Anda di halaman 1dari 60

Analisis Kebijakan Antirokok terhadap Mahasiswa Perokok

di Lingkungan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”


Jakarta

Karya tulis ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia

Dosen Pengampu: Fauzi Rahman, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:
Mukti Widodo 1810111170
Bimo Figo Andito 1810111185
Ghivari Varreldiazka 1810111188

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
2019
ABSTRAK

Mukti Widodo (1810111170), Bimo Figo Andito (1810111185), dan


Ghivari Varreldiazka (1810111188) Analisis Kebijakan Antirokok terhadap
Mahasiswa Perokok di Lingkungan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jakarta. Karya tulis ilmiah Program studi manajemen. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. 2018.
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui dampak-dampak
yang dirasakan oleh mahasiswa perokok akibat adanya kebijakan antirokok di
sekitar lingkungan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data
menggunakan angket dan wawancara.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa mahasiswa mengetahui
bahwa rokok membahayakan diri sendiri, menyebabkan polusi udara, dan
mengganggu kenyamanan sekitar. Mahasiswa perokok setuju dengan adanya
kebijakan ini dan tidak ingin jika kebijakan ini dicabut, tetapi para mahasiswa
merasa kurangnya sosialisasi kampus terhadap kebijakan ini. Dan mahasiswa
berharap jika adanya tempat khusus untuk mahasiswa merokok.

Kata kunci: kebijakan antirokok, rokok, mahasiswa perokok.


KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan rahmat-Nya. Kami dapat menyusun karya tulis ilmiah yang berjudul
“Analisis Kebijakan Antirokok terhadap Mahasiswa Perokok di Lingkungan
Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jakarta” dengan baik.
Adapun maksud dari penyusunan karya tulis ini untuk memenuhi tugas
bahasa Indonesia. Rasa terima kasih kami berikan kepada yang terhomat Bapak
Fauzi Rahman, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing dalam pembuatan karya
tulis ini, serta semua pihak yang membantu dalam pembuatan karya tulis ini yang
tidak bisa kami sebut satu persatu.
Harapan kami bahwa karya tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
untuk menambah wawasan terhadap dampak adanya kebijakan antirokok di
lingkungan UPNVJ terhadap mahasiswa perokok.
Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna dengan
keterbatasan yang kami miliki. Kritik dan saran dari pembaca akan kami terima
guna perbaikan dan penyempurnaan dari karya tulis ilmiah ini.
MOTTO

Hidup hanya sementara jadi


pergunakanlah dengan sebaik-
baiknya
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
MOTTO .......................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang .................................................................................
B. Rumusan Masalah ............................................................................
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................
A. State of The Art Penelitian ...............................................................
B. Deskripsi Teori .................................................................................
C. Kerangka Berpikir ............................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................................
B. Metode Penelitian ............................................................................
C. Sumber Data .....................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
E. Teknik Analisis Data ........................................................................
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................
A. Deskripsi Data ..................................................................................
B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................
C. Interpretasi Hasil Penelitian .............................................................
D. Kelemahan Penelitian ......................................................................
BAB V PENUTUP ......................................................................................
A. Simpulan ..........................................................................................
B. Saran ................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
LAMPIRAN ...........................................................................................
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mahasiswa, tingkatan tertinggi untuk kaum terpelajar. “Maha” yang berarti
paling atau sangat, mengindikasikan bahwa mahasiswa adalah panutan untuk
tingkatan dibawahnya, namun nyatanya indikasi tersebut nyatanya salah.
Mahasiswa bukan lagi panutan yang baik, bahkan melanggar hukum, kini
dengan mudahnya dilakukan oleh mereka. Anggapan bahwa mereka telah
dewasa salah diartikan, dengan melakukan hal-hal yang dilarang. Seperti sex
bebas yang semakin hari semakin tidak terkontrol, dan lebih parahnya bukan
hanya mahasiswa yang melakukannya, bahkan usia abg juga turut andil dalam
perbuatan yang tidak pantas ini. Contoh diatas memang sering kita dengar,
dan telah ada hukum yang mengaturnya sehingga dapat diminimalisir. Namun
untuk contoh lebih kecil, dan sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari
yaitu, budaya merokok. Tanggapan tentang hal ini sangat jarang, dan bahkan
ketika ada hukum yang mengatur, ditentang habis-habisan oleh sebagian
penduduk Indonesia. Peraturan tak lagi didengar jika tak sepemikiran.
Budaya merokok sepertinya telah melekat pada diri penduduk Indonesia
terlebih bagi mahasiswa, mahasiswa lebih identik sebagai konsumen rokok
dibanding peran sebenarnya sebagai agen perubahan. Rokok pada dasarnya
merusak kesehatan dan lingkungan tetap saja diminati oleh mahasiswa, yang
sudah pasti tahu dan paham mengenai bahaya dari rokok tersebut. Entah
kenikmatan apa yang ditawarkan oleh rokok, tidak sebanding dengan
kesehatan yang dipertaruhkan di kemudian hari. Seperti yang telah disebutkan,
peraturan tentang rokok pernah dikeluarkan, dan masih menjadi perdebatan
sampai saat ini, namun dengan banyaknya yang menentang peraturan tersebut,
sepertinya pemerintah tidak mau ambil pusing tentang hal ini.
Kembali kita melihat peran sebenarnya dari mahasiswa, yaitu agen
perubahan. Memang benar, mencapai Indonesia yang lebih baik itu adalah
mimpi seluruh rakyat, dan yang sering menjadi perantara adalah mahasiswa
dalam menyuarakan pendapat. Namun jika mahasiswa itu adalah penghalang
dari kemajuan bangsa, entah jadi apa bangsa ini. Merokok secara tak langsung
menjadikan konsumennya seakan menelan bom waktu yang suatu saat bisa
meledak, anggapan bahwa merokok menenangkan, pemberi ide dan juga
penghilang penat akan hilang seketika jika “bom” itu telah meledak, hanya
penyesalan yang ada jika semua itu terjadi. Memang benar perusahaan rokok
memegang peranan penting di perekonomian Indonesia, beasiswa serta
sponsor olahraga semua dipegang oleh perusahaan rokok. Hal ini sejalan
dengan semakin banyak perokok aktif yang menjadikan perusahaan semakin
besar dan menduduki area-area vital perekonomian bahkan pendidikan, namun
dampak jangka panjangnya tidak seindah peranannya.
Dampak dari merokok tidak hanya merugikan untuk perokok aktif,
namun juga perokok pasif bahkan kepada lingkungan. Bahaya merokok untuk
perokok aktif sudah tidak asing bagi kita, dengan terpampangnya akibat-akibat
dari merokok di label pembungkus sudah pasti semua perokok telah
membacanya, namun diacuhkan begitu saja. Dampak yang lebih buruk adalah
untuk perokok pasif, karena asap yang dikeluarkan perokok dan terhirup akan
mengakibatkan masalah yang lebih serius bahkan lebih berbahaya dari
dampak perokok aktif. Selain itu dampak yang tidak kalah berbahaya yaitu
bagi lingkungan, puntung rokok membutuhkan waktu 1,5 sampai 2,5 tahun
untuk terurai didalam tanah, zat-zat beracun didalamnya selama itu akan ada
di tanah dan mengakibatkan tanah tersebut akan menurun kesuburannya dan
tanaman disekitarnya akan terhambat pertumbuhannya. Terlebih jika zat
tersebut terbawa aliran hujan, maka dampaknya akan lebih meluas. Setelah
puntung rokok dibuang, 3 jam setelah itu bara apinya baru akan padam, dan
selama itu bara dari puntung rokok tersebut akan menyebabkan tanaman layu
karena terbakar, dan sangat mungkin untuk menjadi pemicu kebakaran.
Sangat banyak kerugian yang disebabkan oleh rokok, tidak hanya
manusia, namun makhluk hidup lain pun ikut menjadi korbannya. Dengan
banyaknya dampak yang merugikan, tak serta-merta membuat orang untuk
berhenti merokok, karena perilaku seseorang sangat sulit untuk dirubah jika
tidak tergerak oleh dirinya sendiri. Namun paling tidak, jumlah perokok pasif
ini yang harus bisa dikurangi, dengan adanya fasilitas smoking
area seharusnya dapat menekan jumlah perokok pasif. Bagi manusia yang
memiliki akal pikiran, dan terlebih sebagai mahasiswa seharusnya kita tahu
perbuatan apa saja yang merusak lingkungan. Membuang puntung rokok
ditempat yang benar inilah contohnya, kerusakan tanah dan tanaman dapat
diminimalisir jika kita mau berubah. Rokok dengan pro kontra yang masih
diperdebatkan, memang sulit untuk menghilangkan kebiasaan yang sudah
mendarah daging, namun usaha untuk menguranginya harus tetap ada agar
dampak berkelanjutannya dapat dihentikan.
Topik yang kami bahas pada karya ilmiah ini sangat relevan dengan
keadaan yang ada di lingkungan kampus UPN Veteran Jakarta. Kampus ini
memiliki sebagian besar mahasiswa yang masih menganut budaya merokok
dan bukan sebagai agen perubahan atau sebagai panutan bagi masyarakat yang
tingkat pendidikannya dibawahnya. Budaya merokok merupakan kebudayaan
turun-temurun yang sulit untuk dirubah dan dibutuhkan tekad yang kuat untuk
merubahnya. Selain membahayakan kesehatan dan lingkungan merokok di
kampus juga mengakibatkan turunnya moral dan etika mahasiswa, karena
mahasiswa UPN Veteran Jakarta biasanya merokok ditempat-tempat yang
strategis sehingga dapat menggangu pernasapasan orang-orang disekitarnya.
Kami memilih topik ini berdasarkan keresahan masyarakat UPN Veteran
Jakarta terhadap asap rokok yang ada di lingkungan kampus sehingga
menyebabkan polusi udara di lingkungan kampus.
Alasan kami memilih judul pada karya ilmiah ini karena kami ingin
menganalisis seberapa efektif kebijakan tentang antirokok terhadap
mahasiswa perokok di lingkungan UPN Veteran Jakarta dan hal-hal apa saja
yang dapat menghambat tujuan dari kebijakan tersebut untuk menciptakan
lingkungan kampus yang bebas dari asap rokok. Kami akan menganalisis
semua hal-hal yang berkaitan dengan kebijakan tersebut dan akan kami
tuangkan ke dalam karya ilmiah ini.

