Anda di halaman 1dari 4

KOMPETISI INTRASPESIFIK DAN INTERSPESIFIK

Ratna Lestyana Dewi1), Arman Gaffar2), dan Dara Mutiara Fiesca2)


1. Mahasiswa Program Studi Biologi
2. Asisten Dosen Praktikum Ekologi Dasar Prodi Biologi
Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
e-mail : ratna.lestyana@yahoo.co.id

Abstract
The aim of the lab work this time is to observe intraspesific competition and interspesific on
the growth of plants green maize and beans and knowledge of the competition in each for
treatment. As for methods used namely by plant of the bean plant green and corn on a plot that
have been provided in accordance. Were once measurement three days , but the lab work was
undertaken during 28 days . Results obtained the growth each day will increase and the green
beans and corn will experience in the intraspesific competition or interspesific competition.

Key words : interspesified competition, intraspesified competition, growth


PENDAHULUAN
Organisme hidup di dalam suatu ekosistem yang didalamnya saling berinteraksi antar
satu spesies dengan spesies lain. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi positif yang saling
menguntungkan dapat juga interaksi negatif seperti kompetisi. Kompetisi dapat didefenisikan
sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya
alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu yang bersamaan hingga menimbulkan
dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber
daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh. Definisi kompetisi
sebagai interaksi antara dua atau banyak individu terjadi apabila suplai sumber yang diperlukan
terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau kualitas sumber bervariasi
dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak (Setyo, 2007).
Organisme mungkin bersaing jika masing-masing individu berusaha untuk mencapai
sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba
menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu
adalah untuk hidup dan bereproduksi, contohnya makanan, oksigen, dan cahaya. Kompetisi
dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan
sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih
populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara merugikan.
Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi
menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi, spesies yang berdekatan atau yang serupa dan
hal tersebut di kenal sebagai azaz pengecualian kompetitif (competitive exclusion principles)
(Hanafiah, 2005).
Kompetisi dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu kompetisi intraspesifik yakni
persaingan antara organisme yang sama dalam lahan yang sama, dan kompetisi interspesifik
yakni persaingan antara organisme yang beda spesies dalam lahan yang sama Kompetisi
tumbuhan dalam suatu spesies mampu di lihat pada jarak antar tumbuhan, di mana sebenarnya
persaingan yang paling keras terjadi antara tumbuhan yang sama spesiesnya, sehingga tegakan
besar dari sepesies tunggal sangat jarang di temukan di alam. Persaingan antar tumbuhan yang
sejenis ini mempengaruhi pertumbuhannya karena pada umumnya bersifat merugikan
(Hanafiah, 2005).
Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan mempengaruhi teerhadap
kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu mempengaruhi kecepatan
pertimbuhan ataupun kehidupan populasi. Setiap anggota populasi dapat memakan anggota
populasi yang lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan
lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah (timbal
balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi antarspesies
anggota populasi dapat merupakan interaksi yang positip, negatif, atau nol (Hanafiah, 2005)
Mekanisme-mekanisme ekstrinsik dari interaksi kompetitif melibatkan aksi-aksi
individu yang meningkatkan kemungkinannya untuk hidup dan melibatkan reproduksi dengan
mengurangi kesempatan saingannyauntuk memperoleh suatu sumber makanan.Interaksi-
interaksi ini pada hewan dan tumbuh-tumbuhan mungkin melibatkan interferensi langsung
untuk memperoleh sumber makanna atau suatu penurunan umum kemampuan saingnya untuk
menggunakan sumber tersebut (Jumin, 2008).
Persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies
yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam,
tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup
dan pertumbuhannya. Persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan
kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsur hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen
dispersal, atau factor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-
tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya. (Jumin, 2008).
Kacang hijau dan jagung merupakan jenis tumbuhan dengan habitat yang berbeda.
Akan tetapi, jika keduanya ditanam pada satu media bukan tidak mungkin akan terjadi suatu
interaksi. Interaksi tersebut tentu saja berupa kompetisi dimana keduanya tidak hanya
memperebutkan tempat tumbuh, tetapi juga saling memperebutkan unsur hara, air dan cahaya
matahari untuk berfotosintesis. Hal ini berarti terjadi tumpang tindih relung ekologi antara
kacang hijau dan jagung (Suwasono, 2007).
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati pengaruh kompetisi
intraspesifik dan interspesifik terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau dan kedelai serta
mengetahui jenis kompetisi pada masing-masing perlakuan.
METODE PENELITIAN
Praktikum dilaksanakan di Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta pada Jumat, 6 November 2015 selama 28 hari.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu biji jagung, biji kacang hijau, pupuk
kandang, tanah gembur. Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu polybag 17 cm x 25
cm, silet, sekop tanah, penggaris, serta timbangan.
Cara Kerja
1. Persiapan
Cara kerja pada praktikum ini pertama dipilih tanah subur dan dicampurkan dengan
pupuk kandang. Tanah dimasukan kedalam polybag. Biji jagung dan kacang hijau ditanam
dalam polybag yang telah disediakan baik secara terpisah maupun bersamaan dengan pola
kerapatan tertentu.
2. Penanaman
Sebelum menanam, dilakukan pemilihan biji yang baik untuk ditanam. Untuk
perlakuan J, ditanam biji jagung sesuai dengan pola kerapatan pada tabel 1 demikian pula untuk
perlakuan K, ditanam biji kacang hijau sesuai dengan pola kerapatan pada tabel 2. Pada
perlakuan JK, ditanam biji jagung dan kacang dengan pola bergantian seperti pada tabel 3.
Diberi label pada setiap polybag untuk menunjukan perlakuan kerapatan yang diberikan. Jarak
masing-masing biji diatur sedemikian rupa sehingga tidak terlalu berdekatan. Semua tanaman
disiram setiap hari sebanyak 30ml.
Tabel 1. Pola Penanaman Jagung (Perlakuan J)
Kode Perlakuan Jumlah Lubang Pola Penanaman
J-1 1 J
J-2 2 J J
J-4 4 J J
J J
J-8 8 J
J J J
J J J
J

