Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN PENGADUK BUBUR KERTAS PADA


MESIN HYDRAPULPER DENGAN KAPASITAS 20 KG /
PROSES

SAIFUL HUDA
201554097

DOSEN PEMBIMBING
IR. MASRUKI KABIB, MT
QOMARUDDIN, ST, MT

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MURIA KUDUS
2019
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANG BANGUN PENGADUK BUBUR KERTAS PADA MESIN


HYDRAPULPER DENGAN KAPASITAS 20 KG/PROSES

SAIFUL HUDA
201554005

Kudus, 20 Juni 2019

Menyetujui,

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Ir. Masruki Kabib, MT Qomaruddin, ST, MT


NIDN. 0625056802 NIDN. 0626097102

Mengetahui,
Ka. Progdi Teknik Mesin Koordinator Skripsi/Tugas Akhir

Rianto Wibowo, ST., M.Eng. Taufiq Hidayat, ST.,MT


NIDN. 0630037301 NIDN. 0023017901
A. IDENTITAS PENGUSUL
Nama : Saiful Huda
NIM : 201554097
Dosen Wali : Taufiq Hidayat, ST.,MT

B. TEMA & JUDUL SKRIPSI


Tema : Perancangan
Judul : Rancang Bangun Pengaduk Bubur Kertas Pada Mesin Hydrapuler
Dengan Kapasitas 20 Kg/Proses

C. RINGKASAN
Pembuatan mesin hydrapulper untuk membuat bubur kertas bertujuan
untuk mengurangi volume sampah kertas yang berada di bumi. Selain itu
untuk mengurangi volume penebangan pohon yang digunakan untuk
pembuatan awal kertas. Dengan mendaur ulang kertas bekas maka akan
mengurangi penebangan pohon sebagai bahan baku awal kertas yang
berakibat pada pemanasan global karena pohon yang ditebang mengakibatkan
hutan gundul. Selain untuk mengurangi populasi sampah kertas, pembuatan
mesin ini bertujuan untuk menyelesaikan syarat tugas akhir dan bisa juga
nanti diteruskan oleh adek tingkat untuk proses selanjutnya pembuatan kertas
karna mesin hydrapulper ini adalah tahap awal dari beberapa tahap untuk
pembuatan kertas.
Tujuan dari dibuatnya rancang bangun pengaduk bubur kertas ini
adalah untuk merancang desain pengaduk untuk pengadukan bubur kertas
dengan kapasitas 20 kg / proses.
Metode dalam pembuatan rancang bangun pengaduk bubur kertas
pada mesin hydrapulper ini di awali dengan proses perencanaan, pembuatan
dan pengujian penggunaan mesin. Tahap pembuatan mesin mencakup
pekerjaan : Gambar kerja, pemotongan bahan sesuai gambar, pembubutan,
pengelasan, perakitan dan uji kerja mesin untuk mengetahui hasil pembuatan
mesin.
Hasil yang diharapkan dalam proses pembuatan rancang bangun
pengaduk bubur kertas adalah mampu merancang dan membuat pengaduk
bubur kertas dan bisa membantu proses pembuatan bubur kertas dengan
kapasitas 20kg setiap proses.
Kata Kunci : bubur kertas, pengaduk

D. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Global warming atau pemanasan global merupakan suatu peristiwa
dimana suhu pada permukaan bumi mengalami kenaikan yang disebabkan
oleh peningkatan keluaran (emisi) gas rumah kaca, salah satu penyebab
pemanasan global adalah penebangan hutan besar-besaran yang berdampak
buruk terhadap lingkungan.
Manusia menebang pohon salah satunya adalah untuk dijadikan bahan
untuk memproduksi kertas. Meskipun di era digital seperti sekarang ini,
kertas masih masih sangat dibutuhkan bagi keseharian manusia, baik itu
dalam pendidikan, perkantoran bahkan sampai kebutuhan rumah tangga
masih menggunakan kertas.
Kertas yang dibutuhkan semakin banyak seiring dengan pertumbuhan
populasi mausia, maka produksi kertas harus terus berjalan. Permintaan kertas
yang selalu ada, berbanding kebalik dengan jumlah pohon yang ada saat ini,
serta mengingat pohon yang selalu ditebangi akan berdampak pada
pemanasan global yang berada di bumi ini.
Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan di atas adalah dengan
cara mendaur ulang kertas yang ada, dengan demikian proses pembuatan
kertas tidak dimulai dari awal yang menggunakan pohon atau kayu yang akan
berdampak pada penebangan pohon penyebab global warming, serta bisa
membantu kebersihan lingkungan sekitar karna sampah kertas.
Perencanaan pembuatan mesin hydrapulper sebagai pengaduk bubur
kertas ini masih menggunakan manual bantuan manusia, dalam pembuatan,
pengoprasian dan saat memindahkan bubur kertas yang sudah jadi.
Bahan-bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi air,
kertas bekas, plat besi, besi, baut, mur, skrup, motor listrik, kran, kabel, cat
dan thinner.
Proses daur ulang kertas memiliki kendala yang sangat berpengaruh
adalah tingkat kecepatan putaran mixing pada campuran kertas dan air
menjadi bubur kertas (pulp) yang akan dicetak menjadi kertas, bila bubur
kertas (pulp) memiliki tingkat mixing kertas dan air yang rendah, maka kertas
yang dihasilkan pada proses daur ulang kertas ini tidak dapat dipergunakan
sehingga menyebabkan kualitas hasil produksi yang kurang optimal. Tingkat
pengadukan yang halus sehingga menghasilkan kertas yang dapat
dipergunakan kembali. Proses sistem pengadukan campuran kertas dan air ini
dilakukan dengan cara memasukkan potongan kertas kecil-kecil yang telah di
timbang dan dicampurkan air, kemudian diaduk oleh mixing untuk dijadikan
bubur kertas (pulp). Pengaduk/mixing kertas dengan campuran air dalam
waktu beberapa menit telah menjadi bubur kertas dan dapat dicetak untuk
menjadi kertas mengunakan dua variasi mata pisau yang berbentuk ulir
(Manik et al. 2017)
Suprianto (2015) mendokumentasikan dalam pembuatan batako
proses yang paling lama ialah pada proses pencampuran bahan baku batako.
Teknologi saat ini yang di gunakan untuk pengadukan pasir dan semen yaitu
mesin mixer batako, namun mesin mixer yang sudah ada dalam
pengoperasian di lapangan masih mengalami beberapa kendala diantaranya
tidak terdapat sirkulasi air, rangka yang terlalu pendek, tidak terdapat saluran
keluar hasil adukan, terdapat ruang antara mata pengaduk dengan alas
menyebabkan hasil adukan tidak merata dan antara tangkai penggerak yang
satu dengan yang lain tidak saling mengikat sehingga memungkinkan
terjadinya pembengkokan pada tangkai. Reengineering akan dilakukan pada
mesin mixer, untuk memperoleh hasil yang diingginkan. Pisau pengaduk
merupakan komponen utama mesin mixer batako yang berfungsi sebagai alat
pengaduk bahan baku pembuatan batako. Pisau pengaduk terdiri dari dua
pisau yaitu pisau penyerak dan pisau penyatu masing - masing pisau memiliki
peran penting pada mesin mixer batako secara kontinyu dengan rancangan
mata pisau seperti sisir rambut.
Wijaya (2017) mendokumentasikan menciptakan alat tepat guna untuk
melakukan proses daur ulang supaya bisa mengurangi penggunaan bahan
baku yang baru, mengurangi polusi,kerusakan lahan, dan emisi gas rumah
kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru, sehingga
dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat mencegah penyakit karna
sampah kertas yang menumpuk. Proses daur ulang kertas yang dilakukan
masyarakat hanya dengan menggunakan mesin blender saja, akan tetapi
penulis merasa alat yang mereka pakai kurang efisien, di karenakan bubur
kertas yang dihasilkan hanya sedikit, dengan demikian penulis mencoba
membuat / memperbaiki alat.
Mixer atau pengadukan merupakan suatu aktivitas operasi
pencampuran dua atau lebih zat agar diperoleh hasil campuran yang
homogen. Media fase cair, pengadukan ditujukan untuk memperoleh keadaan
yang turbulen (bergolak). Pencampuran dapat terjadi dengan cara
menimbulkan gerak di dalam bahan itu yang menyebabkan bagian – bagian
bahan saling bergerak satu terhadap yang lainnya, sehingga operasi
pengadukan hanyalah salah satu cara untuk operasi pencampuran (Maghfurah
et al. 2016).

2. Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan
yang akan dihadapi sebagai berikut :
1. Bagaimana merancang sistem pengaduk bubur kertas pada mesin
hydrapulper
2. Bagaimana membuat dan cara kerja mesin hydrapulper.
3. Batasan Masalah
Agar penelitian dapat tepat sasaran dan masalah yang diteliti tidak
meluas, maka batasan masalah penelitian ini meliputi sebagai berikut :
1. Jumlah bubur kertas yang diaduk 20 kg setiap proses
2. Design pengaduk bubur kertas.
3. Perhitungan gaya yang bekerja
4. Perhitungan daya yang dibutuhkan motor
5. Perhitungan Poros
6. Penggerak elektro motor
7. Pengaruh bentuk pengaduk

8. Tujuan
Adapun penelitian dan perancangangan mesin ini adalah :
1. Merancang dan membuat sistem pengaduk bubur kertas pada mesin
hydrapulper dengan kapasitas 20 kg setiap proses.
2. Mengetahui cara kerja mesin hydrapulper dengan kapasitas 20 kg setiap
proses.

9. Manfaat
Berdasarkan beberapa uraian diatas,maka manfaat dari perancangan
ini adalah :
1. Bagi Penulis
Dapat memperoleh ilmu pengetahuan tentang perancangan dan mesin
hydrapulper.
2. Bagi Akademik
Sebagai referensi untuk penelitian yang lebih lanjut bagi mahasiswa
khususnya Teknik Universitas Muria Kudus.
3. Bagi Masyarakat
Mendapatkan produk mesin hydrapulper bisa untuk usaha bersekala
UMKM.
E. TINJAUAN PUSTAKA
1. Bubur Kertas
Bubur kertas atau paper sludge berasal dari limbah pengolahan
serat pulp menjadi kertas. Sedangkan arti dari pulp sendiri adalah olahan
dari serat-serat tanaman, seperti serat tebu, serat bamboo, atau serat pohon
pinus. Limbah dari pengolahan serat pulp ini mengandung mineral seperti
kaolinite dan kalsium karbonat. Mineral tersebut berfungsi sebagai pelapis
permukaan kertas agar halus. Besar kandungannya tergantung jenis
kertas, pada umumnya 5g/m2 sampai 20 g/m2 (Khrisna & Setiawan
2017).
Pengolahan daur ulang kertas menjadi solusi untuk menjaga
lingkungan, sebab pembuatan kertas daur ulang selain dapat dibuat dari
serat alami dapat pula menggunakan kertas limbah yang kemudian diubah
menjadi selembar kertas baru maupun menjadi benda yang mempunyai
nilai jual (Manik et al. 2017).
Kendala dalam proses daur ulang kertas yang sangat
berpengaruh adalah tingkat kecepatan putaran mixing pada campuran
kertas dan air menjadi bubur kertas (pulp) yang akan dicetak menjadi
kertas. Bila bubur kertas (pulp) memiliki tingkat mixing kertas dan air
yang rendah, maka kertas yang dihasilkan pada proses daur ulang kertas
ini tidak dapat dipergunakan sehingga menyebabkan kualitas hasil
produksi yang kurang optimal (Manik et al. 2017).