B. Rumusan masalah
Dampak dari adanya kebijakan antirokok terhadap mahasiswa perokok di
lingkungan UPNVJ.

C. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui pendapat dari para mahasiswa yang merokok dengan adanya
kebijakan antirokok di sekitar lingkungan kampus UPNVJ.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi mahasiswa UPNVJ
Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang dampak merokok agar
dapat terhindar dari bahaya rokok dengan cara meninggalkan rokok sejak
dini.
2. Bagi Instansi
Masukan kepada pihak universitas agar dijadikan dasar pertimbangan
dan kebijakan untuk memberikan penyuluhan tentang rokok dan
akibatnya bagi kesehatan.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. State of The Art Penelitian

Penelitian tentang kebijakan antirokok di lingkungan kampus


pernah dilakukan oleh Yayi Suryo Prabandari, Nawi Ng, dan Retna Siwi
Padmawati dengan judul “Kawasan Tanpa Rokok Sebagai Alternatif
Pengendalian Tembakau Studi Efektivitas Penerapan Kebijakan Kampus
Bebas Rokok Terhadap Perilaku dan Status Merokok Mahasiswa di
Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta” yang dilaksanakan pada tahun
2009 dari Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran
Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.
Hasil yang diperoleh berdasarkan penelitian Yayi Suryo
Prabandari, Nawi Ng, dan Retna Siwi Padmawati menyatakan bahwa:
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa mahasiswa FK UGM
mendukung penerapan kampus bebas rokok yang terbukti sebagai salah
satu metode yang efektif untuk pengendalian rokok. Penerapan kampus
bebas rokok berdampak terhadap pengurangan jumlah mahasiswa perokok
dan dapat menurunkan jumlah perokok teratur dan eksperimen, baik pada
mahasiswa laki-laki maupun perempuan.

B. Deskripsi Penelitian
1. Rokok
Menurut Kesowo (2003) rokok adalah hasil olahan tembakau yang
terbungkus, sejenis cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari
tanaman Nacotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan sejenisnya.
Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung yang lainnya. Rokok
biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas
yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam saku. Sejak beberapa
tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan
kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-
paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya pesan tersebut
sering diabaikan).
Rokok memiliki banyak bahan kimia yang terkandung di dalamnya,
yang tiap bahannya membahayakan penggunanya. Tetapi meskipun bahan
kimia yang terkandung banyak, hanya tar dan nikotin saja yang
dicantumkan dalam bungkusan rokok.

2. Kebijakan
Menurut Ealau dan Prewit (dalam Suharto, 2010:7), kebijakan adalah
“sebuah ketetapan yang berlaku yang dicirikan oleh perilaku yang kosisten
dan berulang, baik dari yang membuatnya maupun yang menaatinya”.
Titmuss (dalam Suharto, 2010:7) mendefinisikan kebijakan sebagai
“prinsip-prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-
tujuan tertentu”. Kebijakan menurut Titmuss senantiasa berorientasi kepada
masalah (problemoriented) dan berorientasi kepada tindakan (action-
oriented). Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah
suatu ketetapan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara
bertindak yang dibuat secara terencana dan konsisten dalam mencapai
tujuan tertentu.
Menurut Carl J. Friedrick (dalam Konsep Dasar Kebijakan Publik,
2008:6) mengartikan kebijakan sebagai serangkaian tindakan yang
diusulkan seseorang, kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan
tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-
kesempatan terhadap pelaksanaan usulan kebijakan tersebut dalam rangka
mencapai tujuan tertentu.
3. Lingkungan
Menurut Undang-Undang no 23 Tahun 1997 Lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Menurut Otto Seomarwoto lingkungan hidup adalah semua benda dan
kondisi yang ada dalam ruang kita tempati dan mempengaruhi kehidupan
kita. Menurut batasan tersebut secara teoritis ruang yang dimaksud tidak
terbatas jumlahnya. Adapun secara praktis ruang yang dimaksud selalu
dibatasi menurut kebutuhan yang dapat ditentukan.

Menurut Sambas Wirakusumah, definisi lingkungan hidup secara


singkat sebagai semua aspek kondisi eksternal biologis, dimana organisme
hidup dan ilmu-ilmu lingkunga menjadi studi aspek lingkungan organisme
itu.
Menurut Munadjat Danusaputro lingkungan hidup adalah semua benda
dan daya serta kondisi termasuk didalamnya manusia dan tingkah
perbuatannya yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan
mempengaruhi kelangsungan hidup yang lain. dengan demikian,
lingkungan hidup mencakup dua lingkungan, yaitu lingkungan fisik dan
lingkungan budaya.
Tetapi, kalau disimpulkan dalam bahasa yang lebih sederhana, definisi
lingkungan hidup bisa dipersingkat dan digambarkan menjadi segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia. Itulah yang disebut lingkungan hidup.
Bentuknya bisa beragam, seperti makhluk hidup yang diwakili oleh
manusia, hewan, dan tanaman. Kemudian, ada lingkungan abiotik alias non
makhluk hidup yang bentuknya bisa berupa bangunan atau hal lain yang
tidak bernyawa.

Jadi, lingkungan hidup bukanlah sekedar gunung, hutan, lautan,


sungai, tetapi apa yang ada di sekeliling kita itupun adalah lingkungan
hidup.

4. Mahasiswa
Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu
ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu
bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah
tinggi, institut dan universitas (Hartaji, 2012: 5).
Dalam Kamus Bahasa Indonesia (KBI), mahasiswa didefinisikan
sebagai orang yang belajar di Perguruan Tinggi (Kamus Bahasa Indonesia
Online, kbbi.web.id). Sedangkan Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa
dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat
perguruantinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang
setingkat dengan perguruan tinggi.
Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi,
kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis
dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung
melekat pada diri setiap mahasiswa,yang merupakan prinsip yang saling
melengkapi.
Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang
usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan padamasa remaja
akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas
perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup
(Yusuf, 2012: 27).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah
seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan
menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam
penelitian ini, subyek yang digunakan ialah dua mahasiswa yang berusia 23
tahun dan masih tercatat sebagai mahasiswa aktif.

