FADHIL ARYA. D
NRP.02311640000024
FARIDHOTUL ULLAH
NRP. 02311640000084
RIZALDY MUSLIM. S
NRP. 02311640000127
KERJA PRAKTEK
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Kelulusan Mata Kuliah Kerja Praktek.
Oleh:
Faridhotul Ullah 02 31 16 400 00 084
Mengetahui,
Kepala Departemen Teknik Fisika
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
iii
ABSTRAK
.
PT. PERTAMINA (Persero) merupakan
perusahaan negara yang bergerak dalam bidang energi
dengan produk minyak, gas, energi baru dan energi
terbarukan. Terdapat tujuh buah lokasi, salah satunya yaitu
PT. PERTAMINA (Persero) Pabrik III A. kita disini telah
melakukan Kerja praktek dan mendapatkan hasil yang
didapat untuk asam sulfat yaitu dengan menggunakan
sensor agar dapat diautomatis. Kami menentukan
pengendali P, PI, PID dengan metode Ziegler-Nichols,
lalu kami mendapatkan hasil.disimulasikan dengan
software Matlab, dan memperoleh hasil bahwa pengendali
yang bagus adalah pengendali P karena mencapat waktu
stabil 4 detik. Dan kita menggunakan converter untuk
mendapatkan SO4 pada proses ini dari SO3 untuk
mendapatkan SO4.Katalis dibutuhkan untuk hal ini jadi
dibutuhkan katalis dan SO3.
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Ya Allah…. Saya panjatkan Segala Puji Syukur yang
sangat mendalam atas limpahan karunia yang Engkau
berikan padauk, sehingga saya bisa melewati kerja praktek
ini dengan penuh kemudahan terutama dalam
menyelesaikan Laporan praktek ini, dengan judul
“ANALISA SISTEM PENGENDALIAN
TEMPERATUR PADA REAKTOR PEMBUATAN
ASAM SULFAT DI PABRIK III PT. PETROKIMIA
GRESIK ”
Banyak sekali hal-hal yang belum dimengerti oleh
penulis terutama pada saat pertama kali memahami konsep
dan penyusun laporan praktek ini. Dengan segala
kerendahan hati, penulis menyadari laporan kerja praktek
ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan dukungan
yang sangat tulus dari berbagai pihak, pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
besar dan penghargaan yang stinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Agus Muhamad Hatta, S.T, MSi, Ph.D, selaku
Kepala Departemen Teknik Fisika ITS.
2. Ibu Ir. Matradji, MSc selaku dosen wali yang selalu
memberikan motivasi kepada penulis.
3. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Fisika
FTI-ITS yang membantu menyelesaikan administrasi
untuk kegiatan kerja praktek
4. Bapak Heren Agianto selaku Pembimbing di lokasi
kerja praktek di PT. Petrokimia Gresik, yang telah
memberikan bimbingan selama menyelesaikan kerja
praktek
5. Seluruh staf dan karyawan Departemen Produksi IIIB,
PT. Petrokimia Gresik, yang telah membantu kami
demi kelancaran Kerja Praktek.
vii
6. Kedua orang tua dan keluarga yang telah memberikan
dukungan, doa dan perhatiannya yang luar biasa.
7. Teman-teman kerja praktek satu divisi yang selalu
memberikan semangat serta support.
8. Seluruh teman-teman mahasiswa ITS dan khususnya
teman-teman di Departemen Teknik Fisika yang telah
memberikan motivasi dan ilmu
9. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah membantu sehingga dalam
penyelesaian laporan kerja praktek ini banyak
kemudahan yang diperoleh
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Contents
LEMBAR PENGESAHAN I ................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN II ................................................ iv
ABSTRAK .............................................................................. v
ABSTRACT ........................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................. xi
DAFTAR TABEL ................................................................. xii
BAB I ...................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ...................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................... 2
1.2.1 Tujuan Umum................................................ 2
1.2.2 Tujuan Khusus .................................................. 2
1.3 Manfaat Kerja Praktek ......................................... 2
1.5 Waktu dan Pelaksanaan Kerja Praktek .................... 3
1.6 Sistematika Laporan ............................................. 4
BAB II..................................................................................... 5
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN ........ 5
2.1 Sejarah PT. Petrokimia ......................................... 5
2.2 Perluasan Perusahaan ........................................... 6
2.3 Lokasi Pabrik PT. Petrokimia Gresik ................. 8
2.4 Organisasi Perusahaan........................................ 10
2.4.1 Status Perusahaan ....................................... 10
ix
2.4.2 Fungsi Sosial dan Ekonomi Perusahaan .... 10
2.5 Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan................. 11
2.6 Logo PT. Petrokimia Gresik ............................... 12
BAB III ................................................................................. 33
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA .................. 33
3.1 Pendahuluan ........................................................ 33
3.2 Filosofi Dasar Penerapan K3 .............................. 34
3.3 Tujuan dan Sasaran K3 ...................................... 34
3.4 Kebijakan K3 (1 September 2005) ..................... 34
3.5.1 Organisasi Struktural .................................. 35
3.5.2 Organisasi Non Struktural .......................... 36
3.8.1 Syarat – syarat Alat Pelindung Diri ............... 42
3.8.2 Kelemahan – kelemahan Penggunaan Alat
Pelindung Diri ............................................................... 43
3.8.3 Jenis – jenis Alat Pelindung Diri .................... 43
BAB IV ................................................................................. 49
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 49
4.1 Asam Sulfat (H2SO4)............................................ 49
4.3 Spesifikasi Peralatan Proses Utama ................... 51
4.4 Proses Produksi Asam Sulfat .............................. 54
BAB VI ................................................................................. 63
PENUTUP............................................................................. 63
6.1 Kesimpulan .......................................................... 63
6.2 Saran..................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA............................................................ 65
x
DAFTAR GAMBAR
Figure 2.1 Logo PT. Petrokimia Gresik................................. 12
Figure 4.1 Skema Proses Produksi Asam Sulfat (H2SO4)….54
Gambar 5.1 Respon Ziegler Nichols Pengendali P….............60
Gambar 5.2 Respon Ziegler Nichols Pengendali PI…...........60
Gambar 5.3 Respon Ziegler Nichols Pengendali PID…........61
Gambar 5.4 Diagram Block pada proses pembuatan asam
sulfat…...................................................................................61
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Kerja Praktek ................................ 3
Table 1.2 Jumlah karyawan berdasarkan tingkat pendidikan.18
Table 2.2 jumlah karyawan berdasarkan jenjang jabatan…...18
Table 2.3 jumlah karyawan berdasarkan tingkat Pendidikan 3
tahun terakhir..........................................................................19
Table 2.4 jumlah karyawan berdasarkan jenjang jabatan 3 tahun
terakhir…................................................................................19
Table 2.6 produk utama unit produksi I…..............................20
Table 2.7 produk utama unit produksi II….............................21
Table 2.8 produk utama unt produksi III….............................23
Table 4.1 spesifikasi Sulphur melter…...................................52
Table 4.2 spesifikasi Sulphur furnace….................................52
Table 4.3 spesifikasi converter…............................................52
Table 4.4 spesifikasi absorber tower I….................................53
Table 4.5 spesifikasi absorber tower II…...............................54
Tabel 5.1 Tabel pengendali ziegler nichols…........................59
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
penting optimalisasi produksi yang sesuai dengan spesifikasi
yang diharapkan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktek ini adalah sebagai
berikut:
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum pelaksanaan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut :
a. Membuka wawasan mahasiswa agar dapat mengetahui
dan memahami aplikasi ilmunya di dunia industry pada
umunya dan mampu menyerap serta berasosiasi dengan
ndunia kerja yang utuh.
b. Mahasiswa memahami dan mengetahui system kerja di
industry sekaligus mampu pendekatan masalah secara
utuh.
c. Mahasiswa mendapat pengalaman dalam lingkungan
kerja dan mendapatkan peluang untuk bisa berlatih dalam
menangani suatu permasalahan.
d. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir yang
konstruktif yang lebih berwawasan.
e. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas dan
terarah antara perguruan tinggi dengan industry sebagai
pengguna outputnya.