2. Sistem Pengaduk
Diagram perancangan secara garis besar ditunjukkan pada
gambar E.2.1.
Gambar E.2.1. Blok diagram desain sistem elektrik pengaduk adonan
dodol (Ardiansyah et al., 2013)

Pada sistem pada gambar E.2.1, baling-baling yang dikopel dengan motor
mengaduk adonan dodol dengan kecepatan konstan 30 rpm. Adonan
dodol makin lama makin mengental sehingga akan meningkatkan torsi
beban yang mengakibatkan kecepatan motor berkurang. Rotary encoder
mendeteksi perubahan kecepatan motor sehingga sensor memerintahkan
mikrokontroler untuk mengatur sudut penyalaan pada SCR. Sudut
penyalaan yang dibangkitkan pada SCR harus dapat menghasilkan
tegangan keluaran yang mampu menghasilkan kecepatan motor sebesar
30 rpm. Titik referensi dari sudut penyalaan didasarkan pada perubahan
logika tinggi ke rendah pada rangkaian zero crossing detector. Kecepatan
motor ditampilkan pada tampilan serial monitor Arduino (Ardiansyah et
al. 2013).
Proses sistem pengadukan campuran kertas dan air ini dilakukan
dengan cara memasukkan potongan kertas kecil-kecil yang telah di
timbang dan dicampurkan air, kemudian diaduk oleh mixing untuk
dijadikan bubur kertas (pulp). Dalam waktu beberapa menit
pengaduk/mixing kertas dengan campuran air telah menjadi bubur kertas
dan dapat dicetak untuk menjadi kertas. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh jumlah mata pisau terhadap persentase bahan tidak
tercacah, rendemen pulp dan daya pemotongan yang dihasilkan pada alat
pembuat bubur kertas (Manik et al. 2017)
3. Tipe Pengaduk
Walas (1988) mendokumentasikan pengaduk dalam tangki
memiliki fungsi sebagai pompa yang menghasilkan laju volimetrik
tertentu pada tiap kecepatan putaran dan input daya. Input daya
dipengaruhi oleh geometri peralatan dan fluida yang digunakan. Profil
aliran dan derajat turbulensi merupakan aspek penting yang
mempengaruhi kualitas pencampuran. Rancangan pengaduk sangat
dipengaruhi oleh jenis aliran, laminar atau turbulen. Aliran laminar
biasanya membutuhkan pengaduk yang ukurannya hamper sebesar tangki
itu sendiri. Hal ini desebabkan karena aliran laminar tidak memindahkan
momentum sebaik aliran turbulen.
Pencampuran di dalam tangki pengaduk terjadi karena adanya
gerak rotasi dari pengaduk dalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong
fluida tersebut dan dapat menimbulkan arus eddy yang bergerak
keseluruhan system fluida tersebut. Oleh sebab itu, pengaduk merupakan
bagian yang paling penting dalam suatu operasi pencampuran fasa cair
dengan tangki pengaduk dalam proses degumming pada CPO (Crude
Palm Oil) menjadi minyak goreng. Pencampuran yang baik akan
diperoleh bila diperhatikan bentuk dan dimensi pengaduk yang digunakan
pada proses degumming, karena akan mempengaruhi keefektifan proses
pencampuran, serta daya yang diperlukan (Walas, 1988).
Menurut aliran yang dihasilkan, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga
bagian:
1. Pengaduk aliran aksial yang akan menimbulkan aliran yang sejajar
dengan sumbu putaran.
2. Pengadukan aliran radial yang akan menimbulkan aliran yang
berarah tangensial dan radial terhadap bidang rotasi pengaduk.
Komponen aliran tangensial menyebabkan timbulnya vortex dan
terjadinya pusaran, dan dapat dihilangkan dengan pemasangan
baffle atau cruciform baffle.
3. Pengaduk aliran campuran yang merupakan gabungan dari kedua
jenis pengaduk di atas.
Kars-jordan & Hiltunen (2007) telah mendokumentasi bahwa
terdapat empat jumlah pengaduk yang biasa digunakan, yaitu pengaduk
baling-baling (propeller), pengaduk turbin (turbine), pengaduk dayung
(paddle), dan pengaduk helical ribbon.
1. Pengaduk baling-baling (propeller)
Propeller digunakan pada kecepatan berkisar 400 rpm hingga
1750 rpm dan digunakan untuk cairan dengan viskositas yang rendah.
Pengaduk jenis ini menimbulkan aliran aksial, arus aliran
meninggalkan pengaduk secara berkala melewati fluida ke satu arah
tertentu hingga dibelokkan oleh dinding tangki. Jenis propeller yaitu
marine propeller, hydrofoil propeller, dan high flow propeller.