C. Kerangka Berpikir
Lingkungan kampus merupakan lingkungan di mana mahasiswa menjalani
proses belajar dan melakukan berbagai aktivitas. Dalam proses belajar,
mahasiswa tentunya membutuhkan lingkungan yang harmonis, yang
mendukungnya dalam proses belajar. Sehingga seorang mahasiswa tidak akan
merasa terganggu, melainkan akan merasa nyaman dan tenang dalam
melaksanakan proses belajar. Karena lingkungan kampus sebagai tempat
mahasiswa dalam menjalani proses belajar, maka dapat diartikan bahwa masa
depan mahasiswa di tentukan dari lingkungan kampusnya. Sehingga sangat
diperlukan lingkungan kampus yang mendukung proses belajar mahasiswa.

Kebijakan
Antirokok

Tantangan Hambatan

Lingkungan yang harmonis


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 2019 dan selesai
hingga terbentuk sebuah laporan akhir pada bulan Mei 2019.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jakarta yang berlokasi di Jl. RS Fatmawati, Pd. Labu, Cilandak,
Kota Depok, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Gambar 3.1
Kampus UPN “Veteran” Jakarta
Sumber: Google Maps

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian
kualitatif menurut Timotius (2017:54) penelitian kualitatif dilakukan pada
kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam penelitian kualitatif, peneliti
merupakan instrumen kunci. Oleh karena itu, peneliti harus memiliki bekal
teori dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan
mengkonstruksi objek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih
menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika
masalah belum jelas, mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami
interaksi sosial, mengembangkan teori, memastikan kebenaran data, dan
meneliti sejarah perkembangan. Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk
mengadakan berbagai perhitungan secara kuantitas. Misal perhitungan
persentase, rata-rata, dan parameter kuantitatif lainnya. Data yang diperoleh
bersifat deskriptif berupa kata-kata tertulis/lisan dan perilaku yang dapat
diamati.

C. Sumber Data Penelitian


Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari para responden
yaitu masyarakat yang ada di kampus, baik itu mahasiswa maupun para dosen.
Populasi dalam penelitian ini yaitu UPN Veteran Jakarta. Dalam penelitian ini
populasi diambil sampel sebanyak tiga orang, satu merupakan bos dan dua
ialah pegawainya. Pengambilan sampel ini harus dilakukan menurut Timotius
(2017:70) sampling atau penarikan sampel diperlukan sebagai representasi
populasi yang diteliti. Suatu populasi bisa merupakan populasi hingga atau
populasi tak hingga. Populasi hingga adalah populasi yang banyaknya anggota
hingga, sedangkan populasi yang banyaknya anggota tak hingga dinamakan
populasi tak hingga. Jika sampel yang diambil tidak merepresentasikan
populasi, maka kesimpulan yang dibuat tidak sahih. Prosedur sampling bisa
random atau atau tidak random. Random sampling dilakukan dengan
pemilihan sampel yang secara acak dari suatu populasi. Setiap anggotanya
memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Pengambilan
sampel ini tidak bersifat incidental. Untuk pengambilan random sampling
dapat dilakukan undian, ordinal (berdasarkan kelipatan nomor), atau tabel
(dengan bantuan tabel random). Random sampling dibedakan lagi menjadi
simple random sampling, stratified random sampling (acak berlapis), dan
cluster random sampling (acak klaster). Non random sampling dilakukan bila
proses pemilihan sampel terjadi pada populasi yang tidak semuanya
anggotanya memiliki peluang yang sama.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Angket
Menurut Sugiyono (2011) Angket adalah teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket
merupakan teknik pengumpulan data yang efisien jika peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang tidak bisa
diharapkan dari responden. Angket sebagai teknik pengumpulan data
sangat cocok untuk mengumpulkan data dalam jumlah besar.
Uma sekaran (dalam sugiyono), mengemukakan beberapa prinsip
dalam penulisan angket sebagai teknik pengumpulan data, yaitu prinsip
penulisan, pengukuran, dan penampilan fisik.

Asap rokok Sangat Setuju Ragu- Tidak Sangat


mengganggu setuju ragu setuju tidak
kenyamanan sekitar setuju
Rokok
membahayakan diri
sendiri
Rokok
menimbulkan polusi
udara
Dibuatnya
kebijakan antirokok
di lingkungan
UPNVJ
Dengan adanya
kebijakan tersebut,
lingkungan kampus
menjadi bebas asap
rokok
Mahasiswa menjadi
tidak bebas untuk
merokok
Dibuatnya tempat
khusus untuk
mahasiswa perokok

Apakah anda setuju Sangat Setuju Ragu- Tidak Sangat


dengan berlakunya setuju ragu setuju tidak
kebijakan ini? setuju
Apakah anda setuju
jika kebijakan ini
dihilangkan
Apakah kebijakan
ini membuat anda
berhenti merokok?
Apakah dengan
merokok anda
menjadi lebih
boros?
Apakah dengan
adanya kebijakan
tersebut lingkungan
menjadi harmonis
Saya memakai uang
makan untuk
membeli rokok
Tidak adanya
sosialisasi antirokok
dilingkungan
kampus

2. Wawancara
Wawancara menurut Timotius (2017:233) merupakan metode
pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
informan. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan adalah
sebagai berikut.
a. Apakah anda perokok?
b. Apakah anda sudah mengetahui atas kebijakan antirokok di UPNVJ?
c. Apakah anda setuju dengan kebijakan tersebut?
d. Bagaimana tanggapan anda dengan adanya kebijakan tersebut?
e. Adakah dampak yang dirasakan setelah adanya kebijakan tersebut?
f. Apakah anda merasa mengganggu orang lain saat anda merokok?
g. Apakah anda perlu suatu tempat khusus untuk merokok?
h. Apakah anda ingin kebijakan tersebut dicabut?
i. Adakah saran lainnya yang ingin anda sampaikan?

E. Teknik Analisis Data


1. Hasil wawancara dibuat transkip wawancara yang kemudian dianalisis
untuk disajikan di dalam pembahasan
2. Sebagai penguat bahan analisis ditambahkan pula elemen visual berupa
gambar-gambar /foto-foto pendukung dari hasil penelitian guna
memperjelas pembahasan dalam hasil penelitian
3. Peneliti membuat interpretasi hasil penelitian sebagai pemecahan masalah
dari rumusan masalah
4. Peneliti menarik kesimpulan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data
Penelitian ini membahas tentang Analisis Kebijakan Antirokok terhadap
Mahasiswa Perokok di Lingkungan. UPN “Veteran” Jakarta. Sampel dalam
penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran”
Jakarta. Adapun data dikumpulkan dengan cara angket dan wawancara. Pada
cara angket telah disebarkan kuesioner yang berisi tentang pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang akan kita bahas pada penelitian
ini dan kami mendapatkan 18 responden yang terdiri dari beberapa fakultas
sebagai berikut :
No Jurusan Jumlah
1 S1 Manajemen 15
2 S1 Akuntansi 1
3 S1 Ekonomi Syariah 1
4 D3 Keuangan dan Perbankan 1

Setelah mengumpulkan data dengan angket selanjutnya kami melakukan


wawancara untuk menguatkan data yang telah didapatkan dari angket dan juga
untuk mencari alasan tentang pendapatnya tersebut. Kami telah
mewawancarai 3 orang narasumber sebagai berikut:
1. Humam Hanif Nasution ( S1 Manajemen 2018)
2. Fachry Banan ( S1 Manajemen 2018)
3. Marco Manggora Jeremy Napitupulu ( S1 Manajemen 2018)
Pada bagian berikutnya, akan dibahas mengenai: 1) Gaya hidup
mahasiswa perokok di FEB UPNVJ 2) Bahaya rokok bagi perokok dan orang
sekitar 3) Dampak kebijakan antirokok bagi mahasiswa perokok. 4) Masalah
yang timbul dengan adanya kebijakan antirokok. 5) Pendapat mahasiswa
perokok dengan adanya kebijakan antirokok.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Gaya hidup mahasiswa perokok di FEB UPNVJ
Mahasiswa yang merokok biasanya hidup berkelompok yang artinya
mereka sering berkumpul dalam suatu wilayah yang dijadikan basecamp
yang mana tempat tersebut dijadikan tempat mereka berkumpul sekaligus
tempat mereka untuk merokok. Di lingkungan kampus UPNVJ sendiri
terdapat tempat-tempat yang dijadikan tempat mereka merokok yaitu
kantin, ruangan UKM, dan lain-lain. Bagi mahasiswa FEB yang sering
menjadi tempat merokok yaitu ucok (Ubin coklat) yang terletak didekat
selasar gedung FEB.

