Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Code Blue


Sasaran : Keluarga
Tempat : Rumah Sakit Umum Daerah dr. Saiful Anwar
Hari, tanggal : Jumat, 28 Februari 2020
Waktu : 30 menit (09.00 – 09.30)

A. Latar Belakang
Henti-jantung-mendadak (Sudden Cardiac Arrest/SCA) adalah penyebab kematian tertinggi hampir
diseluruh dunia. Banyak korban henti-jantung berhasil selamat jika orang disekitarnya bertindak
cepat saat jantung bergetar atau ventrikel fibrilasi (VF) masih ada, tetapi resusitasi kebanyakan
gagal apabila ritme jantung telah berubah menjadi tidak bergerak/asystole.
Bantuan hidup dasar adalah tindakan darurat untuk membebaskan jalan napas, membantu
pernapasan dan mempertahankan sirkulasi darah tanpa menggunakan alat bantu (Alkatiri, 2007).
Tujuan bnatuan hidup dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara efektif pada organ vital seperti
otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat
menyediakan oksigen dengan kekuatan sendiri secara normal (Latief, 2009).
Tindakan bantuan hidup dasar sangat penting pada pasien trauma terutama pada pasien dengan
henti jantung yang tiga perempat kasusnya terjadi di luar rumah sakit (Alkatiri, 2007).
Cedera merupakan salah satu penyebab kematian. Pada tahun 1990 3,2 juta kematian dan 312 juta
orang mengalami cedera di seluruh dunia. Pada tahun 2000 kematian akan mencapai 3,8 juta dan
pada tahun 2020 diperkirakan cedera/trauma akan menyebabkan penyebab kematian ketiga atau
kedua untuk semua kelompok umur (IKABI, 2004).

B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, keluarga mampu memahami tentang
code blue .
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 30 menit diharapkan sasaran dapat :
a. Menyebutkan pengertian kode blue.
b. Menjelaskan tujuan dari kode blue.
c. Menjelaskan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan tindakan kode
blue.
d. Menjelaskan langkah-langkah untuk melakukan kode blue.

C. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
2. Materi
a. Pengertian code blue
b. Tujuan code blue
c. Kriteria pasien code blue
d. Tim code blue
e. Cara pelaksanaan code blue
3. Media
a. Leaflet
b. Power Point

D. Langkah Kegiatan

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Waktu


a. Penyuluh
mempersiapkan
rencana
pembelajaran
b. Penyuluh
mempersiapkan
Pra kegiatan
1. media pembelajaran 5 menit
pembelajaran
sesuai dengan tujuan
pembelajaran
c. Penyuluh
mempersiapkan dan
mencek lingkungan
yang akan
mempengaruhi
proses pembelajaran E. E
a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam valuasi
b. Memperkenalkan b. Menanggapi dan 1. M
diri memberi respon engeta
hui
c. Menjelaskan tujuan c. Menyimak penger
Membuka
2. pembelajaran dan penjelasan yang 5 menit tian
Pembelajaran code
kontrak waktu diberikan
blue
d. Appersepsi d. Mengungkapkan 2. M
pengetahuan engeta
hui
yang dimiliki tujuan
a. Menjelaskan materi a. Mendengarkan code
blue
pembelajaran dan menyimak
3. M
b. Memberikan materi yang engeta
kesempatan kepada diberikan hui
kriteria
sasaran untuk b. Mengajukan
pasien
bertanya beberapa code
3. Kegiatan inti 15 menit blue
c. Menjawab pertanyaan dari
4. M
pertanyaan yang materi yang engeta
diberikan diberikan hui tim
code
c. Menyimak
blue
jawaban yang 5. M
diberikan engeta
hui
a. Bertanya sebagai a. Menjawab tata
bahan evaluasi dengan benar cara
pelaksa
Kegiatan menutup b. Menyimpulkan b. Mendengarkan
4. 5 menit naan
pembelajaran materi yang telah dan menyimak code
disampaikan blue

c. Mengucapkan salam c. Menjawab salam


F. S
umber Belajar
1. Sartono, Masudik & Suhaeni. (2014). Basic Trauma Cardiac Life Support.
Bekasi:Gadar Medik Indonesia
2. Soemitro. M.P.,Andiani & Saputra. (2016). Penanganan Gawat Darurat Basic I.
Bandung:RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung
G. Lampiran
1. Uraian Materi
2. Pertanyaan dan Kunci Jawaban

