Anda di halaman 1dari 2

Puisi Ibu

Karya Khalil Gibran

Oleh : Anggita ardestianti lesmana

Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir -bibir manusia.

Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.

Kata yang semerbak cinta dan impian,

manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.

Ibu adalah segalanya. Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kita dalam rengsa, rujukan kita
dikala nista. Ibu adalah mata air cinta, kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi.

Siapa pun yang kehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang senantiasa merestui dan
memberkatinya.

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa ibu. Matahari sebagai ibu bumi yang menyusuinya
melalui panasnya. Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam merebahkannya
dalam lentera ombak, syahdu tembang beburungan dan sesungaian.

Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya.
Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus memelihara bebuahan dan bebijian. Ibu adalah
jiwa keabadian bagi semua wujud. Penuh cinta dan kedamaian.

Puisi berjudul Ibu karya Khalil Gibran ini bertemakan kasih sayang seorang anak terhadap
ibunya. Penyair mengungkapkan bahwa ia sangat menyayangi ibunya.

Puisi ini lebih cenderung berbentuk curahan hati penyair. Berisi luapan emosional atas rasa
sayang kepada sang ibu. Penyair menuangkan gagasan dalam puisinya hanyalah berupa luapan
ekspresional perasaan.
Puisi ini seolah diciptakan hanya untuk ibunya. Kami selaku pembaca seperti ikut hanyut
dalam puisi tersebut. Sangat tampak proses perenungan mendalam dalam penciptaan puisi ini.
Indikatornya, terlihat dari segi bahasa yang digunakan sangat mendalam sekali. Makna dan amanat
terkesan sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Pada sisi perasaan penyair tampak konsisten. Ibu merupakan malaikat tak bersayap terdaat
dalam kutipan "Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud penuh cinta dan kedamaian"

Puisi ini tampaknya sangat cocok digunakan sebagai bahan ajar apresiasi sastra di sekolah.
Puisi ini banyak menunjukan pesan moral yang baik. Dari segi pengunaan bahasa puisi ini sangat
memperlihatkan diksi yang mantap. Majas-majas lain yang mempercantik tampilan puisi.

Sejatinya penyair menulis puisi yang mencerminkan curahan hatinya. sehingga pembaca
memperoleh hikmah dari apa yang diungkapkan penyair. Selain itu yang tak boleh dilupakan adalah
pemilihan diksi yang apik akan memberikan sensasi yang unik. Pada akhirnya melewati proses
perenungan yang mendalam dan pemilihan diksi yang baiklah yang akan memberikan energi dan
imaji kuat di benak pembacanya

Bila ada pepatah surga di telapak kaki ibu, mungkin itu adalah gambaran yang paling mulia
untuk Khalil Gibran , setiap pengorbanan yang telah beliau lakukan terhadap anak- anaknya.

Dimata Khalil Gibran ibu adalah segalanya.

Penyair menyimpulkan bahwa ibunya

seperti bumi yang terdapat dalam kutipan "Bumi adalah ibu pepohonan dan bebungaan. Bumi
menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya. Pepohonan dan bebungaan adalah ibu yang tulus
memelihara bebuahan dan bebijian

Anda mungkin juga menyukai