika penulisan ini yaitu untuk memberikan gambaran

yang sistematis dan terarah serta mempermudah pemahaman tentang masalah-

masalah yang disajikan dalam proposal skripsi ini, maka penulisannya akan

diuraikan dalam bab yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang yang akan menjelaskan

alasan memilih judul. Bab ini juga memaparkan permasalahan-

permasalahan yang akan diteliti, tujuan dan manfaat penelitian

yang ingin dicapai dari penulisan penelitian ini serta sistematika

penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang merupakan dasar

analisis yang berkaitan dengan loyalitas muzakki, faktor-faktor

yang mempengaruhi loyalitas muzakki, penelitian terdahulu,

kerangka pemikiran dan hipotesa penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini penulis menjelaskan tentang bagaimana penelitian

dilakukan yang terdiri dari variabel penelitian, definisi operasional,

populasi dan penentuan sampel, jenis dan sumber data, teknik

pengumpulan data, serta teknik analisis data.


BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dibahas tentang uraian hasil dan pembahasan yang

terdiri dari analisis data, perhitungan statistik, serta pembahasan

dari hasil penelitian yang dilakukan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan atas pembahasan yang dilakukan

pada bab sebelumnya serta saran sehubungan dengan pokok

permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Kepercayaan Konsumen

Banyak terdapat pengertian atau definisi tentang kepercayaan konsumen

(consumer trust). Kreitner dan Knicki dalam Fadillah (2012) mengemukakan

bahwa kepercayaan konsumen merupakan keyakinan satu pihak mengenai

maksud dan perilaku pihak yang lainnya. Kepercayaan konsumen didefinisikan

sebagai penyedia produk atau jasa dapat dipercaya atau diandalkan dalam

memenuhi janjinya.

Konsumen memiliki kepercayaan pada organisasi melalui aktivitas

organisasi tersebut. Kepercayaan konsumen merupakan salah satu cara yang

paling cepat untuk membangun hubungan kerelasian organisasi dalam jangka

panjang. Hanya melalui kepercayaan konsumen terhadap kerelasian, informasi

dapat dikembalikan pada organisasi. Kepercayaan berperan dalam meningkatkan

kemampuan konsumen untuk menentukan pilihan, kerelasian yang didasarkan

pada kepercayaan. Banyak hubungan professional terjalin berdasarkan konsep

kepercayaan terhadap agen. Khususnya, organisasi jasa, harus banyak

mempelajari tentang keinginan atau kebutuhan konsumen sebelum mereka

membuat rekomendasi secara professional untuk menarik minat konsumen.

Literatur tentang kepercayaan menyarankan, bahwa keyakinan pada pihak

yang mendapat kepercayaan adalah reliabel dan integritas tinggi, disertai dengan
kualitas yang konsisten, kompeten, jujur, bertanggungjawab dan baik.

Kepercayaan konsumen tidak hadir begitu saja, tetapi dari proses yang lama

sampai kedua belah pihak saling mempercayai. Dalam proses terbentuknya

kepercayaan konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti, reputasi organisasi,

besar atau kecilnya organisasi, saling menyenangi antara konsumen dengan

organisasi maupun antara konsumen dengan karyawan organisasi. Kepercayaan

konsumen diyakini berperan dalam pembentukan persepsi konsumen bagi

organisasi jasa (Donney and Canon dalam Fadilla, 2012).

Kemudian berkaitan dengan kualitas jasa, maka apabila konsumen merasa

telah memperoleh kualitas jasa yang sesuai dengan harapannya maka konsumen

akan melakukan pembelian dan penggunaan jasa kembali sebagai bentuk dari

loyalitas konsumen, juga secara sukarela menyampaikan informasi dari mulut ke

mulut kepada konsumen lain. Hal tersebut tercermin dari banyaknya konsumen

yang kembali. Selanjutnya Shamsadani dan Balakrishan menggunakan integritas

dan reliabitas sebagai indikator untuk mengukur kepercayaan konsumen dan

menemukan bahwa contact personel dan physical environment mempengaruhi

kepercayaan konsumen (Shamsadani, et all, 2012). Selanjutnya kepuasan

pelanggan mempengaruhi kepercayaan konsumen yang berdampak pada

komitmen konsumen.

Kepuasan konsumen terhadap nilai pelayanan dan organisasi menuntun

mereka untuk komitmen dan loyal kepada organisasi tersebut. Ketika kepercayaan

konsumen kepada produk atau jasa telah terbentuk konsistensi kualitas produk dan

jasa, maka akan berdampak kepada komitmen dan loyalitas. Kepercayaan adalah
hal penting bagi konsumen, karena kebanyakan konsumen akan mengutamakan

untuk tetap menjadi konsumen suatu organisasi, ketika mereka telah percaya

kepada organisasi tersebut (Lupiyodi dan Hamdani, 2008).

Berkaitan dengan penelitian ini, kepercayaan konsumen terhadap

BAZNAS didefinisikan sebagai tingkat keyakinan muzakki bahwa BAZNAS

telah mengambil langkah paling tepat, yang akan menguntungkan dan membantu

muzakki dalam mencapai tujuan. Tingkat keyakinan muzakki berdasarkan pada

kualitas jasa BAZNAS, akuntabilitas serta transparansi pengelolaan zakat. Sangat

penting bagi muzakki untuk merasa percaya dan tenang didalam menyerahkan

dana zakatnya untuk dikelola BAZNAS. Rasa kepercayaan konsumen bagi

BAZNAS berdampak pada pengambilan keputusan muzakki untuk menitipkan

dana zakatnya. Selanjutnya kepercayaan konsumen pada BAZNAS tercermin

dalam peningkatan jumlah muzakki dari tahun ke tahun yang akan menimbulkan

peningkatan pada penerimaan dana zakat. Selain itu, kepercayaan konsumen akan

berdampak pada tingkat kembali muzakki untuk menggunakan jasa BAZNAS.

2.2 Pengertian Akuntansi

Menurut Komite Istilah American Institute of Certified Public Accounting

(AICPA) dalam buku Harahap (2012) Akuntansi adalah seni pencatatan,

penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dan dalam ukuran

moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan

termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.

Menurut Harahap (2012) akuntansi adalah proses mengidentifikasi,

mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam


hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan oleh

para pemakainya.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa akuntansi

merupakan suatu sistem dan seni pencatatan atas semua kegiatan atau transaksi

yang bersifat keuangan yang berfungsi untuk memberikan informasi kuantitatif

mengenai suatu badan ekonomi yang dipergunakan untuk mengambil suatu

keputusan bagi pihak yang berkepentingan atas informasi tersebut.

2.3 Pengertian Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat

2.3.1 Pengertian Akuntansi Syariah

Menurut Fordebi dan Adesy (2016) Akuntansi syariah merupakan seni

yang berlandaskan syariah dengan mengutamakan akuntabilitas (amanah),

keadilan dalam moral, dan kejujuran serta kebenaran yang berlandaskan syariah.

Hal ini juga sebagai bentuk penyadaran diri bahwa setiap gerak langkah kita

diawasi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan akan dimintai

pertanggungjawabannya di hari akhir. Menurut Triyuwono (2012) hal tersebut

menguatkan pengertian bahwa manusia sebagai khalifah Allah Subhanahu Wa

Ta’ala di bumi mengemban amanah atau tugas tertentu yang harus dilakukan

dengan rasa penuh tanggung jawab. Hal ini berarti bahwa dalam menerima

amanah harus berlandaskan pada kesadaran diri, bahwa ia sebenarnya adalah

khalifah tuhan di bumi yang memiliki konsekuensi bahwa semua aktivitasnya

harus sesuai dengan keinginan Tuhan.

Menurut Triyuwono dan Gaffikin (2007) Akuntansi syariah merupakan

satu upayah mendekonstruksi akuntansi modern ke dalam bentuk yang humanis


dan syarat nilai demi terciptanya peradaban bisnis dengan wawasan humanis,

emansipatoris, transendental, dan teleologikal bahwa akuntan secara kritis harus

mampu membebaskan manusia dari ikatan realitas peradaban, beserta jaringan-

jaringan kuasanya, kemudian memberikan atau menciptakan realitas alternatif

dengan seperangkat jaringan-jaringan kuasa ilahi yang mengikat manusia dalam

hidup sehari-hari (ontologi tauhid).

Dengan cara demikian, realitas alternatif diharapkan akan dapat

membangkitkan kesadaran diri secara penuh akan kepatuhan dan ketundukan

seseorang kepada kuasa Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dengan kesadaran diri

tersebut, ia akan selalu merasakan kehadiran tuhan dalam dimensi waktu dan

tempat di mana ia berada. Dengan demikian, melalui akuntansi syariah realitas

sosial akan dirancang dan dibangun melalui muatan nilai tauhid dan ketundukan

pada jaringan-jaringan kuasa ilahi. Kesemuanya itu dilakukan dengan perspektif

khalifat-ullah fillardh. Perspektif ini berarti suatu cara pandangn yang sadar akan

hakikat diri manusia dan tanggung jawab kelak di kemudian hari di hadapan sang

pencipta yaitu Allah Subhanahu Wa Ta’ala (Muhammad, 2005).

2.3.2 Akuntansi zakat

Standar akuntansi merupakan sebuah kunci sukses bagi OPZ (Organisasi

Pengelolaan Zakat) dalam melayani masyarakat disekitanya sehingga laporan

OPZ harus dapat menyajikan informasi yang cukup, dan dapat dipercaya, dan

relevan bagi penggunanya, namun tetap dalam konteks syariah islam.

Akuntabilitas OPZ ditujukan dengan laporan keuangan serta audit terhadap

laporan keuangan tersebut.


Pada akhir tahun 2011, PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan

infaq/Sedekah telah resmi disahkan oleh IAI bekerja sama dengan FOZ. PSAK

109 mengatur mengenai pengungkapan-pengungkapan terkait dana zakat dan

infaq/Sedekah yang harus dilaporkan oleh sebuah OPZ dalam laporan

keuangannya. Hal itu berupa :

1. Kebijakan penyaluaran zakat dan infaq/Sedekah, seperti penetuan

skala prioritas penyaluran zakat dan mustahiq non amil.

2. Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana nonamil atas

penerimaan zakat dan infaq/Sedekah untuk amil dan mustahiq non

amil, seperti presentase pembagian, alasan, dan konsistensi kebijakan.

3. Metode penetuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat

dan infaq/Sedekah berupa asset non kas.

4. Rincian jumlah penyaluran dana zakat untuk masing-masing

mustahiq.

5. Penggunaan dana zakat dalam bentuk aset kelolaan yang masih

dikendalikan oleh amil atau pihak lain yang dikendalikan amil, jika

ada, diungkapkan jumlah dan persentase terhadap seluruh penyaluran

dana zakat serta alasannya.

6. Keberadan dana infaq/Sedekah yang tidak langsung disalurkan tetapi

dikelola terlebih dahulu, jika ada, diungkapkan jumlah dan persentase

dari seluruh penerimaan infaq/Sedekah selama periode pelaporan serta

alasannya. Selain itu juga diungkapkan hasil yang diperoleh dari

pengelolaan tersebut secara terpisah.


7. Rincian dana infaq/Sedekah berdasarkan peruntukannya, terikat dan

tidak terikat.

8. Hubungan pihak-pihak berelasi antara amil dan mustahiq, yaitu :

a) Sifat hubungan.

b) Jumlah dan jenis asset yang disalurkan.

c) Persentase dari setiap aset yang disalurkan tersebut dari total

penyaluran zakat selama periode.

9. Keberadaan dana non halal, jika ada, diungkapkan mengenai

kebijakan atas penerimaan dan penyaluran dana, alasan, dan

jumlahnya.

10. Kinerja amil atas penerimaan dan penyaluran dana zakat dan

infaq/Sedekah.

2.4 Tinjauan Tentang Zakat, Infaq, dan Sedekah

2.4.1 Definisi Zakat, Infaq, dan Sedekah

Menurut Sabiq (2015) Zakat adalah bagian hak Allah SWT yang diberikan

oleh manusia kepada orang-orang miskin. Kata dasar zakat adalah Az-zaka yang

artinya berkembang, suci dan berkah. Allah menjelaskan mengenai kewajiban

berzakat pada surat At-Taubah: 103. “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka.

Dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan

mendoalahuntuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa

bagimereka dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (At-Taubah

103).
Menurut PSAK No. 109, Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh

muzakki sesuai dengan ketentuan syari’ah untuk diberikan kepada yang berhak

menerimanya (mustaqih). Di dalam UU Zakat No 23 Tahun 2011 dijelaskan

definisi zakat. Zakat adalah pranata keagamaan yang bertujuan untuk

meningkatkan keadilan, kesejahteraan masyarakat, dan penanggulangan

kemiskinan. Menurut PSAK No. 109, Infaq/sedekah adalah harta yang diberikan

secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang diperuntukannya dibatasi (ditentukan)

maupun tidak dibatasi. Dalam rangka meningkatkan dayaguna dan hasil guna

zakat, infaq/sedekah harus dikelola secara melembaga sesuai dengan syariat

Islam, amanah, kemanfaatan, keadilan, kepastian hukum, terintegrasi, dan

akuntabilitas sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan

dalam pengelolaan zakat.

Dari berbagai definisi zakat diatas, dapat disimpulkan bahwa zakat adalah

sebuah kewajiban yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta‟ala dimana

umat muslim diwajibkan untuk memberikan harta pada jumlah tertentu kepada

yang memerlukan sesuai dengan syariat Islam yang telah ditetapkan dalam Al

Qur’an dan Hadist. Setelah mengetahui definisi zakat, ada baiknya jika kita

membedakan antara zakat, infaq, dan Sedekah.Seperti yang telah dipaparkan

bahwa zakat diberikan pada orang tertentu dengan jumlah tertentu dan waktu

tertentu. Infaq berarti mengeluarkan harta yang mencakup zakat dan bukan zakat.

Infaq terdiri atas infaq wajib seperti kafarat, nadzar serta zakat, dan infaq sunnah

seperti infaq bencana alam,dan sebagainya. Sedangkan Sedekah memiliki makna


yang lebih luas karena Sedekah dapat berupa infaq, zakat, dan kebajikan

(Rahman, dan Malik, 2003).

2.4.2 Muzakki dan Mustahiq

Menurut UU No 38 Tahun 1999 Muzakki adalah orang atau badan yang

dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menenuaikan zakat. Sedangkan

mustahiq adalah orang atau badan yang menerima zakat. Adapun yang berhak

menerima zakat yaitu ada delapan golongan diantaranya, fakir, miskin, amil,

muallaf, hamba sahaya, gharim,fissabilillah, dan ibnu sabil. Sesuai dengan

firman Allah SWT:

“Sesungguhnya shadaqah (zakat) itu hanyalah untuk orang fakir, orang-

orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk

hatinya, untuk (memerdekakakan) budak, orang-orang berhutang, untuk

jalan allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu

ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana”. (Q.S. At-taubah:60).

2.4.3 Organisasi Pengelola Zakat

Organisasi pengelola zakat (OPZ) merupakan sebuah institusi yang

memiliki tugas dalam pengelolaan zakat, infaq, dan Sedekah. Menurut UU No. 23

Tahun 2011 dinyatakan bahwa, “Pengelola zakat adalah kegiatan perencanaan,

pelaksanaan, dan pengoordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian, dan

pendayagunaan zakat”. Berdasarkan peraturan perundang-undangan tersebut, di

Indonesia terdapat dua jenis Organisasi Pengelola Zakat, yaitu Badan Amil Zakat

(BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).


BAZNAS merupakan lembaga pemerintahan nonstruktural yang dibentuk

oleh pemerintah, berkedudukan di ibu kota negara, serta bersifat mandiri dan

bertanggung jawab kepada Presiden melalui Menteri. BAZNAS berwenang

melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional. Sementara pengelolaan ZIS

ditingkat Provinsi atau Kabupaten/Kota dilakukan oleh BAZNAS Provinsi yang

dibentuk oleh Menteri atas usul gubernur dan BAZNAS Kabupaten/Kota oleh

Menteri atau pejabat yang ditunjuk atas usul bupati/walikota.

Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah organisasi pengelola zakat yang

sepenuhnya dibangun oleh masyarakat, keberadannya untuk membantu BAZNAS

dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat

maka masyarakat dapat membentuk LAZ. Dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor

23 Tahun 2011 dijelaskan bahwa pengelolaan zakat bertujuanuntuk :

1. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan dalam pengelolaan

zakat;

2. Meningkatkan manfaat zakat untuk mewujudkan kesejahteraan

masyarakat dan penanggulangan kemiskinan.

2.5 Loyalitas Muzakki

2.5.1 Pengertian Loyalitas

Pengertian loyal secara harfiah adalah setia, atau loyalitas dapat diartikan

sebagai suatu kesetiaan. Kesetiaan tersebut diambil tanpa adanya paksaan, akan

tetapi timbul dari kesadaran diri sendiri di masa lampau. Utomo (2006)

menyebutkan bahwa loyalitas merupakan derajat seseorang dalam menunjukan

perilaku berulang dari penyedia jasa, memiliki suatu desposisi atau


kecenderungan sikap positif terhadap penyedia jasa, dan hanya

mempertimbangkan penggunaan penyedia jasa pada saat membutuhkan jasa

terebut.

Loyalitas muzzaki adalah komitmen muzzaki terhadap suatu lembaga amil

zakat, dimana loyalitas tersebut dari dapat dilihat sikap positif muzzaki terhadap

lembaga dan tercermin dari pembayaran zakat secara konsisten terhadap lembaga

amil zakat, meskipun banyak lembaga amil zakat lainnya yang melakukan

promise muzzaki tersebut tidak terpengaruh. Pada konteks ini pembelian yang

dilakukan oleh muzzaki tersebut merupakan pembayaran infak atau zakat secara

terus menerus kepada lembaga amil zakat (Bahaudin, 2017).

2.5.2 Dimensi Loyalitas

Karena pentingnya loyalitas pelanggan, pada kali ini peneliti

menempatkan muzzaki demi keberlangsungan hidup BAZNAS, maka lembaga

harus menjaga dan meningkatkan loyalitas pada muzzaki. Dengan demikian

sangat penting bagi lembaga untuk memiliki hubungan yang baik dengan muzzaki

terutama yang rutin membayarkan zakatnya pada lembaga. Etta dan Sopiah

(2013) mengungkapkan bahwa ada beberapa atribut untuk mengukur loyalitas

pelanggan antara lain sebagai berikut:

a. Mengatakan hal yang positif tentang perusahaan kepada oranglain,

b. Merekomendasikan lembaga atau oraganisasi kepada orang lain yang

memintasaran.

c. Mempertimbangkan bahwa perusahaan merupakan pilihan pertama

ketika melakukan pembelianjasa.


d. Melakukan lebih banyak bisnis atau pembelian dengan lembaga atau

organisasasi dalam beberapa tahun mendatang.

2.6 Transparansi

2.6.1 Pengertian Transparansi

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

KEP/26/M.PAN/2/2004 transparansi merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan

yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan atau pengendaliannya serta mudah di akses oleh

semua pihak yang membutuhkan informasi.

Menurut Lembaga Administrasi Negara (LAN) Badan Pemeriksaan

Keuangan dan Pembangunan dalam Septiany (2015) Transparansi adalah kegiatan

pembangunan yang harus dikelola dengan setransparan mungkin bagi masyarakat,

donatur, dan organisasi yang bersangkutan, yang harus diberi wewenang berupa

kemudahan untuk mendapatkan informasi yang terkait dengan kebijakan serta

kegiatan pembangunan dalam pengelolaan organisasi.

Dari pengertian transparansi diatas maka dapat disimpulkan bahwa

transparansi merupakan suatu bentuk pemberian informasi keuangan yang terbuka

dan jujur kepada pihak yang memerlukan berdasarkan pertimbangan bahwa pihak

terebut memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas

pertanggungjawaban entitas dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan.

2.6.2 Dimensi Transparansi

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

KEP/26/M.PAN/2/2004 ruang lingkup dari transparansi meliputi:


1) Manajemen dan Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Transparansi terhadap menajemen dan penyelenggaraan pelayanan publik

meliputi kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan atau

pengendalian oleh masyarakat.

2) Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan adalah rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan

satu sama lain, sehingga menunjukkan adanya tahapan secara jelas dan

pasti serta cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu

pelayanan.

3) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan

Untuk memperoleh pelayanan, masyarakat harus memenuhi persyaratan

yang telah ditetapkan oleh pemberi pelayanan, baik berupa persyaratan

teknis atau persyaratan administratif sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

4) Rincian biaya pelayanan

Biaya pelayanan adalah segala biaya dan rinciannya dengan nama atau

sebutan apapun sebagai imbalan atas pemberian pelayanan umum yang

besaran dan tata cara pembayarannya ditetapkan oleh pejabat yang

berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

5) Waktu penyelesaian pelayanan

Waktu penyelesaian pelayanan adalah jangka waktu penyelesaian suatu

pelayanan publik mulai dari dilengkapinya atau dipenuhinya persyaratan


teknis atau persyaratan administratif sampai dengan selesainya suatu

proses pelayanan.

6) Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

Pejabat atau petugas yang berwenang dan bertanggung jawab memberikan

pelayanan dan menyelesaikan keluhan atau persoalan dan sengketa,

diwajibkan memakai tanda pengenal dan papan nama di meja atau tempat

kerja petugas.

7) Lokasi pelayanan

Tempat dan lokasi pelayanan diusahakan harus tetap dan tidak berpindah-

pindah, mudah dijangkau oleh pemohon pelayanan, dilengkapi dengan

sarana dan prasarana yang cukup memadai termasuk penyediaan sarana

telekomunikasi dan informatika (telematika).

8) Akta atau janji pelayanan merupakan komitmen tertulis unit kerja

pelayanan instansi pemerintah dalam menyediakan pelayanan kepada

masyarakat.

9) Standar pelayanan publik

Setiap unit pelayanan instansi pemerintah wajib menyusun standar

pelayanan masing-masing sesuai dengan tugas dan kewenangannya, dan

dipublikasikan kepada masyarakat sebagai jaminan adanya kepastian bagi

penerima pelayanan.

10) Informasi Pelayanan

Untuk memenuhi kebutuhan informasi pelayanan kepada masyarakat

setiap unit pelayanan instansi pemerintah wajib mempublikasikan


mengenai prosedur, persyaratan, biaya, waktu, standar, akta/janji, motto

pelayanan, lokasi serta pejabat atau petugas yang berwenang dan

bertanggung jawab sebagaimana telah diuraikan diatas.

2.7 Akuntabilitas

2.7.1 Pengertian Akuntabilitas

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

KEP/26/M.PAN/2/2004 Akuntabilitas merupakan pertanggungjawaban atas

penyelenggaraan pelayanan publik kepada atasan/pimpinan unit pelayanan

instansi pemerintah serta kepada masyarakat/publik sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Menurut Mardiasmo (2007) Akuntabilitas adalah prinsip

pertanggungjawaban publik berarti bahwa proses penganggaran mulai dari

perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan

dan dipertanggungjawabkan.

Dari pengertian akuntabilitas diatas maka dapat disimpulkan bahwa

akuntabilitas merupakan kewajiban-kewajiban untuk mampu mengelolah semua

sumber daya yang ada serta mampu mempertanggungjawabkannya secara benar,

jujur dan terbuka.

2.7.2 Dimensi Akuntabilitas

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

KEP/26/M.PAN/2/2004 akuntabilitas meliputi:


1. Akuntabilitas kinerja pelayanan publik

a) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik dapat dilihat berdasarkan

proses yang antara lain meliputi: tingkat ketelitian (akurasi),

profesionalitas petugas, kelengkapan sarana dan prasarana,

kejelasan aturan (termasuk kejelasan kebijakan atau peraturan

perundang-undangan) dan kedisiplinan.

b) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik harus sesuai dengan standar

atau akta/janji pelayanan publik yang telah ditetapkan.

c) Standar pelayanan publik harus dapat dipertanggungajawabkan

secara terbuka, baik kepada publik maupun kepada atasan atau

pimpinan unit pelayanan instansi pemerintah. Apabila terjadi

penyimpangan dalam hal pencapaian standar, harus dilakukan

upaya perbaikan.

d) Penyimpangan yang terkait dengan akuntabilitas kinerja pelayanan

publik harus diberikan kompensasi kepada penerima pelayanan.

e) Masyarakat dapat melakukan penilaian terhadap kinerja pelayanan

secara berkala sesuai mekanisme yang berlaku.

f) Disediakan mekanisme pertanggungjawaban bila terjadi kerugian

dalam pelayanan publik, atau jika pengaduan masyarakat tidak

mendapat tanggapan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

2. Akuntabilitas biaya pelayanan publik

a) Biaya pelayanan dipungut sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang telah ditetapkan.


b) Pengaduan masyarakat yang terkait dengan penyimpangan biaya

pelayanan publik harus ditangani oleh petugas/pejabat yang

ditunjuk berdasarkan surat keputusan/surat penugasan dari pejabat

yang berwenang.

3. Akuntabilitas produk pelayanan publik

a) Persyaratan teknis dan administratif harus jelas dan dapat

dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan keabsahan produk

pelayanan.

b) Prosedur dan mekanisme kerja harus sederhana dan dilaksanakan

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

c) Produk pelayanan diterima dengan benar, tepat, dan sah.

2.8 Kualitas Layanan

2.8.1 Pengertian Kualitas Layanan

Menurut Lovelock, dalam Nur’aini (2015) Kualitas adalah tingkat mutu

yang diharapkan, dan pengendallian keragaman dalam mencapai mutu tersebut

untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Kotler, dalam Nur’aini (2015)

pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu

pihak kepada pihak lain,yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak

mengakibatkan kepemilikan apapun. Menurut Wyckop (2015) kualitas jasa

merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendaian atas keunggulan

tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Jadi kualitas layanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan

oleh satu puhak kepada pihak lain yaitu berupa tingkat mutu atau keungguan
seperti yang diharapkan oleh konsumen untuk memenuhi keinginan dan

kebutuhannya.

2.8.2 Kualitas Layanan Dalam Islam

Dalam berbisnis dilandasi oleh dua hal pokok, yaitu kepribadian yang

amanah dan terpercaya, serta pengetahuan dan keterampilan yang bagus. Dua hal

itu adalah amanah dan ilmu. Kedua hal tersebut merupakan pesan moral yang

bersifat universal. Adapun prinsip-prinsip pelayanan dalam islamyaitu:

a. Shidiq yaitu benar dan jujur, tidak pernah berdusta dalam melakukan

berbagai macam transaksibisnis.

b. Kreatif, berani, dan percaya diri. Ketiga hal itu mencerminkan

kemauan berusaha untuk mencari dan menemukan peluang-peluang

bisnis yang baru, prospektif dan berwawasan masa depan, namun

tidak mengabaikan prinsipkekinian.

c. Amanah dan fathanah yang sering diterjemahkan dalam nilai-nilai

bisnis dan manajemen dengan bertanggung jawab, transparan, tepat

waktu, memiliki manajemen bervisi, manajer dan pemimpin yang

cerdas, sadar produk dan jasa, serta belajar secara berkelanjutan.

d. Tablig, yaitu mampu berkomunikasi dengan baik. Istilah ini juga

diterjemahkan dalam Bahasa manajemen sebagai supel, cerdas,

deskripsi tugas, delegasi wewenang, kerja tim, cepat tanggap,

koordinasi, kendali, dan supervisi.

e. Istiqamah, yaitu secara konsisten menampilkan dan

mengimplementasikan nilai-nilai di atas walau mendapatkan godaan


dan tantangan. Hanya dengan istiqamah dan mujahadah,

f. peluang-peluang bisnis yang prospektif dan menguntungkan akan

selalu terbuka lebar.

2.8.3 Dimensi Kualitas Pelayanan

Menurut Parasuraman (2011) menyatakan bahwa dimensi-dimensi

kualitas pelayanan (SERVQUAL) antara lain reliability (reliabilitas),

responsiveness (daya tanggap), assurance (jaminan), empathy (empati), dan

tangibles (bukti fisik) dapat digunakan sebagai langkah perencanaan strategis

oleh perusahaan jasa. Sedangkan Tjiptono (2009), dalam mengevaluasi jasa yang

bersifat Intangible, konsumen umumnya menggunakan beberapa dimensi

sebagai berikut:

a. Bukti Langsung (Tangible), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,

pegawai dan sarana komunikasi.

b. Kehandalan (Reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan

yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.

c. Daya Tanggap (Responsiveness), yaitu keinginan para staf dan

karyawan untuk membantu para pelanggan dan memberikan

pelayanan dengan tanggap.

d. Jaminan (Assurance), menyangkut pengetahuan, kemampuan,

kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas

dari bahaya, resiko, atau keraguan.

e. Empati (Empaty), meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan,

komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan


para pelanggan.

Menurut Irawan sebagaimana dikutip oleh Ristani (2011) menyatakan

bahwa kelebihan dari konsep SERVQUAL ini adalah karena didasarkan atas

suatu riset yang sangat komprehensif, mudah dipahami dan mempunyai

instrumen yang jelas untuk melakukan pengukuran.

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan loyalitas pemberi zakat, infaq, dan

Sedekah (muzakki) cukup banyak dilakukan, terutama penelitian studi kasus yang

berkaitan dengan akuntabilitas dan loyalitas muzakki. Seperti yang telah

dilakukan oleh Widriatmoko (2017), Adnan (2017), Munjiah (2017), Assaggaf

(2016), dan Rendi (2017). Sedangkan untuk penelitian yang berkaitan dengan

akuntabilitas, transparansi, kualitas pelayanan dan loyalitas muzakki masih sangat

jarang dilakukan seperti penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2017) yang

melakukan penelitian pada BAZDA di Kabupaten Tegal. Dimana hasil dari

penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2017) pada BAZDA di Kabupaten

Tegal menyatakan bahwa transparansi dan akuntabilitas berpengaruh positif

signifikan terhadap loyalitas pemberi zakat, infaq, dan Sedekah. Sedangkan

variabel kualitas layanan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap loyalitas

pemberi zakat, infaq dan Sedekah.

Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih

(2017) tetapi terdapat perbedaan yaitu pada objek penelitian.Objek penelitian

yang dilakukan oleh Kurniasih (2017) pada BAZDA di Kabupaten Tegal.

Sedangkan penelitian ini akan dilakukan pada BAZNAS Provinsi Sumatera


Selatan. Peneliti ingin menguji kembali variabel independen dan variabel

dependen untuk mengetahui dan menganalisa konsistensi temuan jika diterapkan

pada kondisi lingkungan yang berbeda.

Secara keseluruhan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa

peneliti sebelumnya ditampilkan dalam tabel, sebagai berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian


1. Windriatmoko Analisis Pengaruh Pelayanan, Pelayanan mempengaruhi
(2016) Pelayanan Terhadap Kepuasan dan Kepuasan dan Loyalitas
Tingkat Kepuasan dan Loyalitas Muzakki secara langsung
Loyalitas Muzakki (Study Muzakki masing-masing sebesar
Kasus BAZNAS Bogor) 70.7% dan 34.1%. Selain itu
Pelayanan memiliki
pengaruh terhadap Loyalitas
secara tidak langsung
sebesar 36.4%. Sehingga
Pelayanan memiliki
pengaruh terhadap Loyalitas
secara langsung maupun
tidak langsung.
2. Assaggaf Pengaruh Akuntabilitas Akuntabilitas, Akuntabilitas dan
(2016) dan Transparansi Transparansi, Transparansi
Pengelolaan Zakat dan Minat berpengaruh positif dan
Terhadap Minat Muzakki Muzakki signifikan terhadap Minat
Membayar Zakat (Studi Muzakki membayar zakat
Pada BAZNAS Kota pada BAZNAS Kota
Makasar Ruang Lingkup Makassar.
UPZ Kantor Kementrerian
Agama Kota Makasar)
3. Munjiah Pengaruh Akuntabilitas Akuntabilitas Akuntabilitas Pelayanan
(2017) Pelayanan dan Pelayanan, dan Transparansi zakat
Transparansi Zakat Transparansi, terhadap Kepuasan
Terhadap Kepuasan dan Kepuasan Muzakki sebesar 59,8 %,
Muzakki (Studi Kasus Muzakki sedangkan sisanya
BAZNAS Provinsi dipengaruhi oleh faktor
Banten) yang lain sebesar 40,2 %.

4. Kurniasih Pengaruh Transparansi, Transparansi, Transparansi dan


(2017) akuntabilitas, dan Kualitas akuntabilitas, Akuntabilitas berpengaruh
Layanan Terhadap Kualitas positif signifikan terhadap
Loyalitas Pemberi Zakat, Layanan, dan Loyalitas Pemberi Zakat,
Infaq, dan Sedekah Loyalitas Infaq, dan Sedekah.
Sebagai Indikator Kinerja Pemberi Sedangkan variabel Kualitas
Non Keuangan BAZDA Zakat, Infaq, Layanan tidak berpengaruh
Kabupaten Tegal dan Sedekah positif signifikan terhadap
Loyalitas Pemberi Zakat,
Infaq dan Sedekah.

5. Rendi (2017) Pengaruh Kualitas Kualitas Kualitas Pelayanan dan


Pelayanan dan Citra Pelayanan, citra lembaga berpengaruh
Lembaga Terhadap Minat Citra signifikan secara simultan
Masyarakat berinfaq di Lembaga, dan terhadap minat masyarakat
LAZNAS DPU DT Minat berinfaq di LAZNAS DPU
Cabang Palembang Masyarakat DT cabang Palembang.
berinfaq sedangkan Citra Lembaga
tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Minat
masyarakat berinfaq di
LAZNAS DPU DT
cabangPalembang.
6. Adnan (2017) Analisis Hubungan Kualitas Kualitas Pelayanan lembaga
Kualitas Pelayanan Pelayanan, amil zakat memiliki
Lembaga Amil Zakat Kepuasan, pengaruh positif yang
dengan Kepuasan dan dan Loyalitas signifikan terhadap
Pengaruhnya Terhadap Muzakki Kepuasan Muzzaki dan
Loyalitas Muzakki Kepuasan Muzzaki
memiliki pengaruh positif
yang signifikan terhadap
Loyalitas Muzzaki. Secara
tidak langsung Kualitas
Pelayanan Lembaga amil
zakat mempunyai pengaruh
positif yang signifikan
terhadap Loyalitas Muzzaki.
7. Sutomo, dkk Pengaruh Kualitas Kualitas Kualitas Pelayanan
(2017) Pelayanan Lembaga Amil Pelayanan, memiliki pengaruh
Zakat (LAZ) Terhadap Kepuasan, signifikan terhadap
Kepuasan dan Loyalitas dan Loyalitas kepuasan.
Muzakki (Studi Kasus Muzakki KepuasanMuzakki
LAZ PKPU Yogyakarta) Memengaruhi loyalitas dan
tingkatLoyalitas Muzakki
sebesar 84,7% yang berarti
bahwa Muzakki telah loyal
kepada LAZ
PKPUYogyakarta.
Sumber: Data diolah (2018)

2.10 Kerangka Pemikiran

Mengingat bahwa zakat merupakan salah satu rukun Islam, maka

kewajiban mengenai perintah zakat sudah di jelaskan dalam Al-Quran, Al-Hadist,

dan Ijma para ulama. Kemudian, didalam UU Zakat No. 23 Tahun 2011

dijelaskan mengenai pengertian zakat dan lembaga yang berwenang mengelola

secara nasional. Besarnya potensi zakat di Indonesia belum mampu dioptimalkan

dengan baik oleh lembaga zakat. Hal tersebut dikarenakan ada 2 faktor utama

yang menyebabkan kurang optimalnya pengumpulan zakat karena rendahnya

motivasi masyarakat dalam membayar zakat dan adanya anggapan bahwa

membayar zakat secara langsung kepada pihak penerima zakat lebih baik

dibandingkan melalui lembaga zakat.

Berkaitan dengan hal tersebut, badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)

diharapkan perlu memperhatikan persoalan yang demikian. Penting bagi

BAZNAS untuk dapat memastikan adanya minat ataupun loyalitas para muzakki

agar secara suka dan rela untuk menggunakan jasa BAZNAS didalam
melaksanakan kewajiban sebagai umat Islam, yaitu: membayar zakat, infaq dan

sedekah. Berdasarkan pada literatur yang telah penulis kaji ada beberapa faktor

yang dianggap dapat membantu meningkatkan loyalitas para muzakki untuk

membayar zakat, infaq dan sedekah melalui BAZNAS, antara lain: transparansi,

akuntabilitas dan juga kualitas layanan.

Dalam hal ini transparansi menjadi faktor penting untuk meraih

kepercayaan para muzakki. Dengan adanya aktivitas pengelolaan, pengungkapan

dan juga pelaporan terkait dengan zakat, infaq dan sedekah yang mampu

dilakukan dengan transparan, tentunya akan memudahkan para muzakki didalam

mengakses informasi dan juga melihat kinerja yang berhasil dicapai BAZNAS

terkait dengan urusan zakat, infaq dan sedekah. Sehingga para muzakki pun akan

meyakini bahwa zakat, infaq dan sedekah yang mereka berikan memang mampu

dikelola dengan jujur dan terbuka.

Kemudian, adanya akuntabilitas pada pihak yang diberi amanah juga

menjadi pokok perhatian yang penting. Dalam hal ini, para pihak yang diberi

amanah harus mampu bertanggung jawab penuh untuk mengelola, menjaga serta

mencapai kinerja yang maksimal terkait dengan urusan zakat, infaq, dan sedekah.

Penting bagi pihak BAZNAS untuk tampil menjadi pihak yang mampu

mengemban amanah dengan pencapaian hasil kerja yang maksimal. Sehingga

para muzakki memiliki keyakinan bahwa zakat, infaq, sedekah yang mereka

berikan memang dikelola oleh pihak yang dapat dipercaya dan memiliki

kompetensi didalam pengelolaan dana tersebut.


Selain itu, penting juga bagi pihak BAZNAS untuk memperhatikan

kualitas layanan yang diberikan. Hal ini karena para muzakki memiliki penilaian

tersendiri terhadap pelayanan yang mereka rasakan dan dapatkan dari badan amil

zakat. Apabila, pelayanan yang mereka terima tidak sesuai dengan apa yang

mereka harapkan maka akan berdampak pada loyalitas mereka didalam

membayar zakat, infaq, dan sedekah. Berdasarkan pada semua penjelasan

tersebut, maka kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut:

Transparansi
(+)
(X1)

Akuntabilitas Loyalitas Muzakki


(+)
(X2) (Y)

Kualitas Layanan
(+)
(X3)

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran
2.11 Pengembangan Hipotesis

2.11.1 Pengaruh Transparansi Terhadap Loyalitas Muzakki

Untuk menciptakan suatu kepuasan yang memadai pada suatu entitas

peribadatan demi terciptanya keberhasilan dalam melaksanakan strategi-strategi

entitas untuk mencapai tujuan yang diharapkan maka diperlukannya transparansi.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

KEP/26/M.PAN/2/2004 transparansi merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan

yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan atau pengendaliannya serta mudah di akses oleh

semua pihak yang membutuhkan informasi. Hal ini dianggap perlu, mengingat

BAZNAS merupakan suatu entitas publik dimana dana yang diperoleh berasal

dari masyarakat atau pemerintah. Sudah selayaknya BAZNAS harus bersikap

transparan kepada publik untuk menghindari spekulasi negatif dari berbagai

kalangan. Transparansi juga menjadi sarana untuk menyampaikan pendapat,

saran, dan kritik terhadap perbaikan kondisi kinerja atau kegiatan yang lebih baik

dan terarah sehingga loyalitas muzakki dalam membayar zakat, infaq/Sedekah.

BAZNAS Provinsi SUMSEL akan semakin meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2017) menyatakan bahwa

terdapat pengaruh antara transparansi terhadap Loyalitas Muzakki, sehingga

peneliti perlu melakukan pengujian kembali untuk menganalisa konsistensi

temuan penelitian jika diterapkan pada kondisi lingkungan yang berbeda atas

transparansi layanan terhadap Loyalitas Muzakki kedalam hipotesis berikut :


H1: Transparansi layanan publik berpengaruh positif terhadap Loyalitas

Muzakki.

