id
Managed by Puspendik
STRUKTUR PENGELOLA
Penanggung Jawab
Moch. Abduh, Ph.D.
Pemimpin Redaksi/PJKT
Dr. Bagus H. Prakoso, MA
Redaksi Eksekutif
Drs. Benny Widaryanto, M.Si, Asrijanty, Ph.D.,
Drs. Giri Sarana H.S., Sidik Pranyoto, MM,
Dr. Safari, Subihardadi, MM., Lilis Windiarti, SE.,
Heni Handayani, M.Pd.
Redaksi Pelaksana
Rustomo, MM., Devi Febriastuti, SE., ISSN 9772089057114
Abdul Rahman, M. Arfan Farobi
Alamat Redaksi
Desain Grafis
Pusat Penilaian Pendidikan (PUSPENDIK) Lt. 7
Dicky Wahyudy
Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemdikbud
Jl. Gunung Sahari Raya No. 4, Jakarta, 10710, Indonesia
Tel. 62.21.3847537, Fax. 62.21.3849451
Web. http://asesmen.kemdikbud.go.id
Email. redaksiasesmen@gmail.com
REPORTASE
Pemantauan bersama program INOVASI ini Tujuan utama dari pemantauan bersama adalah
merupakan bagian dari rencana kerja UMI (Unit untuk menjalin kerja sama erat para
Manajemen INOVASI) serta permintaan dari pihak/pemangku ke pentingan, dan untuk
Komite Pengarah INOVASI – NSC (National Steering mengetahui komitmen pemerintah provinsi,
Committee) untuk mendapatkan informasi langsung kabupaten dan sekolah untuk menjamin
dari lapangan mengenai kemajuan pelaksanaan keberlanjutan program selama dan pasca INOVASI.
program INOVASI dan tanggapan dari Pemerintah Untuk mencapai tujuan tersebut, serangkaian
Daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk diskusi dan kajian bersama antara Tim Pemantauan
mendukung penyebarluasan dan keberlanjutan Bersama dengan Pemerintah daerah di 3 kabupaten
program. Hasil joint monitoring diharapkan dapat tersebut telah dilakukan. Tim Pemantauan Bersama
dipakai sebagai masukan berbasis bukti kepada NSC juga melakukan kunjungan ke sekolah serta
untuk perbaikan Program INOVASI. melakukan dialog dengan kepala sekolah, guru,
serta Fasda (Fasilitator Daerah) INOVASI.
Selaku Ketua UMI, Kepala Pusat Penilaian
Pendidikan memimpin Tim Pemantauan Bersama Pemantauan lapangan difokuskan pada program
ini didampingi perwakilan dari Kemendikbud, rintisan Pelatihan Dasar Pembelajaran Literasi
Kemenag, Kedutaan Besar Australia (DFAT) serta (literacy short-course) dan Kepemimpinan untuk
Tim TASS dan INOVASI (Jakarta dan NTT) Pembelajaran. Khusus untuk kunjungan di
melaksanakan kunjungan pemantauan ke Kabupaten Sumba Barat, Tim Pemantauan juga
Kabupaten Sumba Barat, Sumba Tengah, dan berkesempatan berdialog dengan masyarakat di
Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur Desa Lokory terkait dengan pencanangan Desa
(NTT) pada tanggal 18 - 20 Februari 2019. Lokory sebagai Desa Literasi percontohan.
Program rintisan INOVASI yang menjadi fokus Februari telah menyelesaikan 3 unit dan sisanya
sasaran pemantauan bersama di Sumba adalah akan diselesaikan hingga bulan Juni 2019 (akhir
Pelatihan Dasar Pembelajaran Literasi dan semester).
Kepemimpinan untuk Pembelajaran. Program
rintisan tersebut dimulai dengan pelatihan terhadap Pelatihan Dasar Pembelajaran Literasi dimulai
Fasilitator Daerah (Fasda) dan sosialisasi program bulan Oktober 2018, dan hingga bulan Februari telah
yang dilaksanakan pada semester pertama tahun menyelesaikan 5 unit dari keseluruhan 7 unit modul
2018. Kedua program tersebut dijalankan hampir pelatihan. Diharapkan keseluruhan materi pelatihan
bersamaan namun dengan target peserta yang akan diselesaikan hingga bulan Juni 2019.
b e r b e d a . U n t u k p r o g r a m Ke p e m i m p i n a n
Pembelajaran peserta utamanya adalah kepala dan Desain pelatihan kedua program rintisan tersebut
wakil kepala sekolah, komite sekolah, pengawas menggunakan pendekatan In – On – In, dimana
sekolah, sedangkan untuk program Pembelajaran kegiatan workshop pelatihan dilaksanakan secara
Literasi Dasar pesetan utamanya adalah Guru SD bertahap, dan penerapannya di kelas/sekolah tidak
kelas awal, dan melibatkan juga kepala sekolah. menunggu sampai selesai keseluruhan unit modul
pelatihan.
Pelatihan substansi Kepemimpinan untuk
Pembelajaran dimulai bulan Januari 2019, dari
keseluruhan 8 unit modul pelatihan, hingga bulan
Lokasi workshop untuk pembahasan modul 2) Prog ram Rintisan Ber manfaat untuk
pelatihan adalah di KKG untuk pelatihan dasar Mendukung Perubahan Praktik dan Sikap Guru
pembelajaran literasi dan di KKKS untuk di Sekolah
Kepemimpinan untuk Pembelajaran. Pada akhir Karena pemantauan bersama ini merupakan
dari tiap workshop dilanjutkan dengan penugasan pemantauan awal, belum bisa melihat dampak
yang harus dilaksanakan oleh guru dan kepala program secara komprehensif meskipun sudah bisa
sekolah dengan bimbingan dari Fasda. Dalam hal ini melihat indikasi awal terjadinya perubahan proses
pengawas sekolah juga dilibatkan dalam workshop pembelajaran yang lebih menyenangkan di kelas,
sebagai observer sekaligus memahami materi literat dan berpusat pada anak.
pelatihan. Hal ini berguna ketika pengawas sekolah Ÿ Dari hasil kunjungan ke beberapa sekolah
ikut terlibat dalam kegiatan pendampingan di sampel di Kab. Sumba Barat, Sumba Barat
sekolah. Daya, dan Sumba Tengah ditemukan adanya
indikasi awal yang kuat terjadinya perbaikan
Pa d a s a a t T i m Pe m a n t a u a n B e r s a m a mutu proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat
m e n g a d a k a n k u n j u n g a n d a n o b s e r va s i d i dari mindset guru mengenai keterlibatan anak
kelas/sekolah pada bulan Februari 2019, belum dalam proses belajar mengajar, penggunaan
semua materi pelatihan diterima oleh guru/kepala media, pengaturan ruang kelas dan tempat
sekolah, namun mereka sudah menerapkan duduk anak. Di mana hal tersebut
beberapa materi secara bertahap sesuai dengan pola merefleksikan pemahaman yang lebih baik
penugasan. mengenai bagaimana strategi mengajarkan
literasi di kelas rendah. Indikasi awal lainnya
adalah guru semakin menyadari bahwa
dirinya adalah bagian dari persoalan terutama
terbatasnya kemampuan guru dalam hal
variasi metode mengajar. Misalnya, guru Bagaimana manfaat dari program INOVASI
menjadi lebih reflektik dan tidak semata diungkapkan oleh Guru SD kelas 1 di Sumba
menyalahkan siswa. Barat:
Ÿ Indikasi telah terbangun komunikasi “.. big book sangat membantu kami ... ada
pembelajaran yang baik antara siswa dan guru gambar dan tulisannya dan sangat membantu
melalui berbagai media pembelajaran yang kami mengajar. ... kami juga menerapkan
ada di kelas. Guru juga menerapkan berbagai membaca kata sambil melakukan permainan
variasi metode pembelajaran yang membuat ... dan anak-anak sangat tertarik sekali dengan
siswa bergembira, seperti kegiatan di luar model pembelajaran seperti itu. Sebelum ada
kelas untuk menyanyi dan mendongeng. INOVASI kelas terlalu kosong … sekarang
Ÿ Indikasi peningkatan pengetahuan dan menjadi lebih menarik … terima kasih
ketrampilan teknis guru serta penerapan INOVASI telah membantu kami”.
pengetahuan baru tersebut dalam proses Kepala sekolah yang diwawancarai juga
p e n g a r a j a n . G u r u S D k e l a s awa l d i membenarkan bahwa dengan program
Kabupaten Sumba Barat, Sumba Barat Daya, INOVASI guru tidak lagi asal mengajar tetapi
dan Sumba Tengah menggunakan big book ada tahapan-tahapan tertentu yang harus
(alat bantu mengajar) untuk memudahkan dilalui dalam proses pembelajaran.
siswa memahami hur uf bacaan ser ta Ÿ Meskipun masih terlalu dini untuk melihat
maknanya. Pada dinding kelas terpampang dampak program terhadap hasil belajar siswa,
visualisasi tulisan huruf dan angka, seperti karena guru belum menerapkan semua materi
pohon ilmu, tembok kata dan lainnya yang pelatihan (pelatihan bertahap berbasis modul
membuat kelas lebih literat. Di kelas juga masih berlangsung), tetapi guru
terdapat pojok pasar untuk memperkenalkan mengungkapkan bahwa ada sedikit perbaikan
siswa kepada barang-barang keperluan nilai ulangan karena anak-anak lebih antusias
hygiene perorangan, juga terdapat sudut baca dalam mengikuti pembelajaran.
untuk merangsang siswa gemar membaca. Ÿ Pelatihan Kepemimpinan kepala sekolah
Hal terakhir jarang ditemui di SD/MI non- yang berpihak pada pembelajaran juga
mitra INOVASI. memberikan manfaat dalam membantu
Namun demikian juga dijumpai di sekolah kepala sekolah memberikan bimbingan
bahwa penempelan alat bantu belajar terlalu kepada guru dalam penataan dan pengelolaan
berlebihan sehingga ruang kelas nampak 'c kelas, ser ta super visi akademik yang
rowded'. Selain terlalu padat, letaknya terlalu ditindaklanjuti dengan refleksi atau evaluasi
tinggi hingga sulit bagi siswa kelas awal untuk hasil supervisi tersebut bersama guru.
membaca atau mengamati. Perlu penataan Program rintisan Kepemimpinan kepala
yang lebih sesuai usia dan tinggi anak.
Gambar 2: Guru memperagakan Big Book sebagai media pembelajaran yang efektif
sekolah untuk pembelajaran nampaknya telah sekolah namun ada beberapa sekolah di mana
menghasilkan 'embrio' keaktifan kepala aspek pengelolaan administrasi perpustakaan
sekolah dalam super visi dan ref leksi masih belum rapih, misalnya, belum ada buku
pembelajaran dan hal ini penting untuk catatan daftar pinjam buku dan pajangan tata
memotivasi guru dalam menerapkan model tertib di perpustakaan.
pembelajaran yang inovatif. Dan hasilnya Ÿ Selain itu menurut pengamatan dari ahli
mungkin nanti bisa dilihat ketika INOVASI perbukuan (dari Puskurbuk) banyak buku-
melakukan survey end-line terhadap program buku yang ter pajang dalam rak buku
ini. perpustakaan sekolah belum melalui review
Ÿ Di beberapa sekolah yang dikunjungi juga atau penilaian dari Puskurbuk. Perlu
ditemui perpustakaan sekolah yang berfungsi kerjasama antara INOVASI dengan Pusat
sebagai pusat pengetahuan dan sumber Perbukuan Kemendikbud untuk identifikasi
belajar sekaligus mendorong rasa cinta baca, buku-buku yang sesuai dengan usia anak.
yang dikelola oleh petugas pustaka (tenaga Selain itu juga perlu didukung dengan
honorer). Namun juga dijumpai bahwa peraturan tentang penggunaan dana BOS
koleksi buku perpustakaan belum ditata untuk membeli buku yang sesuai dengan
sesuai dengan tingkat perkembangan usia kebutuhan (berjenjang) dan telah
anak. Koleksi buku masih didominasi oleh mendapatkan 'clearance' dari Puskurbuk -
buku teks, sedikit buku fiksi. Di Sumba Barat Kemendikbud.
