Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

UJI LENGAS TANAH DI KEBUN PRAKTIK CELEBAN


Mata Kuliah Pengelolaan Tanah dan Air

Disusun Oleh:
KELOMPOK 5
Anita Fitriyani (05.1.4.16.0673)
Dhea Octaviani (05.1.4.16.0679)
Hidayatus Sholekha (05.1.4.16.0685)
Meliana (05.1.4.16.0691)
Saniah (05.1.4.15.0586)

Semester VII-B

Dosen Pengampu :
1. Agus Wartapa, SP., MP.
2. Budi Wijayanto, STP., M.Sc

Tanggal Penugasan : 10 Oktober 2019

KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN YOGYAKARTA-MAGELANG
JURUSAN PERTANIAN YOGYAKARTA
PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
2019
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan kumpulan dari benda benda yang ada di alam tepatnya di
permukaan bumi yang tersusun atas horizon - horizon, yang terdiri dari campuran
mineral, bahan organik, air, udara, dan berperan sebagai media tumbuh tanaman.
Pengolahan tanah pada kandungan air yang tepat dapat meningkatkan volume pori
total air tanah atau dapat mendorong proses strukturisasi tanah yang lebih baik.
Komponen yang sangat penting dari tanah adalah mineral, yaitu kombinasi unsur -
unsur anorganik yang berupa kristal, merupakan salah satu faktor yang menentukan
sifat fisik suatu tanah. Jenis mineral yang terdapat didalam tanah sangat berkaitan
erat dengan tingkat kesuburan yang ada di dalam tanah. Jenis dan sifat - sifat mineral
yang terdapat dalam tanah juga memiliki hubungan yang sanagt erat kaitannya
dengan pertumbuhan tanaman. Jenis tanah di belahan dunia ini sangat banyak yang
masing - masing tanah tersebut memiliki kadar lengas yang berbeda - beda, dimana
perbedaan kandungan tersebut yang menyebabkan perbedaan tingkat kesuburannya
pada tiap horizon - horizon yang ada di dalam tanah.
Kadar lengas adalah banyaknya kandungan air tanah yang terdapat didalam
pori tanah dan bahan - bahan terlarut di dalamnya. Kadar lengas dapat dihitung pada
keadaan tanah lapang, jenuh dan kering. Keberadaan lengas di dalam tanah tidak
sama dari atas sampai ke bawah. Keragaman kandungan lengas ini menunjukkan
adanya keragaman potensial tubuh tanah. Tanaman sebagian besar memerlukan air
berasal dari tanah, kebutuha air tiap - tiap tanaman berbeda - beda. Kadar lengas
tanah sangat penting dalam pertanian karena melalui proses pengaturan lengas tanah
ini dapat dikontrol pula serapan hara dan pernapasan pada akar - akar tanaman yang
selanjutnya berpengaruh pada proses pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Tanah
adalah kunci utama ekosistem dimana air mengalami proses run off, infitrasi,
drainase dan penyimpanan. Proses - proses yang dialami air di dalam tanah sangat
kompleks, pengaruh manusia begitu besar pada proses - proses yang terjadi di dalam
tanah.

B. Tujuan
C. Manfaat
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanah
Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang mana berasal dari pelapukan
jasad makhluk hidup yang telah mati dan membusuk, dan pelapukan dari batuan dan
erosi dari bahan anorganik. Cuaca dapat melapukkan makhluk hidup dan membuat
mineralnya terurai atau terlepas. Jika hal ini terjadi terus menerus dapat membentuk
tanah yang subur. Tanah memiliki fungsi secara fisik sebagai tempat berkembang
dan tumbuh perakaran dari tanaman serta memberikan unsur hara dan air kepada
akar tanaman. Secara kimia berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan penyedia
unsur hara atau nutrisi sedangkan secra biologis berfungsi sebagai habitat atau
tempat hidupnya dari organisme tanah yang memiliki peran dalam penyediaan unsur
hara dan zat aditif bagi tanaman (Maroah, 2011).
Tingkat kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh jenis tanah, air tanah dan
kandungan di dalamnya. Kesuburan tanah merupakan mutu tanah yang ditentukan
oleh interkasi fisika, kimia dan biologi tanah. Tanah sendiri merupakan habitat dari
perakaran tumbuhan. Kandungan bahan organik dan kelengasan tanah adalah
karakteristik tanah secra fisik dan biologi yang dapat mengikat unsur hara dan
mampu memengaruhi kesuburan tanah (Zulkanain dkk., 2013).

B. Lengas Tanah
Lengas tanah adalah air yang mengisi sebagian dan atau seluruh ruang pori
tanah dan teradsorpsi pada permukaan zarah tanah. Lengas berperan sangat penting
dalam proses genesa tanah, kelangsungan hidup tanaman dan jasad renik tanah serta
siklus hara. Setiap reaksi kimia dan fisika yang terjadi di dalam tanah hampir selalu
melibatkan air sebagai media pelarut garam-garam mineral, senyawa asam dan basa
serta ion-ion dan gugus-gugus organik maupun anorganik (Supriyo dkk., 2015).
Lengas dapat tetap berada dalam ruang pori tanah karena memiliki tegangan
potensial. Ada tiga titik pokok dalam dinamika lengas tanah, yaitu titik jenuh,
kapasitas lapangan dan titik layu tetap. Pada titik jenuh semua pori tanah (makro dan
mikro) terisi penuh air. Pada kapasitas lapangan tanah tinggal mengandung air yang
tertambat dalam pori mikro, sedang air yang semula mengisi pori makro telah hilang
terperkolasikan oleh kakas (force) gravitasi. Pori makro dapat menambat air karena
kakas kapilernya mampu mengimbangi kakas gravitasi. Pada kapasitas lapangan pori
tanah terbagi menjadi pori aerasi (pori makro) dan pori lengas (pori mikro). Pori
aerasi juga dinamakan pori pengatusan. Pada titik layu tetap laju aliran air dalam
tanah ke akar telah menjadi begitu lambat, sehingga tidak mampu mengimbangi laju
transpirasi normal. Maka tanaman menjadi layu. Di lapangan tanaman dapat
menampakkan gejala layu sekalipun lengas tanah masih berada di atas titik layu
tetap. Hal ini disebabkan karena transpirasi melaju di atas normal karena cuaca yang
terlalu kering (Notohadiprawiro dkk., 2006).
Kadar lengas tanah sering disebut sebagai kandungan air (Moisture) yang
terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas tanah berupa
persen berat atau volume (Ferri,2011). Keberadaan lengas tanah dipengaruhi oleh
energi pengikat speditik yang berhubungan dengan tekanan air atatus energi bebas
(atau tekanan) lengas tanah di pengaruhi oleh prilaku dan ketersediaan untuk
tanaman (Susanto,2005).
Ketiga air pada ketiga titik pokok dinamika lengas tanah tidak sama pada
semua tanah. Kadar ini ditentukan oleh tekstur, struktur, macam mineral lempung
dan kadar bahan organik. Untuk menyeragamkan ukuran pada semua tanah,
digunakan satuan tegangan lengas tanah dalam atmosfer atau bar (1 atm = 1,013 bar,
1 bar = 1.000 dyne.cm-2) (Notohadiprawiro, dkk., 2006).

C. Konsistensi Tanah
Mulyani (2002) menggolongkan konsistensi tanah berdasarkan tiga kadar air
tanah, yaitu:
1. Konsistensi basah (kadar air berada di sekitar kapasitas lapangan) untuk menilai
derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang menempelinya, digolongkan
menjadi: tak lekat, agak lekat, lekat dan sangat lekat, dan untuk menilai derajat
kelenturan (plastisitas) tanah terhadap perubahan bentuknya, digolongkan
menjadi: non-plastis, agak plastis, plastis dan sangat plastis.
2. Konsistensi lembab (kadar air berada diantara kapasitas lapangan dan kering
udara), untuk menilai derajat kegemburan dan keteguhan tanah. Digolongkan
menjadi: lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan ekstrim teguh.
3. Konsistensi kering (kadar air berada di sekitar kering udara), untuk menilai derajat
kekerasan tanah. Digolongkan menjadi: lepas, lunak, agak keras, keras, sangat
keras, dan ekstrim keras.

Faktor yang mempengaruhi kadar lengas dalam tanah adalah iklim, curah
hujan, evapotranspirasi, kandungan bahan organik, kandungan lempung tanah, dan
relief. Menurut tekstur tanah, tanah bisa mengikat air tanah lebih banyak atau lebih
sedikit (Aak, 1983). Keberadaan lengas di dalam tubuh tanah tidak seragam dari atas
ke bawah. Keragaman kandungan lengas ini menunjukkan adanya keragaman
potensial tubuh tanah, adanya perbedaan energi potensial lengas dalam tubuh tanah
akan menunjukkan arah gerakan lengas dalam tubuh tanah yang bergerak dari daerah
energi potensial tinggi ke daerah energi potensial rendah. Tanah - tanah sawah di
Indonesia sebagian besar merupakan tanah - tanah aluvial, regosol, glumosol dan
latosol, sebagian lagi merupakan tanah - tanah andosol dan mediteran. Sebagian
besar tanah - tanah tersebut di atas berada pada ketinggian kurang dari 500 meter di
atas permukaan laut (Borowik et al.,2016).
Kandungan bahan organik yang terkandung didalam tanah juga
mempengaruhi kadar lengas tanah karena bahan organik mempunyai kemampuan
untuk menyimpan atau menyekap air, hal ini karena setiap bahan organik memiliki
ukuran berupa koloid sehingga mempunyai luas permukaan jenis lebih besar,
semakin besar luas permukaan jenisnya maka kemampuannya dalam menyimpan air
pun semakin besar. Konsep kerja antara lempung tanah dan bahan organik dalam hal
penyimpanan air pada dasarnya hampir sama. Namun, lempung tanah mempunyai
kekurangan, yakni apabila lempung tanah terdapat pada kedalaman tertentu akan
mampu menghambat grafitasi dan perlokasi (proses aliran air masuk ke dalam
tanah).
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Tempat pelaksanaan praktik yaitu di Laboratorium Tanah dan Air Kampus
Politeknik Pembangunan ( Polbangtan ) Pertanian Yogyakarta – Magelang.
Waktu pelaksanaan yaitu jam praktik Mata Kuliah Teknologi Pengolahan
Tanah dan Air pukul 08.10 – 10.00 WIB.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
No Nama Alat Jumlah Fungsi
1 Timbangan Analitik 1 buah Untuk menimbang cawan dan tanah
2 Cawan Tembaga 1 buah Untuk tempat tanah
Untuk memasukkan dan mengeluarkan
3 Penjepit Krusible 1 buah
cawan dari dalam oven
4 Oven 1 buah Untuk mengoven tanah
5 Kain Lap 1 buah Untuk melapisi dalam membuka oven
Untuk menaruh cawan setelah dari
6 Nampan 1 buah
oven ke desikator
Untuk mendinginkan tanah dari oven
7 Desikator 1 buah
dan mengamankan dari udara
8 Karung 2 buah Untuk tempat tanah dari lahan
9 Cangkul 1 buah Untuk mengambil tanah dari lahan

2. Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1 Tanah belum diolah Secukupnya
2 Tanah sudah diolah Secukupnya
C. Cara Kerja
Cara kerja dalam praktik pengelolaan tanah dan air :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Mengambil tanah yang sudah diolah dan yang belum diolah di sekitar kebun
praktik celeban, kemudian memasukkan ke dalam masing-masing karung
3. Menimbang cawan menggunakan timbangan analitik, kemudian mencatat
hasilnya
4. Mengidentifikasi sifat fisik tanah (aroma, tekstur, dan warna)
5. Memasukkan tanah ke dalam cawan tembaga hingga penuh
6. Memberi label pada masing-masing cawan
7. Menimbang cawan tembaga yang sudah terisi oleh tanah dengan menggunakan
timbangan analitik, kemudia mencatat hasilnya
8. Mengoven cawan yang sudah berisi tanah selama 24 jam dengan suhu 100oC
9. Mengambil cawan berisi tanah yang telah dioven setelah 24 jam
10. Mendinginkan tanah selama 15-20 menit di dalam desikator
11. Mengeluarkan cawan dari desikator setelah 15-20 menit
12. Menimbang kembali cawan yang berisi tanah menggunakan timbangan analitik,
kemudian mencatat hasilnya
13. Mengamati sifat fisik tanah setelah dioven, kemudian mencatatnya
14. Menghitung kadar lengas tanah
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan hasil praktikum uji lengas tanah yang dilaksanakan pada hari
Rabu, 9 Oktober 2019 di Laboratorium Tanah Politeknik Pembangunan Pertanian
Yogyakarta-Magelang Kampus Yogyakarta selama jam mata kuliah dimulai jam
08.10 hingga selesai maka di dapat hasil sebagai berikut :
1. Identifikasi Sifat Fisik Tanah
Tabel 1. Identifikasi Sifat Fisik Tanah
Jenis Sebelum di oven Sesudah di oven
No
Tanah Aroma Warna Tekstur Aroma Warna Tekstur
Coklat - Remah
- Lebih
Yang Aroma Coklat ke abu - Halus
remah Tidak
1 belum menyengat muda – - Tidak
- Lembut berbau
di olah tanah abuan menggumpal
- Berpasir
- Menyusut
Warna - Kasar
Yang - Lebih
Aroma air Coklat Tidak abu – - Menggumpal
2 sudah kasar
dan tanah tua berbau abu - Keras
di olah - Berpasir
gelap - Menyusut

2. Penimbangan
Tabel 2. Hasil Penimbangan
Indikator Tanah belum diolah Tanah sudah diolah
Berat Cawan 61,1618 64,8999
Berat cawan + Tanah
84,6788 87,7355
sebelum di oven
Berat cawan + Tanah
81,4667 82,9404
setelah di oven

3. Identifikasi Kadar Lengas Tanah


Tabel 3. Identifikasi Kadar Lengas Tanah
Tanah belum diolah Tanah sudah diolah
𝐵 𝐶 𝐵 𝐶
KLT = 𝐶 − 𝐴 × 100% KLT = 𝐶 − 𝐴 × 100%
84,6788 81,4667 87,3577 84,9494
= 81,4667 − 61,1618 × 100% = 82,9404 − 60,8999 × 100%
3,2141 4,4173
= 20,3029 × 100% = 22,0405 × 100%
= 0,1583074339 × 100% = 0,2004174134 × 100%
= 15,8307433913% = 20,04174134%
= 15,8% = 20,04%
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan sifat fisik tanah dari tabel 1 diatas, dapat
dilihat bahwa terdapat perbedaan mengenai tekstur, aroma dan warna tanah dari
sebelum diopen dan sesudah dioven. Tanah yang belum diolah serta belum dioven
memiliki aroma menyengat tanah, warna coklat muda dengan tekstur lebih remah,
lembut dan berpasir. Sedangkan, tanah yang belum diolah tetapi sudah dioven tidak
berbau apapun, warna coklat ke abu – abuan dengan tekstur remah, halus, tidak
menggumpal, dan terjadi penyusutan. Sementara itu, tanah yang sudah diolah
namun belum dioven memiliki aroma air dan tanah yang menyengat, warna coklat
tua, dengan tekstur lebih kasar dan berpasir. Sedangkan, tanah yang sudah diolah
dan sudah dioven tidak berbau apapun, warna abu – abu gelap dengan tekstr lebih
kasar, menggumpal, keras dan terjadi penyusutan.
Sementara itu, jika dilihat dari tabel 2 hasil pengamatan penimbangan
masing – masing tanah sesuai dengan cawan yang disediakan, yakni berat cawan
kosong untuk wadah tanah yang belum diolah ialah 61,1618 dan wadah kosong
untuk tanah yang sudah diolah ialah 64,8999. Sedangkan, berat cawan yang berisi
tanah belum diolah dan belum dioven ialah 84,6788. Setelah dioven, cawan yang
berisi tanah mengalami penyusutan yakni tanah yang belum diolah dan sudah
dioven menjadi 81,4667. Penyusutan terjadi sebesar 3,2121. Sementara itu, berat
cawan yang berisi tanah yang sudah diolah dan belum dioven adalah 87,7355.
Setelah dioven, cawan yang berisi tanah mengalami penyusutan dan tanah yang
sudah diolah dan dioven menjadi 82,9404. Penyusutan terjadi sebesar 4,7951.
Berdasarkan hasil kadar lengas tanah pada tabel 3, dapat dilihat bahwa
kadar lengas tanah pada tiap tanah yang diambil sebagai sampel memiliki hasil
yang berbeda – beda. Pada tanah yang belum diolah memperoleh hasil kadar lengas
tanah yaitu 15,8% dan tanah yang sudah diolah memperoleh hasil 20,04%.
Perbedaan kadar lengas tanah yang diperoleh dari perhitungan terkesan
memiliki perbedaan yang sangat jauh. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan berat
sampel tanah yang digunakan sehingga akan mendapatkan hasil dari lengas tanah
yang berbeda. Pengaturan yang baik terhadap tanah dengan mengatur tingkat kadar
lengkasnya jadi supaya tidak terlalu kering dan tidak terlalu basah mengakibatkan
kepuasan yang dihasilkan apabila dilakukan pembudidayaan pada tanah tersebut.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan mengenai tekstur, aroma dan warna tanah dari sebelum
diopen dan sesudah dioven.
2. Berat cawan kosong untuk wadah tanah yang belum diolah ialah 61,1618 dan
wadah kosong untuk tanah yang sudah diolah ialah 64,8999.
3. Berat cawan yang berisi tanah belum diolah dan belum dioven ialah 84,6788.
Setelah dioven, cawan yang berisi tanah mengalami penyusutan yakni tanah yang
belum diolah dan sudah dioven menjadi 81,4667. Penyusutan terjadi sebesar
3,2121.
4. Berat cawan yang berisi tanah yang sudah diolah dan belum dioven adalah
87,7355. Setelah dioven, cawan yang berisi tanah mengalami penyusutan dan
tanah yang sudah diolah dan dioven menjadi 82,9404. Penyusutan terjadi sebesar
4,7951
5. Pada tanah yang belum diolah memperoleh hasil kadar lengas tanah yaitu 15,8%
dan tanah yang sudah diolah memperoleh hasil 20,04%.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Hudaiyah, Siti. 2015. Kadar Lengas Tanah. Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah
Mada Yogyakarta. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019 Pukul 19:00 WIB
melalui :
Https://Www.Google.Com/Url?Sa=T&Rct=J&Q=&Esrc=S&Source=Web&Cd
=8&Cad=Rja&Uact=8&Ved=2ahukewidkyx24pblahuc8xmbhstqd4wqfjahegqi
cbac&Url=Http%3A%2F%2Fsitihudaiyah.Web.Ugm.Ac.Id%2Fwp-
Content%2Fuploads%2Fsites%2F4746%2F2015%2F12%2flaporan-Acara-
2.Docx&Usg=Aovvaw1oscc6dfrxtfw6geo35x5h

Ramadhan, Y.R, Dkk. 2017. Laporan Praktikum Kadar Lengas Tanah. Fakultas
Pertanian. Universitas Jember. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2019 Pukul
19:30 WIB melalui https://docplayer.info/73109422-Laporan-praktikum-kadar-
lengas-tanah.html

https://www.academia.edu/9625554/laporan_tetap_ilmu_tanah
Dokumentasi Praktik Lengah Tanah

Gambar 1. Karung Gambar 2. Cangkul

Gambar 3. Tanah yang sudah diolah Gambar 4. Tanah yang belum diolah

Gambar 5. Cawan tembaga tutup panjang Gambar 6. Cawan tembaga tutup pendek
Gambar 7. Penjepit krusibel Gambar 8. Timbangan analitik

Gambar 9. Oven Gambar 10. Sendok

Gambar 12. Memasukan tanah ke dalam


Gambar 11. Menimbang
cawan tembaga
Gambar 13. Memasukan cawan tembaga
Gambar 14. Mengoven selama 24 jam
ke dalam oven

Gambar 16. Memasukkan cawan tembaga


Gambar 15. Desikator
ke dalam desikator

Gambar 17. Hasil penimbangan tanah yang Gambar 18. Hasil penimbangan tanah
sudah di oven (tanah sudah di olah) yang sudah di oven (tanah belum diolah)

Anda mungkin juga menyukai