PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Nama : Wahyu Ainur Agustin
NIM : 161440040
Program Studi : Teknik Instrumentasi Kilang
Bidang Minat : Instrumentasi dan Elektronika
Tingkat : IV
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala atas berkat, rahmat dan
nikmat-Nya penulis dapat menyusun proposal skripsi sebagai tugas untuk
melengkapi kegiatan kurikuler sebagai mahasiswa program Diploma IV PEM
Akamigas tahun akademik 2019-2020.
ii
ABSTRAK
Hydrogen Plant (H2 Plant) merupakan salah satu unit yang memiliki peran
penting dalam suatu industri minyak dan gas, dimana fungsi dari unit ini adalah
sebagai penyedia hydrogen sebagai bahan baku untuk unit HC-Unibon. Kompresor
memiliki peranan pada unit hydrogen plant untuk memampatkan natural gas.
Dalam kasus ini, instrumentasi memiliki peranan yang penting untuk menjaga
kinerja kompresor. Salah satu cara untuk mencegah kompresor mengalami
kegagalan adalah dengan memasang sistem pengaman pada kompresor. Dengan
adanya sistem pengaman ini dapat mencegah terjadinya kegagalan sehingga proses
pada unit hydrogen plant dapat terjaga kualitas dan kuantitasnya, bahkan dengan
adanya sistem pengaman akan menjaga umur operasi dari kompresor. Sistem
proteksi yang digunakan adalah safety instrumented system (SIS). SIS Kompresor
pada saat ini masih menggunakan relay. Relay yang digunakan saat ini sudah
mendekati masa lifetime dan belum terdapat sistem redundancy pada logic solver
sebagai pencegah adanya sinyal palsu. Oleh karena itu dilakukan Upgrading system
dari Relay ke PLC. SIL (Safety Integrity Levels) yang terpasang dengan logic solver
menggunakan relay masih tergolong rendah, dengan perolehan nilai PFD
(Probability Failure of Demand) rendah. Agar nilai SIL meningkat maka perlu
dilakukan upgrading system tersebut dan perlu juga dilakukan perubahan arsitektur
pada input/output SIS dan perlunya mempercepat time interval dalam melakukan
maintenance.
iii
DAFTAR ISI
iv
3.1.1 Tempat Penelitian ................................................................................. 39
3.1.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 39
3.2 Tahapan Metodologi Penelitian....................................................................40
a. Studi Literatur ......................................................................................... 41
b. Pengumpulan Data Lapangan ................................................................. 41
c. Perancangan P&ID ................................................................................. 41
d. Perancangan Cause and effect table ....................................................... 41
e. Perancangan Blok diagram dan instrument index .................................. 42
f. Identifikasi I/O list.................................................................................. 42
g. Perancangan Desain Spesifikasi ............................................................. 43
h. Perancangan Sistem Kontrol Sekuensial berbasis Perangkat Lunak ...... 43
i. Simulasi program dan HMI .................................................................... 43
j. Penyusunan Penelitian Skripsi ............................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................45
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
I. PENDAHULUAN
di suatu industri, seperti pada industri minyak dan gas. Alat ini begitu penting pada
(menaikkan tekanan) udara sesuai dengan nilai yang diinginkan. Kompresor terdiri
dari dua macam, yaitu kompresor udara dan kompresor gas. Pada suatu industri,
menjaga kualitas produk. Jika kompresor beroperasi dengan baik maka kualitas dan
mutu produk akan terjaga, akan tetapi apabila kompresor mengalami gangguan atau
kerusakan maka mutu dan kualitas produk akan menurun. Oleh karena itu agar
pengaman.
Karena kondisi relay sekarang ini sudah mendekati masa lifetime maka diperlukan
kompresor merupakan pilihan yang tepat. Hal ini didasari kemampuan PLC dalam
scan time yang lebih cepat dibandingkan sistem lainnya. Untuk sistem pengaman
1
cepat dalam mengindikasi bahaya agar segera teratasi. Sistem sebelumnya dinilai
waktu yang lama untuk melakukan maintenance. Oleh sebab itu, penulis
menggunakan PLC.