1.2.2 Tujuan Khusus
tujuan khusus pelaksanaan kerja praktek ini adalah
sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi beban Satuan Kredit Semester (SKS)
yang harus ditempuh sebagai persyaratan akademis di
Departemen Teknik Fisika FTI-ITS
b. Mengenal lebih lanjut tentang instrument yang telah
dipelajari di Departemen Teknik Fisika FTI-ITS.
1.3 Manfaat Kerja Praktek
Kegiatan kerja praktek ini dapat memberi manfaat sebagai
berikut:
a. Sebagai sarana pengenalan dan pembelajaran tentang
kenyataan yang ada dalam dunia industri, sehingga
2
nantinya diharapkan mampu menerapkan ilmu yang telah
didapat dalam bidang industri.
b. Kerja praktek yang dilakukan dapat memberikan
pengelaman dan pengetahuan tentang realita dunia kerja
serta mampu mengaplikasikan ilmu Instrumentasi secara
nyata.
c. Mampu menghasilkan lulusan yang profesional dalam
bidang yang dikuasai dan dapat membina kerjasama yang
baik antara lingkungan akademisi dengan dunia kerja serta
instansi yang bersangkutan.
Minggu ke-
No Kegiatan
I II III IV
1. Pengenalan PT. Petrokimia Gresik
2. Materi 1 :
- Struktur organisasi di
pemeliharaan III
- Pengenalan di pabrik 3A pada
bagian instrumentasi SA – SU
- Survey lapangan di pabrik 3A
3. Materi 2 :
- Pengenalan alat di pabrik 3A
- Pengenalan plant asam sulfat
pabrik III A
4. Pengambilan data dan menganalisa
5.. Penyusunan laporan KP
6. Penyerahan draft laporan KP
3
1.6 Sistematika Laporan
Sistematika laporan pada kerja praktek kali ini memiliki
susunan sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini menjelasakan tentang latar belakang, tujuan
umum dan khusus, manfaat, waktu dan pelaksanaan serta
sistematika penulisan.
4
BAB II
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN
5
2.2 Perluasan Perusahaan
Dalam rangka memenangkan persaingan usaha pada
area globallisasi, khususnya untuk memnhadapi
perdagangan bebas Asia Tenggara (AFTA) tahun 2003, PT.
Petrokimia Gresik melakukan langkah-langkah
penyempurnaan yang dilakukan secara berkesinambungan,
baik untuk internal maupun untuk eksternal yang mengarah
pada perkembangan usaha dan tuntutan pasar. Salah satu
langkah konkrit yang dilakukan adalah menempatkan
sertifikat ISO 9002 dan ISO 14001 dan berhasilnya
pemngembangan produk pupuk majemuk phonska.
PT. Petrokimia Gresik sudah mengalami 9 kali perluasan,
antara lain :
1. Perluasan pertama (28 Agustus 1979)
Pabrik pupuk TSP I oleh Spie Batignolles dilengkapi
dengan:
a. Prasarana pelabuhan
b. Penjernihan air Gunung Sari
2. Perluasan Kedua (30 Juli 1984)
Pabrik pupuk TSP II oleh Spoe Batignolles dilengkapi
dengan :
a. Perluasan pelabuhan
b. Unit penjernihan air babat
3. Perluasan ketiga (10 Oktober 1984)
Pabrik asam fosfat dan produk samping oleh Hitachi
Zosen, yang meliputi :
a. Pabrik Asam Sulfat
b. Pabrik Asam Phospat
c. Pabrik Cement Retarder
d. Pabrik Aluminium Florida
e. Pabrik Ammonium Sulfat
f. Unit Utilitas
4. Perluasan keempat (2 Mei 1986)
Pabrik ZA III oleh tenaga-tenaga PT. Petrokimia
Gresik. Dimulai dari studi kelayakan hingga
pengoperasian.
6
5. Perluasan Kelima
Pabrik Ammonia, Urea Baru, dengan teknologi
proses oleh Ketlog Amerika dengan bahan baku gas
alam. Konstruksi ditangani oleh PT IKPT Indonesia
mulai awal tahun 1991 dan ditargetkan beroperasi tahun
1993 (Agustus). Beroperasi mulai 29 April 1994.
6. Perluasan keenam (25 Agustus 2000)
Pabrik pupuk majemuk “PHONSKA”
menggunakan teknologi proses oleh “INCRO” Spanyol.
Konstruksinya ditangani PT. Rekayasa Indutri mulai
awal tahun 1999.
7. Perluasan ketujuh
Target operasi pupuk NPK Blending pada bulan
Oktober 2003. Selain itu, RFO PF I menghasilkan produk
“PHONSKA” pada tahun 2004 kemudian terjadi
perluasan proses pembangunan proyek pupuk jenis
terbaru yaitu ZK yang beroperasi pada Maret 2005, NPK
granulasi dan Petroganik yang beroperasi pada bulan
Desember 2005. Petroganik berada di bawah naungan
Kebun Percobaan yang mampu produksi sebesar 3000
ton/tahun.
8. Perluasan kedelapan
Saat ini telah berlangsung proses pembanguan
proyek pabrik NPK, Granulasi II, III, IV, ROP Granul I
dan II, RFO PF II dan Konversi Batubara untuk Utilasi
dalam tahun 2006-2010. Proyek pengembangan yang
sudah dilaksanakan adalah pembangunan pabrik NPK,
Granulasi II, III, dan IV dengan total kapasitas produksi
300.000 ton/tahun. Ketiga pabrik tersebut memproduksi
NPK Kebomas dengan formula 15-15-15 dan dapat
diatur sesuai permintaan konsumen. Pabrik NOP
Granulasi I dan II untuk memproduksi pupuk Superphos
dengan total kapasitas 1.000.000 ton/tahun. Proyek RFO
PF II juga dibangun untuk memproduksi pupuk NPK
Phonska dengan kapasitas 480.000 ton/tahun. Konversi
Batubara untuk Utilitas menghasilkan tenaga listrik
sebesar 25 MW dan steam sebesar 2x150 ton/tahun.