Gambar 4
Lokasi Ubin Coklat (Ucok)
Sumber: Dokumen Pribadi
Selain yang berkumpul, terdapat juga mahasiswa perokok yang
sendirian dan tidak berkumpul dengan temannya. Dia biasanya merokok di
tempat yang sepi seperti di toilet. Tempat yang sepi dipilih agar tidak
diketahui oleh dosen dan biasanya dia merokok di tempat tersebut karena
ingin merokok ketika ada kelas.
Gaya hidup mahasiswa perokok cenderung lebih boros daripada
mahasiswa lainnya yang tidak merokok karena mereka harus menambah
atau menyisihkan uang jajannya untuk membeli rokok sehingga biaya
yang dikeluarkan perharinya akan bertambah untuk membeli rokok. Hal
ini didukung oleh data yang kami dapatkan sebagai berikut:

Gambar 4
Hasil data angket
Sumber:Dokumen pribadi
Berdasarkan data di atas terdapat 66,6% mahasiswa perokok yang
setuju bahwa merokok dapat membuat dirinya menjadi lebih boros dengan
uang yang dikeluarkan untuk membeli rokok setiap harinya. Sebanyak
16,7% mahasiswa perokok yang ragu-ragu tentang gaya hidupnya menjadi
lebih boros karena mereka bukanlah perokok yang sudah sangat
kecanduan sehingga uang yang mereka keluarkan setiap harinya untuk
rokok tidaklah banyak karena mereka tidak merokok dalam jumlah yang
banyak setiap harinya. Dan terdapat 16,7 mahasiswa perokok yang tidak
setuju bahwa dengan merokok mereka menjadi lebih boros karena sudah
mengatur keuangannya dengan baik sehingga pengeluarannya ketika
sedang merokok ataupun sedang tidak merokok sama saja tidak ada
bedanya jadi mereka tidak merasa bahwa dengan merokok menjadikan
dirinya lebih boros.
Karena biaya yang dikeluarkan untuk merokok cukup besar tak jarang
para perokok akan memangkas uang yang makannya untuk membeli
rokok.

Gambar 4.
Hasil data angket
Sumber: Dokumen pribadi
Berdasarkan gambar diatas sebanyak 22,2% mahasiswa UPNVJ yang
merokok setuju bahwa mereka sering menggunakan uang makannya untuk
dibelikan rokok sehingga mereka harus membeli makanan sesuai dengan
budget yang mereka memiliki dan juga ada yang sampai tidak makan agar
bisa merokok karena telah kecanduan dan lebih memilih memuaskan
kecanduannya daripada mengisi perutnya. Lalu terdapat 11,1% mahasiswa
yang ragu-ragu karena biaya yang mereka keluarkan untuk merokok tidak
besar sehingga tidak memangkas uang makannya dan mungkin hanya
memotong uang makannya sedikit saja. Dan yang terakhir terdapat 66,7%
mahasiswa perokok yang telah menyisipkan uangnya khusus untuk
membeli rokok sehingga tidak berpengaruh pada uang makannya karena
semua uang yang dimiliki telah dipisahkan untuk masing-masing
kebutuhannya.
Jadi dengan merokok gaya hidup mahasiswa UPNVJ yang merokok
akan cenderung berubah menjadi lebih boros karena mereka harus
menambahkan pengeluarannya untuk membeli rokok dan dituntut untuk
lebih teratur dalam mengeluarkan biaya sehari-harinya agar tidak
merugikan dirinya sendiri dengan merokok tidak dapat memenuhi
kebutuhan lainnya.

2. Bahaya rokok bagi perokok dan orang sekitar


Rokok mengandung beberapa bahan berbahaya yang dapat
menggangu kesehatan tubuh. Berikut ini beberapa bahan berbahaya yang
terkandung pada sebatang rokok:
a) Aseton: ditemukan dalam cairan pembersih kuteks (cat kuku)
b) Amonia: pembersih rumah yang umum digunakan
c) Asam asetat: bahan cat rambut
d) Arsenik: digunakan pada racun tikus
e) Benzene: ditemukan di semen karet
f) Butane: digunakan dalam cairan korek
g) Kadmium: komponen aktif dalam asam baterai
h) Karbon monoksida: tercipta dari asap knalpot
i) Formaldehida: cairan pengawet
j) Hexamine: ditemukan di cairan korek barbekyu
k) Lead: digunakan dalam baterai
l) Naftalena: bahan dalam kapur barus
m) Methanol: komponen utama bahan bakar roket
n) Nikotin: digunakan sebagai insektisida
o) Tar: material untuk mengaspal jalan
p) Toluene: digunakan untuk bahan cat

Merokok sudah dikenal masyarakat sebagai salah satu penyebab


kematian yang cukup besar di dunia. Berbagai penelitian telah
membuktikan ada banyak bahaya merokok bagi kesehatan. Di antaranya
yaitu asma, infeksi paru-paru, kanker mulut, kanker tenggorokan, kanker
paru-paru, serangan jantung, stroke, demensia, disfungsi ereksi
(impoten), dan sebagainya.

Bahkan bahaya merokok bagi kesehatan ini tidak hanya berlaku bagi
perokok saja. Pasalnya, orang-orang yang ada di sekitar perokok pun
berisiko tinggi terkena efek rokok tersebut, meskipun mereka sendiri tidak
merokok.

Rokok memiliki berbagai racun dari bahan kimia yang dikandungnya.


Bahaya merokok bagi kesehatan yang paling utama datang
dari racun karsinogen (penyebab kanker) dan karbon monoksida pada asap
rokok. Kedua zat tersebut akan terhirup saluran pernapasan, yang pada
akhirnya dapat memicu kerusakan organ dan menurunnya fungsi dari
organ sistem jantung, pembuluh darah, dan pernapasan.

Akibatnya, tubuh akan lebih sulit melawan bibit penyakit yang berada
lingkungan sekitar karena harus mengatasi kerusakan organ dan melawan
racun dari paparan asap rokok.

Dengan merokok, itu artinya seseorang akan lebih mungkin terpapar


racun dari asap dari rokok dengan frekuensi yang lebih sering dan waktu
yang lama. Hal serupa juga dapat dialami oleh perokok pasif. Bahkan
bahaya merokok bagi kesehatan ini akan lebih cenderung meningkat jika
para perokok pasif menghirup napas yang dikeluarkan oleh perokok aktif.

Berikut ini beberapa bahaya merokok bagi kesehatan, terutama sistem


imun Anda:
a) Kerusakan saluran pernapasan
Kerusakan saluran pernapasan adalah efek rokok paling awal yang
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh. Racun pada rokok dapat
menyebabkan iritasi serta timbulnya lendir pada saluran pernapasan yang
dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada tenggorokan hingga paru.
Infeksi juga dapat menjadi lebih rentan karena asap rokok merusak
silia, yaitu rambut kecil pada saluran pernapasan yang berfungsi
menangkap debu. Semakin banyak paparan asap rokok, semakin besar
pula risiko infeksi tersebut menjadi lebih serius dan menyebabkan
kerusakan rongga udara pada paru.
b) Memicu kondisi autoimun
Dampak rokok tak hanya pada saluran pernapasa saja, melainkan juga
dapat memicu kondisi autoimun. Kandungan racun karsinogen dan tar
pada sebatang rokok menyebabkan tubuh Anda menjadi kurang efektif
melawan peradangan. Sistem imun yang melemah juga berbahaya karena
dapat memicu penyakit autoimun seperti rematik dan multiple sclerosis.
c) Menghambat aliran darah
Kandungan nikotin pada sebatang rokok dapat membuat darah
menjadi lebih kental. Karena itulah nutrisi, mineral, dan oksigen yang
disebarkan melalui darah tidak bisa diserap banyak dan optimal oleh
tubuh. Dampak rokok ini mengakibatkan peradangan pada bagian luar
maupun organ dalam tubuh jadi lebih lama disembuhkan.
d) Jumlah antibodi yang berkurang
Efek rokok yang telah memasuki aliran darah dapat mengurangi
jumlah antibodi dalam tubuh Anda. Antibodi sendiri merupakan protein
darah yang berperan dalam mengurangi jumlah bibit penyakit tertentu pada
tubuh. Akibatnya, perokok akan mengalami masa penyembuhan yang lebih
lama dari biasanya ketika sedang sakit.
e) Mengurangi kadar antioksidan
Senyawa antioksidan seperti yang berasal dari vitamin C dalam darah
berfungsi untuk menangkal radikal bebas dan memperbaiki kerusakan
organ. Sayangnya, efek rokok membuat kadar antioksidan dalam tubuh
para perokok menjadi lebih sedikit dibandingkan pada orang yang tidak
merokok. Hal ini menyebabkan para perokok rentan sakit dan proses
penyembuhan sakitnya pun cenderung lama.
f) Meningkatkan sel darah putih
Sama seperti antibodi, sel darah putih juga berfungsi untuk melawan
infeksi. Namun pada perokok, peradangan dan kerusakan yang terus terjadi
menyebabkan kadar sel darah putih berada dalam jumlah yang tinggi.
Akibatnya, sel darah putih akan menjadi kurang responsif terhadap agen
penyakit dan jika terjadi dalam waktu yang lama dapat meningkatkan risiko
serangan jantung, stroke, hingga kanker. Inilah dampak rokok yang harus
diwaspadai.

