ALKANOL / ALKOHOL
a. Rumus Umum : R – OH atau CnH2n+2O
b. Gugus Fungsi : -OH ( gugus hidroksil )
c. Tatanama menurut IUPAC :
1). Rantai induk adalah rantai C terpanjang yang ada –OH nya
2). Penomoran –OH sekecil mungkin
Contoh :
CH3-OH : metanol
CH3-CH2-OH : etanol
CH3-CH2-CH2-OH : 1-propanol
CH3-CH-CH3 : 2-propanol
l
OH
CH3-CH2-CH2-CH2-OH : 1-butanol
CH3-CH-CH2-CH3 : 2-butanol
l
OH
CH3-CH-CH2-OH : 2-metil-1-propanol
l
CH3
CH3
l
CH3-C-OH : 2-metil-2-propanol
l
CH3
Selain nama IUPAC dengan penamaan lain yaitu nama lazim / trivial
Contoh :
CH3-CH2-CH2-CH2-OH : n-butil alkohol
CH3-CH-CH2-CH3 : sek-butil alkohol
l
OH
CH3
l
CH3-C-OH : ters-butil alkohol
l
CH3
2. ALKOKSI ALKANA / ETER
a. Rumus Umum :R-O-R
b. Rumus Molekul : CnH2n+2O
c. Gugus Fungsi : -O- ( gugus oksi )
d. Tatanama menurut IUPAC :
1). Gugus alkil besar dianggap rantai induk
2). Gugus alkil kecil dianggap cabang
3). Penomoran dimulai dari alkil besar sehingga gugus alkoksi nomor sekecil mungkin
Contoh :
CH3-O-CH3 : metoksi metana
CH3-O-CH2-CH3 : metoksi etana
CH3-O-CH2-CH2-CH3 : 1-metoksi propana
CH3-O-CH-CH3 : 2-metoksi propana
l
CH3
Selain nama IUPAC dengan penamaan lain yaitu nama lazim / trivial
Contoh :
CH3-O- CH3 : dimetil-eter
CH3-O- CH2-CH3 : etil-metil-eter
CH3-O-CH2-CH2-CH3 : metil-propil-eter
CH3-O-CH-CH3 : metil-isopropil-eter
l
CH3
Contoh :
1. H-CHO : metanal
2. CH3-CHO : etanal
3. CH3-CH2-CHO : propanal
4. CH3-CH2-CH2-CHO : butanal
5. CH3-CH2-CH2-CH2-CHO : pentanal
6. CH3-CH-CHO : 2-metil-propanal
l
CH3
7. CH3-CH-CH2-CHO : 3-metil-butanal
l
CH3
8. CH3-CH-CH2-CHO : 3-metil-pentanal
l
CH2-CH3
C2H5
l
9. CH3-C-CH2-CHO : 3-etil-3-metil-pentanal
l
C2H5
C2H5
l
10. CH3-C-CH2-COOH asam-3-hidroksi-3-metil-pentanoat asam- -hidroksi- -metil-
pentanoat
l
OH
11. HOOC-COOH asam-1,2-etanadiot asam oksalat
12. HOOC-CH-CH-COOH asam-2,3-dihidroksi-1,4-butanadioat asam tartrat
l l
OH OH
6. ALKIL ALKANOAT / ESTER
O
a. Rumus Umum : R-C atau R-COO-R1
1
O-R
b. Rumus Molekul : CnH2nO2
c. Tatanama : Sebut nama alkilnya (R1) dahulu kemudian diikuti nama alkanoatnya (R-COO-)
Contoh :
Nama IUPAC Nama Lazim
1. H-COO-CH3 metil-metanoat metil-formiat
2. CH3-COO-CH3 metil-etanoat metil-asetat
3. H-COO-CH2-CH3 etil-metanoat etil-formiat
4. CH3-COO-CH2-CH3 etil-etanoat etil-asetat
5. H-COO-CH2-CH2-CH3 propil-metanoat propil-formiat
6. CH3-COO-CH2-CH2-CH3 propil-etanoat propil-asetat
7. H-COO-CH2-CH3 isopropil-metanoat isopropil-formiat
CH3
Contoh Soal :
Tuliskan rumus struktur yang benar dari senyawa berikut :