7
9. Perluasan kesembilan
Pada tahun 2010-2013, PT. Petrokimia Gresik akan
membangun tangki amoniak dengan kapasitas 10.000
ton/tahun. Pabrik DAP akan ditambah lagi satu unit
dengan kapasitas produksi 120.000 ton/tahun. Pabrik
pupuk ZK II juga akan dibangun unutk memenuhi
kebutuhan pupuk di sector hortikultura dengan kapasitas
produksi 20.000 ton/tahun. PT. petrokimia Gresik akan
melakukan joint venture dengan Jordan Phospate Mining
Co (JPMC) untuk membangun pabrik phosphoric Acid
(PS JVC) dengan kapasitas sebesar 200.000 ton/tahun.
Selain itu akan dibangun pabrik Ammoniak II dengan
kapasitas produksi 660.000 ton/tahun dan Urea II dengan
kapasistas produksi 570.000 ton/tahun. Pada akhir
pengembangan ini akan dibangun satu unit pabrik pupuk
ZA IV dengan kapasitas 250.000 ton/tahun.
Jadi sampai saat ini PT Petrokimia Gresik telah
memiliki 3 unit produksi, yaitu :
1. Unit Produksi I (Pabrik Pupuk Nitrogen) : terdiri dari
2 pabrik ZA dan 1 pabrik Urea.
2. Unit Produksi II (Pabrik Pupuk Fosfat) : terdiri dari 3
pabrik pupuk Fosfat.
Unit Produksi III (Pabrik Asam Fosfat) : terdiri dari 4
pabrik.
8
3. Kecamatan Manyar yang meliputi Desa Romo Meduran,
Pojok Pesisir dan Topen.
Pemilihan lokasi PT. Petrokimia Gresik didasarkan
pada studi kelayakan yang dibuat pada tahun 1962 oleh
Badan Persiapan Proyek-Proyek Industri (BP3I). alasan
pemilihan lokasi tersebut anatra lain :
1. Menempati tanah yang tidak subur untuk pertanian
sehingga tidak mengurangi areal pertanian
Hal ini karena seperti diketahui sebelumnya bahwa
Gresik merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang
kurang subur, sehingga Pemda Jatim saat itu
berkeinginan untuk menjadikan Gresik sebagai Kawasan
Industry dan salah satunya adalah PT. Petrokimia Gresik.
2. Muda mendapatkan tenaga terlatih
Industry pupuk PT. Petrokimia berusaha untuk
menyerap tenaga kerja yang berasal dari masyarakat
seputar Gresik (dekat dengan Surabaya) yang merupakan
tenaga yang cukup terampil sehingga memudahkan
peningkatan kualitas produk yang dihasilkan.
3. Ditengah-tengah daerah pemasaran pupuk dan terbesar
Seperti yang telah diketahui bahwa saaat itu PT.
Petrokimia Gresik merupakan perusahaan penghasil
pupuk kedua setelah PT. PUSRI. PT. Petrokimia Gresik
diharapkan mampu membantu untuk memenuhi
kebutuhan pupuk terutama untuk Kawasan Industry
bagian timur yang juga terkenl sebagai daerah pertanian
dan juga sebagai daerah pulau jawa yang merupakan
pasar potensial yang besar.
4. Dekat dengan pelabuhan
Sehingga dapat mempermudahkan untuk memasukan
berbagai saran dan prasarana pabrik pada saat
pembangunan konstruksi maupun bahan baku saat
operasi maupun juga untuk emasraan produknya.
5. Dekat dengan bengkel-bengkel besar untuk pemiliharaan
peralatan
9
Di sekitar daerah gresik banyak terdapat bengkel
besar yang dapat menunjang perusahaan apabila
deperlukan perbaikan peralatan-peralatan berat selain
menggunakan tenaga kerja sendiri.
6. Dekat dengan pusat pembangkit tenaga listrik
Pabrik PT. petrokimia Gresik ini dekat dengan PLTU
sehingga dapat menjamin ketersediaan sumber energi yang
diperlukan oleh perusahaan sehingga tidak terjadi kemacetan
produksi akibat tidak tersedianya aliran listrik untuk
mengoperasikan mesin-mesin
2.4 Organisasi Perusahaan
2.4.1 Status Perusahaan
PT. Petrokimia Gresik merupakan perusahaan yang
bergerak di bidang pengadaan pupuk, bahan kimia, dan
jasa engineering. Dalam perkembangan PT. Petrokimia
Gresik telah banyak mengalami perubahan status
perusahaan dimulai dari perusahaan umum, kemudian
berubah menjadi Persero. Selanjutnya PT. Petrokimia
Gresik berubah status menjadi anggota Holding PT.
Pupuk Sriwidjaja (persero) dan sekarang PT.
Petrokimia Gresik bestatus sebagai Holding PT. Pupuk
Indonesia (persero).
2.4.2 Fungsi Sosial dan Ekonomi Perusahaan
Sebagai sebuah BUMN, PT. Petrokimia Gresik
memiliki fungsi social dan fungsi ekonomi. Hal
tersebut tampak pada Tri Misi BUMN, yaitu :
1. Sebagai status unit ekonomi yang produktif, efisien,
dan menguntungkan.
2. Sebagai stabilisator ekonomi yang menunjang
program pemerintah.
3. Sebagai unit penggerak pembangunan untuk
wilayah sekitarnya.
Fungsi social yang diemban adalah mampu
menampung tenaga kerja, membina system bapak
angkat, mengadakan loka latihan ketrampilan,
membangun sarana ibadah, dan mendirikan koperasi
10
karyawan, serta membina mahasiswa kerja praktek,
penelitian, tugas akhir dan sebagainya.
Adapun fungsi ekonominya adalah menghemat dan
menghasilkan devisa sebagai sumber pendapatan
Negara serta sebagai pelapor pembangunan daerah
Gresik yang tangguh dalam upaya menunjang indstri
nasional.
2.5 Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan
VISI
“Menjadi produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang
berdaya saing tinggi dan produknya paling diminati
konsumen”.
MISI
1. Mendukung penyediaan pupuk nasional untuk
tercapainya program swasembada pangan.
2. Meningkatkan hasil usaha untuk menunjang kelancaran
kegiatan operasional dan pengembangan usaha
perusahaan.
3. Mengembangkan potensi usaha untuk mendukung
industri kimia nasional dan berperan aktif dalam
community development.
TATA NILAI
1. Safety (Keselamatan) - Mengutamakan keselamatan
dan kesehatan kerja serta pelestarian lingkungan hidup
dalam setiap kegiatan operasional.
2. Innovation (Inovasi) - Meningkatkan inovasi untuk
memenangkan bisnis.
3. Integrity (Integritas) - Mengutamakan integritas di atas
segala hal.
4. Synergistic Team (Tim yang Sinergis) - Berupaya
membangun semangat kelompok yang sinergistik.
11
Customer Satisfaction (Kepuasan Pelanggan) -
Memanfaatkan profesionalisme untuk peningkatan kepuasan
pelanggan.
2.6 Logo PT. Petrokimia Gresik
12
5. Tulisan PG berwarna putih mencerminkan kesucian,
kejujuran, dan kemurnian. Sedangkan garis batas hitam
pada seluruh komponen logo merepresentasikan
kewibawaan dan elegan.
