Anda di halaman 1dari 7

Menyibak Syubhat Di Balik Isu Aliran Sesat

Oleh: Abu Tsabit1

Editor: Irfan Abu Naveed

A
khir-akhir ini, masyarakat kembali digemparkan dengan kemunculan aliran sesat. Bak cendawan di
musim hujan, kemunculannya semakin lama semakin banyak. Mulai dari Syiah, Jama’ah Ahmadiyah,
Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Agama Salamullah/Lia Eden, Aliran Kutub Robani,
Kelompok Husnul Huluq, Darul Islam (DI Fillah), Wahidiyah, Al Qiyadah Al Islamiyah, NII KW IX Pontren
Alzaytun Indramayu, Al-Qur’an Suci, Aliran Hidup di Balik Hidup hingga yang hits baru-baru ini adalah
GAFATAR.

A. Siapa Gafatar?

Menurut Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Gafatar berawal dari gerakan Al-Qiyadah al-Islamiyah yang
dipimpin Ahmad Mushadeq (DetikNews, 25/1). Tim Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem),
yang terdiri atas sejumlah lembaga negara, melakukan investigasi untuk menyelidiki dugaan penyimpangan
ajaran yang dilakukan Gafatar. “Kami telah meneliti kegiatan Gafatar selama sebulan terakhir dan kami
menilai itu ajaran menyimpang,” tutur Wakil Ketua Tim Pakem Adi Toegarisman saat konferensi pers di
Kejagung, Kamis, 21 Januari 2016 (Tempo.co, 21/1).

Dari hasil investigasi tersebut, Pakem mendapatkan tiga alasan yang mendasari anggapan bahwa ajaran
Gafatar menyimpang. Pertama: Gafatar dinilai menyebarkan ajaran Islam dan sejumlah agama lain dengan
cara menyatukan berbagai agama menjadi satu kepercayaan. Kedua: Gafatar merupakan metamorfosis dari
Komunitas Millah Abraham (Komar). Sebelumnya, organisasi tersebut juga merupakan metamorfosis dari
organisasi Al-Qiyadah al-Islamiyah. Organisasi tersebut telah dilarang sejak 2007 dengan keputusan Jaksa
Agung RI nomor: KEP-116/A/JA/11/2007 tentang Larangan Kegiatan Aliran dan Ajaran Al-Qiyadah al-
Islamiyah di seluruh Indonesia yang didasarkan pada Fatwa MUI. Ketiga: Ajaran Gafatar mempercayai
Ahmad Mushadeq sebagai Al-Masih Al-Maw’ud, Mesias (juru selamat) yang dijanjikan menggantikan Nabi
Muhammad -shallallâhu ‘alayhi wa sallam-.

Disebut-sebut bahwa al-Qiyadah al-Islamiyah meyakini Rasulullah Muhammad -shallallâhu ‘alayhi wa


sallam- telah berakhir masa tugasnya sampai 1400 H. Ahmad Mushaddeq (pimpinan kelompok tersebut
yang dulunya non-Muslim), mengklaim dirinya “Rasul Al-Masih Al-Mau’ud“. Dalam syahadatnya, mereka
tidak mengakui Muhammad -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- sebagai nabi/rasul. Mereka berkeyakinan bahwa
al-Qur’an sekarang tinggal tulisan (bacaan)-nya, sedangkan jiwa (ruh)-nya sudah hilang sejak 1300 (seribu
tiga ratus) tahun yang lalu. Mereka menyatakan: beribadah tanpa mengikuti Al-Masih Al-Mau’ud tidak akan
diterima; shalat lima waktu tidak wajib; orang Islam di luar kelompok mereka dianggap kafir/jahiliyah; dll.
Hal-hal tersebut jelas-jelas menyimpang dari akidah dan hukum Islam yang qath‘i (tegas).

B. Uraian Singkat Mengenai Aliran-Aliran Menyimpang Lainnya2

1. Syi’ah

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H/Maret 1984
merekomendasikan tentang paham Syi’ah sebagai berikut: Paham Syi’ah sebagai salah satu paham yang
terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah
Wal Jamm’ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Perbedaan itu di antaranya:
 Syi’ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan Ahlu Sunnah wal Jama’ah
tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.
 Syi’ah memandang “Imam” itu ma‘sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah
memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).
 Syi’ah tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ ah mengakui
Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam”.
 Syi’ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/pemerintahan (imamah) adalah termasuk
rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama’ah) memandang dari segi kemaslahatan

