Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN

“SEJARAH DAN TOKOH-TOKOH KEPERAWATAN”

DIAN MARDIANI SADORO

N21016006

PRODI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah yang
berjudul “Sejarah dan tokoh-tokoh keperawatan” tepat pada waktunya.Dalam
penulisan makalah ini penulis ingin mengucapkan terima kasih. Penulis menyadari
bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun.Semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan siapa saja yang membacanya.
TOKOH KEPERAWATAN

1. RUFAIDAH AL-ASALMIYA (570 – 632 M)


Rufaidah Al-Asalmiya atau Siti Rufaidah adalah perawat muslim pertama
didunia, ia sudah ada jauh sebelum Pioneer of Modern Nurse lahir kedunia. Semoga
sekelumit kisah ini bisa menambah pengetahuan kita tentang orang-orang yang
berjasa dalam bidang keperawatan. Di Indonesia, nama Rufaidah sendiri masih terasa
asing dibandingkan dengan tokoh-tokoh keperawatan dunia yang berasal dari
golongan barat. Namun dikalangan Negara arab dan timur tengah, nama Florence
Nightingale tidak lebih terkenal dari Rufaidah Binti Sa’ad / Rufaidah Al-Asalmiya.

Rufaidah Al-Asalmiya memiliki nama lengkap Rufaidah Binti Sa’ad Al-Bani


Aslam Al-Khazraj. Ia lahir di Yatrhrib, Madinah pada tahun 570 M dan wafat pada
tahun 632 M. Rufaidah hidup pada masa Rasulullah SAW pada abad pertama Hijriah
atau abad ke-8 Masehi. Ia termasuk golongan kaum Anshor (Golongan pertama yang
menganut agama Islam di Madinah).

Ayah Rufaidah adalah seorang dokter, Rufaidah mempelajari ilmu keperawatan


saat ia bekerja membantu ayahnya. Saat kota madinah berkembang, ia mengabdikan
diri merawat kaum muslimin yang sakit. Saat tidak terjadi peperangan, Rufaidah
membangun tenda diluar Masjid Nabawi untuk merawat kaum muslimin yang sakit.
Pada saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dan perang Khaibar Rufaidah menjadi
sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Ia mendirikan rumah
sakit lapangan, sehingga Rasulullah SAW memerintahkan korban yang terluka
dirawat oleh Rufaidah.

Rufaidah Al-Asalmiya melatih beberapa kelompok wanita untuk menjadi


perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta izin kepada Rasulullah SAW
untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat para mujahid yang terluka.
Tugas ini digambarkan mulia oleh Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk
pekerjaannya dibidang keperawatan dan medis.

Selain berkontribusi dalam merawat mereka yang terluka saat peperangan,


Rufaidah Al-Asalmiya juga terlibat dalam aktifitas sosial dikomunitasnya. Dia
memberi perhatian kepada setiap muslim, orang miskin, anak yatim, atau penderita
cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberi bekal pendidikan. Rufaidah
digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasiennya dengan baik dan teliti. Ia digambarkan
sebagai pemimpin dan pencetus sekolah keperawatan pertama didunia islam
meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan. Ia juga merupakan penyokong advokasi
pencegahan penyakit atau yang lebih dikenal dengan Preventive Care serta
menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (Health Education).

Rufaidah adalah seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan


memotivasi orang lain. Ia digambarkan memiliki pengalaman klinik yang dapat
diajarkan kepada perawat lain yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak hanya
melaksanakan peran perawat dalam hal klinikal saja, ia juga melaksanakan peran
komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat mengakibatkan timbulnya
berbagai macam penyakit. Sehingga Rufaidah sering juga disebut sebagai Public
Health Nurse dan Social Worker yang menjadi inspirasi bagi perawat di dunia islam.