Tabel 2. Pola Penanaman Kacang hijau (Perlakuan K)


Kode Perlakuan Jumlah Lubang Pola Penanaman
J-1 1 K
J-2 2 K
K
J-4 4 K
K
K
K
J-8 8 J
J J
J
J
J J
J

Tabel 3. Pola Penanaman Kacang Hijau dan Jagung (JK)


Kode Perlakuan Jumlah Lubang J Jumlah Lubang K Pola Penanaman
JK-1 1 1 J
JK-2 2 2 J K
K J
JK-4 4 4 J
J K J
K J K
K

3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan dengan mengukur pertumbuhan tanaman secara berkala yaitu 3 hari
sekali. Data yang didapat dicatat dan disusun berdasarkan hari atau tanggal pengamatannya
hingga waktu panen tiba yaitu setelah sekitar satu bulan. Pada saat panen dilakukan pengukuran
faktor fisik akhir seperti yang dilakukan di awal. Tanaman yang dipanen dipisahkan setiap plot
dan setiap jenisnya kemudian ditimbang berat basahnya dengan menggunakan timbangan,
dicatat data yang diperoleh.
4. Analisis Data
Data hasil pengamatan terhadap tumbuhan disajikan dalam bentuk grafik. Grafik yang
disajikan didapat dari hasil pengukuran yang dilakukan secara bertahap, hasil pengukuran di
catat dalam bentuk tabel. Data yang di tulis dalam bentuk tabel berasal dari hasil pengukuran
pertambahan tinggi tanaman selama kurang lebih 4 minggu. Pemanenan tanaman hanya
dilakukan pada bagian tumbuhan diatas permukaan tanah(taruk). Kemudian untuk pengukuran
biomassa hasil panen dilakukan dengan menimbang setiap tanaman sesuai dengan perlakuan
secara terpisah. Dan dihitung pula jumlah tanaman yang ada untuk menetukan rata-rata
biomassa setiap spesies.

Anda mungkin juga menyukai