1. asam-2-metil-butanoat
2. asam-sek.butil-butanoat
Jawab :
Nama yang benar adalah :
1. CH3-CH-COOH 2. CH3 – CH3 – CH – CH – COOH
l l l
C2H5 CH3 CH2-CH3
Asam-2-metil-butanoat asam-2-etil-3-metil-pentanoat
LATIHAN
3. CH3- CH2-O-CH2-CH3 :
4. CH3-CH2-CH-CH2-O- CH3 :
l
CH3
5. CH3-CH2- CH2-CHO :
CH3
l
6. CH3-CH-CH-CHO :
l
CH2-CH3
7. CH3-CH2-CO-CH2-CH3 :
CH3
l
8. CH3-CO-CH-CH- CH3 :
l
CH3
9. CH3-CH2-COOH :
CH3
l
10. CH3-C-CH-COOH :
l l
CH3 OH
11. CH3-COO-CH3 :
12. CH3-COO-CH2-CH2-CH3 :
1. asam-2-metil-pentanoat
2. 2-Propoksi heksana
3. 2,3-dimetil heptanal
Alkohol
Alkohol merupakan salah satu senyawa turunan alkana yang paling sederhana dengan
gugus fungsi –OH dan
rumus umum CnH2n+2O. Penamaan alkohol secara IUPAC (International Union of Pure and
Applied Chemistry) umumnya dilakukan dengan mengubah akhiran –a dari alkana menjadi
–ol, contohnya CH4 (metana) jika merupakan alkohol maka menjadi CH3OH (metanol).
Sedangkan penamaan sederhananya yaitu alkil alkohol, dengan gugus R- sebagai alkil
dan –OH sebagai alkohol. Salah satu contohnya adalah CH 3OH disebut juga metil (CH3-)
alkohol (-OH).
Adapun rumusan penentuan tata nama untuk alkanol didasarkan pada beberapa hal di
bawah ini:
1. Untuk rantai C yang tidak bercabang, nama alkohol diturunkan langsung dari nama
alkana yang sesuai, dengan akhiran –a diganti –ol seperti contoh di atas.
2. Untuk rantai C yang bercabang, maka:
-. Rantai terpanjang yang mengandung gugus –OH dan memiliki cabang terbanyak
dianggap sebagai rantai utama.
-. Rantai utama diberi nomor yang dimulai dari salah satu ujung sehingga gugus fungsi
mendapat nomor terkecil. Jika posisi gugus fungsi sama dari kedua ujung, maka
penomoran dimulai dari salah satu ujung rantai utama sehingga cabang-cabang alkil akan
memiliki nomor terkecil.
Rumus penentuan tata nama alkohol dengan rantai C yang bercabang secara umum
adalah: (no.cabang)-(nama cabang)-(no.gugus fungsi)-(nama rantai induk)
Contohnya adalah:
CHOH-CH2-CH2-CH3: 1-butanol
CH3-CHOH-CH2-CH3: 2-butanol
CHOH-CH-CH3-CH3: 2-metil-1-propanol
Uniknya, istilah alkohol lebih umum dipakai untuk menyebut etanol/etil alkohol (C 2H5OH)
daripada jenis-jenis alkohol lainnya (metanol, propanol, butanol, dsb). Mengapa begitu?
Hal ini disebabkan karena etanol merupakan jenis alkohol yang paling sering ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari, baik sebagai bahan minuman beralkohol maupun produk-
produk sampingan yang dihasilkan oleh mikroorganisme melalui proses yang disebut
fermentasi.