LAMPIRAN MATERI
BANTUAN HIDUP DASAR

A. Pengertian Code Blue


Code blue response team atau tim code blue adalah suatu tim yang dibentuk oleh rumah sakit yang
bertugas merespon kondisi code blue didalam area rumah sakit. Tim ini terdiri dari dokter dan perawat
yang sudah terlatih dalam penanganan kondisi cardiac respiratory arrest.
Kode Biru adalah kata sandi yang digunakan untuk menyatakan bahwa pasien dalam kondisi gawat
darurat yang memerlukan bantuan hidup segera, yaitu suatu tindakan resusitasi, terutama oleh
karena henti jantung dan henti nafas baik pasien anak maupun dewasadi RS
B. Tujuan Code Blue
Tujuan dari panduan ini adalah :
1. Untuk memberikan panduan baku bagi tim code blue dalam melaksanakan tugas-
tugasnya sebagai tim reaksi cepat jika code blue diaktifkan.
2. Membangun respon seluruh petugas di RS pada pelayanan kesehatan dalam keadaan
gawat darurat.
3. Mempercepat respon time kegawatdaruratan di rumah sakit dan diluar rumah sakit
untuk menghindari kematian dan kecacatan yang seharusnya tidak perlu terjadi.
C. Kriteria Pasien Code Blue
1. Airway: Obstruksi jalan Nafas.
2. Breathing: Henti napas (apneu) Perubahan mendadak saturasi oksigen < 90 % dengan
pemberian suplementasi oksigen Perubahan drastis laju nafas.
3. Circulation: Semua henti jantung Nadi karotis tidak teraba Perubahan drastis pada laju
jantung dan tekanan darah sistolik.
D. Langkah-langkah melakukan Code Blue
1. Lakukan cek kesadaran
 Panggil identitas korban
 Tepuk-tepuk didaerah pundak

Gambar 1. Cek kesadaran


2. Bila ada respon
 Minta bantuan pada teman atau orang sekitar untuk menghubungi
ambulan atau orang yang berkompeten (di lingkungan luar rumah
sakit) dan meminta bantuan pertolongan perawat lain (II) atau
petugas yang ditemui di lokasi untuk mengaktifkan code blue (di
dalam rumah sakit).
 Hal yang penting disebutkan saat meminta tolong: lokasi dan
keadaan korban
3. Pindahkan korban ketempat aman
4. Periksa nadi karotis (di daerah leher geser 1-2 cm kekanan atau kekiri dari
pertengahan jakun) dan periksa pernafasan dengan melihat pergerakan
dada
5. Bila nadi karotis tidak teraba, lakukan Resusitasi Jantung Paru dengan
cara:
a. Letakan kedua telapak tangan dengan saling menumpuk, satu pangkal
talapak tangan diletakan di tengah tulang dada dan telapak tangan yang
satunya diletakan diatas telapak tangan yang pertama dengan jari-jari
saling mengunci.
b. Dengan posisi badan tegak lurus, penolong menekan dinding dada
korban dengan tenaga dari berat badannya secara teratur sebanyak 30
kali dengan kedalaman sekitar 5 cm.
c. Beri kesempatan dada mengembang maksimal setelah diberi tekanan
d. Tangan tidak boleh dilepas dari permukaan dada atau merubah posisi
tangan pada saat melakukan kompresi.
e. Pemeriksaan jalan napas
Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya sumbatan jalan
napas oleh benda asing. Jika terdapat sumbatan harus dibersihkan
dahulu, kalau sumbatan berupa cairan dapat dibersihkan dengan jari
telunjuk atau jari tengah yang dilapisi dengan sepotong kain,
sedangkan sumbatan oleh benda keras dapat dikorek dengan
menggunakan jari telunjuk yang dibengkokkan. Mulut dapat dibuka
dengan tehnik Cross Finger, dimana ibu jari diletakkan berlawanan
dengan jari telunjuk pada mulut korban.

f. Membuka jalan napas


Setelah jalan napas dipastikan bebas dari sumbatan. Pembebasan jalan
napas dapat dilakukan dengan cara tengadah kepala topang dagu
(Head tilt – chin lift) dan Manuver Pendorongan Mandibula. Teknik
membuka jalan napas yang direkomendasikan untuk orang awam dan
petugas kesehatan adalah tengadah kepala topang dagu
g. Berikan 2 kali bantuan nafas dari mulut ke mulut, satu kali/detik

Gambar 4.
Pemberian nafas dari mulut kemulut

h. Bantuan nafas yang diberikan harus efektif ditandai dengan dada


korban jelas terangkat saat diberi bantuan nafas
i. Ulangi poin a-g sebanyak 4 kali

6. Evaluasi
Setelah melakukan Resusitasi Jantung Paru sebanyak 5 kali, lakukan
evaluasi dengan memeriksa kembali nadi karotis dan pernafasan
 Jika nadi karotis tidak teraba, lakukan kembali RJP sebanyak 5 kali
 Jika nadi karotis teraba, namun tidak bernafas, lakukan bantuan
nafas sebanyak 10-12 kali per menit
 Jika nadi karotis teraba dan terlihat bernafas, berikan posisi
recovery pada korban

Gambar 5.
Posisi Recovery

Anda mungkin juga menyukai