2.11.2 Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Loyalitas Muzakki

Pelaksanaan kepuasan yang baik diperlukan entitas peribadatan khusunya

BAZNAS untuk menciptakan keberhasilan dalam melaksanakan strategi-strategi

demi mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan untuk mensejahterakan

masyarakat dalam berbagai aspek yaitu ekonomi, sosial, pendidikan serta kegiatan

keagamaan. Untuk mencapai tata kelola yang baik maka diperlukan adanya

akuntabilitas. Menurut Mardiasmo (2007) Akuntabilitas adalah prinsip

pertanggungjawaban publik berarti bahwa proses penganggaran mulai dari

perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan

dan dipertanggungjawabkan. Apabila akuntabilitas disuatu entitas memadai

khususnya BAZNAS, maka loyalitas muzakki dalam membayar zakat,

infaq/Sedekah di BAZNAS tersebut juga dapat dikatakan memadai atau baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2017) menyatakan bahwa

terdapat pengaruh antara akuntabilitas terhadap Loyalitas Muzakki, sehingga

peneliti perlu melakukan pengujian kembali untuk menganalisa konsistensi

temuan penelitian jika diterapkan pada kondisi lingkungan yang berbeda atas

Akuntabilitas layanan publik terhadap loyalitas Muzakki kedalam hipotesis

berikut :

H2: Akuntabilitas layanan publik berpengaruh positif terhadap Loyalitas

Muzakki.

2.11.3 Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Muzakki


Suatu entitas publik kualitas layanan sangat penting dilakukan untuk

mencapai target dalam tujuan memperbaiki entitas itu sendiri. Begitu pula dengan

BAZNAS untuk menciptakan keberhasilan dalam melaksanakan strategi-strategi

demi mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan untuk mensejahterakan

masyarakat dalam berbagai aspek yaitu ekonomi, sosial, pendidikan serta kegiatan

keagamaan. Untuk itu diperlulan kualitas pelayanan, dimana kualitas pelayanan

adalah setiap tindakan atau kegiatan yang ditawarkan oleh satu puhak kepada

pihak lain yaitu berupa tingkat mutu atau keungguan seperti yang diharapkan oleh

konsumen untuk memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Jika kualitas layanan

semakin baik maka akan semakin meningkat loyalitas masyarakat dalam

membayar zakat, infaq/Sedekah.

Penelitian yang dilakukan oleh Windriatmoko (2016), Sutomo, et all

(2017), menyatakan kualitas layanan berpengaruh terhadap loyalitas muzakki.

Sedangkan penelitian Kurniasih (2017) yang menjadi acuan dari penelitian ini

menyatakan kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap loyalitas muzakki.Dari

penelitian terdahulu, masih adanya temuan hasil penelitian yang tidak konsisten.

Sehingga peneliti perlu melakukan pengujian kembali untuk mengetahui

konsistensi temuan penelitian kualitas layanan terhadap loyalitas muzakki

kedalam hipotesis sebagai berikut :

H3 : Kualitas Layanan berpengaruh positif terhadap loyalitas muzakki.

2.11.4 Pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, dan Kualitas Layanan

Terhadap Loyalitas Muzakki


Transparansi dan akuntabilitas merupakan konsep yang berkaitan erat satu

dengan yang lain, karena tanpa transparansi tidak mungkin ada akuntabilitas.

Sebaliknya transparansi tidak akan banyak bermanfaat tanpa dilengkapi dengan

akuntabilitas, serta kualitas layanan juga sangat berpengaruh dalam menjalankan

entitas publik. Transparansi, akuntabilitas, dan kualitas layanan menjadi kata

kunci yang penting bagi entitas publik untuk bertahan dan memaksimalkan

peranannya dalam merencanakan, mengelola dan mengevaluasi semua aktivitas

BAZNAS serta pelayanan yang baik untuk meningkatkan kepuasan sehingga

terciptalah loyalitas muzakki untuk terus membayar zakat di BAZNAS. Sebagai

entitas publik yang menggunakan dana masyarakat sebagai sumber keuangannya

dalam bentuk zakat, infaq, dan Sedekah yang berasal dari masyarakat atau publik,

maka BAZNAS pun menjadi bagian dari entitas publik yang semua aktivitasnya

harus dipertanggungjawabkan kepada publik atau masyarakat.

Berdasarkan deskripsi diatas, dapat dilihat bahwa Transparansi,

akuntabilitas, dan kualitas layanan saling berpengaruh secara simultan. Maka

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

H4 : Transparansi, Akuntabilitas, dan Kualitas Layanan berpengaruh

secara simultan terhadap Loyalitas Muzakki.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Secara umum, objek penelitian ini adalah Badan Amil Zakat Nasional

(BAZNAS) Provinsi Sumatera Selatan. Peneliti ingin menganalisa dan

mendapatkan hasil mengenai transparansi, akuntabilitas, kualitas layanan, dan

loyalitas muzakki.

3.2 Metode Penelitian

Pengertian Metode Penelitian menurut Sugiyono (2016) adalah pada

dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Penelitian pada dasarnya untuk menunjukan kebenaran dan

pemecahan masalah atas apa yang diteliti untuk mecapai tujuan tersebut,

dilakukan suatu metode yang tepat dan relevan untuk tujuan yang diteliti.

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian

deskriptif asosiatif dengan pendekatan survey, hal ini karena adanya variabel-

variabel yang akan ditelaah hubungan serta tujuan untuk menyajikan gambaran

secara terstruktur, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan

variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono (2016) Metode penelitian deskriptif

adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

atau lebih (Independen) tanpa membuat perbandingan atau menggabungkan antara

variabel satu dengan yang lainnya.


Sementara itu, menurut Sugiyono (2016) Penelitian asosiatif merupakan

penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan dua variabel atau lebih.

Dalam penelitian ini akan dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk

menjelaskan, meramalkan, dan mengontrol suatu gejala.

Ada dua instrumen dalam metode survey, yaitu kuesioner (pertanyaan

tertulis) dan wawancara (pertanyaan lisan). Kuesioner dapat langsung

dikomunikasikan kepada dan dikumpulkan dari responden (secara perseorangan)

atau dapat juga dikomunikasikan dan dikumpulkan melalui pos. Wawancara dapat

dilakukan dengan komunikasi tatap muka atau telepon (Indriantoro, 2002).

Penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner metode tertutup. Data yang

diperoleh kemudian diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar teori-

teori yang telah dipelajari.Sedangkan analisis dilakukan melakukan melalui

pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode statistik yang relevan untuk

menguji hipotesis.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

mengumpulkan atau memperoleh data dalam melakukan suatu penelitian.

Menurut Sugiyono (2016) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik

semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Adapun instrumen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:


1. Instrumen yang digunakan adalah dengan menggunakan kuesioner metode

tertutup, dimana kemungkinan pilihan jawaban sudah ditentukan terlebih

dahulu dan responden tidak diberikan alternatif jawaban.

2. Indikator-indikator untuk variabel tersebut dijabarkan oleh penulis

menjadi sejumlah pernyataan sehingga diperoleh data kualitatif. Data ini

akan diubah menjadi bentuk kuantitatif dengan pendekatan analisis

statistik.

Secara umum teknik dalam pemberian skor yang digunakan dalam

kuesioner penelitian ini adalah teknik skala Likert. Penggunaan skala Likert

menurut Sugiyono (2016) adalah skala Likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Menurut Sugiyono (2016) mengemukakan bahwa macam-macam skala

pengukuran dapat berupa: skala nominal, skala ordinal, skala interval, dan skala

rasio, dari skala pengukuran itu akan diperoleh data nominal, ordinal, interval, dan

rasio.

Penelitian ini menggunakan skala ordinal, menurut Sugiyono (2016)

adalah skala ordinal adalah skala pengukuran yang tidak hanya menyatakan

kategori, tetapi juga menyatakan peringkat konstruck yang diukur.

3.4 Operasionalisasi Variabel

Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2011) secara sederhana variabel

dikatakan sebagai konsep yang mengalami variasi nilai. Jika konsep dipakai untuk

menggambarkan realitas atau fenomena sosial secara netral, maka dengan


menggunakan variabel peneliti memberi nilai tinggi atau rendah terhadap konsep

yang digambarkannya tersebut.

Sedangkan menurut Sugiyono (2016) Variabel penelitian pada dasarnya

adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari dua variabel,

yaitu sebagai berikut:

1. Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2011) variabel independen atau

variabel bebas sering disebut prediktor, yaitu variabel yang mempengaruhi

atau menjadi penyebab berubahnya variabel dependen. Variabel

independen dalam penelitian yang penulis ambil adalah transparansi (X1),

akuntabilitas (X2), dan kualitas layanan (X3). Indikator dari variabel

transpasri (X1), sebagai berikut:

1) Manajemen dan penyelenggaraan pelayanan public

2) Prosedur pelayanan

3) Persyaratan teknis dan administratif pelayanan

4) Rincian biaya pelayanan

5) Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab

6) Lokasi pelayanan

7) Janji pelayanan

8) Informasi pelayanan

Yang menjadi indikator variabel akuntabilitas (X2), antara lain:

1) Akuntabilitas kinerja pelayanan publik


2) Akuntabilitas biaya pelayanan publik

3) Akuntabilitas produk pelayanan publik

Dan yang menjadi indikator variabel kualitas layanan (X3), antara lain :

1) Bukti Langsung (Tangible)

2) Kehandalan (Reliability)

3) Daya Tanggap (Responsiveness)

4) Jaminan (Assurance)

5) Empati (Empaty)

2. Menurut Purwanto dan Sulistyastuti (2011) variabel dependen atau

variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel dependen dalam penelitian yang penulis ambil adalah loyalitas

muzakki (Y). indikator loyalitas muzakki (Y), antara lain :

1. Pembelian ulang.

2. Merekomendasikan kepada pihak lain

3. Tidak niat pindah

4. Membicarakan hal – hal positif.

Berikut ini adalah operasional variabel yang dinyatakan dalam bentuk

tabel 3.1 antara lain:

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Ukur


Variabel Menurut Mardiasmo dalam Manajemen dan Ordinal
Independen : buku Otonomi dan Penyelenggaraan
1. Transparansi Manajemen Keuangan pelayanan publik
Daerah (2007) transparansi Prosedur pelayanan
merupakan bentuk
keterbukaan pemerintah Persyaratan teknis
dalam membuat kebijakan- dan administratif
kebijakan publik sehingga pelayanan
dapat diketahui dan diawasi
Rincian biaya
pelaksanaannya oleh warga
pelayanan
negara.
Pejabat yang
berwenang dan
bertanggung jawab

Lokasi pelayanan
Janji pelayanan
Informasi pelayanan
2. Akuntabilitas Menurut Stanbury dalam Akuntabilitas kinerja Ordinal
buku Fordebi dan Adesy pelayanan public
(2016) Akuntabilitas
merupakan suatu bentuk Akuntabilitas biaya
kewajiban pelayanan publik
mempertanggungjawabkan
Akuntabilitas produk
keberhasilan atau kegagalan
pelayanan public
pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan dan
sasaran yang telah
ditetapkan melalui media
akuntansi yang dilaksanakan
secara periodik.
3. Kualitas Bukti langsung Ordinal
Layanan (Tangible)
Kualitas Layanan adalah
setiap tindakan atau kegiatan Kehandalan
yang ditawarkan oleh satu (Reliability)
puhak kepada pihak lain
yaitu berupa tingkat mutu Daya Tanggap
atau keungguan seperti yang (Responsiveness)
diharapkan oleh konsumen
untuk memenuhi keinginan Jaminan (Assurance)
dan kebutuhannya. Empati (Empaty)

Variabel Gramer dan Brown Pembelian ulang Ordinal


Dependen : sebagaimana yang dikutip Merekomendasikan
dalam Utomo (2006) kepada pihak lain
1. Loyalitas menyebutkan bahwa
Muzakki loyalitas merupakan derajat Tidak niat pindah
seseorang dalam
Membicarakan hal –
menunjukan perilaku
hal positif
berulang dari penyedia jasa,
memiliki suatu desposisi
atau kecenderungan sikap
positif terhadap penyedia
jasa, dan hanya
mempertimbangkan
penggunaan penyedia jasa
pada saat membutuhkan jasa
terebut.
Sumber: Data diolah (2018)

3.5 Penetapan Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2016) populasi merupakan wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Adapun populasi didalam penelitian ini adalah seluruh muzakki yang membayar

zakat, infaq/Sedekah di BAZNAS Provinsi SUMSEL. Menurut data yang

diperoleh peneliti dari BAZNAS Provinsi SUMSEL, jumlah muzakki pada tahun

2017 kurang lebih sebanyak 111 berasal dari muzakki perorangan, dan 55 berasal

dari UPZ yang terdaftar di BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.

3.5.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2016) sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sugiyono juga menyatakan

bahwa apa yang dipelajari dari sampel akan dapat diberlakukan kepada seluruh
populasi. Metode pemilihan sampel pada penelitian ini ditentukan dengan metode

purposive sampling. Menurut Sugiyono (2016) purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dimana peneliti juga memiliki

beberapa pertimbangan atau kriteria tertentu didalam menentukan sampel yang

akan digunakan didalam penelitian ini. Berikut beberapa pertimbangan yang

dijadikan dasar pengambilan sampel, antara lain:

1. Instansi yang termasuk dalam kategori Unit Pengumpulan Zakat (UPZ)

yang terdaftar di BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.

2. UPZ yang secara rutin membayar zakat, infaq/sedekah di BAZNAS

Provinsi Sumatera Selatan.

3. Muzakki perorangan yang membayar zakat, infaq, dan sedekah di

BAZNAZ Provinsi Sumatera Selatan

4. Pengurus UPZ dan muzakki perorangan yang bersedia memberikan

informasi, wawancara dan melaksanakan pengisian kuesioner

penelitian.

Berdasarkan hasil observasi di BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan yang

dilakukan penulis, sampel dalam penelitian ini terdapat 40 nama UPZ dan 20

muzakki perorangan yang termasuk dalam kriteria yang penulis maksud. 40 UPZ

yang terdaftar di BAZNAS SUMSEL, yaitu :

Tabel 3.2
Sampel Penelitian
No Nama UPZ No. Nama UPZ
1. Dinas Kearsipan 21. Dinas Perhubungan dan
Komunikasi
2. Badan Inspektorat 22. Dinas Perindustrian
3. Badan Kepegawaian Daerah 23. Dinas Perdagangan
4. Badan Kesatuan Bangsa 24. Dinas Perkebunan Prov. Sumsel
5. Dinas Ketahanan Pangan dan 25. Dinas Pertambangan dan
Peternakan Pengembangan Energi
6. Dinas Lingkungan Hidup dan 26. Dinas Pertanian dan Hortikultural
Pertanahan Tan Pangan
7. Badan Penanggulanan Bencana 27. Dinas Tenaga Kerja dan
Daerah Transmigrasi
8. Badan Pemberdaya Masyarakat 28. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Desa
9. Badan Perencanaan 29. Kanwil Kementrian Agama Prov.
Pembangunan Daerah Sumsel
10. BINTALDAM II SRIWIJAYA 30. KODAM II SRIWIJAYA
11. Dinas Kebudayaan dan 31. Pengadilan Tinggi Agama
Pariwisata
12. Dinas Kesehatan Prov. Sumsel 32. Rumah Sakit Ernaldi Bahar (RS.
Jiwa)
13. Dinas Kelautan dan Perikanan 33. Sekretariat DPRD Prov. Sumsel
14. Dinas Sosial 34. Sekretariat Daerah Prov. Sumsel
15. Dinas Koperasi Usaha Kecil 35. UIN Raden Fatah Palembang
dan menengah
16. Dinas Pekerjaan Umum Bina 36. UPTD BAPERLINTAN
Marga
17. Dinas Perumahan dan Kawasan 37. UPTD Balai Perbanyakan Benih
Pemukiman dan Hortikultura
18. Dinas Pengelolaan Sumber 38. MAN 1 Palembang
Daya Air
19. Dinas Pemuda dan Olahraga 39. MAN 2 Palembang
20. Badan Pendapatan Daerah 40. Dinas Perpustakaan Prov. Sumsel
Sumber: BAZNAZ Provinsi Sumatera Selatan
3.6 Metode Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.6.1 Sumber Data Penelitian

Menurut Sugiyono (2016) pengertian data primer adalah Sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini

penulis menggunakan data primer yang pengumpulan datanya dilakukan dengan

cara penyebaran kuisioner dengan pihak yang berhubungan dengan penelitian

yang dilakukan.

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Sebagian besar tujuan penelitian adalah untuk memperoleh data yang

relevan, dapat dipercaya, dan dapat di pertanggung jawabkan. Dalam penyusunan

skripsi ini penulis memperoleh data primer. Data ini peneliti peroleh dengan

memberikan kuesioner yang bersifat tertutup dengan menggunakan Skala Likert.

Teknik pengumpulan data merupakan cara-cara yang dilakukan untuk

memperoleh data dan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah:

1. Penelitian Kepustakaan

Merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari teori-teori

yang terdapat dalam literatur-literatur dan sumber-sumber lainnya yang

relevan dengan masalah yang diteliti.

2. Penelitian Lapangan

Penelitian ini untuk melihat kenyataan yang sebenarnya dari masalah yang

ada, maka diperlukan penelitian lapangan untuk memperoleh data primer


secara langsung dari organisasi yang bersangkutan. Adapun langkah-

langkah dalam pengelompokkan data primer dengan cara sebagai berikut:

a) Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawab.

b) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang

menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subjek penelitian.

3.6.3 Metode Analisis Data

Pada penelitian ini akan dilakukan analisis tanggapan responden yaitu

dalam melakukan analisis data, diperlukan data yang akurat dan dapat dipercaya

yang nantinya akan digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Analisis data adalah proses penyederhanaan data dalam bentuk yang lebih mudah

dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data perlu diperhatikan agar penelitian

dapat menghasilkan hasil yang dapat dipercaya. Data yang akan dianalisis

merupakan data hasil pendekatan survey lapangan dan penelitian kepustakaan.

Adapun analisis data yang dilakukan penulis meliputi analisis deskriptif dan

analisis asosiatif. Analisis data deskriptif maka analisis yang digunakan

berdasarkan rata-rata mean dari masing-masing variabel sedangkan untuk analisis

asosiatif menggunakan metode succeive interval dari regresi ganda dengan

dibantu software excel dan SPSS (Statistical product and service solution).

1) Analisis deskriptif
• Menganalisis Transparansi

• Menganalisis akuntabilitas

• Menganalisis kualitas layanan

• Menganalisis loyalitas muzakki

2) Analisis Asosiatif

Menganalisis seberapa besarkah pengaruh transparansi, akuntabilitas

laporan keuangan, dan kualitas layanan terhadap loyalitas muzakki.

Setelah adanya analisis data antara data di lapangan dengan kepustakaan

kemudian diadakan perhitungan hasil kuesioner, agar hasil analisis dapat teruji

dan dapat diandalkan. Lebih jelasnya langkah-langkah yang dilakukan sebagai

berikur:

1. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan sampling, dimana yang

diselidiki adalah sampel yang merupakan sebuah sub himpunan dari

pengukuran-pengukuran yang dipilih dari populasi yang menjadi perhatian

dalam penelitian. Setelah metode pengumpulan data ditentukan kemudian

ditentukan alat untuk memperoleh data dari elemen-elemen yang akan

diselidiki, alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar

penyusunan atau kuesioner. Untuk menentukan nilai atau kuesioner,

penulis menggunakan skala likert.

2. Data kuesioner kemudian disebarkan ke pengurus UPZ dan muzakki

perorangan yang terdaftar di BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

Provinsi Sumatera Selatan. Setiap item dari kuesioner tersebut merupakan


pertanyaan positif yang memiliki 5 jawaban dengan masing-masing nilai

berbeda.

3. Penelitian ini juga melakukan analisa deskriptif. Sebagaimana yang

diketahui bahwa analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2014).

