Proposal Kereta Api
Proposal Kereta Api
PENDAHULUAN
Mobilitas1 manusia sudah dimulai sejak zaman dahulu kala, kegiatan tersebut
dilakukan dengan berbagai tujuan antara lain untuk mencari makan, mencari tempat
tinggal yang lebih baik, mengungsi dari serbuan orang lain dan sebagainya. Dalam
membawa barang. Oleh karenanya diperlukan alat sebagai sarana transportasi, menurut
Bintarto (1977) transportasi adalah sarana bagi manusia untuk memindahkan sesuatu,
baik manusia atau benda dari satu tempat ke tempat lain, dengan ataupun tanpa
mempergunakan alat bantu seperti tenaga manusia, binatang, alam ataupun benda lain
dan lain-lain yang ditarik oleh binatang, kapal layar, dan alat transportasi tradisional
lainnya semakin lama tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan manusia akan alat
1
Mobilitas: kesiapsiagaan untuk bergerak atau gerakan berpindah-pindah (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 2008)
1
pengetahuan manusia, maka semakin maju pula alat transportasi yang dibutuhkannya,
Sebelum tahun 1800 alat angkut yang dipergunakan antara lain adalah tenaga
manusia, hewan dan sumber tenaga dari alam seperti angin. Pada masa itu barang-
barang yang dapat diangkut rata-rata dalam jumlah yang kecil dan waktu yang
ditempuh relatif lama. Namun setelah tahun 1800 hingga tahun 1860 transportasi telah
seperti kapal uap dan kereta api, yang dimana mulai banyak dipergunakan dalam dunia
dengan penemuan roda dan dikenal sebagai kereta kuda yang hanya terdiri dari satu
kereta (rangkaian) kemudian dibuatlah kereta kuda yang menarik lebih dari satu
rangkaian serta berjalan di jalur tertentu yang dibuat dari besi (rel) dan dinamakan trem,
seiring waktu tenaga kereta api yang berasal dari alam mulai tergantikan dengan tenaga
mekanis. Kereta api adalah sarana transportasi berupa kendaraan dengan tenaga gerak
baik berjalan sendiri yang dinamakan lokomotif maupun rangkaian dengan kendaraan
lainnya yang dinamakan gerbong atau kereta yang bergerak di atas rel (Rustian
Kamaludin, 1987:67). Rangkaian kereta atau gerbong tersebut berukuran relatif luas
sehingga mampu memuat penumpang maupun barang dalam skala besar, kereta api
mempunyai sifat sebagai angkutan massal yang efektif pada awal abad ke-20 maka
2
beberapa negara berusaha memanfaatkannya secara maksimal sebagai alat transportasi
terutama angkutan darat baik di dalam kota, antar kota maupun antar negara.
Barat, khususnya Belanda juga sangat membawa dampak yang luas, apalagi dengan
Entah itu karena bertujuan untuk memang membangun Indonesia ataupun hanya untuk
teknologi dari Pemerintah Kolonial Hindia Belanda di Indonesia yang sampai saat ini
masih kita gunakan, salah satunya adalah kereta api. Kereta api yang pada saat itu
dijadikan sebagai alat transportasi massal, pada masa sekarang juga merupakan alat
transportasi massal juga yang juga merupakan alat transportasi umum yang banyak
lokomotif uap yang pernah beroperasi di Hindia Belanda. Lokomotif-lokomotif uap ini
bervariasi, mulai lokomotif yang kecil nan mungil yang dipergunakan untuk trem uap
pulau Jawa hingga lokomotif raksasa yang perkasa untuk pengangkutan hasil bumi dan
Tanggung yang berjarak 26 km), atas permintaan Raja Willem I untuk keperluan
melayani kebutuhan akan pengiriman hasil bumi dari Indonesia, maka Pemerintah
3
Kolonial Belanda sejak tahun 1876 telah membangun berbagai jaringan kereta api,
dengan muara pada pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dan Tanjung Perak Surabaya.