Sejarah islam memcatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah Al-
Asalmiya seperti: Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiat, Ummu Sulaiman,
dan Hindun. Sedangkan beberapa wanita musim yang terkenal sebagai perawat saat
masa Rasulullah SAW saat perang dan damai adalah: Rufaidah binti Sa’ad Al-
Aslamiyyat, Aminah binti Qays Al-Ghifariyat, Ummu Atiyah Al-Anasaiyat, Nusaibat
binti Ka’ab Al Amziniyat, Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit
dan bedah mata).
Sebagai tambahan pengetahuan, perkembangan keperawatan didunia islam atau
lebih tepatnya lagi di negara Arab Saudi dapat digambarkan sebagai berikut:

1. Masa penyebaran islam /The Islamic Periode ( 570 – 632 M). pada masa ini
keperawatan sejalan dengan peperangan yang terjadi pada kaum muslimin (Jihad).
Rufaidah Al-Asalmiya adalah perawat yang pertama kali muncul pada mas ini.

2. Masa setelah Nabi / Post Prophetic Era (632 – 1000 M). pada masa ini lebih
didominasi oleh kedokteran dan mulai muncul tokoh-tokoh kedokteran islam seperti
Ibnu Sinna, Abu Bakar Ibnu Zakariya Ar-Razi (dr. Ar-Razi).

3. Masa pertengahan/ Late to Middle Age (1000 – 1500 M). pada masa ini negara-
negara arab membangun rumah sakit dengan baik, pada masa ini juga telah
dikenalkan konsep pemisahan antara ruang rawat laki-laki dan ruang rawat
perenpuan. Juga telah dikenalkan konsep pasien laki-laki dirawat oleh perawat laki-
laki dan pasien perempuan dirawat oleh perempuan.

Masa modern (1500 – sekarang). Pada masa ini perawat-perawat asing dari dunia
barat mulai berkembang dan mulai masuk kenegara arab. Namun, pada masa ini salah
seorang perawat bidan muslimah pada tahun 1960 yang bernama Lutfiyyah Al-
Khateeb yang merupakan perawat bidan arab Saudi pertama yang mendapatkan
Diploma Keperawatan di Kairo, ia mendirikan institusi keperawatan di Arab Saudi.

2. FAYE ABDELLAH - Perawatan Theorist

Faye Glenn Abdellah lahir pada tanggal 13 Maret 1919. Abdellah adalah
petugas perawat pertama yang mendapatkan peringkat dari laksamana bintang dua.
Dia adalah perawat pertama dan wanita pertama untuk melayani sebagai Wakil
Surgeon General. Karyanya mengubah fokus keperawatan dari penyakit yang
berpusat untuk berpusat pada pasien, dan mulai memasukkan perawatan keluarga dan
orang tua dalam asuhan keperawatan. The Patient Assessment of Care Evaluation
developed dikembangkan oleh Abdellah sekarang menjadi standar yang digunakan di
Amerika Serikat.

Publikasi nya termasuk Better Nursing Care Through Nursing Research and
Patient-Centered Approaches to Nursing. Dia juga mengembangkan materi
pendidikan di banyak bidang kesehatan masyarakat, termasuk AIDS, perawatan
rumah sakit, dan kecanduan narkoba.

Dia dilantik ke dalam National Women's Hall of Fame pada tahun 2000.
Pekerjaan tambahan yang ditulis oleh Faye Abdellah meliputi:

- Mempersiapkan Penelitian Keperawatan untuk Abad 21: Evolution, Metodologi,


Tantangan
- Arah baru di Pasien-Centered Keperawatan; Pedoman Sistem Pelayanan,
Pendidikan, dan Penelitian
- Lokakarya Surgeon General, Promosi Kesehatan dan proses penuaan. 20-23 Maret
1988
- Kata-kata Bijak dari Pemimpin Perawat Penting
-
Kontribusi Faye Glenn Abdellah untuk Teori Keperawatan: 21 Masalah
Keperawatan/Twenty-One Nursing Problems

Menurut Abdellah Twenty-One Nursing Problems teori keperawatan,


"Perawatan didasarkan pada seni dan ilmu yang cetakan sikap, kompetensi
intelektual, dan keterampilan teknis dari perawat individu menjadi keinginan dan
kemampuan untuk membantu orang, sakit atau baik, mengatasi dengan kebutuhan
kesehatan mereka. " Pendekatan berpusat pada pasien untuk keperawatan
dikembangkan dari praktek Abdellah, dan teori ini dianggap sebagai teori kebutuhan
manusia. Ini diciptakan untuk membantu pendidikan keperawatan, sehingga paling
berlaku di daerah itu. Model keperawatan ini dimaksudkan untuk memandu
perawatan di rumah sakit, tetapi dapat diterapkan pada keperawatan komunitas , juga.
Model ini mencakup konsep kesehatan dan keperawatan masalah, serta pemecahan
masalah, yang merupakan kegiatan inheren logis di alam.

