A. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit, ibu balita mampu
mengetahui dan memahami tentang pneumonia dan pencegahannya pada
balita.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama ≤ 60 menit diharapkan sasaran dapat :
a. Menjelaskan pengertian pneumonia pada balita.
b. Menyebutkan tanda dan gejala serta penyebab dari pneumonia.
c. Menyebutkan dan menjelaskan langkah-langkah dalam melakukan
pencegahan pneumonia.
B. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
2. Materi
a. Pengertian pneumonia.
b. Penyebab serta tanda dan gejala pneumonia.
c. Langkah-langkah upaya pencegahan pneumonia.
3. Media
a. Power Point
b. Leaflet
c. Laptop
d. LCD
C. Langkah Kegiatan
b. Penyuluh
mempersiap
rencana
pembelajaran
sesuai dengan
tujuan
pembelajaran.
c. Penyuluh
mempersiapkan
dan mencek
lingkungan yang
mempengaruhi
proses
pembelajaran
2 Membuka a. Mengucapkan a. Mendengar dan 15
Pembelajaran salam menyimak menit
materi yang
diberikan.
b. Memperkenalkan b. Mengajukan
diri beberapa
pertanyaan dari
materi yang
diberikan
c. Menjelaskan c. Menyimak
tujuan jawaban yang di
pembelajaran dan berikan
kontrak waktu
d. Appersepsi d. Mengungkapkan
pengetahuan
yang dimiliki,
dengan cara
menyebarkan
kuesioner (pre-
test)
D. Evaluasi
1. Prosedur : Pre Test dan post Test
2. Bentuk : Tertulis
3. Jenis : Pilihan Ganda
E. Lampiran
1. Uraian Materi
2. Pertanyaan dan Kunci Jawaban
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Pneumonia
B. Penyebab Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut paru terutama disebabkan oleh
bakteri yang merupakan penyakit Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) yang
paling sering menyebabkan kematian pada bayi dan anak balita. Bakteri
penyabab pneumonia yang paling sering adalah Streptococcus pneumonia
(pneumokokus), Hemophilus influenza tipe b (Hib) dan Staphylococcus aureus
( S aureus). Diperkirakan 75% pneumonia pada anak balita di negara
berkembang termasuk Indonesia disebabkan oleh pneumokokus dan Hib.
Sebagian besar penyebab pneumonia adalah mikroorganisme (virus atau
baktreri). Mikroorganisme tersering sebagai penyebab Pneumonia adalah
virus, terutama Respiratory Syncial Virus (RSV) yang mencapai 40% .
awalnya mikroorganisme masuk melalui percikan ludah atau melalui bersin
kemudia penyebaran mikroorganisme dari saluran napas bagian atas ke
jaringan (parenkim) paru dan sebagian kecil karena penyebaran melalui aliran
darah.
C. Gejala dan tanda
Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului dengan infeksi saluran
nafas atas akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil,
suhu tubuh meningkat dapat mencapai 40 derajat celcius, sesak nafas, nyeri
dada, dan batuk dengan dahak kental terkadang berwarna kuning hingga
kehijauan. Pada sebagian penderita juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut,
kurang nafsu makan, dan sakit kepala.
Ingus
Bibir kebiruan karena kandungan oksigen yang rendah dalam darah.
Penggunaan otot bantu napas
Cuping hidung
Ronchi
Berkeringat
Lelah
Kulit lembab
Mual muntah
Rasa tidak menyenangkan ingin muntah.
D. Upaya Pencegahan Pneumonia
Upaya pencegahan merupakan komponen strategis dalam
pemberantasan pneumonia pada anak terdiri atas pencegahan melaului
imunisasi dan upaya penceghan melalui non-imunisasi.
a. Upaya Pencegahan Imunisasi
Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang meliputi imunisasi DPT
dan campak telah dilaksanakan pemerintah selama ini dapat
menurunkan proporsi kematian balita akibat pneumonia. Hal ini dapat
dimengerti karena campak, pertussis, dan juga difteri bisa juga
menyebabkan pneumonia atau merupakan penyakit penyerta pneumonia
pada balita. Selain itu vaksin Hib dan vaksin pneumonia konjugat juga
dapat dilakukan guna mencegah terjadinya infeksi bakteri penyebab
pneumonia.
b. Pencegahan melalui Non-imunisasi
Yang tidak kalah penting sebenarnya adalah upaya penecegahan non-
imunisasi yang meliputi pemberian ASI eksklusif, jauhkan dari
penderita batuk, pemberian nutrisi yang baik, penghindaran pajanan
asap rokok, asap dapur, perbaikan lingkungan hidup dan sikap hidup
sehat.
E. Evaluasi
Setelah melakukan upaya pencegahan pneumonia pada balita dengan
cara melalui imunisasi dan non-imunisasi, lakukan evaluasi dengan cara
membawa balita ke puskesmas terdekat setiap kali melakukan imunisasi dan
rawat balita saat berada di lingkungan rumah.