DISUSUN OLEH :
1. ANGGORO DS (16525016)
2. MUHAMMAD REZA RIZQI P. (16525056)
3. HANIFAN FAUZUL ADHIM (16525107)
1. LATAR BELAKANG
Sistem adalah suatu susunan, set, atau sekumpulan sesuatu yang terhubung atau terkait
sedemikian rupa sehingga membentuk sesuatu secara keseluruhan, definisi 2. Sistem adalah
susunan komponen fisik yang terhubung atau terkait sedemikian rupa sehingga membentuk
atau bertindak sebagai seluruh unit dalam satu kesatuan. Sedangkan kata kontrol atau kendali
biasanya diartikan mengatur, mengarahkan, atau perintah. Dari kedua kedua makna kata sistem
dan kontrol/kendali, sistem kendali adalah suatu susunan komponen fisik yang terhubung atau
terkait sedemikian rupa sehinga dapat memerintah, mengarahkan, atau mengatur diri sendiri
atau sistem lain[[1]. Di dalam dunia engineering dan science sistem kendali cenderung
dimaksudkan untuk sistem kendali dinamis.
Sistem kendali sendiri memiliki proses yang pada umumnya seperti dibawah ini
2. TUJUAN
● Untuk mengetahui sistem kendali posisi pada sebuah motor DC dengan menggunakan
variabel State Space.
● Dapat mengubah suatu kondisi motor DC dengan kondisi yang diinginkan.
● Dapat menyelesaikan permasalahan pada sistem kendali full feedback controller dan
integral controller sehingga menghasilkan output yang diinginkan.
3. RUMUSAN MASALAH
● Mendapatkan variabel State Space untuk mencari nilai K1, K2, dan K3 pada Full State
Feedback Controller dan Integral Controller.
● Mencari hasil Grafik sesuai dengan kondisi yang diinginkan.
4. BATASAN MASALAH
Proyek hanya sampai dengan simulasi XCOS pada aplikasi Software SciLAB dan
implementasi pada Motor DC.
BAB II STUDI PUSTAKA
1. TEORI DASAR
Dalam Teknik Kendali, sebuah Representasi State Space adalah model matematika dari sistem
fisik sebagai seperangkat input, output, dan state variabel yang terkait dengan persamaan
diferensial orde pertama. State variabel adalah variabel yang nilainya berevolusi melalui waktu
dengan cara yang tergantung pada nilai yang mereka miliki pada waktu tertentu dan juga
tergantung pada nilai variabel input yang dipaksakan dari luar. Nilai variabel keluaran tergantung
pada nilai variabel keadaan.
● State Variables
State Variable Internal adalah subset terkecil dari Sistem Variabel yang dapaat
merepresentasikan keseluruhan keaadaan sistem pada waktu tertentu. Jumlah nilai
minimum pada State Variables diperlukan untuk merepresentasikan sistem yang diberikan,
n, biasanya sama dengan urutan persamaaan dari sistem persamaan differential.