2. Sifat Kimia
Gugus hidroksil pada alkohol merupakan gugus yang cukup reaktif. Hal ini
menyebabkan alkohol mudah bereaksi dengan senyawa-senyawa lain
Reaksi-reaksi alkohol:
1. Deprotonasi
Melalui proses deprotonasi, alkohol dapat berperan sebagai asam lemah yang dapat
menghasilkan garam alkoksida dari reaksi dengan basa kuat seperti natrium hidrida atau
senyawa logam aktif seperti natrium. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
2 R-OH + 2 NaH→ 2 R-O–Na+ + 2H2
2 R-OH + 2 Na→ 2 R-O−Na+ + H2
2. Substitusi Nukleofilik
Secara umum gugus hidroksil pada alkohol bukan termasuk gugus pergi (leaving group).
Agar reaksi substitusi nukleofilik dapat terjadi, alkohol memerlukan bantuan dari oksigen
yang diprotonasi.
3. Dehidrasi
Alkohol yang dipanaskan dengan katalis asam sulfat pekat akan melepaskan molekul air
(mengalami dehidrasi) membentuk eter dan alkena. Adapun yang membedakan produk
yang dihasilkan adalah suhu pemanasan, dimana pemanasan pada suhu sekitar 130 oC
akan menghasilkan eter sedangkan pemanasan pada suhu sekitar 180 oC akan
menghasilkan alkena.
4. Esterifikasi
Reaksi ini disebut esterifikasi karena menghasilkan produk berupa ester, dimana agar
alkohol dapat menghasilkan ester, diperlukan asam karboksilat. Reaksi ini juga disebut
sebagai esterifikasi Fischer. Selain asam karboksilat, reaksi ini juga memerlukan katalis
berupa asam sulfat pekat melalui proses yang disebut refluks. Umumnya reaksi
esterifikasi dilakukan dengan bantuan alat yang disebut Aparatus Dean-Stark. Reaksi
esterifikasi dapat dituliskan sebagai:
R-OH + R’-COOH → R’-COOR + H2O
5. Oksidasi
Alkohol sederhana dapat terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air. Salah
satu contoh alkohol sebagai bahan bakar adalah etanol yang dikenal dengan nama
spiritus. Adapun reaksinya adalah:
C2H5OH(l) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(g) + kalor
Alkohol dapat teroksidasi menjadi beberapa senyawa, yaitu:
Alkohol primer dapat membentuk aldehida dan dapat teroksidasi lebih lanjut
menjadi asam karboksilat
Alkohol sekunder dapat membentuk keton
Alkohol tersier tidak dapat teroksidasi karena tidak adanya atom karbon karbinol,
yaitu atom karbon yang mengikat gugus –OH
Metanol sebagai pelarut kimia, campuran untuk bahan bakar mesin, dan bahan
pembuatan formalin/formaldehida (HCHO) untuk pengawet mayat dan bahan baku
pembuatan polimer plastik, dll.
Etanol untuk antiseptik (alkohol 70%), campuran untuk minuman beralkohol, bahan
bakar (spiritus), pelarut kimia, campuran untuk bahan bakar, dll.
Sumber:
Eter
Eter juga sering disebut alkoksialkana. Hal ini dikarenakan eter dianggap sebagai turunan
alkana dengan satu atom H alkana tersebut diganti oleh gugus alkoksi (-OR’). Rumus
umum eter adalah CnH2n+2O dengan struktur umum R-O-R’. Penamaan eter secara IUPAC
(International Union of Pure and Applied Chemistry) dilakukan dengan mengganti akhiran
–a menjadi –oksi, contohnya CH3-O-CH3 (C2H6O) disebut metoksimetana. Sedangkan
penamaan sederhananya yaitu alkil alkil eter, dimana nama kedua gugus alkil diikuti
dengan kata eter dalam 3 kata. Contohnya seperti CH 3-O-CH3 di atas, disebut sebagai
dimetil eter. Adapun CH3-CH2-O-CH3 disebut metil etil eter.