Kemudian, berkaitan dengan analisa deskriptif tersebut akan

dijelaskan terlebih dahulu bahwa alat yang digunakan pada penelitian ini

adalah kuisioner yang penilaian jawaban respondennya menggunakan skala

likert 1-5 yang bernilai sangat negatif sampai dengan sangat positif. Adapun

alternatif jawaban dengan menggunakan skala likert, yaitu dengan

memberikan skor pada masing-masing jawaban pertanyaan yang dinyatakan

pada tabel 3.3 sebagai berikut:

Tabel 3.3
Alternatif Jawaban Dengan Skala Likert

Pernyataan
Pertanyaan
Positif Negatif
Selalu (SL) 5 1
Sering (SR) 4 2
Kadang-kadang (KK) 3 3
Jarang (J) 2 4
Tidak Pernah (TP) 1 5
Sumber: Sugiyono (2016)
Kemudian nilai-nilai dari hasil jawaban diproses dan diolah untuk

digunakan sebagai alat ukur variabel yang diteliti dengan menggunakan

perhitungan statistik disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis. Dalam


penelitian ini, peneliti menggunakan perhitungan statistika deskriptif atas

variabel independen dan dependennya yang selanjutnya dilakukan

pengklasifikasian terhadap jumlah total skor responden. Dari jumlah skor

jawaban responden yang diperoleh kemudian disusun kriteria penilaian

untuk setiap item pernyataan. Selanjutnya, untuk menjawab deskripsi

tentang masing-masing variabel penelitian, maka digunakan rentang kriteria

penelitian sebagai berikut :

m-n
RS =
B
Keterangan :

RS = Interval Skala (jarak)

n = Angka terendah dalam skor jawaban

m = Angka tertinggi dalam skor jawaban

b = Banyaknya kelas/katergori jawaban

Untuk menetapkan peringkat dalam setiap variabel penelitian dapat

dilihat dari perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal. Untuk

mendapatkan kecenderungan jawaban responden akan didasarkan pada nilai

rata-rata skor jawaban yang selanjutnya akan dikategorikan pada rentang

skor berikut :

Skor minimum =1

Skor maksimum = 5

Lebar skala = 5 - 1 = 0,8


5
Dengan demikian kategori skala dapat ditentukan sebagai berikut :

Tabel 3.4
Kategori Skala

Skala Kategori
1,00 1,80 Sangat Tidak Baik
1,81 2,60 Tidak Baik
2,61 3,40 Kurang Baik
3,41 4,20 Baik
4,21 5,00 Sangat Baik

3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Menurut Sugiyono (2016) menyatakan bahwa valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya dikur. Uji

validitas menyatakan bahwa instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data

dalam penelitian dapat digunakan atau tidak. Untuk mencari nilai validitas di

sebuah item mengkorelasikan skor item dengan total item-item tersebut. Jika ada

item yang tidak memenuhi syarat, maka item tersebut tidak akan diteliti lebih

lanjut. Syarat tersebut menurut Sugiyono (2016) yang harus dipenuhi yaitu harus

memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Jika r ≥ 0,217 maka item-item tersebut dinyatakan valid.

b. Jika r ≤ 0,217 maka item-item tersebut dinyatakan tidak valid.

Uji validitas instrumen dapat menggunakan rumus korelasi. Rumus

korelasi berdasarkan Pearson Product Moment adalah sebagai berikut:

𝑁∑𝑥𝑦−(𝑥)(𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√𝑁∑𝑋 2 − ∑𝑋 2 𝑁∑𝑌 2 − ∑𝑌²

Sumber: Sugiyono(2016)
Keterangan:

rXY = Koefisien Korelasi

N = Banyaknya Sampel

∑X = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel X

∑Y = Jumlah skor keseluruhan untuk item pertanyaan variabel Y

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2016) reliabilitas adalah derajat konsistensi data dalam

interval waktu tertentu. Uji reliabilitas menyatakan bahwa apabila instrumen yang

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan

data yang sama. Berdasarkan pengertian tersebut maka reliabilitas dapat

dikemukakan sebagai suatu karakteristik terkait dengan keakuratan, ketelitian, dan

kekonsistenan.

Pengujian reliabilitas kuesioner pada penelitian ini penulis menggunakan

metode Alpha Cronbach (α) menurut Sugiyono (2016) dengan rumus sebagai

berikut:

𝑁 𝑆²(1−∑𝑆𝑖2 )
R=α = R = 𝑁−1 ( )
𝑠²

Sumber: Sugiyono(2016)

Keterangan:

α = Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

S² = Varians skor keseluruhan

Si² = Varians masing-masing item


Adapun kriteria untuk menilai reliabilitas instrumen penelitian ini yang

merujuk kepada pendapat (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2007) “Suatu konstruk

atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60”.

3.8 Uji Asumsi Klasik

Ada beberapa pengujian yang harus dijalankan terlebih dahulu untuk

menguji apakah model yang dipergunakan tersebut mewakili atau mendekati

kenyataan yang ada. Untuk menguji kelayakan model regresi yang digunakan,

maka harus terlebih dahulu memenuhi uji asumsi klasik. Terdapat empat jenis

pengujian pada uji asumsi klasik ini, antara lain:

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi variabel terikat

untuk setiap nilai variabel bebas tertentu berdistribusi normal atau tidak. Dalam

model regresi linier, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai error (ɛ) yang berdistribusi

normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi

normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara

statistik. Uji normalitas dilakukan karena salah satu asumsi yang harus dipenuhi

untuk dapat melakukan tes parametrik adalah pengamatan harus dilakukan pada

populasi yang berdistribusi normal. Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode grafik normal Probabiltiy Plot. Jika residual berasal

dari distribusi normal, maka nilai-nilai sebaran data akan terletak disekitar garis

lurus.
3.8.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada sebuah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan terdapat problem multikolinieritas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terbukti ada

multikolinieritas, sebaiknya salah satu dari variabel independen yang ada

dikeluarkan dari model, lalu pembuatan model regresi diulang kembali (Singgih

Santoso, 2012).

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dapat dilihat pada

besaran Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Pedoman suatu model

regresi yang bebas multikolinieritas adalah mempunyai angka tolerance

mendekati 1.Batas VIF adalah 10, jika nilai VIF di bawah 10 maka tidak terjadi

gejala multikolinieritas (Gujarati, 2012). Menurut Purwanto dan Sulistyastuti

(2011) rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

1 1
VIF = 𝑇𝑜𝑙𝑒𝑟𝑎𝑛𝑐𝑒 atau Tolerance = 𝑉𝐼𝐹

Sumber: Purwanto & Sulistyastuti(2011)

3.8.3 Uji Heteroskedastisitas

Situasi heteroskedastisitas akan menyebabkan penaksiran koefisien-

koefisien regresi menjadi tidak efisien dan hasil taksiran dapat menjadi kurang

atau melebihi dari yang semestinya. Dengan demikian, agar koefisien-koefisien

regresi tidak menyesatkan, maka situasi heteroskedastisitas tersebut harus

dihilangkan dari model regresi.


Metode yang digunakan untuk menguji heteroskedastisitas dalam

penelitian ini menggunakan grafik scatterplot. Analisis dari grafik tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Jika terdapat pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9 Analisis Regresi Berganda

Karena dalam penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel bebas yang

akan diuji untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variabel terikat, maka proses

analisis regresi yang dilakukan adalah menggunakan analisis regresi berganda.

Menurut Sugiyono (2016) mendefenisikan bahwa:

Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen

(kriterium), bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor

prediktor dimanipulasinya (dinaik-turunkannya).

Persamaan regresi berganda untuk dua prediktor yang ditetapkan adalah

sebagai berikut:

LM = α + 𝛽1 𝑇𝑃𝑅 + 𝛽2 𝐴𝐾𝐵+𝛽3KL+ e

Sumber : Data diolah (2018)

Keterangan:
LM = Loyalitas Muzakki

α = Koefisien konstanta

𝛽 = Koefisien regresi

TPR = Transparansi

AKB = Akuntabilitas

KL = Kualitas Layanan

e = Tingkat kesalahan (error)/pengaruh faktor lain.

3.10 Pengujian Hipotesis

3.10.1 Uji Parsial (T-test)

Pengujian yang dilakukan adalah uji parameter (uji korelasi) dengan

menggunakan uji t-statistik. Hal ini membuktikan apakah terdapat pengaruh

antara masing-masing variabel independen (X) dan variabel dependen (Y).

Menurut Sugiyono (2016) menggunakan rumus:

𝑟 √𝑛−2
t=
√1−𝑟²

Sumber: Sugiyono(2016)

Keterangan:

t = Nilai uji t

r = Koefisien korelasi pearson

r² = Koefisien determinasi

n = Jumlah sampel
Hasil perhitungan ini selanjutnya dibandingkan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dengan

menggunakan tingkat kesalahan 0,05 uji dua pihak dan dk = n-2. Kriteria sebagai

berikut:

• Ho diterima bila 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau -𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > - 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

• Ho ditolak bila 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 atau -𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < - 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Jika hasil pengujian statistik menunjukkan Ho ditolak, maka berarti

variabel-variabel independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap Loyalitas muzakki. Tetapi apabila Ho diterima, maka berarti variabel-

variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

loyalitas muzakki.

Dalam pengujian hipotesis ini, penulis menggunakan uji signifikan atau uji

parameter r, maksudnya untuk menguji tingkat signifikansi maka harus dilakukan

pengujian parameter r.

3.10.2 Uji Simultan (F-test)

Pengujian yang dilakukan ini adalah senganuji parameter β (uji korelasi)

dengan menggunakan uji F-statistik. Untuk menguji pengaruh variabel bebas

secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat digunakan uji F.

Menurut Sugiyono (2016) dirumuskan sebagai berikut:


𝑅2 / 𝑘
𝐹ℎ = (1−R²)/n−k−1)

Sumber: Sugiyono (2016)

Keterangan:

𝐹ℎ = Nilai uji F
R² = Koefisien korelasi berganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah anggota sampel

Distribusi F ini ditentukan oleh derajat kebebasan pembilang dan

penyebut, yaitu k dan n – k – 1 dengan menggunakan tingkat kesalahan 0.05.

Untuk uji F, kriteria yang dipakai adalah:

• Ho diterima bila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

• Ho ditolak bila 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

Bila Ho diterima, maka dapat diartikan bahwa signifikannya suatu

pengaruh dari variabel-variabel independen secara bersama-sama atas suatu

variabel dependen dan penolakan Ho menunjukkan adanya pengaruh yang

signifikan dari variabel-variabel independen yang secara bersama-sama terhadap

suatu variabel dependen.

3.10.3 Koefisien Determinasi (R²)

Untuk melihat seberapa besar tingkat pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen secara parsial digunakan koefisien determinasi.

Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari koefisien korelasi sebagai ukuran

untuk mengetahui kemampuan dari masing-masing variabel yang digunakan.

Koefisien determinasi menjelaskan proporsi variasi dalam variabel dependen (Y)

yang dijelaskan oleh hanya satu variabel independen (lebih dari satu variabel

bebas: Xi ; i = 1,2,3,4,dst.) secara bersama-sama.

Sementara itu R adalah koefisien korelasi majemuk yang mengukur

tingkat hubungan antara variabel dependen (Y) dengan semua variabel


independen yang menjelaskan secara bersama-sama dan nilainya selalu positif.

Selanjutnya untuk melakukan pengujian koefisien determinasi (adjusted R²)

digunakan untuk mengukur proporsi atau presentase sumbangan variabel

independen yang diteliti terhadap variasi naik turunnya variabel dependen.

Koefisien determinan berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R² ≤ 1).

Hal ini berarti bila R² = 0 menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel

independen terhadap variabel dependen, bila adjusted R² semakin besar mendekati

1 menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen dan bila adjusted R² semakin kecil bahkan mendekati nol, maka dapat

dikatakan semakin kecil pula pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen. Rumus koefisien determinasi adalah sebagai berikut:

Kd = R² x 100%
Sumber: Purwanto dan Sulistyastuti (2011)

Keterangan:

Kd = Besar atau jumlah koefisien determinasi

R² = Nilai koefisien korelasi

Sedangkan kriteria dalam melakukan analisis koefisien determinasi adalah

sebagai berikut:

a. Jika Kd mendekati nol (0), berarti pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen lemah, dan

b. Jika Kd mendekati satu (1), berarti pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen kuat.


BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Berdirinya BAZNAS Sumatera Selatan

Politik Hindia Belanda tidak melakukan campur tangan dalam masalah

agama, kecuali untuk suatu kepentingan berlanjut hingga masa penjajahan Jepang

sampai masa Indonesia merdeka. Politik Hindia Belanda ini tercantum melalui

beberapa pasal dari "Indisce Stastsregeling", diantaranya pada pasal 134 ayat 2

yang mengarah pada Policy of religion neutrality.

Konteks kepentingan penjajah tersebut dibentuk dalam ketertiban masjid,

zakat dan fitrah, naik haji, nikah, talak, rujuk dan pengajaran agama Islam. Seperti

tercantum dalam bijblad Nomor 1892 tanggal 4 Agustus 1893 yang berisi

kebijakan Pemerintah Hindia Belanda untuk mengawasi pelaksanaan zakat dan

fitrah yang dilaksanakan oleh para penghulu atau naib untuk menjaga dari

penyelewengan keuangan. Kemudian pada bijblad Nomor 6200 tanggal 28

Februari 1905 berisi larangan bagi segenap pegawai pemerintahan maupun

priyayi bumi putra turut campur dalam pelaksanaan zakat fithrah.

Tradisi pengumpulan zakat oleh petugas-petugas jamaat urusan agama

masih terus berlangsung hingga Indonesia merdeka. Perubahan untuk pengaturan

zakat mengalami dinamika sejalan dengan peta perpolitikan di Tanah Air.

Sehingga sampai tahun 1968 zakat dilaksanakan oleh umat Islam secara

perorangan atau melalui kyai, guru-guru ngaji dan juga melalui lembaga-lembaga
keagamaan. Belum ada suatu badan resmi yang dibentuk oleh pemerintah untuk

mengelola zakat, (kecuali di Aceh yang sudah diatur badan zakat sejak tahun

1959).

Pasca 1968 adalah tahun yang sangat penting bagi sejarah pelaksanaan

zakat di Indonesia, karena sejak tahun tersebut pemerintah mulai ikut serta

menangani pelaksanaan zakat. Dasar intervensi pemerintah dari seruan Presiden

dalam pidato peringatan Isra' Mi'raj di istana Negara pada tanggal 26 oktober

1968, dimana beliau menganjurkan pelaksanaan zakat secara lebih intensif untuk

menunjang pembangunan Negara, dan Presiden siap menjadi amil zakat nasional.

Seruan tersebut ditindaklanjuti dengan keluarnya Surat Perintah Presiden No.

07/PRIN/1968 tanggal 31 Oktober 1968 yang memerintahkan Alamsyah, Azwar

Hamid, dan Ali Afandi untuk membantu Presiden dalam administrasi penerimaan

zakat seperti dimaksud dalam seruan Presiden pada peringatan Isra' dan Mi'raj

tanggal 26 Oktober 1968 tersebut.

Upaya pemerintah untuk memaksimalkan pengumpulan dan

pendayagunaan dana zakat dibuatlah aturan-aturan. Pada tanggal 23 September

1999 di awal Era Reformasi di Republik ini, di bawah kepemimpinan Presiden BJ

Habibie lahirlah Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan

Zakat. Undang-undang tersebut kemudian disusul dengan Keputusan Menteri

Agama Nomor 581 Tahun 1999 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 38

tahun 1999 dan disempurnakan dengan Keputusan Menteri Agama Nomor 373

Tahun 2003 dan Keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Departemen

Agama Nomor D/291/2000 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Zakat.


Dalam Undang-undang tersebut antara lain disebutkan bahwa pengelolaan

zakat dilakukan oleh Badan Amil Zakat yang dibentuk oleh Pemerintah (pasal 6).

Pengelolaan zakat adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan

zakat (pasal 1). Pengelolaan zakat tidak hanya terbatas pada harta zakat saja,

namun juga termasuk pengelolaan infak, sedekah, hibah, wasiat, waris dan kafarat

(pasal 13).

Berdasarkan Perundang-undangan di atas, Badan Amil Zakat (BAZ)

Provinsi Sumatera Selatan dibentuk dengan Surat Keputusan Gubernur Provinsi

Sumatera Selatan tanggal 20 Juni 2001 Nomor: 352/SK/V/2001 dan Nomor :

404/SK/III/2001 Tanggal 23 Juli 2001 Tentang Pembentukan BAZ Provinsi

Sumatera Selatan untuk masa bhakti 2001-2004 dan diperbaharui lagi Nomor

433/KPTS/V/2005 tanggal 12 Juli 2005 untuk masa bhakti 2005-2008; kemudian

melalui Keputusan Gubernur Sumatera Selatan No. 269/Kepts/I/2009 untuk

periode 2009-2012. Untuk meningkatkan pelayanan dibentuk Unit Pengumpul

Zakat (UPZ) dengan tugas untuk melayani Muzakki dalam menyerahkan zakat,

infak dan shadaqahnya. UPZ dibentuk di tiap Instansi/Lembaga Pemerintah,

BUMN, BUMD, Perusahaan Swasta tingkat provinsi.

Dalam perkembangan selanjutnya pelaksanaan zakat di Indonesia tampak

kecenderungan baru yang merupakan perubahan ciri dari pelaksanaan zakat

tersebut. Pada tanggal 29 Mei 2002 Presiden Republik Indonesia meresmikan

Silaturahmi dan Rapat Koordinasi Nasional ke I Badan Amil Zakat Nasional dan

Lembaga Amil Zakat seluruh Indonesia di Istana Negara. Dalam pidatonya,


Presiden menekankan agar Badan Amil Zakat baik ditingkat Nasional maupun

Daerah, ataupun pengurus Lembaga Amil Zakat baik di tingkat nasional maupun

daerah untuk tidak ragu-ragu bekerjasama dengan Menteri Agama, Menteri

Keuangan, Menteri Negara Koperasi dan usaha Kecil dan Menengah maupun

menteri terkait lainnya.

Alhamdulillah pada saat ini BAZ Propinsi Sumaera Selatan telah memiliki

perangkat Perundang-undangan berupa Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi

Sumatera Selatan Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Zakat.

Badan Amil Zakat Provinsi Sumatera Selatan pertama kali berdiri dan

mulai beroperasi pada tanggal 23 Juli 2001. Berdirinya Badan Amil Zakat

Provinsi Sumatera Selatan ini diresmikan Oleh Gubernur Sumatera Selatan yang

pada waktu itu dijabat oleh Rosihan Arsyad (http://sumsel.baznas.go.id).

4.1.2 Visi dan Misi

Visi :

Menjadi pusat pengumpulan dan pendayagunaan zakat, infaq dan shadaqah untuk

pemberdayaan dan kesejahteraan umat di Indonesia.