Gambar E.3.1. (a) pengaduk propeller, (b) daun dipertajam, (c) baling
kapal (Kars-jordan & Hiltunen 2007)

2. Pengaduk turbin (turbine)


Pengaduk turbin adalah pengaduk dayung yang memiliki banyak
daun pengaduk sekitar empat atau enam dan berukuran lebih pendek,
digunakan pada kecepatan tinggi.Diameter pengaduk ini antara 30-
50% dari diameter tangki.
Pada turbin dengan daun miring (pitched blade turbine),
beberapa aliran aksialakan terbentuk sehingga terjadi kombinasi
antara aliran aksial dengan aliran radial. Jenis ini digunakan pada
suspense padat karena aliran langsung ke bawah kemudian akan
menyapu padatan ke atas. Sudut kemiringan dapat bervariasi dari 0o
hingga 90o (Kars-jordan & Hiltunen 2007).
Gambar E.3.2. Jenis dan aliran pengaduk turbin (Kars-jordan & Hiltunen
2007)

3. Pengaduk dayung (paddle)


Paddle digunakan pada kecepatan putaran rendah 20 rpm hingga
200 rpm. Panjang total dari pengadukan dayung 60-80% dari diameter
tangki, dan lebar daunnya 1/6-1/10 dari panjangnya. Jenis ini
digunakan pada aliran fluida laminar, transisi, atau turbulen tanpa
baffle.
Pengaduk dayung tidak efektif untuk suspensi padat karena
aliran radial bisa terbentuk namun aliran aksial dan vertikal menjadi
kecil.Pengaduk dayung didesain menyapu serta menggeruk dinding
dan bagian bawah tangki.Jenis ini digunakan pada cairan kental untuk
menghindari terbentuknya endapan pada dinding. Sering digunakan
untuk proses pembuatan pasta kanji, cat, bahan perekat, dan
kosmetik(Kars-jordan & Hiltunen 2007).

Gambar E.3.3. Pengaduk padle (Kars-jordan & Hiltunen 2007)


4. Pengaduk (helical ribbon)
Pengaduk jenis ini digunakan pada cairan dengan kekentalan
yang tinggi, serta beroperasi pada kecepatan rendah maupun
tinggi.Keunggulan pengaduk jenis ini ialah pada luas permukaan
tumbukan yang besar serta penggunaan daya yang rendah.

Gambar E.3.4. Jenis pengaduk helical ribbon dan alirannya (Kars-jordan &
Hiltunen 2007)

4. Kecepatan Pengaduk
Kecepatan pengaduk yang umumnya digunakan pada proses
pemurnian degumming CPO (Crude Palm Oil) adalah sebagai berikut:
1. Kecepatan tinggi, berkisaran pada kecepatan 1750 rpm. Pengaduk
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk fluida dengan
viskositas rendah misalnya air.
2. Kecepatan sedang, berkisar pada kecepatan 1150 rpm.Pengaduk
dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk larutan sirup kental
dan minyak pernis.
3. Kecepatan rendah, berkisar pada kecepatan 150 sampai 400 rpm.

Pengaduk dengan kecepatan ini umumnya digunakan untuk


minyak kental, lumpur di mana terdapat serat atau pada cairan yang
dapat menimbulkan busa. Untuk menjamin keamanan proses, pengaduk
dengan kecepatan lebih tinggi dari 400 rpm sebaiknya tidak digunakan
untuk cairan dengan viskositas lebih besar dari 200 Cp (Centry Paus),
atau volume cairan lebih besar dari 2000 L. pengadu dengan kecepatan
lebih besar dari 1150 rpm sebaiknya tidak digunakan untuk cairan
dengan viskositas lebih besar dari 50 Cp (Centry Paus) atau volume
cairan lebih besar dari 500 L. Kecepatan pengaduk ditentukan oleh
viskositas fluida dan ukuran geometri system pengaduk (Walas, 1988).

5. Mekanisme Pengadukan
Alat yang bekerja menghancurkan kertas dengan mata pisau
yang terdapat di dalam tabung pengaduk, dengan mata pisau berputar
sesuai dengan porosnya dengan kemiringan mata pisau terhadap poros
adalah 30 derajat. Kemiringan ini berfungsi untuk menarik dan
mendorong bahan ketika mata pisau berputar untuk menghancurkan
kertas. Dengan demikian, bahan akan bergerak disepanjang tabung
pengaduk melewati mata pisau penghancur yang berputar sampai kertas
menjadi bubur kertas yang diharapkan. Kemiringan mata pisau ini
kemungkinan sangat berpengaruh dalam penentukan tingkat kehalusan
peleburan kertas (Simanjuntak et al. 2017).
Mekanisme pengadukan dalam jurnal yang berjudul
“Analisis mesin mixer horizontal dengan dengan variasi putaran dan
waktu pengadukan” menerangkan bahwa hasil massa rata-rata yang di
peroleh berupa adonan kerupuk pangsit yang tercampur dengan waktu
pengadukan 4 menit dan kecepatan putar 64 rpm menghasilkan 3542,3
gram (88,5%), dengan kecepatan putar 97 rpm menghasilkan 3308,2
gram (82,7%) dan kecepatan putar 195 rpm menghasilkan 3178,2
gram (79,5%), sedangkan dengan waktu pengadukan 6 menit dan
kecepatan putar 64 rpm menghasilkan 3610,0 gram (90,2%), dengan
kecepatan putar 97 rpm menghasilkan 3417,3 gram (85,4%), dan
dengan kecepatan putar 195 rpm menghasilkan 3236,8 gram (80,9%),
dan dengan waktu pengadukan 8 menit dan kecepatan putar 64 rpm
menghasilkan 3773,9 gram (94,3%), dengan kecepatan putar 97 rpm
menghasilkan 3572,0 gram (89,3%) dan dengan kecepatan putar 195
rpm menghasilkan 3316,9 gram (82,9%) (Wahid et al. 2017).
F. METODOLOGI PENELITIAN

1. Flowchart Perencanaan Dan Perhitungan


Metode penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan
rancang bangun pengaduk bubur kertas pada mesin hydrapulper.

