3170 6423 1 SM PDF
3170 6423 1 SM PDF
Abstrak
Latar Belakang:Penyakit dekompresi adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pelepasan dan
pengembangan gelembung-gelembung gas dari fase larut dalam darah atau jaringan akibat
penurunan tekanan dengan cepat di sekitarnya. Faktor-faktor yang diduga meningkatkan dekompresi
adalah kedalaman menyelam, lama menyelam, dan anemia.
Tujuan :Untuk menjelaskan besarnya pengaruh kedalaman menyelam, lama menyelam, anemia
terhadap kejadian penyakit dekompresi pada penyelam tradisional.
Metode :Penelitian mix methode desain studi kasus kontrol yang diperkuat dengan indepth interview
ini dilakukan terhadap 46 responden, meliputi 23 kasus (penyelam tradisional penderita penyakit
dekompresi) dan 23 kontrol (penyelam tradisional bukan penderita penyakit dekompresi) yang
diambil secara purposive sampling. Instrument penelitian adalah kuesioner wawancara. Analisis
data secara univariat, bivariat (chi-square), dan multivariat (logistic regression).
Hasil :Kedalaman menyelam ≥ 30 meter (OR = 6,62; 95% CI = 1,059 – 41,390, p<0.043), lama
menyelam ≥ 2 jam (OR = 61,680; 95% CI = 3,687 – 1031,93, p<0.004) dan anemia (OR = 14,453,
95% CI = 2,146-97,346, p<0.006) berpengaruh terhadap kejadian penyakit dekompresi.
Kesimpulan :Kedalaman menyelam ≥ 30 meter, lama menyelam ≥ 2 jam, dan anemia berpengaruh
terhadap kejadian penyakit dekompresi dengan probabilitas 94,45%.
Abstract
Background: Decompression sickness is a disease caused by the release and development of gas
bubbles from the soluble phase in the blood or tissue due to rapid pressure drops around it. Factors
suspected to increase decompression are the depth of diving, duration of diving, and anemia.
Objective:To explain effect of the depth of diving, duration of diving, anemia against the incidence of
decompression sickness in traditional divers.
Methods: A mix methode research case control design study with indepth interview was conducted on
46 respondents, covering 23 cases (traditional divers with decompression sickness) and 23 controls
(traditional divers not decompression patient) taken by purposive sampling. The research instrument
is an interview questionnaire. Data were analyzed with univariate, bivariate (chi-square), and
multivariate (logistic regression).
Result: The depth of diving ≥ 30 meters (OR = 6,62; 95% CI = 1,059 - 41.390, p<0.043), duration of
diving ≥ 2 hours (OR = 61,680; 95% CI = 3,687 – 1031,93, p<0.004) and anemia (OR = 14,453, 95%
CI = 2,146-97,346, p<0.006) affect the incidence of decompression sickness.
Conclusion: The depth of diving ≥ 30 meters, duration of diving ≥ 2 hours, and anemia affect on
incidence of decompression sickness with probability 94,45%.
Keywords: Decompression, risk factor, the depth of diving, duration of diving, anemia.
12
ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017
13
J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017 ISSN 1693-3443
14
ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017
banyak pada kelompok kontrol (39,1%) anemia maka akan memiliki probabilitas
dibandingkan kelompok kasus (30,4%). untuk terjadi dekompresi sebesar 94,45%.
Proporsi responden pada kelompok kasus
menunjukkan derajat anemia berat PEMBAHASAN
(12,5%), sedang (43,8%) dan ringan Hasil analisis multivariat
(43,8%). menunjukkan bahwa faktor risiko
Hasil analisis bivariat kedalaman terjadinya penyakit dekompresi pada
menyelam, perhitungan uji statistik dengan penyelam tradisional adalah kedalaman
uji chi square diperoleh nilai p<0,028; OR menyelam sebesar (p<0,043), variabel ini
= 4,354; 95% CI = 1,125 – 16,854 yang berpengaruh terhadap nilai statistik,
menunjukkan kedalaman menyelam sehingga hipotesis terbukti. Dengan
berpengaruh terhadap dekompresi dengan demikian kedalaman menyelam merupakan
besar risiko 4,354 dibandingkan yang faktor risiko terjadinya dekompresi dengan
menyelam dengan kedalaman < 30 meter. OR = 6,622 (95% CI = 1,125 - 16,854).
Hasil perhitungan uji statistik dengan uji Hasil ini selaras dengan penelitian
chi square untuk lama menyelam diperoleh Darryl et al yang meneliti tentang fungsi
nilai p<0,002; OR = 16,92; 95% CI = 1,94 pendengaran para penyelam tradisional di
– 147,7 yang menunjukkan lama Minahasa Sulawesi Utara, bahwa
menyelam berpengaruh terhadap kedalaman menyelam mempunyai risiko
dekompresi dengan besarnya risiko 16,92 terkena dekompresi dengan fungsi
kali dibandingkan yang menyelam dengan pendengaran sebesar 60%.6 Berdasarkan
lama menyelam < 2 jam. Hasil perhitungan hasil indepth interview responden
statistik dengan chi squre untuk anemia penyelam didapatkan keterangan bahwa
diperoleh nilai p<0,001; OR = 8,229; 95% responden menyelam dalam untuk
CI = 2,175 – 31,132 menunjukkan adanya mendapatkan ikan. Responden merasakan
anemia berhubungan dengan dekompresi sakit bahkan seperti lumpuh setelah lama
dan memiliki risiko 8,229 kali menyelam.