Rumusan penentuan tata nama eter didasarkan pada beberapa hal di bawah ini:
Contohnya adalah:
Senyawa eter dengan rantai C pendek berbentuk cair pada suhu kamar
Semakin panjang rantai C suatu senyawa eter, maka titik didihnya akan semakin
tinggi, namun tetap relatif rendah dibandingkan alkohol
Kurang polar sehingga susah/tidak dapat larut dalam air. Pada suhu kamar,
kelarutan eter dalam air hanya 1,5%
2. Sifat Kimia
Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air
Secara umum merupakan senyawa yang reaktifitasnya rendah, namun masih lebih
tinggi dibandingkan alkana
Tidak dapat bereaksi dengan logam aktif
Dapat bereaksi dengan fosfor pentaklorida (PCl 5)
Dapat terurai oleh asam halida
Reaksi-reaksi eter:
1. Pembakaran
Reaksi pembakaran eter akan menghasilkan gas karbon dioksida dan uap air. Adapun
contoh reaksinya:
Fosfor pentaklorida merupakan senyawa tidak berwarna dan merupakan salah satu agen
klorinasi pada reaksi-reaksi kimia. PCl5 ini termasuk salah satu senyawa berbahaya
karena bereaksi secara keras dengan air membentuk asam klorida, salah satu asam kuat.
Eter dapat bereaksi dengan fosfor pentaklorida tanpa membentuk asam klorida. Adapun
reaksi eter dengan fosfor pentaklorida dapat dituliskan sebagai:
Eter dapat diuraikan oleh senyawa-senyawa hidrogen halida (HX), terutama asam iodida
(HI). Berikut adalah reaksi eter dengan asam halida:
Seperti yang telah ditulis dalam artikel mengenai alkohol, rumus umum alkohol adalah
CnH2n+2O, sama dengan eter. Lalu bagaimana membedakan alkohol dan eter? Ada
beberapa karakter yang dapat membedakan satu sama lain, yaitu:
Alkohol dapat larut dalam air karena sifatnya yang polar, sedangkan eter kurang
polar sehingga susah larut dalam air
Titik didih alkohol lebih tinggi daripada eter
Alkohol bereaksi dengan fosfor pentaklorida (PCl 5) membentuk asam klorida
sedangkan eter tidak membentuk asam klorida
Alkohol dapat bereaksi dengan logam aktif seperti natrium membentuk hidrogen,
sedangkan eter tidak dapat bereaksi
Alkohol dapat dioksidasi menghasilkan keton, sedangkan eter tidak
Dalam kehidupan sehari-hari, eter dapat digunakan dalam beberapa bidang, yaitu:
Sumber:
Chem Wiki
(http://chemwiki.ucdavis.edu/Organic_Chemistry/Ethers/Nomenclature_of_Ethers)
pada ikatan antara karbon dan oksigen (C=O). Penamaan aldehid secara IUPAC
umumnya dilakukan dengan mengganti akhiran –a nama alkana menjadi –al. Contohnya
adalah CH2O disebut metanal dan C2H4O disebut etanal. Sedangkan berdasarkan
penamaan sederhana, nama aldehid diturunkan dari nama asam karboksilat yang sesuai
dengan mengganti akhiran –at menjadi aldehid tanpa kata asam. Contohnya adalah
metanal (CH2O) yang asam karboksilatnya berupa asam format, diberi nama menjadi
formaldehid. Demikian juga dengan asam asetat yang penamaannya menjadi asetaldehid,
dan seterusnya.
Rumusan penentuan tata nama untuk senyawa aldehid didasarkan pada beberapa hal:
1. Untuk rantai C yang tidak bercabang, nama aldehid diturunkan langsung dari nama
alkana yang sesuai, dengan akhiran –a diganti –al seperti contoh di atas.