Mulai

Studi Lapangan

Studi Literatur

Analisa Kebutuhan

Konsep Design

Pemilihan Konsep Design

Proses Perhitungan Mesin


1. Perhitungan daya motor yang dibutuhkan
2. Perhitungan gaya yang digunakan pengaduk
3. Perhitungan Poros
4. Perhitungan diameter tabung
5. Perhitungan diameter pengaduk
6. Perhitungan bantalan

A
A

Simulasi

Gambar Kerja

Design Manufaktur :
1. Mendesign rangka

2. Mendesign tabung

3. Mendesign pengaduk

4. Mendesign pulley & v-belt

5. Mendesign bantalan

6. Mendesign seluncuran output

Proses Manufaktur :
1. Membuat rangka

2. Membuat tabung

3. Membuat pengaduk

4. Membuat seluncuran output

5. Memasang semua part

Pengujian Pengadukan

A
A

Data dan Hasil

Kesimpulan

Selesai

Gambar F.1.1. Flowchart perencanaan

2. Beberapa Jurnal Sebagai Acuan Penelitian, sebagai berikut :


Dalam proses penelitian dan perencanaanRancang Bangun
Pengaduk Bubur Kertas Pada Mesin Hydrapulper dengan mengacu pada
jurnal sebagaimana berikut:

No Nama Pengarang Judul Keterangan


1. Vincentius Papan Partisi Dari Memanfaatkan limbah kertas
Khrisna dan Limbah Kertas yang ada di lingkungan
Andereas Pandu Universitas untuk di
Setiawan manfaatkan kembali dengan
menggunakan metode
“Recycle” mengubah limbah
kertas menjadi papan partisi
pengganti multiplek.
2. Flipp Kars- Spesifikasi Pengaduk Inti dari jurnal ini adalah
Jordan dan Petri Dan Kegunaanya identifikasi macam - macam
Hiltunen pengaduk dan kegunaanya,
sehingga dalam pembuatan
mesin pengaduk tidak salah
dalam menentukan tipe
pengaduk.
3. Doli Arlando Uji Mata Pisau Pada Menguji pengaruh jumlah
Manik, Saipul Alat Pembuat Bubur mata pisau terhadap
Bahri Daulay, dan Kertas persentase bahan tidak
Achwil Putra tercacah, rendemen pulp dan
Munir daya pemotongan yang
dihasilkan pada alat pembuat
bubur kertas.
4. Rendy Perancangan dan Pprinsip kerja dari rangkaian
Ardiansyah, Rini Pembuatan Alat terkontrol penyearah
Nur Hasanah dan Pengaduk Adonan gelombang penuh yang
Wijono Dodol dengan dikombinasikan dengan rotary
Kecepatan Konstan encoder sebagai sensor
dan Torsi Adaptif kecepatan dapat digunakan
untuk menghasilkan
pergerakan motor dengan
kecepatan yang konstan dan
torsi yang adaptif.
5. Walas Rancang Bangun Inti dari jurnal ini adalah
Degumming identifikasi jenis pengaduk.
Pengolahan CPO Sehingga dalam pembuatan
(Crude Palm Oil) mesin pengaduk tidak salah
dalam menentukan tipe
pengaduk dan aliran
pengaduk.
6. Abdul Rahman Analisis Mesin Mixer Mengetahui pengaruh
Wahid, Nani Horizontal Dengan kecepatan putar dan waktu
Mulyaningsih, Variasi Putaran Dan pengadukan terhadap hasil
dan Xander Waktu Pengadukan adonan. Hasil massa rata-rata
Salahudin yang di peroleh berupa
adonan kerupuk pangsit yang
tercampur dengan waktu
pengadukan
7. Arjuna Wijaya Pembuatan Mesin Motor akan memutar poros
Blanding Kertas Daur yang terhubung langsung
Ulang dengan pisau, kemudian poros
akan berputar se arah dengan
putaran motor. Akibat dari
putaran pisau tersebut
menyebabkan kertas hancur.
8. Fadwah Rancang Bangun Alat Inti pembahasan jurnal ini
Magfurah, Mixer Vertikal adalah mesin mixer
Hendro Purnomo Adonan Kue Donat menggunakan wadah yang
dan Windarta Dengan Gearbox Tipe dapat memuat kapasitas 7 kg,
Bevel Gear Kapasitas sehingga dapat menghasilkan
7 Kilogram output sebesar 26 kg / jam
9. Khurmi Machine Design Menjelaskan macam-macam
design mesin besertadengan
rumus-rumus yang berkaitan
dengan design mesin tersebut.

10. Sulasso dan Dasar Perencanaan Tata cara perhitungan yang


Kiyokatsu Yuga dan Pemilihan penting juga dijelaskan dalam
Elemen Mesin bentuk diagram aliran atau
flow chart

11. Jerry Rancang Bangun Alat Membuat dan menguji alat


Simanjuntak, Pembuat Bubur pembuat bubur kertas.
Saipul Bahri Kertas Parameter yang diamati
Daulay dan adalah kapasitas efektif alat
Achwil Putra dan analisis ekonomi. Hasil
Munir penelitian menunjukkan
kapasitas efektif alat 16,67
kg/jam.
12. Joko Suprianto Reengineering Untuk Pembuatan batako proses
Meningkatkan yang paling lama ialah
Prestasi Kerja Mesin pada proses pencampuran
Mixer Batako bahan baku batako.
reengineering pada mesin
mixer batako akan
mempercepat proses
pencampuran tersebut.