Gambar 4
Hasil data angket
Sumber: Dokumen pribadi
Berdasarkan data di atas mayoritas mahasiswa setuju bahwa rokok
dapat membahayakan dirinya sendiri karena pada bungkus rokok
tertuliskan penyakit yang ditimbulkan akibat dari rokok tersebut. Mereka
sadar akan hal tersebut namun, mereka tidak dengan mudah dapat
menghilangkan kebiasan merokoknya karena sudah kecanduan dan
beranggapan bahwa penyakit tersebut jarang menimpa perokok meskipun
ada beberapa contoh orang yang mengalami sakit kronis akibat merokok
tetapi mereka berpikiran bahwa itu hanya sebagian kecil orang dari seluruh
perokok yang ada.
Ada pernyataan yang cukup populer dikalangan perokok dan
biasanya dijadikan alasan mengapa mereka masih merokok, pernyataan
tersebut adalah “merokok sama tidak merokok sama saja akan mati”. Dari
pernyataan tersebut para perokok memiliki pandangan bahwa tidak ada
yang membedakan antara perokok dengan orang yang tidak merokok
karena mereka akan sama-sama mati. Jadi meskipun dia sudah tidak
merokok mereka akan tetap mati.
Anggapan tersebut harus diluruskan karena memang merokok dan
tidak merokok sama-sama akan mati tetapi penyakit yang kita derita
selama hidup itu yang membedakan antara perokok dengan orang yang
tidak merokok. Penyakit yang ditimbulkan dari merokok tidak langsung
membunuh penderitanya tetapi itu akan merusak masa depan penderitanya
dan akan memiliki kelainan dari penyakit tersebut selama hidupnya.

Gambar 4
Hasil data angket
Sumber: Dokumen pribadi
Berdasarkan data diatas mayoritas mahasiswa UPNVJ yang merokok
sadar bahwa mereka menggangu kenyaman masyarakat sekitar di
lingkungan kampus dengan asap yang ditimbulkan dari rokok. Mereka
mengetahui apabila orang menghirup asap rokok dari rokok orang lain
disebut sebagai perokok pasif dan akan memiliki dampak yang sama
dengan si perokok. Tetapi mahasiswa perokok sering cuek terhadap
lingkungan sekitarnya dan tidak memperdulikan masyarakat sekitarnya
yang menghirup asap rokok dari rokoknya.

Selain membahayakan tubuh manusia asap rokok juga dapat


membahayakan udara yang menyebar di lingkunan kampus yang akan
menyebabkan polusi. Berikut adalah pendapat mahasiswa perokok
terhadap polusi udara yang ditimbulkan dari asap rokok :

Gambar 4
Hasil data angket
Sumber: Dokumen pribadi
Berdasarkan gambar diatas mayoritas mahasiswa setuju bahwa
merokok dapat menimbulkan polusi udara karena asap rokok akan
menghilangkan keaslian udara yang terdapat di lingkungan kampus. Udara
yang telah tercemar tidak lagi dapat menyehatkan tubuh melainkan dapat
menimbulkan penyakit.
Sebagai mahasiswa seharusnya memiliki pemikiran dan pemahaman
yang tinggi yang dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam kehidupan
sehari-hari. Contohnya dengan mengetahui bahaya rokok akan
menghilangkan kebiasaan tersebut karena telah mengetahui dampaknya
bagi dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Mahasiswa dituntut untuk
menghargai keberadaan orang lain dan tidak melakukan tindakan yang
dapat merugikan orang lain

3. Dampak kebijakan antirokok bagi mahasiswa perokok


Tidak lama ini kampus UPNVJ baru saja mengeluarkan kebijakan
antirokok di lingkungan sekitar kampus. Tentunya dengan adanya
kebijakan ini akan berdampak bagi para mahasiswa UPNVJ, terutama bagi
mahasiswa yang merupakan seorang perokok.
Kebijakan tersebut berisikan tentang larangan merokok di sekitar
kampus. Tentu saja dengan adanya kebijakan ini akan menimbulkan pro
dan kontra.

Gambar 4
Hasil data angket
Sumber: dokumen pribadi
Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui angket, mayoritas para
mahasiswa perokok menjawab sangat setuju, ada sebesar 38,9% yang
menjawab sangat setuju, dan 16,7% yang menjawab setuju dengan
dibuatnya kebijakan antirokok. Sedangkan sisanya menjawab ragu-ragu
dan tidak setuju.

Gambar 4
Data hasil angket
Sumber: dokumen pribadi
Bisa dilihat juga bahwa dengan adanya kebijakan antirokok di
lingkungan kampus, mayoritas para mahasiswa merasa lingkungan
kampus menjadi bebas dari asap rokok. Karena dengan adanya ini
mahasiswa tidak akan merokok dilingkungan kampus lagi meskipun masih
ada beberapa mahasiswa yang masih merokok disekitaran kampus.

Gambar 4
Data hasil angket
Sumber: Dokumen pribadi
Gambar 4
Data hasil angket
Sumber: Dokumen pribadi
Dapat dilihat dari hasil pengumpulan data diatas, mayoritas para
mahasiswa setuju dengan berlakunya kebijakan antirokok di kampus. Dan
tidak setuju apabila kebijakan ini dihilangkan. Karena dengan adanya
kebijakan ini lingkungan kampus menjadi lebih bersih dan sejuk karena
berkurangnya polusi udara yang disebabkan oleh asap rokok.
Setelah adanya kebijakan ini, dapat dilihat dilingkungan kampus
poster dan spanduk yang berisikan tentang larangan merokok disekitar
kampus. Rata-rata poster dan spanduk di tempatkan di tempat-tempat biasa
mahasiswa merokok. Tujuannya untuk mempertegas dan mengingkatkan
bahwa lingkungan kampus UPNVJ adalah lingkungan bebas asap rokok.

Gambar 4
Spanduk antirokok di lingkungan UPNVJ
Sumber : Dokumen pribadi
Gambar 4
Poster antirokok di lingkungan UPNVJ
Sumber: Data pribadi
Namun meskipun spanduk dan poster mengenai kebijakan antirokok
telah terpasang tetapi masih banyak mahasiswa yang masih merokok. Hal
ini terjadi karena masih banyak mahasiswa yang bersikap cuek dan tidak
peduli. Selain itu dengan tidak adanya sanksi bagi pelanggar
mengakibatkan mahasiswa dengan bebas melanggar kebijakan tersebut
tanpa adanya rasa takut.
Kurangnya sosialisasi terhadap kebijakan ini pun menjadi salah satu
penyebab masih banyak mahasiswa yang merokok di lingkungan kampus.
Dan juga kurangnya pengawasan bagi mahasiswa yang masih merokok di
lingkungan kampus, tidak ada orang atau petugas yang mengawasi. Yang
menyebabkan mahasiswa masih cuek terhadap kebijakan ini. Dan belum
tersedianya tempat khusus untuk para perokok sehingga masih banyak
mahasiswa yang merokok di lingkungan kampus secara sembarangan.
Karena jika tidak adanya tempat khusus untuk mahasiswa merokok,
mereka tidak memiliki tempat sama sekali untuk merokok di lingkungan
kampus, yang mungkin agak sulit untuk para perokok. Karena para
perokok yang sudah kecanduan akan selalu merasa ingin merokok akibat
kandungan kimia yang ada di dalam rokok itu sendiri.
4. Masalah yang timbul dengan adanya kebijakan antirokok
Dengan adanya kebijakan ini pasti akan menimbulkan pro dan
kontra bagi para mahasiswa. Ada mahasiswa yang diuntungkan dan ada
mahasiswa yang dirugikan, dan yang dirugikan salah satunya adalah
mahasiswa perokok. Mereka merasa bahwa kebebasan mereka dibatasi
dengan adanya kebijakan antiroko tersebut.