2. Untuk rantai C yang bercabang, maka:
-. Rantai terpanjang yang mengandung gugus –OH dan memiliki cabang terbanyak
dianggap sebagai rantai utama.
Contohnya adalah:
CH3-CH2-CH(CH3)-CH2-CHO: 3-metil-pentanal
1. Sifat Fisis
Aldehid sederhana dapat larut dalam air. Formaldehid (metanal) dan asetaldehid
(etanal) dapat larut sempurna
Dapat terdegradasi di udara melalui proses autooksidasi
Bersifat volatil/mudah menguap dengan bau khas sedikit apak
2. Sifat Kimia
Mudah mereduksi oksidator lemah
Ikatan rangkap dari gugus karbonil dapat diadisi oleh gas hidrogen
Reaksi-reaksi aldehid:
1. Oksidasi
Aldehid merupakan agen reduktor yang kuat sehingga dapat mereduksi oksidator lemah,
dimana contoh oksidator lemah tersebut adalah reagen Tollens dan reagen Fehling. Hasil
dari oksidasi aldehid adalah asam karboksilat. Reagen Tollens terbuat dari larutan perak
nitrat dalam amonia, dimana aldehid dapat mereduksi reagen ini dan menghasilkan unsur
perak. Adapun reaksi aldehid dengan reagen Tollens disebut juga reaksi cermin perak
karena perak yang dihasilkan akan menempel pada permukaan tabung reaksi. Rumus
reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut:
Sementara itu, reagen Fehling adalah suatu reagen yang merupakan campuran dari
larutan NaOH dengan kalium-natrium tartrat. Salah satu fungsi reagen ini adalah untuk
mendeteksi keberadaan gula reduksi dalam berbagai hal. Reagen Fehling umumnya
disediakan dalam 2 jenis, yaitu Fehling A dan Fehling B secara terpisah. Hal ini
dikarenakan reagen Fehling bersifat kurang stabil sehingga mudah rusak. Reaksi antara
aldehid dengan reagen Fehling dapat membentuk endapan tembaga oksida berwarna
merah bata. Reaksinya dapat ditulis sebagai berikut:
2. Reduksi
Aldehid dapat direduksi melalui reaksi adisi gas hidrogen, dimana ikatan rangkap karbonil
aldehid akan membentuk alkohol primer. Adisi hidrogen akan menurunkan bilangan
oksidasi dari atom karbon gugus fungsi. Reaksi yang terjadi adalah:
R-CHO + 2H → R-CH2OH
Sumber:
Keton
Keton atau alkanon adalah suatu senyawa turunan alkana dengan gugus fungsi –C=O-
yang memiliki rumus umum CnH2nO. Sama seperti aldehid, keton juga memiliki gugus
karbonil (C=O). Hanya saja, gugus karbonil pada keton berikatan dengan dua karbon
sehingga ciri ini dapat digunakan untuk membedakan keton dari senyawa-senyawa
dengan gugus karbonil lain seperti asam karboksilat, aldehid, ester, amida, dan senyawa-
senyawa beroksigen lainnya. Penamaan keton secara IUPAC umumnya dilakukan dengan
mengganti akhiran –a pada alkana menjadi –on. Contohnya adalah propana menjadi
propanon. Sedangkan berdasarkan penamaan sederhana, nama lazim keton adalah alkil
alkil keton. Kedua gugus alkil disebut secara terpisah dan diakhiri dengan kata keton.
Contohnya adalah CH3-CO-C2H5 disebut metil etil keton dan CH3-CO-CH3 disebut dimetil
keton.