3. Analisa Kebutuhan Mesin Hydrapulper

No Kriteria Uraian kebutuhan

1. Aspek Teknik -Viskositas bubur kertas sesuai campuran


dengan perbandingan (95% : 5%)
- Kapasitas tabung mampu menampung 20 kg
bubur kertas
2. Aspek manufaktur -Proses permesinan
-Proses pengukuran, pemotongan dan
pengelasan, pengamplasan, Pengecetan.
3. Aspek ergonomic -Diameter dan tinggi mesin tidak lebih dari 2
meter.
-Tombol saklar mudah dijagkau
4. Aspek perawatan -Mudah dibersihkan
-Mudah dalam perbaikan
5. Aspek keselamatan -Aman dalam pengoperasiannya.

6. Aspek ekonomi -Material mudah didapat di pasaran


-Biaya terjangkau atau murah
-Tahan lama
4. Konsep Design
Design mesin hydrapulper dengan kapasitas 20 kg setiap proses,
terdiri dari pencacah kertas dan pengaduk bubur kertas, design mesin
hydrapulper sebagai berikut :

Gambar F.4.1. Mesin hydrapulper

Keterangan :
1. Pencacah kertas
2. Pengaduk bubur kertas

Penulis dalam laporan ini berfokus pada rancang bangun


pengaduk bubur kertas pada mesin hydrapulper dengan kapasitas 20 kg
setiap proses.
Hasil observasi yang telah dilakukan menghasilkan beberapa konsep
pengaduk bubur kertas sebagai berikut :

1. Konsep pertama
Mekanisme pengaduk bubur kertas konsep pertama adalah
putaran elektro motor yang putaranya dikendalikan dengan speed
controller akan meneruskan putaran menuju pulley 1 yang
ditransmisikan menggukan v-belt menuju pulley 2, pulley 2 akan
meneruskanya menuju pengaduk bubur kertas.
Pengaduk bubur kertas konsep pertama memiliki komponen sebagai
berikut :

4
3 5 6

2
10

9
1

Gambar F.4.2. Pengaduk bubur kertas konsep pertama


Keterangan :
1. Rangka 6. Pulley 2
2. Tabung 7. Pengaduk
3. Elektro motor 8. Kran output
4. Pulley 1 9. Seluncur output
5. V-belt 10. Speed controller

Prinsip kerja :
1. Elektro motor dihidupkan, kemudian mengatur kecepatanya
menggunakan speed controller, putaran elektro motor akan
dilanjutkan dengan sistem transmisi pulley dan v-belt menuju
pengaduk bubur kertas.
2. Kertas dan air dimasukan ke dalam tabung sedikit demi sedikit
sdengan keadaan pengaduk bubur kertas berputar.
3. Bubur kertas yang telah tercampur sesuai yang diinginkan akan
dikeluarkan melalui kran output dan kemudian dialirkan melalui
seluncur output menuju wadah/penampung.

Keunggulan konsep pertama :


1. Mesin berkapasitas 20kg/proses.
2. Tabung berbahan stainless steel.
3. Kecepatan putaran motor bisa dikontrol.
4. Elektro motor tidak kontak langsung dengan pengaduk.
5. Pengaduk bisa diganti / bongkar-pasang.

Kelemahan konsep pertama :


1. Design rangkan rumit.
2. Part yang digunakan lebih banyak.
3. Rangkaian yang digunakan lebih banyak.
2. Konsep kedua
Mekanisme pengaduk bubur kertas konsep kedua adalah, putaran
dari elektro motor langsung diteruskan pengaduk bubur kertas,
dengan kecepatan konstan.
Pengaduk bubur kertas konsep kedua memiliki komponen sebagai
berikut :

2 1
3

Gambar F.4.3. Pengaduk bubur kertas konsep kedua

Keterangan :
1. Rangka
2. Pengaduk
3. Tabung
4. Elektro motor
5. Kran output
6. Seluncur output
Prinsip kerja :
1. Elektro motor dihidupkan, putaran elektro motor langsung
diteruskan pengaduk bubur kertas dengan kecepatan konstan.
2. Kertas dan air dimasukan ke dalam tabung sedikit demi sedikit
dengan keadaan pengaduk bubur kertas berputar.
3. Bubur kertas yang telah tercampur sesuai yang diinginkan akan
dikeluarkan melalui kran output dan kemudian dialirkan
melalui seluncur output menuju wadah/penampung.

Keunggulan konsep kedua :


1. Mesin berkapasitas 20kg/proses.
2. Tabung berbahan stainless steel.
3. Design pengaduk tipe helical ribbon.
4. Design rangka simple / ringkas.

Kelemahan konsep kedua :


1. Motor berada dibawah tabung sehingga resiko besar jika tabung
bocor.
2. Pengaduk tidak bisa dipasang-copot.
3. Tidak ada pengatur kecepatan motor.

5. Pemilihan Konsep Design


Pemilihan konsep bertujuan untuk memperoleh gambaran
konsep yang akan dibuat. Konsep dapat diukur dengan menguraikan
terlebih dahulu menjadi variabel-variable.
Pemilihan konsep perencanaan mesin pengaduk bubur kertas
dapat melihat dari analisa kebutuhan, diameter, prinsip kerja serta material
yang dibutuhkan, maka dari itu penulis telah memilih konsep pertama
yang tertera pada (gambar F.4.2. pengaduk bubur kertas konsep pertama).
Pemilihan konsep pertama karena dari kelebihan yang tertera
akan sangat efisien digunakan. Pengaduk yang fleksibel dalam
pemasanganya atau bisa dengan mudah diganti menjadi nilai lebih dari
konsep pertama.
Berikut ini tabel yang mendasari pemilihan konsep :