transportasi, khususnya kereta api. Rencana awal adalah membangun jalur trans
Sulawesi dari Makassar menuju Manado. Pada mulanya adalah berkaitan dengan
Sebelum pembangunan telah dilakukan berbagai kajian dan studi kelayakan. Kajian
tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk semacam buku panduan. Di dalam buku
tersebut terdapat satu bagian yang berjudul waar oceaan en rail elkaar ontmoeten
(dimana laut dan rel bertemu). Didalam bagian tersebut tercantum rencana pembangu
Society:2010)
Proyek diawali dengan membangun jalur rel disekitar pelabuhan dan sebuah st
asiun kecil. Jalur ini rencananya akan digunakan untuk mengangkut barang-barang
dipakai, rencananya juga akan diangkut secara khusus dengan kapal KPM dari Jawa.
Perang Dunia I antara tahun 1914-1918. Pada tahun 1920-1922, pembangunan jalur rel
4
dengan lebar sepur2 1067 mm ini secara resmi dimulai
Society:2010)
demikian nampaknya tidak ada nama atau singkatan resmi yang terkait nama
Celebes. Tercatat ada 7 buah lokomotif yang pernah dioperasikan di jalur ini. Semua
lokomotif tersebut buatan pabrik Cockerill, tipe Cn2, dengan nomer seri 24, 27, 31, 33,
36, 43, 44. Adapun nomor seri pabriknya adalah 1842, 1845, 1850, 1852, 1855, 1863,
dan 1864. Semua lokomotif tersebut awalnya beroperasi di Jawa, terutama untuk
Secara kronologis, survei dan penelitian mengenai jalur kereta api Makassar-
Takalar baru dilakukan oleh Karyadi Baskoro tahun 2010 yang mengulas tentang jejak
sejarah jalur kereta api Sulawesi dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Makassar
2
Jalur tertentu yang terbuat dari besi (rel)
5
1.3 Rumusan Masalah
Kereta api yang merupakan sebuah sarana transportasi massal yang sampai
sekarang pun masih kita temui dan masih beroperasi di Jawa pada umumnya.
Pembangunan jalur-jalur kereta api tersebut kemungkinan merupakan salah satu cara
dari Pemerintah Kolonial Belanda untuk memperlancar arus lalu lintas jalan dan
perdagangan melalui transportasi kereta api. Sistem kereta api di wilayah Indonesia
Belanda. Tidak kurang dari 18 perusahaan atau 23 anak perusahaan kereta api milik
swasta dan pemerintah yang pernah beroperasi. Ribuan kilometer jalur kereta api telah
dibangun serta ratusan tipe dan seri lokomotif pun pernah berlalu lalang di sepanjang
jalur tersebut.
Wilayah yang paling intensif dikembangkan sistem kereta api yaitu di pulau
Jawa. Disusul berikutnya adalah pulau Sumatera. Satu - satunya jalur kereta api publik
yang pernah dibangun diluar pulau Jawa dan Sumatera adalah di Sulawesi. Cukup
kontras jika dibandingkan dengan Jawa dan Sumatera, sangat sedikit informasi
mengenai jalur kereta api di Sulawesi. Beberapa penelitian dan survey yang dilakukan
oleh Indonesian Railway Preservation Society tahun 2010 dan Balai Pelestarian Cagar
Budaya (BPCB) Makassar tahun 2012, mengungkap sedikit informasi mengenai jejak
beberapa sisa tinggalan kereta api Sulawesi ini, seperti bekas stasiun, halte, tower air,
rumah kepala stasiun dan jembatan kereta api yang kondisinya sangat memprihatinkan,
6
Tidak banyak masyarakat yang mengetahui bagaimana kondisi terkini situs
tersebut. Mencari dan menentukan lokasi pasti stasiun pertama di Sulawesi ini menjadi
hal yang sangat penting bagi bangsa Indonesia, sebab dari lokasi itulah perkembangan
lokasi tersebut maka diharapkan tidak ada lagi simpang siur informasi sejarah.