6. Warna hitam pada penulisan nama perusahaan
melambangkan kedalaman, stabilitas, dan keyakinan
yang teguh. Nilai-nilai kuat yang selalu mendukung
seluruh proses kerja
Sehingga arti dari keseluruhan logo adalah :
”Dengan hati yang bersih berdasarkan kelima lima
Pancasila, PT Petrokimia Gresik berusaha mencapai
masyarakat yang adil dan Makmur untuk menuju
keagungan bangsa”
17
2. Rumongso Melu Hangrukebi (Merasa Ikut
Memelihara)
3. Mulatsariro Hangrosowani (Berani Mawas Diri)
2.11 Struktur Organisasi
a. Posisi Tenaga Kerja
Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan (posisi
akhir per 31 Desember 2018).
PENDIDIKAN JUMLAH
Pasca Sarjana (S2) 90
Sarjana (S1) 528
Sarjana Muda (D3) 120
SLTA 1.986
SLTP 134
Total 2.858
JABATAN JUMLAH
Direksi 5
Grade I 26
Grade II 71
Grade III 230
18
Grade IV 726
Grade V 679
Pelaksana 1.121
Bulanan Percobaan 5
Total 2.857
20
Ammoniak 445.000 1 Desember 17
1994
22
Kapasitas produksi sebesar 510.000 ton/tahun
dan digunakan sebagai bahan baku Unit Asam
Fosfat, Unit Pupuk Fosfat dan ZA II.
3. Pabrik ZA II (tahun 1984)
Kapasitas produksi sebesar 250.000 ton/tahun.
Bahan baku berupas gas CO2 dan gypsum dan
Ammonia Cair. Dimana gypsum diperoleh dari
limbah prosespembuatan Asam Fosfat.
4. Pabrik Cement Retardder (CR)
Kapasitas produksi sebesar 440.000 ton/tahun
dan digunakan dalam industry semen sebagai
bahan penolong untuk mengatur waktu
pengeringan.
5. Pabrik Aluminium Fluorida(AIF3)
Kapasitas produksi sebesar 12.600 ton/tahun
dan digunakan sebagai bahan penurun titik lebur
pada industry peleburan bijih aluminium serta
hasil samping berupa silica (SiO2) untuk bahan
kimia tambahan Asam Fosfat.
23
2.13 Unit Prasarana Pendukung
PT. Petrokimia Gresik juga mempunyai beberapa unit
prasarana pendukung untuk mendukung kinerja
perusahaan, antara lain :
1. Dermaga dan Fasilitasnya
Dermaga bongkar muat berbentuk huruf T yang
memiliki Panjang 625 m dan lebar 36 m. dermaga ini
mampu disandari 3 buah kapal berbobot 40.000-60.000
ton pada sisi lain dan 3 buah berbobot dibawah 10.000
ton pada sisi darat. Dermaga ini juga dilengkapi dengan
berbagai fasilitas bongkat muat, antara lain :
a. Continuous Ship Unloader (CSU), untuk
membongkar bahan curah berkapasitas 1.000
ton/jam. Alat muat terpadu (Multiple Loading
Crone), yang dapat memuat hasil produksi ke kapal
dalam bentuk curah dengan kapasitas 120 ton/jam.
b. Dua Unit Cungaroo Crane, alat bongkar curah
dengan kapasitas masing-masing 350 ton/jam.
c. Ban Berjalan, PT. Petrokimia Gresik memiliki ban
berjalan yang terbagi dalam 3 unit dengan Panjang
keseluruhan mencapai 22 km.
d. Fasilitas pompa dan pipa, untuk penyaluran bahan
baku cair, masing-masing berkapasitas 60 ton/jam
untuk Ammonia dan 90 toon/jam untuk Asam
Sulfat.
2. Unit Penjernihan Air
Sumber air berasal dari :
a. Sumber air I Dari Sungai Brantas dikirim ke
Gresik dengan menggunakan pipa sepanjang 22
km, dengan kapasitas sebesar 720m3/jam.
b. Sumber air II Dari Sungai Bengawan Solo
dikirm ke Gresik dengan menggunakan pipa
sepanjang 60 km, dengan kapasitas 2500 m3/jam
3. Saranan Jalan Kereta Api
24
Sarana ini berupa jalan kereta api yang dihubungkan
dengan jalan utama Perumka, digunakan untuk
pengangkutan pupuk dari PT. Petrokimia Gresik ke
stasiun terdekat konsumen.
4. Ban Berjalan
Ban berjalan merupakan prasarana penunjang
transportasi bahan baku dan hasil produksi, dimana
terdapat ban berjalan (Belt Conveyor) yang
menghubungkan dermaga-dermaga dengan pabrik-
pabrik Unit I, II, dan III.
5. Unit Industri Peralatan Pabrik
Unit ini untuk menunjang pemeliharaan pabrik
yang telah ada dan dapat digunakan untuk Fabrikasi
peralatan pabrik dan permesinan dan pesanan
perusahaan lain.
6. Pembangkit Tenaga Listrik
Induk perusahaan mempunyai dua Unit
Pembangkit Tenaga Listrik, yaitu :
a. Gas Turbine Generator, terdapat di pabrik I dengan
kapasitas 33 MW.
b. Steam Turbine Generator, terdapat di pabrik III
dengan apasitas 22 MW.
Selain itu PT. Petrokimia Gresik memakai jasa
PLN 15 MW, yang digunakan untuk pabrik pupuk SP-
36 dan fasilitas lain, seperti : perumahan, masjid, dll.
25
1. Pupuk Urea (SNI 02-2801-2010)
Kapasitas produksi : 460.000 ton/tahun.
Bahan baku : NH3 dan CO2.
Nitrogen % : 46 min.
Biuret % : 1 maks.
Kadar air % : 0,5 maks.
Ukuran butir : 1 – 3,3 mm.
Warna : putih (non-subsidi), pink
(subsidi).
Sifat : padatan higroskopi, mudah
larut dalam air
Kegunaan : sebagai sumber unsure hara
nitrogen bagi tanaman, bahan baku pembuatan urea
Formaldehid, Melamine, sebagai unsur sumber
nitrogen pada pembbuatan GA/MSG dan Lysine –
HCL.
3. Pupuk SP-36
Kapasitas produksi : 500.000 ton/tahun.
Bahan baku : batuan fosfat (Phospat Rock),
H3PO4, dan H2SO4
P2O5 total : 36 min.
26
P2O5 CS 2% % : 34 min.
P2O5 WS % : 30 min.
Belerang % : 5 min.
Asam bebas % : 6 maks.
Kadar air % : 5 maks.
Ukuran butir : 2 – 4 mm.
Warna : abu-abu
Sifat : padatan tidak higroskopis,
mudah larut dalam air
Kegunaan : sebagai sumber unsur hara
fosfat bagi tanaman
6. Pupuk Phonska
Kapasitas produksi : NPK Phonska I, II, III, dan
IV 2.250.000 ton/tahun
Tahun beroperai : 2000, 2005, 2009, 2011
Bahan baku : H3PO4, NH3, dan KCl
Nitrogen total % : 6 min.
P2O3 CS 2% % : 6 min.
K2O % : 6 min.
Jumlah N, P2O3, K2O % : 30 min.
Ukuran butir : 2 – 4 mm.
Warna : merah bata
Sifat : padatan higroskopis, mudah
larut dalam air
Kegunaan : sebagai sumber unsur hara
fosfat, Nitrogen, Kalium, dan Belerang bagi tanaman.