Misi:

1. Membina kesadaran umat untuk menjadi muzakki, gemar berinfaq dan

bershadaqah

2. Mengoptimalkan pengumpulan ZIS dan pendistribuan yang tepat guna

3. Melakukan pemberdayaan kepada kaum dhu`afa melalui pemberian

keterampilan dan dukungan modal


4. Melaksanakan kajian untuk pengembangan dan peningkatan kualitas

pengelolaan zakat

5. Menuju budaya sadar zakat di Sumatera Selatan Tahun 2012.

4.1.3 Struktur Organisasi

Sumber: Dokumen BAZNAS Provinsi SUMSEL

Gambar 4.1

Struktur Organisasi BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan

4.1.4 Penghimpunan Dana Zakat, Infaq, dan Sedekah BAZNAS Provinsi

SUMSEL

BAZNAS Provinsi SUMSEL dalam melakukan penghimpunan dana

zakat, infaq, dan sedekah dilakukan dengan beberapa cara:

1. UPZ (Unit Pengumpulan Zakat), yang dibentuk oleh masing-masing

instansi

2. Jemput zakat

3. Transfer melalui Bank syariah


4. Datang langsung ke BAZNAS

4.2 Gambaran Responden

Pada penelitian ini, data diperoleh melalui kuesioner yang disebar pada 40

instansi UPZ yang Terdaftar di BAZNAS Provinsi SUMSEL. Berikut adalah

nama-nama dari 40 instansi tersebut:

Tabel 4.1

Nama Instansi UPZ

No Nama UPZ No. Nama UPZ


1. Dinas Kearsipan 21. Dinas Perhubungan dan
Komunikasi
2. Badan Inspektorat 22. Dinas Perindustrian
3. Badan Kepegawaian Daerah 23. Dinas Perdagangan
4. Badan Kesatuan Bangsa 24. Dinas Perkebunan Prov. Sumsel
5. Dinas Ketahanan Pangan dan 25. Dinas Pertambangan dan
Peternakan Pengembangan Energi
6. Dinas Lingkungan Hidup dan 26. Dinas Pertanian dan Hortikultural
Pertanahan Tan Pangan
7. Badan Penanggulanan Bencana 27. Dinas Tenaga Kerja dan
Daerah Transmigrasi
8. Badan Pemberdaya Masyarakat 28. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
Desa
9. Badan Perencanaan 29. Kanwil Kementrian Agama Prov.
Pembangunan Daerah Sumsel
10. BINTALDAM II SRIWIJAYA 30. KODAM II SRIWIJAYA
11. Dinas Kebudayaan dan 31. Pengadilan Tinggi Agama
Pariwisata
12. Dinas Kesehatan Prov. Sumsel 32. Rumah Sakit Ernaldi Bahar (RS.
Jiwa)
13. Dinas Kelautan dan Perikanan 33. Sekretariat DPRD Prov. Sumsel
14. Dinas Sosial 34. Sekretariat Daerah Prov. Sumsel
15. Dinas Koperasi Usaha Kecil 35. UIN Raden Fatah Palembang
dan menengah
16. Dinas Pekerjaan Umum Bina 36. UPTD BAPERLINTAN
Marga
17. Dinas Perumahan dan Kawasan 37. UPTD Balai Perbanyakan Benih
Pemukiman dan Hortikultura
18. Dinas Pengelolaan Sumber 38. MAN 1 Palembang
Daya Air
19. Dinas Pemuda dan Olahraga 39. MAN 2 Palembang
20. Badan Pendapatan Daerah 40. Dinas Perpustakaan Prov. Sumsel
Sumber: Data diolah (2018)

Instansi diatas merupakan UPZ (Unit Pengumpulan Zakat) yang terdaftar

di BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan. Adapun responden yang dijadikan

sampel pada penelitian ini yaitu pengurus UPZ dari masing-masing instansi

tersebut, dan muzakki perorangan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini

menggukanan teknik Purposive Sampling. Berdasarkan kriteria atau pertimbangan

tertentu, maka dari jumlah populasi UPZ di BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan

sebanyak 55 dan 111 muzakki perorangan pada tahun 2017 yang dijadikan sampel

dalam penelitian ini sebanyak 100 reponden yang merupakan 80 pengurus di

masing-masing UPZ dan 20 muzakki perorangan.

4.3 Rincian Penyebaran dan Pengembalian kuesioner

Data yang diolah adalah data primer dalam bentuk kuesioner dari hasil

jawaban responden terkait dengan transparansi, akuntabilitas, kualitas layanan dan

loyalitas muzakki. Kuesioner sebagai instrument penelitian didistribusikan

langsung oleh peneliti kepada pengurus di masing-masing UPZ yang terdaftar di

BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.


Hasil penyebaran kuesioner untuk masing-masing sampel disajikan dalam

tabel berikut:

Tabel 4.2

Rincian Kuesioner

Jumlah Kuesioner
Kuesioner disebar 100
Kuesioner yang disebar ke pengurus di masing-
80
masing UPZ
Kuesioner yang disebar ke muzakki perorangan
yang membayar zakat, infaq, dan sedekah di 20
BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan
Pengurus UPZ yang tidak bersedia mengisi
(20)
kuesioner (kuesioner gugur)
Kuesioner diolah 80
Sumber: Data diolah, 2018

Berdasarkan tabel diatas, terkumpul kuesioner sebanyak 80 kuesioner

berasal dari 60 pengurus UPZ BAZNAS Provinsi SUMSEL dan 20 berasal dari

muzakki perorangan. Kuesioner yang disebarkan sebanyak 100 kuesioner dan dari

jumlah tersebut kuesioner yang kembali dan dapat diolah sebanyak 80 kuesioner.

4.4 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Transparansi (X1)

Berdasarkan data yang diperoleh, maka dalam tabel dibawah ini terdapat

skor total dari penjumlahan jawaban seluruh responden untuk variabel

Transparansi.
Tabel 4.3
Analisa Deskriptif Variabel Transparansi
Skor Persentase
Pertanyaan
Total Total
Rata-
No. SL SR KK J TP Respon Jawa
Manajemen dan rata
den ban
Penyelenggaraan (5) (4) (3) (2) (1)
Pelayanan Publik
1. Apakah muzakki
mudah mendapatkan
informasi mengenai
kebijakan,
perencanaan,
38 21 17 4 0 80 333 4,16
pelaksanaan dan
pengelolaan zakat,
infaq dan shodaqoh
pada BAZNAS
Provinsi SUMSEL
2. Apakah akses
informasi penyaluran
zakat, infaq dan
shodaqoh BAZNAS 33 26 15 3 3 80 323 4,03
Provinsi SUMSEL
didapatkan di media
cetak/media elektronik
Prosedur Pelayanan
3. Apakah muzakki
mendapatkan bukti
setoran zakat/infaq
50 19 9 0 2 80 355 4,43
maupun shodaqoh
setelah melakukan
transaksi
4. Apakah BAZNAS
Provinsi SUMSEL
memaparkan segala
33 30 9 7 1 80 327 4,08
aktivitas pengelolaan
zakat, infaq/shodaqoh
kepada muzakki
Persyaratan Teknis
dan Administratif
Pelayanan
5. Apakah BAZNAS
Provinsi SUMSEL
memberikan syarat
tertentu kepada 35 18 16 3 8 80 309 3,86
muzakki yang akan
membayar zakat,
infaq/shodaqoh
Rincian Biaya
Pelayanan
6. Apakah jumlah zakat
yang muzakki berikan
berdasarkan 42 18 12 2 6 80 328 4,10
kesepakatan
sebelumnya
Pejabat yang
berwenang dan
bertanggung jawab
7. Apakah pihak yang
diberi amanah untuk
mengelola BAZNAS
Provinsi SUMSEL
telah menciptakan citra
positif kepada 60 16 2 2 0 80 374 4,67
masyarakat dengan
cara bersikap terbuka,
bertanggung jawab, dan
mampu menyusun
laporan keuangan.
Lokasi Pelayanan
8. Apakah lokasi atau
tempat BAZNAS
Provinsi SUMSEL
didalam memberikan
pelayanan berupa 51 21 8 0 0 80 363 4,53
bantuan kepada
mustahiq (penerima
zakat) selalu tetap dan
tidak berpindah-pindah.
Janji Pelayanan
9. Apakah visi, misi,
motto serta infomasi
penting BAZNAS
Provinsi SUMSEL baik
itu bersifat keuangan
64 11 3 2 0 80 377 4,71
dan non keuangan rutin
ditulis dan dipajang di
dalam kantor BAZNAS
agar dapat dilihat oleh
semua pihak
Informasi Pelayanan
10. Apakah BAZNAS
Provinsi SUMSEL
memberikan
keterbukaan kepada
59 15 3 1 2 80 368 4,60
muzakki untuk
memberikan saran
peningkatan kinerja
amil (pengelola)
Total keseluruhan Transparansi 800 3457 4,32
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban dari 80

responden adalah sebesar 4,32. Dimana rata-rata tersebut termasuk dalam interval

dengan kategori sangat baik. Hal ini berarti Transparansi di BAZNAS Provinsi

SUMSEL secara keseluruhan dapat dikategorikan sangat baik, jika dilihat dari

jawaban responden.

4.4.2 Variabel Akuntabilitas (X2)

Berdasarkan data yang diperoleh, maka dalam tabel dibawah ini terdapat

skor total dari penjumlahan jawaban seluruh responden untuk variabel

Akuntabilitas.
Tabel 4.4
Analisa Deskriptif Variabel Akuntabilitas

Skor Persentase
Pertanyaan Total Total
Rata-
No. SL SR KK J TP Respon Jawa
rata
Akuntabilitas Kinerja (5) (4) (3) (2) (1) den ban
Pelayanan Publik
1 Apakah bagian
pengelolaan dana zakat,
infaq/sedekah di
BAZNAS Provinsi
52 27 1 0 0 80 371 4,63
SUMSEL sesuai
dengan standar atau
janji pelayanan yang
telah ditetapkan
2 Apakah setiap bagian
di dalam BAZNAS
Provinsi SUMSEL
49 27 4 0 0 80 365 4,56
melaksanakan tugasnya
secara jelas, jujur, dan
professional
3 Apakah pihak yang
diberi wewenang atas
dana zakat,
infaq/sedekah dapat 47 28 3 0 2 80 358 4,47
dipertanggungjawabka
n secara terbuka kepada
muzakki
4 Apakah pihak yang
berwenang dapat
menjamin adanya
kejujuran dengan cara
mematuhi aturan yang
ada dan pengendalian 48 25 4 1 2 80 356 4,45
yang memadai di dalam
pengelolaan dana zakat,
infaq/sedekah di
BAZNAS Provinsi
SUMSEL
Akuntabilitas Biaya
Pelayanan Publik
5 Apakah terdapat
tambahan biaya
4 0 2 0 74 80 100 1,25
pelayanan ketika
muzakki membayar
zakat di BAZNAS
Provinsi SUMSEL
6 Apakah BAZNAS
Provinsi SUMSEL
memiliki tata cara 36 16 19 3 6 80 313 3,91
pengelolaan keluhan
dan pengaduan
7 Apakah BAZNAS
Provinsi SUMSEL
didalam pengumpulan
dana, pengelolaan, dan
pengeluaran dana telah 71 5 4 0 0 80 387 4,83
sesuai dengan aturan
yang ditetapkan dan
sesuai dengan syariat-
syariat islam
Akuntabilitas produk
pelayanan public
8 Apakah BAZNAS
Provinsi SUMSEL
29 15 23 7 6 80 294 3,67
memiliki sistem
penghargaan dan sanksi
9 Apakah laporan
pertanggungjawaban
BAZNAS Provinsi
SUMSEL telah
41 23 13 1 2 80 340 4,25
mencerminkan
kepentingan dan
kebutuhan masyarakat
luas/public
10 Apakah pengendalian
keuangan dana zakat,
infaq/sedekah semakin
baik, dengan
44 21 12 1 2 80 344 4,30
memperhatikan prinsip-
prinsip efisiensi,
efektivitas, dan
ekonomi
11 Apakah laporan
pertanggungjawab
nampu meningkatkan 54 18 3 2 3 80 358 4,47
kepercayaan publik
kepada organisasi
Total keseluruhan Akuntabilitas 880 3586 4,07
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban dari 80

responden adalah sebesar 4,07. Dimana rata-rata tersebut termasuk dalam interval

dengan kategori baik. Hal ini berarti Akuntabilitas di BAZNAS Provinsi

SUMSEL secara keseluruhan dapat dikategorikan baik, jika dilihat dari jawaban

responden.

4.4.3 Variabel Kualitas Layanan (X3)

Berdasarkan data yang diperoleh, maka dalam tabel dibawah ini terdapat

skor total dari penjumlahan jawaban seluruh responden untuk variabel Kualitas

Layanan.

Tabel 4.5
Analisa Deskriptif Variabel Kualitas Layanan
Skor Persentase
Pertanyaan
Total Total
Rata-
No. SL SR KK J TP Respon Jawa
rata
Bukti Fisik (tangible) den ban
(5) (4) (3) (2) (1)

1 BAZNAS Provinsi
SUMSEL memiliki 64 10 6 0 0 80 378 4,72
lokasi yang strategis
2 Staff BAZNAS
Provinsi SUMSEL
berpenampilan rapi, 58 18 3 0 1 80 372 4,65
sopan dan professional
dalam memberikan
pelayanan
3 BAZNAS Provinsi
SUMSEL memiliki
fasilitas lengkap seperti
ruang tunggu yang 53 23 3 0 1 80 367 4,58
nyaman, serta ruangan
ruang kantor yang
bersih
Keandalan (reliability)
4 BAZNAS Provinsi
SUMSEL memberikan 47 24 9 0 0 80 358 4,47
layanan tepat pada
waktunya
5 BAZNAS Provinsi
SUMSEL secara akurat 48 25 6 0 1 80 359 4,48
memverifikasi
permintaan muzakki
6 BAZNAS Provinsi
SUMSEL memberikan 50 24 6 0 0 80 364 4,55
pelayanan yang
Memuaskan
Daya Tanggap
(responsiveness)
7 BAZNAS Provinsi
SUMSEL tanggap 35 30 14 0 1 80 338 4,22
terhadap keluhan
Muzakki
8 Staf BAZNAS Provinsi
SUMSEL bersedia 48 30 2 0 0 80 366 4,57
membantu muzakki
dengan baik
9 Staf BAZNAS Provinsi
SUMSEL siap 51 21 8 0 0 80 363 4,53
memberikan pelayanan
saat dibutuhkan
Jaminan (asurance)
10 Staf BAZNAS Provinsi
SUMSEL sopan saat 53 17 10 0 0 80 363 4,53
melayani
11 Muzakki merasa
percaya saat berzakat
maupun 72 6 2 0 0 80 390 4,87
berinfaq/sedekah di
BAZNAS Provinsi
SUMSEL
12 Staf menanamkan
kepercayaan muzakki 49 14 13 3 1 80 347 4,33
terhadap BAZNAS
Provinsi SUMSEL
Empati (emapthy)
13 Staf BAZNAS Provinsi
SUMSEL segera 44 25 9 1 1 80 350 4,37
meminta maaf saat
terjadi kesalahan
14 Waktu operasional
BAZNAS Provinsi
SUMSEL sesuai 45 29 6 0 0 80 359 4,48
dengan kebutuhan
muzakki
15 Staf BAZNAS Provinsi
SUMSEL memahami 45 27 8 0 0 80 357 4,46
kebutuhan muzakki
Total keseluruhan Kualitas Layanan 1200 5431 4,52
Sumber: Data diolah, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban dari 80

responden adalah sebesar 4,52. Dimana rata-rata tersebut termasuk dalam interval

dengan kategori sangat baik. Hal ini berarti Kualitas Layanan di BAZNAS

Provinsi SUMSEL secara keseluruhan dapat dikategorikan sangat baik, jika

dilihat dari jawaban responden.

4.4.4 Variabel Loyalitas Muzakki (Y)

Berdasarkan data yang diperoleh, maka dalam tabel dibawah ini terdapat

skor total dari penjumlahan jawaban seluruh responden untuk variabel Loyalitas

Muzakki.

Tabel 4.6
Analisa Deskriptif Variabel Loyalitas Muzakki

Skor Persentase Total Total


Rata-
No. Pertanyaan SL SR KK J TP Respon Jawa
rata
(5) (4) (3) (2) (1) den ban
1 Hubungan antara
BAZNAS Provinsi
SUMSEL dan saya
56 21 1 0 2 80 369 4,61
telah terjalin kuat dan
dalam jangka waktu
yang lama
2 Saya melakukan
pembayaran zakat
61 17 1 1 0 80 378 4,72
secara rutin kepada
BAZNAS Provinsi
SUMSEL
3 Saya akan ikut dalam
pengembangan
34 28 14 13 1 80 331 4,13
program BAZNAS
Provinsi SUMSEL
4 Saya akan
merekomendasikan
BAZNAS Provinsi 38 27 9 3 3 80 334 4,17
SUMSEL kepada
teman
5 Saya tidak terpengaruh
dengan promosi
28 22 19 4 7 80 300 3,75
program Badan Amil
Zakat lainnya
6 Saya akan
melaksanakan donasi
donasi program yang
40 21 12 5 2 80 333 4,16
dipromosikan
BAZNAS Provinsi
SUMSEL
Total keseluruhan Loyalitas Muzakki 480 2045 4,26
Sumber: Data diolah, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata jawaban dari 80

responden adalah sebesar 4,26. Dimana rata-rata tersebut termasuk dalam interval

dengan kategori sangat baik. Hal ini berarti Loyalitas Muzakki di BAZNAS

Provinsi SUMSEL secara keseluruhan dapat dikategorikan sangat baik, jika

dilihat dari jawaban responden.

Berikut ini akan ditampilkan analisa deskriptif keseluruhan variabel dalam

bentuk tabel sebagai berikut:

Tebel 4.7
Analisa Deskriprif Keseluruhan Variabel
Variabel Rata-rata Kategori
Transparansi (X1) 4,32 Sangat baik
Akuntabilitas (X2) 4,07 Baik
Kualitas Layanan (X3) 4,52 Sangat baik
Loyalitas Muzakki (Y) 4,26 Sangat baik
Sumber: Data yang diolah, 2018
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa rata-rata transparansi pada

BAZNAS Provinsi SUMSEL secara keseluruhan adalah sebesar 4,32. Dimana

rata-rata tersebut termasuk kedalam interval dengan kategori sangat baik. Rata-

rata akuntabilitas pada BAZNAS Provinsi SUMSEL adalah sebesar 4,07. Dimana

rata-rata tersebut termasuk kedalam interval dengan kategori baik. Dan rata-rata

kualitas layanan pada BAZNAS Provinsi SUMSEL adalah sebesar 4,52. Dimana

rata-rata tersebut termasuk kedalam interval dengan kategori sangat baik.

Kemudian rata-rata loyalitas muzakki pada BAZNAS Provinsi SUMSEL secara

keseluruhan adalah sebesar 4,26. Dimana rata-rata tersebut termasuk kedalam

interval dengan kategori sangat baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa transparansi,

akuntabilitas, kualitas layanan dan loyalitas muzakki pada BAZNAS Provinsi

SUMSEL secara keseluruhan dapat dikategorikan sangat baik, jika dilihat dari

jawaban responden.

4.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

4.5.1 Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi

product moment yang terkorelasi (corrected item-total correlation). Uji validitas

kuesioner penelitian ini menggunakan teknik korelasi Pearson Product Moment

yang mengkorelasikan skor item dengan skor total (Sanusi, 2011). Nilai uji

validitas dengan correlation item-total correlation ditunjukkan pada kolom

corrected item-total correlation dari hasil pengujian dengan bantuan SPSS 22.

Berikut ini akan ditampilkan hasil pengujian validitas instrumen penelitian yang

digunakan penulis dalam bentuk tabel berikut ini:


Tabel 4.8
Hasil Pengujian Validitas
Variabel r Hitung r Tabel Keterangan
Transparansi
X1.1 0.621 0.217 Valid
X1.2 0.662 0.217 Valid
X1.3 0.357 0.217 Valid
X1.4 0.623 0.217 Valid
X1.5 0.584 0.217 Valid
X1.6 0.421 0.217 Valid
X1.7 0.430 0.217 Valid
X1.8 0.370 0.217 Valid
X1.9 0.427 0.217 Valid
X1.10 0.565 0.217 Valid
Akuntabilitas
X2.1 0.224 0.217 Valid
X2.2 0.630 0.217 Valid
X2.3 0.695 0.217 Valid
X2.4 0.680 0.217 Valid
X2.5 0.230 0.217 Valid
X2.6 0.665 0.217 Valid
X2.7 0.436 0.217 Valid
X2.8 0.619 0.217 Valid
X2.9 0.718 0.217 Valid
X2.10 0.633 0.217 Valid
X2.11 0.723 0.217 Valid
Kualitas Layanan
X3.1 0.427 0.217 Valid
X3.2 0.575 0.217 Valid
X3.3 0.659 0.217 Valid
X3.4 0.332 0.217 Valid
X3.5 0.550 0.217 Valid
X3.6 0.319 0.217 Valid
X3.7 0.373 0.217 Valid
X3.8 0.237 0.217 Valid
X3.9 0.453 0.217 Valid
X310 0.492 0.217 Valid
X3.11 0.497 0.217 Valid
X3.12 0.528 0.217 Valid
X3.13 0.643 0.217 Valid
X3.14 0.403 0.217 Valid
X3.15 0.407 0.217 Valid
Loyalitas Muzakki
Y1 0.538 0.217 Valid
Y2 0.550 0.217 Valid
Y3 0.453 0.217 Valid
Y4 0.772 0.217 Valid
Y5 0.679 0.217 Valid
Y6 0.536 0.217 Valid
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan masing-masing item penyusunan

konstruk variabel yang menunjukkan nilai corrected item total correlation yang

berada diatas nilai r tabel untuk n=80 yaitu 0.217. Dengan demikian, item-item
pada masing-masing konsep variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur

dalam pengujian statistik.

