Pada tahun 1823, Inggris mengusulkan deklarasi bersama dengan Amerika Serikat
menentang intervensi Eropa di Amerika Latin. Namun, Presiden Amerika Serikat James
Monroe memutuskan untuk menyampaikan pernyataan secara independen. Pidato Monroe
yang dikenal sebagai "Doktrin Monroe" menyatakan dukungan kuat Amerika Serikat
terhadap Amerika Latin, dengan prinsip utama "Amerika bagi bangsa Amerika." Doktrin
Monroe, meskipun awalnya tidak didukung oleh kekuatan militer yang kuat, mendapatkan
keberhasilan karena dukungan Inggris. Inggris menyatakan kesiapannya untuk melibatkan
kekuatan angkatan laut besar guna mencegah intervensi Eropa di Amerika Latin. Dengan
demikian, doktrin ini berhasil menghilangkan ancaman penaklukan kembali oleh kekuatan
Eropa, memberikan rasa keamanan bagi bangsa-bangsa Amerika Latin.
Meskipun Amerika Serikat dan Inggris menentang intervensi Eropa, mereka tidak
melarang investasi asing di Amerika Latin. Selama abad ke-19, Amerika Serikat dan negara-
negara Eropa mengalihkan perhatian mereka ke Amerika Latin sebagai sumber bahan mentah
dan pasar barang manufaktur. Investasi asing, meskipun membantu mengembangkan
ekonomi Amerika Latin, juga menciptakan pengaruh politik dan ekonomi asing yang luas.
Hubungan antara Amerika Serikat dan Amerika Latin mulai rumit. AS sering kali
dianggap sebagai negara yang mengeksploitasi sumber daya alam Amerika Latin untuk
kepentingan ekonomi mereka sendiri, seperti minyak, logam, dan hasil pertanian. Doktrin
Monroe awalnya bersifat protektif, tetapi tindakan Amerika Serikat dalam Perang Spanyol-
Amerika Serikat (1898) dan pemberlakuan Platt Amendment di Cuba menimbulkan
kekhawatiran akan imperialisme Amerika Serikat di kawasan tersebut.
2. Metode Perlawanan
Pada awal abad ke-20, negara-negara Amerika Latin berhadapan dengan tekanan yang
signifikan dari Amerika Serikat (AS), yang sering kali dianggap sebagai upaya dominasi
ekonomi dan politik. Dalam menghadapi tekanan ini, negara-negara tersebut
mengembangkan metode perlawanan yang mencakup diplomasi jalur ganda dan
pemberontakan bersenjata.
a. Diplomasi
Negara-negara Amerika Latin memilih jalur diplomasi yang cerdas sebagai tanggapan
terhadap tekanan AS. Upaya ini melibatkan kerjasama regional yang erat, membentuk aliansi
seperti Komunitas Negara-Negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC) serta MERCOSUR.
Kerjasama ini bertujuan untuk memperkuat posisi negara-negara tersebut dalam negosiasi
dengan AS, menciptakan suatu front bersama untuk menentang dominasi ekonomi dan
politik. Selain itu, negara-negara Amerika Latin berupaya untuk mengurangi ketergantungan
ekonomi pada AS dengan mencari mitra dagang alternatif. Mereka mengembangkan
hubungan ekonomi dengan Eropa, Asia, dan negara-negara berkembang lainnya.
Diplomasi multilateral di forum internasional juga dijadikan sarana untuk
memperoleh dukungan internasional terhadap hak-hak kedaulatan dan menentang campur
tangan asing. Negosiasi diplomatik menjadi instrumen penting dalam usaha mencapai
kesepakatan yang menghormati kedaulatan dan kepentingan negara-negara Amerika Latin.
Melalui dialog, mereka berusaha mencari solusi damai untuk mengatasi ketegangan dengan
AS.
b. Pemberontakan Bersenjata