Daya umumnya sudah ada perpustakaan
3) Tantangan dalam Penerapan Program awal kadangkala guru menemui kesulitan karena
Rintisan dan Kreativitas Gur u dalam kemampuan siswa kelas awal dalam literasi sangat
Meningkatkan Efektivitas Program Rintisan bervariasi. Selain itu ada juga keterbatasan
INOVASI pengalaman guru dalam menerapkan pedoman
Dalam implementasi program Literasi INOVASI, literasi INOVASI. Beberapa hal tersebut menjadi
guru mempunyai peran penting dalam membuat potensi kurang lancarnya penerapan skenario
rencana pembelajaran termasuk skenario pembelajaran yang telah disusunnya. Disinilah
pembelajaran sesuai rambu-rambu; dan pola pentingnya kreativas guru dalam menyikapi kondisi
penyampaian materi kepada para siswanya sehingga kelas masing-masing sehingga penerapan strategi
proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. pembelajaran INOVASI bisa diterapkan dengan
Dalam penyampaian materi pembelajaran di kelas baik.
Ÿ Kasus di SD Katolik Kalelapa di mana guru efektivitas pembinaannya. Anak kelas 1, 2 dan
m e n ge l o m p o k k a n s i swa b e r d a s a r k a n 3 yang belum lancar membaca suku kata
kemampuan. Di SD ini kemampuan literasi dikelompokkan. Ada 5 level pengelompokan
siswa masih beragam. Untuk meningkatkan yaitu tentang huruf, suku kata, kata, membaca
kemampuan seluruh siswa, baik yang sudah lancar dan membaca pemahaman. Salah satu
mampu maupun yang belum, guru membuat contoh pengelompokan siswa kelas 1
pengelompokan siswa dengan tujuan untuk digambarkan sebagai berikut:
Ÿ Praktik pengucapan huruf abjad yang 4) Buy-in Semata Tidak Cukup untuk
biasanya hanya A, B, C, D …. sesuai arahan Mendukung Keberlanjutan Praktik Baik
INOVASI, sekarang pengucapan huruf harus di Kelas
dengan tambahan bunyi huruf vokal di Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan
belakang huruf abjad, seperti Aah! … Beeh! bahwa para gur u program INOVASI telah
Ceeh! … Deeh! … guru masih kesulitan menerapkan proses pembelajaran yang lebih baik.
mengajarkan kepada siswa, namun guru Bahkan beberapa diantaranya menerapkan
belajar dan belajar terus sehingga lama kreativitas pembelajaran agar supaya model
kelamaan bisa mengajarkan cara pengucapan pembelajaran literasi INOVASI menjadi lebih
huruf tersebut dengan benar. efektif. Selain itu dari beberapa kunjungan ke
Ÿ Tingkat absensi siswa cukup tinggi, mungkin sekolah di Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba
disebabkan berbagai faktor seperti budaya, Barat Daya didapatkan informasi bahwa pihak guru
kondisi geografis, dan hari pasar, sehingga dan kepala sekolah sangat antusias dalam menerima
merupakan tantangan non programatik yang program INOVASI karena memang terbukti proses
dihadapi guru dalam pembelajaran literasi di pembelajaran di kelas lebih menyenangkan, aktif
sekolah. Untuk mengatasi hal ini guru dan kreatif. Mereka bahkan mengharapkan agar
berupaya menjadikan kegiatan pembelajaran program INOVASI berlanjut.
di kelas menarik dan menyenangkan sehingga
siswa semangat untuk datang ke sekolah. Tantangannya adalah apakah praktik baik dalam
Strategi pembelajaran INOVASI yang strategi pembelajaran literasi di kelas akan
diterapkan di sekolah, dalam beberapa kasus, berlangsung terus setelah program rintisan selesai?
ternyata mampu untuk mengurangi absensi Harapannya tentunya praktik pembelajaran yang
siswa. Oleh karena itu model atau strategi baik akan tetap berlangsung terus.
p e m b e l a j a r a n I N OVA S I p e r l u u n t u k
'ditularkan' di kelas tinggi agar tingkat absensi Dari hasil wawancara dan diskusi, khususnya
siswa di semua jenjang kelas dapat dikurangi dengan para guru dan kepala sekolah didapat
dan pembelajaran di kelas tinggi juga menjadi informasi mengenai faktor pendukung yang
lebih menarik. Namun demikian, absensi di diperlukan untuk keberlangsungan praktik baik,
kelas rendah juga masih terjadi. antara lain sebagai berikut:
Ÿ Di Sumba Tengah, ditemukan guru di SD Narita 1) Perlu dukungan dana BOS
yang menerapkan pembelajaran kelas rangkap 2) Supervisi berkala oleh Pengawas Sekolah
(multi grade teaching) karena keterbatasan ruang 3) KKG sebagai pusat sumber belajar guru dan
kelas. Disini pada saat yang bersamaan guru sarana belajar secara kolegial perlu
menggabungkan dua kelas yang berbeda (kelas 1 dilestarikan
dan 2; kelas 4 dan 5) dalam satu kelas
4) Perhatian terhadap kualifikasi guru, status
pembelajaran dengan materi yang berbeda.
k e p e g awa i a n d a n k e s e j a h t e r a a n n ya
Dalam hal ini dituntut kemampuan guru untuk
(terutama guru honorer)
mampu mengelola kelas dengan baik dan
menjadikan siswa aktif sehingga kondisi kelas
tidak gaduh atau ada siswa yang tidak belajar 5) Dukungan Champions dan Pengembangan
karena guru mengajar bergantian kelas. Model Kapasitas Daerah Penting Untuk Scale-out
pembelajaran tradisional yang berpusat pada dan Keberlanjutan Prog ram Rintisan
guru diubah menjadi pembelajaran berpusat INOVASI
pada anak. Nampaknya guru belum dibekali Keberhasilan pelaksanaan, perluasan dan
dengan pengetahuan dan ketrampilan cukup keberlanjutan program INOVASI memerlukan
untuk mengajar dengan pola kelas rangkap. dukungan dari berbagai pihak termasuk kerjasama
Tidak mustahil bahwa praktik pembelajaran atau sinergi kelembagaan terkait di tingkat daerah
kelas rangkap dialami sekolah mitra INOVASI dan pusat. Dukungan champions, utamanya bupati
di wilayah lain. Nampaknya INOVASI perlu sebagai kepala daerah sangat penting karena di era
memberikan pembekalan kepada guru (dan otonomi daerah memiliki kewenangan luas dalam
Fasda) bagaimana menerapkan strategi hal urusan pendidikan, termasuk upaya peningkatan
pembelajaran kelas rangkap sehingga tujuan
hasil belajar siswa dalam literasi dan numerasi.
peningkatan mutu pembelajaran literasi bisa
tercapai.
Dari hasil kunjungan lapangan ke beberapa Saat ini komponen fasilitasi tidak menjadi bagian
sekolah dan audiensi dengan pimpinan daerah dan dari unit pelatihan, seperti halnya yang sebelumnya
OPD terkait Di Kabupaten Sumba Barat, Sumba dilakukan di program rintisan Guru BAIK.
Tengah, dan Sumba Barat Daya didapat kesan
bahwa semua pemangku kepentingan di daerah Selain kesiapan nara sumber (Fasda) untuk
mendukung program INOVASI sebagai instrumen perluasan dan keberlanjutan program rintisan,
strategis untuk mengatasi rendahnya kapasitas nampaknya juga diperlukan kesiapan pemerintah
literasi dan numerasi siswa di daratan Sumba. daerah, misalnya dari sisi kebijakan daerah yang
Bahkan Program INOVASI diharapkan lebih lama kondusif untuk mendukung perluasan program
beroperasi di daerah ini agar masalah rendahnya rintisan INOVASI (akan dibahas lebih lanjut di sub
tingkat literasi siswa bisa diatasi dengan tuntas. Tim bagian kebijakan pemerintah daerah).
Joint monitoring pusat dalam kesempatan audiensi
dengan bupati dan jajaran OPD di Sumba Barat Pemerintah daerah juga harus siap untuk mampu
mendapatkan informasi bahwa bupati sangat melakukan pemantauan rutin dan evaluasi apa yang
mendukung program INOVASI dan kelanjutannya, berhasil dan tidak berhasil dalam pelaksanaan
dan akan mendorong Pemerintah Desa melalui program INOVASI termasuk program perluasannya
musrenbang desa agar memberikan perhatian bagi yang didanai oleh APBD. Hasil pemantauan selain
keberlanjutan program INOVASI. untuk akuntabilitas kepada pimpinan daerah
(upward accountability) dan masyarakat (downward
Selain dukungan dari champions, kesiapan daerah accountability) juga sebagai lesson learned untuk
dalam hal kapasitas untuk perluasan dan perbaikan pelaksanaannya.
k e b e r l a n j u t a n p r o g r a m I N OVA S I p e r l u
dikembangkan. Dalam hal ini Fasda sebagai aktor Isu pokok yang mendesak adalah belum ada
utama dalam pelaksanaan penguatan kapasitas guru bidang atau sedikitnya seksi di Dinas Pendidikan
dan kepala sekolah perlu dikembangkan lebih lanjut kabupaten yang khusus bertanggungjawab atas
kapasitasnya agar lebih mampu melanjutkan manajemen mutu pembelajaran. Ketiadaan bidang
perjuangan INOVASI sesuai dengan konteks atau seksi penanggungjawab tentang mutu
daerahnya. pembelajaran dan penilaian (formatif dan sumatif)
dalam struktur oganisasi di Dinas Pendidikan
Dalam beberapa wawancara dengan Fasda sungguh menjadi kendala nyata bagi keberlanjutan
INOVASI didapatkan informasi bahwa kegiatan program pasca INOVASI.
pelatihan guru melalui workshop KKG sesuai
dengan prosedur. Pada umumnya para guru peserta 6 ) Jo i n t M o n i t o r i n g s e b a ga i j e m b a t a n
pelatihan aktif hadir dalam kegiatan workshop. komunikasi antara Guru/Sekolah dengan
Pemerintah Daerah dan Pusat
Fasda tidak berkeberatan dan siap untuk Selain melakukan pemantauan langsung
melanjutkan tugas sebagai Fasda khususnya untuk terhadap kemajuan pelaksanaan program rintisan
perluasan (scale out) program rintisan INOVASI di INOVASI di lapangan serta kajian bersama dengan
sekolah lain. Namun mereka masih memerlukan Pemda, joint Monitoring juga telah berhasil
dukungan pelatihan tambahan agar lebih mumpuni menjembatani komunikasi antara guru/sekolah
dalam memberikan pelatihan kepada para guru dan dengan Pemda untuk mengatasi beberapa
kepala sekolah. permasalahan yang dihadapi guru/sekolah,
termasuk masalah keterlambatan penerimaan dana
Wawancara dengan salah seorang Fasda Literasi BOS.
yang kebetulan juga sebagai Guru SD kelas 3 desa
Lokory didapatkan informasi sebagai berikut: Selain itu joint monitoring juga berhasil meng-
”… pengalaman saya sebagai Fasda inisiasi kemungkinan kolaborasi kelembagaan
sudah cukup namun masih perlu antara Pemda dan Pusat untuk mendukung program
penambahan materi pendalaman literasi di sekolah, seperti review buku perpustakaan
untuk metode menyampaikan agar sekolah dan rekomendasi dari Puskurbuk
guru-guru cepat memahami materi .... (Kemendikbud) ke pada Pemda untuk
kami masih perlu pendampingan pengadaan/seleksi buku secara berjenjang sesuai
pelatihan dari INOVASI”. dengan usia anak.