Rumusan penentuan tata nama untuk senyawa keton didasarkan pada beberapa hal:
(no.cabang) (nama cabang dan gugus fungsi lain) (no.gugus fungsi) (nama rantai induk)
Contohnya:
Keton paling sederhana adalah keton dengan 3 atom C, yaitu C 3H6O, diberi nama
propanon, namun sehari-hari sering disebut sebagai aseton. Para perempuan tentu tidak
asing dengan nama aseton, karena merupakan salah satu bahan yang banyak digunakan
pada pembersih kuteks (nail polish remover). Mengapa propanon adalah keton yang
paling sederhana dan tidak ada keton dengan jumlah atom C di bawah 3? Hal ini
dikarenakan bentuk struktur keton yang khas. 1 atom C sudah berikatan dengan atom O
membentuk gugus fungsi, sedangkan gugus fungsi tersebut mengikat 2 atom C lagi,
sehingga total atom C hanya 3.
Keton memiliki beberapa sifat khusus, yaitu:
1. Sifat Fisis
2. Sifat Kimia
1. Oksidasi
Karena keton merupakan reduktor yang lebih lemah dibandingkan aldehid, maka zat-zat
pengoksidasi lemah seperti reagen Tollens dan Fehling tidak dapat mengoksidasi keton.
Prinsip ini dapat digunakan untuk membedakan keton dari aldehid. Adapun reaksi tersebut
dapat ditulis sebagai:
2. Reduksi
Melalui reduksi, dari keton dapat dihasilkan alkohol sekunder. Reaksinya adalah:
R-CO-R’ + H2 → R-CHOH-R’
Kegunaan keton:
Sumber:
Asam Karboksilat
Asam karboksilat atau disebut juga sebagai asam alkanoat adalah senyawa turunan
alkana dengan gugus fungsi
–COOH dan rumus umum CnH2nO2. Asam karboksilat ini termasuk dalam golongan asam
organik dan merupakan asam lemah. Secara IUPAC (International Union of Pure and
Applied Chemistry), penamaan asam karboksilat dilakukan dengan mengganti akhiran –a
dari alkana menjadi –oat dan menambahkan awalan asam. Contohnya adalah
alkana menjadi asam alkanoat, metana menjadi asam metanoat, dan butana menjadi
asam butanoat. Secara umum, penamaan asam karboksilat didasarkan pada sumber
alami asam tersebut. Contohnya adalah asam metanoat disebut sebagai asam formiat
(asam format) atau asam semut. Hal ini dikarenakan asam metanoat ditemukan pada
semut Formica rufa. Sedangkan contoh lain adalah asam butanoat yang disebut sebagai
asam butirat karena ditemukan pada mentega (butter). Asam etanoat disebut sebagai
asam asetat karena ditemukan pada cuka (asetum = cuka dalam bahasa Latin).
CH3-COOH: asam etanoat = asam metana karboksilat = asam asetat = asam cuka
1. Sifat Fisis
Titik didihnya cukup tinggi karena adanya ikatan hidrogen dengan berat molekul
yang besar
Memiliki nilai pKa (tetapan asam) kecil
2. Sifat Kimia
1. Penetralan
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa membentuk garam dan air. Garam natrium
atau kalium dari asam karboksilat dikenal sebagai sabun, dimana sabun natrium disebut
sebagai sabun keras (contohnya natrium stearat NaC 17H35COO), dan sabun kalium
disebut sebagai sabun lunak (contohnya kalium stearat KC 17H35COO). Larutan garam
natrium dan kalium ini dapat mengalami hidrolisis parsial dan memiliki sifat basa. Adapun
reaksinya adalah:
2. Pengesteran
Asam karboksilat dapat bereaksi dengan alkohol membentuk ester. Ester adalah suatu
senyawa turunan alkana yang memiliki bau harum. Contoh reaksi pengesteran adalah
dengan menambahkan etanol dan asam sulfat pekat ke dalam asam asetat.
Asam format banyak digunakan dalam industri tekstil, penyamakan kulit, dan perkebunan
karet untuk menggumpalkan lateks. Asam format memiliki karakteristik tidak berwarna,
berbau tajam, mudah larut dalam air, alkohol, dan eter. Asam format dapat mereduksi
perak nitrat dalam suasana netral.