Teori Abdellah mengidentifikasi sepuluh langkah untuk mengidentifikasi masalah


pasien dan 11 keterampilan keperawatan yang digunakan untuk mengembangkan
tipologi pengobatan. Kesepuluh langkah tersebut adalah:

1. Belajarlah untuk mengetahui pasien.


2. Memilah relevan dan signifikan data.
3. Membuat generalisasi tentang data yang tersedia dalam kaitannya dengan
masalah keperawatan yang sama disampaikan oleh pasien lain.
4. Mengidentifikasi rencana terapi.
5. Generalisasi tes dengan pasien dan membuat generalisasi tambahan.
6. Validasi kesimpulan pasien tentang masalah keperawatan nya.
7. Terus mengamati dan mengevaluasi pasien selama periode waktu untuk
mengidentifikasi sikap dan petunjuk yang mempengaruhi tingkah lakunya.
8. Jelajahi pasien dan reaksi nya keluarga dengan rencana terapi dan melibatkan
mereka dalam rencana.
9. Mengidentifikasi bagaimana perasaan para perawat tentang masalah
keperawatan pasien.
10. Mendiskusikan dan mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif.
Sebelas keterampilan keperawatan adalah:

1. pengamatan status kesehatan


2. keterampilan komunikasi
3. penerapan pengetahuan
4. pengajaran pasien dan keluarga
5. perencanaan dan organisasi kerja
6. penggunaan bahan sumber daya
7. penggunaan sumber daya personel
8. pemecahan masalah
9. arah karya orang lain
10. Penggunaan terapi diri
11. Prosedur keperawatan
Model mengidentifikasi keperawatan sebagai profesi yang membantu. Asuhan
keperawatan adalah melakukan sesuatu untuk pasien atau memberikan informasi
kepada pasien dengan tujuan kebutuhan pertemuan, meningkatkan kemampuan diri,
atau mengurangi gangguan. Dengan kata lain, membantu pasien menjadi lebih sehat.

Abdellah menggambarkan kesehatan sebagai keadaan saling eksklusif


penyakit. Tidak ada definisi kesehatan yang diberikan oleh dia dalam teori, tapi dia
berbicara kepada "total kebutuhan kesehatan" dan "keadaan sehat pikiran dan tubuh"
dalam deskripsi nya keperawatan sebagai layanan yang komprehensif.

Proses keperawatan di Twenty-One Nursing Problems teori Abdellah adalah:


pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Pada tahap penilaian, masalah keperawatan memberikan pedoman untuk


pengumpulan data. Sebuah prinsip yang mendasari pendekatan pemecahan masalah
adalah bahwa untuk setiap masalah yang diidentifikasi, data yang bersangkutan
dikumpulkan. Sifat terbuka atau terselubung masalah memerlukan pendekatan
langsung atau tidak langsung, masing-masing.

Hasil pengumpulan data dalam tahap penilaian menentukan masalah spesifik


pasien, yang dapat dikelompokkan dalam satu atau lebih masalah keperawatan yang
lebih luas. Hal ini menciptakan diagnosis keperawatan.
Menggunakan tujuan dalam kerangka, sebuah rencana asuhan keperawatan
dikembangkan dan intervensi keperawatan yang tepat ditentukan. Menempatkan
intervensi yang beraksi adalah tahap pelaksanaan proses keperawatan.

Setelah intervensi dilakukan, evaluasi berlangsung. Evaluasi yang paling tepat


akan kemajuan perawat atau kurangnya kemajuan ke arah pencapaian tujuan yang
ditetapkan dalam tahap perencanaan.