4.5.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi dan menguji

sejauh mana keandalan suatu alat ukur untuk dapat diandalkan dan tetap konsisten

jika pengukuran tersebut diulang. Ada beberapa metode yang dapat digunakan

untuk menghitung reliabilitas instrumen dan dalam penelitian ini metode yang

digunakan adalah metode Cronbach’s Alpha.

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

rumus Alpha. Hasil pengujian reliabilitas menerangkan bahwa alat yang

digunakan dalam penelitian ini cronbach’s alpha item ≥ nilai alpha maka reliable,

sedangkan jika nilai cronbach’s alpha item ≤ nilai alpha maka tidak reliable.

Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,6-0,79 dapat

diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-

masing variabel ditunjukkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Batasan Keterangan
Transparansi 0.675 0.60 Reliabel
Akuntabilitas 0.789 0.60 Reliabel
Kualitas Layanan 0.733 0.60 Reliabel
Loyalitas Muzakki 0.612 0.60 Reliabel
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, (2018)
Hasil tersebut menunjukkan masing-masing nilai alpha variabel yang

berada diatas 0,60. Dengan demikian, masing-masing konsep variabel tersebut

adalah reliabel sehingga layak digunakan sebagai alat ukur dalam pengujian

statistik.

4.6 Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik harus bebas dari masalah asumsi klasik. Uraian

berikut akan membahas mengenai uji asumsi klasik pada regresi berganda

diantaranya:

4.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang

terdistribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan uji normal P Plot.

Syarat uji normalitas dapat dikatakan normal jika penyebaran titik mendekati garis

diagonal.

Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa penyebaran titik mendekati dan

mengikuti garis diagonal. Hal ini berarti nilai residual terdistribusi normal.

4.6.2 Uji Multikolinieritas

Untuk mengetahui apakah terjadi multikolinieritas dapat dilihat dari nilai

VIF yang terdapat pada masing-masing variabel seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10
Pengujian Multikolinieritas
Variabel VIF
Transparansi 1.510
Akuntabilitas 1.894
Kualitas Layanan 1.362
Sumber: Data diolah dengan SPSS 22, 2018

Suatu model regresi dinyatakan bebas dari multikolinieritas adalah jika

mempunyai nilai VIF < 10. Dari tabel tersebut diperoleh bahwa semua variabel
bebas memiliki nilai VIF yang rendah dan jauh di bawah angka 10. Dengan

demikian dalam model ini tidak ada masalah multikolinieritas.

4.6.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam

sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian. Model regresi yang baik

adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot. Apabila

tidak terdapat pola teratur, maka model regresi tersebut bebas dari masalah

heteroskedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas dengan metode Scatter

Plot diperoleh sebagai berikut:

Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar tersebut diperoleh pola Scatter tidak teratur, terlihat

bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah
angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti bahwa model regresi pada model ini tidak

mengandung adanya masalah heteroskedastisitas.

4.7 Analisis Regresi Linier Berganda

Didalam penelitian ini menggunakan 3 variabel independen yaitu variabel

transparansi, variabel akuntabilitas, dan variabel kualitas layanan sedangkan

variabel dependen nya yaitu loyalitas muzakki. Oleh karena itu, didalam

penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda karena variabel

independen yang diteliti lebih dari 1 variabel. Berikut adalah tabel hasil analisis

regresi linier berganda:

Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.823 4.546 -1.061 .292
Transparansi(X1) .094 .077 .134 1.222 .225
Akuntabilitas(X2) .064 .073 .108 .878 .383
Kualitas
.346 .072 .501 4.797 .000
Layanan(X3)
a. Dependent Variable: Loyalitas Muzakki(Y)
Berdasarkan tabel 4.11 diatas diperoleh persamaan garis regresi Model 1 sebagai

berikut:

Y = -4.823+0.094 𝑋1+0.064 𝑋2+0.346 𝑋3+e

Persamaan garis regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Konstanta sebesar -4.823 menyatakan bahwa jika tidak ada perubahan

pada variabel-variabel independen yaitu transparansi, akuntabilitas dan

kualitas layanan. Maka loyalitas muzakki = -4.823

2. Nilai koefisien variabel akuntabilitas ( 𝑋1 ) = 0.094 menyatakan bahwa jika

nilai variabel transparansi meningkat sebesar 1 skor maka nilai loyalitas

muzakki juga akan meningkat 0.094 skor dengan asumsi variabel lainnya

dianggap konstan (0)

3. Nilai koefisien variabel transparansi (𝑋2 ) = 0.064 menyatakan bahwa jika

nilai variabel akuntabilitas meningkat sebesar 1 skor maka nilai loyalitas

muzakki juga akan meningkat 0.064 skor dengan asumsi variabel lainnya

dianggap konstan (0).

4. Nilai koefisien variabel kualitas layanan (𝑋3 ) = 0.346 menyatakan bahwa

jika nilai variabel akuntabilitas meningkat sebesar 1 skor maka nilai

loyalitas muzakki juga akan meningkat 0.346 skor dengan asumsi variabel

lainnya dianggap konstan (0).

4.8 Hasil Pengujian Hipotesis

4.8.1 Hasil Pengujian Simultan (Uji-F)

Uji F atau uji hipotesis secara simultan digunakan untuk melihat apakah

secara keseluruhan variabel bebas (independent) memiliki pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat (dependent). Hal ini dimaksudkan untuk

melihat apakah transparansi, akuntabilitas, dan kualitas layanan secara bersama-

sama berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas muzakki.


Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS 22 diperoleh

hasil pengujian hipotesis berganda sebagai berikut:

Tabel 4.12
Hasil Uji Hipotesis Berganda
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 340.260 3 113.420 16.282 .000b
Residual 529.427 76 6.966
Total 869.687 79
a. Dependent Variable: Loyalitas Muzakki(Y)
b. Predictors: (Constant), Kualitas Layanan(X3), Transparansi(X1),
Akuntabilitas(X2)

Berdasarkan tabel ANOVA diatas, didapat bahwa F hitung sebesar 16.282

dengan tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,00 lebih kecil dari standar nilai

signifikansi sebesar 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima

yang berarti variabel transparansi, akuntabilitas, dan kualitas layanan secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap loyalitas muzakki.

4.8.2 Hasil Pengujian Parsial (Uji-t)

Uji T atau uji hipotesis secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah

secara parsial variabel bebas (independent) berpengaruh secara signifikan atau

tidak terhadap variabel terikat (dependent). Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah transparansi, akuntabilitas, dan kualitas layanan berpengaruh

secara signifikan atau tidak terhadap loyalitas muzakki.

Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS 22

menggunakan regresi berganda diperoleh hasil uji hipotesis sebagai berikut:


Tabel 4.13
Hasil Uji Hipotesis Uji-t
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -4.823 4.546 -1.061 .292
Transparansi(X1) .094 .077 .134 1.222 .225
Akuntabilitas(X2) .064 .073 .108 .878 .383
Kualitas
.346 .072 .501 4.797 .000
Layanan(X3)
a. Dependent Variable: Loyalitas Muzakki(Y)

Berdasarkan tabel Coefficients diatas, dapat dijelaskan masing-masing

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat sebagai berikut:

4.8.2.1 Pengaruh Transparansi Terhadap Lotalitas Muzakki

Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa t hitung sebesar 1.222 dengan

tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0,225 lebih besar dari level signifikansi

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak yang berarti variabel

transparansi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas muzakki.

Nilai koefisien bertanda positif yang berarti bahwa jika variabel

transparansi meningkat, maka nilai loyalitas muzakki juga akan meningkat begitu

juga sebaliknya jika variabel transparansi menurun maka loyalitas muzakki juga

akan menurun.

4.8.2.2 Pengaruh Akuntabilitas Terhadap Loyalitas Muzakki

Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa t hitung sebesar 0.878 dengan

tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0.383 lebih besar dari level signifikansi
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis ditolak yang berarti variabel

akuntabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas muzakki.

Nilai koefisien bertanda positif yang berarti bahwa jika variabel

akuntabilitas meningkat, maka nilai loyalitas muzakki akan mengalami

peningkatan begitu juga sebaliknya jika variabel akuntabilitas menurun maka

variabel loyalitas muzakki akan mengalami penurunan.

4.8.2.3 Pengaruh kualitas Layanan Terhadap Loyalitas Muzakki

Berdasarkan tabel 4.13 terlihat bahwa t hitung sebesar 4.797 dengan

tingkat probabilitas signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari level signifikansi

0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima yang berarti variabel

kualitas layanan berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas muzakki.

Nilai koefisien bertanda positif yang berarti bahwa jika variabel kualitas

layanan meningkat, maka nilai loyalitas muzakki akan mengalami peningkatan

begitu juga sebaliknya jika variabel kualitas layanan menurun maka variabel

loyalitas muzakki akan mengalami penurunan.

4.8.3 Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji R²)

Berdasarkan pengolahan data menggunakan program SPSS 22 diperoleh

hasil pengujian korelasi dan koefisien determinasi sebagai berikut:

Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji R²)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 a
.625 .391 .367 2.639
a. Predictors: (Constant), Kualitas Layanan(X3), Transparansi(X1),
Akuntabilitas(X2)
b. Dependent Variable: Loyalitas Muzakki(Y)

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai adjusted R square (Koefisien

Determinasi) sebesar 0.367 artinya variabel transparansi (X1), akuntabilitas (X2),

kualitas layanan (X3) mempengaruhi variabel loyalitas muzakki (Y) sebesar

36.7%. Hal ini berarti sekitar 36.7% loyalitas muzakki dapat dijelaskan oleh

variabel transparansi (X1), akuntabilitas (X2), kualitas layanan (X3), sedangkan

sisanya sebesar 63.3% variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini atau

faktor-faktor lain diluar model penelitian.

4.9 Pembahasan

4.9.1 Pengaruh Transparansi terhadap Loyalitas Muzakki

Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa hipotesis pertama

ditolak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa transparansi tidak berpengaruh

terhadap loyalitas muzakki pada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.

Berdasarkan hasil pengujian parsial (Uji t) transparansi tidak berpengaruh

terhadap loyalitas muzakki dengan nilai t hitung sebesar 1.222 dan tingkat

signifikansi sebesar 0.225 yang dimana nilai tersebut lebih besar dari level

signifikansi 0.05.

Hasil pengujian hipotesis yang didapatkan oleh penulis tidak konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2017) yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara transparansi terhadap loyalitas pemberi

zakat, infaq, dan sedekah. Sedangkan hasil yang diperoleh penulis bahwa tidak
terdapat pengaruh yang signifikan antara transparansi terhadap loyalitas pemberi

zakat, infaq, dan sedekah.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

KEP/26/M.PAN/2/2004 transparansi merupakan pelaksanaan tugas dan kegiatan

yang bersifat terbuka bagi masyarakat dari proses kebijakan, perencanaan,

pelaksanaan, dan pengawasan atau pengendaliannya serta mudah di akses oleh

semua pihak yang membutuhkan informasi. Tidak berpengaruhnya transparansi

terhadap loyalitas muzakki disebabkan karena keterbukaan saja belum cukup

untuk dapat meningkatkan loyalitas muzakki. Pada dasarnya keterbukaan saja

tanpa adanya kejujuran dan kemampuan untuk mengelola sumber daya tentunya

sulit untuk memperoleh hasil yang baik dan tentunya akan menjadi sia-sia karena

pada dasarnya suatu entitas membutuhkan seorang yang memiliki kemampuan

dalam hal kejujuran dan mampu bersifat terbuka.

Selain itu, menurut (Bapak Idham, S.Ag selaku wakil ketua II di BAZNAS

Provinsi SUMSEL) Transparansi pada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan

memang belum sepenuhnya diterapkan kepada masyarakat atau publik secara

langsung. Keterbukaan dalam pengelolaan sumber dana zakat, infaq dan sedekah

yang terkumpul maupun yang keluar tidak di publikasikan kepada masyarakat

atau publik, pihak BAZNAS melaporkan laporannya tersebut setiap tahun hanya

kepada Gubernur Sumatera Selatan. Namun tetap ada publikasi mengenai

konsultasi dan kegiatan-kegiatan yang diterapkan pada BAZNAS melalui media

cetak. Hal tersebut dikarenakan setiap badan amil zakat mempunyai cara

tersendiri dalam menerapkan transparansi, sehingga transparansi tidak akan


mempengaruhi muzakki membayar zakat, infaq, dan sodaqoh pada badan amil

zakat tersebut.

4.9.2 Pengaruh Akuntabilitas terhadap Loyalitas Muzakki

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa hipotesis kedua

ditolak. Hasil pengujian menunjukkan bahwa akuntabilitas tidak berpengaruh

terhadap loyalitas muzakki pada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.

Berdasarkan hasil pengujian parsial (Uji t) akuntablitas tidak berpengaruh

terhadap loyalitas muzakki dengan nilai t hitung sebesar 0.878 dan tingkat

signifikansi sebesar 0,383 yang dimana nilai tersebut lebih besar dari level

signifikansi 0,05.

Akuntabilitas pelayanan publik yang diterapkan pada badan amil zakat

tidak akan mempengaruhi loyalitas muzakki untuk terus membayar zakat, infaq,

dan sedekahnya di badan amil zakat tersebut. Hasil analisis ini tidak konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2017) yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara transparansi terhadap loyalitas pemberi

muzakki. Akan tetapi, hasil analisis ini konsisten dengan hasil penelitian yang

dilakukan Yuliafitri (2016) yang menyatakan bahwa variabel akuntabilitas tidak

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas muzakki.

Menurut Mardiasmo (2007) Akuntabilitas adalah prinsip

pertanggungjawaban publik berarti bahwa proses penganggaran mulai dari

perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan

dan dipertanggungjawabkan. Menurut Yuliafitri (2016) tidak berpengaruhnya

akuntabilitas terhadap loyalitas muzakki dikarenakan responden pada penelitian


ini sudah tidak ragu lagi dengan akuntabilitas BAZ dan LAZ dan atau responden

lebih memerhatikan hal lain seperti program-program yang diselenggarakan oleh

BAZ dan LAZ. Hal tersebut dikarenakan setiap badan amil zakat mempunyai cara

tersendiri dalam menerapkan akuntabilitas pelayanan publik, sehingga

akuntabilitas tidak akan mempengaruhi muzakki membayar zakat, infaq, dan

sodaqoh pada badan amil zakat tersebut.

4.9.3 Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Muzakki

Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa hipotesis ketiga

diterima. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas layanan berpengaruh

terhadap loyalitas muzakki pada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.

Berdasarkan hasil pengujian parsial (Uji t) kualitas layanan berpengaruh positif

dengan nilai t hitung sebesar 4.797 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 yang

dimana nilai tersebut lebih kecil dari level signifikansi 0,05.

Hasil pengujian hipotesis yang didapatkan oleh penulis tidak konsisten

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih (2017). Akan tetapi, hasil

penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Windriatmoko (2016),

Sutomo, et all (2017), menyatakan kualitas layanan berpengaruh signifikan

terhadap loyalitas muzakki.

Menurut Lovelock, dalam Nur’aini (2015) Kualitas adalah tingkat mutu

yang diharapkan, dan pengendallian keragaman dalam mencapai mutu tersebut

untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Kotler, dalam Nur’aini (2015)

pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu

pihak kepada pihak lain,yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
mengakibatkan kepemilikan apapun. Jadi kualitas layanan adalah setiap tindakan

atau kegiatan yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yaitu berupa

tingkat mutu atau keunggulan seperti yang diharapkan oleh konsumen untuk

memenuhi keinginan dan kebutuhannya. Berdasarkan teori tersebut kualitas

layanan sangat berperan penting dalam loyalitas muzakki, terutama bagi

BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan yang secara langsung berhadapan dengan

publik. Dimana pihak yang berada di BAZNAS tersebut memberikan pelayanan

yang memuaskan sehingga muzakki akan percaya dan yakin menitipkan dana ZIS

kepada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.

Hasil penelitian ini juga diperkuat berdasarkan analisis deskriptif pada

variabel kualitas layanan diperoleh nilai dengan rata-rata jawaban dari 80

responden adalah sebesar 4,52. Dimana rata-rata tersebut termasuk dalam interval

dengan kategori sangat baik. Hal ini berarti kualitas layanan secara keseluruhan

dapat dikategorikan baik, jika dilihat dari jawaban responden.

4.9.4 Pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, dan Kualitas Layanan

Terhadap Loyalitas Muzakki

Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa hipotesis keempat

diterima. Variabel transparansi, akuntabilitas, dan kuaitas layanan secara bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap loyalitas muzakki pada BAZNAS Provinsi

Sumatera Selatan. Berdasarkan hasil pengujian simultan (Uji F) transparansi,

akuntabilitas, dan kuaitas layanan secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap loyalitas muzakki dengan nilai F hitung sebesar 16.282 dan nilai korelasi
antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 0.000 lebih kecil

dari standar nilai signifikansi 0.05.

Berdasarkan analisis deskriptif pada variabel loyalitas muzakki diperoleh

nilai dengan rata-rata jawaban dari 80 responden adalah sebesar 4,26. Dimana

rata-rata tersebut termasuk dalam interval dengan kategori sangat baik. Hal ini

berarti loyalitas muzakki secara keseluruhan dapat dikategorikan sangat baik, jika

dilihat dari jawaban responden.

Kemudian diperoleh nilai adjusted R square (Koefisien Determinasi)

sebesar 0.367 artinya variabel transparansi (X1), akuntabilitas (X2), kualitas

layanan (X3) mempengaruhi variabel loyalitas muzakki (Y) sebesar 36.7%. Hal

ini berarti sekitar 36.7% loyalitas muzakki dapat dijelaskan oleh variabel

transparansi (X1), akuntabilitas (X2), kualitas layanan (X3), sedangkan sisanya

sebesar 63.3% variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini atau faktor-

faktor lain diluar model penelitian.

Menurut Bahaudin, (2017). Loyalitas muzzaki adalah komitmen muzzaki

terhadap suatu lembaga amil zakat, dimana loyalitas tersebut dapat dilihat sikap

positif muzzaki terhadap lembaga dan tercermin dari pembayaran zakat secara

konsisten terhadap lembaga amil zakat, meskipun banyak lembaga amil zakat

lainnya yang melakukan promise muzzaki tersebut tidak terpengaruh. Pada

konteks ini pembelian yang dilakukan oleh muzzaki tersebut merupakan

pembayaran infak atau zakat secara terus menerus kepada lembaga amil zakat.

Berdasarakan pada teori tersebut, suatu organisasi publik seperti BAZNAS

harus mampu menyusun atau menciptakan misi-misi organisasi yang jelas dan
baik sehingga BAZNAS akan lebih mudah meyakinkan muzakki untuk membayar

zakat, infaq, dan sedekhnya secara terus menerus. Misi-misi tersebut tentunya

akan dapat dibentuk apabila pihak yang diberi amanah memampukan diri terlebih

dahulu untuk meningkatkan rasa tanggung jawab pada dirinya serta mampu untuk

bersikap terbuka dan jujur atas tanggung jawab yang sudah diberikan kepada

dirinya sehingga pelaksanaan dari misi-misi organisasi tersebut akan lebih mudah

untuk menciptakan keadaan organisasi yang memiliki arah dan tujuan yang terus

mengalami peningkatan.

Untuk menciptakan tata kelola yang baik pada BAZNAS tentunya harus

terlebih dahulu membangun dan membentuk rasa tanggung jawab serta

keterbukaan dari pihak yang diberi amanah sehingga dapat secara bersama-sama

mampu melaksanakan misi-misi organisasi demi mencapai tujuan yang

ditetapkan. Akuntabilitas dan transparansi merupakan dua hal yang berjalan

secara berdampingan karena mengingat bahwa BAZNAS merupakan organisasi

yang sumber dananya dari masyarakat maka pertanggungjawaban yang disertai

dengan keterbukaan dan secara bersama-sama mengajak masyarakat untuk turut

andil didalam melaksanakan misi organisasi akan memudahkan BAZNAS untuk

mencapai visi yang telah ditetapkan.