Kehadiran Tim Joint monitoring dalam dialog digunakan sebagai sumber dana potensial bagi
dengan masyarakat desa untuk pengembangan Desa dukungan pengembangan program literasi di desa
Literasi (di Desa Lokory) juga ikut menguatkan dan sekolah. Dengan demikian diharapkan bahwa
pentingnya kolaborasi antara masyarakat desa penggunaan dana desa tidak hanya terkonsentrasi
dengan sekolah untuk penguatan budaya baca di untuk pembangunan sarana fisik, namun juga
sekolah dan masyarakat. Penggunaan dana yang ada mendorong kemajuan literasi warga desa dan
di desa, seperti ADD dan dana desa, dapat sekolah.
Gambar 6: Dialog antara Tim Joint monitoring dengan masyarakat dalam kunjungan ke Desa Literasi
Tokoh masyarakat setempat mengungkapkan maju di hari-hari ke depan .... tidak seperti kami
dukungan kuat kepada program literasi: banyak tidak mengerti calistung …. dengan adanya
“ ….. program literasi sangat INOVASI yang mendukung kegiatan di sekolah
menyentuh kebutuhan masyarakat ... maupun taman bacaan ... itu yang kami harapkan
intinya agar supaya anak-anak pandai agar anak kami tidak saja belajar di sekolah tetapi
baca tulis ... kami ... masyarakat kalo juga di saat tidak sekolah ... kami bisa mengajak
d i t a n ya a p a k a h m e n d u k u n g . . . mereka ke taman bacaan ... sehingga mereka bisa
masyarakat siap mendukung ... apalagi memiliki pengetahuan selain didapatkan dari
ini terkait masalah pendidikan ... sekolah ... itu harapan kami dari orangtua ...”
sebagai warga negara yang baik kami
mendukung program pendidikan ... Kepala desa juga mengungkapkan bahwa desa
jangan sampai generasi kami ke depan siap membantu sekolah tidak hanya dalam hal
terbawa oleh persoalan kami sekarang penyediaan buku namun juga perbaikan ataupun
(banyak yang tidak bersekolah formal, pengadaan meja kursi siswa yang rusak, dan
hanya ikut paket A dan B) ......” rencananya akan dianggarkan dalam APBDesa
tahun depan. Kepala desa tergerak untuk membantu
Peserta diskusi dari perwakilan orang tua siswa sekolah melalui ketersediaan dana yang ada di desa.
mengucapkan terima kasih atas kunjungan Tim Dari semua ungkapan tersebut tersurat bahwa
Joint monitoring ke desa, serta mengungkapkan masyarakat siap berpartisipasi dalam mendukung
pentingnya dukungan INOVASI untuk kegiatan program literasi, baik yang ada di sekolah maupun di
literasi di sekolah dan di masyarakat untuk desa. Hal ini merupakan modal dasar untuk
kemajuan pendidikan anak: membangun kebersamaan dalam menuntaskan
“ …. kami berterima kasih Tim INOVASI datang masalah literasi di desa ini.
melihat kondisi kami ... anak-anak kami bisa lebih
Gambar 7. Sambutan tarian adat kunjungan Tim Joint Monitoring di Desa Lokory
diharapkan orang tua dan anak sekolah Secara umum, semua pimpinan daerah di
melakukan kegiatan membaca di rumah daratan Sumba telah sepakat untuk
selama 2 jam minimal sehari dalam mendukung pengembangan kebijakan dan
seminggu. Tujuannya agar membaca buku program guna meningkatkan hasil
merupakan kebiasaan masyarakat dan pembelajaran siswa jenjang sekolah dasar
diharapkan masyarakat menjadi cerdas dan (SD/MI), yaitu dengan terbentuknya
literat dalam berbagai hal. Forum Peduli Pendidikan Sumba (FPPS).
Program Desa Literasi ini tentunya sangat Forum tersebut beranggotakan wakil bupati,
berguna dalam mendukung pembiasaan ke pala Bappeda, dan ke pala Dinas
membaca bagi anak sekolah karena adanya Pendidikan dari setiap kabupaten di Sumba.
dukungan dari orangtua dan masyarakat. Di setiap kabupaten juga dibentuk Tim
Selain itu program Desa Literasi dapat Pengembangan Literasi yang terdiri dari
menjadi sarana penghubung keterbatasan pejabat pemerintah di sektor pendidikan,
akses masyarakat terhadap sumber bacaan pengawas sekolah, kepala sekolah, dan
yang umumnya tersedia di wilayah guru.
perkotaan. Komitmen pemerintah daerah Sumba
Bila dimungkinkan INOVASI bisa menjadi dalam meningkatkan mutu Pendidikan
jembatan komunikasi untuk penyediaan dasar di Sumba telah diikuti dengan
d a f t a r b u k u b a c a a n n o n - t e k s ya n g berbagai kebijakan Pendidikan yang
mendukung efektivitas program Desa ko ndusif untuk m endukung tujua n
Literasi. peningkatan hasil belajar siswa. Pada tahun
c) Kebijakan pemerintah daerah dalam 2019, pemerintah daerah Sumba (4
mendukung program pendidikan kabupaten) mengalokasikan dana APBD
Dalam era otonomi daerah, ur usan sebesar IDR. 5,921,600,000, untuk
Pe n d i d i k a n m e r u p a k a n s a l a h s a t u mendukung kegiatan pelatihan guru, scale
kewenangan Pemerintah Daerah. Oleh out Guru BAIK, serta pengadaan buku
karena itu bagaimana visi dan misi pelajaran sekolah dasar. Dengan rincian
pimpinan daerah dalam sektor Pendidikan sebagai berikut:
merupakan faktor penting dalam
mendukung keberhasilan program literasi
dan numerasi sebagaimana yang telah di-
inisiasi oleh INOVASI dan mitra kerja
lainnya.
Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Indonesia dan LPMP dari 12 provinsi seluruh
m e r u p a k a n l e m b a g a ya n g m e m i l i k i m i s i Indonesia. Ruang lingkup dari rapat ini adalah
mengembangkan dan menyelenggarakan sistem tentang sosialisasi Petunjuk Teknis (Juknis) proses
penilaian Pendidikan. Salah satu tugas Puspendik aplikasi pemindaian hasil UN. Selain itu, rapat
adalah mengembangkan model penilaian satuan koordinasi ini juga bertujuan untuk memberikan
pendidikan yang dituangkan ke dalam kegiatan pelatihan penggunaan aplikasi pemindaian kepada
pengembangan Model Pendataan dan Aplikasi para Koordinator Pemindaian tingkat Provinsi.
Pemindaian Hasil Ujian Nasional (UN). Kegiatan
ini bertujuan untuk (1) membuat sebuah sistem Rapat dibuka oleh Kepala Puspendik Moch.
pemindaian hasil UN yang lengkap, tepat, dan cepat Abduh, Ph.D. Kepala Puspendik cukup gembira
dalam penyajian informasi, dan (2) menerbitkan bahwa peserta Ujian Nasional Berbasis Kertas dan
hasil pemindaian yang lebih valid dan reliabel serta Pensil (UNKP) telah berkurang jumlahnya dan
dapat diumumkan dalam waktu yang lebih singkat sebaliknya peserta Ujian Nasional Berbasis
dengan hasil yang lebih teliti. Oleh karena itu, pada Komputer (UNBK) terus bertambah. Tidak ada
tanggal 19 s.d. 21 Maret 2019 Puspendik perubahan signifikan terkait Kebijakan UN
mengadakan Rapat Koordinasi Pemindaian Hasil dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
UN 2018/2019. Rapat ini dilaksanakan di Royal Hanya saja ada penekanan agar proses lebih cepat
Kuningan Hotel, Jakarta Selatan. dan hasil lebih cermat sehingga penyajianya tepat
guna. Jadwal UN 2018/2019 dimajukan ke bulan
Peserta kegiatan rapat koordinasi ini adalah April 2019. Hal ini terkait dengan pelaksanaan
Koordinator Pemindaian tingkat provinsi yang Pemilu pada 17 April 2019 dan terkait dengan
berasal dari Dinas Pendidikan seluruh provinsi di pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan.
Moch. Abduh juga mengingatkan para peserta bersinergi untuk mengejar ketertinggalan dan bisa
rapat terkait dengan penyelenggaraan UN di mencapai 100% UNBK di seluruh Indonesia.
delapan daerah terdampak bencana. Terkait dengan penggandaan naskah soal UNKP,
Penyelenggaraan perlu dirancang sebaik mungkin saat ini untuk jenjang SMK sudah selesai 100%
sehingga tidak merugikan siswa. Panitia UN harus (36.312 eksemplar), jenjang SMA sudah 100.88%
segera mendeteksi kondisi terkini di daerah tersebut, (216.353 dari target 214.239 eksemplar), sedangkan
apakah infrastrukturnya memadai, jadwal dapat jenjang sudah mencapai SMP 70.33% (2.133.898
dipenuhi, dan cakupan materinya sama atau tidak. dari target 3.032.712 eksemplar) dan ditargetkan
Jika diperlukan, untuk sekolah terdampak yang akan selesai tepat waktu.
kondisinya tidak memungkinkan untuk
menyelenggarakan UN, agar bisa dikoordinasikan Selanjutnya Dadang Sudiyarto, M.A. berharap
dengan Dinas Pendidikan untuk diselenggarakan di maksimal H-2 pelaksanaan UNBK, sinkronisasi
sekolah atau lokasi lain. Terkait dengan pencetakan sudah berjalan dengan baik, dan H-2 pelaksanaan
soal, Bapak Kepala Puspendik menginformasikan UNKP naskah soal beserta LJK sudah terdistribusi
bahwa penggandaan soal untuk jenjang SMA sebagaimana mestinya. Untuk pemindaian hasil
sederajat sudah selesai 100% dan soal-soal sudah Ujian Nasional jenjang SMK, SMA/MA/SMALB
berada di ibu kota provinsi. Sedangkan naskah soal merupakan tanggung jawab LPMP dan dibantu oleh
jenjang SMP sederajat sudah selesai sampai 77 % Dinas Pendidikan Provinsi. Sedangkan pemindaian
dan diharapkan akan selesai tepat waktu. hasil Ujian Nasional jenjang SMP/MTs/SMPLB,
PAKET B/WUSTHA PAKET C/Ulya merupakan
Pernyataan Moch. Abduh, diperkuat oleh tanggung jawab Dinas Pendidikan Provinsi dan
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan, dibantu LPMP.
Kemdikbud, Ir. Dadang Sudiyarto, M.A. yang
menyatakan bahwa UN 2018/2019 diikuti oleh 8,3 Rapat koordinasi dilanjutkan oleh Bambang
juta peserta UN, 103 ribu satuan Pendidikan. Suryadi, Ph.D. dari Badan Standar Nasional
Sebanyak 90.9% peserta mengikuti UNBK, Pendidikan (BNSP) yang menjelaskan tentang
sedangkan 9.1% sisanya masih menjalani UNKP. kebijakan yang berkaitan dengan UN 2018/2019.