Tabel F.5.1. Tabel pemilihan konsep

Konsep yang mendukung


Keunggulan Konsep Konsep
pertama kedua
1. Pengatur variasi kecepatan elektro
motor
2. Menggunakan sistem transmisi
putaran
3. Mudah mengganti pengaduk

4. Kapasitas tabung 20 kg

6. Proses Perhitungan Mesin


a. Gaya
Gaya dicari untuk mengetahui gaya apa saja yang terjadi pada
komponen-komponen mesin.
Gaya didefinisikan sebagai suatu massa yang mempunyai percepatan.
F=m.a (Khurmi , 2005)
Dimana :
F = Gaya (kg)
m = Massa (kg)
a = Percepatan (m/s2)
b. Daya
Perhitungan daya dilakukan untuk mengetahui daya yang dibutuhkan
pada mesin. Daya dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu gaya, torsi,
kecepatan putaran dan berat sebagai berikut:

Berdasarkan gaya dan kecepatan:


P = F. V (Khurmi, 2005)
Keterangan:
P = daya (watt)
F = gaya (N) V = kecepatan linear (m⁄s)
Berdasarkan torsi:
P = T. ω (Khurmi, 2005)
ω=(2.π.N)/60
T = I. α
Keterangan:
P = daya (watt)
T = torsi (N. m)
ω = kecepatan sudut (rad⁄s)
N = putaran poros (rpm)
I = momen inersia (kg. m )
α = percepatan sudut (rad⁄s )

Berdasarkan putaran poros:


P=(2.π.N.T)/60 (Khurmi, 2005)
Keterangan:
P = daya (watt)
N = putaran poros (rpm)
T = torsi (N. m)

c. Poros
Poros merupakan salah satu bagian terpenting dari setiap mesin,
didalam melakukan perencanaan suatu poros perlu memperhatikan
hal-hal antara lain yaitu kekuatan poros, kekakuan poros, putaran
kritis, korosi, dan bahan poros.
Adapun rumus torssi yang terjadi pada poros :
T = (T1 – T2). R (Khurmi, 2005)
Dimana :
p.60
T = 2.π.n

T= torsi pada poros (Nm) P = daya (watt)


T1 = tegangan pada sisi kencang sabuk (kg)
T2 = tegangan pada sisi kendor sabuk (kg)
R = radius pulley (mm)
n = putaran poros (rpm)
Momen bending yang terjadi pada poros :
M=F.L (Sularso. 1994)
Dimana :
M = momen bending (kg.mm)
F = gaya yang terjadi (kg)
L = panjang atau jarak terhadap gaya (mm)

Momen equivalen :
Te = √M 2 + T 2 (Sularso. 1994)
Dimana :
Te = momen equivalen (kg)
M = momen banding atau lentur (kg.mm)
T = torsi atau momen puntir (kg.mm)

Diameter poros :
π
Te = 16 . τ. d3 (Sularso. 1994)
16.Te
d3 = π.τ

3 16.Te
d= √ π.τ

Dimana :
d = diameter poros (mm)
𝜏 = tegangan geser (kg/mm2)

d. Tabung
Pengukuran tabung bertujuan untuk mengetahui diameter tabung yang
akan menampung bubur kertas 20kg. Tabung untuk tempat
pengadukan diukur berdasarkan :
Panjang, lebar, tinggi dan tebal.

e. Pengaduk
Pengaduk untuk mengaduk bubur kertas diukur berdasarkan :
Diameter poros, tinggi poros, diameter baling-baling dan tinggi baling-
baling.
f. Bantalan
Bantalan adalah elemen yang menumpu poros berbeban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berjalan dengan halus,
aman dan panjang umur. Perhitungan bantalan bertujuan untuk
pemilihan bantalan yang dinginkan. Berikut ini beberapa perhitungan
bantalan :

Menentukan Beban Ekivalen Dinamis (𝑃𝑟 ) :


𝑃𝑟 = 𝑋𝑉𝐹𝑟 + 𝑌𝐹𝑎 (Sularso. 1987)
Dimana : 𝑃𝑟 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑑𝑖𝑛𝑎𝑚𝑖𝑠 (𝑘𝑔)
𝐹𝑟 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑙 (𝑘𝑔)
𝐹𝑎 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑠𝑖𝑎𝑙 (𝑘𝑔)
𝑉 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑐𝑖𝑛𝑐𝑖𝑛
𝑋, 𝑌 = 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠 𝑡𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙

Menentukan Faktor Kecepatan Bantalan (𝑓𝑛 ) :


1⁄
33,3 3
𝑓𝑛 = ( ) (Sularso. 1987)
𝑛

Dimana : 𝑓𝑛 = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑡𝑎𝑙𝑎𝑛


𝑛 = 𝑃𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑝𝑜𝑟𝑜𝑠 (𝑟𝑝𝑚)

Menentukan Faktor Umur Bantalan (𝑓ℎ ) :


𝐶
𝑓ℎ = 𝑓𝑛 𝑃 (Sularso. 1987)

Dimana : 𝑓ℎ = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑏𝑎𝑛𝑡𝑎𝑙𝑎𝑛


𝑓𝑛 = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑏𝑎𝑛𝑡𝑎𝑙𝑎𝑛
𝐶 = 𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑑𝑖𝑛𝑎𝑚𝑖𝑠 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑓𝑖𝑘 (𝑘𝑔)
𝑃 = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑒𝑘𝑖𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛 𝑑𝑖𝑛𝑎𝑚𝑖𝑠 (𝑘𝑔)

Menentukan umur nominal bantalan (𝐿ℎ ) :


𝐿ℎ = 500 ∙ 𝑓ℎ 3 (Sularso. 1987)
Dimana : 𝐿ℎ = 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑛𝑜𝑚𝑖𝑛𝑎𝑙 𝑏𝑎𝑛𝑡𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑓ℎ = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑢𝑚𝑢𝑟 𝑏𝑎𝑛𝑡𝑎𝑙𝑎𝑛
7. Simulasi
Simulasi digunakan untuk mengetahui kinerja mesin sebelum dibuat.
Simulasi pengaduk bubur kertas menggunakan software autodesk inventor
professional 2016 untuk mengetahui kekuatan pengaduk.