Gambar 4
Data hasil angket
Sumber: dokumen pribadi

Dapat dilihat dari hasil pengumpulan data melalui angket, lebih dari
50% mahasiswa perokok yang menjawab setuju dan sangat setuju dengan
adanya kebijakan ini mahasiswa merasa tidak bebas untuk merokok.
Karena mahasiswa tidak memiliki tempat lagi untuk merokok. Tempat
yang biasanya dijadikan tempat untuk merokok menjadi dilarang karena
adanya kebijakan ini.
Terutama dampak yang sangat terlihat yaitu pada kantin yang
menjadi sedikit kurang ramai dari biasanya karena adanya kebijakan
antirokok. Yang biasanya kantin ramai akan mahasiswa perokok, sekarang
menjadi sedikit sepi karena di kantin sudah tidak bisa untuk perokok.
Tetapi, meskipun mayoritas mahasiswa menjawab jika merasa tidak
bebas untuk merokok. Ada beberapa mahasiswa yang merasa tidak setuju
dengan pernyataan itu. Ada mahasiswa yang mencari tempat lain untuk
merokok, dan ada juga mahasiswa yang tidak menghiraukan kebijakan
tersebut dan tetap merokok di lingkungan kampus. Karena kampus belum
menyediakan tempat khusus untuk para mahasiswa merokok.

Gambar 4
Warung parkiran UPN
Sumber: Dokumen pribadi
Seperti gambar yang diatas, terlihat ada beberapa mahasiswa
perokok yang memilih untuk mencari tempat lain untuk merokok, salah
satunya adalah warung yang berada di salah satu parkiran UPN. Tetapi
tidak semua mahasiswa yang mau untuk mencari tempat untuk merokok,
mereka lebih memilih untuk merokok di lingkungan kampus.
Dan salah satu akibat dari adanya kebijakan antirokok ini dalam
bidang ekonomi yaitu kantin menjadi kurang ramai. Karena kebijakan
antirokok yang melarang mahasiswa untuk merokok dilingkungan kampus
yang termasuk juga kantin. Para mahasiswa perokok menjadi malas untuk
pergi makan di kantin karena tidak diperkenankan merokok di kantin. Para
mahasiswa lebih memilih makan diluar kampus dibanding di dalam
kampus karena diluar kampus mereka lebih merasa bebas untuk merokok,
tidak seperti di kampus yang mungkin mereka merasa was-was untuk
merokok karena adanya kebijakan tersebut. Mereka takut jika tiba-tiba
akan ditegur oleh pihak kampus dan dikenakan sanksi.
Tetapi meskipun mahasiswa merasa seperti itu, masih belum ada
langkah yang diambil kampus untuk merealisasikan kebijakan ini.
Meskipun kampus sudah memasang banyak banner, poster, dan spanduk
di lingkungan kampus. Tidak ada langkah untuk menegaskan kebijakan
itu, tidak ada aparat dari pihak kampus yang secara rutin mengawasi
lingkungan kampus agar bebas dari asap rokok. Sehingga masih banyak
mahasiswa yang merokok di lingkungan kampus dan tidak menghiraukan
kebijakan antirokok tersebut

5. Pendapat mahasiswa perokok dengan adanya kebijakan antirokok


Ada berbagai macam pendapat yang muncul akibat dari diterapkannya
kebijakan antirokok di lingkungan kampus UPNVJ. Pendapat-pendapat
tersebut muncul dari kalangan mahasiswa yang merokok dan mahasiswa
yang tidak merokok.

Gambar 4
Hasil data angket
Sumber:Dokumen pribadi
Berdasarkan gambar diatas, mayoritas mahasiswa setuju atau
bahkan sangat setuju jika dibuatkan tempat khusus merokok di lingkungan
kampus UPNVJ. Mahasiswa ingin merokok tetapi tidak dengan rasa was-
was akan ditegur oleh dosen atau staff universitas dan juga bisa membuat
lingkungan upnvj kecuali ruang untuk merokok menjadi bersih karena
tidak adanya puntung dan abu rokok yang berserakan. Mahasiswa lain pun
(yang tidak merokok) tidak akan terpapar oleh asap rokok karena adanya
ruang khusus merokok tersebut.

Gambar 4
Hasil data angket
Sumber: Dokumen pribadi
Berdasarkan gambar diatas, 33.3% responden memilih ragu-ragu
dan setuju, 16.7% memilih sangat setuju dan sisanya tidak setuju dengan
pernyataan bahwa dengan adanya kebijakan antirokok membuat
lingkungan menjadi harmonis. Maksud harmonis disini adalah lingkungan
menjadi asri yang membuat orang betah melakukan aktivitas di
lingkungan tersebut sehingga semua pihak tidak ada yang merasa
terganggu. Apabila di lingkungan tersebut terdapat asap rokok, orang juga
akan malas melakukan sesuatu di tempat tersebut.
Gambar 4
Hasil data angket
Sumber: Dokumen pribadi
berdasarkan gambar diatas mayoritas responden menjawab tidak
setuju dengan pernyataan bahwa dengan adanya kebijakan antirokok di
lingkungan UPNVJ membuat mereka berhenti merokok. Para mahasiswa
mungkin sudah merokok semenjak mereka SMA atau bahkan ketika
mereka masih SMP dan juga beberapa responden yang telah kami
wawancara mereka mengaku bahwa sudah diperbolehkan merokok oleh
orangtuanya jadi dengan adanya kebijakan ini pun tidak membuat mereka
merokok di lingkungan UPNVJ, mereka mencari alternatif lain ketika
ingin merokok contohnya, mereka pergi ke warung yang terletak dekat
tempat parkir motor di sebelah gedung FISIP Terlebih disitu juga menjual
rokok.
Gambar 4
Hasil data angket
Sumber: Dokumen pribadi
Berdasarkan diagram diatas mayoritas responden setuju dan
sangat setuju dengan persentase sebanyak 38.9% dan 22.2% atas
pertanyaan bahwa kurangnya sosialisasi kebijakan antirokok yang dibuat
oleh Universitas Pembangunan Nasional ini. Responden juga menyatakan
bahwa mereka tidak tahu kalau ada kebijakan antirokok di lingkungan
Universitas Pembangunan Nasional Jakarta ini. terlebih mereka juga
melihat beberapa dosen masih merokok di lingkungan Universitas
Pembangunan Nasional Jakarta, jadi mereka berfikir tidak apa-apa
merokok di lingkungan kampus tersebut, yang biasanya mereka merokok
di kawasan ubin coklat yang berlokasi di antara gedung rektorat dan
gedung fakultas ekonomi dan bisnis. Tetapi mereka juga mengaku melihat
poster dan spanduk larangan merokok di lingkungan kampus tetapi tidak
menghiraukan plang tersebut. seharusnya setiap dosen memberikan
sosialisasi di sela-sela mereka mengajar agar mahasiswa mengetahui
adanya larangan antirokok ini dan mematuhinya.
Kebijakan ini tentunya menimbulkan pro dan kontra bagi
mahasiswa-mahasiswa, baik yang merokok dan yang tidak merokok.
Karena kampus secara tidak langsung melarang kebiasaan yang
mahasiswa yang sudah dilakukan dari dulu. Tentu saja masih banyak
mahasiswa yang tidak menghiraukan kebijakan ini, dan karna kurangnya
sosialisasi dari pihak kampus yang membuat informasi tentang kebijakan
ini tidak tersebar secara merata. Yang menjadi salah satu penyebab
mahasiswa yang masih merokok di lingkungan kampus. Dan masih tidak
adanya solusi yang diberi oleh pihak kampus, yaitu tempat khusus untuk
merokok. Pihak kampus mengeluarkan kebijakan tanpa memberi solusi
bagi mahasiswa perokok. Kebijakan tersebut berlaku diseluruh area
kampus, termasuk kantin. Yang mengakibatkan tidak ada tempat sama
sekali untuk mahasiswa merokok. Hal itu menyebabkan mahasiswa masih
tetap “memberontak” untuk merokok di lingkungan kampus karena
mereka tidak mempunyai tempat khusus untuk merokok.