Lalu 87% sekolah sudah mampu mengakomodir Dalam kebijakan sebelumnya, LPMP bertanggung
pelaksanaan UNBK, sedangkan 13% sekolah jawab pada pelaksanaan UNKP seluruh jenjang
lainnya masih UNKP. Saat ini ada 5 provinsi yang Pendidikan. Namun dalam Kebijakan yang terbaru,
sudah melaksanakan 100% UNBK untuk jenjang LPMP bertanggungjawab pelaksanaan UNKP
SMP/MTs, SMA/MA, SMK, PAKET B, PAKET C SMA/MA dan SMK, sedangkan SMP/MTs,
yaitu Provinsi DKI Jakarta, Gorontalo, Kalimantan PAKET B, PAKET C oleh Dinas Pendidikan
Selatan, Jawa Timur, dan Aceh. Sekretaris Provinsi. Untuk alur pemeriksaan dan pengolahan
Balitbang menyampaikan harapan Kepala Balitbang
agar Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP dapat
hasil UNBK seluruh jenjang dimulai dari proktor SD/MI, siswa akan melaksanakan US dan USBN,
mengirim respon jawaban pada setiap seksi ke sedangkan pada SMP sederajat, SMA sederajat, dan
Panitia UNBK Pusat. Untuk pemeriksaan dan SMK sederajat siswa hanya akan melaksanakan
pengolahan hasil UNKP SMA/MA/MAK dikirim USBN. Naskah soal untuk US dan USBN disusun
oleh UPT/KCD kepada LPMP untuk diteruskan ke guru dan dikonsolidasi oleh Kelompok Kerja Guru
Panitia Pusat. Lalu untuk pemeriksaan dan (KKG). Sedangkan naskah soal USBN SMP/MTs
pengolahan hasil UNKP SMP/Mts, Paket B, Paket sederajat dan SMA/MA sederajat disusun oleh guru
C dikirim oleh dinas Kabupaten / Kota ke Dinas dengan dikonsolidasikan Musyawarah Guru Mata
Pendidikan Provinsi untuk diteruskan ke Panitia Pelajaran (MGMP). Lalu untuk perakitan soal 100%
Pusat. Sedangkan pemeriksaan dan pengolahan menjadi wewenang ditingkat MGMP/KKG atau di
hasil UNBK Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) satuan pendidikan. Untuk soal USBN dari pusat
dikirim langsung ke Panitia Pusat dapat diunduh melalui laman web
http//usbn.puspendik.kemdikbud.go.id.
Bambang Suryadi, Ph.D menaruh perhatian
pada permasalahan yang menjadi tantangan dalam Ibu Asrijanty, Ph.D. menyampaikan langkah-
pemindaian UNKP, antara lain; SDM (proktor, langkah penyusunan soal. Kisi-kisi soal berasal dari
operator, pengawas ruangan); fasilitas/perangkat BNSP dan MGMP/KKG, penyusunan indikator
(komputer & scanner); dan kesalahan pada jawaban soal oleh MGMP/KKG, Penulisan soal oleh guru
siswa (biodata tidak lengkap, jawaban tidak jelas, ada Mata pelajaran di satuan Pendidikan, dan telaah
dua pilihan jawaban yg terekam). Untuk itu, perlu kualitatif berdasarkan kaidah penulisan soal di
komunikasi dan kerja sama yang baik antara LPMP tingkat MGMP/KKG. Perakitan soal merupakan
dan Dinas Pendidikan Provinsi untuk mengatasi proses penggabungan soal dari Kemdikbud dengan
masalah-masalah tersebut. Sehingga pada saat soal dari satuan pendidikan menjadi beberapa paket
pengumuman, yang nanti akan dilaksanakan secara soal. Perakitan soal dapat dilakukan di KKG atau
serentak, tidak terjadi kendala-kendala yang MGMP tergantung pada kebijakan Dinas
merugikan siswa yang ingin melanjutkan ke Pendidikan setempat. Aplikasi pendataan,
Perguruan Tinggi atau ingin segera mendapatkan pemindaian dan skoring hasil USBN disiapkan oleh
pekerjaan. Pengumuman hasil UN itu sendiri akan Puspendik dan diserahkan kepada Dinas Pendidikan
dilakukan serentak dalam rentang 6-9 Mei 2019 Kabupaten/Kota melalui Dinas Pendidikan
meskipun waktu pelaksanaan UN berbeda di setiap Provinsi. Hasil USBN diserahkan oleh Dinas
jenjang. Terakhir, Bapak Bambang Suryadi, Ph.D Pendidikan Kabupaten/Kota kepada Dinas
kembali menekankan pada pentingnya usaha Pendidikan Provinsi. untuk diteruskan ke Puspendik
perluasan UNBK dengan cara sharing-facility lintas setelah memperoleh Hasil USBN.
jenjang/jenis Pendidikan (menggunakan fasilitas
sekolah lain) ataupun dengan PTN/instansi lain Mekanisme pemindaian hasil UN 2018/2019
(Perguruan Tinggi dan instansi pemerintah / swasta) disampaikan oleh Bapak Doddy Agung Santoso,
S.E. Pada proses pemindaian hasil UN 2018/2019
Asrijanty, Ph.D, selaku Kepala Bidang Penilaian tidak ada perubahan signifikan dibandingkan
Akademik, Puspendik melanjutkan rapat dengan dengan pemindaian tahun sebelumnya. Namun ada
materi terkait Kebijakan Ujian Sekolah Berstandar penekanan pada proses pendataan, pemindaian, dan
Nasional (USBN) 2019. Komposisi soal pada Ujian skoring agar lebih teliti dan presisi. Pemindaian hasil
Nasional adalah 100% soal bersumber dari pusat, UN pada jenjang SMA, SMA, SMTK, SMAK dan
disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan isian SMK dilakukan oleh LPMP. Sedangkan pemindaian
untuk Mata Pelajaran Matematika SMA dan SMK. hasil UN jenjang SMP, MTs, Paket C, Paket B /
Lalu pada USBN terdiri dari 20-25% soal dari pusat Wustha, SMALB, SMPLB, SMK Teori Kejuruan
dan 75-80% sisanya bersumber dari sekolah / satuan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Untuk
pendidikan. Sedangkan untuk Ujian Sekolah (US) pengolahan LJUN dilakukan oleh Tim
keseluruhan soal bersumber dari sekolah / satuan Pe m b e r k a s a n d a n T i m Pe m i n d a i a n . T i m
pendidikan. Dengan USBN, kelulusan siswa Pemberkasan bertugas menerima berkas ujian
ditentukan sepenuhnya oleh pihak sekolah / satuan kemudian memilah-milah berkas tersebut. Setelah
pendidikan. Terkait dengan Prosedur Operasional itu Tim Pemberkasan menyiapkan lembar kerja
Standar (POS) USBN ditetapkan oleh BNSP. Ibu pemindaian, label LJUN per mata uji, ATK, dan
Asrijanty, Ph.D. mengatakan bahwa pada jenjang keperluan lain terkait dengan proses pemberkasan.
Sedangkan Tim Pemindaian bertindak sebagai isian/arsiran siswa sudah benar, cetak laporan dan
pemindai sekaligus validator. Tugasnya menyiapkan pisahkan LJUN yang tidak sesuai biodata lalu
komputer dan perangkat pemindaian, data referensi, laporkan ke koordinator, LJUN Matematika (SMA
aplikasi pemindaian, barcode reader, dan keperluan dan SMK) soal isian tidak valid sesuaikan dengan
lain terkait dengan proses pemindaian. isian jawaban di atas, cek LJUN yang belum dipindai
pada aplikasi dan cocokan dengan nomor peserta
Doddy Agung Santoso, S.E. menegaskan yang tidak hadir pada label LJUN, serahkan LJUN
Penerima Berkas bertugas melakukan verifikasi yang sudah dipindai kepada pengelola berkas untuk
berkas yang telah diterima (memastikan jumlah diarsipkan, serahkan lembar kerja dan berkas
amplop per SP sesuai Mata Uji dan Prodi, amplop lainnya kepada petugas validasi. Lembar jawaban
ruang per SP per Mata Uji dan Prodi, mencocokan inklusi untuk jenis ketunaan netra menggunakan
dan mencatat hasil perhitungan ke dalam lembar naskah braile yang nantinya disalin oleh petugas ke
kerja) dan melakukan serah terima kepada Petugas dalam LJUN. Sedangkan lembar jawaban jenis
Kabupaten / Kota menggunakan Berita Acara ketunaan low vision juga akan disalin oleh petugas ke
(menyerahkan seluruh amplop SP berisi amplop dalam LJUN. Tugas Tim Pemindai selanjutnya
ruang dan berkas lain ke tim pemilah berkas, dan adalah proses validasi. Proses ini merupakan tahap
pada hari terakhir ujian membuat rekapitulasi yang membutuhkan ketelitian tinggi sebab tujuan
peserta ujian susulan). Untuk proses Pemilahan utamanya adalah untuk memastikan bahwa semua
(labelling) Bapak Doddy Agung Santoso, S.E. proses sudah berjalan dengan baik dan benar.
menyatakan bahwa dibutuhkan banyak petugas dan
harus memiliki ketelitian tinggi. Setiap amplop Rapat berjalan semakin menarik ketika Bapak
diurutkan dari nomor terkecil, dipisahkan sesuai Taufik Damarjati, M.T. dari Direktorat SMK maju
jenis berkas, hitung dan cocokan jumlah LJUN per ke depan untuk menyampaikan paparan tentang
amplop ruang dengan daftar hadir, rekap hasil teori kejuruan SMK. Bapak Taufik Damarjati, M.T.
pencocokan ke lembar kerja pemindaian, susun menggaris bawahi bahwa lulusan SMK sedikit
LJUN per mata uji dr nomor urut kecil dan beri label berbeda dengan lulusan jenjang lain sebab mereka
LJUN, catat nomor peserta tidak hadir ke lembar dituntut untuk menjadi lulusan siap kerja. Untuk itu,
label LJUN, amplop kosong dimasukkan ke amplop Direktorat SMK melalui Subdit Kurikulum
SP sesuai prodi & mata uji. mempersiapkan kurikulum SMK yang bertujuan
untuk memenuhi Standar kompetensi lulusan,
Tim Pemindai bertugas memastikan data sesuai standar isi, standar penilaian, dan standar proses.
dengan LJUN, masukkan nomor peserta UN tidak Standar Isi merujuk pada lingkup Materi, Struktur
hadir ke aplikasi dari label LJUN, pastikan kurikulum, Buku dan sumber belajar lain.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kegiatan Lokakarya Penulisan Soal dihadiri oleh
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 43 mahasiswa yang berasal dari beberapa universitas
2 0 1 9 t e n t a n g O r g a n i s a s i d a n Ta t a Ke r j a di Kota Yogyakarta seperti Universitas Gadjah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, salah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia,
satu fungsi Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Universitas Sanata Dharma, serta Universitas
adalah melakukan pengembangan instrumen Mercu Buana Yogyakarta. Selain itu, kegiatan ini
penilaian dan bank soal. Dalam melaksanakan juga dihadiri oleh beberapa dosen dari Universitas
fungsi tersebut, Puspendik mengembangkan Gadjah Mada sebagai pakar di bidang pengukuran
berbagai instrumen untuk menunjang tercapainya dan juga pengembangan instrumen. Kegiatan
proses penilaian baik di bidang akademik maupun dibuka oleh Drs. Giri Sarana Hamiseno selaku
non-akademik. Instr umen akademik yang kepala bidang Penilaian Non Akademik, Puspendik.
dikembangkan oleh Puspendik berupa soal-soal Pak Giri menyampaikan pesan agar para penulis soal
mata pelajaran, sedangkan instrumen di bidang non- dapat berkomitmen untuk menulis soal tepat waktu,
akademik berupa soal-soal psikotes seperti Tes Bakat menghindari isu-isu politik, menghindari bias sosial
Skolastik (TBS) serta Tes Kepribadian dengan model budaya, serta menghindari penggunaan nama
Situational Judgement Test (SJT). tokoh-tokoh yang masih hidup. Pak Giri mengakhiri
sambutan dengan arahan agar penulis soal membuat
Salah satu langkah penting dalam melakukan soal yang mampu mengukur apa yang seharusnya
pengembangan instrumen penilaian adalah proses diukur dan bukan berpatokan untuk membuat soal
penulisan soal. Untuk dapat menghasilkan soal yang yang sulit namun justru tidak mampu dijawab oleh
berkualitas, penulis soal harus benar-benar peserta tes. Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan
memahami konstruk atau substansi dari instrumen terkait sosialisasi penulisan soal oleh Dr. Idwin Irma
yang akan dikembangkan. Tidak hanya itu, penulis Krisna selaku koordinator pengembangan bank soal
soal juga harus memahami kaidah penulisan soal non-akademik didampingi oleh tim teknis dari
yang baik agar soal yang dibuat benar-benar Puspendik dan juga para pakar dari UGM. Tim
mengukur aspek yang hendak diukur. Untuk Puspendik yang terlibat adalah Dra. Sosiati
memenuhi kebutuhan tersebut, Puspendik Gunawan, M.A., Dr. Wahyu Nurhayati, Yulia
memberikan pelatihan kepada para calon penulis Naelufara, M.Ed., Septian Dwi Cahyo, S.Psi, Rizki
soal melalui kegiatan Lokakarya Penulisan Soal. Indah Pujihastuty, S.Psi., Farah Perwitasari, M.Psi.,
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 18 Maret dan Irma Auliah, S.Psi.
