Anda di halaman 1dari 13

Vitamin B1

( FI hal 784, DI 88 hal 2104, Martindale 28 hal 1640)


Nama lain : Tiamin HCl
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih bau khas lemah,
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, larut dalam gliserin, tidak larut dalam
eter dan benzen
Dosis : 100 mg/ml (DI 88 hal 2104)
Stabilitas : terlindung dari cahaya dan simpan pada temperatur kurang dari 40°C.
Khasiat : defisiensi tiamin
Wadah : terlindung dari cahaya
Ph : 2,5 – 4,5 (Martindale 28 hal 1640)
Sterilisasi : Filtrasi

Vitamin B6
( FI IV hal 723. Martindale hal 1815 )
Nama lain : Piridoksin HCL
Pemerian : Serbuk hablur putih/ hampir putih
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam eter
OTT : tidak bercampur dengan larutan alkalis dan tetrasiklin, eritromisin dan streptomisin.
Stabilitas : terjaga dari udara dan cahaya
Dosis : 200 mg – 500 mg sehari.( DI 88 hal 2100)
Khasiat : Defisiensi B6 dan anemia
PH : 2 – 3,8 ( Martindale 28 hal 1643)
Sterilisasi : Filtrasi

Vitamin B12
( FI IV hal 263, Martindale 28 hal 1644, DI 88 hal 2104 )
Nama lain : Sianokobalamin
Pemerian : Hablur merah tua, atau serbuk hablur merah
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, larut dalam etanol, tidak larut dalam aseton dan eter.
Wadah : wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
Dosis : 1000 mcg/ml (DI 88 hal 2107)
Stabilitas : terlindung dari cahaya
OTT :klorpromazin HCl, pitonadione,proklorperazin, Na walfirin
PH : 3,8 – 5,5 ( DI 88 hal 2104)
Khasiat : Defisiensi Sianokobalamin
Sterilisasi : Otoklaf
Benzalkonium klorida
(excipient hal 27)
Pemerian : Gel kental atau potongan spt gelatin,putih kekuningan biasanya berbau aromatik lemah.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan etanol
pH : 5 – 8 (untuk 10% larutan)
Stabilitas : higroskopis
OTT : alumunium, surfaktan anionik, sitrat,hidrogenpiroksida
Konsentrasi : 0,01% - 0,02%
Guna : Pengawet

Ketamin HCl
(FI IV hal 484, Martindale 28 )
Pemerian : Serbuk hablur putih, bau agak khas
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam metanol, larut dalam etanol, agak sukar larut dalam
kloroform
Farmakologi : Menghambat efek membran dan neurotransmitter, eksitasi asam glutamat pada
reseptor N-metil-D-aspartat
pH : 3,5 – 5,5 (FI IV hal 485)
OTT : Larutan barbiturat dan diazepam
Rute : Intravena
Stabilitas : Stabil dalam air, rentan terhadap cahaya
Sterilisasi : Otoklaf (Formulasi Nasional, hal.323)
Dosis : 20 – 40 mg (Martindale hal 753)
Khasiat :Anestesi umum

Strichinin Nitrat
( FI IV hal 761, Martindale 28, Hal 319 )
Pemerian : Hablur jarum tidak berwarna atau serbuk hablur putih rasa sangat pahit.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, dalam gliserin, larut dalam air panas, sukar larut dalam
etanol, dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter
Dosis : 1,1 mg – 6,4 mg, maks : 3,2 mg untuk 1 x pakai
pH : 5– 7
OTT : Alkali hidroksida dan karbonat, Bromida dan Iodida.
Sterilisasi : Otoklaf atau Filtrasi.
Khasiat : Stimulan SSP (menghambat aktivitas inhibitor).
Stabilitas : Larutan dapat bersifat netral dan sedikit asam pada metil merah.