C. Interpretasi Hasil Penelitian


Berdasarkan data yang kami peroleh dari analisa yang kami lakukan,
tentang kebijakan antirokok di lingkungan UPNVJ yaitu para mahasiswa
perokok mengetahui bahwa rokok itu membahayakan diri sendiri dikarenakan
jumlah racun yang terkandung didalam sebuah batang rokok dan mengganggu
kenyamanan sekitar yg disebabkan oleh asap dan sampah puntung rokok
tersebut serta menimbulkan polusi udara. Dan para mahasiswa perokok setuju
dengan adanya kebijakan antirokok di sekitar lingkungan kampus, dan merasa
bahwa lingkungan kampus menjadi bebas asap rokok. Tetapi para perokok
menjadi tidak bebas untuk merokok. Mahasiswa perokok setuju dengan
berlakunya kebijakan ini, dan tidak setuju apabila kebijakan ini dihilangkan.
Namun mahasiswa perokok mengharap adanya solusi dari kebijakan ini
dengan dibuatnya tempat khusus merokok yang nyaman dan tempatnya kalau
bisa mereka ingin setiap fakultas disediakan tempat khusus merokok agar
tidak repot-repot jauh ke fakultas lain. Dengan adanya kebijakan ini para
mahasiswa merasa lingkungan menjadi lebih harmonis karena tidak adanya
asap rokok dan sampah abu dan puntung rokok, tetapi tidak membuat mereka
berhenti untuk merokok sebab hampir semua responden mengaku bahwa
mereka sudah merokok semenjak sma bahkan ada yang semenjak smp, dan
pengeluaran mereka untuk rokok tetap besar. Tetapi kebanyakan mahasiswa
perokok tidak menggunakan uang makannya untuk membeli rokok. Dan para
mahasiswa perokok merasa bahwa kurangnya atas sosialisasi kebijakan
tersebut karena menurut responden kebijakan tersebut hanya ditulis di
beberapa tempat di lingkungan UPNVJ dan tidak adanya komunikasi dari
pihak universitas.

D. Kelemahan Penelitian
1. Terbatasnya waktu untuk melakukan observasi lapangan.
2. Minimnya referensi yang mendukung topik penelitian.
3. Cuaca yang tidak menentu.
4. Terbatasnya tenaga karena penelitian dilaksanakan pada saat puasa.
BAB V
Penutup
A. Kesimpulan
Merokok merupakan kebiasaan yang sudah membudaya di beberapa
kalangan masyarakat tak terkecuali di kalangan mahasiswa. Kebiasaan
merokok juga mengakibatkan gaya hidup yang cenderung lebih boros karena
harus menjadikan rokok sebagai kebutuhan. Untuk menghilangkan kebiasaan
tersebut diperlukan suatu kebijakan antirokok untuk menghilangkan asap
rokok setidaknya di suatu wilayah tertentu. Kampus Universitas Pembangunan
Negeri Veteran Jakarta telah menetapkan kebijakan antirokok di lingkungan
kampus. Kebijakan tersebut bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang
harmonis dan tentram tanpa dicemari asap rokok yang dapat menggangu
aktivitas masyarakat kampus. Ada pro dan kontra terkait kebijakan antirokok
tersebut. Mahasiswa yang pro mendukung penuh kebijakan tersebut karena
unuk kepentingan bersama, sedangkan mahasiswa yang kontra merasa bahwa
kebebasanya dibatasi dengan adanya kebijakan tersebut. Walaupun begitu
kebijakan tersebut harus tetap direalisasikan untuk menciptakan lingkungan
yang harmonis dan tentram. Peran mahasiswa seharusnya mendukung penuh
kebijakan tersebut karena merupakan tugas utama mahasiswa sebagai agen
perubahan. Mahasiswa harus menjadikan dirinya sebagai contoh bagi
masyarakat umum untuk menghilangkan kebiasaan merokok dengan bekal
ilmu pengetahuan yang dimilikinya tentang bahaya merokok seharusnya
memudahkan dirinya untuk berhenti merokok.

B. Saran
Untuk merealisasikan kebijakan antirokok sehingga dapat tercapai
tujuannya, kami merekomendasikan beberapa saran antara lain:
1. Pihak kampus lebih memperbanyak sosialisasi tentang bahaya merokok
dan penempatan spaduk larangan merokok di tempat-tempat yang strategis
agar mahasiswa dapat mengetahui tentang kebijakan antirokok tersebut.
2. Pengawasan serta sanksi yang tegas bagi mahasiswa yang melanggar. Hal
tersebut untuk menciptakan efek jera agar tidak mengulanginya lagi.
3. Mahasiswa yang merokok supaya lebih meningkatkan kesadarannya
dalam berkehidupan bermasyarakat dan menghormati keberadaan orang
lain di sekitarnya. Mengutamakan kepentingan umum daripada
kepentingan pribadi sehingga kebijakan tersebut dapat terealisasi dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA
Suwitri, Sri. (2008). Konsep Dasar Kebijakan Publik. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponogoro.
Yusuf, Syamsu. (2012). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Suharto, Edi. (2010). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Agustino, Leo. (2008). Dasar- dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta
Hartaji, Damar A. (2012). Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah
Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.
Siswoyo, Dwi dkk. (2007). Ilmu Pendidikan.Yogyakarta: UNY Pers.
Timotius, K. (2017). Pengantar Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Andi.
Sugiyono.(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta.
LAMPIRAN
A. Lampiran 1, instrumen angket
1. Responden 1
Pertanyaan Jawaban atau pilihan
Nama Lengkap Ikbal Suhendra
NIM 1810111157
Jurusan S1 Manajemen
Alamat Email ikbalsuhendra99@gmail.com
Asap rokok mengganggu kenyamanan Sangat setuju
sekitar
Rokok membahayakan diri sendiri Sangat setuju
Rokok menimbulkan polusi udara Setuju
Dibuatnya kebijakan antirokok di Setuju
lingkungan UPNVJ
Dengan adanya kebijakan tersebut, Setuju
lingkungan kampus menjadi bebas asap
rokok
Mahasiswa menjadi tidak bebas untuk Setuju
merokok
Dibuatnya tempat khusus untuk Ragu-ragu
mahasiswa perokok
Apakah anda setuju dengan berlakunya Ragu-ragu
kebijakan ini?
Apakah anda setuju jika kebijakan ini Tidak setuju
dihilangkan?
Apakah kebijakan ini membuat anda Sangat setuju
berhenti merokok?
Apakah dengan merokok anda menjadi Sangat setuju
lebih boros?
Apakah dengan adanya kebijakan Setuju
tersebut lingkungan menjadi harmonis
Saya memakai uang untuk membeli Tidak setuju
rokok
Tidak adanya sosialisasi antirokok di Ragu-ragu
lingkungan kampus

2. Responden 2
Pertanyaan Jawaban atau pilihan
Nama Lengkap Rahmat Wijaya
NIM 1810112062
Jurusan S1 Akuntansi
Alamat Email rhmtwjya@gmail.com
Asap rokok mengganggu kenyamanan Sangat setuju
sekitar
Rokok membahayakan diri sendiri Sangat setuju
Rokok menimbulkan polusi udara Setuju
Dibuatnya kebijakan antirokok di Ragu-ragu
lingkungan UPNVJ
Dengan adanya kebijakan tersebut, Setuju
lingkungan kampus menjadi bebas asap
rokok
Mahasiswa menjadi tidak bebas untuk Setuju
merokok
Dibuatnya tempat khusus untuk Sangat setuju
mahasiswa perokok
Apakah anda setuju dengan berlakunya Setuju
kebijakan ini?
Apakah anda setuju jika kebijakan ini Tidak setuju
dihilangkan?
Apakah kebijakan ini membuat anda Sangat tidak setuju
berhenti merokok?
Apakah dengan merokok anda menjadi Ragu-ragu
lebih boros?
Apakah dengan adanya kebijakan Ragu-ragu
tersebut lingkungan menjadi harmonis
Saya memakai uang untuk membeli Sangat tidak setuju
rokok
Tidak adanya sosialisasi antirokok di Ragu-ragu
lingkungan kampus