2019 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pusat Penilaian Pendidikan mengadakan GTK Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang, Staf
Workshop Collaborative Problem Solving in Subdit Penilaian Direktorat Pembinaan SD,
Teaching & Assessment pada tanggal 25-27 Februari Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Pembinaan
2019. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Sidang SMA, dan Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen
Gedung E lantai 19, Komplek Kementerian Dikdasmen, Staf Subdit Peningkatan Kompetensi
Pendidikan dan Kebudayaan, Jl. Jenderal Sudirman dan Kualifikasi Subdit Pembinaan Guru Pendidikan
Jakarta. Workshop ini bertujuan untuk membuka Dasar dan Subdit Pembinaan Guru Pendidikan
wawasan para peserta terutama tenaga pendidik, Menengah, Direktorat GTK, Kemdikbud,
tentang pentingnya kompetensi siswa dalam Widyaiswara IPA dan Matematika LPMP Provinsi
menghadapi Era Industri 4.0. Peserta workshop tak DKI Jakarta, Dosen Fakultas MIPA IPB, UPI
hanya mendapatkan materi tentang apa itu Era Bandung, FMIPA UGM Yogyakarta, Gur u
Industri 4.0, namun juga pemahaman mengenai Matematika SMP Negeri 186 Jakarta, Guru IPA
cara mendiagnosa kemampuan siswa, SMP Negeri 20 Tangerang Selatan, guru Fisika
mengarahkannya agar bisa mencapai kompetensi SMA Negeri 67 Jakarta, serta guru Biologi dan
yang diharapkan, serta bagaimana menanamkan Kimia MA Insan Cendekia Serpong. Adapun
keterampilan Abad 21 ke dalam diri mereka. narasumber dalam kegiatan ini adalah Bapak Javier
Kegiatan ini juga membuka luas pandangan peserta Luque, Ph.D selaku Senior Education Specialist dari
workshop tentang bagaimana cara mempersiapkan Bank Dunia dan Bapak Prof. Pattrick Griffin dari
siswa agar mampu bersaing dalam dunia kerja, University of Melbourne. Kehadiran mereka dalam
mampu berpikir kritis, serta mampu memecahkan kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan,
berbagai permasalahan yang mungkin akan mereka memberi motivasi, dan pembaharuan bagi para
hadapi nanti di masa yang akan datang. peserta workshop, hingga mereka dapat lebih
bersemangat dalam mempersiapkan anak didiknya
Peserta dalam workshop ini terdiri dari staf menyongsong Era Industri 4.0.
Bidang Studi Matematika dan IPA Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Balitbang, Staf Bidang Penelitian
WORKSHOP HARI PERTAMA lama sekolah, dan pengeluaran per kapita. Pada
Workshop dibuka oleh Kepala Badan Penelitian tahun 2017, Indonesia berada pada indeks 70.81,
dan Pengembangan, Bapak Totok Suprayitno, Ph.D. pada tahun 2018 naik menjadi 71.5, diharapkan
Beliau berpesan agar para peserta memanfaatkan pada tahun 2019 naik lagi menjadi 71.98 dan pada
kegiatan selama 3 hari ini untuk mengasah 2020 ditargetkan mencapai indeks 72.51. Namun
kemampuan, menambah pengetahuan, dan terlibat berdasarkan Human Capital Index yang dirilis oleh
aktif selama kegiatan berlangsung. Selain itu, beliau Bank Dunia, anak Indonesia yang lahir saat ini,
juga mengatakan bahwa pada Abad 21 tantangan dalam rentang 18 tahun kemudian, hanya dapat
bagi stake-holder dunia pendidikan juga terus mencapai 53% dari potensi produktivitas
meningkat dan permintaan akan tenaga kerja yang maksimumnya. Artinya masih banyak ruang yang
berkompeten semakin tinggi. Sehingga tenaga bisa dikembangkan agar capaian potensi
pendidik diharapkan sekali untuk dapat memahami produktivitas ini bisa meningkat lagi.
apa saja yang dibutuhkan siswa menuju Era Industri
4.0. Tak cukup sampai disana, tenaga pendidik Kepala Pusat Penilaian Pendidikan, Moch.
dituntut untuk memiliki integritas, semangat, dan Abduh, Ph.D. juga menyampaikan hal senada.
kreatifitas dalam mengantarkan anak didik menuju Namun Moch. Abduh menyoroti pertumbuhan
Era Industri 4.0 yang sudah di depan mata. Sangat digital yang semakin pesat bahkan melebihi jumlah
diharapkan kelak anak didik siap secara mental, penduduk di Industri 4.0 sekarang ini. Artinya,
memiliki kompetensi dan keterampilan yang setiap satu orang memiliki lebih dari satu gawai.
memadai. Pada tahun 2016, rata-rata orang Indonesia
menghabiskan waktu untuk mengakses internet,
Sesi selanjutnya diisi oleh Dr. Hadiat, MA selaku baik menggunakan PC atau tablet, hingga 8 jam 44
Direktur Pendidikan dan Agama, Kementerian menit per hari, sementara hanya 2 jam 23 menit
PPN/BAPPENAS. Dr. Hadiat menyampaikan untuk menonton TV. Di tahun yang sama, sebanyak
target Kementerian PPN/BAPPENAS dalam 132.7 juta orang Indonesia merupakan pengguna
paparan bertajuk Rencana Pembangunan Sumber aktif internet. Dari jumlah tersebut, 69.8% pelajar
Daya Manusia Indonesia untuk menghadapi Indonesia merupakan pengguna aktif internet.
tantangan abad-21. Dr. Hadiat juga menyampaikan Fakta ini berimbas pada peralihan berbagai aspek
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia kehidupan kepada konsep digital. Hampir semua
yang terus meningkat dan sudah masuk kategori aktivitas kini sudah didigitalisasi. Jenis pekerjaan
tinggi. Komponen pembentuk IPM adalah Angka pun turut mengalami peralihan. Berbagai profesi
Harapan Hidup, rata-rata lama sekolah, harapan baru bermunculan dan semuanya berbasis digital.
Menyikapi fakta tersebut, Moch. Abduh, Ph.D. memadai. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
mengatakan bahwa Literasi Dasar (membaca, yaitu: tingginya tingkat anak putus sekolah,
numerasi, finansial, pengetahuan IPA, pemahaman kurangnya keterlibatan siswa sehingga mereka tidak
TIK, serta melestarikan budaya dan bermasyarakat) bisa menentukan pilihan, tidak merasa aman,
Kompetensi (kemampuan berpikir kritis, kreativitas, cenderung tertutup, dan lebih senang menyendiri.
kecakapan berkomunikasi dan kemampuan Perbedaan capaian siswa pada akhirnya berujung
berkolaborasi) dan Penguatan Karakter (rasa ingin pada tingkat pengangguran yang tinggi. Jumlah
tahu, inisiatif, gigih, adaptif, memiliki jiwa siswa yang berprestasi, berkompeten, dan memiliki
kepemimpinan, serta kepekaan sosial dan budaya) karakter saat ini belum merepresentasikan wajah
merupakan kecakapan hidup yang dibutuhkan capaian siswa Indonesia secara keseluruhan.
dalam menghadapi Abad 21.
Untuk dapat memenuhi tuntutan pekerjaan abad
Sesi keempat workshop pada hari pertama diisi 21, Javier Luque, Ph.D. berharap agar siswa dapat
dengan paparan dari Javier Luque, Ph.D. selaku menguasai keterampilan dasar, antara lain: Learning
Senior Education Specialist dari Bank Dunia. and Innovation Skill (berpikir kritis dan mampu
Peserta workshop tampak antusias dan mendengar menyelesaikan masalah, komunikasi, kolaborasi,
dengan seksama ketika beliau menyampaikan kreatif dan inovatif). Kemudian, untuk persiapan
paparan berjudul What are 21st Century Skills and Why menghadapi dunia kerja yang sangat dinamis, siswa
They Are Important. Javier Luque mengungkapkan juga diharapkan memiliki literasi media dan ITC
bahwa Keterampilan Abad 21 sangat dibutuhkan (Information, technology, communication). Selanjutnya
karena kehidupan terus berubah, sedangkan sistem siswa dituntut memiliki Improving Self-Efficacy Skill
pendidikan gagal mengikuti perubahan tersebut. (pola pikir yang baik, resilien, positif, dan optimis).
Keterampilan manual kini sudah jarang diminati Terakhir adalah Understanding and Interacting Each
dan permintaannya terus menurun. Ini merupakan Other (mampu melihat dari berbagai sudut pandang,
tuntutan yang semakin tinggi. Namun demikian, bertanggung jawab dalam berkomunikasi, dan
sekolah belum bisa mengimbangi tuntutan tersebut mampu menyelesaikan konflik.)
dengan menghasilkan lulusan dengan keterampilan
Anak adalah aset masa depan suatu bangsa yang Kesiapan bersekolah (school readiness) merupakan
harus dipersiapkan sebaik mungkin agar kelak dapat istilah yang digunakan dalam berbagai riset
menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berakhlak pendidikan untuk menggambarkan kesiapan anak
mulia. Pendidikan yang berkualitas sejak masa usia secara fisik, sosial, psikologis, dan intelektual untuk
dini menjadi salah satu faktor penting untuk memulai pendidikan formal. Sejak tahun 2009
membentuk generasi bangsa yang berkualitas di sampai dengan dengan 2012, Pusat Penilaian
masa depan. Data yang diperoleh dari Buku Saku Pendidikan, Balitbang Kementerian Pendidikan dan
Ikhtisar Data Pendidikan dan Kebudayaan tahun Kebudayaan telah mengembangkan Tes Kesiapan
2017/2018 menyebutkan bahwa jumlah anak usia Bersekolah untuk program pemetaan kesiapan
dini (berumur 3 – 6 tahun) adalah 19.234.500 anak, bersekolah bagi siswa PAUD yang akan melanjutkan
namun belum semua anak mendapatkan layanan ke Sekolah Dasar di 12 provinsi, yaitu Bangka-
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Bahkan, Belitung, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jambi,
angka partisipasi kasar pada anak usia 4 – 6 tahun Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, NTB,
hanya sebesar 40,88 persen yang mendapatkan Maluku, Papua Barat, Papua, Jatim, Lampung, dan
layanan pendidikan PAUD di Taman Kanak-Kanak. Banten. Hasil pemetaan kesiapan bersekolah yang
Hal ini dapat mempengaruhi kesiapan bersekolah dilakukan oleh Puspendik tersebut menunjukkan
anak ketika harus memasuki jenjang Sekolah Dasar. bahwa dari seluruh responden sebanyak 1400 siswa
Padahal banyak penelitian yang menunjukkan (655 laki-laki, dan 745 perempuan), 70,5%, siswa
bahwa PAUD sangat berkontribusi dalam PAUD telah memiliki kesiapan secara kognitif,
membantu kesiapan bersekolah anak. Nurhayati 64,3% memiliki kesiapan secara bahasa, 41,9%
(2017) menemukan bahwa pendidikan di TK memiliki kesiapan secara motorik kasar, 40,9%
membantu anak untuk menyesuaikan diri pada memiliki kesiapan secara motorik halus, dan 49%
masa transisi ke SD. Halimah dan Kawuryan (2010) memiliki kesiapan secara sosial emosional.
juga menemukan bahwa anak yang bersekolah di TK
menunjukkan kesiapan bersekolah yang lebih besar
jika dibandingkan anak yang tidak bersekolah di TK.