2. Apa yang menjadi latar belakang pembangunan kereta api di Sulawesi Selatan ?
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas, ada dua tujuan yang ingin
1. Menambah pengetahuan arkeologi dan wawasan sejarah bagi penulis dan pembaca.
7
3. Dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam merencanakan dan
Suatu penelitian ilmiah perlu didukung dengan metode, karena peranan sebuah
metode dalam suatu penelitian ilmiah sangat penting, karena berhasil atau tidaknya
tujuan yang dicapai, tergantung dari metode yang digunakan. Penelitian ini mengacu
pada tiga tahapan arkeologi yang dikemukakan oleh James Deetz yakni; tahap
observasi atau pengumpulan data, deskripsi atau pengolahan data dan tahap eksplanasi
atau tahap penalaran hasil analisis data. Tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Metode Pustaka
yang menyangkut obyek penelitian. Dalam studi ini dimaksudkan agar penulis
dipergunakan oleh penulis untuk keperluan penulisan ini. Dengan sasaran agar penulis
ini yang penulis lakukan adalah mengumpulkan referensi, baik berupa buku-buku,
8
dan bahkan sampai pada instansi-instansi yang mempunyai hubungan dengan obyek
penelitian.
b. Survey lapangan
penelitian untuk mendapatkan data yang maksimal. Kegiatan yang pertama dilakukan
dalam metode ini adalah pengamatan terhadap kondisi fisik lingkungan, kondisi fisik
c. Wawancara
mengetahui tentang latar belakang dan sejarah kereta api Makassar-Takalar itu sendiri,
dan letak stasiun dan halte kereta api serta hal lain yang berkaitan. Pada metode ini
dilakukan dengan cara memberikan rangkaian pertanyaan yang erat kaitannya dengan
sejarah dan latar belakang kereta api yang menjadi obyek penelitian tersebut.
d. Deskripsi
itu berupa situs dan lingkungannya, maupun setiap temuan yang ada di lapangan
(artefak).
9
Bentuk kegiatan ini berusaha mengolah data arkeologi dengan metode-metode
analisis arsitektural. Ada tiga langkah perlakuan data lapangan sebagai rangkaian kerja
dari hasil metode pustaka, survei, wawancara, deskripsi dan fotografi, yakni ;
dimana jalur kereta api Makassar-Takalar sebagai obyek penelitian. Dalam hal ini
dibutuhkan ilmu dasar dan beberapa disiplin ilmu lain yang dapat memberikan
b. Identifikasi data, tahap ini adalah pengecekan data dari hasil pengumpulan data dari
setiap temuan arkeologi (artefak) berupa nama, jenis, bentuk dan fungsi dari
Untuk mendapat gambaran umum dari keseluruhan dari isi penelitian ini, maka
penulisan.
• Bab II. Gambaran umum lokasi penelitian yang berisi tentang keadaan alam
sejarah.
10
• Bab IV. Latar belakang pembangunan kereta api Makassar-Takalar
11
DAFTAR PUSTAKA
Baskoro, Karyadi. 2010. Makassar – Takalar, Rekam Jejak Sejarah Jalur Kereta Api
Sulawesi. Indonesian Railway Preservation Society.
kitlv.nl
Mansur, Syahruddin. 2002. “Kota Makassar Akhir Abad XVII hingga Awal Abad XX
(Suatu Studi Arkeologi Ruang)”, Skripsi, Makassar : Jurusan Arkeologi
Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin.
Martin N. R, Auditya, 2010. “Transportasi Kereta Api Dalam Pembangunan Kota Solo
Tahun 1900-1940”, Skripsi, Surakarta : Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra
dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret.
Tropenmuseum.com
12
LAMPIRAN
13
Situasi terkini eks jembatan kereta api di dekat perbatasan Gowa – Takalar.
Saat ini bangunan jembatan sudah berubah menjadi aquaduct saluran irigasi
Situasi terkini eks H. Djongaya, bekas papan nama di dinding kiri masih utuh,
namun tulisan nama sudah tidak ada.
14