3. FLORENCE NIGHTINGALE

Florence Nightingale (12 Mei 1820-13 Agustus 1910) adalah pelopor perawat
modern, penulis dan ahli statistik.Florence Nightingale lahir di Firenze, Italia pada 12
Mei 1820. Nama depannya, Florence merujuk kepada kota kelahirannya, Firenze
dalam bahasa Italia atau Florence dalam bahasa Inggris. Semasa kecilnya ia tinggal di
Lea Hurst, sebuah rumah besar dan mewah milik ayahnya, William Nightingale yang
merupakan seorang tuan tanah kaya di Derbyshire, London, Inggris. Sementara
ibunya adalah keturunan ningrat dan keluarga Nightingale adalah keluarga
terpandang. Florence Nightingale memiliki seorang saudara perempuan bernama
Parthenope.

Sebagai keluarga yang berasal dari kalangan mapan, keinginan Florence untuk
berkarier sebagai perawat mendapat tantangan keras. Ibu dan kakaknya sangat
keberatan dengan jalur yang hendak ditempuh Florence. Sedangkan ayahnya, meski
mendukung kegiatan kemanusiaan yang dilakukan putrinya ini, juga tidak ingin
Florence menjadi perawat.
Pada masa itu, pekerjaan sebagai perawat memang dianggap pekerjaan yang
hina, alasannya:

 Perawat disamakan dengan wanita tuna susila atau “buntut” (keluarga tentara
yang miskin) yang mengikuti ke mana tentara pergi;
 Profesi perawat banyak berhadapan langsung dengan tubuh dalam keadaan
terbuka sehingga profesi ini dianggap sebagai profesi yang kurang sopan
untuk wanita baik-baik, selain itu banyak pasien memperlakukan wanita yang
tidak berpendidikan yang berada di rumah sakit dengan tidak senonoh;
 Perawat di Inggris pada masa itu lebih banyak laki-laki daripada perempuan
karena alasan-alasan tersebut di atas;
 Perawat masa itu lebih sering berfungsi sebagai tukang masak.
Namun hasrat Florence adalah tetap menjadi perawat. Ketika berumur 20
tahun ia meminta ijin kepada orang tuanya untuk memasuki rumah sakit dan
mempelajari keperawatan, tetapi orang tuanya tetap tidak mengijinkan karena rumah
sakit pada saat itu keadaannya sangat memprihatinkan. Walaupun dilarang, semangat
Florence untuk menjadi perawat tidak pupus.
Tercatat dalam sejarah, Florence menjadi satu-satunya wanita yang mendaftarkan diri
menjadi relawan pada tahun 1854, ketika Inggris dan Perancis mengumumkan perang
terhadap Rusia untuk menguasai Krimea dan Konstantinopel (pintu gerbang menuju
Timur Tengah). Banyak prajurit yang gugur dalam pertempuran, namun yang lebih
menyedihkan lagi adalah tidak adanya perawatan untuk para prajurit yang sakit dan
luka-luka. Selain sebagai tokoh di bidang keperawatan, Florence juga merupakan
tokoh di bidang kepalang merahan khususnya relawan-relawan palang merah.

Dari ringkasan cerita tentang The Lady With The Lamp diatas, sudah
selayaknya kita berhenti membangga-banggakan kemapanan dan kemewahan yang
dimiliki. Karena kebahagiaan tidak selamanya di dapat dari kedua hal itu, seperti
Florence yang meninggalkan kemapanan untuk benar-benar menjadi manusia yang
diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Rasa sebagai makhluk
sosial yang beliau memiliki lebih besar daripada rasa ke-individuan-nya. Apakah rasa
seperti itu juga yang ada pada diri kita? Atau sebaliknya?

4. GARDNER SEWALL MARIA

Gardner Sewall Maria lahir pada 5 Februari 1871, Newton,


Massachusetts;meninggal pada tanggal 20 Februari 1961, Providence, Rhode Island.

Sebagai seorang gadis, Maria Sewall Gardner pindah dengan dia baik-untuk-
melakukan keluarga dari Massachusetts ke Providence, di mana dia tinggal dan
bekerja sepanjang hidupnya. Gardner dikreditkan ayahnya dan saudara tiri, keduanya
pengacara dan hakim, dengan mengajar dia untuk berpikir jernih dan merasa rasa
tanggung jawab kewarganegaraan.Pada tahun 1890, Gardner lulus dari Miss Porter's
School di Farmington, Connecticut. Dia memasuki Newport Rumah Sakit Pelatihan
Sekolah Perawat ketika ia lebih dari tiga puluh.