● Linear Systems
Representasi state-space paling umum dari sistem linear dengan p sebagai input, q sebagai
output dan n sebagai state variables yang ditulis dalam rumusan :
̇ + 𝐵(𝑡)𝒖(𝑡)
𝑥(𝑡) = 𝐴(𝑡)𝑥(𝑡)
𝑦(𝑡) = 𝐶(𝑡)𝑥(𝑡) + 𝐷(𝑡)𝒖(𝑡)
Dimana :
a) x = state vector
b) y = output vector
c) u = input/control vector
d) A = sistem matrix A
e) B = input matrix B
f) C = output matrix C
g) D = feedthrough matrix D
● Beberapa bentuk state-space
a) Continuous time-invariant :
𝑥̇ (𝑡) = 𝐴𝑥(𝑡) + 𝐵𝒖(𝑡)
𝑦(𝑡) = 𝐶𝑥(𝑡) + 𝐷𝒖(𝑡)
b) Continuous time-variant :
𝑥̇ (𝑡) = 𝐴(𝑡)𝑥(𝑡) + 𝐵(𝑡)𝒖(𝑡)
𝑦(𝑡) = 𝐶(𝑡)𝑥(𝑡) + 𝐷(𝑡)𝒖(𝑡)
c) Explicit discrete time-invariant :
𝑥(𝑘 + 1) = 𝐴𝑥(𝑘) + 𝐵𝒖(𝑘)
𝑦(𝑘) = 𝐶𝑥(𝑘) + 𝐷𝒖(𝑘)
d) Explicit discrete time-variant :
𝑥(𝑘 + 1) = 𝐴(𝑘)𝑥(𝑘) + 𝐵(𝑘)𝒖(𝑘)
𝑦(𝑘) = 𝐶(𝑘)𝑥(𝑘) + 𝐷(𝑘)𝒖(𝑘)
e) Laplace Domain dari continuous time-invariant :
𝑠𝑋(𝑠) = 𝐴𝑋(𝑠) + 𝐵𝑼(𝑠)
𝑌(𝑠) = 𝐶𝑋(𝑠) + 𝐷𝑼(𝑠)
f) Z-domain dari discrete time-invariant :
𝑧𝑋(𝑧) = 𝐴𝑋(𝑧) + 𝐵𝑼(𝑧)
𝑌(𝑧) = 𝐶𝑋(𝑧) + 𝐷𝑼(𝑧)
● Controllability
Kondisi state controllability menyiratkan bahwa adalah mungkin untuk mengontrol state
dari apapun nilai awalnya hingga waktu akhir dalam jangka waktu terbatas. Continous
time-invariant linear state-smace model dapat di kontrol jika :
𝑟𝑎𝑛𝑘[𝐵 𝐴𝐵 𝐴2 𝐵 . . . 𝐴𝑛−1 𝐵] = 𝑛,
Dimana pangkat adalah jumlah baris yang bebas linear dalam matriks, dan dimana n adalah
nilai dari state space
● Transfer Function
Fungsi Transfer dari continuous time-invariant dari model linear state-space dapat
diturunkan dengan cara berikut :
a) Pertama, mengambil transformasi Laplace dari :
𝑥̇ (𝑡) = 𝐴𝑥(𝑡) + 𝐵𝒖(𝑡)
b) Dengan hasil :
𝑠𝑋(𝑠) − 𝑥(0) = 𝐴𝑋(𝑠) + 𝐵𝑼(𝑠)
c) Kemudian, menyederhanakan X(s) :
(𝑠𝐼 − 𝐴)𝑋(𝑠) = 𝑥(0) + 𝐵𝑼(𝑠)
𝑋(𝑠) = (𝑠𝐼 − 𝐴)−1 𝑥(0) + (𝑠𝐼 − 𝐴)−1 𝐵𝑼(𝑠)
d) Mensubtitusi X(s) pada persamaan output :
𝑌(𝑠) = 𝐶𝑋(𝑠) + 𝐷𝑼(𝑠)
𝑌(𝑠) = 𝐶((𝑠𝐼 − 𝐴)−1 𝑥(0) + (𝑠𝐼 − 𝐴)−1 𝐵𝑼(𝑠)) + 𝐷𝑼(𝑠)
Fungsi transfer G(s) didefinisikan sebagi rasio output terhadap input sistem dengan
mempertimbangkan kondisi awalnya nol x(0) = 0. Namun, dikarenakan rasio dari vektor
ke vektor tidak ada, maka kondisi berikut diasumsikan dipenuhi oleh fungsi transfer :
𝐺(𝑠) × 𝑼(𝑠) = 𝑌(𝑠)
Dibandingkan dengan persamaan Y(s) sebelumnya, maka :
𝐺(𝑠) = 𝐶(𝑠𝐈 − 𝐴)−1 𝐵 + 𝐷
BAB III METODE
1. DIAGRAM ALIR
Mempersiapkan alat
Selesai
2. HARDWARE
a. Arduino Uno
Gambar 1. 2 Arduino Uno
Sumber:
https://www.module143.com/arduino-uno-r3-atmega328p-microcontroller-board
Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source,
diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan
elektronik dalam berbagai bidang. Hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR dan
softwarenya memiliki bahasa pemrograman sendiri. Saat ini Arduino sangat populer
di seluruh dunia. Banyak pemula yang belajar mengenal robotika dan elektronika
lewat Arduino karena mudah dipelajari. Tapi tidak hanya pemula, para hobbyist atau
profesional pun ikut senang mengembangkan aplikasi elektronik menggunakan
Arduino. Bahasa yang dipakai dalam Arduino bukan assembler yang relatif sulit,
tetapi bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan pustaka-pustaka (libraries)
Arduino. Arduino juga menyederhanakan proses bekerja dengan mikrokontroler,
sekaligus menawarkan berbagai macam kelebihan antara lain:
● Murah
Papan (perangkat keras) Arduino biasanya dijual relatif murah (antara 125ribu
hingga 400ribuan rupiah saja) dibandingkan dengan platform mikrokontroler pro
lainnya. Jika ingin lebih murah lagi, tentu bisa dibuat sendiri dan itu sangat mungkin
sekali karena semua sumber daya untuk membuat sendiri Arduino tersedia lengkap
di website Arduino bahkan di website-website komunitas Arduino lainnya. Tidak
hanya cocok untuk Windows, namun juga cocok bekerja di Linux.
Rotary encoder tersusun dari suatu piringan tipis yang memiliki lubang-lubang
padabagian lingkaran piringan. LED ditempatkan pada salah satu sisi piringan
sehingga cahaya akan menuju ke piringan. Di sisi yang lain suatu photo-transistor
diletakkan sehingga photo-transistor ini dapat mendeteksi cahaya dari LED yang
berseberangan. Piringan tipis tadi dikopel dengan poros motor, atau divais berputar
lainnya yang ingin kita ketahui posisinya, sehingga ketika motor berputar piringan
juga akan ikut berputar. Apabila posisi piringan mengakibatkan cahaya dari LED
dapat mencapai photo-transistor melalui lubang-lubang yang ada, maka photo-
transistor akan mengalami saturasi dan akan menghasilkan suatu pulsa gelombang
persegi. Gambar 1 menunjukkan bagan skematik sederhana dari rotary encoder.
Semakin banyak deretan pulsa yang dihasilkan pada satu putaran menentukan akurasi
rotary encoder tersebut, akibatnya semakin banyak jumlah lubang yang dapat dibuat
pada piringan menentukan akurasi rotary encoder tersebut.
(Angin, 2009)
e. Bread Board
Gambar 1. 8 Breadboard
Sumber: https://www.wiltronics.com.au/product/10334/400-hole-breadboard-300-2x50-2/
Project Board atau yang sering disebut sebagai BreadBoard adalah dasar
konstruksi sebuah sirkuit elektronik dan merupakan prototipe dari suatu rangkaian
elektronik. Breadboard banyak digunakan untuk merangkai komponen, karena
dengan menggunakan breadboard, pembuatan prototipe tidak memerlukan proses
menyolder ( langsung tancap ). Karena sifatnya yang solderless alias tidak
memerlukan solder sehingga dapat digunakan kembali dan dengan demikian sangat
cocok digunakan pada tahapan proses pembuatan prototipe serta membantu dalam
berkreasi dalam desain sirkuit elektronika.
mulai dari sirkuit analog dan digital kecil sampai membuat unit pengolahan terpusat
(CPU). Secara umum bread board memiliki jalur seperti berikut ini :
Gambar 1. 10 Laptop
Sumber: https://thenextweb.com/plugged/2017/03/17/razer-blade-review-slim-gaming-
laptop-class/
Laptop adalah komputer bergerak (bisa dipindahkan dengan mudah) yang
berukuran relatif kecil dan ringan, beratnya berkisar dari 1-6 kg, tergantung ukuran,
bahan, dari spesifikasi laptop tersebut, laptop dapat digunakan dalam lingkungan yang
berbeda dari komputer. Mereka termasuk layar, keyboard, dan trackpad atau trackball,
yang berfungsi sebagai mouse . Karena laptop dimaksudkan untuk digunakan di mana
saja, Laptop memiliki baterai yang memungkinkan untuk beroperasi tanpa terhubung
ke stopkontak (sumber listrik). Laptop juga termasuk adaptor daya yang
memungkinkan untuk menggunakan daya dari stopkontak dan mengisi kembali baterai.
Laptop secara signifikan lebih lambat daripada komputer desktop. tetapi kemajuan
teknologi manufaktur telah memungkinkan laptop melakukan hampir sama dengan
Komputer PC desktop. Bahkan, laptop high-end sering melakukan lebih baik daripada
komputer desktop yang mempunyai spesifikasi rendah. Kebanyakan laptop juga
mencakup beberapa I/O port, seperti USB port, yang memungkinkan keyboard standar
dan mouse untuk digunakan dengan laptop. Laptop modern sering termasuk adaptor
jaringan nirkabel / wireless, yang memungkinkan pengguna untuk mengakses Internet
tanpa memerlukan kabel.
(Ihlam Efendi)
g. Scilab-5.5.2
Gambar 1. 11 Scilab 5.5.2
Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/scilab-service-7871212488.html
SciLab adalah software pemograman tingkat tinggi untuk komputasi masalah
teknik.SciLab mengintegrasi, visualisasi dan pemograman dalam sebuah modek yang
lebih mudah untuk digunakan.
Penggunaan utama dari SciLab yaitu sebagai alat bantu / sebuah perantara yang
dapat membantu menyelesaikan suatu masalah yang diekpresikan ke dalam notasi
matematika. Ketika pengguna menggunakan SciLab, maka pengguna akan meliputi
beberapa bidang seperti :
● Grafik keilmuan dan bidang rekayasa
● Akusisi Data
● Pemodelan, Prototype dan simulasi
● Pembentukan Algorith
● Matematika dan komputasi
(h03r.blogspot.com, 2017)
h. Rangkaian
Gambar 1. 12 Skema pada tugas ini
BAB IV
1. FUNGSI TRANSFER
Dalam mendesain sebuah sistem kendali, kita memerlukan perhitungan untuk mendapatkan
hasil dengan menggunakan beberapa metode. Langkah awal dalam mendesain sistem kendali
adalah mencari karakteristik dari sebuah objek dengan menggunakan fitur x-cos dalam scilab
dan baru bisa menghitung fungsi transfer.
2,92
𝐺(𝑥) =
𝑠 2 + 1,278𝑠
2. STATE SPACE
a. PERANCANGAN STATE SPACE
Dari hasil fungsi transfer, kemudian kita dapat mencari state variable dengan cara
mengkonversi menjadi sebuah matriks untuk mendapatkan input dan output. Dari hasil
state place variable kita bisa mendapatkan beberapa variasi dalam sistem pengendali.
𝐶(𝑠) 2,92
=
𝑅(𝑠) 𝑠(𝑠 + 1,278)
1
𝑅(𝑠) = = 𝑥1
𝑠(𝑠 + 1,278)
𝑎1 = 𝑐 𝑎̇ 1 = 𝑎2
𝑎2 = 𝑐̇ 𝑎̇ 2 = 𝑎3
𝑎3 = 𝑐̈ 𝑎̇ 3 = 2,92 − 𝑐̈ − 1,278𝑐̇
𝑎̇ 1 0 1 0 𝑎1 0
[𝑎̇ 2 ] = [0 0 𝑎
1 ] [ 2 ] + [0] 𝑥1
𝑎̇ 3 0 −1,278 −1 𝑎3 1
𝑥̇ 1 = 𝑥1
𝑥1
𝑥̇ 2 = 𝑥2 →𝑦 = [2,92 0 0] [𝑥2 ]
𝑥3
𝑥̇ 3 = 𝑥3
b. PENGECEKAN CONTROLABILITY
Langkah selanjutnya adalah melalakukan pengecekan terhadap controlability untuk
mengetahui apakah object bisa kita kendalikan atau tidak.
𝐶𝑀 = [𝐵 𝐴𝐵 𝐴2 𝐵]
0 1 0 0 0
𝐴𝐵 = [0 0 1 ] [ 0] = [ 1 ]
0 −1,278 −1 1 −1
0 1 0 0 1 0
2
𝐴 = [0 0 1 ] [0 0 1]
0 −1,278 −1 0 −1,278 −1
0 0 1
= [0 −1,278 −1 ]
0 1,278 −0,278
0 0 1 0 1
2
𝐴 𝐵 = [0 −1,278 −1 ] [0] = [ −1 ]
0 1,278 −0,278 1 −0,278
0 0 1
𝐶𝑀 = [0 1 −1 ] → det CM = -1
1 −1 −0,278
Setelah dilakukan perhitungan didapatkan hasil kendali yang controlability yaitu tidak
sama dengan 0.
Menambah pole yang diinginkan (dalam kasus ini kami ingin menaikkan hingga 10x):
= 𝑠 2 − 16𝑠 + 134.56 (s +10)
= 𝑠 3 − 16𝑠 2 − 134,56𝑠 + 10𝑠 2 − 160𝑠 − 1345,6
= 𝑠 3 − 6𝑠 2 − 294,56𝑠 - 1345,6
3. PERANCANGAN KONTROLER STATE FEEDBACK
= 𝑠 3 + (1 + 𝐾3 )𝑠 2 + (1,278 + 𝐾2 )𝑠 + 𝐾1
= 𝑠 3 − 6𝑠 2 − 294,56𝑠 - 1345,6
𝒌𝟑 + 𝟏 = −𝟔 𝒌𝟐 + 𝟏𝟏, 𝟏𝟏 = −𝟐𝟗𝟒, 𝟓𝟔 𝒌𝟏 = −𝟏𝟑𝟒𝟓, 𝟔
𝒌𝟑 = −𝟕 𝒌𝟐 = −𝟐𝟗𝟓, 𝟖𝟑𝟖
a. SIMULASI
Perhitungan manual dari state space disimulasikan kedalam x-cos seperti gambar diatas.
Grafik hasil simulasi
b. IMPLEMENTASI
Skema
Grafik hasil Implementasi
Skema
Grafik hasil Perbandingan
4. PERANCANGAN KONTROLER INTEGRAL
0 1 0
𝐴 = [0 0 1]
0 −1,278 −1
0
𝐵 = [0 ]
1
𝐶 = [2,92 0 0]
𝑥̇ 𝐴 −𝐾𝑒 𝑏 𝑥 0
Rumus : [ ] = [ ] [𝑥 ] + [ ] 𝑟
𝑥𝑛 −𝐶 0 𝑛 1
𝑥̇
𝑦 = [𝐶 0] [ 1 ]
𝑥𝑛
𝑥̇ 1
0 1 0 0 𝑥 0
[0 0 1 ] − [𝑘 ] 𝑥1
[ 𝑥̇ 2 ] = [ 𝑒 ] [ 2 ] + [0 ] 𝑟
𝑥̇ 𝑛
0 −1,278 −1 𝑥 𝑛 1
−[2,92 0 0] 0
0 1 0 0 𝑥
𝑥̇ 1 1 0
0 0 1 0 𝑥
[ 𝑥̇ 2 ] = [ ] [ 2 ] + [0] 𝑟
−𝑘1 −1,278 − 𝑘2 −1 − 𝑘3 𝑘𝑒 𝑥
𝑥̇ 𝑛 𝑛 1
2,92 0 0 0
𝑥̇ 1
𝑦 = [2,92 0 0 0] [ 𝑥̇ 2 ]
𝑥̇ 𝑛
Menambah pole untuk integral kontrol (disini kami tambah dengan jumlah yang sama hingga
10x)
= 𝑠 3 − 6𝑠 2 − 294,56𝑠 - 1345,6(s+10)
= 𝑠 4 − 6𝑠 3 − 294,56𝑠 2 − 1345,6𝑠 + 10𝑠 3 − 60𝑠 2 − 2945,6𝑠 − 13456
= 𝑠 4 + 4𝑠 3 − 354,56𝑠 2 − 4291,2𝑠 − 13456
= 𝑠 4 + (1 + 𝐾3 )𝑠 3 + (1,278 + 𝐾2 )𝑠 2 + (𝐾1 )𝑠 + 𝐾𝑒
𝐾3 + 1 = 4 1,278 + 𝐾2 = −345,56 𝐾1 = −4291,2 𝐾𝑒 = −13456
𝐾3 = 3 𝐾2 = −346,838
a. SIMULASI
Skema
Dari hasil simulasi diagram, kita mendapatkan hasil grafik sseperti diatas. Respon integral
kontrol garis berwarna hitam.
b. IMPLEMENTASI
Skema
Grafik hasil Implementasi
Skema
Grafik hasil perbandingan
5. PERANCANGAN PID
2.92 𝐾𝐼
Y(s) = ( ) (𝐾𝑝 + + 𝐾𝑑 𝑆) 𝑅(𝑠)
𝑆(𝑆 + 1.278) 𝑆
2.92 𝐾𝐼
−( ) (𝐾𝑝 + + 𝐾𝑑 𝑆) 𝑌(𝑠)
𝑆(𝑆 + 1.278) 𝑆
2.92 𝐾𝐼
Y(s) + ( ) (𝐾𝑝 + + 𝐾𝑑 𝑆) . 𝑌(𝑠)
𝑆(𝑆 + 1.278) 𝑆
2.92 𝐾𝐼
=( ) (𝐾𝑝 + + 𝐾𝑑 𝑆) . 𝑅(𝑠)
𝑆(𝑆 + 1.278) 𝑆
2.92 𝐾𝑝 𝑆 𝐾𝐼 𝐾𝑑 𝑆 2
Y(s) ( ) ( 𝑆 + 𝑆 + 𝑆 )
𝑆(𝑆 + 1.278)
=
𝑅(𝑠) 2.92 𝐾𝑝 𝑆 𝐾 𝐾 𝑆 2
1+ ( ) ( 𝑆 + 𝑆𝐼 + 𝑑𝑆 )
𝑆(𝑆 + 1.278)
Y(s) 2.92 𝐾𝑝 𝑆 + 2.92𝐾𝑖 + 2.92𝐾𝑑 𝑆 2
= 2
𝑅(𝑠) 𝑠 (𝑆 + 1.278) + 2.92𝐾𝑝 𝑠 + 2.92𝐾𝐼 + 2.92𝐾𝑑 𝑆 2
𝑠 3 + 1.278𝑠 2 + 2.92𝐾𝑝 𝑆 + 2.92𝐾𝐼 + 2.92𝐾𝑑 𝑆 2
𝑠 3 + (1.278 + 2.92𝐾𝑑 )𝑆 2 + 2.92𝐾𝑝 𝑠 + 2.92𝐾𝐼
𝑠 3 − 6𝑠 2 − 294,56𝑠 - 1345,6
2.92𝐾𝑑 + 1.278 = −6
2.92Kd = -7.278
Kd = - 2.492
2.92 Kp = - 294.56
Kp = - 100.876
2.92 Ki = - 134.56
Ki = - 460.821
Skema
Grafik hasil Simulasi
Skema
Grafik hasil Implementasi
Skema
Grafik hasil perbandingan
Skema
Grafik hasil Implementasi