Salbutamol sulfat
( Martindale 28 hal 31)
Nama lain : Albuterol sulfat
Pemerian : serbuk putih atau hampir putih
Kelarutan : mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam eter.
Stabilitas : stabilitas salbutamol sulfat dalam larutan dapar fosfat berkurang dengan meninngkatnya
pH diatas 6,9.
Dosis : s.c / i.m 250-500µg yang dapat diulang sesudah 4 jam.
pH : 3,4 – 5
Khasiat : obat asma dan bronkhitis kronis.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik dan tidak tembus cahaya.
Sterilisasi : Otoklaf

Propranolol HCl
(FI IV hal 711, Martindale 28 hal 1325)
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan : Larut dalam air dan dalam etanol, sukar larut dalam kloroform, praktis tidak larut dalam
eter.
Stabilitas : Larutan dalam aqua akan mengalami oksidasi dari rantai samping, Isopropilamin diikuti
dengan penurunan pH dan perubahan warna, sedikit terjadi peruraian pada suasana basa. Larutan
paling stabil pada pH 3.
Sterilisasi : otoklaf/filtrasi
pH : 2,8 – 3,5 (dengan
Khasiat : pengobatan darurat pada aritmia berat.
Dosis : 1 mg/ml (DI 88 hal 839)
Rute : Intravena

Oksitosin
(FI IV hal 64, DI 88 1863)
Pemerian : serbuk hablur kuning, tidak berbau, rasa pahit, higroskopis
Kelarutan : tidak larut dalam kloroform dan eter, sukar larut dalam etanol mutlak, agak sukar larut
dalam metanol dan etanol, mudah larut air
pH : 2,5 – 4,5
Khasiat : untuk mencegah pendarahan pasca kelahiran dan induksi pasca persalinan. (martindale 28,
1274)
Dosis : 10 unit / ml (DI 88 1863)
Rute : intra muskular
Sterilisasi : Filtrasi
Stabilitas : Injeksi oksitosin harus disimpan pada suhu dibawah 25oC, tetapi tidak boleh beku.
Dapar Asetat pH 3,5
(FI IV hal 1144)
Larutkan 25 g ammonium asetat p dalam 25 ml air, tambahkan 38 ml HCl 7M, atur pH hingga 3,5
dengan penambahan asam klorida 2M atau ammonium hidroksida 5M dan encerkan dengan air
hingga 100 ml.

KLORPROMAZIN HCl
(FI IV hal 213, DI hal 1164))
Rumus molekul : C17H19CIN2S,HCl
BM : 355,32
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau agak krem putih; tidak berbau; warna menjadi gelap karena
pengaruh cahaya
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol dan dalam kloroform, tidak
larut dalam eter dan dalam benzena
Khasiat : Antiemetikum dan antimual
Kontraindikasi : Menekan saraf pusat
Efek samping : Konstipasi, hipotensi, takikardia dan kemerahan pada kulit
Dosis : 25 – 50 mg setiap 3-4jam untuk i.m (DI 88 hal 1166)
Penyimpanan : Terlindung dari cahaya dan wadah tertutup rapat
pH : 3,4 – 5,4 (FI IV hal 213)
Sterilisasi : Filtrasi
Stabilitas : Stabil pada suhu dibawah 40oC bahkan lebih baik pada suhu 15-30oC (Drug Information
2003, hal.2262)

NATRIUM BENZOAT
(FI IV, hal 585; Excipient hal 433)
Pemerian : Granul putih atau kristal, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil diudara
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dan lebih mudah larut dalam etanol
90%
Kegunaan : Pengawet
Konsentrasi : 0,5% untuk sediaan parental (Exipient second edition hal : 443)
Stabilitas : stabil diudara
Sterilisasi : Autoklaf atau filtrasi (martindale 28 hal 1290)
pH 4,5 – 7
OTT : dengan gelatin, garam besi, garam kalsium dan garam logam berat yang mengandung perak
dan merkuri.
Wadah : wadah tertutup baik dan disimpan di tempat sejuk dan kering.

