Fenol pertama kali digunakan oleh dokter bedah Inggris, Sir Joseph Lister sebagai
antiseptik saat mempraktikkan pembedahan dengan antiseptik. Senyawa ini mempunyai sifat
anti-mikroba yang sangat kuat. Lister memanfaatkan larutan encer fenol untuk mensterilkan
luka dan peralatan bedah, dan sangat membantu keberlangsungan hidup pasien operasi. Pada
perdagangan antiseptik, fenol adalah komponen utama yang sering dipakai dalam bentuk
triklorofenol (TCP). Fenol juga adalah bagian dari komposisi beberapa anestitika oral, seperti
semprotan kloraseptik. Fenol juga dimanfaatkan dalam berbagai antiseptik dan farmasi lainnya.
Plastik adalah salah satu komponen yang sangat banyak digunakan di hidup ini. Salah satu jenis
plastik yang paling awal, yaitu bakelite pertama kali dibuat dari reaksi antara fenol dan
formaldehida. Asam karbolat digunakan dalam banyak sintesis plastik, yaitu polikarbonnat,
resin epoksi dan nilon. Termasuk dalam produksi pewarna, desinfektan dan antiseptik.
Fenol digunakan dalam pembuatan obat-obatan (sintesis aspirin), pembasmi rumput liar
dan lain-lain. Fenol juga merupakan bahan dalam sintesis senyawa aromatis dalam batu bara.
Salah satu turunan fenol (fenolat) banyak terdapat secara alami sebagai flavonoid alkaloid dan
senyawa fenolat lainnya. Contoh dari turunan fenol lainnya adalah eugonel yang berbentuk
minyak pada cengkih.
Penyuntikan fenol juga pernah dilakukan sebagai salah satu metode eksekusi mati.
Metode ini paling sering digunakan pada masa Perang Dunia II dan dilakukan oleh Nazi
Jerman. Penyuntikan fenol diberikan terhadap banyak orang di kamp konsentrasi. Fenol
disuntikkan oleh dokter ke vena pada lengan dan jantung. Dampak dari penyuntikan ini
sangatlah fatal. Penyuntikan ke jantung bisa menyebabkan kematian instan.