Berdasarkan pertimbangan
tersebut perlu dikembangkan
kembali instrumen yang praktis dan
mudah digunakan oleh guru TK
dengan berbagai latarbelakang
pendidikan namun tetap dapat
membantu guru untuk memperoleh
gambaran perkembangan anak yang
dibutuhkan untuk kesiapan
b e r s e k o l a h . P u s a t Pe n i l a i a n
Pe n d i d i k a n a k h i r n ya k e m b a l i
mengembangkan instrumen
kesiapan bersekolah yang yang
bernama “Gambaran Kesiapan
Bersekolah Anak Usia 5-6 Tahun”.
Tujuan pengembangan instrumen ini
Instr umen kesiapan bersekolah yang adalah untuk membantu guru TK
dikembangkan Puspendik terbukti mampu memperoleh informasi tentang gambaran
memetakan kondisi perkembangan motorik, perkembangan siswanya yang dilihat dari aspek
kognitif, sosio emosional, dan bahasa sebagai dasar perkembangan motorik, kognitif, sosial-emosional
kesiapan bersekolah anak. Hasil pemetaan potensi dan bahasa anak yang diperlukan untuk bersekolah
ini sangat bermanfaat bagi guru TK/ PAUD. Namun pada rentang usia tersebut. Secara lebih rinci
demikian, guru PAUD tidak dapat menyajikan Instrumen ini memiliki kelebihan dibandingkan
instrumen ini langsung kepada siswanya karena instrumen kesiapan bersekolah tahun 2012:
instrumen tersebut didesain untuk 1. Instrumen disusun tanpa menggunakan alat
diadministrasikan oleh psikolog atau orang yang bantu atau alat peraga yang rumit;
sudah dilatih sebelumnya. Penyajian instrumen 2. Item berupa perilaku yang dapat diamati
tersebut juga menggunakan peralatan-peralatan oleh guru di sekolah atau ditanyakan
yang cukup banyak seperti matras, bola, mainan, kepada orang tuanya sehingga dapat
alat tulis, serta buku-buku atau form-form isian yang digunakan oleh semua gur u dengan
memuat pertanyaan yang harus dijawab oleh anak. berbagai latar belakang pendidikan;
Hal ini menjadikan instrumen tersebut kurang 3. Guru akan mudah memperoleh informasi
praktis dan hanya dapat disajikan oleh orang-orang atau gambaran perkembangan anak,
tertentu saja. Hal ini tentu saja membuat dilema, mencakup aspek-aspek perkembangan yang
bahwa disatu sisi seharusnya guru dapat mengetahui mendukung kesiapan bersekolah anak.
gambaran kesiapan bersekolah anak dengan mudah,
namun disisi lain guru tidak dapat menggunakan Pengembangan instrumen Gambaran Kesiapan
instrumen tersebut apalagi bagi guru dengan Bersekolah ini bekerjasama dengan praktisi dari
pendidikan rendah. Menurut data Pendidikan dan Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Kebudayaan tahun 2017/2018 prosentase guru TK dan Pusat Kurikulum Perbukuan serta akademisi
yang berpendidikan S1 sebanyak 60,61 persen. Hal dari fakultas-fakultas Psikologi di Jakarta yakni
ini berarti bahwa masih terdapat 39,39 persen guru Universitas Indonesia, Universitas Negeri Jakarta,
yang belum memenuhi standar kualifikasi yang Universitas Atma Jaya, dan Universitas Mercu
ditetapkan pemerintah. Meskipun dalam Buana. Jumlah soal yang dikembangkan berjumlah
Permendikbud RI Nomor 137 Tahun 2014 tentang 400 butir dengan mengacu pada lima dimensi
standar PAUD, telah diatur bahwa guru PAUD kesiapan bersekolah yang disusun oleh The National
harus berpendidikan sarjana/sederajat di bidang Education Goals Panel yang meliputi perkembangan
kependidikan yang relevan dengan PAUD atau motorik, kognitif, sosial emosional, dan bahasa.
lulusan sarjana Psikologi, namun di lapangan tidak Soal berupa perilaku-perilaku siswa yang mudah
dapat dipungkiri bahwa banyak satuan pendidikan diamati oleh guru atau dapat ditanyakan kepada
PAUD yang memiliki guru dengan latarbelakang orang tua. Guru nantinya akan memberikan respon
pendidikan yang bermacam-macam bahkan dengan berupa ceklist pada rentang 1 sampai dengan 4 yang
pendidikan rendah. sudah disusun rubrik penilaiannya.
*****
Sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20 telah mengirimkan guru yang bertugas mendidik
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, anak-anak PMI dalam jenjang setara dengan
negara berkewajiban memberikan layanan dan pendidikan sekolah dasar, sebagai bagian dari upaya
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya dan kewajiban pemerintah untuk mencerdaskan
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara warga negaranya.
tahun tanpa diskriminasi, baik yang tinggal di dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Secara bertahap, sejak tahun 2006, Kementerian
(NKRI), maupun Warga Negara Indonesia (WNI) Pendidikan dan Kebudayaan telah mengirimkan
yang tinggal di luar negeri. Pemerintah juga sebanyak 529 pendidik. Tahun 2019 ini merupakan
menjamin terselenggaranya pendidikan bagi setiap angkatan ke 10 pengiriman guru Indonesia ke
warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas Malaysia oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
tahun (wajib belajar 9 tahun), baik yang tinggal di Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan
wilayah NKRI maupun luar negeri. Namun pada Kebudayaan. Guru yang akan dikirimkan berjumlah
kenyataannya, anak-anak pekerja migran Indonesia 86 (delapan puluh enam) orang yang akan
(PMI) di Malaysia, khususnya yang bekerja di sektor ditugaskan selama 2 (dua) tahun. Proses awal yang
perkebunan, mengalami kesulitan untuk dilakukan sebelum pengiriman guru adalah seleksi
memperoleh akses pendidikan. calon guru yang dilakukan melalui beberapa tahap
untuk memperoleh calon guru yang berkualitas.
Secara historis, pada tahun 2002, Pemerintah Jumlah pendaftar calon guru pada tahun 2019
Malaysia mulai melarang warga negara asing sebanyak 3525 orang pendaftar, terpilih 400 orang
bersekolah di Sekolah Kebangsaan Malaysia calon guru yang telah lolos seleksi administrasi dan
(Sekolah Dasar di Malaysia). Hingga kemudian mengikuti tahap seleksi selanjutnya yaitu tes tertulis
pada tahun 2006 terjadi kesepakatan antara dan non tertulis. Komponen tes tertulis adalah
pemerintah Indonesia dengan Malaysia untuk psikotes dan tes bidang studi, sedangkan komponen
mendirikan pusat-pusat belajar di ladang-ladang tes non tertulis adalah peer teaching, wawancara, dan
sawit yang ada di seluruh Sabah, Malaysia. Oleh Leaderless Group Discussion (LGD). Tes tertulis dan
karena itu, sejak tahun 2006 pemerintah Indonesia non tertulis angkatan 10 ini dilaksanakan pada
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 28 Maret 2019 secara serentak di 8 (delapan)
Kemudian selain peer teaching dan LGD, proses Semoga tujuan dari proses seleksi guru ini tercapai
seleksi yang juga dilakukan adalah wawancara. sejalan dengan minat dari para guru untuk
Wawancara merupakan salah satu teknik penting memenuhi kebutuhan tenaga pendidik dan untuk
dalam proses penilaian dan evaluasi untuk seorang memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak
peserta seleksi. Meskipun psikotes dan tes bidang Indonesia di Community Learning Center (CRC)
studi sudah dilakukan, komunikasi one-by-one antar wilayah kerja Konsulat Jenderal Republik Indonesia
individu tetap menjadi bagian penting dalam proses (RI) di Sabah dan Serawak Malaysia yang belum
penilaian. Hal ini dikarenakan ciri-ciri perilaku, memperoleh akses pendidikan yang memadai.
motivasi, kepribadian, dan kemampuan umum Kondisi sekolah yang sederhana dan jarak tempuh
dapat dinilai melalui wawancara. Proses wawancara yang jauh dari pusat kota dengan fasilitas seadanya
dilakukan oleh pihak LPTK dan perwakilan dari semoga justru menjadi tantangan tersendiri bagi
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di guru-guru untuk semakin terpacu meningkatkan
Malaysia menggunakan panduan wawancara yang kualitas pendidikan anak-anak bangsa di sana.
disusun oleh Puspendik berdasarkan aspek-aspek
psikologis yang ingin dinilai dari setiap peserta REFERENSI
seleksi. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Keseluruhan proses seleksi berakhir setelah Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar.
setiap peserta dipastikan telah melalui setiap (2019). Panduan Seleksi Calon Guru Tahap 10
tahapan seleksi dimulai dari psikotes, tes bidang untuk Pendidikan Anak-anak Indonesia di
studi, LGD, peer teaching, dan wawancara. Proses Malaysia: Jakarta.
seleksi yang dilakukan diharapkan mampu
menjaring guru-guru yang kompeten dan memiliki
tekad besar untuk mencurahkan seluruh potensi
yang dimiliki untuk mendidik anak-anak bangsa
yang berada di Malaysia dengan sepenuh hati.
DUNIAWI
Ÿ Kaitkan dengan kehidupan dunia
Ÿ Melakukan aktifitas terbimbing bagi para
peserta didik untuk mengaplikasikan temuan
ilmu atau aturan-aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari.
Ÿ Dilakukan penilaian atas sikap dan
perilakuknya sehingga tumbuh kebiasaan
baiknya.
UKHROWI
Ÿ Jadikan amalan untuk menuju akhirat
Ÿ Melakukan aktifitas terbimbing terhadap
para peserta didik untuk melipatkan
gandakan amal-amal kebaikan sebagai bekal
akhirat didasarkan aturan-aturan Allah
SWT atas dasar ilmu yang dipelajarinya
dengan benar.
Ÿ Dilakukan penilaian atas amalan-amalan
kebaikan yang tumbuh.
Soal USBN dan UNBK sekarang memang sudah WACANA PENGHAPUSAN UN DAN DIGANTI
menggunakan soal-soal HOTS, yang dengannya DENGAN TES POTENSI DAN BAKAT
diharapkan akan lahir siswa – siswa yang memiliki Al Fityan berpendapat bahwa UN dilakukan untuk
kualitas akademik yang baik yang bisa bersaing dengan mengukur pencapaian kompetensi lulusan pada mata
negara lain. Siswa yang terbiasa menyelesaikan soal – pelajaran secara nasional dengan mengacu pada SKL
soal HOTS yaitu soal – soal yang memerlukan dan dilakukan di akhir tahapan sekolah sebagai
kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk evaluasi. Sementara Tes Potensi dan Bakat adalah alat
menjawabnya akan mudah menyelesaikan masalah untuk mengetahui potensi dasar/bakat dan karakter
yang muncul dalam kehidupannya sehari – hari. siswa yang dilakukan di awal tahun ajaran. Dua hal ini
Karena akalnya akan segera mengarahkan untuk berbeda karena dilakukan di waktu yang tidak sama.
menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi.