Selain itu BAZNAS juga harus memperhatikan kualitas layanannya,

kualitas pelayanan di BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan telah memberikan

pelayanan yang terbaik dengan berbagai program-program yang telah diberikan

kepada masyrakat sehingga mendorong masyarakat loyal untuk membayar zakat,

infaq, dan sedekah pada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini sesuai
dengan yang disampaikan Lovelock yang menyatakan bahwa kualitas pelayanan

merupakan tingkat mutu yang diharapkan dan pengendalian keragaman dalam

mencapai mutu tersebut untuk memnuhi kebutuhan konsumen, maka dengan mutu

kualitas pelayanan yang baik maka akan mendorong masyarakat loyal untuk

membayar zakat, infaq, dan sedekah.

Menurut Assagaf (2016), jika dikaitkan dengan teori kepercayaan

konsumen terhadap BAZNAS didefinisikan sebagai tingkat keyakinan muzakki

bahwa BAZNAS telah mengambil langkah paling tepat, yang akan

menguntungkan dan membantu muzakki dalam mencapai tujuan. Tingkat

keyakinan muzakki berdasarkan pada kualitas layanan jasa BAZNAS,

akuntabilitas serta transparansi pengelolaan zakat. Sangat penting bagi muzakki

untuk merasa percaya dan tenang didalam menyerahkan dana zakatnya untuk

dikelola BAZNAS. Rasa kepercayaan konsumen bagi BAZNAS berdampak pada

pengambilan keputusan muzakki untuk menitipkan dana zakatnya. Selanjutnya

kepercayaan konsumen pada BAZNAS tercermin dalam peningkatan jumlah

muzakki dari tahun ke tahun yang akan menimbulkan peningkatan pada

penerimaan dana zakat, infaq, dan sedekah. Selain itu, kepercayaan konsumen

akan berdampak pada tingkat loyalitas muzakki untuk menggunakan jasa

BAZNAS. Sehingga jika transparansi, akuntabilitas, dan kualitas layanan

diterapkan secara bersama-sama akan mempengaruhi loyalitas muzakki

membayar zakat, infaq, dan sedekah di BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai analisis manajemen keuangan masjid

berdasarkan akuntabilitas dan transparansi pada masjid-masjid besar di kota

Palembang, yang penulis sajikan dalam Bab 4, maka penulis menyimpulkan

beberapa hal sebagai berikut:

1. Transparansi pada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan tidak

berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Muzakki. Berdasarkan hasil uji

parsial (Uji T), dengan nilai t hitung sebesar 1.222 dan tingkat

signifikansi sebesar 0.225 lebih besar dari level signifikansi 0,05.

2. Akuntabilitas pada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan tidak

berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Muzakki. Berdasarkan hasil uji

parsial (Uji T), dengan nilai t hitung sebesar 0.878 dan tingkat

signifikansi sebesar 0.383 lebih besar dari level signifikansi 0,05.

3. Kualitas Layanan pada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan berpengaruh

signifikan terhadap Loyalitas Muzakki. Berdasarkan hasil uji parsial (Uji

T), dengan nilai t hitung sebesar 4.797 dan tingkat signifikansi sebesar

0.000 lebih besar dari level signifikansi 0,05.

4. Transparansi, Akuntabilitas, dan Kualitas Layanan secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap loyalitas muzakki. Berdasarkan hasil uji

simultan (Uji F), dengan nilai F hitung sebesar 4.797 16.282 dan nilai
korelasi antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar

0.000 lebih kecil dari standar nilai signifikansi 0.05.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka

penulis memberikan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat. Adapun

saran-saran tersebut sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat memperbesar jumlah sampel dan

menambah variabel-variabel lainnya karena dapat dilihat dari nilai R

square (Koefisien Determinasi) hanya sebesar 39,1% yang berarti ada

60,1% merupakan pengaruh dari variabel-variabel lainnya untuk

menjelaskan loyalitas muzakki, seperti pengaduan masyarakat, religuitas,

pendapatan, dan kualitas informasi akuntansi.

2. Bagi BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan agar dapat terus meningkatkan

lagi Transparansi dan akuntabilitas di dalam pelaksanaan misi-misi, visi,

dan hasil yang dicapai organisasi itu tentunya harus dilakukan dan

diungkapkan setransparan mungkin kepada publik atau masyarakat

sehingga organisasi tersebut dapat terhindar dari spekulasi negatif dan

publik akan lebih mudah untuk menyampaikan kritik maupun saran

kepada organisasi tersebut untuk memperbaiki kelemahan yang ada serta

meningkatkan kelebihan yang telah dimiliki organisasi tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Al-qur'an dan Terjemahan Bahasa Indonesia. (2002). Semarang: PT.Karya Toha.

Adnan, Bahaudin. 2017. Analisis Hubungan Kualitas Pelayanan Lembaga Amil


Zakat Dengan Kepuasan Muzzaki Dan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas
Muzzaki. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatulla
Jakarta.

Assaggaf, Muh Ashari. 2016. Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi


Pengelolaan Zakat Terhadap Minat Muzakki Membayar Zakat (Studi
Pada BAZNAS Kota Makasar Ruang Lingkup UPZ Kantor Kementrian
Agama Kota Makasar). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Alauddin Makasar.

Beik Firdaus, Irawan & Juanda. 2012. Economic Estimation and Determinations
of Zakat Potensial in Indonesia. IRTI Working Paper Series.

Dokumen dari BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.

Fadilah Sri, Nurleli, Rini Lestari, Helliana. 2012. Membangun Kepercayaan


Kosumen:Faktor Penting Pada Lembaga Amil Zakat Seluruh Indonesia.
Jurnal (ISSN 2089-3590, Vol 3, No.1, Th, 2012).

Fadilah, Sri. 2012. Penerapan Good Fovernance Pada Lembaga Amil Zakat.
Bandung. Unpad Press

Fordebi, Adesy. 2016. Akuntansi Syariah:Seri Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan
Bisnis Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Harahap, Sofyan, syafri. 2012. Teori Akuntansi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Hasan, Muhammad. 2011. Manajemen zakat, Cet. I; Yogyakarta: Idea Press.

http://sumsel.baznas.go.id

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2000. Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah.


Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109. Jakarta: DSAK-
IAI.

Indrianto, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.


Yogyakarta: BPFE.

Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cet I; Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama,


2008.
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 26 Tahun 2004.
Tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan Akuntabilitas Dalam
Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Kurniasih, Dwi Azah. 2017. Pengaruh Transparansi, Akuntabilitas, dan Kualitas


Layanan Terhadap Loyalitas Pemberi Zakat, Infaq, dan Shodaqoh Sebagai
Indikator Kinerja Non Keuangan Di BAZDA Kabupaten Tegal.
Simposium Nasional Akuntansi Ke 20 Jember. http://akademik.unsoed.ac.i
d/index.php?r=artikelilmiah/view&id=1865. (Diakses, 31 Mei 2018).

Mardiasmo. 2007. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: CV


Andi Offset.

Munjiah. 2017. Pengaruh Akuntabilitas Pelayanan dan Transparansi Zakat


Terhadap Kepuasan Muzakki (Studi Kasus BAZNAS Provinsi Banten).
Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Muhammad. 2005. Pengantar Akuntansi syariah Edisi Revisi; Jakarta:


Salemba Empat.

Mukhlis, Ahmad dan Irfan, Syauqi Beik. 2013. Analisis faktor – faktor yang
mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Membayar Zakat : Studi Kasus
Kabupaten Bogor. (Bogor : Jurnal al-Muzara‟ah, vol, No.1).

Nur'aini, H. (2015). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Citra Lembaga, dan


Religiusitas Terhadap Minat Muzakki Menyalurkan Zakat Profesi Pada
PKPU Cabang Yogyakarta. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga. Yogyakarta.

Purwanto, Sulistyastuti. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Gava


Media.

Rambat, Lupiyodi dan A. Hamdani. 2008. Manajemen Pemasaran Jasa,


Cet.II; Jakarta: Salemba Empat.

Rendi, Ahmad. 2017. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Citra Lembaga


Terhadap Minat Masyarakat Berinfaq Di Laznas DPU DT Cabang
Palembang. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah
Palembang.

Ristiani, Vivi, dkk. 2011. Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan dan Kepuasan
Terhadap Loyalitas Pelanggan. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya
Vol.9 No.17 Juni 2011.

Sabiq, Sayyid, Ringkasan Fikih Sayyid Sabiq, Penerjemah: Ahmad Tirmidzi Dkk,
A.M Waskito (Ed), Pustaka Al-Kautsar: Jakarta, 2015, Cetakan Ketiga.
Sangadji, Etta Mamang & Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen–Pendekatan
Praktis disertai Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: ANDI.

Sanusi, Anwar. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Shamsadani, et all. 2012. “Determinants of Relationship Quality in Personalized


Services”. Asia Pacific Journal of Management, 17: pp. 399-422.

Septiany, Jennifer. 2015. Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Laporan


Keuangan Terhadap Manajemen Keuangan Masjid.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutomo, Mukhamad Najib, dan Setiadi Djohar. 2017. Pengaruh Kualitas


Pelayanan Lembaga Amil Zakat (Laz) Terhadap
Kepuasan Dan Loyalitas Muzakki (Studi Kasus Laz Pkpu Yogyakarta).
Jurnal Aplikasi Bisnis dan Manajemen, Vol. 3 No. 1.

Tjiptono, Fandy. 2009. Strategi Pemasaran, edisi kedua, cetakan ketujuh,


Yogyakarta: Andi Offset

Undang-undang Nomor 38 Tahun 1999. Tentang Pengelolaan Zakat.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011. Tentang


Pengelolaan Zakat. Official Website. www.Kemendagri.co.id. (28 April
2018).

Wawancara staf pada BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan.

Yuliafitri, Indri, dan Khoiriyah, Asma Nur. 2016. Pengaruh Kepuasan Muzakki,
Transparansi dan Akuntabilitas Pada Lembaga Amil Zakat Terhadap
Loyalitas Muzakki (Studi Persepsi Pada LAZ Rumah Zakat). Jurnal
Ekonomi Islam, Vol. 7 No. 2.
LAMPIRAN 1
Data Excel Kuesioner Keseluruhan Variabel

VARIABEL X1 (TRANSPARANSI)
N X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1.9 X1.10 TOTAL
1 5 3 5 4 3 5 5 4 5 4 43
2 5 3 5 2 5 5 5 5 2 4 41
3 5 5 1 4 3 3 4 3 5 4 37
4 5 3 5 1 1 1 5 3 5 5 34
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
6 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 47
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
8 2 1 5 4 1 4 4 4 4 1 30
9 5 4 5 4 5 5 5 3 5 4 45
10 3 5 5 3 5 5 5 3 5 5 44
11 2 1 5 4 1 4 4 4 4 1 30
12 4 2 5 3 5 1 4 4 5 5 38
13 3 3 1 2 3 5 5 4 4 3 33
14 5 4 5 4 1 5 5 5 5 5 44
15 5 5 5 5 1 1 5 5 5 5 42
16 4 5 5 4 5 4 4 5 4 4 44
17 2 3 3 2 1 2 5 4 5 5 32
18 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 47
19 4 4 5 5 3 1 5 5 5 5 42
20 2 2 5 2 5 5 2 5 3 2 33
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
22 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 45
23 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 44
24 5 4 5 5 3 5 5 5 5 5 47
25 3 3 5 4 3 5 5 5 4 5 42
26 5 3 5 5 3 3 5 5 5 5 44
27 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 47
28 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 41
29 3 1 3 2 1 3 4 5 4 5 31
30 3 4 4 4 5 3 4 4 3 4 38
31 4 4 5 5 2 5 5 4 5 4 43
32 3 4 5 5 3 3 4 4 3 4 38
33 5 5 3 4 5 4 4 4 5 3 42
34 4 5 5 4 5 5 5 3 4 5 45
35 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 49
36 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 43
37 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 46
38 5 4 5 5 2 4 5 5 5 5 45
39 5 5 5 5 3 3 4 4 5 5 44
40 3 3 5 5 4 4 5 4 5 5 43
41 4 3 5 3 5 5 5 4 5 5 44
42 5 5 5 3 2 2 5 5 5 5 42
43 4 5 5 3 1 1 5 5 5 5 39
44 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 46
45 5 5 5 4 3 3 5 5 5 5 45
46 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 49
47 5 4 5 5 4 4 5 5 5 5 47
48 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 45
49 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 46
50 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
51 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 46
52 5 5 3 3 4 4 5 4 5 4 42
53 5 5 4 4 5 3 5 4 4 4 43
54 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 46
55 5 5 4 4 3 5 4 3 2 5 40
56 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 42
57 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
58 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 45
59 4 4 4 5 3 5 5 5 5 5 45
60 3 4 4 3 5 5 5 5 5 5 44
61 5 5 3 2 5 4 5 5 5 5 44
62 3 3 4 4 3 5 4 5 4 5 40
63 4 4 3 5 3 5 5 4 5 4 42
64 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
65 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
66 3 4 4 4 4 3 5 5 5 5 42
67 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 43
68 4 4 3 3 5 5 4 5 5 5 43
69 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 48
70 5 3 3 5 5 5 5 5 5 5 46
71 4 5 5 3 3 5 5 5 5 5 45
72 5 5 4 4 4 4 3 3 5 3 40
73 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 42
74 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
75 3 2 4 2 4 4 5 5 5 5 39
76 4 3 5 5 5 3 2 5 5 5 42
77 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 47
78 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49
79 3 4 4 4 4 3 5 5 5 5 42
80 4 5 4 4 4 5 5 3 5 5 44
Total 333 323 355 327 309 328 374 363 377 368 3457

VARIABEL X2 (AKUNTABILITAS)
N x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2.6 x2.7 x2.8 x2.9 x2.10 x2.11 Total
1 3 3 3 3 1 1 3 2 3 3 1 26
2 5 5 5 5 1 2 5 4 5 5 5 47
3 4 4 4 4 1 3 3 1 3 3 5 35
4 5 5 5 4 1 3 5 1 5 5 3 42
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
6 5 5 5 5 1 5 5 3 5 5 5 49
7 5 5 5 5 1 5 5 3 5 5 5 49
8 5 3 1 1 1 1 5 1 1 1 1 21
9 5 4 4 5 1 3 5 3 3 4 5 42
10 5 4 5 5 1 4 4 3 4 5 5 45
11 5 3 1 1 1 1 5 1 1 1 1 21
12 4 4 5 5 1 5 5 3 4 5 5 46
13 5 5 5 5 1 1 5 3 3 5 4 42
14 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 51
15 5 5 5 5 1 1 5 1 5 5 5 43
16 4 3 3 4 5 5 5 5 5 3 5 47
17 4 4 4 5 3 3 4 2 4 4 2 39
18 4 4 5 5 1 3 3 5 5 5 5 45
19 5 5 5 4 1 4 5 3 5 5 5 47
20 5 5 3 2 1 3 5 5 5 5 5 44
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
22 5 4 5 5 1 4 5 3 5 5 4 46
23 5 4 5 4 1 5 5 1 4 4 5 43
24 5 4 5 5 1 5 5 3 5 5 5 48
25 5 5 4 4 1 5 5 4 4 5 5 47
26 5 5 4 4 1 5 5 4 5 5 5 48
27 5 5 5 3 1 2 5 5 5 5 5 46
28 5 4 4 3 1 4 5 4 4 3 4 41
29 4 5 5 5 1 4 5 2 4 5 5 45
30 5 4 4 4 1 2 3 2 3 4 4 36
31 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 40
32 4 4 4 4 1 5 5 5 4 3 5 44
33 5 4 5 4 1 1 4 2 5 3 5 39
34 4 5 4 3 1 5 5 2 4 5 4 42
35 5 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 41
36 4 4 5 4 1 4 5 4 4 4 4 43
37 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 51
38 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 51
39 5 5 5 5 1 3 5 3 5 5 5 47
40 4 4 5 5 1 3 5 3 5 5 5 45
41 5 5 4 5 1 3 5 3 5 5 5 46
42 4 4 4 5 1 3 5 4 4 5 5 44
43 4 4 5 5 1 3 5 3 4 4 4 42
44 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 51
45 5 5 5 5 1 5 5 5 4 4 5 49
46 5 5 4 5 1 5 5 5 4 4 5 48
47 5 5 4 4 1 5 5 3 3 4 5 44
48 5 4 4 5 1 4 5 4 3 5 5 45
49 5 5 4 5 1 3 5 4 4 3 5 44
50 5 5 4 5 1 4 5 4 5 4 5 47
51 4 5 5 5 1 5 5 3 4 5 4 46
52 5 5 5 5 1 5 5 3 5 4 4 47
53 4 5 5 5 1 5 5 4 4 4 4 46
54 4 5 5 4 1 5 5 5 5 5 4 48
55 4 5 5 5 1 4 5 2 5 4 4 44
56 5 5 4 4 1 4 5 5 5 4 5 47
57 5 4 4 5 1 3 5 5 3 5 5 45
58 4 5 5 4 1 5 5 5 3 3 5 45
59 5 5 4 5 1 3 5 3 4 5 5 45
60 5 4 5 4 1 5 5 5 5 4 5 48
61 5 4 4 5 1 4 5 4 5 5 4 46
62 5 5 5 5 1 4 5 5 5 3 4 47
63 4 5 5 4 1 5 5 3 2 5 5 44
64 4 5 5 5 1 5 5 5 3 2 3 43
65 4 5 5 5 1 5 5 4 4 5 3 46
66 5 5 5 5 1 5 5 5 3 4 2 45
67 5 4 5 4 1 3 5 5 3 5 4 44
68 5 5 4 4 1 5 5 5 4 3 4 45
69 5 4 4 5 1 5 5 4 5 5 5 48
70 5 5 5 5 1 5 5 4 5 3 5 48
71 4 4 5 5 1 4 5 5 5 5 5 48
72 4 4 4 5 1 5 5 3 5 4 5 45
73 4 5 4 4 1 4 5 5 5 5 5 47
74 5 5 4 5 1 4 5 5 5 5 5 49
75 4 5 4 4 1 3 5 5 5 4 5 45
76 5 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 51
77 4 5 5 5 1 3 5 3 4 5 5 45
78 5 5 5 5 1 5 5 5 5 4 5 50
79 4 5 5 4 1 5 5 4 5 5 5 48
80 5 5 5 4 1 5 5 5 4 3 5 47
Total 371 365 358 356 100 313 387 294 340 344 358 3586

VARIABEL X3 (KUALITAS LAYANAN)


N x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 x3.6 x3.7 x3.8 x3.9 x3.10 x3.11 x3.12 x3.13 x3.14 x3.15 Total
1 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 3 69
2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
3 3 4 3 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 61
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 73
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
6 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 74
7 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 74
8 3 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 3 66
9 3 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 3 3 66
10 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 65
11 5 1 1 5 1 5 1 5 5 5 5 1 1 5 5 51
12 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 70
13 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 5 4 4 4 66
14 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
15 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 72
16 4 4 5 4 3 4 4 5 4 5 4 5 4 4 5 64
17 5 5 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 62
18 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 5 5 5 70
19 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 73
20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
21 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
22 4 5 5 4 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 4 67
23 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 70
24 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 71
25 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 71
26 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 72
27 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 69
28 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 2 3 4 56
29 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 69
30 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 51
31 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 60
32 5 4 5 4 5 4 4 5 5 3 5 5 4 5 3 66
33 5 3 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 68
34 4 5 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 69
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 59
36 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 68
37 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 74
38 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 73
39 5 3 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 71
40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
41 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 72
42 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 71
43 5 5 5 4 4 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 70
44 5 5 4 3 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 70
45 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 72
46 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 72
47 5 5 5 4 4 5 3 5 5 5 5 5 4 4 5 69
48 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 5 5 3 4 5 68
49 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 3 4 5 70
50 5 5 5 4 5 5 4 3 5 5 5 4 3 5 5 68
51 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 71
52 5 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 3 4 5 66
53 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 3 5 5 70
54 5 5 4 3 5 4 5 4 4 5 5 4 5 4 5 67
55 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 70
56 4 5 4 4 4 3 5 5 3 4 5 3 4 5 5 63
57 4 5 5 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 68
58 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 5 3 4 4 5 67
59 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 72
60 5 5 5 5 5 4 5 4 3 4 5 3 4 4 4 65
61 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 5 5 5 4 3 66
62 5 4 5 3 5 4 5 5 5 3 5 3 4 5 4 65
63 5 5 4 5 3 5 4 5 3 3 5 3 4 5 5 64
64 5 4 4 3 3 3 5 4 5 5 5 5 5 5 3 64
65 5 5 5 5 5 3 4 5 3 4 5 4 4 5 4 66
66 5 4 5 3 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 67
67 5 5 4 5 5 5 3 5 4 5 5 3 4 5 4 67
68 5 5 5 5 5 3 5 4 5 4 5 2 4 5 5 67
69 5 4 5 5 3 5 3 5 4 3 5 5 3 5 4 64
70 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 3 4 5 5 70
71 5 5 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 3 62
72 5 4 4 4 5 5 5 5 3 3 5 5 4 5 4 66
73 5 5 5 5 4 5 3 4 5 5 5 3 5 4 4 67
74 5 4 4 4 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5 4 67
75 5 4 5 5 5 4 3 4 4 5 5 3 5 4 4 65
76 5 5 4 4 4 5 5 5 4 4 5 2 4 5 4 65
77 5 5 5 5 4 5 3 4 4 3 5 5 5 4 5 67
78 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 2 5 5 4 68
79 5 5 5 5 4 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 66
80 5 5 4 5 5 5 5 5 4 3 5 3 4 4 5 67
Total 378 372 367 358 359 364 338 366 363 363 390 347 350 359 357 5431