28
Kegunaan : sebagi unsur hara fosfat,
nitrogen, kalium, magnesium, boron, copper, besi,
dan zink bagi tanaman.
8. Pupuk Petroganik
C-organik : >15 %
C/N ratio : 15 – 25
Kadar air % : 4 – 12
pH :4–9
Bentuk : Granul
Warna : Coklat kehitaman
2. Petrogladiator
Mengandung bahan aktif mikroba :
- Cendawan lignoselution : Trichoerma sp, dan
Penicillium sp.
- Bakteri pengakumulasi logam berat : Bacillus
sp.
Bentuk : Powder
Warna : Hitam
pH :6–7
Kadar air : 10 – 12 %
Kemasan : Kedap UV, udara
dan air
Fungsi :
- Mempercepat dekomposisi bahan organic
- Meningkatkan kandungan hara kompos
- Mengurangi akumulasi logam berat pada
kompos
- Menanggulangi masalah pemupukan sampah
31
- Meningkatkan ketersediaan unsur hara mikro Ca
dalam tanah
- Meningkatkan ketersediaan unsur hara mikro B, Cu
dan Zn
- Meningkatkan produktivitas kelapa sawit
- Meningkatkan pH tanah
- Memperbaiki tingkat kesuburan tanah masam
4. Petrofish
Mengandung bahan aktif mikroorganisme :
Lctobacillus plantarum, Nitrosomonas Europa,
Bacillus subtillis, Bacillus apiaries.
Bentuk : Cair
Warna : Coklatan
Kemasan : Kedap UV dan udara
Manfaat dan kegunaan :
- Prosentase kehidupan ikan/udang menjadi
tinggi
- Mortalitas benih ikan/udang menur
- Pertumbuhan pakan alami lebih banyak
- Efisiensi penggunaan pakan dan pupuk
- Menghambat pertumbuhan pathogen
merugikan
- Meningkatkan hasil panen
3.1 Pendahuluan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan
program yang mutlak harus dikerjakan dalam setiap
perusahaan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian
kerugian akibat kecelakaan, kerusakan sarana perusahaan,
serta kerusakaan lingkungan. Penerapan K3 di lingkungan
PT. Petrokimia Gresik sebaga usaha penjabaran Undang-
undang No. 1 tahun 1970 dan peraturan mengenai K3 yang
lainnya dalam rangka perlidungan terhadap seluruhnya asset
perusahaan, baik sumber daya manusia (SDM) maupun
factor produksi yang lainnya.
Program K3 telah terintegrasi dalam seluruh fungsi
perusahaan, baik fungsi perencanaan produksi dan
pemasaran serta fungsi yang lainnya dalam perusahaan.
Tanggung jawab pelaksanaannya merupakan kewajiban
seluruh karyawan dan orang yangberada atau bekerja di
lingkungan perusahaan.
Keberhasilan penerapan K3 didasarkan atas kebijakan
pengelolaan K3 yang diambil oleh pimpinan perusahaan
yang diantaranya adalah :
1. Komitmen top manajemen
2. Kepemimpinan yang tegas
3. Organisasi K3 dalam struktur organisasi perusahaan
4. Sarana dan prasarana yang memadai
5. Integrasi K3 pada semua fungsi perusahaan
6. Dukungan seluruh karyawan dalam pelaksanaan K3
Sasaran pencapaian pengelolaan K3 adalah “nihil
kecelakaan” yang disertai dengan produktivitas yang tinggi.
Dengan demikian diharapkan tujuan perusahaan dapat
dicapai secara optimal.
33
3.2 Filosofi Dasar Penerapan K3
1. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan
atas keselamatan dalam melakukan pekerjaan untuk
mwningakatkan produksi dan produktivitas.
2. Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu
adanya jaminan keselamatan.
3. Setiap sumber-sumber produksi harus digunakan secara
aman dan efisien.
4. Pengurus/pimpinan perusahaan diwajibkan memenuhi
dan mentaati semua syarat-syarat dan ketentuan
keselamatan kerja yang berlaku bagi usaha dan tempat
kerja yang dijalankan.
5. Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan
menaati semua persyaratan keselamatan kerja.
6. Tercapainya kecelakaan nihil
35
K3 lainnya dan penerapan K3 dapat dilaksanakan
sebaik-baiknya sehingga tercapai kondisi yang aman,
nyaman dan produktif. Oragnnisais Struktural yang
membidangi K3 adalah K3 dan bertanggung jawab
kepada Departemen Lingkungan dan K3. Oragnisasi
Struktural yang membidangi K3 adalah bagian K3 dan
bertanggung jawab kepada Departemen LK3.
Tugas K3 :
1. Menjamin pelaksanaan Undang-Undang No. 1
tahun 1970 dan peraturan -peraturan K3 di tempat
kerja.
2. Melakukan pengawasan K3 di tempat kerja.
3. Melakukan pembinaan K3 kepada setiap orang yang
berada di tempat kerja.
4. Menjamin tersedianya Alat Pelindung Diri (APD)
bagi karyawan sesuai dengan bahaya kerja di tempat
kerjanya masing-masing.
5. Membuat dan merencanakan program kesehatan
kerja dan gizi kerja karyawan.
6. Pemeriksaan lingkungan kerja.
36
pembudayaan K3, melakukan penigkatan K3, dan
menjadi model K3 di unit kerja.
3.5.2.1 Pembentukan P2K3 dan Sub P2K3
Dasar Pembentukan :
1. Undang – undang No. 1 Tahun 1970 Bab VI Pasal
10
Tentang : Pembentukan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
2. Permen Naker No. PER-04/MEN/1987
Tentang : P2K3 serta tata cara penunjukan Ahli K3
(AK3)
3. Permen Naker No. PER-05/MEN/1996
4. Tentang : Sistem Manajemen K3
Tujuan :
1. Meningkatkan budaya K3
2. Meningkatkan tanggung jawab K3 kepada
Pimpinan Unit Kerja
3. Mengembangkan dalam pengelolaan dan
penerapan K3 di perusahaan
37
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (P2K3)
1. Mengembangkan kerja sama saling pengertian
dan partisipasi aktif antara pimpinan
perusahaan dengan setiap orang di tempat
kerja, dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya di bidang keselamatan dan
kesehatan kerja.
2. Menyelenggarakan pembinaan dan
pengawasan bagi setiap orang di tempat kerja
dalam usaha pencegahan kecelakaan,
kebakaran dan pencemaran lingkungan
(tempat) kerja.
3. Mengembangkan kerja sama di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja dengan
Lembaga pemerintah dan atau Lembaga
lainnya untuk pengembangan dan peningkatan
dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja di PT. Petrokimia Gresik.
4. Menyelenggarakan siding P2K3 secara
periodic.
Sub Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SP2K3)
1. Membuat Program K3 untuk meningkatkan
kesadaran K3 di unit kerjanya.
2. Melaksanakan pengawasan dan pembinaan
K3 di unit kerjanya.
3. Melakukan pemeriksaan K3 yang mencakup
kondisi yang tidak aman, sikap yang tidak
aman, kebersihan lingkungan kerja dan
estetika.
4. Melaksanakan identifikasi bahaya, penilaian
risiko, menerapkan Job Safety Analisis (JSA),
dan Job Safety Observation (JSO).