Jika menggunakan sitem relay, kendala yang sering kita hadapi adalah
ketika kita ingin merubah suatu logic kita juga harus merubah sistem wiring, dan
Kompresor dan melihat pada umur relay yang sudah tua, maka penulis
1.3 Tujuan
2
1. Mengetahui komponen-komponen instrumentasi yang terlibat dalam
sudah di upgrading.
Sistematika penulisan proposal skripsi terdiri dari tiga bab sebagai berikut:
3
BAB III. Metodologi penelitian, membahas tentang waktu dan tempat
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
harapan kualitas dan kuantitas hasil produksi dapat tercapai, kontinuitas dapat
terjaga dan lebih aman, efektif serta efisien. Jadi, instrumentasi adalah alat-alat
yang berada dalam suatu industri yang digunakan untuk mengukur dan
Yang diamati dan diukur disini adalah proses variabel (PV) agar tetap
mendekati set value (SV) yang telah ditentukan. Variabel proses yang umum
dikendalikan adalah:
5
I. Sebagai alat ukur (Measurement)
sehingga nilai keluaran pada peralatan proses sesuai dengan keiinginan (set
point).
pekerja, dan proses itu sendiri. Suatu sistem alarm dan shutdown terdiri dari empat
komponen dasar.
6
Peralatan input biasanya berupa saklar, switch pneumatic maupun elek tronik,
misalnya pressure switch, temperature switch, flow switch, level switch, selector
berhubungan dengan proses, seperti selenoid valve, stater dari motor dan lain
visual dan audio dari suatu kondisi proses yang tidak berjalan normal.
7
2.2.1 Sifat Umum Alarm dan Shutdown
operator.
proses.
e. Dokumen harus jelas dan mudah dimengerti oleh operator dan teknisi.
Bila perlu bypass, misalnya untuk startup maka bypass harus dapat direset
8
2.2.2 Fail Safe System
Fail Safe System adalah suatu sistem yang dibuat dimana ketika terjadi
kegagalan catu daya (rangkaian listrik) atau kegagalan angin instrumen (peralatan
Sebagai contoh misalnya control valve. Control valve yang mempunyai aksi
failure open atau normally closed apabila terjadi kegagalan tenaga maka akan
menutup penuh. Sebaliknya control valve yang mempunyai aksi failure closed atau
normally open apabila terjadi kegagalan tenaga maka akan membuka penuh,
a. Transmitter
tekanan udara yang digunakan adalah sekitar 3-15 psi, sedangkan untuk
sinyal elektrik yang paling umum digunakan adalah 4-20 mA dan 1-5
9
b. Solenoid Valve
Solenoid valve adalah gabungan dari dua unit fungsi dasar yaitu sebuah
terangkat dan air supply akan masuk. Sebaliknnya bia keadaan de-
energized maka core (plunger) akan turun kebawah dan air supply akan
c. Control Valve
biasanya digabung dengan solenoid valve, agar nantinya air supply yang
menggunakan solenoid.