Insulin
( FI IV hal 464, Martindale 288 hal 844)
Pemerian : Serbuk putih atau hampir putih
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform, dalam eter; dan dalam
etanol; larut dalam larutan encer asam-asam mineral dan dalam larutan alkali hidroksida diikuti
dengan peruraian.
Dosis : 100 unit/ml (DI 88 hal 1780) bisa untuk iv, im, sc, tetapi dianjurkan untuk sc
PH : 3 – 3,5 (Martindale 28 hal 844)
Stabilitas : insulin harus disimpan di lemari pendingin dan di lindungi dari pembekuan. Pembekuan
pada insulin akan mengubah struktur proteinnya dan terjadi penurunan potensi insulin. Insulin
degan formulasi PH netral lebih stabil daripada menggunakan asam.Pada suhu 25°C insulin stabil
dalam 30 bulan. Dengan protein lain dan peptide, insulin mengalami agregasi dengan berkurangnya
bioaktivitas insulin. Agregasi juga dapat terjadi di permukaan air.
Sterilisasi : Filtrasi
Khasiat : Anti diabetes

Gliserin
(FI IV hal 413)
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis, hanya boleh berbau khas lemah
(tajam atau tidak enak), higroskopik, netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol, tidak larut dalam kloroform, dalam eter,
dalam minyak lemak dan dalam minyak menguap.
Konsentrasi : 30 – 50 % ( sebagai solvent parentral ) (Excipient hal 257)
Guna : antimikroba, emolient, humektan, plastizer, solvent, pemanis, tonisitas
Stabilitas : Bersifat higroskopis, dekomposis oleh pemanasan. Gliserin akan mengkristal pada suhu
rendah.
Inkompatibilitas : Kromium trioksida, potasium klorat, potasium permanganat (Excipient hal 258)
Sterilisasi : oven 150oC selama 1 jam
Wadah : dalam wadah tertutup rapat. Ditempat berudara kering dan dingin

Fenol
(FI IV hal. 663 ;Exipient second edition hal 336 )
Pemerian : hablur bentuk jarum atau massa hablur; tidak berwarna atau putih atau berwarna merah
muda, bau khas.
Kelarutan : larut dalam air; sangat mudah larut dalm etanol, gliserin, kloroform, eter,dan minyak
menguap tertentu; agak sukar larut dalam minyak mineral.
Guna : desinfektan, anastetik lokal, antimikroba
Konsentrasi : 0,5 % (sebagai pengawet injeksi )
Stabilitas : oleh udara dan cahaya berubah warna menjadi merah atau coklat, perubahan terjadi
karena adanya senyawa logam. Senyawa pengoksidasi juga dapat menyebabkan perubahan warna.
Stabil dalam bentuk larutan air.larutan minyak untuk injeksi sebaiknya disterilkan dalam wadah
tertutup rapat dengan pemanasan kering.
Inkompatibilitas : albumin dan gelatin. Menjadi cair bila dicampur dengan kampor, mentol, thimol,
asetaminofen, fenasetin, kloralhidrat, fenazon, etil amonibenzoat, fenil salisilat, resorsin,
terpinhidrat, sodium fosfat.
Sterilisasi : oven
Wadah : dalam wadah tertutup baik, tidak tembus cahaya, pada suhu tidak lebih dari 15ºC
ZnCl2
(FI IV hal 835, Martindale 28 945)
Pemerian : Serbuk hablur atau granul hablur, putih atau hampir putih, dapat berupa massa seperti
porselen atau berbentuk silinder, sangat mudah mencair, larutan (1 dalam 10) bereaksi asam lakmus
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol dan dalam gliserin. Larutan dalam air atau
dalam etanol biasanya agak keruh, tetapi kekeruhan hilang jika ditambahkan sedikit asam klorida.
Konsentrasi : 0,1 - 0,4%
Wadah : dalam wadah tertutup rapat
Sterilisasi : filtrasi
pH : 4,6 – 6

HidroKortison sodium phosphat


(Martindale 28 hal 475)
Pemerian : Berwarna putih sampai kekuningan, berbau lemah atau praktis
tidak berbau, serbuk higroskopis
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol
pH : 7,5 – 9 (setiap 0,5 % dalam air)
Stabilitas : Harus disimpan pada suhu kurang dari 40°C, labil terhadap panas, lindungi terhadap
cahaya
Khasiat : Anti inflamasi, kekurangan akibat insufisiensi korteks adrenal.
Dosis : 15-240 mg perhari, 50 mg/ml (DI 88 )1724
OTT : Dengan beberapa macam obat, yang dipengaruhi oleh temperatur, pH, dan konsentrasi obat
tersebut.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya

Sterilisasi : Filtrasi

Na Sitrat
( FI IV hal 588, Handbook of Pharmaceutical Excipient hal 443 )
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur, putih
Kelarutan : Dalam bentuk hidrat mudah larut
dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, tidak larut dalam etanol.
Incompatible : dengan asam.
Penyimpanan : dalam wadah kedap udara.
Kegunaan : Dapar sitrat pH 3
Kadar : 0,3-2,0 %
pH : 7,0 – 9,0
OTT : dengan garam alkaloid, kalsium, larutan hidroalkohol
Sterilisasi : autoklaf

Natrium Hidroksida
( FI IV hal 589 )
Pemerian : putih atau praktis putih, massa melebur berbentuk pellet, serpihan atau batang atau
bentuk lain, keras, rapuh, dan menunjukkan pecahan hablur, bila dibiarkan diudara akan cepat
menyerap karbon dioksidan dan lembab
Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Penyimpanan : simpan dalam wadah tertutup rapat..

Digoksin
( DI 2003 hal. 1583-1585; Martindale 28 hal. 531-539; HB Injectable drugs hal.411-414, FI IV hal 317 )
Pemerian : hablur jernih hingga putih atau serbuk hablur putih tidak berbau.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, dan dalam eter. Mudah larut dalam piridina,sukar larut
dalam etanol encer dan dalam kloroform.
Dosis : Untuk dosis inisial (awal 250 - 500 µg ), diikuti 250 µg setiap 4-6 jam. Dosis maksimum untuk
1 hari hingga 1 mg. (Martindale 28 hal. 537)
Rute pemberian : Intravena
pH sediaan : 6,6-7,4
Stabilitas : Digoxin terhidrolisis dalam larutan asam dengan pH < style=""> namun pada pH 5-8,
digoxin tidak terhidrolisis dalam larutan. Larutan 0,25 mg/ml Digoxin mempertahankan potensinya
untuk 3 bulan pada suhu kamar dalam peti besi.
Kegunaan: Sebagai glikosida jantung dengan efek inotropik positif untuk pasien gagal jantung.
OTT : Dengan asam dan basa.

Sterilisasi : Larutannya dalam alkohol dapat disterilkan dengan otoklaf. (Martindale hal 531)
Etanol
( Excipients hal.7-8 ),( FI IV hal 63)
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih,tidak berwarna.Bau khas dan menyebabkan rasa terbakar
pada lidah.
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktid bercampur dengan semua pelarut organik
Konsentrasi : 5 - 10 %
Rute pemberian : intravena
Kegunaan : digunakan pada sediaan parenteral sebagai bahan pengisotonis dan asupan ion natrium
dan klorida.
OTT : pada suasana asam bereaksi dengan zat pegoksidasi dan jika bereaksi dengan alkali akan
berubah warna menjadi gelap.
Sterilisasi : Dengan otoklaf atau filtrasi
Penyimpanan : wadah tertutup rapat, dan di tempat sejuk

Propilen Glikol
( Excipients hal. 407- 408, FI IV hal 712)
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; menyerap iar pada
udara lembab.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton dan dalam kloroform; larut dalam eter dan
dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur dalam minyak lemak.
Konsentrasi : 10-60 %
Kegunaan : pengawet (anti mikroba), pelarut atau kosolven yang dapat bercampur dengan air
OTT : Dengan bahan pengoksidasi seperti kalium permanganat
Stabilitas : Stabil ketika bercampur dengan etanol 95%, dan air. stabil pada suhu sejuk dan dalam
wadah tertutup rapat, tapi pada temperature tinggi dan terbuka dapat mengalami oksidasi. Stabil
jika dicampurkan dengan etanol (95%), gliserin atau air’
Sterilisasi : Dengan otoklaf
Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, dan di tempat sejuk dan kering