8. Gambar Kerja
Pembuatan gambar kerja bertujuan untuk mengetahui gambaran awal
sebelum mesin dibuat. Berikut ini gambar kerja pengaduk bubur kertas
pada mesin hydrapulper dengan kapasitas 20kg setiap proses yang dibuat
menggunakan software autodesk inventor professional 2016 :

Gambar F.8.1. Gambar kerja pendaduk bubur kertas pada mesin hydrapulper
9. Design Manufaktur
Design manufaktur bertujuan untuk membuat gambar kerja lebih detail
lagi sesuai dengan yang direncanakan. Design manufaktur semua
dikerjakan menggunakan software autodesk inventor professional 2016.
Berikut ini adalah beberapa designnya :
a. Rangka

c
a
b
Gambar F.9.1. Rangka pengaduk bubur kertas pada mesin hydrapulper
Keterangan :
Ukuran a,b,c,d,e, dan f diketahui setelah proses manufaktur dilakukan.
b. Tabung

b
Gambar F.9.2. Tabung pengaduk bubur kertas pada mesin hydrapulper
Keterangan :
Ukuran a, b, dan c diketahui setelah proses manufaktur dilakukan.
c. Pengaduk

a
d b

Gambar F.9.3. Pengaduk bubur kertas pada mesin hydrapulper


Keterangan :
Ukuran a, b, c, dan d diketahui setelah proses manufaktur dilakukan

d. Puller & v-belt

Gambar F.9.4. Pulley & v-belt pengaduk bubur kertas pada mesin
hydrapulper

Keterangan :
Ukuran a, b dan c diketahui setelah proses manufaktur dilakukan.
e. Bantalan / bearing

Gambar F.9.5. Bantalan / bearing pengaduk bubur kertas pada mesin


hydrapulper

Keterangan :
Ukuran a dan b diketahui setelah proses manufaktur dilakukan

f. Seluncuran output

b
c

Gambar F.9.6. Seluncuran output pengaduk bubur kertas pada mesin


hydrapulper

Keterangan :
Ukuran a, b, c, d, dan e diketahui setelah proses manufaktur dilakukan.
10. Proses Manufaktur
Proses manufaktur dilakukan secara bertahap :
a. Rangka
Bahan :
- Besi hollow
- Besi siku
Alat :
-Kapur -Mesin bor
-Penggaris -Mesin las listrik
-Mesin Gerinda

b. Tabung
Bahan :
-Plat besi
Alat :
-Kapur -Mesin roll plat
-Penggaris -Mesin las listrik
-Mesin Gerinda

c. Pengaduk
Bahan :
-Besi poros -Plat besi
Alat :
-Kapur -Mesin bubut
-Penggaris -Mesin las listrik
-Mesin Gerinda -Jangka sorong

d. Seluncuran output
Bahan :
-Plat besi
Alat :
-Kapur -Mesin las listrik
-Penggaris
-Mesin Gerinda
G. JADWAL KEGIATAN
Adapun jadwal kegiatan proses rancang bangun pengaduk bubur kertas
pada mesin hydrapulper dengan kapasitas 20kg/proses, adalah sebagai
berikut :

Bulan
Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Persiapan Awal

Perencanaan Desain

Gambar Desain

Proses Pembuatan

Penyusunan Laporan
H. DAFTAR PUSTAKA

Wijaya, A. (2017). Pembuatan mesin blanding kertas daur ulang. Teknik Mesin
Politeknik Negeri Padang
Ardiansyah, R., Hasanah, R., & Wijoyo. (2013). Perancangan dan Pembuatan
Alat Pengaduk Adonan Dodol dengan Kecepatan Konstan dan Torsi
Adaptif. Teknik Elektro Universitas Brawijaya, Malang
Maghfurah, F., Purnomo, H., & Windarta. (2016). Rancang Bangun Alat Mixer
Vertikal Adonan Kue Donat dengan Gearbox Tipe Bevel Gear Kapasitas
7 Kilogram. Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Jakarta
Kars-jordan, F., & Hiltunen, P. (2007). Agitation Handbook Filipp Kars-Jordan
Petri Hiltunen.
Manik, D. A., Daulay, S. B., & Munir, A. P. (2017). Uji Mata Pisau Pada Alat
Pembuat Bubur Kertas. Fakultas Pertanian USU
Suprianto, J., (2014). Reengineering untuk Meningkatkan Prestasi Kerja Mesin
Mixer Batako. Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian
Khrisna, V., & Setiawan, A. P. (2017). Papan Partisi Dari Limbah Kertas.
Universitas Kristen Petra, Surabaya
Sularso, & Yuga, K., (1994). Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
PT Pradnya Paramita, Jakarta
Simanjuntak, J., Daulay, S. B., & Munir, A. P. (2017). Rancang Bangun Pembuat
Bubur Kertas Fakultas Pertanian USU
Khurmi, R. S., (2005).Machine Design. New Dehli
Wahid, A. R., Mulyaningsih, N., Salahudin, X. (2017). Analisi Mesin Mixer
Horizontal dengan Variasi Putaran dan Pendahluan. Teknik Mesin
Universitas Tindar
Walas. (1988). Rancang bangun degumming pengolahan CPO (crude palm oil).

Anda mungkin juga menyukai