Sebuah control valve terdiri atas dua bagian dasar yaitu actuator
dan body. Bagian actuator adalah bagian yang mengerjakan gerak buka
10
sebagai unit control valve, maka actuator dan body harus melakukan
Control valve yang akan terbuka (open) apabila tidak terdapat air supply
yang mengalir. Control valve tipe ini akan semakin menutup apabila sinyal
Control valve yang akan tertutup (closed) apabila tidak terdapat air
supply yang mengalir. Control valve tipe ini akan semakin membuka
11
d. Handswitch
Hand Switch merupakan salah satu peralatan yang dibutuhkan dalam sistem
pengaman. Fungsi dari alat ini adalah mengendalikan rangkaian logika dalam
sistem pengaman atas dasar kendali dari manusia. Hand switch ini biasanya
berupa tombol yang terletak pada control room ataupun di lapangan dan
dikendalikan oleh operator. Umumnya, hand switch pada suatu kilang digunakan
2.3. Kompresor
fluida yang kompresibel (dapat dimampatkan) seperti udara dan gas. Kenaikan
tekanan udara atau gas yang dihasilkan kompresor disebabkan adanya proses
sampai dengan tekanan tinggi diatas atmosfer, sedangkan tekanan keluar memiliki
tingkatan dari tekanan atmosfer sampai dengan tekanan tinggi diatas sepuluh ribu
distribusi udara atau gas pada pabrik petrokimia, produksi migas, pengolahan
migas, dan lain-lain. Pada industri migas hasil akhir kompresor dapat berupa udara
bertekanan atau dapat berupa gas bertekanan. Untuk hasil akhir kompresor berupa
12
udara bertekanan dimanfaatkan untuk penggerak instrumentasi, penggerak power
tool, dan keperluan proses pembuatan oksigen dan nitrogen. Sedangkan untuk hasil
akhir kompresor berupa gas bertekanan dimanfaatkan untuk injeksi sumur minyak,
bahan bakar industri dan rumah tangga, dan keperluan proses pembuatan LPG,
Prinsip kerja kompresor piston adalah ketika piston ditarik maka volume
akan membesar dan tekanan akan menurun. Pada saat tekanan menurun
udara yang memiliki tekanan tinggi akan memasuki ruangan melalui katup
isap. Pada saat piston bergerak menekan, maka volume udara akan mengecil
sehingga tekanan akan membesar. Dengan tekanan yang lebih besar dari
13
tekanan diluar, maka udara akan bergerak dari ruangan menuju keluar
melalui katup tekan. Katup isap berfungsi sebagai saluran masuk udara
katup tekan. Kompresor piston yang kompresinya hanya pada satu sisi
disebut single acting compressor. Kompresor yang terdiri dari dua sisi
kompresi disebut double acting compressor. Susunan yang terdiri dari satu
atau banyak silinder dan dihubungkan secara paralel disebut single stage
compressor.
lebih kecil daripada piston. Selain itu kompresor putar tidak memerlukan
14
sehingga keamanan komponen terjaga. Kompresor putar memiliki beberapa
model, yaitu Helical Screw, Lobe, Scroll, Liquid Ring, dan Sliding Fan.
b. Dynamic Compressor
1) Kompresor Sentrifugal
kerja mengkonversi energi kecepatan udara atau gas yang dibangkitkan oleh
aksi dari impeller yang berputar dari energi mekanik unit penggerak menjadi
energi potensial (tekanan) didalam diffuser dengan keluaran udara atau gas
15
secara radial. Prinsip kerja kompresor sentrifugal sama dengan pompa
2) Kompresor Aksial
udara yang masuk akan mengalir keluar dengan cepat tanpa perlu
Kompresor akial secara luas digunakan dalam turbin gas atau udara seperti
16
pada penggunaan mesin jet, mesin kapal berkecepatan tinggi, dan
Kompresor terdiri dari beberapa bagian, yaitu housing & end cap,
Sebagai manifold (penampungan) udara inlet dan udara outlet yang design
b. Stator
Bagian yang diam yang terdiri dari guide vane dan diffuser.
1) Guide Vane
2) Diffuser
17
Berfungsi untuk mengubah energi mekanik (gerak). Dalam hal ini energi
c. Rotor
d. Bearing
e. Seals
1) Labyrinth
berada di kedua sisi impeller atau stub shaft dan berfungsi untuk
kompresor.