Diazepam
(FI IV, hal. 303)
Pemerian : Serbuk hablur, hampir putih sampai kuning, praktis tidak berbau..
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, mudah larut dalam propilen glikol, larut dalam alkohol.
pH : 6,2 – 6,9 (FI IV hal.305
Stabilitas : injeksi Diazepam harus terlindung dari cahaya dan disimpan pada suhu 15-30 oC
Khasiat : Antikonvulsi
Dosis : Dewasa i.v 5 mg/ml (DI 2003 hal. 2366)
Kontraindikasi : Tidak untuk pasien yang hipersensitivitas terhadap Diazepam.
Interaksi : antidepresan lain, sedatif, anti histamin, opioid analgetik. ( stockley’s Drug Interaction, 7th
ed. Hal.43).
Sterilisasi : Filtrasi
Wadah : dalam wadah dosis tunggal atau dosis ganda, sebaiknya dari kaca tipe 1, terlindung dari
cahaya.

Benzil alkohol
(Handbook of pharmaceutical, hal 35)
Pemerian : Cairan tidak berwarna, bau aromatik lemah; rasa membakar tajam. Mendidih pada suhu
206 oC tanpa peruraian . netral terhadap lakmus.
Kelarutan : agak sukar larut dengan air, mudah larut dalam etanol 50% bercampur dengan etanol,
dengan eter dan dengan kloroform.
Kegunaan : pengawet
Stabilitas : dapat mengalami oksidasi secara perlahan di udara.
OTT : dengan zat pengoksidasi dan asam kuat.
Konsentrasi : 10%
Sterilisasi : autoklaf atau filtrasi.
Wadah : wadah tertutup rapat terlindung dari cahaya dan disimpan di tempat sejuk dan kering.

Asam sitrat monohidrat


(FI IV hal 48)
Pemerian : hablur bening/tidak berwarna/serbuk hablur granul sampai halus, putih, tidak
berbau/praktis tidak berbau, rasa sangat asam. Bentuk hidrat mekar dalam udara kering.
Kegunaan : Dapar sitrat pH 3

Ampisilin Sodium
(FI IV hal 106; Martindale”the complete Drug Reference” hal 181)
Rumus molekul : C16H18N3NaO4S
Pemerian : serbuk putih atau hampir putih, larut dalam air, sedikit larut dalam aseton, praktis tidak
larut dalam paraffin cair,dan minyak lemak.
( martindale hal 181)
Kelarutan : larut dalam air, sedikit larut dalam aseton, praktis tidak larut dalam paraffin cair,dan
minyak lemak (Martindale hal 181)
Sifat fisika kimia : Ampisilin natrium Steril mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 854µg
dan tidak lebih dari 988 µg ampisilin, C16H19N3O4S per mg.pada saat penggunaan larutan
terkonstitusi dibuat dari larutan Ampisilin natrium steril yang memenuhi syarat untuk larutan
terkonstitusi pada injeksi.( FI IV hal 106)
Dosis : 1,5 – 3 g ; Perbandingan 2:1
( DI halaman 395)
Khasiat : infeksi Meninghitis ( DI halaman 395)
Ph : 8.0 – 10.0 ( Martindale hal 181)
Stabilitas : stabilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk konsentrasi, pH, temperatur.
Stabilitas meningkat oleh sodium bikarbonat,dan laktat.disarankan bahwa dalam pembuatan
rekonstitusi ampisilin sodium untuk injeksi seharusnya dalam waktu 24 jam preparasi nya dan
disimpan pada suhu 2ºdan 8ºC tetapi tidak sampai beku.
OTT : pada beberapa obat , termasuk beberapa antibacterial pada konsentrasi yang tinggi, dan juga
pada larutan yang mengandung glukosa
Wadah dan penyimpanan : simpan dalam tempat kedap udara, ( Martindale hal 181).
Lindungi larutan terkonstitusi dari pembekuan. (FI IV hal 107 ).
Sterilisasi : Aseptis