UN bisa saja diganti seperti penilaian portofolio di
Dimasa kini untuk mengetahui potensi siswa bisa Singapura. Sekolah dan guru melakukan penilaian dan
dilakukan dengan berbagai tes, tidak harus melihat bimbingan secara personal dari awal masa pendidikan.
hasil USBN atau UNBK. Contohnya dengan tes Sehingga saat akhir masa pendidikan, tidak diperlukan
STIFIN, MBTI, Tallent Mapping, Psikotes atau ujian akhir.
lainnya. Dengan tes itu siswa dibantu untuk
menentukan pilihan program studi ke jenjang "Sesuai dengan teori multiple intelligences di mana
pendidikan yang lebih tinggi. Meskipun begitu tidak setiap anak memiliki kecerdasan yang beragam. Oleh
menafikan peran hasil USBN, UNBK maupun PAS sebab itu guru dan sekolah wajib mengenali atau
yang juga bisa dijadikan panduan untuk menentukan menelusuri setiap potensi murid untuk dikembangkan
potensi siswa. secara optimal.
Nilai PAS lebih tepat untuk melihat kemampuan Sistem penilaian lainnya adalah penerapan PAS
akademik siswa karena dilakukan setiap semester dan (Penilaian Akhir Semester) yang sebelumnya bernama
selalu dipantau oleh sekolah. SMAS Al Fityan Medan UAS (Ulangan Akhir Semester). Karena PAS
sendiri sudah memberikan fasilitas Psikotes, MBTI dan dilakukan setiap semester, perkembangan akademik
Ta l l e n t M a p p i n g u n t u k s i s w a n y a d e n g a n siswa lebih terpantau dibandingkan dengan penilaian
memanfaatkan jasa BK, biro dan trainer. Dengan yang dilakukan setiap 3 tahun sekali. Orang tua bisa
demikian siswa lebih mudah menentukan pilihan mendapatkan informasi tersebut lewat rapor yang
program studi ke jenjang yang lebih tinggi. Siswa juga diterima siswa dan bisa berkonsultasi kepada guru
dijadwalkan untuk bimbingan individu dengan BK bidang studi masing-masing mengenai nilai yang
dimana siswa berdiskusi tentang potensi dirinya. diperoleh siswa.
UNBK dilaksanakan berdasarkan action plan yang Dalam dua tahun terakhir ini SMA Al Fityan
sudah dilaksanakan. Untuk mengutakan hal tersebut mengalami peningkatan rata – rata nilai untuk mata
proktor dan teknisi juga kita ikutkan dalam pelatihan pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan
teknis pelaksanaan UNBK serta bergabung dalam Matematika meskipun tidak signifikan.
komunitas proktor se-Sumatra Utara. Persiapan
akademis sudah kita mulai sejak semester 1 kelas XII Dalam melaksanakan UNBK pihak sekolah tidak
dengan memulai bimbingan belajar dan try out di bekerja sendiri. Pihak sekolah bekerjasama dengan
sekolah. Untuk try out kita laksanakan berbasis CBT komite khususnya orang tua siswa kelas XII untuk
hal ini ber tujuan untuk membiasakan siswa membantu menyukseskan pelaksanaan UNBK ini.
mengerjakan soal di komputer. Selain itu sekolah juga Kerjasama ini dilakukan dalam bentuk, dukungan
bekerjsa sama dengan orang tua untuk membiasakan orang tua untuk memantau belajar siswa di rumah saat
siswa mengikuti try out online, bimbel online dan pelaksanaan UNBK. Orang tua diharapkan
diskusi online di rumah. Dalam Persiapan akademis mengontrol penggunaan handphone siswa agar mereka
sekolah juga membisakan siswa mengerjakan soal lebih fokus dalam menghadapi ujian. Wali kelas selalu
HOTS, karena pengalaman sebelumnya siswa banyak mengirimkan SMS motivasi kepada orang tua agar
mengalami kesulitan mengerjakan soal HOTS. tetap bersemangat memantau siswa di rumah. Selama
pelaksanaan UNBK, orang tua siswa melalui komite
Untuk menghadapi UNBK ini pihak sekolah sudah menyediakan snack untuk seluruh siswa yang baru
mempersiapkan berbagai strategi agar siswa bisa menyelesaikan mata pelajaran yang diujikan. Di hari
melewatinya dengan mudah. Dimulai dengan terakhir UNBK, para orang tua menjemput siswa yang
m e n a m b a h j a m p e l a j a r a n k h u s u s n ya m a p e l sudah selesai menghadapi ujian agar tidak melakukan
Matematika, melengkapi guru dan siswa dengan buku corat – coret seragam sekolah.
soal – soal UN, bekerjasama dengan pihak bimbel
untuk melaksanakan Try Out UNBK, dan juga Sejauh ini partisipasi orang tua melalui komite
bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi dalam pelaksanaan UNBK masih dalam bentuk
Sumatera Utara untuk melaksanakan simulasi UNBK. sebagaimana yang dipaparkan di atas. Dan kegiatan ini
Sebelum pelaksanaan UNBK, pihak sekolah berlangsung setiap tahun.
mengadakan out bond motivasi untuk kelas XII guna
menanamkan semangat dan kejujuran kepada mereka. Yayasan Al Fityan Medan adalah lembaga
Sejak tahun pertama SMA ini berdiri, pihak sekolah pendidikan yang memiliki bidang yang berfungsi untuk
sudah bekerjasama dengan pihak bimbel untuk mengembangkan manajemen yayasan, kapasitas dan
melaksanakan Try Out UN. Try Out ini dilaksanakan kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan.
dua kali dalam satu semester dengan memanfaatkan Bidang ini adalah bidang Manajemen dan Sumber
laboratorium komputer yang ada di sekolah. Daya Manusia (MSDM) yang sudah dibentuk sejak
tahun 2014. Proses perekrutan pendidik dan tenaga 9. Menjamin seluruh proses kegiatan sekolah untuk
kependidikan, pelatihan pendidik dan tenaga selalu berorientasi pada mutu.
kependidikan adalah bagian dari tugas MSDM. 10. Menumbuhkan budaya profesionalisme
Hasil analisis IRT untuk mendapatkan informasi mengalami masalah dan memiliki resiko mengalami
mengenai siswa bermasalah di setiap provinsi, ketidakmatangan emosi. Hasil selengkapnya
menunjukkan bahwa sejumlah siswa SD dan SMP dapoat dilihat pada tabel di bawah ini.
Abstrak. Tujuan utama studi ini adalah menjawab pertanyaan berikut. Apakah terdapat pengaruh perasaan siswa
dalam menghadapi UNBK terhadap hasil ujian nasional (UN) SMP 2018? Populasi penelitian ini adalah siswa
SMP yang sedang belajar pada tahun 2018, sedangkan sampelnya adalah siswa SMP kelas 9. Alasan pemilihan
sampel adalah siswa yang sedang mengikuti UN tahun 2018. Data dalam penelitian ini berbentuk skor tes dan
kuesioner yang dijawab siswa SMP di 34 provinsi di seluruh Indonesia, yaitu 3224331 siswa dari 37859 SMP.
Berdasarkan hasil analisis varian satu jalur diperoleh hasil seperti berikut. Berdasarkan nilai rata-rata nasional,
perasaan siswa dalam menghadapi UNBK terhadap hasil UN 2018 adalah terbukti. Artinya terdapat pengaruh
yang signifikan (P<0,000) perasaan siswa dalam menghadapi UNBK terhadap hasil UN 2018 untuk mata
pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA, (Sig. 0,000). Sebagian besar perasaan siswa
dalam menghadapi UNBK 2018 adalah optimis (46%). Adapun siswa yang cemas dan sangat cemas persentasenya
lebih rendah yaitu 23,7% dan 9,3% serta siswa yang perasaannya biasa-biasa saja hanya 20,1%. Kesimpulannya
adalah bahwa kekhawatiran (sangat cemas, cemas, biasa saja, dan optimis) siswa dalam menghadapi UNBK
terhadap mata pelajaran yang diujikan tergantung pada tingkat kemampuan siswanya (sangat baik, baik, cukup,
kurang). Semakin tinggi kemampuan siswa mata pelajaran yang dikhawatirkan adalah mata pelajaran: Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan Matematika. Semakin rendah kemampuan siswa mata pelajaran yang
dikhawatirkan adalah mata pelajaran: Matematika, IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
Semakin tinggi tingkat kecemasan bagi siswa, Jadi, Tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan
semakin rendah nilai mereka dalam tes, (Tsai dan Li, dalam menghadapai ujian berbasis CBT sangat
2012). Hal ini terdapat kecemasan sosial di kalangan beragam namun pada umumnya mengalami
siswa. "Kecemasan sosial adalah kecacatan yang kecemasan sedang. Semakin tinggi tingkat semester
terus-menerus dan tersembunyi yang berdampak maka semakin rendah tingkat kecemasan
pada pembelajaran dan kesejahteraan (hal 375). mahasiswa dalam menghadapi ujian CBT, (Anissa
Siswa dengan kecemasan sosial membutuhkan dan Mirwanti, 2018). Untuk contoh di luar negeri,
dukungan pedagogis, (Russell dan Topham, 2012). sebuah studi yang melibatkan siswa foreign language
Hal ini tidak berkaitan dengan stres, karena stres anxiety (FLA) di China telah menemukan bahwa
kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja, tetapi mereka yang menunjukkan kecemasan tinggi,
secara simultan (bersama-sama) kecerdasan emosi tingkat mencapai skornya rendah dalam tes prestasi
dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja, Inggris (Shao, Yu, & Ji, 2013). Contoh lainnya
(Mangkunegara dan Puspitasari, 2015: 142). adalah mahasiswa Korea belajar belajar bahasa
Inggris Tingkat kemahiran yang lebih tinggi dalam
Sebagai contoh siswa SMK di Kuta mengalami bahasa Prancis atau Cina dengan tingkat kecemasan
kecemasan menghadapi UNBK tahun pelajaran yang lebih rendah dalam bahasa Inggris daripada
2017/2018 yaitu pada tingkat rendah sebanyak 4 Siswa dengan tingkat kemahiran rendah dalam
orang siswa (10%), sedang sebanyak 18 orang siswa bahasa yang sama, seperti yang ditunjukkan oleh
(45%), tinggi sebanyak 15 orang siswa (37,5%) dan Thompson Dan Lee (2013). Percobaan mereka
sangat tinggi sebanyak 3 orang siswa (7,5%), direplikasi oleh Thompson dan Khawaja (2015)
(Apriliana, 2018). Hal ini sama dengan hasil yang, dalam bukunya Studi terhadap mahasiswa
penelitian Anissa dan Mirwanti (2018), hasil universitas Turki, melaporkan bahwa pelajar bahasa
penelitian menunjukkan 26.4% mahasiswa tidak Inggris multibahasa memiliki tingkat yang lebih
m e n g a l a m i k e c e m a s a n , 2 7 . 6 % m a h a s i swa rendah Tingkat kecemasan daripada teman
mengalami kecemasan ringan, 32,2% mahasiswa sebayanya.
mengalami kecemasan sedang, 13.0% mahasiswa
mengalami kecemasan berat, dan 0.8% mahasiswa Hasil penelitian Sulistyaningsih (2018) adalah:
mengalami kecemasan sangat berat. Masa (1) secara umum, kecemasan siswa adalah di tingkat
studi/tingkat semester mahasiswa berhubungan menengah. Kecemasan siswa sains dalam gagasan
dengan tingkat kecemasan mahasiswa (p<0,05). memiliki sistem CBT untuk ujian nasional tingkat
menengah, dan tingkat yang sama untuk siswa dalam UNBK. Walaupun siswa yang belajar di
sosial; (2) tidak ada hubungan antara kecemasan sekolah sangat bervariasi perasaan siswa SMP
siswa dengan jurusan mereka (alami atau ilmu menghadapi UNBK-nya. Dari berbagai uraian di
kemasyarakatan), (Sulistyaningsih, 2018). Ada atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah
pengaruh ujian nasional dalam hal kesiapan kognitif apakah terdapat pengaruh perasaan siswa SMP
siswa dan kecemasan menghadapi ujian nasional. menghadapi UNBK terhadap hasil UN SMP 2018?