2) Seal Oil
18
pelumasan.[3:17]
Penggerak kompresor pada umumnya yang dipakai adalah motor listrik atau
mesin diesel. Tak jarang juga ada yang menggunakan turbin gas ataupun turbin uap.
kompresor.
kontrol, dan sistem pengaman. Sistem pengaman akan dibahas pada sub bab
tersendiri.
a. Sistem Pelumasan
gesekan yang terjadi akibat dari bagian-bagian kompresor yang bergerak, seperti
bearing dengan shaft pada kompresor. Fungsi lain dari pelumasan juga sebagai
b. Sistem Pendingin
19
2.5 Sistem Pengaman Kompresor
pengaman yang terdapat pada kompresor ada beberapa variabel yang dikendalikan,
yaitu pressure, temperature, vibration, dan arus jika menggunakan motor listrik.
Nilai dari variabel-variabel tersebut dapat dimonitor pada control room atau pada
pengukuran di lapangan. Ketika nilai variabel melebihi batas atas atau melebihi
batas bawah dari set point maka akan timbul alarm yang mengindikasikan telah
terjadi suatu masalah pada kompresor. Ketika nilai variabel proses berada pada nilai
batas cukup lama atau bahkan melebihi nilai batas maka sistem pengaman akan
mencegah terjadinya kerusakan pada alat dan mencegah timbulnya bahaya yang
lebih besar.
element. Sensing element yang terdapat pada sistem pengaman kompresor sebagai
berikut.
a. Sensor Pressure
20
Nilai tekanan yang digunakan sebagai indikasi kinerja kompresor adalah
tekanan pada suction dan discharge kompresor. Pressure merupakan variabel yang
sangat vital pada kompresor. Karena sebagaimana fungsi dari kompresor adalah
memampatkan (menaikkan tekanan) udara atau gas. Oleh karena itu perlunya
b. Sensor Temperature
Suhu pada kompresor harus dijaga agar tidak merusak kompresor dan
peralatan lainnya. Perlunya menjaga suhu pada discharge kompresor agar udara
atau gas yang dihasilkan dari proses pemampatan layak untuk digunakan. Contoh
21
c. Sensor Vibrasi
Sensor vibrasi (getaran) adalah sensor yang mengubah besaran fisis yang
berupa getaran menjadi besaran elektrik yang berupa arus ataupun tegangan. Salah
listrik. Sensor ini tidak bersentuhan secara langsung dengan objek. Sensor ini
bekerja pada frekuensi getaran hingga 240.000 Hz, sehingga mampu mendeteksi
keberadaan objek logam. Sensor ini tidak dapat mendeteksi material non-logam
sehingga sangat sensitif terhadap objek metal. Untuk instalasinya harus benar-benar
bersih dari kotoran seperti serbuk logam. Keluaran dari sensor ini berupa sinyal
radio frekuensi. Apabila terdapat metal yang memotong garis induksi dari sensor,
maka akan menimbulkan arus listrik. Arus listrik ini akan memotong amplitude dari
sinyal radio frekuensi yang dipancarkan. Semakin kecil amplitude yang dihasilkan
22
Gambar 2 9 Inductive Proximity Sensor
2) Capacitive Proximity Sensor
adanya objek padat, baik itu logam maupun non-logam. Prinsip kerja dari
sensor ini berdasarkan perubahan muatan energi listik yang dapat disimpan
oleh sensor akibat perubahan jarak sensor dan objek. Jika luas permukaan
dan bahan dielektrika pemisah sensor dan objek dijaga, maka perubahan
nilai kapasitansi ditentukan oleh jarak antara keduanya. Salah satu aplikasi
penggunaan sensor ini adalah mendeteksi level cairan dalam botol melalui
beragam.