1Disampaikan dalam Kajian Bulanan 14/02/2016


2Oleh: Muhammad Faisal, S.Pd, M.MPd (Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat) disarikan dari Buku
Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, Karya: Ustadz Drs. Hartono Ahmad Jaiz, Terbitan: Pustaka Al-Kautsar,
Jakarta, Kumpulan Data-data dari LPPI-Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam yang dikumpulkan Oleh: Ustadz
Amin Djamaluddin, serta dari Situs Berita dan Aliran Sesat Yakni di Website: www.nahimunkar.com, dll.
Di Balik Isu Aliran Sesat | 1
umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da’wah dan
kepentingan umat.
 Syi’ah pada umumnya (terlebih Rafidhah) tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar al-Shiddiq, Umar
Ibnul Khatab, dan Utsman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama’ah mengakui keempat
Khulafa’ Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali bin Abi Thalib).

Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi’ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di
atas, terutama mengenai perbedaan tentang “Imamah” (pemerintahan)”, Majelis Ulama Indonesia
menghimbau kepada umat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama’ah agar meningkatkan
kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.3

2. Ahmadiyah

Ahmadiyyah jelas termasuk aliran yang menyimpang sejauh-jauhnya:


 Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi setelah Nabi Muhammad -shallallâhu ‘alayhi wa sallam-
 Memiliki Kitab Suci Tadzkirah yang sama sucinya dengan Al-Qur’an
 Memiliki tempat suci yaitu Qadiyah dan Rabwah di India

Fatwa Mui/Dasar Hukum Lain Yang Melarang: No. 05/kep/munas II/MUI/1980 yang menyatakan ajaran
tersebut sesat. Râbithah al-Âlam al-Islâmi (liga dunia islam) di Makkah pun menyatakan aliran ini kafir di
luar Islam. Di beberapa daerah di Jawa Barat telah dilakukan pelarangan walaupun sifatnya masih
lokal/Kab/Kota tersebut saja. Hasil Sementara Rakor Aparat terkait bahwa plang/bilboard identitas Jemaah
Ahmadiyah dilarang dipasang didepan Masjid Ahmadiyah atau Pontrennya. Sayangnya, Ahmadiyah yang
sudah difatwakan sesat, dan pengikutnya dihukumi murtad itu, ternyata dibela oleh JK/ Jusuf Kalla ketika
jadi Wapres 2008. Ketika Depag, Kejagung, dan Polri akan mengumumkan dilarangnya Ahmadiyah,
ternyata Jusuf Kalla selaku Wakil Presiden menjegalnya. Caranya, JK mengontak para pejabat terkait dan
MUI yakni KH Ma’ruf Amin, agar tidak diadakan pelarangan Ahmadiyah. Hal yang bertolak belakang
dengan apa yang dilakukan oleh Khalifah Abu Bakr ketika memerangi kelompok murtadin.4

3. Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII)

Jenis aliran yang dianggap menyimpang:


 Orang Islam diluar LDII adalah Kafir dan najis termasuk kedua orang tua sekalipun
 Haram mengaji Al-Qur’an dan Hadits kecuali kepada Imam LDII
 Dosa bisa ditebus kepada amir/imam dan besarnya tebusan tergantung besar/kecilnya dosa
 Haram sholat dibelakang imam yang bukan LDII
 Haram nikah dengan orang diluar LDII dan membagikan daging qurban kepada orang diluar LDII
 Al-Qur’an dan Hadits yang boleh diterima adalah yang manqul (yang diluar dari mulut imam/amir
mereka) diluar dari itu haram untuk diikuti
 Bila ada orang diluar LDII melakukan Sholat di Masjid LDII maka bekas sholatnya harus dicuci karena
dianggap najis

Fatwa Mui/Dasar Hukum Lain Yang Melarang:


 Fatwa MUI tanggal 13 Agustus 1994 sewaktu masih bernama Islam Jama’ah.
 Kajian yang dibuat oleh Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam-LPPI.
 Pemerintah melalui Kejaksaan Agung telah mengeluarkan SK Kejaksaan Agung RI No.
Kep.089/D.a/10/1971 tanggal 29 Oktober 1971 tentang pelarangan LDII yang pada waktu itu masih
bernama Islam Jama’ah.
 Kegiatan Musda LDII di Gedung RRI Kota Bandung yang dilaksanakan tanggal 17 s.d. 18 Desember
2005 yang intinya ajaran LDII masih sesuai dengan ajaran islam yaitu Islam Jama’ah.