Pada tahun 1905, segera setelah lulus, Gardner menjadi direktur Providence
Kabupaten Keperawatan Dasar, yang ia menuju hingga pensiun di tahun 1931.
Worried that the boom in public-health work was leading to employment of poorly
trained nurses, Lillian D. Wald, Gardner, and others prodded the two national nurses'
groups to establish a standard-setting body. Khawatir bahwa boom dalam pekerjaan
kesehatan masyarakat memimpin untuk kerja perawat kurang terlatih, LiLillian D.
Wald, Gardner, dan lain-lain menusuk kelompok dua perawat nasional 'untuk
mendirikan suatu badan standar. Hasilnya adalah Organisasi Nasional Perawatan
Kesehatan Masyarakat (NOPHN), didirikan pada tahun 1912. Gardner membantu
rancangan konstitusi, adalah aktif di dewan direksi pertama, dan berhasil Wald
sebagai presiden NOPHN 1913-1916.

Seperti NOPHN, pertama buku Gardner, Perawatan Kesehatan Masyarakat


(1916), yang ditujukan untuk membimbing, menahan, dan standarisasi upaya perawat
dan orang awam terjebak dalam antusiasme untuk kesehatan masyarakat. Perlakuan
sistematik pertama subjek, itu direvisi pada tahun 1924 dan 1936 dan di media cetak
hingga 1945. Dalam sebuah demonstrasi di seluruh dunia pengaruh metode
keperawatan Amerika itu diterjemahkan ke bahasa Prancis, Spanyol, Cina, dan
Jepang. Walaupun digunakan di dalam kelas, buku ini melayani khalayak yang lebih
luas dengan menawarkan nasihat tentang bagaimana menemukan dan mengelola
hubungan kabupaten menyusui, cara menjalankan program satu wanita kesehatan
masyarakat, dan bagaimana berurusan dengan meletakkan papan manajer.

Setelah dia pensiun, Gardner menerbitkan dua karya fiksi. Jadi Build Kami
(1942) menyajikan episode dalam kehidupan Maria Melton, direktur asosiasi
keperawatan kabupaten. Episode menanamkan prosedur yang benar dan kesadaran
faktor sosial, dan percakapan kadang-kadang berubah menjadi eksposisi tak
bernyawa masalah administratif, tapi buku itu melampaui kecenderungan akan
pendidikan dalam penggambaran sebuah dunia yang semua-perempuan.Melton
murah hati menuntun, wanita bawahan, masing-masing memberikan bimbingan dia
butuhkan. Jadi Membangun Kami menggambarkan dunia di mana niat baik
perempuan, kecerdasan, profesionalisme, dan merawat cukup untuk menciptakan
harmoni. Ketiadaan konflik dan referensi lebih-dari-sekilas untuk penderitaan-
menakjubkan dalam studi keperawatan-memperlemah buku tetapi menyarankan
Gardner visi tentang kehidupan yang ideal. Katharine Kent (1946), sebuah buku yang
lebih baik, berikut seorang perawat dari kelulusan sampai usia menengah.Seperti
Gardner, Katharine Kent adalah kelas atas New Englander, seorang anak perempuan
dan saudara perempuan dari pengacara yang akhirnya mengepalai sebuah asosiasi
publik kesehatan keperawatan di kota sendiri. Seperti Gardner, ia menulis sebuah
buku berpengaruh saat sakit dan membuat sebuah program untuk melatih perawat
kesehatan masyarakat di Italia.(Gardner menggunakan bagian dari surat dia menulis
setelah Perang Dunia I ketika dia melayani dengan Palang Merah Amerika Komisi
Tuberkulosis di Italia di account nya usaha Eropa Kent menyusui.) Elemen lain dalam
buku ini rupanya berasal kurang dari otobiografi dari dari konsepsi Gardner dari karir
yang ideal.Buku ini berakhir, seperti yang dilakukan Jadi Build Kami, dengan
pahlawan yang menegaskan senang di dipilih pekerjaannya fiksi Gardner dan banyak
dari pidato nya, artikel, dan laporan merayakan nilai pekerjaan dalam kehidupan
perempuan. bekerja Profesional menciptakan dihargai ikatan perkawanan dan
pemuridan antara perempuan, dan hubungan egaliter antara perempuan dan laki-laki
atau perempuan dan keluarga mereka. Gardner mencoba untuk menggambarkan
wanita yang bahagia sebagai istri tinggal di rumah dan ibu, tetapi mereka tetap tokoh
bayangan, hidup hanya dalam pelayanan sukarela mereka untuk perawatan kesehatan
masyarakat.Dalam buku-bukunya itu adalah partisipasi dalam "perang panjang
melawan penyakit dan penderitaan dan kematian" jompo yang membuat wanita
senang.