23
Gambar 2 10 Capacitive Proximity Sensor
d. Sensor Current
Sensor ini digunakan untuk sistem pengaman arus. Biasanya digunakan pada
driver kompresor yang menggunakan motor listrik. Cara kerja sensor ini adalah
nilai tersebut diteruskan dan dikonversi oleh current transmitter yang nantinya akan
24
aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan proses-proses yang ada dalam suatu
industri. Secara umum, urutan cara kerja PLC adalah sebagai berikut: (1) Membaca
data input dari field device melalui input module, (2) Mengeksekusi/mengolah data
tersebut sesuai dengan program yang tersedia di memory, (3) Mengupdate field
devices melalui output module, ketiga proses ini akan berjalan secara terus-menerus
(continously).
a. CPU (Central Processing unit), yaitu otak dari PLC yang mengerjakan
perangkat lain.
d. Memory, yaitu tempat untuk menyimpan program dan data yang akan
dijalankan dan diolah oleh CPU. Dalam PLC memori terdiri atas memori
25
program untuk menyimpan program yang akan dieksekusi, memori data
untuk menyimpan nilai nilai hasil operasi CPU, nilai timer dan counter,
ditingkatkan.
battery backup yang mana battery ini digunakan apabila Power Supply
standar yang digunakan pada PLC. Beberapa bahasa pemrograman PLC menurut
26
1) Instruction List (IL)
Rangkaian instruksi bahasa tingkat rendah berdasarkan atas mnemonics yang sering
Function block diagram adalah fungsi logika yang disederhanakan dalam gambar
blok yang dapat dihubungkan dalam suatu fungsi dengan fungsi blok lain. Terdapat
tiga macam fungsi blok, yaitu OR, AND dan NOT. Function block digram mampu
menggantikan baris dari Structur Text Program. Function block diagram dikenal
oleh standar IEC 61131-3 untuk mengatasi kelemahan yang ada pada Structure Text
dan Ladder Diagram. Function Block Diagram adalah program yang dibangun
dengan menghubungkan beberapa fungsi dan blok fungsi yang menjadi masukan
untuk selanjutnya.[4:73]
3) Ladder Diagram
perintah secara horizontal dan terdiri dari banyak grup perintah secara vertikal.
Kontak-kontak ladder diagram seperti normaly close, normaly open, output coil.
Garis vertikal ujung kiri dan kanan diasumsikan sebagai fungsi tegangan. Jika
fungsi dari grup perintah menghubungkan garis vertikal ujung kiri dan kanan
27
4) Sequential Function Chart (SFC)
chart memiliki fungsi urutan langkah, transisi, dan percabangan. Tiap langkah
memiliki status proses dan bisa terdiri dari struktur yang berurutan. Semua
5) Structured Text
Dalam skripsi ini Upgrading System pada kompresor terbagi menjadi dua
tahapan, yaitu tahapan Upgrading dari segi safety-nya dan tahapan Upgrading
Pada tahapan ini dilakukan analisa Safety Integrity Levels (SIL) dan Hazard
and Operability Study (HAZOPS) berdasarkan standar IEC 61508 dan IEC 61511.
Selain standar tersebut skripsi ini juga mengacu pada standar International Society
of Automation (ISA), yang berisi standar untuk Safety Instrumented System (SIS).
28
Gambar 2.12 Standar IEC 61511 dan 61508 EN[5:220]
1) IEC 61508
instrument system.
2) IEC 61511
Sector – Part 1 to 3.
29
3) IEC 61131-2
4) IEC 60331-3
5) ISA-5.1-2009
30
6) ISA-20-1981
internasional yang didirikan pada tahun 1906 yang bertugas sebagai penyusunan
berlaku untuk semua teknologi listrik, elektronik, dan lain-lain yang terkait. Standar
instrument baik itu berbasis elektrik sebagai komponen safety system terhadap
System (HIPS). Definisi Safety Instrumented System (SIS) sesuai standard ISA S84
dalam suatu plant dan melakukan aksi apabila terjadi kondisi berbahaya atau
kondisi dimana jika tidak dilakukan aksi maka akan menimbulkan bahaya.