Ujian nasional CBT dan PBT tidak mempengaruhi Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk
kesiapan kognitif menghadapi ujian nasional, mengetahui apakah apakah terdapat pengaruh
pengaruh ujian nasional CBT dan PBT dalam ujian perasaan siswa SMP menghadapi UNBK terhadap
nasional dalam hal kecemasan siswa menghadapi hasil UN SMP 2018.
ujian nasional. Skor rata-rata kecemasan siswa
menghadapi ujian nasional CBT lebih besar METODE PENELITIAN
daripada kecemasan siswa yang menghadapi ujian Metode penelitian yang dipergunakan adalah
nasional PBT. Tidak ada efek yang disebabkan oleh metode eksploratif. Dasar penggunaan metode ini
perbedaan jurusan dalam hal kesiapan kognitif dan adalah disesuaikan dengan tujuan utama penelitian
kecemasan ujian matematika nasional; dan tidak ini di antaranya adalah untuk memperoleh fakta-
ada interaksi antara berbagai jenis ujian nasional dan fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
jurusan, (Sulistyaningsih dan Sugiman, 2018). keterangan-keterangan secara faktual berdasarkan
Dalam pembelajaran siswa tidak peduli mampu data penelitian ini. Populasi penelitian ini adalah
memahami instruktur mereka. Siswa sangat ingin siswa SMP yang sedang belajar pada tahun 2018,
berinteraksi dengan instruktur saat menjawab sedangkan sampelnya adalah siswa SMP kelas 9
pertanyaan pengalaman negatif siswa di kelas. Hal yang mengikuti UN 2018. Instrumen penelitian ini
ini merupakan alasan untuk mengurangi kecemasan adalah tes dan kuesioner. Data dalam penelitian ini
siswa, (Thompson & Lee, 2013; Sylvén & berbentuk skor tes dan kuesioner yang dijawab siswa
Thompson, 2015). SMP negeri dan swasta di 34 provinsi di seluruh
Indonesia. Jumlah siswa SMP yang mengikuti Ujian
Pada prinsipnya orang tua sangat menginginkan Nasional tahun pelajaran 2017/2018 adalah
anaknya menjadi orang yang sukses dalam 3224331 siswa. Data selengkapnya seperti dalam
mengikuti ujian, yaitu dapat memperoleh nilai tinggi Tabel 2 berikut.
Tabel 3 menginformasikan bahwa sebagian besar dan sangat cemas persentasenya lebih rendah yaitu
perasaan siswa dalam menghadapi UNBK 2018 23,7% dan 9,3% serta siswa yang perasaannya biasa-
adalah optimis (46%). Adapun siswa yang cemas biasa saja hanya 20,1%.
Tabel 4 menunjukkan bahwa perasaan siswa Adapun hubungan keseluruhan variabel terlihat
dalam menghadapi UNBK terhadap hasil UN 2018 pada Gambar 1 berikut, yaitu hasil analisis dengan
adalah terbukti. Artinya terdapat pengaruh yang program Mplus versi 8.2.
signifikan (P<0,000) perasaan siswa dalam
menghadapi UNBK terhadap hasil UN 2018 untuk
mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, dan IPA, (Sig. 0,000).
Berdasarkan Gambar 1 informasinya seperti 15,237), Bahasa Inggris (loding faktornya 5,806),
berikut. Perasaan siswa yang sangat cemas dan Matematika (loding faktornya -8,849); (2)
menghadapi UNBK adalah pada mata pelajaran hubungan Bahasa Inggris dengan: Matematika
Matematika (loding faktornya -5,903), perasaan (loding faktornya 27,125) dan IPA (loding faktornya
cemas pada mata pelajaran IPA (loding faktornya - 2,184); (3) hubungan Matematika dengan IPA
1,529), perasaan biasa-biasa saja pada mata (loding faktornya 30,675).
pelajaran Bahasa Inggris (loding faktornya -0,046),
dan perasaan optimis pada mata pelajaran Bahasa PEMBAHASAN
Indonesia (loding faktornya 3,407). Perasaan siswa SMP menghadapi UNBK siswa
SMP peserta UN 2018 berpengaruh terhadap hasil
Hubungan mata pelajaran termudah sampai UN 2018 adalah terbukti. Hasil penelitian ini secara
tersulit terdapat pada: (1) hubungan mata pelajaran bertingkat dapat dilihat seperti pada Tabel 5 berikut.
Bahasa Indonesia dengan: IPA (loding faktornya
Perasaan “sangat cemas”, pada siswa yang Matematika; (3) cukup, baik, mata pelajaran yang
memperoleh nilai: (1) sangat baik, mata pelajaran dikhawatirkan adalah: Bahasa Indonesia, Bahasa
yang dikhawatirkan adalah mata pelajaran Bahasa Inggris, IPA, dan Matematika; (4) kurang, mata
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA; (2) pelajaran yang dikhawatirkan adalah: Matematika,
baik, mata pelajaran yang dikhawatirkan adalah: IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan
Perasaan “cemas”, pada siswa yang memperoleh dikhawatirkan adalah: Bahasa Indonesia, Bahasa
nilai: (1) sangat baik, mata pelajaran yang Inggris, IPA, dan Matematika; (4) kurang, mata
dikhawatirkan adalah mata pelajaran Bahasa pelajaran yang dikhawatirkan adalah: Matematika,
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA; (2) IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
baik, mata pelajaran yang dikhawatirkan adalah:
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Berdasarkan uraian di atas untuk siswa dengan
IPA; (3) cukup, baik, mata pelajaran yang kriteria sangat baik, baik, dan cukup baik untuk
dikhawatirkan adalah: Bahasa Indonesia, Bahasa siswa yang berperasaan sangat cemas, cemas, biasa
Inggris, IPA, dan Matematika; (4) kurang, mata saja, dan optimis mata pelajaran yang dikhawatirkan
pelajaran yang dikhawatirkan adalah: Matematika, adalah sama yaitu mata pelajaran: Bahasa
IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan Matematika.
Namun untuk siswa dengan kriteria kurang, siswa
Perasaan “biasa saja”, pada siswa yang yang berperasaan sangat cemas, cemas, biasa saja,
memperoleh nilai: (1) sangat baik, mata pelajaran dan optimis mata pelajaran yang dikhawatirkan
yang dikhawatirkan adalah mata pelajaran Bahasa adalah sama yaitu mata pelajaran: Matematika,
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA; (2) IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
baik, mata pelajaran yang dikhawatirkan adalah:
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan Jadi kekhawatiran (sangat cemas, cemas, biasa
Matematika; (3) cukup, baik, mata pelajaran yang saja, dan optimis) siswa terhadap jenis mata
dikhawatirkan adalah: Bahasa Indonesia, Bahasa pelajaran yang diujikan tergantung pada tingkat
Inggris, IPA, dan Matematika; (4) kurang, mata kemampuan siswanya (sangat baik, baik, cukup,
pelajaran yang dikhawatirkan adalah: Matematika, kurang). Semakin tinggi kemampuan siswa mata
IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. pelajaran yang dikhawatirkan adalah mata
pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA,
Pe r a s a a n “ o p t i m i s ” , p a d a s i s w a ya n g dan Matematika. Semakin rendah kemampuan
memperoleh nilai: (1) sangat baik, mata pelajaran siswa mata pelajaran yang dikhawatirkan adalah
yang dikhawatirkan adalah mata pelajaran Bahasa mata pelajaran: Matematika, IPA, Bahasa Inggris,
Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA; (2) dan Bahasa Indonesia.
baik, mata pelajaran yang dikhawatirkan adalah:
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan
Matematika; (3) cukup, baik, mata pelajaran yang
Iskandar, BJ; Noupal, M.; and Setiawan, KC. (2018). Sylvén, K.,& Thompson, A.S. (2015). Language
Sikap Tawakal dengan Kecemasan Menghadapi learning motivation and CLIL: Is there
Ujian Nasional pada Siswa Kelas XII Madrasah aconnection? Journal of Immersion and Content-
Aliyah di Kota Palembang. Psikis: Jurnal Based Language Education, 3(1), 28-50. doi:
Psikologi Islami Vol. 4 No. 1 Juni 2018: 17-26. 10.1075/jicb.3.1.02syl.
Kholidah, Enik Nur dan Alsa, Asmadi. (2012). Thompson, A. S., & Lee, J. (2013). Anxiety and EFL:
Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres Does Multilingualism Matter? International
Psikologis. Jurnal Psikologi, Volume 39, No. 1, Jo u r n a l o f B i l i n g u a l E d u c a t i o n a n d
Juni 2012: 67-75. ISSN 0215-8884. Akreditasi Bilingualism,16, 730-749.
Menristek Dikti No. 2E/KPT/2015 Tanggal 1 doi:10.108013670050.2012.713322.
Desember 2015. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Thompson, A.S.,& Lee, J. (2014).The impact of
UGM. experience abroad and language proficiency on
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu dan Puspitasari, language learning anxiety.TESOL Quarterly,
Mela. (2015). Kecerdasan Emosi, Stres Kerja, 48(2), 252–274. doi: 10.1002/tesq.125.
dan Kiner ja Gur u SMA. JURNAL Thompson, A.S.,&Khawaja, A.J. (2015). Foreign
KEPENDIDIKAN: Jurnal Ilmiah Penelitian Language Anxiety in Turkey: The role of
Pendidikan, Volume 45, Nomor 2, November multilingualism. Journal of Multilingual and
2015, Halaman 142-151. ISSN 0125-992X. Multicultural Development, 1-16.
Terakreditasi Dikti No. 12/M/Kp/II/2015, Tsai, Y., & Li, Y. (2012). Test anxiety and foreign
Tanggal 11 Februari 2015. Yogyakarta: UNY. language reading anxiety in a reading
Passer, Michel. (2006). The Science of Mind and proficiency test. Journal of Social Sciences,
Behaviour. New York: McGraw-Hill. 8(1), 95–103. doi:10.3844/jssp.2012.95.103.
Qudsyi, H. And Putri, MI. (2016). Self-efficacy and Walgito, Bimo. (2005). Psikologi Klinis. Jakarta:
Anciety of National Examination among High Universitas Indonesia.
School Students. ELSEVIER: Procedia-Social
and Behavioral Sciences. Volume 217, 5
Febr uar y 2016, Pages 268-275. Education Quotes
Https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.Q2.082.
Russell, G., & Topham, P. (2012). The impact of social
anxiety on student learning and well-being in
h i g h e r e d u c a t i o n . Jo u r n a l o f M e n t a l “In an effec ve classroom
Health,21(4), 375-85. doi:
10.3109/09638237.2012.694505. students should not only
S a n t o s , A . , C e n o z , J. , & G o r t e r, D. know what they are doing.
(2015).Communicative anxiety in English as a
third language. International Journal of
They should also know
Bilingualism and Bilingual Education, online why and how.”
first, doi: 10.1080/13670050.2015.1105780.
Shao, K., Yu, W., &Ji, Z. (2013).An exploration of Harry Wong
Chinese EFL students' emotional intelligence
and foreign language anxiety.The Modern
Language Journal, 97, 917-929.
Sulistyaningsih, E. (2018). Students' Anxiety Facing
Computer Based Test (CBT) System of National
Examination. Proceeding of 3 rd International
Conference on Research, Implementation of
Mathematics and Science, Yogyakarta, 16-17
May 2016. ISBN 978-602-74529-0-9.
Sulistyaningsih, E. And Sugimin, S. (2018). The Effect
of CBT National Examination Policy in Terms
of Senior High School Students' Cognitive
Readiness and Anxiety Facing Mathematics
Tests in DIY Province. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika. Vol 3 No. 2. Print ISSN: 2356-2684,
Olnile ISSN: 2477-1503. DOI:
https://doi.org/10.21831/jrpm.v3i2.10868.