38
5. Melaksanakan rapat K3 pada bulan berjalan
untuk membahas aspek K3 di unit kerjanya.
6. Melaksanakan tindak lanjut hasil temuan
pemeriksaan dan rapat K3 di masing-masing
unit kerjanya .
7. Melaporkan temuan K3 yang mempunyai
potensi bahaya tinggi pada siding P2K3.
40
radius 5 km dari perusahaan, ada laporan dari instansi
berwenang, dan mendapatkan persetujuan dari
penanggung jawab.
Selain melakukan pemadaman dari kebakaran, petugas PMK
juga secara langsung mencakup sebagai tim SAR (Search And
Rescue). Dimana keahlian ini wajib dimiliki oleh petugas
kebakaran seperti CPR (Cardiopulmonary Resuscitation),
menyelam, dsb
2. Severity Rate
Ukuran yang digunakan menghitung atau
mengukur tingat keparahan kecelakaan kerja untuk
setiap juta jam kerja orang
𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑛𝑦𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑙𝑎𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 × 1.000.000
∶
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑘𝑎𝑟𝑦𝑎𝑤𝑎𝑛
3. Audit SMK3
System penilaian program dan kinerja K3 di
perusahaan dengan pokok sasaran :
1. Manajemen Audit
Menilai pelaksanaan K3 di perusahaan
2. Physichal Audit
Penilaian perangkat keras di unit kerja
Tujuan Audit K3 :
41
1. Menilai dan mengidentifikasi secara kritis dan
sistematis semua sumber bahaya potensial.
2. Mengukur dan memastikan secara objektif pekerjaan
apakah yang telah berjalan sesuai dengan
perencanaan dan standar.
3. Menyusun suatu rencana koreksi untuk menentukan
langkah dan cara mengatasi sumber bahaya potemsial.
Pelaksanaan Audit K3 :
1. Audit Intern
Audit K3 intern dilakukan setiap 6 bulan sekali.
2. Audit Ekstern.
Audit K3 ekstern dilakukan 3 tahun sekali atau
sesuai dengan kebutuhan.
3.8 Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri bukan merupakan alat untuk
menghilangkan bahaya di tempat kerja, namun hanya
merupakan salah satu usaha untuk mencegahh dan
mengurangi kontak antara bahaya dan tenaga kerja yang
sesuai dengan standar kerja yang dijinkan. Pengertian alat
pelindung diri adalah :
1. Alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang dalam melakukan pekerjaan yang fungsinya
mengisolasitubuh seorang tenaga kerja dari bahaya
yang mungkin terjadi di tempat kerja.
2. Cara terakhir perlindungan bagi tenaga kerja setelah
upaya menghilangkan sumber bahaya tidak dapat
dihilangkan.
Penyediaan alat pelindung diri ini merupakan kewajiban
dan tanggung jawab bagi setiap pengusaha atau pimpinan
perusahaan sesuai dengan UU No.1 tahun 1970.
45
e. Masker gas dengan udara tekan (supplied air
respirator)
Digunakan untuk melindungi mata, hidung, dan
mulut dari gas, uap, ataupun fumes yang dapat
menimbulkan gangguan pada keselamatan
gangguan pada keselamatan dan kesehatan para
tenaga kerja.
Digunakan di daerah yang konsentrasi oksigennya
rendah, kontaminasi gas, uap, ataupun fumes yang
tinggi dan dapat digunakan secara terus menerus
sepanjang suplai udara dari tabung tersedia.
6. Alat pelindung kepala
Jenis – jenis alat pelindung kepala :
a. Kerudung kepala (hood)
Digunakan untuk melindungi kepala dan bagian
muka terhadap kotoran dan bahan lainnya yang
dapat membahayakan maupun yang dapat
membahayakan para pekerja.
b. Kerudung kepala denngan alat pelindung pernafasan
Digunakan di daerah kerja yang berdebu serta
terdapat gas, uap, ataupun fumes yang tidak lebih
dari 1% volume atau 10 kali konsentrasi maksimum
yang diijinkan.
c. Kerudung kepala anti asam atau alkali
Digunakan untuk melindungi seluruh kepala dan
bagian muka dari percikan bahan kimia yang
bersifat asam atau alkali.
7. Sarung tangan
Digunakan untuk melindungi tangan terhadap bahaya
fisik, kimia, dan listrik.
a. Sarung tangan kulit
Dipakai apabila bekerja dengan benda yang kasar
dan tajam.
b. Sarung tangan asbes
46
Digunakan apabila bekerja dengan benda yang
panas.
c. Sarung tangan katun
Digunakan apabila bekerja dengan mesin.
d. Sarung tangan karet
Digunakan apabila bekerja dengan bahan kimia
yang berbahaya, korosif, dan iritatif.
e. Sarung tangan listrik
Digunakan apabila bekerja dengan kemungkinan
terkena bahaya listrik.
8. Sepatu pengaman
Digunakan untuk melindungi kaki terhadap gangguan
yang membahayakan para pekerja di tempat kerja.
Macam dari sepatu pengaman adalah :
a. Sepatu keselamatan
Digunakan untuk melindungi kaki dari benda yang
keras atau tajam, luka bakar yang disebabkan oleh
bahan kimia yang korosif, tertembus benda tajam,
serta untuk menjaga agar seseorang tidak jatuh
terpleset oleh air atau minyak.
b. Sepatu karet
Digunakan untuk melindungi kaki terhadap bahan
kimia yang berbahaya.
c. Sepatu listrik
Digunakan apabila bekerja dengan kemungkinan
terdapat bahaya listrik.
9. Baju pelindung
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh
terhadap berbagai gangguan yang dapat
membahayakan para pekerja.
a. Baju pelindung yang tahan terhadap asam atau
alkali.
Digunakan untuk melindungi seluruh bagian tubuh
terhadap percikan bahan kimia yang berbahaya baik
asam maupun alkali.
47
b. Baju pelindungi terhadap percika pasir
Digunakan untuk melilndungi seluruh bagian tubuh
terhadap percikan pasir saat membersihkan logam
dengan semprotan pasir
48
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
50
Sistem kendali ini merupakan bentuk sistem kendali yang
paling sederhana dan sangat konvensional karena terdiri
dari sejumlah elemen fisik sebagai pembentuk sistemnya.
Sistem ini sesuai namanya mempunyai ciri-ciri utama
antara lain :
a.Hanya mempunyai dua kondisi yaitu On-Off
b.Sistem ini sangat peka dengan lingkungan sekitar
c.Ketelitiannya sangat ditentukan oleh kalibrasi
d.Output sistem tidak ikut mempengaruhi proses sistem
e.Sangat sederhana dan relatif murah
2. Sistem kendali Unati Tertutup (Closed loop system)
Jenis sistem pengendali ini sering dikenal dengan sistem
kendali berumpan balik (feed back system) atau automatic
control system. Karena dalam sistem ini sebagian output
dikembalikan kepada bagian input untuk dikomparasikan
dengan sinyal acuan yang selanjutnya diumpankan pada
bagian pemroses. Tindakan pengembalian sinyal output
untuk dikomparasikan dengan sinyal acuan bejalan secara
otomatis, artinya apabila terjadi kondisi yang menyimpang
dari acuan yang telah ditetapkan, maka secara otomatis
tejadi proses komparasi sinyal yang hasilnya dipergunakan
untuk masukan mesin (plant).
