Panduan PCRA
Panduan PCRA
BAB I
DEFINISI
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Lingkup Area
Pra Asesmen Risiko Pra Kontruksi (PCRA) meliputi area – area
sebagai berikut:
1. kualitas udara;
2. pengendalian infeksi/ ICRA
3. utilitas
4. kebisingan
5. getaran
6. bahan berbahaya
7. layanan darurat, seperti respon terhadap kode
8. bahaya lain yang mempengaruhi perawatan, pengobatan, dan
layanan.
Langkah awal dari seluruh kegiatan adalah mengidentifikasi
elemen penilaian yang digunakan untuk proses pre construction.
Pada akhir proses penilaian risiko akan menghasilkan rekomendasi
mitigasi risiko (RMR). RMR ini akan ditinjau oleh individu atau pihak
yang menyelesaikan pekerjaan dan akan menjadi bagian dari
dokumentasi proyek.
B. Prinsip
Rumah sakit bersama dengan manajemen kontruksi (MK)
memastikan bahwa kepatuhan kontraktor dipantau, ditegakan dan
didokumentasikan. Sebagai bagian dari penilaian risiko, risiko
pasien infeksi dari kontruksi dievaluasi melalui infeksi penilaian
risiko control juga dikenal sebagai ICRA dalam menyusun PCRA,
individu atau organisasi yang ditunjuk untuk melakukan
pengawasan dan penerapan manajemen risiko fasilitas yang ada di
MFK.3 agar melakukan koordinasi dengan organisasi PPI karena
antara PCRA dan ICRA merupakan kesatuan yang tidak bisa
dipisahkan.
4
BAB III
TATA LAKSANA
7. Kualitas udara
Untuk mengatasi polusi udara yang diakibatkan kegiatan
renovasi yang berupa pembongkaran tembok, kupas plesteran,
pengamplasan, maka harus dilakukan penyekatan,area
pekerjaan dengan menggunakan triplek. Terpal, seng, atau
bahan-bahan lain yang dapat mencegah debu keluar dari area
demolisi/renovasi, atau dengan cara membasahi material yang
akan dibongkar dengan air untuk mencegah debu
berterbangan. Selain untuk menanggulangi dampak yang
berupa polusi udara, hal ini juga dapat mencegah timbulnya
infeksi yang disebabkan oleh debu. Adapun kandungan debu
maksimal didalam udara ruangan dalam pengukuran debu
rata-rata 8 jam adalah 0,15mg/m3.
8. Kebutuhan Utilitasi
1) Kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih dapat dipenuhi
dengan memanfaatkan saluran air rumah sakit yang sudah
ada di area renovasi, yang menggunakan system tangki
atap dan tangki tekan
2) Pembuangan air kotor. Pembuangan air kotor/limbah dapat
dilakukan menggunakan saluran air kotor terdekat yang
sudah ada di area rumah sakit
3) Pembuangan sampah. Pembuangan sampah bongkaran
material harus dilakukan dengan rapi sehingga tidak
menganggu kegiatan pelayanan di unit pelayanan
sekitarnya dan tidak mengganggu keindahan lingkungan
4) Sumber daya listrik dapat diambil dari instalasi terdekat
yang ada dirumah sakit dengan memperhatikan segi
keamanan dan kerapihan. Menggunakan material/bahan-
bahan standard, pengaturan kabel tidak berserakan
9. Kebisingan
Dengan melakukan penyekatan area renovasi dengan bahan
yang dapat mengurangi kebisingan yang ditimbulkan dari
kegiatan tersebut. Bahan yang digunakan adalah partikel hard
board dilapisi lembaran sterofoam
10
10. Getaran
Apabila kegiatan demosili/renovasi akan menimbulkan
dampak getaran yang sangat kuat, sehingga mengganggu
kenyamanan pengguna sekitarnya, maka kegiatan pelayanan
harus dipindahkan atau dihentikan sementara selama getaran
tersebut timbul
11. Bahan Berbahaya
Bahan berbahaya atau beracun adalah zat atau bahan-bahan
lain yang dapat membahayakan kesehatan atau kelangsungan
hidup manusia, makhluk lain, dan atau lingkungan hidup
pada umumnya.
11
BAB IV
DOKUMENTASI
BAB V
PENUTUP
Demikian panduan Asesmen risiko pra kontruksi (PCRA) ini disusun, agar
dapat menjadi panduan dalam melakukan Asesmen risiko pra kontruksi (PCRA)
bagi semua pihak yang bersangkutan. Dalam perkembangannya ke depan, akan
selalu dilakukan revisi-revisi yang diperlukan agar selalu bisa dipergunakan
sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
14