Tulisan gardner, meskipun kadang-kadang amatir dan berkhotbah, adalah


dokumen berharga dalam sejarah keperawatan, perempuan profesional, dan hati
nurani masyarakat Amerika.Tidak ada pemimpin lain dalam upaya untuk membuat
sebuah profesi keperawatan Amerika menulis secara terbuka tentang motif dan
penghargaan. Meskipun dialog kayu nya, sempit, perspektif kelas atas, dan resolusi
konflik mudah, Katharine Kent menawarkan potret bergerak dari seorang wanita yang
mengejar otonomi dan seorang ibu dan Kristen yang ideal fundamental pelayanan.

5. BETTY NEUMAN
A. Biografi dan Latar belakang teori

Betty Neuman lahir di Lowell di Ohio 1924. Beliau telah banyak sekali
bekerja di banyak praktek-praktek keperawatan. Pada tahun 1947 beliau sekolah
perawat di Feopies Hospital, pada tahun 1957 BS dalam keperawatan kemudian tahun
1966 MS di keperawatan jiwa dan menjadi konsultan kesehatan masyarakat di
UCLA,PhD di psikologi klinik. Dan pada tahun itu juga beliau bekerja sebagai
konsultan kesehatan mental di sebuah rumah sakit dan aktif dalam terapi keluarga.
Banyak sekali pengalaman yang telah beliau dapat diantaranya menjadi dosen
keperawatan jiwa, konsultan dan organisasi, pemimpin konseling model Whole
Person Approach serta beliau telah membuat sebuah sistem model keperawatan di
UCLA dan memfokuskan sistem tersebut dalam masalah keperawatan.

Model Whole Person Approach dipublikasikan pada tahun 1972 A model of


teaching total person approach to patient problem dalam riset keperawatan. Publikasi
edisi I (Conceptual Models For Nursing Practice) tahun 1974 edisi II tahun 1980,
tahun 1986 The Neuman Systems Model.

B. Dasar Perkembangan Teori

Filosofi dari perkembangan teori sistem Neuman adalah berdasarkan


pendekatan perorangan total untuk memandang masalah pasien disekolah perawat
pada University of California, Los Angeles. Sistem yang digunakan adalah sistem
terbuka sehingga menghasilkan interaksi yang dinamis. Variabel interaksi mencakup
semua aspek yaitu fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual.
Sistem pada teori sistem Neuman terbentuk dari individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat. Model memandang individu, keluarga, kelompok dan komunitas yang
berinteraksi secara konstan dengan stressor dilingkungan secara dimensional. Model
fokus pada klien terhadap stress serta faktor pemulihan (adaptasi).
Asumsi dasar dari teori Neuman yaitu individu merupakan sistem unik dengan
respon berbeda. Kurang pengetahuan, perubahan lingkungan dapat merubah stabilitas
individu (fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan, spiritual). Individu
dalam memberikan respon harus mempunyai koping yang stabil terhadap stressor,
karena lingkungan internal dan eksternal dapat merupakan penyebab stress. Untuk itu
individu akan bereaksi terhadap stressor dari lingkungan dengan mekanisme
pertahanan diri.