Ciri-ciri utama sistem kendali ini antara lain :
a.Dapat menstabilkan system
b.Tidak terpengaruh oleh keadaan di sekitar system
c.Proses kendali dipengaruhi oleh bagian output dari
system
d.Ketelitian ditentukan oleh faktor umpan balik system
e.Banyak digunakan untuk menstabilkan sistem
51
Table 4.1 spesifikasi Sulphur melter
Spesifikasi Detail
Tipe Rectangulat Tank
(Underground)
Bahan konstruksi Carbon steel SA-285 grade
B
Kapasitas 69,6 m3
Dimensi (mm) 5500 x 5500 x 2300
Agiator
Ukuran 5500 x 5500 x 2300 mm
Shaft x Length 105 x 2340 mm
Impller diameter 1700 mm
b. Sulphur Furnace
Merupakan tempat dimana terjadinya kontak antara
sulfur cair dikontakkan dengan udara dari drying tower
dengan bantuan bahan bakar yaitu fuel gas.
c. Converter
Merupakan reactor pembentukan gas SO3 dari gas SO2
dengan katalis V2O5.
d. Absorber Tower
Berfungsi untuk memekatkan H2SO4 dengan
mengontkan H2SO4 dengan gas SO3. Di PT. Petrokimia
Gresik terdapat 2 buah absorption tower dengan
spesifikasi berbeda tetapi memiliki fungsi yang sama.
53
Table 4.5 spesifikasi absorber tower II
Spesifikasi Detail
Tipe Silindrikal
Bahan Konstruksi Stainless steel AISI tipe
316
Kapasitas 177000 kg/h
Diameter dalam 6400 mm
Tinggi 11250 mm
Uraian proses :
a. Unit Sulfur Handling
Alat utamanya adalah Melter yang berfungsi utk
melebur belerang dg pemanas steam tekanan 7
kg/cm2 temperatur 170C melalui coil.
Untuk meratakan panas & mengurangi kotoran
pada dasar Melter dilengkapi pengaduk sedangkan
untuk mengatasi terjadinya asam bebas
ditambahkan serbuk kapur.
Sulfur cair yang terbentuk selanjutnya dialirkan ke
Filter untuk disaring kotorannya dan ditambahkan
diatomeceous (bahan precoating) supaya
penyaringan dapat baik dan mengcoating dari
filter.
54
Sulfur cair dari Filter ditampung dalam storage
tank yang dilengkapi dengan steam coil (5 kg/cm2)
untuk mempertahankan suhu 125-140C.
b. Unit SO2 Generation
Peralatan utamanya adalah Furnace yang
fungsinya membakar sulfur cair dengan udara
kering sehingga akan terbentuk SO2 gas.
Sulfur cair dari storage tank dialirkan secara spray
kedalam Sulfur Furnace dengan ditambahkan
udara kering dari Drying Tower, dengan persamaan
reaksi sebagai berikut :
S + O2 SO2 + Q................................(0.1)
Gas panas yg dihasilkan 10,5% volume SO 2
temperatur 1042 ºC dan dimanfaatkan untuk
pemanasan WHB dan steam superheater.
Gas keluar dari steam superheater temperatur
menjadi 430 ºC.
c. Unit SO2 Convertion
Peralatan utamanya adalah Converter yang terdiri
dari 4 bed dengan fungsi mengkonversi SO 2
menjadi SO3 dengan bantuan katalis Vanadium
Pentaoksida, dengan reaksi sebagai berikut :
SO2 + ½ O2 SO3 + Q...............................(0.2)
Konversi yang terjadi pada bed 1 s.d 3 94% dengan
temperature 450 ºC dan didinginkan oleh BFW
pada Economizer sampai 220 ºC yang selanjutnya
dimasukkan kedalam menara Absorber-1.
Sisa-sisa gas gabungan dari Heat Exchanger masuk
bed 4 dengan temperature 420 ºC dan terjadi
konversi sekitar 99,73%, dan sekeluar bed 4 masuk
ke Economizer untuk didinginkan dengan BFW
sampai 190 ºC, kemudian masuk menara Absorber
d. Unit Air Drying dan SO3 Absorption
Udara atmosfir dihisap oleh Air Blower lewat
Drying Tower dan air yang terkandung diserap
55
dengan H2SO4 98,5%, udara kering yang dihasilkan
dengan suhu 110 ºC digunakan sebagai udara
pembakar pada Sulfur Furnace.
Penyerapan gas SO3 dari bed 3 dan 4 dilakukan di
Absorber Tower dengan H2SO4 98,5% merupakan
rekasi Eksothermis :
SO3 + H2O H2SO4 + Q .................(0.3)
Asam Sulfat dari Drying Tower dan Absorber
Tower ditampung dalam tanki penampung, apabila
konsentrasi asam sulfat masih terlalu tinggi maka
ditambah air sehingga diperoleh H2SO4 98,5% .
e. Penyimpanan dan loading
Produk H2SO4 yang dihasilkan disimpan dalam
Acid Storage Tank yang berkapasitas 10.000 ton
(masing-masing tanki) dan selanjutnya akan
ditransfer ke unit-unit yang memerlukan serta
sebagian lagi untuk product loading.
Produk H2SO4 memiliki temperatur 45ºC,
konsentrasi 98,5% berat (min.), kadar H 2O 2,0%
berat (max.), Fe 100 ppm dan SO2 150 ppm.
56
BAB V
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
5.1 Analisa Data
5.1.1 Model Matematis Plant
Mass Balance :
𝜌𝐴 = 𝜌𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑚̇𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 − 𝜌𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑚̇𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 (5.1)
Energy Balance :
𝑑[𝜌𝐴ℎ𝐶𝑝 (𝑇𝑜 −𝑇𝑟𝑒𝑓 )]
= 𝜌𝑚̇𝑖 𝐶𝑝 (𝑇𝑖 − 𝑇𝑟𝑒𝑓 ) − 𝜌𝑚̇𝑜 𝐶𝑝 (𝑇𝑜 −
𝑑𝑡
𝑇𝑟𝑒𝑓 ) + 𝑄 (5.2)
Asumsi Q = 0; Tref = 0 dan 𝜌 = konstan.