4. Agama Salamullah/Lia Eden

Jenis aliran yang dianggap menyimpang:


 Malaikat Jibril akan turun lagi ke bumi dan bersemayam didalam diri Lia Aminudin oleh sebab itu
Lia berada selalu bersama Jibril
 Lia Aminudin mengaku sebagai juru bicara Jibril dan mengaku sebagai Nabi dan Rasul
 Lia Aminudin mengaku mendapatkan wahyu dan muzijat

3 Hasil Sidang Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, ditetapkan di Jakarta, 7 Maret 1984 M/4 Jumadil

Akhir 1404 H, ditandatangani oleh Ketua yakni Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML dan sekretarisnya, H. Musytari
Yusuf, LA.
4 Lihat artikel “Cawapres JK Dibalik Aliran Sesat Ahmadiyah, LDII, dan Syiah” (nahimunkar.com) & artikel

“Cawapres Jusuf Kalla dan Ar-Rajjal Sang Pembela Nabi Palsu” (nahimunkar.com).
Di Balik Isu Aliran Sesat | 2
 Agama yang dibawa oleh Lia Aminudin adalah Salamullah (Agama Perenialisme) yang menghimpun
seluruh agama dan Lia Aminudin seluruh agama dan mengaku sebagai Imam Mahdi Ahmad Mukti
(putranya) dianggap sebagai Nabi Isa dan Abdul Rahman diyakini sebagai imam besar ajaran
Salamullah.

Fatwa Mui/Dasar Hukum Lain Yang Melarang dari Pemda & Polri:
 Fatwa MUI No. Kep-768/MUI/XII/1997 tanggal 22 Desember 1997 fatwa sesat ajaran Lia Aminudin.
 Hasil rapat koordinasi Aparat terkait Pemda Kab. Bogor bahwa untuk kegiatan LIA EDEN di Cisarua
Kab. Bogor pada tahun 1997 telah dihentikan kegiatannya sesuai Fatwa MUI Bogor karena
kegiatannya ditolak oleh masyarakat setempat.

5. Aliran Kutub Robani

Muncul pada tanggal 29 Oktober 2005 di Kp. Cibeas Ds. Kertajaya Kec. Simpenan Kab. Sukabumi dengan
pemimpinnya Mohammad Hassan Sayidina Ghali Kutub Robani. Pemda dan POLRI pun memonitoring
setiap kegiatan yang dilakukan oleh aliran Kutub Robani. Dan disarankan kepada Pemda Kab. Sukabumi
untuk segera melakukan Rakor Aparat terkait tentang kegiatan Aliran Kutub Robani.

6. Kelompok Husnul Huluq

Jenis aliran yang dianggap menyimpang: Kelompok Husnul Huluq beranggapan Shalat Jum’at dianggap sah
cukup minimal 3 orang jema’ah. MUI Kec. Paseh Kab. Sumedang sudah memfatwakan yang isinya agar
kelompok Husnul Huluq menertibkan diri. Tindakan Pemda dan Polri: telah dilakukan Rakor Muspika kec.
Paseh Kab. Sumedang untuk menghentikan kegiatannya sementara sebelum ada Fatwa dari MUI Sumedang.

7. Jemaat Kristiani Pondok Nabi Dan Rasul Dunia

Jenis aliran yang dianggap menyimpang:


 Bahwa orang yang tidak sealiran dengan ajaran Pendeta MANGAPIN SIBUEA dianggap sebagai inti
 Kristen yang menyesatkan yang akan ditempatkan di neraka
 Bahwa Pendeta-pendeta Kristen yang diluar ajarannya adalah nabi-nabi palsu
 Bahwa pembaptisan percik air yang laxim dilakukan oleh umat Kristen di Gereja-gereja dianggap
oleh
 Pendeta MANGAPIN SIBUEA diluar kebenaran Al-Kitab Injil
 Adanya keyakinan bahwa hari Kiamat akan terjadi pada tanggal 10 Nopember 2003

Fatwa Mui/Dasar Hukum Lain Yang Melarang: Berdasarkan SK dari Ketua Team Koordinasi Pengawasan
Aliran Kepercayaan (PAKEM) Kab. Bandung No. KEP01/P.2.28/DSB.1/06/2000 tanggal 21 Juni 2000
menyatakan larangan terhadap ajaran pendeta MANGAPIN SIBUEA dan larangan beredar buku
pedomannya berjudul “Suara Allah diakhir jaman” yang dikembangkan (diajarkan) di Kab. Bandung.
Tindakan Pemda Dan Polri: Pada tanggal 10 Nopember 2003 kegiatan Jemaat tersebut telah dihentikan
oleh Aparat Keamanan Polres Bandung dan Pendeta dari Badan Kerjasama Gereja-Gereja Jawa Barat
(BKSG-JB)