Pencegahan primer berdasarkan teori sistem Neuman yaitu mengidentifikasi


faktor resiko dan membantu masyarakat dalam meningkatkan kesehatan dan aktifitas
pendidikan kesehatan. Pencegahan sekunder yaitu inisiatif dalam bentuk intervensi
jika terjadi masalah. Perawat berperan sebagai Early Case Finding, pengobatan
setelah pasien terdiagnosa mengidap suatu penyakit. Pencegahan tersier yaitu
mempertahankan kesehatan, Perawat membantu dengan adaptasi dan reduksi untuk
mencegah komplikasi. Asuhan keperawatan ditujukan untuk mencegah dan
mengurangi reaksi tubuh akibat stressor dengan pencegahan primer, sekunder dan
tersier.

Pola pengembangan ilmu keperawatan menurut teori sistem Neuman


bertujuan untuk stabilitas system. Hal itu dapat dilukiskan sebagai cincin dengan satu
pusat yang mengelilingi inti. Cincin paling dalam mewakili garis pertahanan untuk
melawan stressor seperti sistem pertahanan tubuh dan defens mekanism. Cincin
terluar merupakan garis pertahanan yang mewakili keadaan normal pasien. Defens
Mekanism tersebut adalah mekanisme bertahan koping).

C. Model Keperawatan

Keperawatan adalah suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh


factor-faktor yang mempengaruhi respon individu terhadap penyebab stress, tekanan
intra, inter dan ekstra personal.
Perawatan berfokus kepada mencegah serangan stress dalam melindungi klien
untuk mendapatkan atau meningkatkan derajat kesehatan yang paling baik.
Perawatan menolong pasien untuk menempatkan primary, secondary dan tertiary.
Metode pencegahan untuk mencegah stress yang disebabkan factor lingkungan dan
meningkatkan system pertahanan pasien.

Menurut Newman, asuhan keperawatan dilakukan untuk mencegah atau


mengurangi reaksi tubuh akibat adanya stressor. Peran ini disebut pencegahan
penyakit yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier.

Primer = meliputi tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya


stressor, mencegah terjadinya reaksi tubuh karena adanya stressor.

Sekunder = tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan


gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor.

Tersier = meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan


lebih lanjut atau komplikasi dari suatu penyakit.

D. Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman

adalah konsep “Healt care system” yaitu model konsep yang menggambarkan
aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan
memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan
dnegan sasaran pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman mendefinisikan
manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan pendekatan
system terbuka.

Garis pertahanan diri pada kominitas tersebut meliputi garis pertahanakn


fleksibel yaitu kesediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan lain-
lain. Garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan adanya
perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan rumah yang memenuhi
syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan
resisten yang meliputi adanya pelayanan kesehatan tingkat pendidikan masyarakat,
transportasi tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi di daerah yang ada.
Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan
pencegahan primer, sekunder dan terisier. Model ini bertujuan agar terjadi stabilitas
klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis sehingga bettu newman
menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saling ketergantungan
(interdependensi).

Menurut Newman sebagai system terbuka manusia berinteraksi, beradaptasi


dengan dan disesuaikan dengan lingkungan yang digambarkan sebagai stressor.
Lingkungan internal terdiri dari segala Sesutu yang mempengaruhi (interpersonal)
yang berasal dari dalam diri klien, lingkungan eksternal segala sesuatu yang berasal
dari luar diri klien.

Keperawatan disini, menurut Newman suatu profesi yang unik dengan


memperhatikan seluruh factor yang mempengaruhi respon individu terhadap
penyebab stress, tekanan intra, inter, dan ekstra personal.

Konsep keperawatan ini juga memiliki dasar pemikiran yang terkait dnegan
kompaknya paradigma yaitu memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang
selalu mencari keseimbangan dan merupakan suatu kesatuan dari variable yang utuh
di antaranya fisiologis, psikologis, sosio cultural dan spiritual juga memandang
pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan sekitar klien serta memandang
sehat sebagai kondisi terbebasnya dari gngguan pemenuhan kebutuhan dan
merupakan keseimbangan yang dinamis dari menghindari stress.
PENDIDIKAN KESEHATAN

“SEJARAH DAN TOKOH-TOKOH KEPERAWATAN”

DIAN MARDIANI SADORO

N21016006

PRODI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2019-2020

Anda mungkin juga menyukai