31
SIS dapat dibagi menjadi tiga subsistem yaitu input elements, logic solver,
dan final elements. Input element digunakan untuk mendeteksi pemicu kejadian
berbahaya, logic solver berfungsi untuk memutuskan apa yang harus dilakukan, dan
final element berfungsi untuk melaksanakan aksi sesuai dengan keputusan. SIS
sendiri terdiri dari satu atau lebih dari SIF (Safety Instrumented System). Berikut ini
Safety Instrumented Function (SIF) adalah sebuah fungsi yang diterapkan dan
mencapai atau menjaga kondisi aman proses dengan mengacu pada sebuah kejadian
yang spesifik. Jadi SIS ini akan terdapat banyak SIF. Sedangkan sebuah SIF terdiri
dari berbagai tingkatan Safety Integrity Levels (SIL). Setiap SIF dapat mempunyai
arsitektur yang sama ataupun berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.
32
Tabel 2.1 SIF[5:265]
Safety Integrity Levels (SIL) adalah tingkat relatif pengurangan risiko yang
disediakan oleh fungsi keamanan dari sebuah alat instrumen dan proses untuk
yang diperlukan untuk Safety Instrumented System (SIS). SIL sendiri adalah angka
target untuk PFD (Probability Failure on Demand) dari suatu SIF (Safety
Instrumented Function). SIL adalah nilai ukur dari performansi Safety Instrumented
System (SIS) yang hanya dihubungkan dengan device yang mengkonfigurasi SIS.
33
Sedangkan SIS terdiri dari beberapa SIF (Safety Instrumented Function). Masing-
masing SIF terdiri dari input device (sensor), logic solver, dan output device (Final
Control Element). SIL bukanlah nilai ukuran dari frekuensi kejadian, tetapi SIL
didefinisikan sebagai probabilitas dari SIS untuk gagal ketika ada permintaan
mencapai kondisi trip dan menyebabkan SIS untuk melakukan tindakan keamanan.
Ada empat derajat SIL yang terdapat pada standar- standar tersebut meliputi SIL1,
SIL 2, SIL 3, dan SIL 4. Semakin tinggi nilai SIL semakin tinggi ketersediaan
fungsi safety-nya.
Probabilities of Failure
34
d. Hazard and Operability Study (HAZOP)
memanajemenkan resiko dari suatu sistem. Secara khusus HAZOP dibuat untuk
menganalisa potensi bahaya, dan problem yang mungkin terjadi dalam sistem,
sehingga diperoleh sistem yang aman. Secara teori teknik dalam pembuatan
HAZOP menganalisa kegagalan yang mungkin terjadi dan dialami oleh peralatan
atau sistem. HAZOP sebagai risk assessment tool dideskripsikan sebagai berikut.
• Brainstorming technique
• Identifikasi hazard dari tingkat atas hingga bawah untuk berbagai deviasi
Standar yang digunakan dalam pembuatan HAZOP yaitu IEC 61882 dan Hazard
sistem.
• Risk merupakan penilaian seberapa hebat harm yang muncul akibat hazard
35
2.7.2 Tahapan Upgrading dari Segi Instrumentasi
sebagai berikut.
1) Tahap Preparation
• Site survey
• Prepare material
• Glanding cable
36
1) Perancangan P&ID
a. Perancangan P&ID
Identification, ISA, North Carolina, USA, 2009 sebagai standar identifikasi dan
simbol.
Blok diagram dibuat untuk melakukan pemetaan antara field instrument dan
digital input, digital output. Dengan melakukan perancangan blok diagram dapat
37
Perancangan cause and effect dilakukan sesuai dengan kondisi di lapangan.
Pada perancangan ini dibutuhkan analisa sebab dan akibat dari sistem alarm dan
trip sebuah peralatan pada suatu industri. Sehingga dengan cause and effect dapat
diketahui hal-hal apa saja yang menyebabkan terjadinya alarm dan trip pada suatu
peralatan.