Penyederhanaan persamaan 5.2
𝑑(ℎ.𝑇𝑜 ) 1
𝐴 = 𝑇𝑖 𝑚̇𝑖 − 𝑇𝑜 𝑚̇𝑜 + (5.3)
𝑑𝑡 𝜌.𝐶𝑝
Subtitusikan persamaan 5.1 dan 5.3
𝑑(ℎ𝑇) 𝑑𝑇 𝑑ℎ
𝐴 = 𝐴ℎ + 𝐴𝑇 + 𝑇𝑜 (𝑚̇𝑖 − 𝑚̇𝑜 ) (5.4)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑇 1
𝐴ℎ + 𝑇𝑜 (𝑚̇𝑖 − 𝑚̇𝑜 ) = 𝑚̇𝑖 . 𝑇𝑖 − 𝑚̇𝑜 𝑇𝑜 + +
𝑑𝑡 𝐶𝑝
𝜌𝑖 𝑚̇𝑖 −𝜌𝑜 𝑚̇𝑜
𝜌
𝑑𝑇 1 𝜌𝑖 𝑚̇𝑖 − 𝜌𝑜 𝑚̇𝑜
𝐴ℎ = + + 𝑚̇𝑜 (𝑇𝑖 − 𝑇𝑜 )
𝑑𝑡 𝜌𝐶𝑝 𝜌
𝑑𝑇 1 𝜌 𝑚̇ −𝜌 𝑚̇
𝐴ℎ + 𝑇𝑜 𝑚̇𝑖 = 𝑚̇𝑖 𝑇𝑖 + + 𝑖 𝑖 𝑜 𝑜
𝑑𝑡 𝜌𝐶𝑝 𝜌
𝐴ℎ 𝑑𝑇 1 𝜌𝑖 𝑚̇𝑖 −𝜌𝑜 𝑚̇𝑜
+ 𝑇𝑜 = 𝑇𝑖 + ̇ + (5.5)
𝑚̇𝑖 𝑑𝑡 𝑚𝑖 𝜌𝐶𝑝 𝜌
Persamaan 5.5 di laplace, sehingga :
1 𝜌𝑖 𝑚̇𝑖 −𝜌𝑜 𝑚̇𝑜
𝑇𝑖(𝑠) (𝜏(𝑠) + 1) = 𝑇𝑖(𝑠) + +
𝑚̇𝑖 𝜌𝐶𝑝 𝜌
Dimana,
𝐴ℎ 𝑉
𝜏==
𝑚̇𝑖 𝑚̇𝑖
Sehingga fungsi transfer plant adalah
57
𝑇𝑖(𝑠) 1 1 𝜌𝑖 𝑚̇𝑖 −𝜌𝑜 𝑚̇𝑜
𝑇(𝑠) = + + +
(𝜏(𝑠) +1) (𝜏(𝑠) +1) 𝑚̇𝑖 𝜌𝐶𝑝 𝜌
𝑇𝑜(𝑠) 2
= + 595039,3
𝑇𝑖(𝑠) 0,125 𝑠 + 1
Keterangan :
To(s) : temperature input
Ti(s) : temperature output
𝜌 ∶ 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠
𝜏 ∶ 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡
𝑚̇𝑖 ∶ 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛
V : volume
𝑚̇𝑜 ∶ 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
s1 (815)(454) − (352,8)(10,85𝐾 )
815
58
(815)(454) − (352,8)(1 + 10,85𝐾)
815
K < 96,56
Nilai K berada di antara K < 96,56 dan K > -0,092. Sistem
dikatakan stabil apabila suku kolom pertama memiliki satu
tanda yaitu positif. Sehingga nilai K dapat ditulis 0 < K <
96,56. Osilasi akan terjadi jika K = 96,56. Jadi penguatan
kritisnya adalah Kcr = 96,56
Frekuensi osilasi dicari dengan persamaan karakteristik :
352,8𝑠3 + 815𝑠2 + 454𝑠 + 1 + 10,85𝑘 = 0
Substitusi 𝑠 = 𝑖𝜔𝑢
352,8𝑠3 + 815𝑠2 + 454𝑠 + 1 + 10,85𝑘 = 0
−352,8𝑖𝜔𝑢 3 − 815𝜔𝑢 2 + 454𝑖𝜔𝑢 + 1 + 10,85𝑘 = 0
−352,8𝑖𝜔𝑢 3 + 454𝑖𝜔𝑢 = 0
𝑖𝜔𝑢 (−352,8𝜔𝑢 2 + 454) = 0
𝜔𝑢 = 0 𝑑𝑎𝑛 𝜔𝑢 2 = 1,28
frekuensi osilasi didapatkan :
𝜔𝑢 = ±1,13
Selanjutnya dilakukan tahapan berikutnya untuk menentukan
nilai Ti dan td dengan melakukan perhitungan mencari Pcr
sebagai berikut :
2𝜋
𝑃𝑐𝑟 =
𝜔
2𝜋
𝑃𝑐𝑟 = = 5,55
1,13
Nilai Kp, 𝜏𝑖 , 𝑑𝑎𝑛 𝜏𝑑 didapatkan masing-masing pada tabel
berikut:
Tabel 5.1 Tabel pengendali ziegler nichols
Tipe Kp 𝜏𝑖 𝜏𝑑
pengendali
P 46,28 ∞ 0
59
PI 43,452 4,625 0
PID 57,936 2,775 0,69375
60
Gambar 5.3 Respon Ziegler Nichols Pengendali PID
61
Untuk pengendali P, didapatkan hasil bahwa overshoot
yang dihasilkan sebesar 59,8%, rise time yang dihasilkan adalah
1,36 detik dan settling time yang dihasilkan adalah 4,271 detik.
Untuk pengendali PI, didapatkan hasil bahwa overshoot
yang dihasilkan lebih dari 100%, rise time yang dihasilkan
adalah kurang dari 1 detik dan settling time yang dihasilkan
adalah 28,1 detik.
Untuk pengendali PID, didapatkan hasil bahwa
overshoot yang dihasilkan sebesar 231%, rise time yang
dihasilkan adalah 0,667 detik dan settling time yang dihasilkan
adalah 23,9 detik.
Berdasarkan hasil simulasi yang kami lakukan kami
mengambil kesimpulan bahwa pengendali P adalah pengendali
yang sesuai dengan plant ini dikarenakan waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai kondisi stabil diperlukan waktu
sekitar 4 detik. Sedangkan untuk pengendali yang lainnya
membutuhkan waktu lebih dari 20 detik. Sehingga pengendali
P yang sesuai dengan plant ini.
62
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada laporan kerja praktik ini
adalah sebagai berikut:
1. Pabrik PT. Petrokimia, menghasilkan pupuk. Salah
satu bahan dasar dari pupuk yang diproduksi adalah
asam sulfat. Asam Sulfat diperoleh dari sulfur yang
diubah fasanya menjadi gas kemudian diubah di
Converter SO3 kemudian direaksikan dengan air
kemudian asam sulfat.
2. Conveter adalah plant yang kami gunakan dalam
laporan ini. Converter ini digunakan untuk
mengubah SO2 menjadi SO3 dengan bantuan katalis
V2O5 (Vanadium Pentaoksida).
3. Berdasarkan hasil simulasi yang kami lakukan kami
mengambil kesimpulan bahwa pengendali P adalah
pengendali yang sesuai dengan plant ini dikarenakan
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kondisi
stabil diperlukan waktu sekitar 4 detik.
6.2 Saran
Adapun saran yang diberikan untuk Laporan Kerja
Praktek ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mahasiswa PKL/KP agar mendalami
materinya sebelum KP/PKL dimulai agar dapat
mengerti lebih cepat dan dapat menemukan materi
yang baru untuk kedepannya
2. Untuk pekerja petro datasheet dan data2 lainnya
perlu ada perbaikan data karena sudah lama tak
terpakai dan tulisannya sudah tidak dapat lagi
dibaca
3. Rekomendasi untuk menggunakan sensor di
reaktor untuk kedepannya agar dapat automatis.
63
(Halaman ini sengaja di kosongkan)
64
DAFTAR PUSTAKA
65
Lampiran
66
67
68
69
70
71
72
73
74
PFD asam sulfat
75