Kronologis Tindak Pidana Pengeroyokan

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

KRONOLOGIS TINDAK PIDANA PENGEROYOKAN

LAPORAN POLISI LA ODE ANDI

Pada tanggal 2 Nopember 2018 bertempat di masjid Abu Dzar AL- Gifari ba’da Magrib kira-kira jam
18.30.

Berawal dari Abu Naila Keluar menertibkan anak-anak santri yang berada diluar masjid, untuk segera
masuk ke dalam masjid sebab majelis taklim akan segera di mulia.

Sementara pembukaan majelis taklim yang dibawahkan Ustadz Muhammad Tasrif, laode andi
memangil abu naila dari luar masjid, karena pangilannya tidak dihiraukan oleh abu naila yang lagi
serius mendengarkan majelis taklim, maka laode andi masuk kedalam masjid dan melakukan
provokasi terhadap abu naila dengan cara menarik abu naila keluar masjid.

Setelah diluar masjid provokasi terhadap abu naila semakin meningkat sehingga menimbulkan
kegaduhan yang sangat menganggu para jamaah yang sedang mengikuti pengajian. Akibatnya banyak
dari para jamaah yang keluar dan terhentilah kegiatan pengajian (majelis ta’lim).

Untuk menghentikan kegaduhan maka beberapa jamaah diantaranya laode Suida (muadz) mendorong
andi agar segera keluar dari halaman masjid dan pulang kerumahnya agar majelis taklim dapat
dilanjutkan,

Namun dorongan ini memancing laode andi semakin emosi dengan berteriak-teriak mengajak Laode
Suida (muadz) single, yang membuat laode suida terpancing namun tidak sempat terjadi betrok
karena laode suida (muadz) di halau oleh para jamaah lainnya sehingga jarak keduanya berjauhan.

Maka beberapa jamaah memaksa laode andi, agar segera pulang, supaya majelis taklim dapat
dilanjutkan, namun laode andi berteriak memprofokasi dengan berteriak-teriak dengan mengatakan
pukul saya-pukul saya, sehingga suasana semakin gaduh.

Namun profokasi laode andi semakin keras, sehingga memaksa ihwan mendorong mengeluarkan
laode andi keluar dari halaman masjid, diantara yang mendorong keluar adalah Ardian Rahman Syach
(Abu Irbad), namun dorongan ini ditangkis oleh laode andi sehingga meleset mengenai giginya yang
tidak menimbulkan luka, selain Ardian Rahman Syach banyak juga jamaah yang melakukan upaya
paksa agar laode andi pulang kerumahnya. Andaikata upaya pengeroyokan sebagaimana yang di
tuduhkan Laode Andi maka fisik korban La Ode Andi dipastikan tidak berbentuk mengingat jumlah
Ihwan yang ada di TKP cukup banyak.

Upaya Profokasi yang menimbulkan tindakan kekerasan ini, terindikasi telah direncanakan dalam
rangka mengagalkan pengajian majelis ta’lim Ustad Muhammad Tasrif, hal ini dapat diuraiakan
sebagai berikut :

1. Majelis Taklim sementara berlangsung la ode andi memangil abu naila dengan suara yang
membuat jamaah yang sementara serius mendengarkan pengajian berubah perhatiannya ke
sumber suara yaitu suara andi diluar masjid.
2. Karena tidak dihiraukan oleh abu naila, la ode andi lebih meningihkan suaranya, maka abu
naila keluar untuk menenangkan la ode andi, sikap laode andi menimbulkan kesan tidak
beradap dalam sebuah majelis taklim, dan hal seperti ini bukan kebiasaan andi.
3. Dengan Bahasa profokasi pukulmi saya-pukulmi saya, dalam keadaan majelis taklim
sementara berlangsung, terkesan kuat bahwa laode andi dengan sengaja membuat kegaduan
diluar masjid untuk memancing kemarahan jamaah dan membuat jamaah bubar dari
pengajian majelis taklim karena terpancing dengan sikap la ode andi yang sangat meremehkan
jamaah pengajian, klau bukan karena penghormatan kepada institusi penegak hukum maka
jamaah majelis ta’lim telah melakukan main hakim sendiri.
4. Dalam melakukan Profokasi tersebut la ode andi seorang diri sementara kawan-kawan la ode
andi hanya memantau dari kejauhan, tidak ada upaya pencegahan atas tindakan hina laode
andi yang menganggu jalannya pengajian majelis ta’lim, mala terkesan membenarkan
tindakan la ode andi dengan sikap diamnya mereka, seperti Darwis DKK.

5. Seteleh berhasil menciptakan kegaduan La ode Andi melapor ke Polsek Poasia kepada orang-
orang yang menghentikan tindak profokasinya, seperti Ardian Rahman Syach (abu Irbad) dan
Laode Suida (Muads) dengan tuduhan pengeroyokan sebagaimana laporan Polisi Nomor :
LP/331/XI/2018/Sultra/Res-Kdi/Sektor Poasia tanggal 2 November 2018.

Catatan :

Dari kronologis kejadian tersebut diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Tuduhan pengeroyokan ini terlalu berlebihan, tidak sesuai dengan fakta kejadian, sehingga
melangar pasal KUHP Membuat Keterangan Palsu, bersaksi palsu

2. Profokasi dalam keadaan acara kegiatan Majelis Ta’lim berlangsung melangar KUHP pasal 175

3. Kami mohon kepolisian dengan melakukan penyidikan secara obyektif berdasarkan fakta kejadian
perkara dengan keterangan oleh saksi-saksi yang berada pada di TKP.

Anda mungkin juga menyukai