3. Responden 3
Pertanyaan Jawaban atau pilihan
Nama Lengkap Mochammad Abdillah
NIM 1810111143
Jurusan S1 Manajemen
Alamat Email abdillahmassulukang@gmail.com
Asap rokok mengganggu kenyamanan Setuju
sekitar
Rokok membahayakan diri sendiri Setuju
Rokok menimbulkan polusi udara Sangat setuju
Dibuatnya kebijakan antirokok di Ragu-ragu
lingkungan UPNVJ
Dengan adanya kebijakan tersebut, Setuju
lingkungan kampus menjadi bebas asap
rokok
Mahasiswa menjadi tidak bebas untuk Setuju
merokok
Dibuatnya tempat khusus untuk Sangat setuju
mahasiswa perokok
Apakah anda setuju dengan berlakunya Setuju
kebijakan ini?
Apakah anda setuju jika kebijakan ini Ragu-ragu
dihilangkan?
Apakah kebijakan ini membuat anda Tidak setuju
berhenti merokok?
Apakah dengan merokok anda menjadi Ragu-ragu
lebih boros?
Apakah dengan adanya kebijakan Setuju
tersebut lingkungan menjadi harmonis
Saya memakai uang untuk membeli Setuju
rokok
Tidak adanya sosialisasi antirokok di Ragu-ragu
lingkungan kampus

B. Lampiran 2, transkrip wawancara


1. Marco Manggora Jeremy Napitupulu
a) Apakah anda perokok?
Iya saya perokok
b) Apakah anda sudah mengetahui atas kebijakan antirokok di UPNVJ?
Sudah tau
c) Apakah anda setuju dengan kebijakan tersebut?
Kalau saya merasa tidak setuju karena membatasi saya untuk merokok di
lingkungan kampus
d) Bagaimana tanggapan anda dengan adanya kebijakan tersebut?
Ya sebenarnya bagus dengan adanya kebijakan tersebut tetapi sedikit
merugikan kepada kami perokok
e) Adakah dampak yang dirasakan setelah adanya kebijakan tersebut?
Dampak yang saya rasakan sih sekarang saya tidak merokok di ubin coklat
kampus yang tadinya tempat saya merokok
f) Apakah anda merasa mengganggu orang lain saat anda merokok?
Saya tidak merasa mengganggu orang lain saat merokok, karena mereka
ya tidak bereaksi apa-apa.
g) Apakah anda perlu suatu tempat khusus untuk merokok?
Nah ini, saya perlu tempat khusus untuk merokok agar saya dapat
merokok dengan bebas tanpa ditegur dan tanpa rasa was-was
h) Apakah anda ingin kebijakan tersebut dicabut?
Sepertinya tidak usah dicabut
i) Adakah saran lainnya yang ingin anda sampaikan?
saran saya agar kami para perokok dapat merokok dengan bebas, kita
harus disediakan tempat khusus untuk merokok.
2. Fachry Banan
a) Apakah anda perokok?
Iya
b) Apakah anda sudah mengetahui atas kebijakan antirokok di UPNVJ?
Udah tau
c) Apakah anda setuju dengan kebijakan tersebut?
Kurang setuju
d) Bagaimana tanggapan anda dengan adanya kebijakan tersebut?
Akibatnya banyak mahasiswa yang merokok dimanapun diwilayah upnvj
jadi tidak bisa merokok lagi
e) Adakah dampak yang dirasakan setelah adanya kebijakan tersebut?
Semakin berkurangnya mahasiswa yang merokok di UPN
f) Apakah anda merasa mengganggu orang lain saat anda merokok?
Engga
g) Apakah anda perlu suatu tempat khusus untuk merokok?
Perlu
h) Apakah anda ingin kebijakan tersebut dicabut?
Iya
i) Adakah saran lainnya yang ingin anda sampaikan?
Mungkin buat para perokok agar diberi tempat khusus merokok agar
merasa bebas jika ingin merokok dilingkungan kampus
3. Humam Hanif Nasution
a) Apakah anda perokok?
Ya, saya memang merokok
b) Apakah anda sudah mengetahui atas kebijakan antirokok di UPNVJ?
Saya baru tahu semester 2 karena melihat banner-banner antirokok
dilingkungan UPNVJ
c) Apakah anda setuju dengan kebijakan tersebut?
Kurang setuju
d) Bagaimana tanggapan anda dengan adanya kebijakan tersebut?
Mungkin memang ada beberapa daerah yang harus dihargai untuk tidak
merokok tapi tidak semuanya dilarang, mungkin diberi beberapa tempat
untuk tempat merokok
e) Adakah dampak yang dirasakan setelah adanya kebijakan tersebut?
Ya mungkin dampak yang saya rasakan, ada beberapa tempat yang biasa
tempat saya merokok jadi gabisa lagi karena adanya kebijakan ini
f) Apakah anda merasa mengganggu orang lain saat anda merokok?
Saya kalo merokok dilingkungan para perokok jadi jika saya ngerokok
saya tidak merasa mengganggu orang lain
g) Apakah anda perlu suatu tempat khusus untuk merokok?
Ya mungkin sih kalo tempat khusus
h) Apakah anda ingin kebijakan tersebut dicabut?
Kebijakan itu boleh dibuat tapi tidak untuk melarang seluruh lingkungan,
mungkin ada beberapa yang diizinkan untuk area merokok
i) Adakah saran lainnya yang ingin anda sampaikan?
Ya mungkin sih untuk area kantin karena itu tempat untuk makan dan
ngumpul mungkin bisa diizinin untuk merokok disitu. Kalo buat lainnya
ya gapapa kalo emang aturannya dilarang gapapa.
C. Lampiran 3, Biodata Wawancara
1. Nama: Marco Manggora Napitupulu
NIM: 1810111182
Tempat Tgl Lahir: Bekasi, 7 Oktober 2000
Prodi/Fakultas: S1 Manajemen/Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Alamat: Jln. Letjen Sutoyo no 26 Cililitan Jakarta timur
2. Nama: Fachry Banan
NIM: 1810111280
Tempat Tgl Lahir: Jakarta,17 Agustus 2000
Prodi/Fakultas: S1 Manajemen/Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Alamat: Depok Maharaja Blok N3B No 1
3. Nama: Humam Hanif Nasution
NIM: 1810111233
Tempat Tgl Lahir: Jakarta, 28 September 2000
Prodi/Fakultas: S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Alamat: Pondok Indah Jatisari Blok A10

D. Lampiran 4, dokumentasi
1. Foto bersama Marco Manggora Jeremy Napitupulu sebagai narsumber
pertama.

2. Foto bersama Fachry banan sebagai narasumber kedua


3. Foto bersama Humam Hanif Nasution sebagai narasumber kedua
E. Lampiran 5, Presentasi Powerpoint
F. Lampiran 6, Profil Peneliti
Penulis bernama lengkap GHIVARI VARRELDIAZKA,
Lahir di kota Bandung, 5 juni 2000. Penulis biasa
dipanggil “Ghivari” atau “Varrel”. Penulis bertempat
tinggal di Jln. Sayur asem No. B10 RT 002 RW 006
Kelurahan Joglo Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat,
Provinsi DKI Jakarta. Penulis merupakan anak kedua dari
dua bersaudara dari pasangan Zulkarnain dan Dian. Penulis
menempuh pendidikan TK di TK Citra Az-Zahra yang berlokasi di Taman Alfa
indah, Joglo, Jakarta Barat. SDN 01 Sukabumi Selatan Kebon jeruk, Jakarta
Barat. SMP Budi Mulia Ciledug, Tangerang, Banten. SMA Budi Mulia Ciledug,
Tangerang, Banten. Lalu penulis mutasi ke SMAN 85 srengseng, Jakarta Barat.
Dan sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi di Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai