Anda di halaman 1dari 5

Silmi Dini Fauziyyah

152030232

Kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah Khususnya Arab Saudi

I. Pengantar

Timur Tengah merupakan kawasan dengan letak geografis yang sangat menjanjikan

untuk dikuasai oleh negara-negara industri. Posisi geografis Timur Tengah menjadikan Timur

Tengah memiliki keunggulan dalam sumber daya alamnya yaitu 70% cadangan minyak

dunia. Maka dari itu negara-negara industri seperti negara-negara Eropa terutama Amerika

Serikat dengan kemajuan hasil industri dan teknologinya yang sangat membutuhkan bahan

baku dan bahan penopang lain berlomba mengembangkan sayapnya di kawasan Timur

Tengah. Pada tahun 1944, Presiden Amerika Roosevelt mengadakan negosiasi bersama duta

besar Inggris, untuk saling menggunakan minyak bumi Timur Tengah. Sehingga pada tanggal

8 Agustus 1944, ditandatanganilah perjanjian Inggris-Amerika untuk saling memanfaatkan

hasil minyak bumi Timur Tengah.

Negara-negara Timur Tengah identik dengan negara Islam. Perkembangan Islam yang

paling pesat terletak di negara Arab Saudi. Hal ini menjadikan Arab Saudi sebagai negara

yang menjadi pusat atau patokan negara-negara Timur Tengah lainnya dalam membuat

kebijakan. Pengaruh besar Arab Saudi bagi negara-negara Timur Tengah ini menarik

perhatian Amerika Serikat agar mereka dapat menguasai Timur Tengah, terbukti dengan

adanya perusahaan Exxonmobil di Arab Saudi yang merupakan perushaan minyak terbesar

Amerika Serikat.

Pada zaman pemerintahan Roosevelt Amerika mulai melakukan kegiatan

intervensinya yang dikemas dalam bentuk politik luar negeri. Semua itu dilakukan dalam
rangka memperkokoh hegemoninya di kawasan berpenduduk mayoritas muslim tersebut.

Oleh sebab itu dalam paper ini saya akan membahas bagaimana kepentingan serta strategi

Amerika Serikat untuk menguasai Timur Tengah melalui Arab Saudi dilihat dari politik luar

negri Amerika Serikat terhadap Arab Saudi.

II. Pembahasan

Satu kata yang menjadi ciri khas negara-negara di Timur Tengah dan menjadi magnet

bagi negara-negara lain terutama negara-negara Barat adalah ‘minyak’. Menurut data yang

dilansir oleh Energy Information Agency (EIA), prospek konsumsi energi dunia akan naik

menjadi 71 persen dari tahun 2003 sampai 2030 dan kebanyakan konsumsi ini sebagian besar

didapat dari Bahan Bakar Minyak. Dari sumber yang sama pula disebutkan bahwa antara

rentan tahun 2005 sampai 2030 konsumsi dunia dan Amerika Serikat terhadap minyak akan

naik sebesar 39 persen dan 23 persen. (International Energy Outlook 2006 dalam

Bowman.2008:78). Begitu banyaknya permintaan terhadap minyak ternyata tidak diimbangi

oleh persebaran sumber minyak yang merata di bumi. Sebagian besar cadangan minyak

terdapat di kawasan Timur Tengah ini memiliki peran yang sangat signifikan dan strategis

bagi negara-negara maju terutama Amerika Serikat. Untuk mencapai kepentingannya tersebut

maka negara-negara barat perlu mengamankan cadangan minyak tersebut dari gangguan

teroris atau negara-negara musuh.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perkembangan Islam yang paling

pesat terletak di negara Arab Saudi karena Arab Saudi merupakan tempat kelahiran

Rasulullah Muhammad SAW juga disana terdapat Ka’Bah yang merupakan tempat suci atau

tempat beribadah umat Islam dunia. Hal ini menjadikan Arab Saudi sebagai negara yang

menjadi pusat atau patokan negara-negara Timur Tengah lainnya dalam membuat kebijakan.

Itulah yang menyebabkan Arab Saudi menjadi negara yang paling dekat dengan Amerika.
Melihat prediksi kebutuhan minyak dunia dan juga peluang untuk mendapatkan

minyak, Amerika Serikat tentu tidak akan tinggal diam dalam memanfaatkan peluang

tersebut sehingga lahirlah yang namanya kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah.

Mengingat peran besar Arab Saudi dalam menentukan kebijakan negara-negara Timur

Tengah timbul pertanyaan “apa kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah Khususnya

Arab Saudi?” lalu “bagaimana strategi Amerika Serikat dalam mencapai kepentingan

tersebut?”

A. Apa Kepentingan Amerika Serikat di Timur Tengah khususnya Arab Saudi?

Menurut Bowman (2008:78), ada tiga kepentingan utama Amerika Serikat di Timur

Tengah, pertama dan yang dalam jangka panjang adalah kepentingan untuk mengamankan

dan tidak dirintanginya aliran minyak dari kawasan teluk Persia ke Amerika Serikat dan

negara-negara industri lainnya. Untuk mencapai kepentingannya tersebut maka negara-negara

Barat perlu untuk mengamankan cadangan minyak tersebut dari gangguan teroris atau

negara-negara musuh. Kepentingan kedua Amerika Serikat di Timur Tengah yakni

memastikan bahwa baik aktor negara maupun non-negara di kawasan tersebut tidak

mengembangkan, memperoleh, atau menggunakan senjata pemusnah massal atau Weapon of

Mass Destruction (Bowman, 2008 : 79). Kepentingan Amerika Serikat yang ketiga yakni

membantu kawasan tersebut agar tidak menjadi sarang, panggung aksi, ataupun pengekspor

ekstrimis Islam yang mengandalkan kekerasan (Bowman, 2008 : 80).

Amerika Serikat dalam rangka untuk mencapai kepentingannya di Timur Tengah

tersebut telah menaruh kepentingan kepada Arab Saudi terlebih dahulu mengingat pengaruh

besar Arab Saudi terhadap negara-negara Timur Tengah. Hal ini dapat dibuktikan dengan

terjalinnya perjanjian yang dilakukan oleh presiden Amerika Serikat yaitu Roosvelt pada

tanggal 8 Agustus 1994 untuk pemanfaatan minyak Timur Tengah bersama antara Arab
Saudi – Amerika Serikat – Inggris. Dan juga pada 29 mei 1933 standard oil company dari

california memperoleh konsesi penambangan minyak selama 60 tahun dan memulai

perkembangan ekonomi Saudi Arabia yang mengalami krisis akibat depresi dunia.

B. Bagaimana strategi Amerika Serikat dalam mencapai kepentingan tersebut?

Amerika Serikat adalah negara yang mempelopori demokrasi bahkan yang

menyuntikan aliran – aliran demokrasi ke negara berkembang. Sedangkan Arab Saudi adalah

negara dengan sistem monarki absolut dan pemerintahannya berkuasa secara otaraksi. Namun

mengapa sering terdengar berita Amerika Serikat menjalin kerjasama hampir diseluruh

bidang dengan Arab Saudi? Lalu bagaimanakah hubungan antara Amerika Serikat dengan

Arab Saudi dan apakah hubungan tersebut merupakan salah satu strategi Amerika Serikat

untuk mencapai kepentingannya?

Hubungan antara Amerika Serikat dan Saudi Arabia dimulai dengan ditemukannya

minyak dikawasan timur semenanjung arabia. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada

29 mei 1933 standard oil company dari california memperoleh konsesi penambangan minyak

selama 60 tahun dan memulai perkembangan ekonomi Saudi Arabia yang mengalami krisis

akibat depresi dunia. Pengeboran minyak di Saudi Arabia semakin meluas diantaranya di

dahram, damman, abqaiq, dan abu hadriya, dan selanjutnya pemerintah Arab Saudi

mendirikan penambangan dengan modal dari amerika dan inggris. Sehingga secara tidak

langsung Amerika dan Inggris merupakan investor terbesar dalam proyek penambangan

tersebut.

Meskipun hubungan kedua negara tersebut terus meningkat, dan perbedaan

pandangan ideologi politik yang berbeda, namun sama sekali tidak mengoyak hubungan

mereka. Jika pertanyaannya apakah hubungan antara Amerika Serikat dan Arab Saudi

merupakan salah satu strategi Amerika Serikat untuk mencapai kepentingannya? Maka
jawabannya “ya bisa jadi” karena terbukti hubungan tersebut membuahkan hasil yang sangat

menguntungkan bagi perindustrian Amerika Serikat.

III. Kesimpulan

Dari paper ini dapat disimpulkan bahwa kepentingan utama Amerika Serikat dalam

menguasai Timur Tengah ialah untuk dapat menguasai minyak dunia. Amerika berusaha

menguasai Timur Tengah melalui Arab Saudi sebab Arab Saudi dilihat sebagai negara yang

paling berpengaruh di Timur Tengah terutama dalam membuat kebijakan. Untuk dapat

mencapai kepentingannya Amerika berusaha mendekati Arab Saudi dengan menjalin

hubungan kerjasama hampir diseluruh bidang dengan Arab Saudi terutama dalam hal minyak,

terbukti dengan adanya perusahaan Exxonmobil di Arab Saudi yang merupakan perushaan

minyak terbesar Amerika Serikat. Selain itu Amerika juga menjadi salah satu investor

terbesar dalam proyek penambangan di Arab Saudi.

DAFTAR PUSTAKA

Bowman, Bradley L., 2008. "After Iraq : Future US Military Posture in the Middle East", The

Washington Quarterly, 31 (2): 77-91

Cordsman, Anthony H. et al, 2011. "Arab Uprising and US Policy : What is the American

National Intereset?", Middle East Policy, 18 (2) : 1-28

http://muzainiyeh---fisip09.web.unair.ac.id/artikel_detail-59281-MBP%20Timur%20Tengah-

Kepentingan%20Barat%20di%20Timur%20Tengah.html

Kerjasama PBB, Yussuf Solichien M., FISIP UI, 2008

Anda mungkin juga menyukai