dibandingkan yang tidak anemia. Hancock dan Milner manyatakan
Analisis multivariat dilakukan dengan bahwa terdapat hubungan linear antara
tujuan untuk mengetahui variabel bebas kedalaman air dengan pengurangan
yang dapat menjadi prediktor terjadinya efisiensi performansi kerja. Sedangkan
dekompresi. Analisis ini menggunakan uji Taylor menjelaskan bahwa menghirup
Regresi Logistik Ganda dangan metode udara bertekanan pada kedalaman air
Enter, pada tingkat kemaknaan 95%. Hasil memiliki risiko yang besar, yaitu kadar gas
analisis multivariat menunjukkan ada 3 nitrogen di dalam tubuh akan meningkat.
variabel bebas yang layak untuk Semakin banyak gas nitrogen di dalam
dipertahankan secara statistik yang tubuh, performansi penyelam akan
berpengaruh terhadap kejadian semakin menurun.7
dekompresi. Penelitian yang dilakukan oleh
Dari ketiga variabel bebas (kedalaman Angkatan Laut USA antara tahun 1968 -
menyelam, lama menyelam, anemia) 1981, seorang penyelam semakin dalam
tersebut bila dihitung berdasarkan menyelam maka semakin besar tekanan
persamaan regresi logistik, maka diperoleh atmosfir yang diterima, dengan
nilai p = 94.45%, hal ini menunjukkan bertambahnya kedalaman menyelam maka
bahwa menyelam kedalaman ≥ 30 meter risiko terjadi penyakit dekompresi semakin
dengan lama menyelam ≥ 2 jam, dan besar dan penyelam dengan kedalaman 30
15
J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017 ISSN 1693-3443
16
ISSN 1693-3443 J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017
kelopak mata menjadi pucat.11 penyelaman yang benar dan aman bagi
Keterbatasan penelitian ini antara lain penyelam yang bekerjasama dengan
bias berasal dari subyek yang disebabkan instansi atau organisasi yang menguasai
data yang diperoleh berasal dari ingatan dalam bidang penyelaman, perlu dilakukan
(recall) subyek. Pada beberapa keadaan, penyusunan rencana penyelaman yang
responden kasus akan lebih mengingat meliputi lama waktu menyelam dan
kejadian (faktor) yang menyebabkan sakit, kedalaman menyelam secara tepat dan
sedangkan kontrol karena tidak menderita diadakan pemeriksaan kesehatan berkala
suatu penyakit, faktor risiko yang pada penyelam.
menyebabkan penyakit kurang diingat.
Keterbatasan lainnya adalah bias REFERENSI
wawancara yaitu bias yang berasal dari 1. Auliarahman, Caisson Disease, 2011
pewawancara disebabkan oleh
[cited; Available from:
pengetahuan atau keyakinan pewawancara http://www.dokterirga.com/caisson-
terhadap suatu faktor risiko yang sedang disease/].
dibuktikan. Dengan adanya praduga 2. Wahab, C., Budiningsih, and M.
tersebut, pewawancara akan cenderung Guritno, Decompression sickness
untuk menanyakan lebih mendalam atau among Maroami diving fisherman in
memberikan sugesti kepada kasus untuk Jakarta. Med. J. Indonesia, 2008.
memberikan jawaban positif tentang suatu 17(3): p.197-201.
faktor risiko yang sedang diteliti, 3. Dinas Kesehatan Angkatan Laut, Ilmu
sedangkan pada subyek kontrol, Kesehatan Penyelaman dan
pewawancara mempunyai kecenderungan Hiperbarik, 2000, Jakarta: Dinas
untuk mendapatkan jawaban negatif Kesehatan Angkatan Laut.
tentang adanya suatu faktor risiko yang 4. Germompre, P., The Medical Risk of
sedang diteliti. Untuk mengurangi bias ini Underwater diving and Their Control.
telah dilakukan pelatihan sebanyak 10 International Sport Med Journal, 2006.
orang pewawancara.
7(2).
5. Kementerian Kesehatan RI,
KESIMPULAN dan SARAN Tatalaksana penyakit akibat kerja
Faktor yang terbukti berpengaruh
karena pajanan hiperbarik dan
terhadap kejadian dekompresi adalah penyakit lain akibat penyelaman,
kedalaman menyelam ≥ 30 meter, lama
P2PL, Editor, 2009: Jakarta.
menyelam ≥ 2 jam dan anemia Hb < 12. 6. Virginiawan, D., Fungsi Pendegaran
Hasil indepth interview memberikan para Penyelam Tradisional di Desa
keterangan bahwa responden menyelam Bolung Kecamatan Wori Kabupaten
dalam untuk mendapatkan ikan. Minahasa Utara, 2009.
Responden merasakan badan terasa sakit 7. Hancock, P. A., Milner, E. K., Task
bahkan seperti lumpuh setelah lama Performance Uder Water, An
manyelam. Responden rata-rata menyelam Evaluation Of Manual Dexterity
selama 3 jam dalam sehari untuk Efficiency in The Open Ocean
mendapatkan ikan. underwater Environment, 1986,
Untuk mencegah terjadinya (online)
dekompresi maka perlu diadakan http://www.mit.ucf.edu/Underwater.
penyuluhan atau penyebarluasan informasi 8. Mitchell, S., The Mechanisms of
tentang faktor risiko dan pelatihan Decompression Illness Part 1. DAN
17
J. Kesehat. Masy. Indones. 12(2): 2017 ISSN 1693-3443
18