Sulbaktam Sodium
( Martindale hal 298 )
Rumus molekul : C8H10NNaO5S = 255,2
Pemerian : putih atau hampir putih, higroskopis, serbuk kristal.
Kelarutan : Larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol,sukar larut dalam etil asetat.
pH : 5,2 – 7,2
Khasiat : antibacterial ( martindale hal 298)
Dosis : 1,5 – 3 g ( Di 2003 hal 395)
Stabilitas : setiap 5% larutan dalam air memiliki pH 5,2 sampai 7,2 (Martindale hal 298)
Penyimpanan : hindari dari udara luar ( dalam kedap udara) (Martindale hal 298)
Sterilisasi : Aseptis
Aminophyllin
(FI IV Hal 90 , Martindale ed.35 hal 1000-1001, Martindale edisi 31 hal1651, DI 2003 hal 3487)
Pemerian : Butir atau serbuk putih atau agak kekuningan,bau ammonia lemah, rasa pahit.
Kelarutan : Tidak larut dalam etanol dan dalam eter. Larut dalam air. Larutan 1 gram dalam 25ml air
menghasilkan larutan jernih; larutan 1gram dalam 5ml air menghablur jika didiamkan dan larut
kembali jika ditambah sedikit etilendiamin.
PH : 8,6-9,0 (FI IV hal 92)
Stabilitas : Stabil pada suhu kamar dan pada PH 3,5-8,6 selama 48 jam pada suhu 25 C. Jika dibiarkan
di udara terbuka, perlahan kehilangan etilendiamin dan menyerap karbondioksida dengan
melepaskan teofilin.
Khasiat : Antiasma, diuretikum, bronkodilator.
Wadah dan Penyimpanan : Dalam wadah dosis tunggal bebas karbondioksida dari kaca tipe 1,
terlindungi dari cahaya.
OTT : asam , klorpromazin HCl, clindamycin phospat, corcotrophin, dimenhidrinat, eritromicin
gluceptate, hidralazin HCl, prokain HCl, prametazin HCl, vancomisin HCl.
Sterilisasi : otoklaf/filtrasi
Dosis : 25 mg/ml (Aminofilin mengandung 84,0 dan 87,4% teofilin dan 13,5 – 15,0% etilendiamin).

(DI 2003 hal 3488, Martindale edisi 31 hal 1651)


Rute : Intravena

Teofilin
(FI IV hal. 783)
Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit.
Kelarutan sukar larut dalam larutan alkali dan ammonium hidroksida , agak sukar larut dalam etanol,
dalam kloroform, dan dalam eter.
Stabilitas : stabil di udara
Sterilisasi : otoklaf

Etilendiamin
(FI IV hal. 112)
Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna atau agak kuning, bau seperti amoniak, bersifat alkali kua
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan dengan etanol
Amikasin Sulfat
(FI IV hal 86-87, Martindale hal 1086, DI 2003 hal 67, Hanbook on Injectable Drugs hal 30)
Pemerian : serbuk hablur putih
Kelarutan : mudah larut dalam air
pH : 2,0 – 4,0
Khasiat : antimikroba
Stabilitas : amikasin sulfat dalam larutan dapat mengalami oksidasi oleh udara, yang dapat
menyebabkan perubahan warna. Namun perubahan warna ini tidak mempengaruhi potensi dari
amikasin sulfat
OTT : dengan amfoterisin, ampisilin sodium, cefapirin sodium, cephalothin sodium, chlorothiazide
sodium, diinaktifkan secara invitro oleh penisilin dan sefalosporin, jika dibuffer dengan air maka
potensinya akan berkurang.
Dosis : dewasa dan anak-anak i.m = 15 mg/kg BB (Drug Information 2003 hal 67)
Sterilisasi : Autoklaf (Handbook on injectable drugs)
Wadah : dalam wadah tertutup rapat
Jalur : Intramuskular

Natrium bisulfit
( Handbook of Pharmaceutical Excipient hal 452)
Pemerian : serbuk kristal putih
Kelarutan : mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam etanol
Guna : Antioksidan
Kadar : 0,01-1,0 %
Stabilitas : agak higroskopis, kurang stabil bila terpapar dengan udara
Sterilisasi : autoklaf

Asam sulfat
(FI IV hal 53)
Pemerian : cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau sangat tajam dan korosif
Kelarutan : bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan menimbulkan panas
Wadah : dalam wadah tertutup rapat

Anda mungkin juga menyukai