8. NII KW IX Pontren-Pondok Pesatren Al-Zaytun, Indramayu-Jawa Barat

Jenis aliran yang dianggap menyimpang:


1. Penyimpangan Aqidah:
 Menciptakan Syirik yakni menyusun sistematika Tauhid secara serampangan dan membaginya
kedalam 3 substansi tauhid yaitu tauhid Rubbubiyah (akar kayu/Undang-undang) Tauhid Mulkiyah
(Negara) dan Tauhid Uluhiyyah (Umatnya).
 Meyakini Kerasulan tidak akan berakhir selama masih ada orang yang menyampaikan dakwah Islam.
 Keyakinan adanya otoritas nubuwwah pada diri dan kelompok mereka dalam menerima,
memahami dan menjelaskan serta melaksanakan/memperjuangkan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul
hingga tegaknya Syariah Islam dan Kekhilafan di muka bumi.
 Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad -shallallâhu ‘alayhi wa sallam-
untuk menata dunia secara baik dan benar namun dalam prakteknya bagaimana mensikapi maupum
memahami Al-Qur’an, maka bebas melakukan takwil maupun tafsir.
 As-Sunnah adalah perilaku Nabi Muhammad -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- dalam melaksanakan Al-
Qur’an yang ternyata mengikuti ajaran dan tata cara pengabdian Nabi Ibrahim dan Nabi
Muhammad diyakini kader Nabi Isa.
 Menggunakan nama-nama Nabi untuk hirarki kepangkatan sehingga menimbulkan kesan bahwa
Nabi yang satu bisa diperintah oleh nabi lain yang berada pada struktur lebih tinggi.
Di Balik Isu Aliran Sesat | 3
2. Penyimpangan Syari’ah yaitu mengubah syari’at zakat fitrah dan syari’at qurban karena zakat fitrah tidak
lagi dihargai dengan 3,5 liter beras karena dosa setahun sudah tidak wajar dibersihkan dengan 3,5 liter
beras, berkurban tidak selamanya menyembelih hewan karena menyembelih hewan hanyalah sekedar
lambang pengorbanan.

Tindakan Pemda dan Polri:


 Setelah dilakukan rapat koordinasi aparat terkait, Depag, MUI tingkat Provinsi Jabar untuk kegiatan
Ponpes Al-Zaitun bisa terus berjalan karena masih sesuai dengan ajaran Islam.
 Setiap kegiatan yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Aljaitun agar dimonitor untuk mendapatkan
bahan keterangan.
 Agar memantau dan melakukan Pamka/Pamtup bagi aparat terkait Polri, Pemda, Depag dan MUI
Kab. Indramayu dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Ponpes Al-Zaitun.

9. Darul Islam (DI Fillah)

Jenis aliran yang dianggap menyimpang: Menyebarkan ajaran bahwa ketika Shalat khatibnya menghadap
ke Timur. Belum ada pelarangan dari MUI maupun Pemerintah. Sedangkan dari Pemda Dan Polri: Polri
telah melakukan penyidikan terhadap anggota DI Fillah a.n. Sdr. Deden Rahayu Setiana, 35 tahun dengan
alamat di Garut dengan pasal 56a Jo Pasal 56 KUH Pidana yang diduga melakukan perbuatan pidana
penodaan agama dan pelaku di vonis 8 bulan penjara.

10. Wahidiyah

Jenis aliran yang dianggap menyimpang:


 Ghauts Hadza Zaman mempunyai kewenangan Jallab dan Sallab (menanamkan dan mencabut iman
seseorang) (Kumpulan teks Wahidiyah hal 66)
 Mendoktrin kepada ummat untuk meyakini bahwa Mualip Sholawat Wahidiyah yang bernama
Mbah H. Abdul Majid, RA sebagai Ghauts Hadza Zaman (Kumpulan teks Wahidiyah hal 16)
 Bahwa kalau tidak ada Ghauts Hadza Zaman (yang dimaksud Mbah H. Abdul Majid, RA), Allah
akan menghancurkan dunia sekarang ini (Mbah H. Abdul Majid, RA) dianggap juru selamat bagi
Ummat zaman sekarang (Kumpulan teks Wahidiyah hal 17)

Fatwa Mui/Dasar Hukum Lain Yang Melarang:


 Fatwa MUI No. 25/Kep/MUI-Kota TSM/VI/2005 tanggal 28 Juni 2005 tentang sebagian ajaran
Yayasan perjuangan Wahidiyah sangat kontroversi dan meresahkan masyarakat.
 Fatwa MUI No. 45/Kep/MUI-TSM/V/2007 tanggal 25 Mei 2007 yang menyatakan bahwa beberapa
ajaran Wahidiyah dianggap menyimpang/tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Tindakan Pemda Dan Polri: Pemda dan Pemkot Tasikmalaya berencana akan mengeluarkan Surat
Keputusan Bersama (SKB) mengenai pelarangan terhadap ajaran Wahidiyah di wilayah Kab/Kota
Tasikmalaya.

11. Al-Qiyadah Al-Islamiyah

Jenis aliran yang dianggap menyimpang:


 Adanya syahadat baru yang berbunyi “Asyhadu ala ilaha illallah, Wa asyhadu anna Masih Al
Mau’ud Rasulullah
 Adanya Nabi/Rasul baru setelah nabi Muhammad -shallallâhu ‘alayhi wa sallam-
 Belum mewajibkan Shalat, Puasa dan Haji
 Kelompok tersebut menganggap Rasulullah -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- telah habis masa tugasnya
sampai tahun 1400 H, dan Allah SWT telah mengutus Ahmad Mushaddeq.
 Orang lain yang tidak masuk kelompok aliran Al Qiyadah Al Islamiyah dan yang masih menganggap
nabi Muhammad sebagai Rasul dianggap Musyirik.
 Menganggap Al-Qur’an saat ini sebagai tulisan sedangkan jiwa atau rohnya sudah hilang sejak tahun
1300 tahun yang lalu.

Fatwa Mui/Dasar Hukum Lain Yang Melarang: Fatwa MUI No. 05 tahun 2007 tanggal 03 Oktober 2007
yang berisi antara lain “Pemerintah berkewajiban untuk melarang penyebaran paham dan ajaran Al
Qiyadah Al Islamiyah, menutup semua tempat kegiatan serta menindak tegas pimpinan aliran tersebut
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Pemda dan Polri melakukan pembinaan
terhadap pengikutajaran Al-Qiyadah Al-Islamiyah agar kembali kepada ajaran Islam yang benar dan
melakukan tindakan terhadap pimpinannya.

Di Balik Isu Aliran Sesat | 4


12. Al Qur’an Suci

Jenis aliran yang dianggap menyimpang: Tidak percaya kepada semua hadits Rasulullah karena dasar
hukum dalam Islam hanya Al-Qur’an. Fatwa Mui/Dasar Hukum Lain Yang Melarang: Al-Qur’an Suci mirip
dengan Ingkar Sunnah yang sudah dilarang oleh Kejagung maupun MUI Pusat sesuai dengan Keputusan
Kejagung No. Kep.169/JA/9/1983 dan Fatwa MUI tanggal 27 Juni 1983. Pemda dan Instansi terkait pun
melakukan pembinaan terhadap pengikut ajaran tersebut agar kembali kepada ajaran Islam yang benar dan
menyerukan kepada Umat Islam/Masyarakat Muslim untuk tidak terpengaruh oleh ajaran sesat tersebut.

13. Aliran Hidup Dibalik Hidup

Pimpinannya bernama Muhamad Kusnendar. Bergerak di Daerah Sigong Kec. Lemah Abang Kabupaten
Cirebon. Pengikut 100 Orang Lebih Inti ajaran yang aneh:
 Bisa berkomunikasi dengan Malaikat dan Para Nabi
 Telah melakukan Survey ke Sidratul Muntaha Surga dan Neraka

C. Menentukan Sikap

Untuk menentukan sikap terhadap aliran-aliran di atas, perlu didudukkan terlebih dahulu makna sesat
(dhalâl) itu sendiri. Prof. Dr. Muhammad Rawwas Qal’ah Ji (w. 1435 H) mendefinisikan makna dhalâl
berkonotasi sebagai perbuatan:

“Penyimpangan dari syari’at (ajaran) Allah.”5

Dengan kata lain suatu paham dikatakan sesat, menyimpang jika bertentangan dengan akidah dan hukum-
hukum syariah yang qath‘i. Suatu paham yang menyimpang dari rukun iman, rukun Islam, dan atau tidak
mengimani kandungan al-Quran jelas terkategori kesesatan (dhalâlah). Apalagi syahadatnya bukan syahadat
Islam. Dilihat dari sudut ini, al-Qiyadah al-Islamiyah dan aliran-aliran lainnya yang disebutkan dengan
keyakinan seperti di atas dapat digolongkan kelompok sesat karena menyelisihi ajaran-ajaran Islam yang
qath’i. Pengakuan suatu kelompok atas seseorang sebagai rasul yang diutus dengan suatu syahadat adalah
suatu bentuk kemungkaran yang merusak kesucian akidah Islam yang hanya mengakui Nabi Muhammad -
shallallâhu ‘alayhi wa sallam- sebagai nabi dan rasul terakhir, sebagaimana firman Allah ’Azza wa Jalla:

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kalian, tetapi dia adalah
Rasulullah dan penutup para nabi. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzâb [33]: 40).

Imam Ibnu Jarir al-Thabari (w. 310 H) menafsirkan ayat tersebut menegaskan:

“Akan tetapi ia adalah utusan Allah dan penutup para nabi (khâtam al-nabiyyîn). Beliau adalah penutup
kenabian (nubuwwah) sekaligus orang yang diberi cap kenabian. Atas dasar itu, kenabian (nubuwwah) tidak
akan dibukakan kepada seorang pun setelah beliau hingga Hari Kiamat.”6

Dan perkara ini termasuk perkara akidah, al-Qadhi Taqiyuddin al-Nabhani dalam Muqaddimah al-Dustûr
menegaskan bahwa kedudukan Rasulullah -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- sebagai penutup para nabi
termasuk wilayah akidah, karena kita dituntut untuk mengimaninya. 7 Al-Hafizh Ibnu Katsir (w. 774 H)
menyatakan bahwa ayat ini merupakan nash yang menunjukkan tidak adanya nabi setelah Nabi
Muhammad -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- 8 Ibnu Katsir pun menegaskan bahwa masalah ini telah

5 Prof. Dr. Muhammad Rawwas Qal’ah Ji dkk, Mu’jam Lughat al-Fuqahâ’, Beirut: Dâr al-Nafâ’is, cet. II, 1408

H, hlm. 335.
6 Muhammad bin Jarir Abu Ja’far al-Thabari, Jâmi’ al-Bayân fî Ta’wîl al-Qur’ân, Beirut: Mu’assasat al-

Risâlah, cet. I, 1420 H, juz XX, hlm. 278.


7 Taqiyuddin bin Ibrahim Al-Nabhani, Muqaddimah al-Dustûr, Beirut: Dâr al-Ummah, cet. II, 1430 H, juz I,

hlm. 22.
8 Abu al-Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir, Tafsîr al-Qur’ân al-‘Azhîm, Dâr Thayyibah, cet. II, 1420 H, juz VI,

hlm. 428.
Di Balik Isu Aliran Sesat | 5
disebutkan oleh hadits-hadits mutawatir yang diriwayatkan oleh mayoritas Sahabat dari Nabi -shallallâhu
‘alayhi wa sallam-9

Pengakuan tentang nabi/rasul setelah Muhammad -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- ini misalnya, jelas menikam
hadis-hadis Rasulullah -shallallâhu ‘alayhi wa sallam-, di antaranya hadits dari Hudzaifah Ibnu al-Yaman r.a.
bahwa Nabi -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- bersabda:

“Sesungguhnya aku penutup para nabi dan tidak ada lagi nabi setelahku” (HR. Ahmad dalam Musnad-nya10)

Dan hadits shahih:

“Dulu Bani Israil diurus oleh para nabi. Setiap kali seorang nabi meninggal, nabi yang lain menggantikannya.
Sesungguhnya tidak ada nabi sesudahku dan akan ada para khalifah, yang berjumlah banyak.” (HR. Al-
Bukhari11, Muslim12 & Ahmad13).

Hadits-hadits dengan redaksi lain yang senada pun banyak kita temukan dalam kitab induk hadits.
Semuanya menggambarkan bahwa Muhammad -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- adalah nabi dan rasul
terakhir, kalimat lâ nabiyya ba’diy semakin mempertegas makna khâtam al-nabiyyîn, bahwa beliau -
shallallâhu ‘alayhi wa sallam- jelas adalah penutup para nabi dan tidak ada lagi nabi setelah beliau. Setelah
masa Rasulullah -shallallâhu ‘alayhi wa sallam-, umat dipimpin bukan oleh nabi atau rasul, melainkan para
khalifah yang menerapkan Islam yang dibawa Rasulullah -shallallâhu ‘alayhi wa sallam-

D. Ada Apa Dibalik Itu Semua?

Kemunculan aliran-aliran yang menyimpang dari Islam penting untuk dicermati. Sebab, sering bukan
semata-mata karena ajaran yang dikembangkannya, melainkan juga merupakan upaya untuk
menghancurkan Islam itu sendiri. Ada beberapa hal yang menarik dicatat:

Pertama, Ada upaya stigmatisasi (cap negatif) istilah. Munculnya aliran-aliran tersebut selalu menggunakan
istilah-istilah yang memojokkan Islam. Sebagai contoh, dulu sempat dimunculkan gerakan Komando Jihad
yang ternyata sudah menjadi rahasia umum bahwa kelompok tersebut rekayasa intelijen pada masa Orde
Baru. Dengan nama itu, istilah jihad dikotori sehingga umat Islam menjadi alergi terhadap istilah itu.
Padahal jihad merupakan ajaran Islam yang mulia. Bayangkan, tanpa ajaran jihad, bagaimana mungkin para
ulama menggerakkan rakyat hingga berhasil mengusir penjajah?

Ada juga istilah ‘Jamaah Islamiyah’ sebagai kelompok teroris. Dengan istilah tersebut, kelompok-kelompok
(jamaah-jamaah) Islam distigmatisasi dan dicap negatif. Padahal istilah jamaah merupakan istilah bagi
kesatuan umat. Karenanya, dapat dikatakan bahwa stigmatisasi istilah tersebut ditujukan untuk mencegah
kesatuan umat dan agar umat menjauhi kelompok-kelompok yang memperjuangkan syariah. Ada juga
kelompok al-Qur’an Suci yang tidak mengakui hadits/sunnah Nabi -shallallâhu ‘alayhi wa sallam- (inkar
sunnah). Istilah ini bisa memunculkan stigma negatif terhadap al-Qur’an sebagai kitab suci. Lalu muncul
kelompok ‘al-Qiyadah al-Islamiyah’ yang menyimpang. Istilah yang berarti kepemimpinan islami ini
merupakan istilah yang baik. Umat pun sekarang merindukan adanya kepemimpinan Islam. Dengan
munculnya kelompok dengan nama tersebut, jelas ada target untuk menjauhkan umat dari kepemimpinan
Islam (qiyâdah islâmiyah) yang menerapkan Islam melalui stigmatisasi istilah.

Kedua, Kemunculan aliran-aliran sesat tersebut menanamkan sikap saling curiga terhadap sesama muslim
atau kelompok Islam. Adanya sikap saling curiga ini akan mempersulit terjalinnya ukhuwah yang justru kini
sedang dirajut. Padahal sesama orang beriman telah diikat dengan ikatan ukhuwwah yang agung yakni
akidah Islam (lihat: QS. Al-Hujurât [49]: 10).

9 Ibid.
10 HR. Ahmad dalam Musnad-nya (juz ke-38/hlm. 380, hadits no. 23358), Syu’aib al-Arna’uth mengatakan
sanadnya shahih, para perawinya tsiqah.
11 HR. Al-Bukhari dalam Shahîh-nya (III/1273, hadits no. 3268).
12 HR. Muslim dalam Shahîh-nya (VI/17, hadits no. 4801)
13 HR. Ahmad dalam Musnad-nya (XIII/340, hadits no. 7960), Syu’aib al-Arna’uth mengatakan bahwa

sanadnya shahih sesuai syarat Syaikhayn (al-Bukhari & Muslim).


Di Balik Isu Aliran Sesat | 6
Ketiga, Adanya provokasi. Jika Pemerintah dan ulama tidak sigap dan bijaksana bukan mustahil kemunculan
kelompok yang menyimpang dari Islam merupakan upaya provokasi agar terjadi bentrok fisik antar sesama
Muslim. Di Jika ini terjadi, lagi-lagi umat Islam akan mengalami kerugian.

Keempat, Umat perlu waspada dan cermat dalam menilai. Di antara ajaran yang dianut kelompok Al-
Qiyadah Al-Islamiyah adalah mendirikan Negara Islam versi mereka bahkan mendirikan Khilafah ala
mereka. Pertanyaannya, apa mungkin kelompok yang tidak mengaku Muhammad -shallallâhu ‘alayhi wa
sallam- sebagai rasul dan nabi terakhir, memandang al-Quran sudah hanya tinggal tulisan, menyatakan
shalat tidak wajib dan bahkan menyimpang dari rukun iman, lalu memperjuangkan hukum Islam dan
kepemimpinan Khilafah yang sesuai hukum syariah? Umat jangan terjebak menolak syariah (salah satunya
kepemimpinan umat dalam Khilafah) yang diperintahkan Allah dan Rasul hanya karena adanya kelompok
tersebut.

Kelima, Sering munculnya aliran-aliran sesat tersebut mencerminkan Pemerintah tidak sungguh-sungguh
menjaga akidah umat dan syariahnya. Padahal tugas penguasa (ulil amri) sebagaimana dirinci oleh Imam al-
Mawardi (w. 450 H) di antaranya: menjaga Din (Islam) dan mengatur urusan dunia dengannya 14 ,
memelihara kemurnian Dinul Islam, menerapkan hukum dan menyelesaikan persengketaan, menjaga
keamanan masyarakat, menegakkan hukum-hukum hudud, menjaga perbatasan dari upaya pendudukan,
memerangi orang-orang yang memusuhi al-Islam setelah mendakwahi mereka hingga masuk Islam atau
tunduk menjadi ahl al-dzimmah.15 Oleh karena itu, umat harus memiliki negara dan pemerintah yang benar-
benar menjaga akidah dan menerapkan syari’ah.

Keenam, Tidak menutup kemungkinan adanya skenario untuk menghancurkan Islam, mengadu-domba
umat Islam, dan menjauhkan umat dari para pejuang syariah Islam. Menarik disimak pernyataan Ketua
Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Prof. DR. Achmad Satori Ismail, “MUI sudah melakukan survei,
ternyata aliran sesat yang akhir-akhir ini cukup marak itu merupakan skenario asing.”

Beliau menyebut kesimpulan MUI itu diperoleh dari temuan adanya pemimpin aliran yang tidak dapat
membaca al-Quran. “Kami heran, lalu kami tanya pengetahuan pemimpin itu tentang Islam dan siapa yang
membayarnya untuk menyebarkan aliran sesat, dia menyebut sebuah negara (asing),” ucapnya.

E. Wahai Kaum Muslimin

Waspadalah! Umat Islam sedang terus dihancurkan, selama ini isu war on terrorism yang diusung musuh-
musuh Islam tidak mampu merobohkan Islam dan perjuangan penerapan Islam. Kini isu aliran sesat
digulirkan untuk tujuan yang sama.

Sesungguhnya tersebarnya aliran-aliran sesat di tengah-tengah umat ini terjadi karena umat hidup dalam
sistem jahiliyyah Demokrasi dengan prinsip kebebasan yang menyuburkannya dan dipimpin oleh para
pemimpin yang mengenyampingkan syari’at Islam dalam mengatur urusan umat, tidak menjalankan fungsi
junnah (perisai) akidah dan malah menjadi penjaga sistem jahiliyyah tersebut. Maka wajib bagi kita
mengupayakan tegaknya syari’at Islam kâffah dengan thariqah menegakkan al-Khilafah ’ala Minhaj al-
Nubuwwah, membai’at khalifah yang menegakkan syari’at Islam kâffah, menjalankan fungsi ri’âyah
(pengaturan urusan umat) dengannya dan menegakkan fungsi junnah sebagaimana sabda yang mulia
Rasulullah -shallallâhu ‘alayhi wa sallam-:

“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu perisai, dimana (orang-orang) akan berperang mendukungnya dan
berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan) nya.” (HR. Muttafaqun ’Alayh)

Dimana sifat junnah dalam hadits ini pun tak terbatas dalam peperangan semata,16 akan tetapi berkonotasi
pula sebagai pelindung dari kezhaliman, penangkal dari keburukan sebagaimana dijelaskan al-Hafizh Ibnu
al-Atsir (w. 606 H)17 termasuk mencegah berkembangnya aliran-aliran sesat, Wallâhu a‘lam bi al-shawâb. []

14 Abu al-Hasan ‘Ali bin Muhammad al-Mawardi, Al-Ahkâm al-Sulthâniyyah, Kairo: Dâr al-Hadîts, hlm. 15.
15 Ibid.
16 Nuruddin al-Mala’ al-Qari, Mirqât al-Mafâtîh Syarh Misykât al-Mashâbîh, Beirut: Dâr al-Fikr, cet. I, 1422

H, juz VI, hlm. 2391.


17 Ibnu al-Atsir, Jâmi’ al-Ushûl fî Ahâdîts al-Rasûl, Maktabat Dâr al-Bayân, cet. I, 1390 H, juz IV, hlm. 63.

Di Balik Isu Aliran Sesat | 7

Anda mungkin juga menyukai