Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Industri minyakan dan gas adalah suatu kegiatan industri dalam

memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) dari dalam Bumi. Penambangan

dilakukan dari permukaan tanah dengan cara mengebor minyak kemudian

mengolahnya menjadi bahan jadi yang kemudian dipasarkan kepada

konsumen. Hal ini tentunya melibatkan alat-alat transportasi minyak yang

terus berjalan seiring dengan produksi minyak dan gas yang terus

meningkat. Kondisi pertambangan migas sangat berbeda tergantung dari

lokasi, jenis dan ukuran dari pertambangan tersebut. Kegiatan

pertambangan di sektor migas juga memiliki peran penting dalam

pembangunan nasional dan penciptaan lapangan kerja.

Di balik besarnya peran sektor industri pertambangan migas dalam

pembangunan nasional dan penciptaan lapangan kerja tersebut, ada satu

aspek yang belum mendapatkan perhatian serius berkaitan dengan masalah

keselamatan para pekerja. Peran sebagai andalan sumber devisa tersebut

menjadi kurang berarti manakala aktivitas pertambangan migas memakan

banyak korban jiwa. Suatu kecelakaan kerja bukan saja merugikan

karyawan itu sendiri, tetapi juga pada keluarga korban dan kerugian-

kerugian pada perusahaan, seperti pengeluaran biaya kecelakaan,

1
2

kerusakan peralatan, fasilitas produksi, terhambatnya aktivitas produksi,

kerusakan lingkungan dan sebagainya.

Industri yang bergerak dalam bidang minyak dan gas bumi

memiliki resiko tinggi disektor hulu, yaitu pada kegiatan pengelolaan dan

pengeboran. Sedangkan pada sektor hilir yaitu pada kegiatan pengolahan

dan distribusi juga memiliki resiko yang hampir sama dengan sektor hulu.

Resiko ini meliputi aspek finansial, kecelakaan, kebakaran, ledakan

maupun penyakit akibat kerja dan dampak lingkungan. Risiko kecelakan

kerja adalah menyatakan kemungkinan terjadinya kecelakan atau kerugian

bagi pekerja maupun perusahaan. Faktor yang mempengaruhi risiko

kecelakaan kerja adalah faktor pekerjaan, faktor manusia dan faktor

lingkungan kerja.
Kegiatan pengolahan migas diperlukan perencanaan, persiapan,

dan pelaksanaan untuk menanggulangi bahaya tertentu termasuk untuk

meredam terjadinya kecelakaan akibat transportasi. Kecelakaan lalu lintas

di jalan lingkungan pabrik baik di jalan angkutan migas maupun jalan-

jalan lain di dalam wilayah kerja perusahaan masih sering terjadi. Hal ini

merupakan salah satu konsekuensi dari meningkatnya kegiatan dan

bertambahnya unit transportasi khususnya unit mobil tangki. Peningkatan

kegiatan dan bertambahnya unit transportasi adalah suatu hal yang tidak

dapat dihindari seiring dengan peningkatan produksi. Untuk menghindari

kecelakaan lalu lintas sebagai akibat peningkatan aktifitas dan

bertambahnya unit transportasi maka perusahaan berkewajiban membuat

kebijakan, peraturan dan prosedur untuk mengatur cara mengemudi yang


3

baik dan benar dengan melakukan pemeriksaan secara berkala di unit

transportasi khususnya mobil tangki.


PT PERTAMINA (PERSERO) merupakan salah satu perusahaan

besar BUMN di Indonesia. Perusahaan BUMN ini bergerak di bidang

minyak dan gas. Bisnis yang dijalankan oleh PT PERTAMINA

(PERSERO) ialah pengolahan migas yang di mulai dari hulu sampai hilir.

Sebagai perusahaan besar dan memiliki teknologi yang tinggi, Pertamina

sangat memperhatikan aspek-aspek keselamatan dan keamanan pekerjanya

dalam beraktifitas. Pertamina juga menjamin lingkungan kerja yang ramah

lingkungan. Oleh karena itu, PT PERTAMINA (PERSERO) merupakan

satu perusahaan yang paling berpengaruh terhadap laju perekonomian

negara Indonesia.
1.2 Tema Kerja Praktek
Tema yang akan di ambil pada kegiatan kerja praktek ini adalah

Standar Mobil Tangki di PT Pertamina (Persero) Depot LPG Tanjung

Priok.
1.3 Tujuan Kerja Praktek
1.3.1 Umum
1. Memenuhi Kerja Praktek semester V (lima) Progam Studi Fire

and Safety Akademi Minyak dan Gas Balongan;


2. Mengetahui Sistem Manajemen Kesealamatan Transportasi Darat

di PT Pertamina (Persero) Depot LPG Tanjung Priok;


1.3.2 Khusus
1. Mengetahui program standar dan persyaratan umum mobil

tangki di PT Pertamina (Persero) Depot LPG Tanjung Priok;


2. Mengetahui prosedur peralatan safety pada mobil tangki di PT

Pertamina (Persero) Depot LPG Tanjung Priok;


4

3. Mengetahui implementasi sistem manajemen keselamatan

transportasi darat pada mobil tangki di PT Pertamina (Persero)

Depot LPG Tanjung Priok.

1.4 Manfaat

Manfaat yang diperoleh selama praktek kerja adalah :

1. Manfaat untuk mahasiswa :

a. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang bersifat

implementasi;

b. Dapat mengetahui program standar dan persyaratan umum mobil

tangki di PT Pertamina (Persero) Depot LPG Tanjung Priok;

c. Dapat mengetahui prosedur peralatan safety pada mobil tangki di

PT Pertamina (Persero) Depot LPG Tanjung Priok;

d. Mengetahui implementasi sistem manajemen keselamatan

transportasi darat pada mobil tangki di PT Pertamina (Persero)

Dept LPG Tanjung Priok;

e. Dapat dijadikan sebagai bahan untuk mempersiapkan diri dalam

proses interaksi sosial dalam lingkungan kerja.

2. Manfaat untuk Akamigas Balongan :

a. Terbinanya kerja sama antara Akamigas Balongan dengan Institusi

tempat kerja praktek untuk meningkatkan kemampuan SDM yang

dibutuhkan di dunia kerja;


5

b. Meningkatkan kapasitas dan kuantitas serta kualitas pendidikan

dengan melibatkan tenaga terampil dari pembimbing di lapangan;

c. Tersusunnya kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan nyata di

lapangan.

3. Manfaat untuk perusahaan :

a. Dapat memanfaatkan tenaga mahasiswa untuk membantu kegiatan

operasional;

b. Dapat memanfaatkan tenaga pembimbing akademik untuk

memberikan masukan yang relevan dengan kegiatan manajemen

operasional institusi tempat praktek.

1.5 Ruang Lingkup


Dalam pelaksanaan kerja praktek ini penulis diharapkan mampu

mengetahui mengenai Sistem Manajemen Kesealmatan Tansportasi Darat di

PT Pertamina (Persero) Depot LPG Tanjung Priok. Pelaksanaan kerja

praktek ini bertujuan untuk memenuhi tugas kurikulum perkuliahan jenjang

diploma III (tiga) program studi Fire and Safety di Akademi Minyak dan

Gas Balongan. Dalam pengambilan data penulis menggunakan metode

wawancara, metode observasi dan metode literatur.

Anda mungkin juga menyukai