VARIABEL Y (LOYALITAS PEMBERI ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH)


N y1 y2 y3 y4 y5 y6 Total
1 5 5 4 4 5 5 28
2 5 5 5 3 5 5 28
3 4 4 3 4 3 3 21
4 5 5 5 5 3 3 26
5 5 5 5 5 5 5 30
6 4 5 5 5 5 5 29
7 4 5 5 5 5 5 29
8 1 5 5 1 1 5 18
9 5 5 4 4 1 4 23
10 5 5 3 3 2 4 22
11 1 5 5 1 1 5 18
12 4 4 4 1 1 1 15
13 5 5 1 3 4 4 22
14 5 5 5 5 3 5 28
15 5 5 5 5 3 1 24
16 4 4 4 4 5 4 25
17 5 5 5 5 5 2 27
18 5 5 5 3 4 4 26
19 5 5 4 5 3 4 26
20 5 5 5 5 5 5 30
21 5 5 5 5 5 5 30
22 5 5 4 4 5 4 27
23 4 5 5 5 5 4 28
24 5 5 4 4 5 5 28
25 4 5 5 4 3 5 26
26 5 5 5 4 3 5 27
27 5 5 5 5 3 5 28
28 4 3 3 3 1 2 16
29 4 4 4 5 3 5 25
30 4 4 4 4 5 4 25
31 3 2 2 2 2 3 14
32 5 4 4 5 4 5 27
33 5 4 4 5 4 5 27
34 5 5 5 5 1 3 24
35 4 4 3 3 3 3 20
36 4 5 5 5 4 3 26
37 5 5 5 5 1 5 26
38 5 5 4 4 5 5 28
39 5 5 3 4 3 3 23
40 5 5 5 5 4 5 29
41 5 5 3 4 4 5 26
42 5 5 3 5 4 5 27
43 5 5 5 5 4 5 29
44 5 5 4 4 4 5 27
45 5 5 5 5 5 5 30
46 5 5 5 4 4 5 28
47 5 5 4 4 5 5 28
48 5 5 4 4 5 5 28
49 5 5 3 5 5 4 27
50 5 5 4 5 5 4 28
51 5 5 3 5 5 4 27
52 5 5 4 5 5 4 28
53 5 5 3 5 4 4 26
54 5 5 4 5 5 4 28
55 4 5 5 4 4 5 27
56 4 4 4 4 4 5 25
57 5 5 3 5 5 5 28
58 5 4 5 4 3 5 26
59 4 5 4 5 4 5 27
60 5 4 4 4 2 5 24
61 5 4 5 5 3 5 27
62 5 5 4 5 2 5 26
63 5 4 5 4 4 4 26
64 5 5 2 4 4 4 24
65 5 4 4 5 5 3 26
66 4 5 5 4 3 3 24
67 5 5 3 3 4 3 23
68 5 5 5 5 3 4 27
69 4 5 4 3 4 2 22
70 5 5 5 5 4 2 26
71 5 4 4 5 3 5 26
72 4 5 4 3 4 4 24
73 4 5 5 4 3 5 26
74 4 5 5 5 5 3 27
75 5 5 4 4 4 4 26
76 5 4 3 2 5 3 22
77 5 4 3 2 3 5 22
78 4 5 5 4 5 4 27
79 5 5 2 4 3 3 22
80 5 5 4 5 5 5 29
Total 369 378 331 334 300 333 2045
LAMPIRAN 2
Hasil Pengujian Statistik menggunakan SPSS 22

Uji Validitas

DATASET ACTIVATE DataSet1.


CORRELATIONS
/VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 x1.8 x1.9 x1.10 X1
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations
Correlations

x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 x1.8 x1.9 x1.10 Transparansi(X1)

x1.1 Pearson Correlation 1 .588** .174 .311** .185 .053 .233* .061 .262* .328** .621**

Sig. (2-tailed) .000 .124 .005 .099 .642 .037 .593 .019 .003 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x1.2 Pearson Correlation .588** 1 .050 .360** .329** .077 .240* -.011 .254* .378** .662**
Sig. (2-tailed) .000 .657 .001 .003 .497 .032 .923 .023 .001 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x1.3 Pearson Correlation .174 .050 1 .330** .042 -.018 .030 .174 .001 .120 .357**
Sig. (2-tailed) .124 .657 .003 .711 .876 .790 .123 .990 .289 .001
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x1.4 Pearson Correlation .311** .360** .330** 1 .195 .182 .122 .212 .270* .164 .623**
Sig. (2-tailed) .005 .001 .003 .083 .106 .280 .059 .015 .146 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x1.5 Pearson Correlation .185 .329** .042 .195 1 .420** -.024 .100 .027 .182 .584**
Sig. (2-tailed) .099 .003 .711 .083 .000 .836 .378 .811 .107 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x1.6 Pearson Correlation .053 .077 -.018 .182 .420** 1 .090 .026 -.091 -.073 .421**
Sig. (2-tailed) .642 .497 .876 .106 .000 .427 .816 .424 .521 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x1.7 Pearson Correlation .233* .240* .030 .122 -.024 .090 1 .172 .339** .432** .430**
Sig. (2-tailed) .037 .032 .790 .280 .836 .427 .127 .002 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x1.8 Pearson Correlation .061 -.011 .174 .212 .100 .026 .172 1 .210 .319** .370**
Sig. (2-tailed) .593 .923 .123 .059 .378 .816 .127 .062 .004 .001
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x1.9 Pearson Correlation .262* .254* .001 .270* .027 -.091 .339** .210 1 .363** .427**
Sig. (2-tailed) .019 .023 .990 .015 .811 .424 .002 .062 .001 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x1.10 Pearson Correlation .328** .378** .120 .164 .182 -.073 .432** .319** .363** 1 .565**
Sig. (2-tailed) .003 .001 .289 .146 .107 .521 .000 .004 .001 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Transparansi(X1) Pearson Correlation .621** .662** .357** .623** .584** .421** .430** .370** .427** .565** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .001 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
CORRELATIONS
/VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2.6 x2.7 x2.8 x2.9 x2.10 x2.11 X2
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations
Correlations

x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2.6 x2.7 x2.8 x2.9 x2.10 x2.11 Akuntabilitas(X2)

x2.1 Pearson Correlation 1 .223* -.007 .031 -.020 -.011 .269* .090 .138 .071 .200 .224*

Sig. (2-tailed) .047 .951 .788 .859 .924 .016 .426 .223 .532 .076 .046

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x2.2 Pearson Correlation .223* 1 .528** .369** -.075 .363** .407** .316** .400** .395** .390** .630**
Sig. (2-tailed) .047 .000 .001 .506 .001 .000 .004 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x2.3 Pearson Correlation -.007 .528** 1 .687** -.026 .378** .136 .232* .495** .531** .460** .695**
Sig. (2-tailed) .951 .000 .000 .819 .001 .229 .039 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x2.4 Pearson Correlation .031 .369** .687** 1 .080 .337** .117 .231* .453** .503** .457** .680**
Sig. (2-tailed) .788 .001 .000 .479 .002 .303 .039 .000 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x2.5 Pearson Correlation -.020 -.075 -.026 .080 1 .064 -.021 .093 .130 .029 .036 .230*
Sig. (2-tailed) .859 .506 .819 .479 .573 .853 .414 .249 .798 .754 .040
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x2.6 Pearson Correlation -.011 .363** .378** .337** .064 1 .375** .470** .300** .185 .343** .655**
Sig. (2-tailed) .924 .001 .001 .002 .573 .001 .000 .007 .100 .002 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x2.7 Pearson Correlation .269* .407** .136 .117 -.021 .375** 1 .303** .198 .161 .219 .436**
Sig. (2-tailed) .016 .000 .229 .303 .853 .001 .006 .078 .153 .051 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x2.8 Pearson Correlation .090 .316** .232* .231* .093 .470** .303** 1 .323** .146 .356** .619**
Sig. (2-tailed) .426 .004 .039 .039 .414 .000 .006 .003 .195 .001 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x2.9 Pearson Correlation .138 .400** .495** .453** .130 .300** .198 .323** 1 .508** .545** .718**
Sig. (2-tailed) .223 .000 .000 .000 .249 .007 .078 .003 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x2.10 Pearson Correlation .071 .395** .531** .503** .029 .185 .161 .146 .508** 1 .506** .633**
Sig. (2-tailed) .532 .000 .000 .000 .798 .100 .153 .195 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x2.11 Pearson Correlation .200 .390** .460** .457** .036 .343** .219 .356** .545** .506** 1 .723**
Sig. (2-tailed) .076 .000 .000 .000 .754 .002 .051 .001 .000 .000 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Akuntabilitas(X2) Pearson Correlation .224* .630** .695** .680** .230* .655** .436** .619** .718** .633** .723** 1

Sig. (2-tailed) .046 .000 .000 .000 .040 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
CORRELATIONS
/VARIABLES=x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 x3.6 x3.7 x3.8 x3.9 x3.10 x3.11 x3.12 x3.13 x3.14 x3.15 X3
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations
Correlations

Kualitas
x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 x3.6 x3.7 x3.8 x3.9 x3.10 x3.11 x3.12 x3.13 x3.14 x3.15 Layanan(X3)

x3.1 Pearson
1 .135 .369** .167 .200 .171 .153 -.053 .089 .055 .331** -.013 .032 .392** .321** .427**
Correlation

Sig. (2-tailed) .232 .001 .138 .075 .129 .175 .643 .431 .630 .003 .911 .778 .000 .004 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.2 Pearson
.135 1 .556** .116 .539** .071 .256* .003 .001 .159 .303** .221* .460** .048 -.001 .575**
Correlation
Sig. (2-tailed) .232 .000 .305 .000 .533 .022 .976 .990 .158 .006 .048 .000 .669 .990 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.3 Pearson
.369** .556** 1 .151 .537** .033 .254* -.035 .157 .149 .315** .345** .406** .118 .144 .659**
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .000 .182 .000 .769 .023 .761 .165 .188 .004 .002 .000 .296 .204 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.4 Pearson
.167 .116 .151 1 .106 .291** -.233* .072 .043 .195 .125 .003 .104 .071 .201 .332**
Correlation
Sig. (2-tailed) .138 .305 .182 .349 .009 .037 .526 .707 .084 .269 .977 .358 .531 .074 .003
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.5 Pearson
.200 .539** .537** .106 1 -.009 .295** -.039 .052 .073 .150 .215 .362** .077 .120 .550**
Correlation
Sig. (2-tailed) .075 .000 .000 .349 .936 .008 .733 .647 .521 .185 .056 .001 .495 .287 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.6 Pearson
.171 .071 .033 .291** -.009 1 -.191 -.011 .099 .234* .124 .209 .108 .080 .078 .319**
Correlation
Sig. (2-tailed) .129 .533 .769 .009 .936 .090 .923 .381 .036 .273 .062 .341 .481 .489 .004
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.7 Pearson
.153 .256* .254* -.233* .295** -.191 1 .130 .053 -.101 .048 .094 .317** .174 .152 .373**
Correlation
Sig. (2-tailed) .175 .022 .023 .037 .008 .090 .249 .642 .374 .675 .408 .004 .123 .179 .001
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.8 Pearson
-.053 .003 -.035 .072 -.039 -.011 .130 1 .181 .009 .159 .131 .077 .094 .094 .237*
Correlation
Sig. (2-tailed) .643 .976 .761 .526 .733 .923 .249 .107 .937 .160 .246 .500 .408 .408 .034
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.9 Pearson
.089 .001 .157 .043 .052 .099 .053 .181 1 .473** .158 .204 .223* .119 .282* .453**
Correlation
Sig. (2-tailed) .431 .990 .165 .707 .647 .381 .642 .107 .000 .162 .070 .047 .292 .011 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.10 Pearson
.055 .159 .149 .195 .073 .234* -.101 .009 .473** 1 .283* .285* .276* .113 .188 .492**
Correlation
Sig. (2-tailed) .630 .158 .188 .084 .521 .036 .374 .937 .000 .011 .010 .013 .318 .095 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.11 Pearson
.331** .303** .315** .125 .150 .124 .048 .159 .158 .283* 1 .143 .218 .439** .076 .497**
Correlation
Sig. (2-tailed) .003 .006 .004 .269 .185 .273 .675 .160 .162 .011 .207 .052 .000 .503 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.12 Pearson
-.013 .221* .345** .003 .215 .209 .094 .131 .204 .285* .143 1 .407** -.024 .010 .528**
Correlation
Sig. (2-tailed) .911 .048 .002 .977 .056 .062 .408 .246 .070 .010 .207 .000 .833 .930 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.13 Pearson
.032 .460** .406** .104 .362** .108 .317** .077 .223* .276* .218 .407** 1 .128 .003 .643**
Correlation
Sig. (2-tailed) .778 .000 .000 .358 .001 .341 .004 .500 .047 .013 .052 .000 .256 .980 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.14 Pearson
.392** .048 .118 .071 .077 .080 .174 .094 .119 .113 .439** -.024 .128 1 .353** .403**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .669 .296 .531 .495 .481 .123 .408 .292 .318 .000 .833 .256 .001 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
x3.15 Pearson
.321** -.001 .144 .201 .120 .078 .152 .094 .282* .188 .076 .010 .003 .353** 1 .407**
Correlation
Sig. (2-tailed) .004 .990 .204 .074 .287 .489 .179 .408 .011 .095 .503 .930 .980 .001 .000
N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
Kualitas Pearson
.427** .575** .659** .332** .550** .319** .373** .237* .453** .492** .497** .528** .643** .403** .407** 1
Layanan(X3) Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .003 .000 .004 .001 .034 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

DATASET ACTIVATE DataSet1.


CORRELATIONS
/VARIABLES=Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Y
/PRINT=TWOTAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Correlations

Correlations

Loyalitas
y1 y2 y3 y4 y5 y6 Muzakki

y1 Pearson Correlation 1 .197 -.122 .545** .342** .049 .538**

Sig. (2-tailed) .079 .280 .000 .002 .665 .000

N 80 80 80 80 80 80 80
y2 Pearson Correlation .197 1 .299** .310** .269* .190 .550**
Sig. (2-tailed) .079 .007 .005 .016 .091 .000
N 80 80 80 80 80 80 80
y3 Pearson Correlation -.122 .299** 1 .281* .019 .188 .453**
Sig. (2-tailed) .280 .007 .012 .865 .095 .000
N 80 80 80 80 80 80 80
y4 Pearson Correlation .545** .310** .281* 1 .393** .199 .772**
Sig. (2-tailed) .000 .005 .012 .000 .077 .000
N 80 80 80 80 80 80 80
y5 Pearson Correlation .342** .269* .019 .393** 1 .180 .679**
Sig. (2-tailed) .002 .016 .865 .000 .110 .000
N 80 80 80 80 80 80 80
y6 Pearson Correlation .049 .190 .188 .199 .180 1 .536**
Sig. (2-tailed) .665 .091 .095 .077 .110 .000
N 80 80 80 80 80 80 80
Loyalitas Muzakki Pearson Correlation .538** .550** .453** .772** .679** .536** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 80 80 80 80 80 80 80

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji Reliabilitas

DATASET ACTIVATE DataSet1.


RELIABILITY
/VARIABLES=x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x1.6 x1.7 x1.8 x1.9 x1.10
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.

Reliability
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 80 100.0

Excludeda 0 .0
Total 80 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.675 10

RELIABILITY
/VARIABLES=x2.1 x2.2 x2.3 x2.4 x2.5 x2.6 x2.7 x2.8 x2.9 x2.10
x2.11
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 80 100.0

Excludeda 0 .0

Total 80 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.789 11

RELIABILITY
/VARIABLES=x3.1 x3.2 x3.3 x3.4 x3.5 x3.6 x3.7 x3.8 x3.9 x3.10
x3.11 x3.12 x3.13 x3.14 x3.15
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 80 100.0

Excludeda 0 .0

Total 80 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.733 15

RELIABILITY
/VARIABLES=y1 y2 y3 y4 y5 y6
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA.
Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 80 100.0

Excludeda 0 .0

Total 80 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.612 6

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA COLLIN TOL ZPP
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2 X3
/SCATTERPLOT=(*SRESID ,*ZPRED)
/RESIDUALS NORMPROB(ZRESID)
/SAVE RESID.

Regression

Variables Entered/Removeda

Variables
Model Variables Entered Removed Method

1 Kualitas
Layanan(X3),
. Enter
Transparansi(X1),
Akuntabilitas(X2)b

a. Dependent Variable: Loyalitas Muzakki(Y)


b. All requested variables entered.
Uji Koefisien Determinasi (Uji 𝑹𝟐 )

Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .625a .391 .367 2.639

a. Predictors: (Constant), Kualitas Layanan(X3), Transparansi(X1),


Akuntabilitas(X2)
b. Dependent Variable: Loyalitas Muzakki(Y)

Uji Simultan (Uji F)


ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 340.260 3 113.420 16.282 .000b

Residual 529.427 76 6.966

Total 869.687 79

a. Dependent Variable: Loyalitas Muzakki(Y)


b. Predictors: (Constant), Kualitas Layanan(X3), Transparansi(X1), Akuntabilitas(X2)

Uji Multikolinieritas, Uji Regresi Linier Berganda, dan Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa

Unstandardized Standardized Collinearity


Coefficients Coefficients Correlations Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) -4.823 4.546 -1.061 .292

Transparansi(X1) .094 .077 .134 1.222 .225 .338 .139 .109 .662 1.510

Akuntabilitas(X2) .064 .073 .108 .878 .383 .444 .100 .079 .528 1.894

Kualitas
.346 .072 .501 4.797 .000 .594 .482 .429 .734 1.362
Layanan(X3)

a. Dependent Variable: Loyalitas Muzakki(Y)

Collinearity Diagnosticsa

Variance Proportions

Transparansi Akuntabilitas Kualitas


Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) (X1) (X2) Layanan(X3)

1 1 3.983 1.000 .00 .00 .00 .00

2 .009 21.288 .16 .12 .34 .07


3 .006 25.758 .01 .77 .43 .05

4 .002 43.933 .83 .11 .23 .88

a. Dependent Variable: Loyalitas Muzakki(Y)

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 16.96 29.31 25.56 2.075 80


Std. Predicted Value -4.143 1.805 .000 1.000 80
Standard Error of Predicted
.301 1.438 .541 .238 80
Value
Adjusted Predicted Value 16.57 29.26 25.55 2.122 80
Residual -10.880 6.329 .000 2.589 80
Std. Residual -4.122 2.398 .000 .981 80
Stud. Residual -4.213 2.633 .002 1.020 80
Deleted Residual -11.367 7.633 .009 2.811 80
Stud. Deleted Residual -4.781 2.744 -.008 1.068 80
Mahal. Distance .040 22.475 2.963 4.403 80
Cook's Distance .000 .372 .023 .068 80
Centered Leverage Value .001 .284 .038 .056 80

a. Dependent Variable: Loyalitas Muzakki(Y)

Uji Normalitas
Uji Heteroskedastisitas
LAMPIRAN 3

FOTO DOKUMENTASI SELAMA PENYEBARAN KUESIONER

Staf dan Karyawan BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan

Pengurus UPZ dan muzakki perorangan BAZNAS Provinsi Sumatera Selatan

Anda mungkin juga menyukai