Anda di halaman 1dari 4

Petunjuk Ujian Praktik Membaca Puisi

Tahun 2021
Materi Ujian Praktik : Membaca Puisi

Tema : Ibu

Judul Puisi Karya/ Pengarang


Ibu Zawawi Imron
Ibu Kahlil Gibran
Ibu Mustofa Bisri

Kriteria Penilaian:

A. Latar belakang
Latar belakang pembacaan puisi
a. Latar nyata : Pembacaan puisi bisa berlatar belakang secara nyata, misalnya di
taman, di pantai, di teras, ruang, tamu, atau pemandangan lainnya
b. Latar virtual
B. Penilaian Pembacaan Puisi
a. Penjiwaan dan Ekspresi
Penjiwaan atau interpretasi puisi meliputi keutuhan makna puisi (pemahaman) dan
penyampaian pesan yang terkandung di dalamnya dengan penuh penghayatan
(Penyampaikan isi puisi secara ekspresif).
b. Intonasi
Intonasi nada yang tepat dan teratur. Sesuai dengan rima dari puisi itu, tepat tinggi
rendah suara pada kata-kata
c. Tempo
Cepat lambat dalam pembacaan puisi
d. Gestur dan gaya
Gestur dapat diartikan sebagai gerak tangan atau gerak anggota tubuh yang sesuai
dengan isi puisi ketika seseorang membacakan puisi.

Catatan:

Siswa wajib mengenakan seragam sekolah ketika ujian praktik membaca puisi
IBU

(Karya: D Zawawi Imron)

Kalau aku merantau lalu datang musim kemarau


sumur-sumur kering, daunan pun gugur bersama reranting
hanya mataair airmatamu ibu, yang kan tetap lancer mengalir

Bila aku merantau


sedap kopyor susumu dan ronta kenakalanku
di hati ada mayang siwalan memutihkan sari-sari kerinduan
lantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

Ibu adalah gua pertapaanku


dan ibulah yang meletakkan aku disini
saat bunga kembang menyemerbak bau sayang
ibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumi
aku mengangguk meskipun kurang mengerti

belas kasihmu ibarat samudra


sempit lautan teduh
tempatku mandi, mencuci lumut pada diri
tempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauh
lokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku
kalau ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawan
namamu ibu, yang kan kusebut paling dahulu
lantaran aku tahu
engkau ibu dan aku anakmu

bila aku berlayar lalu datang angina sakal


Tuhan yang ibu tunjukkan telah kukenal

Ibulah itu, bidadari yang berselendang bianglala


Sesekali datang padaku
Menyuruhku menulis langit biru
dengan sajakku
IBU

(Karya: Kahlil Gibran)

ibu merupakan kata tersejuk yang di lantunkan oleh bibir-bibir manusia…


Dan “ibuku” merupakan sebutan terindah…
Kata yang semerbak penuh Cinta dan impian,
Manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa…

Ibu adalah segalanya,


Ibu adalah penegas kita dikala lara,
Impian kita dalam rengsa, rujukan kita dikala nista…

Ibu adalah mata air Cinta,


Kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi..
Siapapun yang kehilangan ibunya, ia akan kehilangan sehelai jiwa suci yang
senantiasa merestui dan memberkatinya…

Alam semesta selalu berbincang dalam bahasa Ibu.


Matahari sebagai Ibu Bumi yang menyusuinya melalui panasnya…
Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi sampai malam
merebahkannya dalam lentera ombak,
syahdu tembang beburungan dan sesungaian…

Bumi adalah Ibu pepohonan,


Bumi menumbuhkan, menjaga dan membesarkannya…

Pepohonan dan bebungaan adalah Ibu yang tulus memelihara bebuahan dan
bebijian..

Ibu adalah jiwa keabadian bagi semua wujud.


Penuh Cinta dan kedamaian…
IBU

(Karya: KH A Mustofa Bisri)

Kaulah gua teduh


tempatku bertapa bersamamu 
sekian lama
Kaulah kawah
darimana aku meluncur dengan perkasa
Kaulah bumi
yang tergelar lembut bagiku 
melepas lelah dan nestapa
gunung yang menjaga mimpiku
siang dan malam
mata air yang tak brenti mengalir 
membasahi dahagaku 
telaga tempatku bermain
berenang dan menyelam

Kaulah, ibu, laut dan langit


yang menjaga lurus horisonku
Kaulah, ibu, mentari dan rembulan
yang mengawal perjalananku 
mencari jejak sorga
di telapak kakimu

(Tuhan, aku bersaksi


ibuku telah melaksanakan amanat-Mu
menyampaikan kasih sayangMu
maka kasihilah ibuku
seperti Kau mengasihi
kekasih-kekasih-Mu
Amin)

Anda mungkin juga menyukai