Asam sitrat
Asam sitrat digunakan untuk pengawet, contohnya untuk pengawet buah kaleng.
Sumber:
dapat ditemukan baik di buah-buahan, lilin, dan lemak. Ester juga memiliki bau yang
harum sehingga banyak dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai bidang. Ester diberi
nama alkil alkanoat, dimana alkil adalah gugus karbon yang terikat pada atom O (gugus
R’) dan alkanoat adalah gugus R-COO-.
Adapun rumusan penentuan tata nama ester didasarkan pada beberapa hal:
Contoh:
1. Sifat Fisis
2. Sifat Kimia
Reaksi-reaksi ester:
1. Hidrolisis
Ester terhidrolisis dalam suasana asam membentuk alkohol dan asam karboksilat. Reaksi
hidrolisis ini merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi / pembentukan ester. Adapun
reaksinya dapat ditulis sebagai:
2. Saponifikasi / penyabunan
Ester, khususnya ester lemak dan minyak, dapat bereaksi dengan basa kuat seperti NaOH
atau KOH menghasilkan sabun. Reaksi ini disebut saponifikasi atau penyabunan. Hasil
samping reaksi ini adalah gliserol.
Berdasarkan jenis asam dan alkohol penyusun, ester dapat dikelompokkan dalam 3
golongan, yaitu ester buah-buahan, lilin, serta lemak dan minyak. Berikut adalah ketiga
golongan tersebut:
1. Ester buah-buahan
Ester dari asam karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah akan membentuk
ester dengan 10 atau kurang atom C. Ester ini pada suhu kamar akan berbentuk zat cair
yang mudah menguap dan memiliki aroma khas yang harum. Karena banyak ditemukan di
buah-buahan atau bunga, ester jenis ini disebut sebagai ester buah-buahan. Contohnya
adalah:
2. Lilin
Lilin atau wax adalah ester dari asam karboksilat berantai panjang dengan alkohol
berantai panjang juga. Beberapa jenis lilin tersebut contohnya:
Namun perlu diperhatikan bahwa lilin yang dimaksud di sini bukan lilin yang sering dipakai
ketika mati lampu ya, karena lilin tersebut termasuk golongan hidrokarbon parafin, bukan
ester.
Lemak merupakan ester dari gliserol dengan asam-asam karboksilat suku tinggi. Lemak
merupakan salah satu golongan ester yang paling banyak terdapat di alam. Adapun
contoh lemak adalah lemak sapi, sedangkan contoh minyak adalah minyak jagung dan
minyak kelapa. Apa yang membedakan lemak dan minyak? Lemak pada suhu kamar
memiliki bentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair, serta lemak bersumber dari
hewan sedangkan minyak bersumber dari tumbuhan.
Sumber:
Contoh :
Nama IUPAC Nama Lazim
1. CH3-Cl Kloro-metana Metil-klorida
2. CH2-Cl2 Dikloro-metana Metilen klorida
3. CH-Cl3 Trikloro-metana Kloroform
4. CCl4 Tetrakloro-metana Carbon tetraklorida
5. CH3-CH2-F Floro-etana -
6. CH3-CH-ClBr 1-bromo-1-kloro-etana -
7. CH2Cl-CH2-I 1-kloro-2-iodo-etana -
8. CH3-CHCl-CH2-Br 1-bromo-2-kloro-2-metil-propana -
l
CH3
1. CH3- CH2-O-CH2-CH3 :
CH3
l
2. CH3-CO-CH-CH- CH3 :
l
CH3
1. asam-2-metil-pentanoat :
2. 2,3-dimetil heptanal :
B
KD : .......
ULANGAN
KIMIA KARBON 1 : GUGUS FUNGSI DAN TATA NAMA
1. CH3-CH2-CH-CH2-O- CH3 :
l
CH3
2. CH3-CH2-CO-CH2-CH3 :