Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MANAJEMEN PEMASARAN

INDIVIDUAL CASE STUDY


MEMAHAMI SKANDAL FACEBOOK & CAMBRIDGE ANALYTICA

Disusun Oleh :

Dani Fauzi
201923828

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG


PROGRAM STUDI PASCASARJANA
2019
1.

Facebook memanfaatkan platformnya untuk melakukan pemasaran dengan


skala yang besar, dengan jumlah pengguna aktif mencapai 2,17 miliar di dunia dan
82 juta orang di Indonesia dengan pengguna aktif didominasi oleh rentang umur
18-24 tahun pada tahun 2018. Facebook termasuk salah satu media sosial yang
perlu dimanfaatkan bila masyarakat ingin melakukan pemasaran online mengingat
pengguna Facebook yang sangat banyak (Helianthusonfri, 2016). Masyarakat
tinggal mengunggah barang yang ingin dipasarkan pada akun yang ia miliki tanpa
harus mengeluarkan biaya. Facebook juga kerap digunakan para calon konsumen
untuk mencari barang-barang yang diinginkan atau untuk memenuhi kebutuhan.
Di era digital ini bermunculan pemasaran online yang dilakukan oleh para
pengguna berbagai media sosial seperti Facebook, menandakan bahwa semakin
beragamnya jenis kebutuhan dari para calon konsumen dan terdapat adanya budaya
konsumtif dalam masyarakat khususnya orang dewasa yang paling banyak
mendominasi penggunaan situs jejaring sosial Facebook. Hal tersebut menandakan
masuknya masyarakat Indonesia khususnya kalangan dewasa ke dalam arus
globalisasi dimana sebagian besar dari mereka melakukan segala bentuk transaksi
secara online, dan hal ini juga dapat menandakan bahwa menurunnya tingkat
kesadaran dan kekurangmampuan dalam mengurai segala jenis kebutuhan yang
sekiranya memang menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari, hingga pada
akhirnya mereka memiliki perilaku konsumtif.

2.

Merujuk pada banyaknya pemberitaan di media, Facebook mengalami


penurunan drastis mengenai hal kepercayaan, hanya 27% orang yang mempercayai
Facebook setelah skandal Cambridge Analytica, turun dari 79% tahun sebelumnya.
Hampir dua pertiga pengguna media sosial (65%) akrab dengan pelanggaran data
Facebook Cambridge Analytica yang menjadi berita utama pada Maret 2018.
Skandal Cambridge Analytica terus memengaruhi cara orang melihat Facebook -
hampir setengah dari pengguna media sosial (44%) melihat Facebook lebih negatif,
termasuk 15% yang melihatnya jauh lebih negatif.
Lebih dari sepertiga orang (37%) menggunakan Facebook lebih sedikit
sebagai akibat skandal Cambridge Analytica, yang menunjukkan bahwa orang
masih menggunakan Facebook walaupun mereka memiliki pendapat negatif
tentang itu. Skandal itu berdampak paling besar pada milenium, dengan 41%
generasi menggunakan Facebook lebih sedikit sejak pelanggaran data,
dibandingkan dengan 37% Generasi Xers dan 24% generasi baby boomer.

3. CEO Facebook tersebut, mengakui perusahaannya telah membuat kesalahan


dalam menangani 50 juta data pengguna. Ia menjanjikan langkah yang lebih
keras untuk membatasi akses pengembang terhadap informasi yang bocor dan
akan melakukan penyelidikan terhadap aplikasi di platformnya terkait skandal
Cambridge Analytica, perusahaan juga akan membatasi akses pengembang
terhadap data dan memungkinkan Facebook lebih mudah menonaktifkan akses
ke data milik mereka.

4. Ada beberapa faktor yang penulis lihat yang mempengaruhi pengguna Facebook
saat mengalami skandal penggunaan data oleh Cambridge Analytica,
diantaranya :
a) Faktor Kepercayaan, ini menjadi yang utama, dimana pengguna Facebook
saat ini menjadi was-was terkait data privasi mereka dinyatakan tidak aman.
b) Faktor Media, banyaknya media yang memberitakan permasalahan ini,
menjadikan konsumen facebook merasa lebih takut untuk tetap menggunakan
sosial media ini.
c) Faktor Politik, dikarenakan data yang digunakan adalah untuk kepentingan
politik, maka para pengguna Facebook menjadi merasa tidak nyaman dan
semakin mengalami penurunan kepercayaan terhadap Facebook.
5. Beberapa gambaran perilaku konsumen Facebook setelah kasus ini :
a) Hampir setengah dari pengguna media sosial melihat Facebook lebih
negatif. Orang-orang menjadi lebih berhati-hati di mana Facebook
membagikan data mereka, yang menyebabkan orang melihat platform lebih
negatif
b) Sepertiga orang menjadi lebih jarang menggunakan Facebook. Sekitar
37% pengguna media sosial lebih jarang menggunakan Facebook sebagai
hasil dari skandal Cambridge Analytica, tetapi 42% menggunakannya dalam
jumlah yang sama, dan 16% menggunakannya lebih sering. Banyak orang
mengeluh tentang skandal Cambridge Analytica, tetapi mereka
melakukannya dengan tetap memposting di Facebook.
c) Mematikan generasi muda pengguna Facebook. 41% milenium lebih
jarang menggunakan Facebook karena skandal Cambridge Analytica,
dibandingkan dengan 37% Generasi Xers dan 24% baby boomer. Generasi
yang lebih tua cenderung menggunakan Facebook sebagai platform media
sosial utama mereka, sehingga mereka mungkin merasa akan kehilangan jika
mereka meninggalkan Facebook. Sementara itu, milenium sering aktif di
berbagai saluran media sosial, sehingga meninggalkan Facebook tidak terlalu
memengaruhi komunikasi online mereka.
d) Facebook masih kuat. Skandal Cambridge Analytica tidak membunuh
Facebook, seperti yang diyakini banyak orang. Pelanggaran data membuat
banyak orang melihat Facebook lebih negatif, tetapi sebagian besar orang
masih menggunakan Facebook dengan frekuensi yang sama atau lebih sering
daripada sebelum pelanggaran.
REFERENSI :

Efendi, Mohammad Riki, Sri Wahyuni & Mukhamad Zulianto. 2018. Pengaruh
Facebook Sebagai Social Media Marketing Terhadap Perilaku Konsumen
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas
Jember). Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu
Ekonomi, dan Ilmu Sosial ISSN 1907-9990 | E-ISSN 2548-7175 | Volume
12 Nomor 1.
https://medium.com/swlh/how-people-view-facebook-after-the-cambridge
analytica-data-breach-4dc1261a0249. A Medium Corporation (US).
(Akses: 17 Oktober 2019).
https://tirto.id/mark-zuckerberg-minta-maaf-terkait-skandal-cambridge-analytica-
cGzn. PT. Tirta Adi Surya. (Akses: 17 Oktober 2019).

Anda mungkin juga menyukai