sederhana. Dindingnya terbuat dari kayu dan bambu. Atapnya tersusun dari daun-
daun. Tidak ada seseorang yang menyangka, bahwa di tengah hutan masih ada
kehidupan manusia. Penghuni hutanlah yang telah menyaksikan asal-usul gubuk itu
didirikan. Di gubuk itu hidup seorang putri bernama Dewi Sekartaji. Dia adalah
seorang wanita cantik, rambutnya panjang, bibirnya merah, pipinya halus, hidungnya
mancung, alisnya lebat, dan sepasang matanya bersinar.
Burung-burung berkicau setiap hari. Mereka menceritakan kembali apa yang
telah terjadi. Burung-burung pandatang baru selalu diberitahu.
Eyang menggerutu menyesali diri sendiri. Tanpa sadar dia telah membuka
rahasia. Akhir-akhir ini dia merasa semakin tua dan semakin pikun.
Tapi Cindelaras tidak peduli pada mangga. Dia melompat turun dari
punggung Eyang sambil bertepuk tangan.