Langkah selanjutnya setelah meninjau data P&ID dan cause and effect adalah
perancangan instrument index yang dilakukan untuk pemetaan peralatan
jumlah input dan output, baik itu analog input dan analog output maupun digital
input dan digital output. Maka dari itu diperlukan identifikasi input output list.
seusai dengan kebutuhan proses. Perancangan logic mengacu pada standar IEC
61131-3 untuk Function Blok Diagram (FBD) maupun dalam bentuk Ladder
Diagram. Dalam perancangan logic PLC pada suatu sistem akan lebih mudah
38
III. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian skripsi ini terdiri atas dua bagian, yaitu pra penelitian dan
penelitian. Pra penelitian terdiri atas studi literatur dan identifikasi permasalahan
yang mulai dilakukan di bulan Oktober 2019 hingga pengujian proposal skripsi.
Kemudian, penelitian dilakukan saat mulai saat dimulainya Praktik Kerja Lapangan
39
3.2 Tahapan Metodologi Penelitian
Mulai
A
Studi
Literatur
Perancangan Sistem
perangkat lunak
Pengumpulan data
lapangan (P&ID, PFD,
Relay Diagram,
Datasheet)
YA
Perancangan Blok
Diagram dan
Instrument index
Dokumen Hasil
Identifikasi I/O list perancangan dan
laporan skripsi
Perancangan desain
SELESAI
spesifikasi
40
a. Studi Literatur
Dalam tahapan ini dilakukan pencarian literature, dokumen standar berupa IEC
dan engineering.
Pengumpulan data lapangan yang diambil berupa alur proses kerja instrument
c. Perancangan P&ID
Symbol and Identification, ISA, North Carolina, USA, 2009 sebagai standar
selanjutnya akan dilakukan perancangan cause and effect table yang sesuai dengan
penyebab dan dampak yang ditimbulkan sebagai akibat dari munculnya sistem
alarm dan sistem trip pada sebuah peralatan industri. Sehingga melalui cause and
effect table dapat dilakukan pemetaan, peralatan apa saja yang menyebabkan
41
e. Perancangan Blok diagram dan instrument index
merancang blok diagram. Blok diagram berfungsi sebagai pemetaan antara field
memiliki jenis yang berbeda beda tergantung kebutuhan, seperti Analog Input (AI),
Analog Ouput (AO), Digital Input (DI), Digital Output (DO). Perancangan blok
diagram juga bertujuan untuk mengetahui wiring diagram dari sistem pengaman
Setelah melakukan tinjauan data dari P&ID dan cause and effect table maka
pemetaan peralatan instrument apa saja yang termasuk kedalam project ini. Mulai
dari peralatan instrument analog hingga digital baik itu peralatan input ataupun
peralatan output.
dilakukan terlebih dahulu yakni identifikasi tag number yang akan dimasukkan
kedalam logic PLC untuk menentukan jumlah Analog Input, Analog Output, Diskrit
Input dan Diskrit Output. Input Ouput List didapatkan dari perancangan instrument
index.
42
g. Perancangan Desain Spesifikasi
Pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan peralatan instrumentasi yang akan
operasional dengan peralatan yang telah ada atau tersedia. Hasil pemilihin desain
spesifikasi ini nantinya berupa data bill of material dari rancangan ini.
software built in dari unit PLC terkait dan desain disesuaikan dengan tampilan
HMI existing.
Pada tahapan ini hasil rancangan akan dilakukan pengujian dan dievaluasi
apakah telah sesuai dengan sequence yang telah ada dan peningkatan-peningkatan
yang akan diharapkan. Apabila masih belum sesuai, maka dilakukan modifikasi dan
43
j. Penyusunan Penelitian Skripsi
skripsi. Isi dari penelitian skripsi ini berupa hasil analisis dan rancangan sistem
proteksi Kompresor gas, serta beberapa dokumen hasil rancangan antara lain P&ID,
tabel cause and effect, instrument index, logic solver berupa ladder diagram, dan
44
DAFTAR PUSTAKA
45