Anda di halaman 1dari 56

Volume 16 ■ No.1 ■ April 2019 http://asesmen.kemdikbud.go.

id

ASESMEN MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENILAIAN PENDIDIKAN

Managed by Puspendik

Rintisan Pelatihan Dasar Inovasi Penilaian Bidang


Pembelajaran Literasi dan Workshop Collaborative Paud: Pengembangan
Kepemimpinan untuk Problem Solving in Teaching Instrumen Gambaran
Pembelajaran di NTT and Assessment Kesiapan Bersekolah 2019
Daftar Isi Dari Redaksi
REPORTASE Syukur alhamdulillah, Buletin Asesmen 2019
3 Rintisan Pelatihan Dasar Pembelajaran Literasi kembali hadir dengan substansi dan ilustrasi yang
dan Kepemimpinan untuk Pembelajaran di NTT lebih variatif dan komunikatif. Hal tersebut kami
tampilkan agar buletin ini dapat menunjang visi
15 Rapat Koordinasi Pemindaian Hasil Ujian Puspendik menjadi lembaga asesmen nasional yang
Nasional 2018 / 2019 profesional dan berstandar internasional. Secara garis
besar substansi Buletin Asesmen 2019 ini terbagi
20 Kenali Potensi Siswa: Puspendik Kembangkan Tes
menjadi beberapa bagian yaitu informasi (reportase)
Bakat dan Tes Kepribadian
dari dalam dan luar Puspendik, kajian ilmiah, serta
22 Workshop Collaborative Problem Solving in informasi pendukung lainnya.
Teaching and Assessment
Sebagai lembaga asesmen nasional, Puspendik
28 Inovasi Penilaian Bidang Paud: Pengembangan selalu berupaya memunculkan produk yang inovatif
Instrumen Gambaran Kesiapan Bersekolah 2019 dan memberi manfaat seluas-luasnya. Di mulai pada
April 2019, publikasi Buletin Asesmen hadir dalam
31 Seleksi Calon Guru Untuk Pendidikan Anak-Anak versi cetak dan versi online. Melalui versi online
Indonesia di Malaysia (asesmen.kemdikbud.go.id), diharapkan akan
muncul komunikasi dan sinergi yang lebih baik.
SUARA DAERAH
34 Implementasi USBN, UNBK, HOTS, dan Semoga sajian pada edisi ini menambah manfaat,
Pendidikan Karakter di SMA Al Fityan Medan
wawasan, inspirasi, dan pembelajaran bagi semua
KAJIAN
pembaca dalam upaya meningkatkan mutu
41 Instrumen Kematangan Emosi untuk Menilai pendidikan di Indonesia. Selamat membaca.
Hambatan Emosi Pada Siswa SD dan SMP
Wassalam.
45 Perasaan Siswa SMP Dalam Menghadapi UNBK
2018 Redaksi

STRUKTUR PENGELOLA

Penanggung Jawab
Moch. Abduh, Ph.D.

Pemimpin Redaksi/PJKT
Dr. Bagus H. Prakoso, MA

Redaksi Eksekutif
Drs. Benny Widaryanto, M.Si, Asrijanty, Ph.D.,
Drs. Giri Sarana H.S., Sidik Pranyoto, MM,
Dr. Safari, Subihardadi, MM., Lilis Windiarti, SE.,
Heni Handayani, M.Pd.

Wakil & Sekretaris PJKT


Suherman, M.Si., Farah Perwitasari, M.Psi.

Redaksi Pelaksana
Rustomo, MM., Devi Febriastuti, SE., ISSN 9772089057114
Abdul Rahman, M. Arfan Farobi
Alamat Redaksi
Desain Grafis
Pusat Penilaian Pendidikan (PUSPENDIK) Lt. 7
Dicky Wahyudy
Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemdikbud
Jl. Gunung Sahari Raya No. 4, Jakarta, 10710, Indonesia
Tel. 62.21.3847537, Fax. 62.21.3849451
Web. http://asesmen.kemdikbud.go.id
Email. redaksiasesmen@gmail.com
REPORTASE

Gambar 1. Program Rintisan INOVASI di daratan Sumba

Rin san Pela han Dasar Pembelajaran Literasi


dan Kepemimpinan untuk Pembelajaran di NTT

Moch. Abduh, Ph.D.


Kepala Pusat Penilaian Pendidikan

Pemantauan bersama program INOVASI ini Tujuan utama dari pemantauan bersama adalah
merupakan bagian dari rencana kerja UMI (Unit untuk menjalin kerja sama erat para
Manajemen INOVASI) serta permintaan dari pihak/pemangku ke pentingan, dan untuk
Komite Pengarah INOVASI – NSC (National Steering mengetahui komitmen pemerintah provinsi,
Committee) untuk mendapatkan informasi langsung kabupaten dan sekolah untuk menjamin
dari lapangan mengenai kemajuan pelaksanaan keberlanjutan program selama dan pasca INOVASI.
program INOVASI dan tanggapan dari Pemerintah Untuk mencapai tujuan tersebut, serangkaian
Daerah dan pemangku kepentingan lainnya untuk diskusi dan kajian bersama antara Tim Pemantauan
mendukung penyebarluasan dan keberlanjutan Bersama dengan Pemerintah daerah di 3 kabupaten
program. Hasil joint monitoring diharapkan dapat tersebut telah dilakukan. Tim Pemantauan Bersama
dipakai sebagai masukan berbasis bukti kepada NSC juga melakukan kunjungan ke sekolah serta
untuk perbaikan Program INOVASI. melakukan dialog dengan kepala sekolah, guru,
serta Fasda (Fasilitator Daerah) INOVASI.
Selaku Ketua UMI, Kepala Pusat Penilaian
Pendidikan memimpin Tim Pemantauan Bersama Pemantauan lapangan difokuskan pada program
ini didampingi perwakilan dari Kemendikbud, rintisan Pelatihan Dasar Pembelajaran Literasi
Kemenag, Kedutaan Besar Australia (DFAT) serta (literacy short-course) dan Kepemimpinan untuk
Tim TASS dan INOVASI (Jakarta dan NTT) Pembelajaran. Khusus untuk kunjungan di
melaksanakan kunjungan pemantauan ke Kabupaten Sumba Barat, Tim Pemantauan juga
Kabupaten Sumba Barat, Sumba Tengah, dan berkesempatan berdialog dengan masyarakat di
Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur Desa Lokory terkait dengan pencanangan Desa
(NTT) pada tanggal 18 - 20 Februari 2019. Lokory sebagai Desa Literasi percontohan.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 3


REPORTASE

PROGRAM RINTISAN INOVASI DI NTT dengan bersama-sama mengujicobakan (i) solusi


Implementasi program INOVASI di Provinsi lokal atau (ii) praktik yang terbukti berhasil di tempat
NTT dilakukan di 4 kabupaten, yaitu Sumba Barat, lain.
Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, dan Sumba
Timur. Pencanangan program INOVASI di NTT Mengingat bahwa program rintisan (pilot)
dilaksanakan pada tanggal 2 November 2017 INOVASI dikembangkan dengan memperhatikan
melalui penandatanganan nota kesepahaman konteks di mana program tersebut berjalan, maka
(MOU) antara Pemerintah Provinsi NTT dengan tinjauan terhadap apa yang berhasil dan tidak
Kemendikbud. berhasil dalam Pilot INOVASI nampaknya juga
perlu memperhatikan hal hal yang terkait dengan
Program Pilot INOVASI di NTT dikembangkan konteks dari pengembangan program rintisan
berdasarkan hasil studi yang telah dilakukan oleh tersebut. Dalam hal ini konteks dapat dikategorikan
berbagai pihak seperti Puspendik - Kemendikbud, ke dalam konteks anak, guru, kelas, sekolah,
ACDP, serta hasil survei SIPPI INOVASI dimana masyarakat dan kebijakan pemerintah daerah.
tingkat kemampuan literasi anak-anak di Sumba Konteks di tingkat sekolah, seperti dukungan
masih cukup rendah. Pemerintah daerah merespons pengawasan pembelajaran, ketersediaan dan
p o s i t i f t e r h a d a p t e mu a n t e r s e b u t d e n g a n penggunaan dana BOS untuk mendukung proses
menggalang dukungan berbagai pihak serta pembelajaran, pengembangan ke profesian
mereformasi kebijakan guna meningkatkan hasil berkelanjutan guru di KKG, dan lain-lain.
pembelajaran siswa jenjang sekolah dasar (SD/MI).
Pemantauan Bersama ini menghasilkan
P r o g r a m R i n t i s a n ( p i l o t ) I N O VA S I gambaran umum dan fakta yang terjadi di lapangan
dikembangkan untuk mengetahui apa yang terbukti sebagai berikut:
berhasil dan tidak berhasil untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dalam hal kemampuan literasi dan 1) Program Rintisan INOVASI di Sumba
numerasi dengan konteks masing-masing daerah. Di Sumba, INOVASI telah melaksanakan empat
Dalam hal ini, Tim INOVASI bersama-sama dengan program yang berbeda di masing-masing kabupaten
guru, kepala sekolah, dan pejabat setempat pada semester pertama tahun ajaran 2018.
mengidentifikasi masalah apa yang perlu Selanjutnya pada semester kedua 2018 hingga tahun
dipecahkan untuk membantu siswa belajar lebih 2019, INOVASI menjalankan pelatihan literasi
b a i k d a n m e n e mu k a n c a r a t e r b a i k u n t u k dasar di kelas awal untuk seluruh kabupaten
menyelesaikan masalah ini sesuai konteks lokal sedaratan Sumba.

Pojok Ruang Baca

4 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

Program rintisan INOVASI yang menjadi fokus Februari telah menyelesaikan 3 unit dan sisanya
sasaran pemantauan bersama di Sumba adalah akan diselesaikan hingga bulan Juni 2019 (akhir
Pelatihan Dasar Pembelajaran Literasi dan semester).
Kepemimpinan untuk Pembelajaran. Program
rintisan tersebut dimulai dengan pelatihan terhadap Pelatihan Dasar Pembelajaran Literasi dimulai
Fasilitator Daerah (Fasda) dan sosialisasi program bulan Oktober 2018, dan hingga bulan Februari telah
yang dilaksanakan pada semester pertama tahun menyelesaikan 5 unit dari keseluruhan 7 unit modul
2018. Kedua program tersebut dijalankan hampir pelatihan. Diharapkan keseluruhan materi pelatihan
bersamaan namun dengan target peserta yang akan diselesaikan hingga bulan Juni 2019.
b e r b e d a . U n t u k p r o g r a m Ke p e m i m p i n a n
Pembelajaran peserta utamanya adalah kepala dan Desain pelatihan kedua program rintisan tersebut
wakil kepala sekolah, komite sekolah, pengawas menggunakan pendekatan In – On – In, dimana
sekolah, sedangkan untuk program Pembelajaran kegiatan workshop pelatihan dilaksanakan secara
Literasi Dasar pesetan utamanya adalah Guru SD bertahap, dan penerapannya di kelas/sekolah tidak
kelas awal, dan melibatkan juga kepala sekolah. menunggu sampai selesai keseluruhan unit modul
pelatihan.
Pelatihan substansi Kepemimpinan untuk
Pembelajaran dimulai bulan Januari 2019, dari
keseluruhan 8 unit modul pelatihan, hingga bulan

Bagan 1: Pendekatan In-On-In dalam proses pelatihan program rintisan INOVASI

Lokasi workshop untuk pembahasan modul 2) Prog ram Rintisan Ber manfaat untuk
pelatihan adalah di KKG untuk pelatihan dasar Mendukung Perubahan Praktik dan Sikap Guru
pembelajaran literasi dan di KKKS untuk di Sekolah
Kepemimpinan untuk Pembelajaran. Pada akhir Karena pemantauan bersama ini merupakan
dari tiap workshop dilanjutkan dengan penugasan pemantauan awal, belum bisa melihat dampak
yang harus dilaksanakan oleh guru dan kepala program secara komprehensif meskipun sudah bisa
sekolah dengan bimbingan dari Fasda. Dalam hal ini melihat indikasi awal terjadinya perubahan proses
pengawas sekolah juga dilibatkan dalam workshop pembelajaran yang lebih menyenangkan di kelas,
sebagai observer sekaligus memahami materi literat dan berpusat pada anak.
pelatihan. Hal ini berguna ketika pengawas sekolah Ÿ Dari hasil kunjungan ke beberapa sekolah
ikut terlibat dalam kegiatan pendampingan di sampel di Kab. Sumba Barat, Sumba Barat
sekolah. Daya, dan Sumba Tengah ditemukan adanya
indikasi awal yang kuat terjadinya perbaikan
Pa d a s a a t T i m Pe m a n t a u a n B e r s a m a mutu proses pembelajaran. Hal ini bisa dilihat
m e n g a d a k a n k u n j u n g a n d a n o b s e r va s i d i dari mindset guru mengenai keterlibatan anak
kelas/sekolah pada bulan Februari 2019, belum dalam proses belajar mengajar, penggunaan
semua materi pelatihan diterima oleh guru/kepala media, pengaturan ruang kelas dan tempat
sekolah, namun mereka sudah menerapkan duduk anak. Di mana hal tersebut
beberapa materi secara bertahap sesuai dengan pola merefleksikan pemahaman yang lebih baik
penugasan. mengenai bagaimana strategi mengajarkan
literasi di kelas rendah. Indikasi awal lainnya
adalah guru semakin menyadari bahwa
dirinya adalah bagian dari persoalan terutama
terbatasnya kemampuan guru dalam hal

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 5


REPORTASE

variasi metode mengajar. Misalnya, guru Bagaimana manfaat dari program INOVASI
menjadi lebih reflektik dan tidak semata diungkapkan oleh Guru SD kelas 1 di Sumba
menyalahkan siswa. Barat:
Ÿ Indikasi telah terbangun komunikasi “.. big book sangat membantu kami ... ada
pembelajaran yang baik antara siswa dan guru gambar dan tulisannya dan sangat membantu
melalui berbagai media pembelajaran yang kami mengajar. ... kami juga menerapkan
ada di kelas. Guru juga menerapkan berbagai membaca kata sambil melakukan permainan
variasi metode pembelajaran yang membuat ... dan anak-anak sangat tertarik sekali dengan
siswa bergembira, seperti kegiatan di luar model pembelajaran seperti itu. Sebelum ada
kelas untuk menyanyi dan mendongeng. INOVASI kelas terlalu kosong … sekarang
Ÿ Indikasi peningkatan pengetahuan dan menjadi lebih menarik … terima kasih
ketrampilan teknis guru serta penerapan INOVASI telah membantu kami”.
pengetahuan baru tersebut dalam proses Kepala sekolah yang diwawancarai juga
p e n g a r a j a n . G u r u S D k e l a s awa l d i membenarkan bahwa dengan program
Kabupaten Sumba Barat, Sumba Barat Daya, INOVASI guru tidak lagi asal mengajar tetapi
dan Sumba Tengah menggunakan big book ada tahapan-tahapan tertentu yang harus
(alat bantu mengajar) untuk memudahkan dilalui dalam proses pembelajaran.
siswa memahami hur uf bacaan ser ta Ÿ Meskipun masih terlalu dini untuk melihat
maknanya. Pada dinding kelas terpampang dampak program terhadap hasil belajar siswa,
visualisasi tulisan huruf dan angka, seperti karena guru belum menerapkan semua materi
pohon ilmu, tembok kata dan lainnya yang pelatihan (pelatihan bertahap berbasis modul
membuat kelas lebih literat. Di kelas juga masih berlangsung), tetapi guru
terdapat pojok pasar untuk memperkenalkan mengungkapkan bahwa ada sedikit perbaikan
siswa kepada barang-barang keperluan nilai ulangan karena anak-anak lebih antusias
hygiene perorangan, juga terdapat sudut baca dalam mengikuti pembelajaran.
untuk merangsang siswa gemar membaca. Ÿ Pelatihan Kepemimpinan kepala sekolah
Hal terakhir jarang ditemui di SD/MI non- yang berpihak pada pembelajaran juga
mitra INOVASI. memberikan manfaat dalam membantu
Namun demikian juga dijumpai di sekolah kepala sekolah memberikan bimbingan
bahwa penempelan alat bantu belajar terlalu kepada guru dalam penataan dan pengelolaan
berlebihan sehingga ruang kelas nampak 'c kelas, ser ta super visi akademik yang
rowded'. Selain terlalu padat, letaknya terlalu ditindaklanjuti dengan refleksi atau evaluasi
tinggi hingga sulit bagi siswa kelas awal untuk hasil supervisi tersebut bersama guru.
membaca atau mengamati. Perlu penataan Program rintisan Kepemimpinan kepala
yang lebih sesuai usia dan tinggi anak.

Gambar 2: Guru memperagakan Big Book sebagai media pembelajaran yang efektif

6 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

sekolah untuk pembelajaran nampaknya telah sekolah namun ada beberapa sekolah di mana
menghasilkan 'embrio' keaktifan kepala aspek pengelolaan administrasi perpustakaan
sekolah dalam super visi dan ref leksi masih belum rapih, misalnya, belum ada buku
pembelajaran dan hal ini penting untuk catatan daftar pinjam buku dan pajangan tata
memotivasi guru dalam menerapkan model tertib di perpustakaan.
pembelajaran yang inovatif. Dan hasilnya Ÿ Selain itu menurut pengamatan dari ahli
mungkin nanti bisa dilihat ketika INOVASI perbukuan (dari Puskurbuk) banyak buku-
melakukan survey end-line terhadap program buku yang ter pajang dalam rak buku
ini. perpustakaan sekolah belum melalui review
Ÿ Di beberapa sekolah yang dikunjungi juga atau penilaian dari Puskurbuk. Perlu
ditemui perpustakaan sekolah yang berfungsi kerjasama antara INOVASI dengan Pusat
sebagai pusat pengetahuan dan sumber Perbukuan Kemendikbud untuk identifikasi
belajar sekaligus mendorong rasa cinta baca, buku-buku yang sesuai dengan usia anak.
yang dikelola oleh petugas pustaka (tenaga Selain itu juga perlu didukung dengan
honorer). Namun juga dijumpai bahwa peraturan tentang penggunaan dana BOS
koleksi buku perpustakaan belum ditata untuk membeli buku yang sesuai dengan
sesuai dengan tingkat perkembangan usia kebutuhan (berjenjang) dan telah
anak. Koleksi buku masih didominasi oleh mendapatkan 'clearance' dari Puskurbuk -
buku teks, sedikit buku fiksi. Di Sumba Barat Kemendikbud.
Daya umumnya sudah ada perpustakaan

Gambar 4: Ruang perpustakaan sekolah untuk mendukung minat baca siswa

3) Tantangan dalam Penerapan Program awal kadangkala guru menemui kesulitan karena
Rintisan dan Kreativitas Gur u dalam kemampuan siswa kelas awal dalam literasi sangat
Meningkatkan Efektivitas Program Rintisan bervariasi. Selain itu ada juga keterbatasan
INOVASI pengalaman guru dalam menerapkan pedoman
Dalam implementasi program Literasi INOVASI, literasi INOVASI. Beberapa hal tersebut menjadi
guru mempunyai peran penting dalam membuat potensi kurang lancarnya penerapan skenario
rencana pembelajaran termasuk skenario pembelajaran yang telah disusunnya. Disinilah
pembelajaran sesuai rambu-rambu; dan pola pentingnya kreativas guru dalam menyikapi kondisi
penyampaian materi kepada para siswanya sehingga kelas masing-masing sehingga penerapan strategi
proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. pembelajaran INOVASI bisa diterapkan dengan
Dalam penyampaian materi pembelajaran di kelas baik.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 7


REPORTASE

Ÿ Kasus di SD Katolik Kalelapa di mana guru efektivitas pembinaannya. Anak kelas 1, 2 dan
m e n ge l o m p o k k a n s i swa b e r d a s a r k a n 3 yang belum lancar membaca suku kata
kemampuan. Di SD ini kemampuan literasi dikelompokkan. Ada 5 level pengelompokan
siswa masih beragam. Untuk meningkatkan yaitu tentang huruf, suku kata, kata, membaca
kemampuan seluruh siswa, baik yang sudah lancar dan membaca pemahaman. Salah satu
mampu maupun yang belum, guru membuat contoh pengelompokan siswa kelas 1
pengelompokan siswa dengan tujuan untuk digambarkan sebagai berikut:

Gambar 5: Pengelompokan Siswa Kelas 1 menurut Level Membaca.

Ÿ Berdasarkan hasil penilaian kemampuan rintisan INOVASI tidak hanya didesain


membaca, siswa kelas 1 dikelompokan ke berdasarkan solusi lokal namun juga praktik
dalam 3 level kemampuan membaca, yaitu: 17 yang berhasil diuji coba di tempat lain yang
siswa masuk level Huruf, 13 siswa masuk level disesuaikan dengan konteks lokal.
Suku Kata, dan 3 siswa masuk level Kata. Ÿ Siswa kelas awal umumnya masih dalam
Demikian juga dengan kelas 2 dan 3. masa transisi dari penggunaan bahasa ibu dan
Berdasarkan kelompok tersebut, bahasa pengantar pembelajaran di kelas
pembelajaran menggunakan pendekatan (Bahasa Indonesia). Untuk mengatasi hal ini
pengajaran berjenjang (multigrade teaching), gur u menggunakan bahasa ibu untuk
dimana kelas 1, 2, dan 3 digabungkan membantu penjelasan materi yang sulit
berdasarkan level kemampuan membacanya. dipahami oleh siswa kelas awal. Disinilah
Pengelompokan sangat dinamis, sesuai peranan guru lokal (umumnya guru honorer)
dengan kemajuan belajar siswa. Walaupun yang mampu memberikan penjelasan dalam
dalam perencanaan pembelajaran Bahasa yang dipahami oleh siswanya.
peningkatan level diperkirakan dalam satu Pemerintah Kabupaten Sumba Barat, melalui
bulan, namun dalam prakteknya jauh lebih penjelasan bupati, telah menerapkan
cepat. Siswa kelas yang berasal dari kelas kebijakan penempatan guru berdasar wilayah.
rendah dapat dibimbing oleh siswa dari kelas- Misalnya, guru berasal dari wilayah A
kelas diatasnya, semacam peer learning. kembali mengajar di wilayah A. Hal ini
Setiap selesai mengajar guru melakukan membantu proses pembelajaran di kelas awal
refleksi. Praktik baik ini tidak ada dalam yang masih perlu penjelasan dengan bahasa
modul pelatihan dasar literasi INOVASI, tapi ibu. Kebijakan tersebut mengindikasikan
diadopsi dari program lain yang pernah kepedulian Pemda terhadap upaya perbaikan
diikuti oleh guru kelas. Praktik ini tidak mutu pembelajaran literasi didaerahnya.
melanggar prinsip INOVASI karena program

8 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

Ÿ Praktik pengucapan huruf abjad yang 4) Buy-in Semata Tidak Cukup untuk
biasanya hanya A, B, C, D …. sesuai arahan Mendukung Keberlanjutan Praktik Baik
INOVASI, sekarang pengucapan huruf harus di Kelas
dengan tambahan bunyi huruf vokal di Dari uraian sebelumnya dapat disimpulkan
belakang huruf abjad, seperti Aah! … Beeh! bahwa para gur u program INOVASI telah
Ceeh! … Deeh! … guru masih kesulitan menerapkan proses pembelajaran yang lebih baik.
mengajarkan kepada siswa, namun guru Bahkan beberapa diantaranya menerapkan
belajar dan belajar terus sehingga lama kreativitas pembelajaran agar supaya model
kelamaan bisa mengajarkan cara pengucapan pembelajaran literasi INOVASI menjadi lebih
huruf tersebut dengan benar. efektif. Selain itu dari beberapa kunjungan ke
Ÿ Tingkat absensi siswa cukup tinggi, mungkin sekolah di Sumba Barat, Sumba Tengah dan Sumba
disebabkan berbagai faktor seperti budaya, Barat Daya didapatkan informasi bahwa pihak guru
kondisi geografis, dan hari pasar, sehingga dan kepala sekolah sangat antusias dalam menerima
merupakan tantangan non programatik yang program INOVASI karena memang terbukti proses
dihadapi guru dalam pembelajaran literasi di pembelajaran di kelas lebih menyenangkan, aktif
sekolah. Untuk mengatasi hal ini guru dan kreatif. Mereka bahkan mengharapkan agar
berupaya menjadikan kegiatan pembelajaran program INOVASI berlanjut.
di kelas menarik dan menyenangkan sehingga
siswa semangat untuk datang ke sekolah. Tantangannya adalah apakah praktik baik dalam
Strategi pembelajaran INOVASI yang strategi pembelajaran literasi di kelas akan
diterapkan di sekolah, dalam beberapa kasus, berlangsung terus setelah program rintisan selesai?
ternyata mampu untuk mengurangi absensi Harapannya tentunya praktik pembelajaran yang
siswa. Oleh karena itu model atau strategi baik akan tetap berlangsung terus.
p e m b e l a j a r a n I N OVA S I p e r l u u n t u k
'ditularkan' di kelas tinggi agar tingkat absensi Dari hasil wawancara dan diskusi, khususnya
siswa di semua jenjang kelas dapat dikurangi dengan para guru dan kepala sekolah didapat
dan pembelajaran di kelas tinggi juga menjadi informasi mengenai faktor pendukung yang
lebih menarik. Namun demikian, absensi di diperlukan untuk keberlangsungan praktik baik,
kelas rendah juga masih terjadi. antara lain sebagai berikut:
Ÿ Di Sumba Tengah, ditemukan guru di SD Narita 1) Perlu dukungan dana BOS
yang menerapkan pembelajaran kelas rangkap 2) Supervisi berkala oleh Pengawas Sekolah
(multi grade teaching) karena keterbatasan ruang 3) KKG sebagai pusat sumber belajar guru dan
kelas. Disini pada saat yang bersamaan guru sarana belajar secara kolegial perlu
menggabungkan dua kelas yang berbeda (kelas 1 dilestarikan
dan 2; kelas 4 dan 5) dalam satu kelas
4) Perhatian terhadap kualifikasi guru, status
pembelajaran dengan materi yang berbeda.
k e p e g awa i a n d a n k e s e j a h t e r a a n n ya
Dalam hal ini dituntut kemampuan guru untuk
(terutama guru honorer)
mampu mengelola kelas dengan baik dan
menjadikan siswa aktif sehingga kondisi kelas
tidak gaduh atau ada siswa yang tidak belajar 5) Dukungan Champions dan Pengembangan
karena guru mengajar bergantian kelas. Model Kapasitas Daerah Penting Untuk Scale-out
pembelajaran tradisional yang berpusat pada dan Keberlanjutan Prog ram Rintisan
guru diubah menjadi pembelajaran berpusat INOVASI
pada anak. Nampaknya guru belum dibekali Keberhasilan pelaksanaan, perluasan dan
dengan pengetahuan dan ketrampilan cukup keberlanjutan program INOVASI memerlukan
untuk mengajar dengan pola kelas rangkap. dukungan dari berbagai pihak termasuk kerjasama
Tidak mustahil bahwa praktik pembelajaran atau sinergi kelembagaan terkait di tingkat daerah
kelas rangkap dialami sekolah mitra INOVASI dan pusat. Dukungan champions, utamanya bupati
di wilayah lain. Nampaknya INOVASI perlu sebagai kepala daerah sangat penting karena di era
memberikan pembekalan kepada guru (dan otonomi daerah memiliki kewenangan luas dalam
Fasda) bagaimana menerapkan strategi hal urusan pendidikan, termasuk upaya peningkatan
pembelajaran kelas rangkap sehingga tujuan
hasil belajar siswa dalam literasi dan numerasi.
peningkatan mutu pembelajaran literasi bisa
tercapai.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 9


REPORTASE

Dari hasil kunjungan lapangan ke beberapa Saat ini komponen fasilitasi tidak menjadi bagian
sekolah dan audiensi dengan pimpinan daerah dan dari unit pelatihan, seperti halnya yang sebelumnya
OPD terkait Di Kabupaten Sumba Barat, Sumba dilakukan di program rintisan Guru BAIK.
Tengah, dan Sumba Barat Daya didapat kesan
bahwa semua pemangku kepentingan di daerah Selain kesiapan nara sumber (Fasda) untuk
mendukung program INOVASI sebagai instrumen perluasan dan keberlanjutan program rintisan,
strategis untuk mengatasi rendahnya kapasitas nampaknya juga diperlukan kesiapan pemerintah
literasi dan numerasi siswa di daratan Sumba. daerah, misalnya dari sisi kebijakan daerah yang
Bahkan Program INOVASI diharapkan lebih lama kondusif untuk mendukung perluasan program
beroperasi di daerah ini agar masalah rendahnya rintisan INOVASI (akan dibahas lebih lanjut di sub
tingkat literasi siswa bisa diatasi dengan tuntas. Tim bagian kebijakan pemerintah daerah).
Joint monitoring pusat dalam kesempatan audiensi
dengan bupati dan jajaran OPD di Sumba Barat Pemerintah daerah juga harus siap untuk mampu
mendapatkan informasi bahwa bupati sangat melakukan pemantauan rutin dan evaluasi apa yang
mendukung program INOVASI dan kelanjutannya, berhasil dan tidak berhasil dalam pelaksanaan
dan akan mendorong Pemerintah Desa melalui program INOVASI termasuk program perluasannya
musrenbang desa agar memberikan perhatian bagi yang didanai oleh APBD. Hasil pemantauan selain
keberlanjutan program INOVASI. untuk akuntabilitas kepada pimpinan daerah
(upward accountability) dan masyarakat (downward
Selain dukungan dari champions, kesiapan daerah accountability) juga sebagai lesson learned untuk
dalam hal kapasitas untuk perluasan dan perbaikan pelaksanaannya.
k e b e r l a n j u t a n p r o g r a m I N OVA S I p e r l u
dikembangkan. Dalam hal ini Fasda sebagai aktor Isu pokok yang mendesak adalah belum ada
utama dalam pelaksanaan penguatan kapasitas guru bidang atau sedikitnya seksi di Dinas Pendidikan
dan kepala sekolah perlu dikembangkan lebih lanjut kabupaten yang khusus bertanggungjawab atas
kapasitasnya agar lebih mampu melanjutkan manajemen mutu pembelajaran. Ketiadaan bidang
perjuangan INOVASI sesuai dengan konteks atau seksi penanggungjawab tentang mutu
daerahnya. pembelajaran dan penilaian (formatif dan sumatif)
dalam struktur oganisasi di Dinas Pendidikan
Dalam beberapa wawancara dengan Fasda sungguh menjadi kendala nyata bagi keberlanjutan
INOVASI didapatkan informasi bahwa kegiatan program pasca INOVASI.
pelatihan guru melalui workshop KKG sesuai
dengan prosedur. Pada umumnya para guru peserta 6 ) Jo i n t M o n i t o r i n g s e b a ga i j e m b a t a n
pelatihan aktif hadir dalam kegiatan workshop. komunikasi antara Guru/Sekolah dengan
Pemerintah Daerah dan Pusat
Fasda tidak berkeberatan dan siap untuk Selain melakukan pemantauan langsung
melanjutkan tugas sebagai Fasda khususnya untuk terhadap kemajuan pelaksanaan program rintisan
perluasan (scale out) program rintisan INOVASI di INOVASI di lapangan serta kajian bersama dengan
sekolah lain. Namun mereka masih memerlukan Pemda, joint Monitoring juga telah berhasil
dukungan pelatihan tambahan agar lebih mumpuni menjembatani komunikasi antara guru/sekolah
dalam memberikan pelatihan kepada para guru dan dengan Pemda untuk mengatasi beberapa
kepala sekolah. permasalahan yang dihadapi guru/sekolah,
termasuk masalah keterlambatan penerimaan dana
Wawancara dengan salah seorang Fasda Literasi BOS.
yang kebetulan juga sebagai Guru SD kelas 3 desa
Lokory didapatkan informasi sebagai berikut: Selain itu joint monitoring juga berhasil meng-
”… pengalaman saya sebagai Fasda inisiasi kemungkinan kolaborasi kelembagaan
sudah cukup namun masih perlu antara Pemda dan Pusat untuk mendukung program
penambahan materi pendalaman literasi di sekolah, seperti review buku perpustakaan
untuk metode menyampaikan agar sekolah dan rekomendasi dari Puskurbuk
guru-guru cepat memahami materi .... (Kemendikbud) ke pada Pemda untuk
kami masih perlu pendampingan pengadaan/seleksi buku secara berjenjang sesuai
pelatihan dari INOVASI”. dengan usia anak.

10 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

Kehadiran Tim Joint monitoring dalam dialog digunakan sebagai sumber dana potensial bagi
dengan masyarakat desa untuk pengembangan Desa dukungan pengembangan program literasi di desa
Literasi (di Desa Lokory) juga ikut menguatkan dan sekolah. Dengan demikian diharapkan bahwa
pentingnya kolaborasi antara masyarakat desa penggunaan dana desa tidak hanya terkonsentrasi
dengan sekolah untuk penguatan budaya baca di untuk pembangunan sarana fisik, namun juga
sekolah dan masyarakat. Penggunaan dana yang ada mendorong kemajuan literasi warga desa dan
di desa, seperti ADD dan dana desa, dapat sekolah.

Gambar 6: Dialog antara Tim Joint monitoring dengan masyarakat dalam kunjungan ke Desa Literasi

Tokoh masyarakat setempat mengungkapkan maju di hari-hari ke depan .... tidak seperti kami
dukungan kuat kepada program literasi: banyak tidak mengerti calistung …. dengan adanya
“ ….. program literasi sangat INOVASI yang mendukung kegiatan di sekolah
menyentuh kebutuhan masyarakat ... maupun taman bacaan ... itu yang kami harapkan
intinya agar supaya anak-anak pandai agar anak kami tidak saja belajar di sekolah tetapi
baca tulis ... kami ... masyarakat kalo juga di saat tidak sekolah ... kami bisa mengajak
d i t a n ya a p a k a h m e n d u k u n g . . . mereka ke taman bacaan ... sehingga mereka bisa
masyarakat siap mendukung ... apalagi memiliki pengetahuan selain didapatkan dari
ini terkait masalah pendidikan ... sekolah ... itu harapan kami dari orangtua ...”
sebagai warga negara yang baik kami
mendukung program pendidikan ... Kepala desa juga mengungkapkan bahwa desa
jangan sampai generasi kami ke depan siap membantu sekolah tidak hanya dalam hal
terbawa oleh persoalan kami sekarang penyediaan buku namun juga perbaikan ataupun
(banyak yang tidak bersekolah formal, pengadaan meja kursi siswa yang rusak, dan
hanya ikut paket A dan B) ......” rencananya akan dianggarkan dalam APBDesa
tahun depan. Kepala desa tergerak untuk membantu
Peserta diskusi dari perwakilan orang tua siswa sekolah melalui ketersediaan dana yang ada di desa.
mengucapkan terima kasih atas kunjungan Tim Dari semua ungkapan tersebut tersurat bahwa
Joint monitoring ke desa, serta mengungkapkan masyarakat siap berpartisipasi dalam mendukung
pentingnya dukungan INOVASI untuk kegiatan program literasi, baik yang ada di sekolah maupun di
literasi di sekolah dan di masyarakat untuk desa. Hal ini merupakan modal dasar untuk
kemajuan pendidikan anak: membangun kebersamaan dalam menuntaskan
“ …. kami berterima kasih Tim INOVASI datang masalah literasi di desa ini.
melihat kondisi kami ... anak-anak kami bisa lebih

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 11


REPORTASE

7) Konteks Program Rintisan: lainnya. Konsekuensi dari absensi siswa dan


Berikut beberapa konteks dari pelaksanaan guru akan berpengaruh dalam pencapaian
program rintisan INOVASI di Sumba. Pemahaman prestasi akademik siswa karena pelajaran
akan konteks penting untuk bisa memahami whats sehari-hari akan berjalan terus dan anak
works and what doesn't in context dalam pelaksanaan yang absen bisa ketinggalan pelajaran.
program rintisan INOVASI di daratan Sumba. Belum ada solusi systemic untuk mengatasi
a) L a t a r b e l a k a n g s o s i a l b u d aya d a n hal ini, hanya kemauan gur u untuk
perjuangan anak menuju sekolah memberikan perhatian khusus pada anak
Lokasi geografis sekolah kadangkala jauh yang ketinggalan pelajaran.
dari pemukiman warga, sehingga anak Kondisi tersebut dia tas akan menjadi
harus menempuh perjalanan relatif jauh potential confounders untuk analisa dampak
sekitar 3 hingga 4 km. Karena tidak ada program rintisan INOVASI terhadap hasil
kendaraan umum dan orangtua tidak belajar siswa.
memiliki kendaraan bermotor maka anak b) Desa Literasi sebagai bentuk kepedulian
harus jalan kaki ke sekolah. Tidak jarang Pemda dan masyarakat terhadap upaya
anak harus melepas sepatu untuk p e r b a i k a n k a p a s i t a s l i t e r a s i wa r g a
menghemat agar sepatu tidak cepat rusak. masyarakat dan anak sekolah
Umumnya anak tidak sarapan sebelum Pada tahun 2019, Desa Lokory (di Sumba
sekolah, menurut penuturan orangtua siswa Barat) diusulkan menjadi Desa Rintisan
anak hanya 'minum air panas' (teh) sebelum Literasi. Untuk me-realisasikan hal tersebut,
berangkat sekolah. Dengan kondisi Kepala Desa Lokory, dalam APBDesa,
demikian anak, terutama pada kelas rendah, sudah menganggarkan pembentukan Pos
akan cepat lelah dan lapar karena Baca dan pembentukan Taman Bacaan
menempuh perjalanan jauh dan tidak M a s ya r a k a t d i 4 d u s u n , t e r m a s u k
sarapan ketika berangkat ke sekolah. pengadaan/pembelian buku bacaan non-
Kondisi demikian akan mempengaruhi teks. Penggunaan sebagian dana desa untuk
kemampuan konsentrasi anak dalam pengadaan Taman Bacaan Masyarakat
mengikuti pembelajaran di sekolah. sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam
Perlunya intervensi gizi anak sekolah, dan hal prioritas penggunaan dana desa (lihat:
program gizi anak sekolah umumnya juga Permendesa No.16/2018 Tentang prioritas
mampu menaikkan tingkat kehadiran anak penggunaan dana desa tahun 2019).
di sekolah. Di tahun ini diharapkan terbitnya PerDes
Para guru mengeluhkan tingkat absensi (Peraturan Desa) tentang ketentuan 2 jam
siswa yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan membaca untuk masyarakat dan anak
oleh ritual budaya, hari pasar, dan hal s e k o l a h . D e n g a n Pe r D e s t e r s e b u t

Gambar 7. Sambutan tarian adat kunjungan Tim Joint Monitoring di Desa Lokory

12 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

diharapkan orang tua dan anak sekolah Secara umum, semua pimpinan daerah di
melakukan kegiatan membaca di rumah daratan Sumba telah sepakat untuk
selama 2 jam minimal sehari dalam mendukung pengembangan kebijakan dan
seminggu. Tujuannya agar membaca buku program guna meningkatkan hasil
merupakan kebiasaan masyarakat dan pembelajaran siswa jenjang sekolah dasar
diharapkan masyarakat menjadi cerdas dan (SD/MI), yaitu dengan terbentuknya
literat dalam berbagai hal. Forum Peduli Pendidikan Sumba (FPPS).
Program Desa Literasi ini tentunya sangat Forum tersebut beranggotakan wakil bupati,
berguna dalam mendukung pembiasaan ke pala Bappeda, dan ke pala Dinas
membaca bagi anak sekolah karena adanya Pendidikan dari setiap kabupaten di Sumba.
dukungan dari orangtua dan masyarakat. Di setiap kabupaten juga dibentuk Tim
Selain itu program Desa Literasi dapat Pengembangan Literasi yang terdiri dari
menjadi sarana penghubung keterbatasan pejabat pemerintah di sektor pendidikan,
akses masyarakat terhadap sumber bacaan pengawas sekolah, kepala sekolah, dan
yang umumnya tersedia di wilayah guru.
perkotaan. Komitmen pemerintah daerah Sumba
Bila dimungkinkan INOVASI bisa menjadi dalam meningkatkan mutu Pendidikan
jembatan komunikasi untuk penyediaan dasar di Sumba telah diikuti dengan
d a f t a r b u k u b a c a a n n o n - t e k s ya n g berbagai kebijakan Pendidikan yang
mendukung efektivitas program Desa ko ndusif untuk m endukung tujua n
Literasi. peningkatan hasil belajar siswa. Pada tahun
c) Kebijakan pemerintah daerah dalam 2019, pemerintah daerah Sumba (4
mendukung program pendidikan kabupaten) mengalokasikan dana APBD
Dalam era otonomi daerah, ur usan sebesar IDR. 5,921,600,000, untuk
Pe n d i d i k a n m e r u p a k a n s a l a h s a t u mendukung kegiatan pelatihan guru, scale
kewenangan Pemerintah Daerah. Oleh out Guru BAIK, serta pengadaan buku
karena itu bagaimana visi dan misi pelajaran sekolah dasar. Dengan rincian
pimpinan daerah dalam sektor Pendidikan sebagai berikut:
merupakan faktor penting dalam
mendukung keberhasilan program literasi
dan numerasi sebagaimana yang telah di-
inisiasi oleh INOVASI dan mitra kerja
lainnya.

Sumber: INOVASI NTT Project document

Berbagai kebijakan pendidikan yang kebijakan yang telah dikeluarkan oleh


dijalankan oleh Pemerintah daerah dan Pemda Sumba dijalankan dengan baik.
jajarannya tentunya sangat kondusif untuk Masa depan pengembangan program
mendukung scale out dan sustainability dari rintisan INOVASI di Sumba memiliki
program rintisan INOVASI di daerah prospek baik karena selain komitmen dari
Sumba. Dan yang terpenting adalah champions di daerah, program INOVASI
bagaimana realisasi dari komitmen tersebut. umumnya sejalan dengan RPJMD dan
Oleh karena itu perlu dukungan dari Tim Renstra OPD (Dinas Pendidikan dan
MERL dengan kerjasama Tim Education Olahraga). Dengan kata lain ada legal basis
Policy and Governance INOVASI untuk dari pengembangan program INOVASI
memantau sejauhmana kebijakan- tersebut.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 13


REPORTASE

REKOMENDASI perlu, dilakukan swot analysis terhadap


Pemantauan Bersama ini menghasilkan beberapa kemungkinan penerapan dari kebijakan
rekomendasi sebagai berikut: Pemda dalam mendukung program rintisan
1) Pe r l u t i n d a k l a n j u t b a g i k e r j a s a m a INOVASI.
kelembagaan antara Puskurbuk – 7) Perlu review dari Tim INOVASI daerah dan
Kemendikbud dengan Pemerintah Daerah Fasda mengenai pola penataan alat bantu
Sumba untuk review buku-buku pelajaran belajar di kelas (tembok kelas) agar kelas
dan non pelajaran untuk mendukung lebih efektif dan tujuan penggunaan alat
peningkatan mutu perpustakaan sekolah dan peraga untuk mendukung proses
taman bacaan masyarakat. Proses kerjasama pembelajaran tercapai.
tersebut bisa di fasilitasi oleh Tim INOVASI. 8) Advokasi dari Tim INOVASI kepada sekolah
2) Surat Edaran Bersama antara Dinas agar dukungan untuk pendanaan kegiatan
Pendidikan dan Dinas Pemberdayaan literasi dan numerasi dimasukkan dalam
Masyarakat & Desa, khususnya Kabupaten RKAS. Bila perlu Tim INOVASI daerah
Sumba Barat untuk memaksimalkan fungsi memberikan asistensi kepada sekolah dalam
Desa Literasi, ter masuk pembinaan penyusunan RKAS. Dukungan dari dinas
kerjasama antara sekolah dan pemerintah Pendidikan agar pencairan dana BOS tidak
desa dalam mendukung program terlambat sangat dinantikan oleh sekolah.
peningkatan literasi di sekolah dan 9) Perlu dukungan dari sekolah untuk keaktifan
masyarakat. gur u dalam for um KKG, khususnya
3) Kerjasama lintas sektor dalam menangani dukungan biaya transportasi untuk lokasi
masalah pendidikan literasi dan numerasi sekolah yang jauh dari tempat KKG.
secara komprehensif. Misalnya, kerjasama Dukungan surat edaran dari Dinas
antara Dinas Pendidikan dan Dinas Pendidikan tentang keaktifan guru dalam
Kesehatan untuk meningkatkan status gizi KKG akan membantu kepala sekolah dalam
anak sekolah melalui program gizi anak merealisasikan dukungan tersebut.
sekolah. Program demikian penting untuk 10) Spirit Forum Penduli Pendidikan Sumba
meningkatkan kualitas SDM masa depan (FPPS) dengan motto “Maju Bersama” perlu
anak serta menunjang suksesnya program difasilitasi untuk meningkatkan konektivitas
INOVASI dalam meningkatkan hasil belajar antar program antar kabupaten se-daratan
anak. Prog ram sejenis yang telah Sumba. Pilot Transisi Bahasa Ibu di Sumba
dikembangkan oleh Direktorat Pendidikan Timur relevan untuk semua kabupaten se-
Dasar – Kemdikbud dapat dijadikan sebagai daratan Sumba. Demikian juga dengan Pilot
referensi dalam pengembangan program Kepemimpinan untuk Pembelajaran di
sejenis dalam konteks program rintisan Sumba Barat. Dalam forum FPPS perlu
INOVASI. dibahas tentang berbagi pengalaman,
4) Meningkatkan peran serta orang tua untuk sumberdaya, dan kebijakan yang berpihak
membantu kesiapan belajar anak, termasuk pada peningkatan mutu pembelajaran di
pemberian sarapan pagi sebelum anak ke kelas.
sekolah. 11) Melalui FPPS tiap kabupaten perlu
5) Review terhadap kapasitas Fasda serta membahas dan mencari solusi guna
analisa kebutuhan pelatihan bagi terbentuknya dan berfungsinya bidang (atau
pengembangan Fasda. Diperlukan sedikitnya seksi) di Dinas Pendidikan yang
komitmen dari Pemda untuk mempunyai tugas pokok & fungsi terhadap
memberdayakan Fasda dalam manajemen “mutu pembelajaran dan
pengembangan program rintisan INOVASI penilaian”.
didaerahnya. 12) Pustekom dengan kerjasama INOVASI
6 ) Ker jasama antara Tim MERL, Tim diharapkan bisa memfasilitasi
Kebijakan Pendidikan dan Governance pengembangan sistem pembelajaran berbasis
INOVASI, dan mungkin juga perwakilan tekonologi informasi dan komunikasi untuk
Kemendikbud (Puslitjakdikbud) untuk mendorong penyebaran yang lebih luas dari
kegiatan pemantauan Bersama implementasi berbagai pengalaman dan praktek baik, baik
kebijakan Pemda dalam mendukung secara online maupun offline.
kegiatan program rintisan INOVASI. Bila

14 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

RAPAT KOORDINASI PEMINDAIAN


HASIL UJIAN NASIONAL 2018 / 2019
Abdul Rahman, S.S
Perancang Sistem Informasi Panilaian di Pusat Penilaian Pendidikan

Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Indonesia dan LPMP dari 12 provinsi seluruh
m e r u p a k a n l e m b a g a ya n g m e m i l i k i m i s i Indonesia. Ruang lingkup dari rapat ini adalah
mengembangkan dan menyelenggarakan sistem tentang sosialisasi Petunjuk Teknis (Juknis) proses
penilaian Pendidikan. Salah satu tugas Puspendik aplikasi pemindaian hasil UN. Selain itu, rapat
adalah mengembangkan model penilaian satuan koordinasi ini juga bertujuan untuk memberikan
pendidikan yang dituangkan ke dalam kegiatan pelatihan penggunaan aplikasi pemindaian kepada
pengembangan Model Pendataan dan Aplikasi para Koordinator Pemindaian tingkat Provinsi.
Pemindaian Hasil Ujian Nasional (UN). Kegiatan
ini bertujuan untuk (1) membuat sebuah sistem Rapat dibuka oleh Kepala Puspendik Moch.
pemindaian hasil UN yang lengkap, tepat, dan cepat Abduh, Ph.D. Kepala Puspendik cukup gembira
dalam penyajian informasi, dan (2) menerbitkan bahwa peserta Ujian Nasional Berbasis Kertas dan
hasil pemindaian yang lebih valid dan reliabel serta Pensil (UNKP) telah berkurang jumlahnya dan
dapat diumumkan dalam waktu yang lebih singkat sebaliknya peserta Ujian Nasional Berbasis
dengan hasil yang lebih teliti. Oleh karena itu, pada Komputer (UNBK) terus bertambah. Tidak ada
tanggal 19 s.d. 21 Maret 2019 Puspendik perubahan signifikan terkait Kebijakan UN
mengadakan Rapat Koordinasi Pemindaian Hasil dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
UN 2018/2019. Rapat ini dilaksanakan di Royal Hanya saja ada penekanan agar proses lebih cepat
Kuningan Hotel, Jakarta Selatan. dan hasil lebih cermat sehingga penyajianya tepat
guna. Jadwal UN 2018/2019 dimajukan ke bulan
Peserta kegiatan rapat koordinasi ini adalah April 2019. Hal ini terkait dengan pelaksanaan
Koordinator Pemindaian tingkat provinsi yang Pemilu pada 17 April 2019 dan terkait dengan
berasal dari Dinas Pendidikan seluruh provinsi di pelaksanaan ibadah puasa Ramadhan.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 15


REPORTASE

Moch. Abduh juga mengingatkan para peserta bersinergi untuk mengejar ketertinggalan dan bisa
rapat terkait dengan penyelenggaraan UN di mencapai 100% UNBK di seluruh Indonesia.
delapan daerah terdampak bencana. Terkait dengan penggandaan naskah soal UNKP,
Penyelenggaraan perlu dirancang sebaik mungkin saat ini untuk jenjang SMK sudah selesai 100%
sehingga tidak merugikan siswa. Panitia UN harus (36.312 eksemplar), jenjang SMA sudah 100.88%
segera mendeteksi kondisi terkini di daerah tersebut, (216.353 dari target 214.239 eksemplar), sedangkan
apakah infrastrukturnya memadai, jadwal dapat jenjang sudah mencapai SMP 70.33% (2.133.898
dipenuhi, dan cakupan materinya sama atau tidak. dari target 3.032.712 eksemplar) dan ditargetkan
Jika diperlukan, untuk sekolah terdampak yang akan selesai tepat waktu.
kondisinya tidak memungkinkan untuk
menyelenggarakan UN, agar bisa dikoordinasikan Selanjutnya Dadang Sudiyarto, M.A. berharap
dengan Dinas Pendidikan untuk diselenggarakan di maksimal H-2 pelaksanaan UNBK, sinkronisasi
sekolah atau lokasi lain. Terkait dengan pencetakan sudah berjalan dengan baik, dan H-2 pelaksanaan
soal, Bapak Kepala Puspendik menginformasikan UNKP naskah soal beserta LJK sudah terdistribusi
bahwa penggandaan soal untuk jenjang SMA sebagaimana mestinya. Untuk pemindaian hasil
sederajat sudah selesai 100% dan soal-soal sudah Ujian Nasional jenjang SMK, SMA/MA/SMALB
berada di ibu kota provinsi. Sedangkan naskah soal merupakan tanggung jawab LPMP dan dibantu oleh
jenjang SMP sederajat sudah selesai sampai 77 % Dinas Pendidikan Provinsi. Sedangkan pemindaian
dan diharapkan akan selesai tepat waktu. hasil Ujian Nasional jenjang SMP/MTs/SMPLB,
PAKET B/WUSTHA PAKET C/Ulya merupakan
Pernyataan Moch. Abduh, diperkuat oleh tanggung jawab Dinas Pendidikan Provinsi dan
Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan, dibantu LPMP.
Kemdikbud, Ir. Dadang Sudiyarto, M.A. yang
menyatakan bahwa UN 2018/2019 diikuti oleh 8,3 Rapat koordinasi dilanjutkan oleh Bambang
juta peserta UN, 103 ribu satuan Pendidikan. Suryadi, Ph.D. dari Badan Standar Nasional
Sebanyak 90.9% peserta mengikuti UNBK, Pendidikan (BNSP) yang menjelaskan tentang
sedangkan 9.1% sisanya masih menjalani UNKP. kebijakan yang berkaitan dengan UN 2018/2019.
Lalu 87% sekolah sudah mampu mengakomodir Dalam kebijakan sebelumnya, LPMP bertanggung
pelaksanaan UNBK, sedangkan 13% sekolah jawab pada pelaksanaan UNKP seluruh jenjang
lainnya masih UNKP. Saat ini ada 5 provinsi yang Pendidikan. Namun dalam Kebijakan yang terbaru,
sudah melaksanakan 100% UNBK untuk jenjang LPMP bertanggungjawab pelaksanaan UNKP
SMP/MTs, SMA/MA, SMK, PAKET B, PAKET C SMA/MA dan SMK, sedangkan SMP/MTs,
yaitu Provinsi DKI Jakarta, Gorontalo, Kalimantan PAKET B, PAKET C oleh Dinas Pendidikan
Selatan, Jawa Timur, dan Aceh. Sekretaris Provinsi. Untuk alur pemeriksaan dan pengolahan
Balitbang menyampaikan harapan Kepala Balitbang
agar Dinas Pendidikan Provinsi dan LPMP dapat

VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

hasil UNBK seluruh jenjang dimulai dari proktor SD/MI, siswa akan melaksanakan US dan USBN,
mengirim respon jawaban pada setiap seksi ke sedangkan pada SMP sederajat, SMA sederajat, dan
Panitia UNBK Pusat. Untuk pemeriksaan dan SMK sederajat siswa hanya akan melaksanakan
pengolahan hasil UNKP SMA/MA/MAK dikirim USBN. Naskah soal untuk US dan USBN disusun
oleh UPT/KCD kepada LPMP untuk diteruskan ke guru dan dikonsolidasi oleh Kelompok Kerja Guru
Panitia Pusat. Lalu untuk pemeriksaan dan (KKG). Sedangkan naskah soal USBN SMP/MTs
pengolahan hasil UNKP SMP/Mts, Paket B, Paket sederajat dan SMA/MA sederajat disusun oleh guru
C dikirim oleh dinas Kabupaten / Kota ke Dinas dengan dikonsolidasikan Musyawarah Guru Mata
Pendidikan Provinsi untuk diteruskan ke Panitia Pelajaran (MGMP). Lalu untuk perakitan soal 100%
Pusat. Sedangkan pemeriksaan dan pengolahan menjadi wewenang ditingkat MGMP/KKG atau di
hasil UNBK Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) satuan pendidikan. Untuk soal USBN dari pusat
dikirim langsung ke Panitia Pusat dapat diunduh melalui laman web
http//usbn.puspendik.kemdikbud.go.id.
Bambang Suryadi, Ph.D menaruh perhatian
pada permasalahan yang menjadi tantangan dalam Ibu Asrijanty, Ph.D. menyampaikan langkah-
pemindaian UNKP, antara lain; SDM (proktor, langkah penyusunan soal. Kisi-kisi soal berasal dari
operator, pengawas ruangan); fasilitas/perangkat BNSP dan MGMP/KKG, penyusunan indikator
(komputer & scanner); dan kesalahan pada jawaban soal oleh MGMP/KKG, Penulisan soal oleh guru
siswa (biodata tidak lengkap, jawaban tidak jelas, ada Mata pelajaran di satuan Pendidikan, dan telaah
dua pilihan jawaban yg terekam). Untuk itu, perlu kualitatif berdasarkan kaidah penulisan soal di
komunikasi dan kerja sama yang baik antara LPMP tingkat MGMP/KKG. Perakitan soal merupakan
dan Dinas Pendidikan Provinsi untuk mengatasi proses penggabungan soal dari Kemdikbud dengan
masalah-masalah tersebut. Sehingga pada saat soal dari satuan pendidikan menjadi beberapa paket
pengumuman, yang nanti akan dilaksanakan secara soal. Perakitan soal dapat dilakukan di KKG atau
serentak, tidak terjadi kendala-kendala yang MGMP tergantung pada kebijakan Dinas
merugikan siswa yang ingin melanjutkan ke Pendidikan setempat. Aplikasi pendataan,
Perguruan Tinggi atau ingin segera mendapatkan pemindaian dan skoring hasil USBN disiapkan oleh
pekerjaan. Pengumuman hasil UN itu sendiri akan Puspendik dan diserahkan kepada Dinas Pendidikan
dilakukan serentak dalam rentang 6-9 Mei 2019 Kabupaten/Kota melalui Dinas Pendidikan
meskipun waktu pelaksanaan UN berbeda di setiap Provinsi. Hasil USBN diserahkan oleh Dinas
jenjang. Terakhir, Bapak Bambang Suryadi, Ph.D Pendidikan Kabupaten/Kota kepada Dinas
kembali menekankan pada pentingnya usaha Pendidikan Provinsi. untuk diteruskan ke Puspendik
perluasan UNBK dengan cara sharing-facility lintas setelah memperoleh Hasil USBN.
jenjang/jenis Pendidikan (menggunakan fasilitas
sekolah lain) ataupun dengan PTN/instansi lain Mekanisme pemindaian hasil UN 2018/2019
(Perguruan Tinggi dan instansi pemerintah / swasta) disampaikan oleh Bapak Doddy Agung Santoso,
S.E. Pada proses pemindaian hasil UN 2018/2019
Asrijanty, Ph.D, selaku Kepala Bidang Penilaian tidak ada perubahan signifikan dibandingkan
Akademik, Puspendik melanjutkan rapat dengan dengan pemindaian tahun sebelumnya. Namun ada
materi terkait Kebijakan Ujian Sekolah Berstandar penekanan pada proses pendataan, pemindaian, dan
Nasional (USBN) 2019. Komposisi soal pada Ujian skoring agar lebih teliti dan presisi. Pemindaian hasil
Nasional adalah 100% soal bersumber dari pusat, UN pada jenjang SMA, SMA, SMTK, SMAK dan
disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan isian SMK dilakukan oleh LPMP. Sedangkan pemindaian
untuk Mata Pelajaran Matematika SMA dan SMK. hasil UN jenjang SMP, MTs, Paket C, Paket B /
Lalu pada USBN terdiri dari 20-25% soal dari pusat Wustha, SMALB, SMPLB, SMK Teori Kejuruan
dan 75-80% sisanya bersumber dari sekolah / satuan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Provinsi. Untuk
pendidikan. Sedangkan untuk Ujian Sekolah (US) pengolahan LJUN dilakukan oleh Tim
keseluruhan soal bersumber dari sekolah / satuan Pe m b e r k a s a n d a n T i m Pe m i n d a i a n . T i m
pendidikan. Dengan USBN, kelulusan siswa Pemberkasan bertugas menerima berkas ujian
ditentukan sepenuhnya oleh pihak sekolah / satuan kemudian memilah-milah berkas tersebut. Setelah
pendidikan. Terkait dengan Prosedur Operasional itu Tim Pemberkasan menyiapkan lembar kerja
Standar (POS) USBN ditetapkan oleh BNSP. Ibu pemindaian, label LJUN per mata uji, ATK, dan
Asrijanty, Ph.D. mengatakan bahwa pada jenjang keperluan lain terkait dengan proses pemberkasan.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 17


REPORTASE

Sedangkan Tim Pemindaian bertindak sebagai isian/arsiran siswa sudah benar, cetak laporan dan
pemindai sekaligus validator. Tugasnya menyiapkan pisahkan LJUN yang tidak sesuai biodata lalu
komputer dan perangkat pemindaian, data referensi, laporkan ke koordinator, LJUN Matematika (SMA
aplikasi pemindaian, barcode reader, dan keperluan dan SMK) soal isian tidak valid sesuaikan dengan
lain terkait dengan proses pemindaian. isian jawaban di atas, cek LJUN yang belum dipindai
pada aplikasi dan cocokan dengan nomor peserta
Doddy Agung Santoso, S.E. menegaskan yang tidak hadir pada label LJUN, serahkan LJUN
Penerima Berkas bertugas melakukan verifikasi yang sudah dipindai kepada pengelola berkas untuk
berkas yang telah diterima (memastikan jumlah diarsipkan, serahkan lembar kerja dan berkas
amplop per SP sesuai Mata Uji dan Prodi, amplop lainnya kepada petugas validasi. Lembar jawaban
ruang per SP per Mata Uji dan Prodi, mencocokan inklusi untuk jenis ketunaan netra menggunakan
dan mencatat hasil perhitungan ke dalam lembar naskah braile yang nantinya disalin oleh petugas ke
kerja) dan melakukan serah terima kepada Petugas dalam LJUN. Sedangkan lembar jawaban jenis
Kabupaten / Kota menggunakan Berita Acara ketunaan low vision juga akan disalin oleh petugas ke
(menyerahkan seluruh amplop SP berisi amplop dalam LJUN. Tugas Tim Pemindai selanjutnya
ruang dan berkas lain ke tim pemilah berkas, dan adalah proses validasi. Proses ini merupakan tahap
pada hari terakhir ujian membuat rekapitulasi yang membutuhkan ketelitian tinggi sebab tujuan
peserta ujian susulan). Untuk proses Pemilahan utamanya adalah untuk memastikan bahwa semua
(labelling) Bapak Doddy Agung Santoso, S.E. proses sudah berjalan dengan baik dan benar.
menyatakan bahwa dibutuhkan banyak petugas dan
harus memiliki ketelitian tinggi. Setiap amplop Rapat berjalan semakin menarik ketika Bapak
diurutkan dari nomor terkecil, dipisahkan sesuai Taufik Damarjati, M.T. dari Direktorat SMK maju
jenis berkas, hitung dan cocokan jumlah LJUN per ke depan untuk menyampaikan paparan tentang
amplop ruang dengan daftar hadir, rekap hasil teori kejuruan SMK. Bapak Taufik Damarjati, M.T.
pencocokan ke lembar kerja pemindaian, susun menggaris bawahi bahwa lulusan SMK sedikit
LJUN per mata uji dr nomor urut kecil dan beri label berbeda dengan lulusan jenjang lain sebab mereka
LJUN, catat nomor peserta tidak hadir ke lembar dituntut untuk menjadi lulusan siap kerja. Untuk itu,
label LJUN, amplop kosong dimasukkan ke amplop Direktorat SMK melalui Subdit Kurikulum
SP sesuai prodi & mata uji. mempersiapkan kurikulum SMK yang bertujuan
untuk memenuhi Standar kompetensi lulusan,
Tim Pemindai bertugas memastikan data sesuai standar isi, standar penilaian, dan standar proses.
dengan LJUN, masukkan nomor peserta UN tidak Standar Isi merujuk pada lingkup Materi, Struktur
hadir ke aplikasi dari label LJUN, pastikan kurikulum, Buku dan sumber belajar lain.

18 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

Standar Proses mengacu pada perencanaan masing-masing sesuai kebutuhan dengan


pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian menggunakan perangkat lunak pencetakan laporan
pembelajaran. Sedangkan Standar Penilaian yang disediakan oleh Pusat Penilaian Pendidikan.
melingkupi mekanisme, prosedur, instrumen, dan
tata laksana Uji Kompetensi Keahlian. Penilaian itu Tak hanya menjelaskan, Bapak Aris Subranto, S.
sendiri dilakukan oleh pendidik melalui penugasan, Kom. dan Bapak Ir. Taufik Hidayat Okky, M. Sc. Ed
ulangan, praktik, proyek, oleh satuan Pendidikan juga mengajak peserta untuk mengikuti pelatihan
berupa USBN, UPK, UKK, dan oleh pemerintah singkat proses pemindaian. Tampak para peserta
melalui Ujian Nasional (UN). rapat begitu antusias mengikuti pelatihan. Panitia
rapat menyediakan beberapa perangkat komputer
Bapak Taufik Damarjati, M.T. menegaskan berikut alat pemindai dan contoh lembar jawaban
bahwa norma, standar, prosedur dan kriteria yang sudah diisi. Para peserta pelatihan mengikuti
penilaian oleh pendidik, satuan pendidikan, instruksi dari narasumber dengan seksama dan
maupun pemerintah diatur oleh Direktorat SMK melaksanakan praktik dengan teliti. Diharapkan
melalui kisi-kisi dan soal UN Teori Kejuruan. dengan pelatihan singkat ini para peserta bisa
Direktorat SMK juga mengembangkan aplikasi semakin memahami tata laksana pemindaian dan
penilaian tersendiri yang bersifat user-friendly, punya terus meningkatkan ketelitian saat bekerja. Sehingga
unsur pemikat dan unsur pemaksa, serta mudah output dari proses pemindaian ini nantinya dapat
dikontrol dan dimonitor. Dalam menyajikan hasil tersaji dengan cepat dan akurat. Sesi rapat
penilaian, Direktorat SMK menerbitkan E-rapor, dilanjutkan oleh Bapak Drs. Didi Pujo Hadi dari
SIMIPISS (ijazah dan sertifikat), SIMAZA (Ijazah), Puspendik dan Bapak Wedy Prahoro dari Balitbang
dan Majestik (ijazah). Direktorat SMK menargetkan melanjutkan rapat koordinasi dengan penyampaian
penerbitan ijazah didampingi dengan sertifikat tentang Keuangan / Anggaran UN 2019. Dalam sesi
keahlian yang dapat divalidiasi oleh publik secara ini, tak hanya membahas anggaran pemindaian
daring (online). Dengan begitu, pihak pemberi kerja secara detail, kedua narasumber juga memaparkan
dapat mengecek validitas ijazah dan sertifikat tentang anggaran UN mulai dari Koordinasi
lulusan SMK sebelum memutuskan untuk memberi Persiapan hingga Penyusunan dan pengiriman
pekerjaan. Selain itu, validasi ijazah dan sertifikat ini Laporan UN. Baik Drs. Didi Pujohadi dari
juga bertujuan untuk meningkatkan 'nilai jual' Puspendik dan Wedy Prahoro berharap anggaran ini
lulusan SMK. dapat dipergunakan sebaik mungkin dan dapat
membantu kelancaran pelaksanaan UN 2018/2019.
Rapat dilanjutkan dengan penjelasan tentang
Proses Aplikasi Pemindaian Jenjang SMP sederajat, Rapat ditutup oleh Drs. Giri Sarana Hamiseno
SMA sederajat, dan SMK sederajat oleh Bapak Aris yang kembali menegaskan harapannya agar Rapat
Subranto, S.Kom. dan Bapak Ir. Taufik Hidayat Koordinasi ini dapat menambah pengetahuan dan
Okky, M. Sc. Ed. Kedua narasumber menjelaskan pemahaman koordinator pemindaian Provinsi
spesifikasi minimum yang harus dimiliki perangkat dalam melaksanakan pemindaian LJUN dan
komputer pemindai, perangkat pemindaian, diharapkan hasil pemindaian LJUN dapat disajikan
perangkat lunak berikut file pendukung yang harus dalam waktu yang lebih singkat dan hasil yang lebih
dipasangkan dengan perangkat lunak utama. Untuk teliti.
proses pemeliharaan data; tim komputer siap
melayani komplain selama 30 hari setelah
pengumuman sesuai mekanisme yang telah
ditetapkan. Mekanisme komplain ini ditetapkan
agar komplain dapat diatasi dengan cepat dan
efektif. Komplain ditampung panitia UN Provinsi,
sedangkan komplain yang berkaitan dengan LJUN
akan dikoordinasikan oleh Panitia Provinsi
koordinasi dengan Tim pemindai. Laporan hasil UN
secara nasional diterbitkan Panitia Pusat, dan
Panitia Provinsi dapat membuat laporan provinsi

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 19


REPORTASE

KENALI POTENSI SISWA: PUSPENDIK KEMBANGKAN TES


BAKAT DAN TES KEPRIBADIAN

Septian Dwi Cahyo, S.Psi


Pengembang Model Penilaian Pendidikan – Puspendik

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kegiatan Lokakarya Penulisan Soal dihadiri oleh
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 43 mahasiswa yang berasal dari beberapa universitas
2 0 1 9 t e n t a n g O r g a n i s a s i d a n Ta t a Ke r j a di Kota Yogyakarta seperti Universitas Gadjah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, salah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia,
satu fungsi Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Universitas Sanata Dharma, serta Universitas
adalah melakukan pengembangan instrumen Mercu Buana Yogyakarta. Selain itu, kegiatan ini
penilaian dan bank soal. Dalam melaksanakan juga dihadiri oleh beberapa dosen dari Universitas
fungsi tersebut, Puspendik mengembangkan Gadjah Mada sebagai pakar di bidang pengukuran
berbagai instrumen untuk menunjang tercapainya dan juga pengembangan instrumen. Kegiatan
proses penilaian baik di bidang akademik maupun dibuka oleh Drs. Giri Sarana Hamiseno selaku
non-akademik. Instr umen akademik yang kepala bidang Penilaian Non Akademik, Puspendik.
dikembangkan oleh Puspendik berupa soal-soal Pak Giri menyampaikan pesan agar para penulis soal
mata pelajaran, sedangkan instrumen di bidang non- dapat berkomitmen untuk menulis soal tepat waktu,
akademik berupa soal-soal psikotes seperti Tes Bakat menghindari isu-isu politik, menghindari bias sosial
Skolastik (TBS) serta Tes Kepribadian dengan model budaya, serta menghindari penggunaan nama
Situational Judgement Test (SJT). tokoh-tokoh yang masih hidup. Pak Giri mengakhiri
sambutan dengan arahan agar penulis soal membuat
Salah satu langkah penting dalam melakukan soal yang mampu mengukur apa yang seharusnya
pengembangan instrumen penilaian adalah proses diukur dan bukan berpatokan untuk membuat soal
penulisan soal. Untuk dapat menghasilkan soal yang yang sulit namun justru tidak mampu dijawab oleh
berkualitas, penulis soal harus benar-benar peserta tes. Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan
memahami konstruk atau substansi dari instrumen terkait sosialisasi penulisan soal oleh Dr. Idwin Irma
yang akan dikembangkan. Tidak hanya itu, penulis Krisna selaku koordinator pengembangan bank soal
soal juga harus memahami kaidah penulisan soal non-akademik didampingi oleh tim teknis dari
yang baik agar soal yang dibuat benar-benar Puspendik dan juga para pakar dari UGM. Tim
mengukur aspek yang hendak diukur. Untuk Puspendik yang terlibat adalah Dra. Sosiati
memenuhi kebutuhan tersebut, Puspendik Gunawan, M.A., Dr. Wahyu Nurhayati, Yulia
memberikan pelatihan kepada para calon penulis Naelufara, M.Ed., Septian Dwi Cahyo, S.Psi, Rizki
soal melalui kegiatan Lokakarya Penulisan Soal. Indah Pujihastuty, S.Psi., Farah Perwitasari, M.Psi.,
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 18 Maret dan Irma Auliah, S.Psi.
2019 di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

20 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

Pada saat pemaparan, para penulis


soal diberikan informasi mengenai
konstruk serta substansi dari Tes Bakat
S k o l a s t i k ( T B S ) d a n j u g a Te s
Kepribadian. Hal ini bertujuan untuk
memastikan bahwa para penulis yang
merupakan mahasiswa dari berbagai
universitas dengan latar belakang yang
berbeda-beda dapat memiliki persepsi
yang sama dalam memahami instrumen
yang akan dikembangkan. Dengan
demikian, soal-soal yang nantinya dibuat
oleh para penulis memang sudah sesuai
dengan kisi-kisi yang telah disusun
s e b e l u m n ya . S e l a m a p e m a p a r a n
berlangsung, peserta diberikan
penjelasan bahwa TBS adalah
seperangkat alat tes yang digunakan untuk Selain diberikan penjelasan mengenai substansi
memprediksi kemampuan seseorang jika yang dari instrumen yang akan dikembangkan, para
bersangkutan diberikan kesempatan untuk penulis soal juga memperoleh pelatihan membuat
melanjutkan belajar ke jenjang yang lebih tinggi. soal. Pada tahap ini, peserta dibagi menjadi beberapa
TBS terdiri dari tiga subtes yaitu subtes verbal yang kelompok dan diminta untuk berlatih menulis soal
mengukur kemampuan siswa dalam menalar berdasarkan kisi-kisi yang telah dipaparkan. Peserta
bahasa, subtes kuantitatif yang mengukur diminta untuk mempresentasikan soal yang telah
kemampuan aritmatika dan aljabar dasar, serta dibuat, kemudian tim fasilitator dari Puspendik akan
subtes penalaran yang mengukur kemampuan logika memberikan umpan balik terhadap soal yang telah
dan analisis. TBS sudah dikembangkan sejak tahun dibuat oleh para penulis soal. Melalui tahapan ini,
1990 yang telah didesain untuk siswa SMA hingga diharapkan para penulis soal benar-benar paham
orang dewasa. Pada tahun 2019, jangkauan terhadap substansi dari instrumen dan juga kaidah
pengguna TBS akan diperluas sampai pada jenjang penulisan soal.
SMP sehingga tahun ini merupakan langkah awal
bagi Puspendik dalam mengembangkan instrumen Setelah kegiatan berakhir, proses penulisan soal
TBS di level SMP. akan dilakukan secara mandiri oleh masing-masing
penulis. Para penulis soal diberikan waktu selama
Selain TBS, instrumen lain yang akan ditulis pada tiga minggu untuk menyelesaikan soal sesuai dengan
kegiatan lokakarya ini adalah Tes Kepribadian. Tes bagian yang telah diberikan. Jumlah yang akan
Kepribadian yang dikembangkan Puspendik tahun ditulis adalah sebanyak 1.500 butir soal TBS dan 520
ini menggunakan bentuk penialain situasi butir soal kepribadian. Selain dilaksanakan di
(Situational Judgement Test). Aspek-aspek kepribadian Yogyakarta, kegiatan lokakarya penulisan soal ini
yang diukur dalam instrumen ini antara lain juga akan dilaksanakan di beberapa kota lain seperti
integritas, tanggung jawab, kerja keras, daya tahan Surabaya dan Malang. Melalui kegiatan ini,
stress, kemandirian, dsb. Pengguanaan situatinal diharapkan dapat menunjang fungsi Puspendik
judgement test merupakan bentuk penilaian di mana dalam melaksanakan pengembangan instrumen
peserta diberikan sebuah situasi dan ia harus penilaian yang berkualitas dan bermanfaat bagi
memberikan respon atas situasi tersebut. Cara perkembangan pendidikan di Indonesia.
peserta memberi respon adalah dengan memilih
pilihan respon yang telah disediakan. Penggunaan *****
tes jenis ini dianggap lebih menggambarkan
karakteristik peser ta karena g radasi yang REFERENSI
digambarkan pada pilihan respon lebih jelas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dibandingkan bila hanya menggunakan skala Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2019 tentang
(misalnya skala 1 sampai 5 yang gradasinya kurang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan
terlihat jelas). dan Kebudayaan

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 21


REPORTASE
REPORTASE

WORKSHOP COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING


IN TEACHING AND ASSESSMENT
Abdul Rahman, S.S.
Perancang Sistem Informasi Penilaian di Pusat Penilaian Pendidikan

Pusat Penilaian Pendidikan mengadakan GTK Pusat Penelitian Kebijakan Balitbang, Staf
Workshop Collaborative Problem Solving in Subdit Penilaian Direktorat Pembinaan SD,
Teaching & Assessment pada tanggal 25-27 Februari Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Pembinaan
2019. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Sidang SMA, dan Direktorat Pembinaan SMK, Ditjen
Gedung E lantai 19, Komplek Kementerian Dikdasmen, Staf Subdit Peningkatan Kompetensi
Pendidikan dan Kebudayaan, Jl. Jenderal Sudirman dan Kualifikasi Subdit Pembinaan Guru Pendidikan
Jakarta. Workshop ini bertujuan untuk membuka Dasar dan Subdit Pembinaan Guru Pendidikan
wawasan para peserta terutama tenaga pendidik, Menengah, Direktorat GTK, Kemdikbud,
tentang pentingnya kompetensi siswa dalam Widyaiswara IPA dan Matematika LPMP Provinsi
menghadapi Era Industri 4.0. Peserta workshop tak DKI Jakarta, Dosen Fakultas MIPA IPB, UPI
hanya mendapatkan materi tentang apa itu Era Bandung, FMIPA UGM Yogyakarta, Gur u
Industri 4.0, namun juga pemahaman mengenai Matematika SMP Negeri 186 Jakarta, Guru IPA
cara mendiagnosa kemampuan siswa, SMP Negeri 20 Tangerang Selatan, guru Fisika
mengarahkannya agar bisa mencapai kompetensi SMA Negeri 67 Jakarta, serta guru Biologi dan
yang diharapkan, serta bagaimana menanamkan Kimia MA Insan Cendekia Serpong. Adapun
keterampilan Abad 21 ke dalam diri mereka. narasumber dalam kegiatan ini adalah Bapak Javier
Kegiatan ini juga membuka luas pandangan peserta Luque, Ph.D selaku Senior Education Specialist dari
workshop tentang bagaimana cara mempersiapkan Bank Dunia dan Bapak Prof. Pattrick Griffin dari
siswa agar mampu bersaing dalam dunia kerja, University of Melbourne. Kehadiran mereka dalam
mampu berpikir kritis, serta mampu memecahkan kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan,
berbagai permasalahan yang mungkin akan mereka memberi motivasi, dan pembaharuan bagi para
hadapi nanti di masa yang akan datang. peserta workshop, hingga mereka dapat lebih
bersemangat dalam mempersiapkan anak didiknya
Peserta dalam workshop ini terdiri dari staf menyongsong Era Industri 4.0.
Bidang Studi Matematika dan IPA Pusat Kurikulum
dan Perbukuan Balitbang, Staf Bidang Penelitian

22 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

WORKSHOP HARI PERTAMA lama sekolah, dan pengeluaran per kapita. Pada
Workshop dibuka oleh Kepala Badan Penelitian tahun 2017, Indonesia berada pada indeks 70.81,
dan Pengembangan, Bapak Totok Suprayitno, Ph.D. pada tahun 2018 naik menjadi 71.5, diharapkan
Beliau berpesan agar para peserta memanfaatkan pada tahun 2019 naik lagi menjadi 71.98 dan pada
kegiatan selama 3 hari ini untuk mengasah 2020 ditargetkan mencapai indeks 72.51. Namun
kemampuan, menambah pengetahuan, dan terlibat berdasarkan Human Capital Index yang dirilis oleh
aktif selama kegiatan berlangsung. Selain itu, beliau Bank Dunia, anak Indonesia yang lahir saat ini,
juga mengatakan bahwa pada Abad 21 tantangan dalam rentang 18 tahun kemudian, hanya dapat
bagi stake-holder dunia pendidikan juga terus mencapai 53% dari potensi produktivitas
meningkat dan permintaan akan tenaga kerja yang maksimumnya. Artinya masih banyak ruang yang
berkompeten semakin tinggi. Sehingga tenaga bisa dikembangkan agar capaian potensi
pendidik diharapkan sekali untuk dapat memahami produktivitas ini bisa meningkat lagi.
apa saja yang dibutuhkan siswa menuju Era Industri
4.0. Tak cukup sampai disana, tenaga pendidik Kepala Pusat Penilaian Pendidikan, Moch.
dituntut untuk memiliki integritas, semangat, dan Abduh, Ph.D. juga menyampaikan hal senada.
kreatifitas dalam mengantarkan anak didik menuju Namun Moch. Abduh menyoroti pertumbuhan
Era Industri 4.0 yang sudah di depan mata. Sangat digital yang semakin pesat bahkan melebihi jumlah
diharapkan kelak anak didik siap secara mental, penduduk di Industri 4.0 sekarang ini. Artinya,
memiliki kompetensi dan keterampilan yang setiap satu orang memiliki lebih dari satu gawai.
memadai. Pada tahun 2016, rata-rata orang Indonesia
menghabiskan waktu untuk mengakses internet,
Sesi selanjutnya diisi oleh Dr. Hadiat, MA selaku baik menggunakan PC atau tablet, hingga 8 jam 44
Direktur Pendidikan dan Agama, Kementerian menit per hari, sementara hanya 2 jam 23 menit
PPN/BAPPENAS. Dr. Hadiat menyampaikan untuk menonton TV. Di tahun yang sama, sebanyak
target Kementerian PPN/BAPPENAS dalam 132.7 juta orang Indonesia merupakan pengguna
paparan bertajuk Rencana Pembangunan Sumber aktif internet. Dari jumlah tersebut, 69.8% pelajar
Daya Manusia Indonesia untuk menghadapi Indonesia merupakan pengguna aktif internet.
tantangan abad-21. Dr. Hadiat juga menyampaikan Fakta ini berimbas pada peralihan berbagai aspek
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia kehidupan kepada konsep digital. Hampir semua
yang terus meningkat dan sudah masuk kategori aktivitas kini sudah didigitalisasi. Jenis pekerjaan
tinggi. Komponen pembentuk IPM adalah Angka pun turut mengalami peralihan. Berbagai profesi
Harapan Hidup, rata-rata lama sekolah, harapan baru bermunculan dan semuanya berbasis digital.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 29


REPORTASE

Menyikapi fakta tersebut, Moch. Abduh, Ph.D. memadai. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
mengatakan bahwa Literasi Dasar (membaca, yaitu: tingginya tingkat anak putus sekolah,
numerasi, finansial, pengetahuan IPA, pemahaman kurangnya keterlibatan siswa sehingga mereka tidak
TIK, serta melestarikan budaya dan bermasyarakat) bisa menentukan pilihan, tidak merasa aman,
Kompetensi (kemampuan berpikir kritis, kreativitas, cenderung tertutup, dan lebih senang menyendiri.
kecakapan berkomunikasi dan kemampuan Perbedaan capaian siswa pada akhirnya berujung
berkolaborasi) dan Penguatan Karakter (rasa ingin pada tingkat pengangguran yang tinggi. Jumlah
tahu, inisiatif, gigih, adaptif, memiliki jiwa siswa yang berprestasi, berkompeten, dan memiliki
kepemimpinan, serta kepekaan sosial dan budaya) karakter saat ini belum merepresentasikan wajah
merupakan kecakapan hidup yang dibutuhkan capaian siswa Indonesia secara keseluruhan.
dalam menghadapi Abad 21.
Untuk dapat memenuhi tuntutan pekerjaan abad
Sesi keempat workshop pada hari pertama diisi 21, Javier Luque, Ph.D. berharap agar siswa dapat
dengan paparan dari Javier Luque, Ph.D. selaku menguasai keterampilan dasar, antara lain: Learning
Senior Education Specialist dari Bank Dunia. and Innovation Skill (berpikir kritis dan mampu
Peserta workshop tampak antusias dan mendengar menyelesaikan masalah, komunikasi, kolaborasi,
dengan seksama ketika beliau menyampaikan kreatif dan inovatif). Kemudian, untuk persiapan
paparan berjudul What are 21st Century Skills and Why menghadapi dunia kerja yang sangat dinamis, siswa
They Are Important. Javier Luque mengungkapkan juga diharapkan memiliki literasi media dan ITC
bahwa Keterampilan Abad 21 sangat dibutuhkan (Information, technology, communication). Selanjutnya
karena kehidupan terus berubah, sedangkan sistem siswa dituntut memiliki Improving Self-Efficacy Skill
pendidikan gagal mengikuti perubahan tersebut. (pola pikir yang baik, resilien, positif, dan optimis).
Keterampilan manual kini sudah jarang diminati Terakhir adalah Understanding and Interacting Each
dan permintaannya terus menurun. Ini merupakan Other (mampu melihat dari berbagai sudut pandang,
tuntutan yang semakin tinggi. Namun demikian, bertanggung jawab dalam berkomunikasi, dan
sekolah belum bisa mengimbangi tuntutan tersebut mampu menyelesaikan konflik.)
dengan menghasilkan lulusan dengan keterampilan

24 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE
REPORTASE

dan inovatif, berpikir kritis, dan problem-solving),


Ways of Working (komunikasi, kolaborasi, dan
kerjasama tim), Tools for Working (literasi informasi,
komunikasi, dan teknologi), Living in the real world
(kehidupan dan karier, tanggung jawab pribadi dan
sosial, dan rasa kewarganegaraan secara lokal dan
global). Untuk mengukur capaian siswa dalam hal-
hal tersebut diatas, Pattrick Griffin mengemukakan
beberapa indikator, yaitu partisipasi siswa dalam
pembelajaran, tindakan siswa, interaksi dengan
lingkungannya, penyelesaian tugas sekolah dan
tugas rumah, cara pandang siswa dalam melihat
berbagai hal, respon adaptif, kesadaran akan
sekelilingnya, pemahaman akan regulasi sosial,
kemampuan negosiasi dalam berbagai konteks,
transactive memory, dan inisiatif tanggung jawab.

Pada akhir sesi, Prof. Pattrick Grifin mengajak


peserta untuk berdiskusi dalam kelompok kecil
membahas tantangan, gagasan, serta praktik
mengembangkan kompetensi abad 21 di
pembelajaran kelas. Setiap kelompok
beranggotakan 4 orang dan masing-masing diberi
Javier Luque, Ph.D dari World Bank tanggung jawab berbeda. Satu peserta bermain peran
sebagai guru, dan 3 peserta lainnya berperan sebagai
Workshop berlangsung semakin menarik ketika siswa. Setiap guru memberikan satu narasi singkat
Prof. Pattrick Griffin dari University of Melbourne tentang isu terkini, kemudian memberi instruksi
maju ke depan dan mempresentasikan paparannya berbeda untuk setiap siswa terkait narasi tersebut.
tentang Incorporate Teaching and Assessment of 21st Siswa pertama diminta untuk mencari data item
Century Skills into Classroom. Beliau menggarisbawahi terkait tema narasi, siswa kedua diberi tugas untuk
bahwa kehidupan kita terus berubah sejak era mempelajari faktor yang mempengaruhi, dan siswa
agrikultur, kemudian menjadi era industri, dan kini ketiga mendapat tugas untuk lokasi yang
m enjadi era infor m a si. Per ubahan ini berhubungan dengan tema. Kemudian, setelah
mempengaruhi pola hidup, jenis pekerjaan, cara setiap siswa selesai dengan tugas masing-masing,
bersosialisasi, dan banyak hal lainnya. Untuk itu, guru memulai diskusi dan menstimulasi siswa untuk
beliau mengelompokkan keterampilan yang sangat bekerja sama menentukan kesimpulan dari apa yang
dibutuhkan menjadi: Essential Skill (problem-solving, telah kerjakan. Prof. Pattrick Griffin mengatakan
kreativitas, komunikasi, kolaborasi, literasi data, bahwa inti dari aktivitas ini adalah bagaimana
literasi digital, dan ilmu komputer) dan Supporting menumbuhkan rasa tanggung jawab dan saling
Skills (pola pikir, kegigihan, kesadaran sosial dan percaya antara satu siswa dengan siswa dan antara
budaya, kepemimpinan, dan etika.) siswa dengan guru. Peserta melaksanakan aktivitas
ini dengan serius dan antusias, namun tetap dalam
Prof. Pattrick Griffin menekankan bahwa suasana yang menyenangkan.
pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa
untuk menghadapi perubahan yang terus terjadi WORKSHOP HARI KEDUA
dengan cepat, terjun ke lapangan pekerjaan baru Hari kedua diawali dengan paparan dari Dr.
yang mungkin suatu hari nanti akan muncul, R a h m awa t i , S T, M . E d . t e n t a n g A s e s m e n
menggunakan teknologi baru yang mungkin nanti Kompetensi Siswa Indonesia (AKSI). AKSI
akan ditemukan, dan mengantisipasi kemungkinan merupakan program pemetaan capaian pendidikan
masalah yang akan ter jadi. Selanjutnya ia untuk memantau mutu pendidikan secara
mer umuskan bahwa siswa har us memiliki nasional/daerah yang menggambarkan pencapaian
Knowledge, Skill, Attitudes, Values, dan Ethics kemampuan siswa yang dilakukan melalui survei
(KSAVE). Hal ini meliputi: Ways of Thinking (kreatif yang sifatnya longitudinal. Kompetensi yang diukur

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 25


REPORTASE

pengajaran dari seluruh dunia untuk menghasilkan


sistem terpadu untuk meneliti, mengembangkan,
dan menciptakan sumber daya inovatif dalam
menilai dan mengajarkan keterampilan kunci abad
ke-21. Tujuan utama proyek ini adalah untuk
mempersiapkan guru yang mampu menghantarkan
siswanya sukses dalam pekerjaan dan kehidupan.
Guru dituntut untuk bisa mengarahkan siswa agar
memahami cara belajar yang baik sesuai kriteria
mereka masing-masing. Sehingga siswa menyadari
ke arah mana nanti karier yang akan siswa ambil.
Siswa perlu dibantu untuk membuka wawasannya
tentang 4 keterampilan dasar yang dibutuhkan pada
abad 21, yaitu pola berpikir, alat pendukung
peker jaan, cara beker ja, dan cara hidup
bermasyarakat.

Sesi terakhir di hari kedua workshop diisi dengan


diskusi tentang gagasan dan praktik
mengembangkan Collaborative Problem Solving dalam
pembelajaran. Praktik dituangkan dalam permainan
Laughing Clown dan Olive Oil. Permainan ini berbasis
internet dan harus dimainkan dengan berpasangan.
Javier
Prof. Luque,
Pattrick GrifinPh.D dari World
dari Melbourne Bank
University Masing-masing peserta diberikan user ID dan
password secara acak untuk login ke dalam
adalah Literasi, Numerasi, dan Sains dengan permainan. Peserta tidak akan mengenali siapa
menggunakan survei yang bersifat sampling, low pasangannya dalam permainan tersebut. Kemudian
stake, dan diagnostic. Rahmawati menekankan melalui menu percakapan, mereka diminta untuk
bahwa AKSI merupakan gerbang pengenalan b e r k o mu n i k a s i d a n b e r k o l a b o r a s i d a l a m
keterampilan baru bagi siswa. Misalnya literasi menyelesaikan tantangan dalam permainan
digital melalui penyajian survei yang memanfaatkan tersebut. Para peserta tampak semangat meskipun
teknologi digital. Siswa akan diperkenalkan dengan menyelesaikan permainan ini tidak semudah yang
keterampilan mengoperasikan komputer dan mereka bayangkan. Setelah permainan berakhir,
menavigasi. Selanjutnya Rahmawati menjelaskan semua peserta diminta mengevaluasi kekuatan
manfaat AKSI. Pertama, AKSI sebagai neraca (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
ketercapaian, kekuatan, dan kelemahan pendidikan (opportunities), dan ancaman (threats) dalam
sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat. aplikasi/permainan tersebut.
Kedua, AKSI mendiagnosis aspek kompetensi yang
perlu perbaikan faktor penunjang / penghambat WORKSHOP HARI KETIGA
k e b e r h a s i l a n . Ke t i g a , A K S I m e n d o r o n g Di hari yang terakhir, Prof. Pattrick Griffin
ketercapaian kompetensi, terutama literasi dan menyampaikan paparan Incorporating Collaborative
numerasi. Terakhir, AKSI berpotensi menjadi Problem Solving in Classroom Context dan Collaborative
Standar Pendidikan, anak tangga progresif untuk Problem Solving C21 Competence-Based Teaching And
meningkatkan capaian standar pendidikan Learning. Pattrick Griffin mengingatkan kembali
. bahwa kompetensi adalah kapasitas untuk
Prof. Pattrick Griffin kembali melanjutkan sesi melakukan tugas-tugas kompleks pada tingkat
hari kedua dengan memaparkan Principles of kualitas yang diminta oleh konteks. Orang yang
Collaborative Problem Solving. Pattrick Griffin kompeten dapat menyesuaikan kinerja untuk
mengawali paparannya dengan menjelaskan tentang mempengaruhi berbagai faktor kontekstual.
The Assessment and Teaching of 21st Century Skills Diperlukan banyak pengamatan untuk menetapkan
(ATC21S™). Proyek ini merupakan sebuah tingkat kinerja tertentu. Modul pembelajaran
kolaborasi antara pemerintah berbagai negara berbasis kompetensi terdiri atas: 1. Content yang
dengan lebih dari 250 peneliti dan lembaga ber upa hasil pembelajaran (Ber pikir kritis,

26 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE
REPORTASE

kreativitas, komunikasi dan problem-solving) 2. Wo r k s h o p d i t u t u p d e n g a n p e n y e r a h a n


Teaching Activity yang berupa sumber bahan ajar penghargaan dan cendera mata kepada Javier
(Bacaan, bahan kegiatan, program, dll) 3. Students' Luque, Ph.D dan Prof. Pattrick Griffin. Penyerahan
Task yang berupa kegiatan-kegiatan stimulatif (yang dilakukan oleh Asrijanty, Ph.D. yang didampingi
menuntut siswa untuk beraktivitas, berpikir, oleh Dr. Rahmawati, ST., M.Ed yang disaksikan
berkolaborasi, berkomunikasi, dan berpikir kritis) oleh seluruh peserta. Sebelum workshop ditutup
dan 4. Rubric berupa sebuah riset kecil yang Javier Luque, Ph.D dan Prof. Pattrick Griffin
disiapkan oleh guru tentang setiap bahan ajar yang berpesan kepada seluruh hadirin dan peserta
akan ia bawa ke kelas. workshop agar terus berupaya sebaik mungkin untuk
membekali siswa menghadapi Era Industri 4.0.
Dalam membuat rubrik, Prof. Pattrick Griffin
menjelaskan 4 elemen dasarnya yaitu: pengetahuan
tentang konten, berpikir kritis, berpikir tingkat Education Quotes
tinggi, dan berpikir kreatif. Selanjutnya, peserta
diminta untuk melakukan aktivitas kelompok
menggunakan media berupa bola dan
penggaris/meteran. Setiap kelompok menyediakan “A teacher who is a emp ng
tiga buah bola dengan ukuran dan material berbeda. to teach without inspiring the
Setiap bola kemudian dipantulkan ke permukaan
meja, lantai, atau kursi lalu kemudian diukur jarak
pupil with a desire to learn is
pantul setelah menyentuh permukaan. Selanjutnya hammering on cold iron”
setiap kelompok diminta membuat sebuah rubrik
tentang aktivitas yang baru saja dilakukan. Salah Horace Mann
satu anggota kelompok kemudian satu per satu
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Meskipun masih ada beberapa rubrik yang perlu
diperbaiki, namun secara keseluruhan Prof. Pattrick
Griffin sangat senang melihat peserta dapat
memahami apa yang beliau coba bagikan dalam
workshop ini.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 27


REPORTASE

INOVASI PENILAIAN BIDANG PAUD: PENGEMBANGAN


INSTRUMEN GAMBARAN KESIAPAN BERSEKOLAH 2019
Farah Perwitasari, M.Psi., Psikolog
Pengembang Model Penilaian Pendidikan

Anak adalah aset masa depan suatu bangsa yang Kesiapan bersekolah (school readiness) merupakan
harus dipersiapkan sebaik mungkin agar kelak dapat istilah yang digunakan dalam berbagai riset
menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berakhlak pendidikan untuk menggambarkan kesiapan anak
mulia. Pendidikan yang berkualitas sejak masa usia secara fisik, sosial, psikologis, dan intelektual untuk
dini menjadi salah satu faktor penting untuk memulai pendidikan formal. Sejak tahun 2009
membentuk generasi bangsa yang berkualitas di sampai dengan dengan 2012, Pusat Penilaian
masa depan. Data yang diperoleh dari Buku Saku Pendidikan, Balitbang Kementerian Pendidikan dan
Ikhtisar Data Pendidikan dan Kebudayaan tahun Kebudayaan telah mengembangkan Tes Kesiapan
2017/2018 menyebutkan bahwa jumlah anak usia Bersekolah untuk program pemetaan kesiapan
dini (berumur 3 – 6 tahun) adalah 19.234.500 anak, bersekolah bagi siswa PAUD yang akan melanjutkan
namun belum semua anak mendapatkan layanan ke Sekolah Dasar di 12 provinsi, yaitu Bangka-
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Bahkan, Belitung, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jambi,
angka partisipasi kasar pada anak usia 4 – 6 tahun Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, NTB,
hanya sebesar 40,88 persen yang mendapatkan Maluku, Papua Barat, Papua, Jatim, Lampung, dan
layanan pendidikan PAUD di Taman Kanak-Kanak. Banten. Hasil pemetaan kesiapan bersekolah yang
Hal ini dapat mempengaruhi kesiapan bersekolah dilakukan oleh Puspendik tersebut menunjukkan
anak ketika harus memasuki jenjang Sekolah Dasar. bahwa dari seluruh responden sebanyak 1400 siswa
Padahal banyak penelitian yang menunjukkan (655 laki-laki, dan 745 perempuan), 70,5%, siswa
bahwa PAUD sangat berkontribusi dalam PAUD telah memiliki kesiapan secara kognitif,
membantu kesiapan bersekolah anak. Nurhayati 64,3% memiliki kesiapan secara bahasa, 41,9%
(2017) menemukan bahwa pendidikan di TK memiliki kesiapan secara motorik kasar, 40,9%
membantu anak untuk menyesuaikan diri pada memiliki kesiapan secara motorik halus, dan 49%
masa transisi ke SD. Halimah dan Kawuryan (2010) memiliki kesiapan secara sosial emosional.
juga menemukan bahwa anak yang bersekolah di TK
menunjukkan kesiapan bersekolah yang lebih besar
jika dibandingkan anak yang tidak bersekolah di TK.

28 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

Berdasarkan pertimbangan
tersebut perlu dikembangkan
kembali instrumen yang praktis dan
mudah digunakan oleh guru TK
dengan berbagai latarbelakang
pendidikan namun tetap dapat
membantu guru untuk memperoleh
gambaran perkembangan anak yang
dibutuhkan untuk kesiapan
b e r s e k o l a h . P u s a t Pe n i l a i a n
Pe n d i d i k a n a k h i r n ya k e m b a l i
mengembangkan instrumen
kesiapan bersekolah yang yang
bernama “Gambaran Kesiapan
Bersekolah Anak Usia 5-6 Tahun”.
Tujuan pengembangan instrumen ini
Instr umen kesiapan bersekolah yang adalah untuk membantu guru TK
dikembangkan Puspendik terbukti mampu memperoleh informasi tentang gambaran
memetakan kondisi perkembangan motorik, perkembangan siswanya yang dilihat dari aspek
kognitif, sosio emosional, dan bahasa sebagai dasar perkembangan motorik, kognitif, sosial-emosional
kesiapan bersekolah anak. Hasil pemetaan potensi dan bahasa anak yang diperlukan untuk bersekolah
ini sangat bermanfaat bagi guru TK/ PAUD. Namun pada rentang usia tersebut. Secara lebih rinci
demikian, guru PAUD tidak dapat menyajikan Instrumen ini memiliki kelebihan dibandingkan
instrumen ini langsung kepada siswanya karena instrumen kesiapan bersekolah tahun 2012:
instrumen tersebut didesain untuk 1. Instrumen disusun tanpa menggunakan alat
diadministrasikan oleh psikolog atau orang yang bantu atau alat peraga yang rumit;
sudah dilatih sebelumnya. Penyajian instrumen 2. Item berupa perilaku yang dapat diamati
tersebut juga menggunakan peralatan-peralatan oleh guru di sekolah atau ditanyakan
yang cukup banyak seperti matras, bola, mainan, kepada orang tuanya sehingga dapat
alat tulis, serta buku-buku atau form-form isian yang digunakan oleh semua gur u dengan
memuat pertanyaan yang harus dijawab oleh anak. berbagai latar belakang pendidikan;
Hal ini menjadikan instrumen tersebut kurang 3. Guru akan mudah memperoleh informasi
praktis dan hanya dapat disajikan oleh orang-orang atau gambaran perkembangan anak,
tertentu saja. Hal ini tentu saja membuat dilema, mencakup aspek-aspek perkembangan yang
bahwa disatu sisi seharusnya guru dapat mengetahui mendukung kesiapan bersekolah anak.
gambaran kesiapan bersekolah anak dengan mudah,
namun disisi lain guru tidak dapat menggunakan Pengembangan instrumen Gambaran Kesiapan
instrumen tersebut apalagi bagi guru dengan Bersekolah ini bekerjasama dengan praktisi dari
pendidikan rendah. Menurut data Pendidikan dan Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini
Kebudayaan tahun 2017/2018 prosentase guru TK dan Pusat Kurikulum Perbukuan serta akademisi
yang berpendidikan S1 sebanyak 60,61 persen. Hal dari fakultas-fakultas Psikologi di Jakarta yakni
ini berarti bahwa masih terdapat 39,39 persen guru Universitas Indonesia, Universitas Negeri Jakarta,
yang belum memenuhi standar kualifikasi yang Universitas Atma Jaya, dan Universitas Mercu
ditetapkan pemerintah. Meskipun dalam Buana. Jumlah soal yang dikembangkan berjumlah
Permendikbud RI Nomor 137 Tahun 2014 tentang 400 butir dengan mengacu pada lima dimensi
standar PAUD, telah diatur bahwa guru PAUD kesiapan bersekolah yang disusun oleh The National
harus berpendidikan sarjana/sederajat di bidang Education Goals Panel yang meliputi perkembangan
kependidikan yang relevan dengan PAUD atau motorik, kognitif, sosial emosional, dan bahasa.
lulusan sarjana Psikologi, namun di lapangan tidak Soal berupa perilaku-perilaku siswa yang mudah
dapat dipungkiri bahwa banyak satuan pendidikan diamati oleh guru atau dapat ditanyakan kepada
PAUD yang memiliki guru dengan latarbelakang orang tua. Guru nantinya akan memberikan respon
pendidikan yang bermacam-macam bahkan dengan berupa ceklist pada rentang 1 sampai dengan 4 yang
pendidikan rendah. sudah disusun rubrik penilaiannya.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 29


REPORTASE

Saat ini pengembangan instrumen sedang REFERENSI


memasuki tahap telaah item gambaran kesiapan Getting Ready; Findings from the National School
bersekolah. Adapun tahap kegiatan yang telah Readiness Indicators Initiative A 17 State
dilakukan adalah: Partnership. (2005). David and Lucile Packard
1) Berdiskusi dengan praktisi dari Pusat Foundation, the Kauffman Foundation and
Kurikulum dan Perbukuan serta Direktorat the Ford Foundation.
Pembinaan PAUD untuk memahami Halimah, N., dan Kawuryan, J. (2010). Kesiapan
tentang kebijakan PAUD di Indonesia Memasuki Sekolah Dasar pada Anak yang
t e r m a s u k s t a n d a r, k u r i k u l u m d a n Mengikuti Pendidikan TK dengan yang Tidak
implementasi penilaian pendidikan anak Mengikuti Pendidikan TK di Kabupaten
usia dini di lapangan; Kudus. Jurnal Psikologi Pitutur Universitas
2) Berdiskusi dengan narasumber akademisi Muria Kudus Vol. 1 no 1.
yakni dosen-dosen Fakultas Psikologi UI, Laporan Kegiatan Pemetaan Kesiapan Bersekolah
UNJ, UAJ, dan UMB yang bertujuan untuk Siswa PAUD Formal dan Non Formal Tahun
membahas rencana desain instrumen 2012. (2012). Bidang Penilaian Non
kesiapan bersekolah meliputi teori-teori Akademik, Pusat Penilaian Pendidikan,
perkembangan anak usia dini, aspek-aspek Badan Penelitian dan Pengembangan,
yang diukur dalam instrumen, dan metode Kementerian pendidikan dan Kebudayaan.
penilaiannya; Nurhayati, W. (2017). Exploring the understanding and
3) Penyusunan dan finalisasi draft kisi-kisi practice of school readiness and transition to school
item kesiapan bersekolah yang memuat in the Yogyakarta Province in Indonesia.
empat aspek perkembangan yakni motorik, Australia: a thesis of Faculty of Education,
kognitif, sosio emosional, dan bahasa; Monash University.
4) Pe nu l i s a n s o a l , p e n y u s u n a n r u b r i k Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
penilaian dan telaah terhadap 400 butir soal Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014
gambaran kesiapan bersekolah. tentang Standar Nasional Pendidikan Anak
Usia Dini.
Tahap selanjutnya adalah perakitan soal, Statistik Pendidikan Anak Usia Dini 2016/2017.
perencanaan dan pelaksanaan ujicoba yang akan (2017). Pusat Data dan Statistik Pendidikan
dilaksanakan di empat provinsi, dan terakhir adalah dan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan
analisis butir soal. dan Kebudayaan.

Pengembangan instrumen “Gambaran Kesiapan


Bersekolah Anak Usia 5 – 6 Tahun” ini merupakan Education Quotes
salah satu inovasi di bidang penilaian pendidikan
khususnya dalam ranah Pendidikan Usia Dini
karena selain mudah dalam penyajian, yakni guru
memberikan ceklist pada soal berupa perilaku yang “ Tell me and I forget.
mudah diamati, ke depannya instrumen ini akan Teach me and I remember.
dikembangkan dalam bentuk aplikasi digital yang
dapat diakses oleh guru menggunakan HP atau Involve me and I learn.”
gadget. Diharapkan instrumen ini nantinya dapat
dimanfaatkan guru TK guna memperoleh gambaran Benjamin Franklin
perkembangan anak yang ditinjau dari aspek
motorik, kognitif, sosio emosional, dan bahasa yang
mendukung kesiapan bersekolah anak memasuki
jenjang Sekolah Dasar.

*****

30 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

SELEKSI CALON GURU UNTUK PENDIDIKAN


ANAK-ANAK INDONESIA DI MALAYSIA
Nur Baiti Astuti, M.Psi., Psikolog
Pengembang Model Penilaian Pendidikan

Sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20 telah mengirimkan guru yang bertugas mendidik
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, anak-anak PMI dalam jenjang setara dengan
negara berkewajiban memberikan layanan dan pendidikan sekolah dasar, sebagai bagian dari upaya
kemudahan, serta menjamin terselenggaranya dan kewajiban pemerintah untuk mencerdaskan
pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara warga negaranya.
tahun tanpa diskriminasi, baik yang tinggal di dalam
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Secara bertahap, sejak tahun 2006, Kementerian
(NKRI), maupun Warga Negara Indonesia (WNI) Pendidikan dan Kebudayaan telah mengirimkan
yang tinggal di luar negeri. Pemerintah juga sebanyak 529 pendidik. Tahun 2019 ini merupakan
menjamin terselenggaranya pendidikan bagi setiap angkatan ke 10 pengiriman guru Indonesia ke
warga negara yang berusia tujuh sampai lima belas Malaysia oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
tahun (wajib belajar 9 tahun), baik yang tinggal di Kependidikan, Kementerian Pendidikan dan
wilayah NKRI maupun luar negeri. Namun pada Kebudayaan. Guru yang akan dikirimkan berjumlah
kenyataannya, anak-anak pekerja migran Indonesia 86 (delapan puluh enam) orang yang akan
(PMI) di Malaysia, khususnya yang bekerja di sektor ditugaskan selama 2 (dua) tahun. Proses awal yang
perkebunan, mengalami kesulitan untuk dilakukan sebelum pengiriman guru adalah seleksi
memperoleh akses pendidikan. calon guru yang dilakukan melalui beberapa tahap
untuk memperoleh calon guru yang berkualitas.
Secara historis, pada tahun 2002, Pemerintah Jumlah pendaftar calon guru pada tahun 2019
Malaysia mulai melarang warga negara asing sebanyak 3525 orang pendaftar, terpilih 400 orang
bersekolah di Sekolah Kebangsaan Malaysia calon guru yang telah lolos seleksi administrasi dan
(Sekolah Dasar di Malaysia). Hingga kemudian mengikuti tahap seleksi selanjutnya yaitu tes tertulis
pada tahun 2006 terjadi kesepakatan antara dan non tertulis. Komponen tes tertulis adalah
pemerintah Indonesia dengan Malaysia untuk psikotes dan tes bidang studi, sedangkan komponen
mendirikan pusat-pusat belajar di ladang-ladang tes non tertulis adalah peer teaching, wawancara, dan
sawit yang ada di seluruh Sabah, Malaysia. Oleh Leaderless Group Discussion (LGD). Tes tertulis dan
karena itu, sejak tahun 2006 pemerintah Indonesia non tertulis angkatan 10 ini dilaksanakan pada
melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 28 Maret 2019 secara serentak di 8 (delapan)

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 31


REPORTASE

Lembaga Pendidik dan Tenaga


Kependidikan (LPTK) yang ada
di Indonesia yaitu Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI),
U n ive r s i t a s N e ge r i M e d a n
(Unimed), Universitas Negeri
Surabaya (UNESA), Universitas
Lambung Mangkurat (ULM),
Universitas Negeri Semarang
(UNNES), Universitas Negeri
Manado (UNIMA), Universitas
Negeri Padang (UNP), dan
Universitas Negeri Makassar
(UNM).

Pusat Penilaian Pendidikan


(Puspendik), Balitbang,
Kemendikbud turut berperan
sebagai tim seleksi untuk tes
tertulis dan non tertulis. Dari Kemudian menjelang pukul 13.00 waktu
tahun ke tahun, Direktorat Jenderal Guru dan setempat, dilaksanakan tes non tertulis berupa
Tenaga Kependidikan beker ja sama dengan Leaderless Group Discussion (LGD), Peer Teaching, dan
Puspendik, khususnya bidang Penilaian Non wawancara. LGD merupakan teknik asesmen
Akademik sebagai pengembang instrumen penilaian menggunakan simulasi berdiskusi dimana sejumlah
dan bank soal. Puspendik bertanggung jawab pada peserta yang terdiri dari empat sampai delapan orang
hampir seluruh pelaksanaan tes yaitu sebagai diberikan suatu kasus dan diminta berdiskusi dalam
penyusun instrumen tes, pemandu pelaksanaan tes, durasi waktu tertentu (). Diskusi kelompok yang
hingga proses skoring dan interpretasi hasil tes. dilakukan tanpa adanya penunjukan peran-peran
Puspendik mengirimkan sepuluh (10) personil yang tertentu di dalam kelompok seperti pemimpin atau
terbagi ke delapan LPTK untuk membantu proses moderator, sehingga memungkinkan setiap anggota
terselenggaranya tes. kelompok memanifestasikan potensinya. Waktu
yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan LGD
Jadwal pelaksanaan tes dimulai serentak di 8 selama 15-20 menit. Secara umum, LGD efektif
LPTK pada pukul 08.00 waktu setempat. untuk menilai kemampuan ker jasama dan
Pelaksanaan dimulai dengan pembukaan oleh rektor kepemimpinan individu seperti kemampuan
dari masing-masing universitas, dilanjutkan dengan berkomunikasi dan kemampuan dalam
penjelasan teknis oleh perwakilan dari Direktorat mengemukakan ide atau pendapat yang dimiliki.
Jenderal Gur u dan Tenaga Ke pendidikan. Selama peserta melakukan LGD, tim penilai yang
Kemudian peserta calon guru mengikuti tes tertulis terdiri dari Puspendik dan LPTK bertugas sebagai
berupa psikotes dan tes bidang studi. Psikotes asesor yang mengobservasi dan menilai setiap
dilaksanakan dengan tujuan untuk menilai peserta selama proses diskusi yang berlangsung.
kemampuan umum dan karakteristik pribadi dari
setiap peserta seleksi. Sedangkan tes bidang studi Peer teaching adalah bagian dari teknik asesmen
bertujuan untuk menilai kemampuan peserta sesuai dimana peserta diminta untuk praktik mengajar
dengan bidang studi masing-masing. Beberapa singkat tentang suatu topik tertentu sesuai dengan
bidang studi yang menjadi target seleksi adalah bidang studi yang dikuasai. Peserta seleksi
Pendidikan Gur u Sekolah Dasar (PGSD), melakukan praktik mengajar di depan peserta lain
Pendidikan Agama Islam, Bahasa Indonesia, dan dinilai oleh beberapa asesor dari tim penilai
Bahasa Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan LPTK. Komponen penilaian secara umum berupa
Alam (IPA), Sendratasik, Olahraga (OR), Ilmu pelaksanaan peer teaching dan kesesuaian materi ajar
Pengetahuan Sosial (IPS), Desain Grafis, dan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Waktu yang diberikan untuk setiap peserta adalah
antara 15-20 menit.

32 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


REPORTASE

Kemudian selain peer teaching dan LGD, proses Semoga tujuan dari proses seleksi guru ini tercapai
seleksi yang juga dilakukan adalah wawancara. sejalan dengan minat dari para guru untuk
Wawancara merupakan salah satu teknik penting memenuhi kebutuhan tenaga pendidik dan untuk
dalam proses penilaian dan evaluasi untuk seorang memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak
peserta seleksi. Meskipun psikotes dan tes bidang Indonesia di Community Learning Center (CRC)
studi sudah dilakukan, komunikasi one-by-one antar wilayah kerja Konsulat Jenderal Republik Indonesia
individu tetap menjadi bagian penting dalam proses (RI) di Sabah dan Serawak Malaysia yang belum
penilaian. Hal ini dikarenakan ciri-ciri perilaku, memperoleh akses pendidikan yang memadai.
motivasi, kepribadian, dan kemampuan umum Kondisi sekolah yang sederhana dan jarak tempuh
dapat dinilai melalui wawancara. Proses wawancara yang jauh dari pusat kota dengan fasilitas seadanya
dilakukan oleh pihak LPTK dan perwakilan dari semoga justru menjadi tantangan tersendiri bagi
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di guru-guru untuk semakin terpacu meningkatkan
Malaysia menggunakan panduan wawancara yang kualitas pendidikan anak-anak bangsa di sana.
disusun oleh Puspendik berdasarkan aspek-aspek
psikologis yang ingin dinilai dari setiap peserta REFERENSI
seleksi. UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Keseluruhan proses seleksi berakhir setelah Direktorat Pembinaan Guru Pendidikan Dasar.
setiap peserta dipastikan telah melalui setiap (2019). Panduan Seleksi Calon Guru Tahap 10
tahapan seleksi dimulai dari psikotes, tes bidang untuk Pendidikan Anak-anak Indonesia di
studi, LGD, peer teaching, dan wawancara. Proses Malaysia: Jakarta.
seleksi yang dilakukan diharapkan mampu
menjaring guru-guru yang kompeten dan memiliki
tekad besar untuk mencurahkan seluruh potensi
yang dimiliki untuk mendidik anak-anak bangsa
yang berada di Malaysia dengan sepenuh hati.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 33


SUARA DAERAH

IMPLEMENTASI USBN, UNBK, HOTS, dan


Pendidikan Karakter di SMA Al Fityan Medan

PELAKSANAAN USBN EKSPLORASI


SMAS Al Fityan Medan telah menerapkan Ÿ Melakukan aktifitas menggali pengetahuan.
kurikulum 2013 untuk semua kelas. Sekolah ini juga Ÿ Melibatkan siswa
telah mempersiapkan guru-guru untuk menerapkan Ÿ Memicu HOTS (Level kognitif C4-C6)
sistem pembelajaran berbasis HOTS. Dimulai dengan Ÿ Melakukan eksperimen, resensi buku teks,
mengirimkan beberapa guru untuk mengikuti mengamati objek/ kejadian/ aktivitas,
pelatihan pembelajaran HOTS, kemudian menularkan wawancara dengan nara sumber, mendiskusikan
ilmunya kepada guru yang lain melalui pelatihan yang dan pemecahan problem
difasilitasi oleh bagian SDM Yayasan. Selain itu al RUMUSKAN
Fityan mengundang pelatih dari Dinas Pendidikan Ÿ Merumuskan hasil eksplorasi
untuk mengajarkan penilaian berbasis HOTS. Hasil Ÿ Membimbing peserta didik untuk mengelolah
pelatihan ini ditindaklanjuti dengan menyiapkan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat
perangkat mengajar (RPP) yang berbasis HOTS. menambah keluasan dan kedalaman sampai
Sekolah kami menerapkan sistem RPP TERPADU kepada yang bersifat mencari solusi dari
(Telaah, Eksplorasi, Rumuskan, Presentasikan, berbagai sumber
Aplikasikan, Duniawi dan Ukhrowi) yang didalamnya Ÿ Membuat rumusan konsep dan solusi dalam
memuat pembelajaran dan penilaian berbasis HOTS. memecahkan masalah
Dalam proses pembuatan RPP ini para guru dibimbing PRESENTASIKAN
oleh tim kurikulum agar sesuai dengan konsep HOTS. Ÿ Mempresentasikan /mendiskusikan temuan
Pada SIT, komponen RPP meliputi identitas mata Ÿ Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan
pelajaran, kompetensi inti, kompetensi dasar, berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis,
indikator, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi atau media lainnya
waktu, internalisasi nilai-nilai Islam, metode Ÿ Dilanjutkan diskusi dan tanggapan dari peserta
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan didik dan guru untuk penyempurnaan rumusan.
media sumber belajar. SMA Al Fityan menerapkan APLIKASIKAN
konsep RPP TERPADU (Ali Imron ; 190-191, Al Ÿ Mengimplentasikan ilmu hasil pembelajaran
Jumu'ah 2) Ÿ Melakukan aktifitas terbimbing bagi para
TELAAH peserta didik untuk mengaplikasikan temuan
Ÿ Mengkaji konsep-konsep dasar materi ilmu atau aturan-atura yang diperolehnya
(Tadabur). dengan jujur dan bertanggungjawab
Ÿ Pengenalan konsep-konsep dasar dilakukan Ÿ Dilakukan penilaian atas sikap dan
pada awal pembelajaran atau sebagai tugas awal perilakuknya sehingga tumbuh kebiasaan
sebelum dilakukan proses eksplorasi. baiknya.

34 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


SUARA DAERAH

DUNIAWI
Ÿ Kaitkan dengan kehidupan dunia
Ÿ Melakukan aktifitas terbimbing bagi para
peserta didik untuk mengaplikasikan temuan
ilmu atau aturan-aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari.
Ÿ Dilakukan penilaian atas sikap dan
perilakuknya sehingga tumbuh kebiasaan
baiknya.
UKHROWI
Ÿ Jadikan amalan untuk menuju akhirat
Ÿ Melakukan aktifitas terbimbing terhadap
para peserta didik untuk melipatkan
gandakan amal-amal kebaikan sebagai bekal
akhirat didasarkan aturan-aturan Allah
SWT atas dasar ilmu yang dipelajarinya
dengan benar.
Ÿ Dilakukan penilaian atas amalan-amalan
kebaikan yang tumbuh.

Kegiatan awal berisi aktifitas berikut:


1. M e n c i p t a k a n s u a s a n a a w a l y a n g
menyenangkan dan kondusif
2. Melakukan apersepsi dan invitasi
3. Menghubungkan nilai-nilai spiritual dengan Kegiatan akhir berisi aktifitas:
isi materi yang akan dibahas 1. Guru melakukan validasi terhadap konsep
yang telah dibentuk oleh peserta didik
Kegiatan inti berisi aktifitas berikut: 2. Guru melakukan post test/tes akhir sebagai
1. Membentuk pengalaman belajar peserta didik upaya mengukur daya serap peserta didik
melalui kegiatan “Telaah, Eksplorasi, terhadap materi yang sudah disampaikan,
Rumuskan, dan Presentasikan”. dengan teknis pelaksanaan disesuaikan
2. Guru menyiapkan aktifitas pembelajaran yang dengan kondisi kelas dan rencana
variatif dan berorientasi pada peserta didik pembelajaran.
(student centre), untuk mengakomodasi dan 3. Guru dan peserta didik menyimpulkan
menstimulasi beragam modalitas belajar serta pembelajaran sebagai upaya menambatkan
jenis kecerdasan majemuk peserta didik. pemahaman dalam ingatan peserta didik
3. Konsep materi pembelajaran disampaikan 4. Mendorong peserta didik untuk menerapkan
dengan mempertimbangkan kedalaman dan hasil pembelajaran dalam bidang yang relevan
k e l u a s a n m a t e r i , s i k a p m e n t a l ya n g melalui kegiatan “Aplikasikan”.
dikembangkan, internalisasi nilai-nilai Islam, 5. Mengintisarikan hasil pembelajaran untuk
kesesuaian kontekstual, dan informasi diterapkan dalam kehidupan melalui kegiatan
kekinian. “Duniawi”.
4. Guru menyajikan dan memfasilitasi kegiatan 6. Mendorong peserta didik untuk beramal salih
yang beragam yang mampu menstimulasi untuk kepentingan akhirat melalaui kegiatan
aspek penguasaan keterampilan dasar, “Ukhrowi”.
penalaran (inquiry/reasoning, kreativitas,
keterampilan memecahkan masalah, Untuk meningkatkan semangat belajar para siswa
interpersonal skill, peguasaan teknologi dalam meraih prestasi akademik seoptimal mungkin,
i n f o r m a s i d a n d i g i t a l , ya n g b e r s i f a t tidak mesti dengan membuat model soal berbentuk
kontekstual atau aplikatif. esai. Soal pilihan ganda pun juga bisa menjadi salah
5. Guru mengoptimalkan pemanfataan ragam satu penyebab meningkatkan semangat belajar para
s u m b e r b e l a j a r ya n g a d a d i s e k i t a r siswa. Meningkatnya semangat belajar siswa bisa
(environmental learning) untuk memperkaya disebabkan oleh banyak hal, seperti: persiapan
pengalaman belajar peserta didik. mengajar guru yang baik, adanya reward yang diberikan
kepada siswa berprestasi, terbangunnya semangat
berkompetisi yang baik di kelas dan lain sebagainya.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 35


SUARA DAERAH

Soal USBN dan UNBK sekarang memang sudah WACANA PENGHAPUSAN UN DAN DIGANTI
menggunakan soal-soal HOTS, yang dengannya DENGAN TES POTENSI DAN BAKAT
diharapkan akan lahir siswa – siswa yang memiliki Al Fityan berpendapat bahwa UN dilakukan untuk
kualitas akademik yang baik yang bisa bersaing dengan mengukur pencapaian kompetensi lulusan pada mata
negara lain. Siswa yang terbiasa menyelesaikan soal – pelajaran secara nasional dengan mengacu pada SKL
soal HOTS yaitu soal – soal yang memerlukan dan dilakukan di akhir tahapan sekolah sebagai
kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk evaluasi. Sementara Tes Potensi dan Bakat adalah alat
menjawabnya akan mudah menyelesaikan masalah untuk mengetahui potensi dasar/bakat dan karakter
yang muncul dalam kehidupannya sehari – hari. siswa yang dilakukan di awal tahun ajaran. Dua hal ini
Karena akalnya akan segera mengarahkan untuk berbeda karena dilakukan di waktu yang tidak sama.
menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapi.
UN bisa saja diganti seperti penilaian portofolio di
Dimasa kini untuk mengetahui potensi siswa bisa Singapura. Sekolah dan guru melakukan penilaian dan
dilakukan dengan berbagai tes, tidak harus melihat bimbingan secara personal dari awal masa pendidikan.
hasil USBN atau UNBK. Contohnya dengan tes Sehingga saat akhir masa pendidikan, tidak diperlukan
STIFIN, MBTI, Tallent Mapping, Psikotes atau ujian akhir.
lainnya. Dengan tes itu siswa dibantu untuk
menentukan pilihan program studi ke jenjang "Sesuai dengan teori multiple intelligences di mana
pendidikan yang lebih tinggi. Meskipun begitu tidak setiap anak memiliki kecerdasan yang beragam. Oleh
menafikan peran hasil USBN, UNBK maupun PAS sebab itu guru dan sekolah wajib mengenali atau
yang juga bisa dijadikan panduan untuk menentukan menelusuri setiap potensi murid untuk dikembangkan
potensi siswa. secara optimal.

Nilai PAS lebih tepat untuk melihat kemampuan Sistem penilaian lainnya adalah penerapan PAS
akademik siswa karena dilakukan setiap semester dan (Penilaian Akhir Semester) yang sebelumnya bernama
selalu dipantau oleh sekolah. SMAS Al Fityan Medan UAS (Ulangan Akhir Semester). Karena PAS
sendiri sudah memberikan fasilitas Psikotes, MBTI dan dilakukan setiap semester, perkembangan akademik
Ta l l e n t M a p p i n g u n t u k s i s w a n y a d e n g a n siswa lebih terpantau dibandingkan dengan penilaian
memanfaatkan jasa BK, biro dan trainer. Dengan yang dilakukan setiap 3 tahun sekali. Orang tua bisa
demikian siswa lebih mudah menentukan pilihan mendapatkan informasi tersebut lewat rapor yang
program studi ke jenjang yang lebih tinggi. Siswa juga diterima siswa dan bisa berkonsultasi kepada guru
dijadwalkan untuk bimbingan individu dengan BK bidang studi masing-masing mengenai nilai yang
dimana siswa berdiskusi tentang potensi dirinya. diperoleh siswa.

Saat ini untuk mengetahui potensi siswa bisa PELAKSANAAN UNBK


dilakukan dengan berbagai tes, tidak harus melihat Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) adalah
hasil USBN atau UNBK. Contohnya dengan tes tahapan evaluasi akhir yang harus diselesaikan siswa
STIFIN, MBTI, Tallent Mapping, Psikotes atau untuk menamatkan dirinya dari jenjang SMA.
lainnya. SMA Al Fityan melakukan tes MBTI, Tallent Beberapa tahun yang lalu UNBK selalu menjadi
Mapping dan Psikotes di awal tahun ajaran tepatnya di kekhawatiran siswa karena menjadi penentu kelulusan
kelas X. Kelebihan MBTI, Tallent Mapping, dan siswa. Semenjak pemerintah menyerahkan kepada
Psikotes adalah kita mengetahui potensi dasar/bakat sekolah untuk menentukan standar kelulusan siswa,
dan karakter siswa sehingga mudah bagi guru untuk rasa khawatir ini terasa mulai berkurang di kalangan
memetakan, mengarahkan dan mengembangkan bakat siswa. Bukan menganggap UNBK sebagai satu hal
tersebut. yang tidak penting, tetapi bersyukur karena pihak
sekolah yang selama tiga tahun mendidik siswa –
Sementara USBN maupun UNBK dilakukan untuk siswanya diberikan kesempatan untuk menilai
mengukur pencapaian kompetensi lulusan pada mata kemampuan siswanya dengan menentukan lulus
pelajaran secara nasional dengan mengacu pada SKL tidaknya mereka.
dan dilakukan di akhir tahun ketiga siswa tersebut
sekolah. Pihak sekolah terlalu lama mendapatkan Pelaksanaan UNBK di SMA Al Fityan sudah
informasi potensi siswa. Padahal mengetahui potensi masuk tahun ke-2. Persiapan di sekolah meliputi
dan karakter siswa lebih awal akan memudahkan guru persiapan teksnis dan persiapan akademis. Persiapan
dan siswa tersebut saat proses pembelajaran. teknis dimulai dengan instal ulang komputer server
dan penambahan komputer client dikarenakan peserta
UNBK di SMA Al Fityan bertambah. Persiapan teknis

36 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


SUARA DAERAH

UNBK dilaksanakan berdasarkan action plan yang Dalam dua tahun terakhir ini SMA Al Fityan
sudah dilaksanakan. Untuk mengutakan hal tersebut mengalami peningkatan rata – rata nilai untuk mata
proktor dan teknisi juga kita ikutkan dalam pelatihan pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan
teknis pelaksanaan UNBK serta bergabung dalam Matematika meskipun tidak signifikan.
komunitas proktor se-Sumatra Utara. Persiapan
akademis sudah kita mulai sejak semester 1 kelas XII Dalam melaksanakan UNBK pihak sekolah tidak
dengan memulai bimbingan belajar dan try out di bekerja sendiri. Pihak sekolah bekerjasama dengan
sekolah. Untuk try out kita laksanakan berbasis CBT komite khususnya orang tua siswa kelas XII untuk
hal ini ber tujuan untuk membiasakan siswa membantu menyukseskan pelaksanaan UNBK ini.
mengerjakan soal di komputer. Selain itu sekolah juga Kerjasama ini dilakukan dalam bentuk, dukungan
bekerjsa sama dengan orang tua untuk membiasakan orang tua untuk memantau belajar siswa di rumah saat
siswa mengikuti try out online, bimbel online dan pelaksanaan UNBK. Orang tua diharapkan
diskusi online di rumah. Dalam Persiapan akademis mengontrol penggunaan handphone siswa agar mereka
sekolah juga membisakan siswa mengerjakan soal lebih fokus dalam menghadapi ujian. Wali kelas selalu
HOTS, karena pengalaman sebelumnya siswa banyak mengirimkan SMS motivasi kepada orang tua agar
mengalami kesulitan mengerjakan soal HOTS. tetap bersemangat memantau siswa di rumah. Selama
pelaksanaan UNBK, orang tua siswa melalui komite
Untuk menghadapi UNBK ini pihak sekolah sudah menyediakan snack untuk seluruh siswa yang baru
mempersiapkan berbagai strategi agar siswa bisa menyelesaikan mata pelajaran yang diujikan. Di hari
melewatinya dengan mudah. Dimulai dengan terakhir UNBK, para orang tua menjemput siswa yang
m e n a m b a h j a m p e l a j a r a n k h u s u s n ya m a p e l sudah selesai menghadapi ujian agar tidak melakukan
Matematika, melengkapi guru dan siswa dengan buku corat – coret seragam sekolah.
soal – soal UN, bekerjasama dengan pihak bimbel
untuk melaksanakan Try Out UNBK, dan juga Sejauh ini partisipasi orang tua melalui komite
bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi dalam pelaksanaan UNBK masih dalam bentuk
Sumatera Utara untuk melaksanakan simulasi UNBK. sebagaimana yang dipaparkan di atas. Dan kegiatan ini
Sebelum pelaksanaan UNBK, pihak sekolah berlangsung setiap tahun.
mengadakan out bond motivasi untuk kelas XII guna
menanamkan semangat dan kejujuran kepada mereka. Yayasan Al Fityan Medan adalah lembaga
Sejak tahun pertama SMA ini berdiri, pihak sekolah pendidikan yang memiliki bidang yang berfungsi untuk
sudah bekerjasama dengan pihak bimbel untuk mengembangkan manajemen yayasan, kapasitas dan
melaksanakan Try Out UN. Try Out ini dilaksanakan kemampuan pendidik dan tenaga kependidikan.
dua kali dalam satu semester dengan memanfaatkan Bidang ini adalah bidang Manajemen dan Sumber
laboratorium komputer yang ada di sekolah. Daya Manusia (MSDM) yang sudah dibentuk sejak

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 37


SUARA DAERAH

tahun 2014. Proses perekrutan pendidik dan tenaga 9. Menjamin seluruh proses kegiatan sekolah untuk
kependidikan, pelatihan pendidik dan tenaga selalu berorientasi pada mutu.
kependidikan adalah bagian dari tugas MSDM. 10. Menumbuhkan budaya profesionalisme

KO N S E P DA N P R A K T I K P E N D I D I K A N Pendidikan karakter adalah usaha sekolah yang


KARAKTER dilakukan secara bersama oleh guru, pimpinan sekolah
Penerapan pendidikan Karakter bagi SMA Al (dan seluruh warga sekolah) melalui semua kegiatan
Fityan menjadi sangat penting karena merupakan sekolah untuk membentuk akhlak, watak atau
bagian penting inti dari ajaran Islam. Hal ini menjadi kepribadian peserta didik melalui berbagai kebaikan
tanggung jawab moral di dunia dan ahirat. Sesuai (virtues) yang terdapat dalam ajaran Islam, menjadikan
dengan tugas Nabi untuk menyempurnakan akhlak. Al Quran dan Sunah sebagai landasan untuk cara
Sekolah adalah tempat yang sangat strategis bahkan pandang, berpikir, bersikap dan bertindak Dalam
yang utama setelah keluarga untuk membentuk menerapkan pendidikan karakter sekolah melakukan 3
akhlak/karakter siswa. Bahkan seharusnya setiap tahapan proses, terdiri dari:
sekolah menjadikan kualitas akhlak/ karakter sebagai 1. Knowing the good (TA'LIM): tahap memberikan
salah satu Quality Assurance yang harus dimiliki oleh pemahaman tentang nilai-nilai agama/akhlaq
setiap lulusan sekolahnya. Tentunya kita semua melalui dimensi akal, rasio dan logika dalam
berharap siswa-siswi yang dididik di sekolah kita setiap bidang studi.
menjadi hamba Allah yang beriman, sebagaimana 2. L o v i n g t h e go o d ( TA R B I YA H ) : t a h a p
pemerintah kita mencanangkan dalam Pasal 3 UU menumbuhkan rasa cinta dan rasa butuh
No.20/2003, bahwa: 'Pendidikan nasional bertujuan terhadap nilai-nilai kebaikan, melalui dimensi
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar emosional, hati, atau jiwa.
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada 3. D o i n g t h e g o o d ( T A Q W I M ) : t a h a p
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, mempraktekan nilai-nilai kebaikan, melalui
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga dimensi perilaku dan amaliyah
negara yang demokratis serta bertanggung jawab'.
Sosialisasi Pendidikan Karakter
Jika ter nyata baiknya akhlak menjadikan a. Guru
sempurnanya iman, maka tidak ada alasan bagi SMA Sajak awal penerimaan guru sudah ditekankan
Al Fityan untuk menomor duakan keseriusan dalam bahwa pendidikan karakter menjadi prioritas
upaya pembentukan akhlak/karakter dibanding utama sekolah, maka guru yang diterima juga
keseriusan mengejar keunggulan teknologi. harus memiliki karakter yang baik sehingga
dapat dijadikan teladan oleh siswa. Sehingga
Pendidikan Karakter pada Al Fityan Medan adalah seluruh guru di SMA Al Fityan tidak ada yang
menjadikan pendidikan karakter sebagai pilar utama merokok, berpacaran bagi yang belum
dalam proses penyelenggaraannya. Oleh karena itu, menikah, berkata kasar, dan sebagainya.
SMA IT Al Fityan Medan mengembangkan prinsip- Dalam hal ibadah guru juga harus shalat 5
prinsip pendidikan sebagai berikut: waktu di mesjid, shalat dhuha, rutin membaca
1. Menjadikan Islam sebagai landasan filosofis. Al Quran, dll. Semua ini akan dievaluasi
2. Mengintegrasikan nilai Islam ke dalam dalam pembinaan karakter gur u yang
bangunan kurikulum. dilaksanakan seminggu sekali. Guru yang
3. Menerapkan dan mengembangkan metode tidak memiliki standar karakter yang sudah
pembelajaran untuk mencapai optimalisasi ditetapkan akan diberikan pemahaman,
proses belajar mengajar. teguran, bahkan dikeluarkan. Sebagai contoh,
4. Mengedepankan qudwah hasanah dalam guru terlihat merokok maka guru tersebut
membentuk karakter peserta didik. akan diberhentikan.
5. Menumbuhkan biah solihah dalam iklim dan b. Siswa
lingkungan sekolah: menumbuhkan Ketika siswa diterima di SMA Al Fityan maka
kemaslahatan dan meniadakan kemaksiatan dan sebulan pertama kita mengadakan program
kemungkaran. Matrikulasi. Dalam kegiatan tersebut sekolah
6. Melibatkan peran-serta orangtua dan
akan mengadakan sosialisasi dan simulasi
masyarakat dalam mendukung tercapainya
penerapan karakter di sekolah dan rumah.
tujuan pendidikan.
7. Mengutamakan nilai ukhuwwah dalam semua Jadi sejak awal masuk sekolah seluruh siswa
interaksi antar warga sekolah. sudah memahami karakter dan target yang
8. Membangun budaya rawat, resik, rapih, runut, harus dimiliki serta dicapai siswa.
ringkas, sehat dan asri.

38 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


SUARA DAERAH

c. Orang tua 3. Penguatan di rumah / masyarakat


SMA Al Fityan juga melaksanakan orientasi Mendirikanan Syariat Allah dalam
kepada orang tua bertujuan untuk menata keluarga Mewujudkan rasa tentram
memastikan target pencapaian pendidikan dan ketenangan pada anggota
karakter di sekolah dan di rumah sejalan. keluargaMenghidupkan sunah-sunah Rosul
Orang jua juga menanda tangani kesepakatan dalam keluarga Menumbuhkan rasa kasih
dengan sekolah terkait aturan dan target sayang dan saling pengertian dalam anggota
pencapaian pendidikan karakter di sekolah. keluarga Menjaga Fitrah anak agar tidak
melakukan penyimpangan moral
Kendala dan Solusi ,Menumbuhkan kebiasaan anak untuk
1. Perbedaaan pola didik di rumah dan sekolah, mengingat kebesaran dan nikmat Allah
misalnya siswa kita biasakan shalat 5 waktu Menjadikan masyarakat menjadi penyeruh
namun orang tua belum melaksanakannya. kebaikan dan pelarang kemungkaran
Selusi sekolah mengadakan pertemuan Menjadikan anak-anak dilingkungannya
dengan orang tua untuk membuat komitemen seperti anak sendiriMempraktekan hukum-
ulang. hukum syariah dalam mendisiplinkan
2. L i n g k u n g a n m a s y a r a k a t , s e k o l a h masyarakatBertanggungjawab mencerdaskan
membiasakan siswa untuk berkata santun anak-anak dengan jam belajar masyarakat.
namun di luar sekolah banyak sekali terdengar Menjaga Fitrah anak agar tidak melakukan
oleh siswa kata atau kalimat yang tidak baik p e n y i m p a n g a n m o r a l M e nu m b u h k a n
s e h i n g g a t e r k a d a n g s i s wa j u g a i k u t keutuhan masyarakat untuk saling
mengucapkan perkataan yang tidak baik. bekerjasama dan berkasih sayang.
3. Gawai, mudahnya akses informasi yang
mudah tanpa pengawasan orang tua
membuat siswa banyak mengakses informasi
yang tdak baik.
4. Game, banyak sekali game yang menawarkan
kekarasan dan perbuatan tidak terpuji
membuat pendidika karakter juga terhambat.
Untuk penangananya sekolah berkerja sama
dengan orang tua untuk membatasi waktu
bermain siswa dan mengrahkan untuk tidak
mengakses game kekerasan. Selian itu sekolah
membuat program yang dapat mengisi waktu
luang mereka, seperti melibatkan dalam
kegiatan osis, ikut serta dalam perlombaan,
memmainkan permainan tradisional, dll.

Implementasi Pendidikan Karakter di SMA IT Al


Fityan Medan
1. Kegiatan akademik
Setiap mata pelajaran menuntut
kompetensi yang mengandung nilai-nilai
kebaikan dan kehidupan, seperti: kejujuran,
keuletan, kerjasama, kompetisi, kebangsaan,
sopan santun, kesatuan, sportifitas dsb
2. Ekstra kurikuler & kokurikuler
Seluruh kegiatan non akademik (Pramuka,
Mentoring, kunjungan edukatif, Seni Olah
Raga, bakti sosial) mengandung nilai nilai
kebaikan dam kehidupan, seperti : sopan
santun dalam berbicara, empati, cinta budaya,
cinta lingkungan, semangat berkarya, kreatif,
inovatif , Hidup sehat, Trampil, Sportif,
Kerjasama, Kreatif, Disiplin, Optimal dalam
penggunaan waktu , dsb

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 39


SUARA DAERAH

angket dan mutabaah yaumiyah (evaluasi ibadah


harian). . Angket diisi oleh guru pembimbing
keislaman ( pementor mentoring ), dimana setiap guru
pembimbing keislaman membimbing 10 – 12 siswa.
Mutabaah yaumiyah diisi oleh siswa pada setiap
kegiatan mentoring. Ibadah dievaluasi mulai shalat
wajib, shalat sunnah, tilawah al quran, infaq mingguan,
baca buku, dan lain lain sesuai tingkat dan kemampuan
siswa.

Keberhasilan Sekolah dalam Merepkan Pendidikan


Karakter
a. Peduli sesama
Program sosial skill yang dilaksanakan
sekolah mampu mengasah rasa empati dan
peduli siswa. Kegiatan ini dilaksanakan
setahun sekali, siswa menginap di rumah
warga yang secara ekonomi memiliki
keterbatasan. Siswa banyak belajar tentang
menghargai peker jaan, saling berbagi,
mandiri, saling tolong menolong dan hormat
kepada orang tua. Dari cerita orang tua setelah
pulang dari kegiatan ini, putra mereka
mencuci piring dab mau membantu orang tua
yang sebelumnya tidak pernah dilakukan
siswa tersebut.
b. Kegiatan Kemah
Kegiatan kemah dirancang untuk menguatkan
rasa patroitisme, nasionalisme, tanggung
jawab, dan rasa peduli terhadap sesama serta
lingkungan.
c. Kegiatan Pembiasaaan Ibadah dan adad
islami
Kisah menarik ketika sekolah menerapkan
Penilaian Program Penerapan Pendididkan pembiasaan ibadah dan adab islami, ada
Karakter sekaligus Evaluasi ketercapaian tujuan seorang siswa yang menegur orang tuanya saat
Pendidikan karakter mengacu pada Indikator makan sambil berdiri, membangunkan orang
Karakter SMA IT Al Fityan yang terdiri dari : tua di rumah untuk melaksanakan shalat
1. Salimul Aqidah (Aqidah yang bersih) shubuh berjamaah. Alhamdulillah seluruh
2. Shahihul Ibadah (Ibadah yang benar) siswa kita sudah melaksanakan shalat 5 waktu
3. Matinul Khuluq (Kepribadian yang matang) secara penuh serta melaksanakan shalat
4. Qowiyyul Jism (Fisiknya sehat dan kuat) dhuha secara rutin. (Interviewed by Bagus H.P)
5. Mutsaqoful Fikri (Wawasan yang luas)
6. Mujahadatul Linafsihi (bersungguh sungguh)
7. Harishun ala Waqtihi (optimal dalam waktu)
8. Munazhomun fii syuunihi (tertib dan cermat)
9. Qodirun alal kasbi (mandiri)
10. Nafiun lighoirihi (peduli dan empati)

Kepribadian Islami siswa di atas akan dievaluasi


setiap akhir semesternya. Bagi siswa yang belum tuntas
dalam karakter yang diinginkan maka sekolah akan
melakukan komunikasi dengan siswa dan orangtua
agar dapat dilakukan perbaikan selanjutnya.
Kepribadian Islami siswa di evaluasi setiap akhir
semester dengan menggunakan instrumen berupa

40 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


KAJIAN

INSTRUMEN KEMATANGAN EMOSI UNTUK MENILAI


HAMBATAN EMOSI PADA SISWA SD DAN SMP
Wahyu Nurhayati, Ph.D
Peneliti pada bidang Penilaian Non Akademik Puspendik

PENDAHULUAN kelas). Bila anak mampu menunjukkan


Perkembangan emosi seorang anak, telah kompetensinya, maka anak akan merasa bangga,
dimulai sejak anak lahir. Menurut Erik H. Erikson namun bila tidak mampu memenuhi tuntutan
(1902 – 1994), dalam masa tumbuh kembangnya, tersebut, maka anak dapat mengalami perasaan
p e r b e d a a n p o l a a s u h ya n g d i a l a m i a n a k , tidak mampu (inferior). Perasaan tidak mampu,
berpengaruh terhadap pola perilaku, kemampuan rendah diri, atau inferior dapat menyebabkan anak
penyesuaian diri, dan kematangan emosi anak. Bila lebih suka menyendiri, merasa sedih, merasa
pola asuh orang tua terlalu melindungi anak, maka bersalah, atau merasa marah. Emosi-emosi negatif
anak kurang mendapat kesempatan untuk tersebut dapat menghambat hubungan anak dengan
mendapatkan pengalaman baru dari suatu situasi teman sebaya dan orang dewasa di sekitarnya.
atau lingkungan yang belum pernah dihadapinya. Sehingga anak cenderung sulit menyesuaikan diri
Hal tersebut menyebabkan anak kurang memiliki dengan lingkungannya.
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan
penyesuaian dirinya. Ketidakmampuan anak untuk Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) sebagai
menyesuaikan diri terhadap tuntutan situasi atau salah satu lembaga di bawah Badan Penelitian dan
lingkungan dapat mempengaruhi kondisi emosi Pe n g e m b a n g a n ( B a l i t b a n g ) Ke m e n t e r i a n
anak. Bila hal tersebut terjadi terus-menerus, maka Pendidikan dan Kebudayaan, memiliki tugas untuk
dapat menghambat perkembangan emosi anak di melakukan penilaian di bidang akademik maupun
masa mendatang. non akademik. Di bidang penilaian akademik,
Puspendik telah menyelenggarakan Ujian Nasional
Pada usia sekolah (6 – 12 tahun), menurut Erik H. Berbasis Komputer dan Ujian Nasional secara
Erikson, anak berada pada tahap perkembangan tertulis setiap tahun. Bidang penilaian non
Industry Vs Inferiority (senang bekerja Vs merasa akademik, mengembangkan berbagai instrumen
inferior). Pada usia sekolah, anak menghadapi untuk menilai karakteristik kepribadian dan psikotes
tuntutan dari lingkungan untuk menunjukkan untuk guru dan siswa. Salah satu instrumen yang
kompetensinya di sekolah, sehingga anak dituntut dikembangkan adalah instrumen untuk menilai
untuk senang bekerja keras di sekolah (belajar di kematangan emosi siswa SD dan SMP.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 41


KAJIAN

bersifat subjektif, sehingga emosi yang dialami


setiap siswa akan berbeda, meskipun
menghadapi situasi yang sama.

Menurut Pekrun (2000), ada 5 aspek


kematangan emosi siswa, yaitu intrapersonal,
interpersonal, stress Management, adaptability,
dan general mood.
1. Intrapersonal adalah kemampuan
menyadari emosi yang dirasakannya
dan mengekspresikan emosinya
tersebut, terdiri atas self regard,
emotional self-awareness, assertiveness,
independence dan self-actualisation.
2. Interpersonal adalah Kemampuan
untuk memahami perasaan orang lain
dan berhubungan dengan orang lain,
meliputi empati dan tanggung jawab
sosial (social responsibility).
3 . S t re s s M a n a ge m e n t , m e r u p a k a n
Instrumen kematangan emosi telah ketahanan seseorang dalam
dikembangkan oleh Puspendik sejak tahun 2018 menanggung stress dan kemampuan
bekerjasama dengan Universitas Padjajaran, mengendalikan dorongan untuk bertindak
B a n d u n g. I n s t r u m e n i n i m e n i l a i e k s p r e s i (impuls).
intrapersonal, interpersonal, stress management, 4. Adaptability, adalah kemampuan
adaptability, dan general mood anak yang dapat menyesuaikan diri terhadap situasi atau
diamati oleh guru, sehingga para guru SD dan SMP kondisi dalam kehidupan, lingkungan,
dapat menilai kematangan emosi para siswanya. kelompok atau masyarakat. Meliputi reality
Dengan melakukan pengamatan terhadap perilaku testing, flexibility, dan problem solving.
siswa, para guru diharapkan mampu melakukan 5. General Mood, adalah motivasi siswa dalam
deteksi dini terhadap siswa yang mengalami menyesuaikan diri dengan lingkungan,
hambatan perkembangan emosi agar segera meliputi optimism dan happiness.
mendapatkan penanganan yang tepat.
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
INSTRUMEN KEMATANGAN EMOSI INSTRUMEN KEMATANGAN EMOSI
Untuk mendeteksi permasalahan emosi siswa, Untuk menguji validitas dan reliabilitas
para guru membutuhkan instrumen sederhana yang instr umen Kematangan Emosi, maka telah
dapat digunakan di sekolah. Berdasarkan hal dilakukan uji coba di 9 kota, yaitu Padang, Bandar
tersebut maka disusun instrumen Kematangan Lampung, Semarang, Yogjakarta, Surabaya, Bali,
Emosi yang berbentuk behavioral checklist. Guru Balikpapan, Makasar dan Ambon. Setiap guru
melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa- menilai kematangan emosi 5 orang siswa di kelasnya
siswanya, kemudian melakukan penilaian dengan menggunakan instrumen Kematangan Emosi. Para
menggunakan instrumen Kematangan Emosi. guru melaporkan hasil pengamatannya terhadap
perilaku siswa-siswanya dengan metode penilaian
I nstr um en Kem a ta ng a n Em osi ya ng self report. Jumlah keseluruhan responden adalah
dikembangkan oleh Puspendik dapat digunakan 808 siswa SD dan SMP. Jumlah item yang diuji coba
oleh para guru kelas 1 – 6 Sekolah Dasar, dan kelas 7 adalah 225 butir item, terbagi ke dalam 3 paket.
– 9 Sekolah Menengah Pertama. Instrumen ini
disusun berdasarkan The control-value theory of
a c h i e v e m e n t e m o t i o n s Pe k r u n ( 2 0 0 0 ) , ya n g
menyatakan bahwa terjadinya emosi pada siswa
dipengaruhi oleh penilaian (appraisal) siswa
terhadap situasi yang dihadapinya. Penilaian ini

42 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


KAJIAN

Tabel 1. Rekapitulasi Jumlah Responden Uji Coba Skala Kematangan Emosi

PEMBAHASAN Kriteria lain yang digunakan untuk menguji item


Untuk menguji validitas konstruk (item-item yang tidak equal adalah adalah RMSEA (Root Mean
yang mengukur dimensi yang sama), data ujicoba Square Error of Approximation) ≤ 0.05 dan Goodness of
dianalisis dengan pendekatan Analisis Faktor fit Index (GFI) ≥ 0.9. Hasil analisis dapat dilihat
Konfirmatori (AFK), menggunakan program pada tabel di bawah ini.
MPlus, dengan nilai taraf signifikansi p > 0,05.

Tabel 2. Hasil Analisis Faktor Konfirmatori

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 43


KAJIAN

Hasil analisis IRT untuk mendapatkan informasi mengalami masalah dan memiliki resiko mengalami
mengenai siswa bermasalah di setiap provinsi, ketidakmatangan emosi. Hasil selengkapnya
menunjukkan bahwa sejumlah siswa SD dan SMP dapoat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Jumlah siswa yang mengalami ke dakmatangan emosi

SIMPULAN penyesuaian diri agar siswa dapat mandiri, tidak


I nstr um en Kem a ta ng a n Em osi ya ng mudah menyerah, mampu memahami emosi orang
dikembangkan oleh Puspendik secara valid dan lain, bekerja sama dengan orang lain, menghargai
reliabel mampu mendeteksi siswa-siswa yang orang lain, kedisiplinan, kemampuan mengelola
memiliki resiko dan bermasalah dengan emosi, dan kemampuan berempati.
kematangan emosi. Sejumlah siswa yang mengalami
ketidakmatangan emosi di setiap jenjang pendidikan REFERENSI
menurut Erikson (1994) menunjukkan bahwa siswa Erikson, E. H. (1994). Identity and the life cycle:
kurang mampu menyesuaikan diri dengan kondisi WW Norton & Company.Pekrun, R. (2000).
dan tuntutan lingkungan. Instrumen Kematangan A social-cognitive, control-value theory of
Emosi ini menilai siswa dalam melakukan achievement emotions.

44 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


KAJIAN

PERASAAN SISWA SMP DALAM MENGHADAPI


UNBK 2018
Dr. Safari, MA
Peneliti Utama pada Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Kemendikbud
safari_puspendik@yahoo.com

Abstrak. Tujuan utama studi ini adalah menjawab pertanyaan berikut. Apakah terdapat pengaruh perasaan siswa
dalam menghadapi UNBK terhadap hasil ujian nasional (UN) SMP 2018? Populasi penelitian ini adalah siswa
SMP yang sedang belajar pada tahun 2018, sedangkan sampelnya adalah siswa SMP kelas 9. Alasan pemilihan
sampel adalah siswa yang sedang mengikuti UN tahun 2018. Data dalam penelitian ini berbentuk skor tes dan
kuesioner yang dijawab siswa SMP di 34 provinsi di seluruh Indonesia, yaitu 3224331 siswa dari 37859 SMP.
Berdasarkan hasil analisis varian satu jalur diperoleh hasil seperti berikut. Berdasarkan nilai rata-rata nasional,
perasaan siswa dalam menghadapi UNBK terhadap hasil UN 2018 adalah terbukti. Artinya terdapat pengaruh
yang signifikan (P<0,000) perasaan siswa dalam menghadapi UNBK terhadap hasil UN 2018 untuk mata
pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA, (Sig. 0,000). Sebagian besar perasaan siswa
dalam menghadapi UNBK 2018 adalah optimis (46%). Adapun siswa yang cemas dan sangat cemas persentasenya
lebih rendah yaitu 23,7% dan 9,3% serta siswa yang perasaannya biasa-biasa saja hanya 20,1%. Kesimpulannya
adalah bahwa kekhawatiran (sangat cemas, cemas, biasa saja, dan optimis) siswa dalam menghadapi UNBK
terhadap mata pelajaran yang diujikan tergantung pada tingkat kemampuan siswanya (sangat baik, baik, cukup,
kurang). Semakin tinggi kemampuan siswa mata pelajaran yang dikhawatirkan adalah mata pelajaran: Bahasa
Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan Matematika. Semakin rendah kemampuan siswa mata pelajaran yang
dikhawatirkan adalah mata pelajaran: Matematika, IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.

Kata kunci: perasaan, siswa, SMP, UNBK.

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 45


KAJIAN

PENDAHULUAN terkait dengan kelas diidentifikasi sebagai sumber


Pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer utamanya, (Bensalem, 2017). Hal ini terjadi karena
(UNBK) menjadikan sebagian peserta ujian cemas. kecemasan merupakan suatu keadaan emosi yang
Kecemasan siswa adalah ketakutan gagal mengikuti sedang mengalami tekanan perasaan (frustasi) atau
ujian mengingat baru pertama mengikkuti UNBK. pertentangan batin (konflik). Manakala seseorang
Ketakutan itu meliputi pengisian data dan sedang mengalami cemas karena perasaan atau
pengerjaan di dalam komputer, kalau terjadi konflik, maka perasaan itu akan muncul melalui
gangguan padamnya listrik, adanya masalah pada berbagai bentuk emosi yang disadari dan yang tidak
sistem komputer, begitu juga apabila loading disadari. Segi yang disadari dari cemas tampak
komputer lambat karena digunakan secara dalam segi seperti rasa takut, terkejut, ngeri, rasa
bersamaan akan mengganggu jalannya Ujian lemah, rasa berdosa, rasa terancam, dsb. Sementara
Nasional. Siswa membayangkan ker umitan segi yang tanpa disadari dari cemas tampak dalam
pengerjaan soal yang tidak dapat melihat nomor soal keadaan individu yang merasakan takut tanpa
sebelumnya jika sudah memilih jawaban. Ketika mengetahui faktor-faktor yang mendorongnya pada
siswa sudah memilih jawaban soal berikutnya, siswa keadaan itu (Darajat, 2005: 265). Kecemasan juga
tidak dapat mengulangi menjawab maupun merupakan suatu perasaan subjektif mengenai
mengganti jawabannya. Selain itu peserta ujian ketenangan mental yang menggelisahkan sebagai
diharapkan mampu meningkatkan prestasi minimal reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu
mempertahankan rangking prestasi tahun pelajaran masalah atau tidak adanya rasa aman. Perasaan
sebelumnya. Belum lagi adanya beberapa kendala yang tidak menentu ini pada umumnya tidak
dari sekolah penyelenggara antara lain ketersediaan menyenangkan dan menimbulkan atau disertai
komputer yang sehar usnya ada tiga r uang perubahan fisiologis (misal gemetar, berkeringat,
laboratorium komputer tetapi baru tersedia satu detak jantung meningkat) dan psikologis (misal
ruang komputer. Begitu juga peserta ujian yang panik, tegang, bingung, tidak bisa berkonsentrasi)
belum dilatih cara menggunakan komputer dalam (Passer, 2006: 245). Kecemasan juga merupakan
pelaksanaan ujian nasional. Hal tersebut dapat ketakutan terpusat pada sebuah object seperti emosi
menimbulkan kecemasan peserta UNBK. Apabila yang menimbulkan suatu reaksi seperti kegelisahan,
peserta ujian salah menekan tombol atau tidak ketakutan yang ditandai dengan tekanan darah,
sesuai prosedur, peserta ujian akan rugi. jantung yang semakin meningkat dsb. Hal ini
merupakan antisipasi emosi tindakan sebagai alat
Berbeda halnya dengan pelaksanaan sebelum penekan (Hawari, 2005: 139). Adapun faktor yang
menggunakan UNBK peserta tinggal duduk mempengaruhi kecemasan: (1) ancaman (threat)
menerima soal ujian dan menjawab pada lembar baik ancaman terhadap tubuh, jiwa atau psikisnya
jawab yang tersedia dan apabila salah dapat dihapus. (seperti kehilangan kemerdekaan, kehilangan arti
Selain itu sebelum lembar jawab dimasukkan kehidupan) maupun ancaman terhadap
amplop akan dikoreksi pengawas ujian. Hal ini eksistensinya (seperti kehilangan hak); (2)
sangat membantu peserta dalam mengoreksi pertentangan (conflik) yaitu karena adanya dua
identitas maupun cara menjawab soal ujian jika ada keinginan yang keadaannya bertolak belakang,
yang salah atau belum terjawab. Jadi dalam hal ini hampir setiap dua konflik, dua alternatif atau lebih
tingkat kesiapan siswa sangat berkaitan erat dengan yang masing-masing yang mempunyai sifat
kesiapan belajar dan konsep diri masing-masing approach dan avoidance; (3) Ketakutan (fear)
siswa. Hasil penelitian Chandra (2017) kecemasan sering timbul karena ketakutan akan
menunjukkan bahwa konsep diri berpengaruh sesuatu, ketakutan akan kegagalan menimbulkan
terhadap kecemasan sebesar 56,6%; kesiapan belajar kecemasan, misalnya ketakutan akan kegagalan
berpengaruh terhadap kecemasan sebesar 50,2%; dalam menghadapi ujian atau ketakutan akan
konsep diri dan kesiapan belajar berpengaruh peno;lakan menimbulkan kecemasan setiap kali
terhadap kecemasan sebesar 61,7%, (Chandra, harus berhadapan dengan orang baru; (4) kebutuhan
2017). yang tidak terpenuhi (unfulled need) kebutruhan
manusia begitu kompleks dan bila ia gagal untuk
Salah satu faktor utama kecemasan yang dialami memenuhinya maka timbullah kecemasan (Walgito,
oleh siswa adalah takut gagal, (Santos et al., 2015). 2005). Siswa dengan tingkat kepercayaan diri yang
Baik pria maupun wanita tingkat kecemasan serupa. lebih tinggi memiliki sedikit kecemasan saat
Khawatir tentang kegagalan dan kecemasan yang memberikan oral presentasi, (Al-Hebaish, 2012).

46 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


KAJIAN

Semakin tinggi tingkat kecemasan bagi siswa, Jadi, Tingkat kecemasan mahasiswa keperawatan
semakin rendah nilai mereka dalam tes, (Tsai dan Li, dalam menghadapai ujian berbasis CBT sangat
2012). Hal ini terdapat kecemasan sosial di kalangan beragam namun pada umumnya mengalami
siswa. "Kecemasan sosial adalah kecacatan yang kecemasan sedang. Semakin tinggi tingkat semester
terus-menerus dan tersembunyi yang berdampak maka semakin rendah tingkat kecemasan
pada pembelajaran dan kesejahteraan (hal 375). mahasiswa dalam menghadapi ujian CBT, (Anissa
Siswa dengan kecemasan sosial membutuhkan dan Mirwanti, 2018). Untuk contoh di luar negeri,
dukungan pedagogis, (Russell dan Topham, 2012). sebuah studi yang melibatkan siswa foreign language
Hal ini tidak berkaitan dengan stres, karena stres anxiety (FLA) di China telah menemukan bahwa

kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja, tetapi mereka yang menunjukkan kecemasan tinggi,
secara simultan (bersama-sama) kecerdasan emosi tingkat mencapai skornya rendah dalam tes prestasi
dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja, Inggris (Shao, Yu, & Ji, 2013). Contoh lainnya
(Mangkunegara dan Puspitasari, 2015: 142). adalah mahasiswa Korea belajar belajar bahasa
Inggris Tingkat kemahiran yang lebih tinggi dalam
Sebagai contoh siswa SMK di Kuta mengalami bahasa Prancis atau Cina dengan tingkat kecemasan
kecemasan menghadapi UNBK tahun pelajaran yang lebih rendah dalam bahasa Inggris daripada
2017/2018 yaitu pada tingkat rendah sebanyak 4 Siswa dengan tingkat kemahiran rendah dalam
orang siswa (10%), sedang sebanyak 18 orang siswa bahasa yang sama, seperti yang ditunjukkan oleh
(45%), tinggi sebanyak 15 orang siswa (37,5%) dan Thompson Dan Lee (2013). Percobaan mereka
sangat tinggi sebanyak 3 orang siswa (7,5%), direplikasi oleh Thompson dan Khawaja (2015)
(Apriliana, 2018). Hal ini sama dengan hasil yang, dalam bukunya Studi terhadap mahasiswa
penelitian Anissa dan Mirwanti (2018), hasil universitas Turki, melaporkan bahwa pelajar bahasa
penelitian menunjukkan 26.4% mahasiswa tidak Inggris multibahasa memiliki tingkat yang lebih
m e n g a l a m i k e c e m a s a n , 2 7 . 6 % m a h a s i swa rendah Tingkat kecemasan daripada teman
mengalami kecemasan ringan, 32,2% mahasiswa sebayanya.
mengalami kecemasan sedang, 13.0% mahasiswa
mengalami kecemasan berat, dan 0.8% mahasiswa Hasil penelitian Sulistyaningsih (2018) adalah:
mengalami kecemasan sangat berat. Masa (1) secara umum, kecemasan siswa adalah di tingkat
studi/tingkat semester mahasiswa berhubungan menengah. Kecemasan siswa sains dalam gagasan
dengan tingkat kecemasan mahasiswa (p<0,05). memiliki sistem CBT untuk ujian nasional tingkat

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 47


KAJIAN

menengah, dan tingkat yang sama untuk siswa dalam UNBK. Walaupun siswa yang belajar di
sosial; (2) tidak ada hubungan antara kecemasan sekolah sangat bervariasi perasaan siswa SMP
siswa dengan jurusan mereka (alami atau ilmu menghadapi UNBK-nya. Dari berbagai uraian di
kemasyarakatan), (Sulistyaningsih, 2018). Ada atas, permasalahan dalam penelitian ini adalah
pengaruh ujian nasional dalam hal kesiapan kognitif apakah terdapat pengaruh perasaan siswa SMP
siswa dan kecemasan menghadapi ujian nasional. menghadapi UNBK terhadap hasil UN SMP 2018?
Ujian nasional CBT dan PBT tidak mempengaruhi Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk
kesiapan kognitif menghadapi ujian nasional, mengetahui apakah apakah terdapat pengaruh
pengaruh ujian nasional CBT dan PBT dalam ujian perasaan siswa SMP menghadapi UNBK terhadap
nasional dalam hal kecemasan siswa menghadapi hasil UN SMP 2018.
ujian nasional. Skor rata-rata kecemasan siswa
menghadapi ujian nasional CBT lebih besar METODE PENELITIAN
daripada kecemasan siswa yang menghadapi ujian Metode penelitian yang dipergunakan adalah
nasional PBT. Tidak ada efek yang disebabkan oleh metode eksploratif. Dasar penggunaan metode ini
perbedaan jurusan dalam hal kesiapan kognitif dan adalah disesuaikan dengan tujuan utama penelitian
kecemasan ujian matematika nasional; dan tidak ini di antaranya adalah untuk memperoleh fakta-
ada interaksi antara berbagai jenis ujian nasional dan fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
jurusan, (Sulistyaningsih dan Sugiman, 2018). keterangan-keterangan secara faktual berdasarkan
Dalam pembelajaran siswa tidak peduli mampu data penelitian ini. Populasi penelitian ini adalah
memahami instruktur mereka. Siswa sangat ingin siswa SMP yang sedang belajar pada tahun 2018,
berinteraksi dengan instruktur saat menjawab sedangkan sampelnya adalah siswa SMP kelas 9
pertanyaan pengalaman negatif siswa di kelas. Hal yang mengikuti UN 2018. Instrumen penelitian ini
ini merupakan alasan untuk mengurangi kecemasan adalah tes dan kuesioner. Data dalam penelitian ini
siswa, (Thompson & Lee, 2013; Sylvén & berbentuk skor tes dan kuesioner yang dijawab siswa
Thompson, 2015). SMP negeri dan swasta di 34 provinsi di seluruh
Indonesia. Jumlah siswa SMP yang mengikuti Ujian
Pada prinsipnya orang tua sangat menginginkan Nasional tahun pelajaran 2017/2018 adalah
anaknya menjadi orang yang sukses dalam 3224331 siswa. Data selengkapnya seperti dalam
mengikuti ujian, yaitu dapat memperoleh nilai tinggi Tabel 2 berikut.

No. Provinsi Jum lah S M P Jum lah S isw a SM P


1. D KI Jakarta 1066 119083
2. Jawa Barat 4949 570887
3. Jawa T engah 3220 387770
4. DI Y ogyakarta 437 42572
5. Jawa T im ur 4475 402106
6. Aceh 1056 61921
7. Sumatera Utara 2437 211769
8. Sumatera Barat 788 68813
9. Riau 1133 83369
10. Jambi 648 40529
11. Sumatera S elatan 1267 112517
12. Lampung 1298 99760
13. Kalimantan Barat 1234 73674
14. Kalimantan T engah 795 34474
15. Kalimantan S elatan 585 38300
16. Kalimantan T im ur 606 49871
17. Sulawesi Utara 704 39309
18. Sulawesi T engah 818 41261
19. Sulawesi S elatan 1616 123247
20. Sulawesi T enggar
a 721 40501
21. M aluku 614 31377
22. Bali 399 65994
23. NT B 852 56546
24. NT T 1585 102420
25. Papua 628 36043
26. Bengkulu 417 27615
27. M aluku Utara 465 19290
48 VOLUME 28.
16 // NO. Bangka
1 // APRIL 2019
B elitung 201 19224 PUSPENDIK
29. G orontalo 321 16050
30. Banten 1400 137506
17. Sulawesi Utara 704 39309
18. Sulawesi T engah 818 41261
19. Sulawesi S elatan 1616 123247
20. Sulawesi T enggar a 721 40501 KAJIAN
21. M aluku 614 31377
22. Bali 399 65994
23. NT B 852 56546
24.No. NT T Provinsi Jum lah S M P 102420
1585 Jum lah S isw a SM P
25.
1. Papua
D KI Jakarta 628
1066 36043
119083
26.
2. Bengkulu
Jawa Barat 417
4949 276157
57088
27.
3. M aluku
Jawa Utara
T engah 465
3220 19290
387770
28.
4. Bangka
DI B elitung
Y ogyakarta 201
437 19224
42572
29.
5. G orontalo
Jawa T im ur 321
4475 16050
402106
30.
6. Banten
Aceh 1400
1056 137506
61921
31.
7. KepulauanUtara
Sumatera R iau 341
2437 26719
211769
32.
8. Sulawesi Barat
Sumatera Barat 337
788 20003
68813
33.
9. Papua Barat
Riau 288
1133 13941
83369
34.
10. Kalimantan Utara
Jambi 158
648 9870
40529
11. Nasional S elatan
Sumatera 37859
1267 3224331
112517
12. Lampung 1298 99760
13. Tabel 2. Jumlah
Kalimantan SMP serta Peserta
Barat 1234 Ujian Nasional 73674
14. Tahun Pelajaran
Kalimantan T engah2017/2018
795 di 34 Provinsi 34474
15. Kalimantan S elatan 585 38300
16.
Metode analisis yangKalimantan
dipergunakanT im urdalam 606 49871 SPSS 22.00 dan Mplus
mempergunakan program
17.
penelitian ini adalah Sulawesi
analisis Utara
varian satu jalur. 704
versi 8.2. 39309
18. Sulawesi T engah
Analisis varian dipergunakan untuk menghitung 818 41261
19. Sulawesi S elatan 1616 123247
pengaruh perasaan siswa SMP menghadapi UNBK HASIL PENELITIAN
20. Sulawesi T enggar a 721 40501
terhadap hasil UN.
21.
Agar hasil analisis penelitian ini 614 Berdasarkan persentase
M aluku 31377
jumlah siswa yang telah
dapat diperoleh22.
secara akurat,
Bali maka semua data 399 mengisi kuesioner 65994
219685 siswa dari jumlah peserta
dalam penelitian23.ini diolahNTatau
B dianalisis dengan 852 UN 3224331 adalah seperti pada Tabel 3.
56546
24. NT T 1585 102420
25. Papua 628 36043
26. Bengkulu 417 27615 Cumulative
Perasaan
27. SiswaM aluku Utara Frequency 465 Percent Valid 19290
Percent Percent
Valid 28. SangatBangka
cemas B elitung 20477 201 9,3 192249,3 9,3
29. Cemas G orontalo 52020 321 23,7 16050
23,7 33,0
30. Banten 1400 137506
Biasa-biasa saja 44057 20,1 20,1 53,1
31. Kepulauan R iau 341 26719
32. OptimisSulawesi Barat 103012 337 46,9 46,9
20003 100,0
33. Total Papua Barat 219566 288 99,9 100,0
13941
Missing34. System Kalimantan Utara 119 158 ,1 9870
Total Nasional 219685 37859100,0 3224331

Tabel 3. Persentase Perasaan Siswa menghadapi UNBK

Tabel 3 menginformasikan bahwa sebagian besar dan sangat cemas persentasenya lebih rendah yaitu
perasaan siswa dalam menghadapi UNBK 2018 23,7% dan 9,3% serta siswa yang perasaannya biasa-
adalah optimis (46%). Adapun siswa yang cemas biasa saja hanya 20,1%.

Type III Sum


Source of Squares df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 531,160 3 177,053 287,321 ,000
Intercept 2121468,848 1 2121468,848 3442705,736 ,000
Perasaan Siswa 531,160 3 177,053 287,321 ,000
Error 135280,310 219532 ,616
Total 3021239,000 219536
Corrected Total 135811,470 219535
a. R Squared = ,004 (Adjusted R Squared = ,004)

Tabel 4. Tests of Between-Subjects Effects

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 49


KAJIAN

Tabel 4 menunjukkan bahwa perasaan siswa Adapun hubungan keseluruhan variabel terlihat
dalam menghadapi UNBK terhadap hasil UN 2018 pada Gambar 1 berikut, yaitu hasil analisis dengan
adalah terbukti. Artinya terdapat pengaruh yang program Mplus versi 8.2.
signifikan (P<0,000) perasaan siswa dalam
menghadapi UNBK terhadap hasil UN 2018 untuk
mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
Matematika, dan IPA, (Sig. 0,000).

Gambar 1: Hubungan Perasaan siswa SMP menghadapi UNBK dengan Hasil UN

Berdasarkan Gambar 1 informasinya seperti 15,237), Bahasa Inggris (loding faktornya 5,806),
berikut. Perasaan siswa yang sangat cemas dan Matematika (loding faktornya -8,849); (2)
menghadapi UNBK adalah pada mata pelajaran hubungan Bahasa Inggris dengan: Matematika
Matematika (loding faktornya -5,903), perasaan (loding faktornya 27,125) dan IPA (loding faktornya
cemas pada mata pelajaran IPA (loding faktornya - 2,184); (3) hubungan Matematika dengan IPA
1,529), perasaan biasa-biasa saja pada mata (loding faktornya 30,675).
pelajaran Bahasa Inggris (loding faktornya -0,046),
dan perasaan optimis pada mata pelajaran Bahasa PEMBAHASAN
Indonesia (loding faktornya 3,407). Perasaan siswa SMP menghadapi UNBK siswa
SMP peserta UN 2018 berpengaruh terhadap hasil
Hubungan mata pelajaran termudah sampai UN 2018 adalah terbukti. Hasil penelitian ini secara
tersulit terdapat pada: (1) hubungan mata pelajaran bertingkat dapat dilihat seperti pada Tabel 5 berikut.
Bahasa Indonesia dengan: IPA (loding faktornya

Tabel 5. Kriteria Siswa Berdasarkan Persentase Perasaan Siswa menghadapi UNBK

Perasaan “sangat cemas”, pada siswa yang Matematika; (3) cukup, baik, mata pelajaran yang
memperoleh nilai: (1) sangat baik, mata pelajaran dikhawatirkan adalah: Bahasa Indonesia, Bahasa
yang dikhawatirkan adalah mata pelajaran Bahasa Inggris, IPA, dan Matematika; (4) kurang, mata
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA; (2) pelajaran yang dikhawatirkan adalah: Matematika,
baik, mata pelajaran yang dikhawatirkan adalah: IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan

50 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


KAJIAN

Perasaan “cemas”, pada siswa yang memperoleh dikhawatirkan adalah: Bahasa Indonesia, Bahasa
nilai: (1) sangat baik, mata pelajaran yang Inggris, IPA, dan Matematika; (4) kurang, mata
dikhawatirkan adalah mata pelajaran Bahasa pelajaran yang dikhawatirkan adalah: Matematika,
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA; (2) IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
baik, mata pelajaran yang dikhawatirkan adalah:
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan Berdasarkan uraian di atas untuk siswa dengan
IPA; (3) cukup, baik, mata pelajaran yang kriteria sangat baik, baik, dan cukup baik untuk
dikhawatirkan adalah: Bahasa Indonesia, Bahasa siswa yang berperasaan sangat cemas, cemas, biasa
Inggris, IPA, dan Matematika; (4) kurang, mata saja, dan optimis mata pelajaran yang dikhawatirkan
pelajaran yang dikhawatirkan adalah: Matematika, adalah sama yaitu mata pelajaran: Bahasa
IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan Matematika.
Namun untuk siswa dengan kriteria kurang, siswa
Perasaan “biasa saja”, pada siswa yang yang berperasaan sangat cemas, cemas, biasa saja,
memperoleh nilai: (1) sangat baik, mata pelajaran dan optimis mata pelajaran yang dikhawatirkan
yang dikhawatirkan adalah mata pelajaran Bahasa adalah sama yaitu mata pelajaran: Matematika,
Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA; (2) IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia.
baik, mata pelajaran yang dikhawatirkan adalah:
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan Jadi kekhawatiran (sangat cemas, cemas, biasa
Matematika; (3) cukup, baik, mata pelajaran yang saja, dan optimis) siswa terhadap jenis mata
dikhawatirkan adalah: Bahasa Indonesia, Bahasa pelajaran yang diujikan tergantung pada tingkat
Inggris, IPA, dan Matematika; (4) kurang, mata kemampuan siswanya (sangat baik, baik, cukup,
pelajaran yang dikhawatirkan adalah: Matematika, kurang). Semakin tinggi kemampuan siswa mata
IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia. pelajaran yang dikhawatirkan adalah mata
pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA,
Pe r a s a a n “ o p t i m i s ” , p a d a s i s w a ya n g dan Matematika. Semakin rendah kemampuan
memperoleh nilai: (1) sangat baik, mata pelajaran siswa mata pelajaran yang dikhawatirkan adalah
yang dikhawatirkan adalah mata pelajaran Bahasa mata pelajaran: Matematika, IPA, Bahasa Inggris,
Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, dan IPA; (2) dan Bahasa Indonesia.
baik, mata pelajaran yang dikhawatirkan adalah:
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan
Matematika; (3) cukup, baik, mata pelajaran yang

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019


KAJIAN

telah berkurang sebesar 4 persen terhadap


kecemasan yang dirasakan oleh siswa sekolah
menengah sebelum Ujian Nasional, (Qudsyi dan
Putri, 2016). Walaupun tingkat kecemasan siswa
tidak sama. Dari total 623 siswa, 36,3% adalah
perempuan. 232 (37,2%) siswa mengalami
kecemasan ringan, 304 siswa (48,8%) memiliki
kecemasan sedang dan 87 siswa (14%) memiliki
kecemasan parah. Ada hubungan yang signifikan
antara skor rata-rata kecemasan anak dan jumlah
anak dalam keluarga (P <0,05). Di sana ada
hubungan yang signifikan antara skor rata-rata
kecemasan anak-anak dan sejarah herediter penyakit
(P <0,05) dan antara skor rata-rata kecemasan anak
dan tingkat pendidikan tidak secara signifikan (P>
0,0.5). Studi ini menunjukkan bahwa prevalensi
kecemasan lebih tinggi pada anak laki-laki, anak-
anak yang masih lajang anak-anak, anak-anak yang
memiliki riwayat keluarga penyakit keturunan, dan
Hasil penelitian ini didukung hasil penelitian anak-anak yang mengalaminya hukuman fisik di
Angkat dan Indiana (2018) yang hasilnya rumah. Disarankan mengatur program termasuk
menunjukkan ada hubungan positif yang signifikan pelatihan, konseling, dan psikoterapi untuk anak-
antara penerimaan diri dengan adversity intelligence anak ini dan keluarga mereka, (Banaeipour dkk.
(rxy = 0,882; p< 0,001). Hal ini menunjukkan 2018).
semakin positif penerimaan diri yang dimiliki siswa
maka semakin tinggi pula adversity intelligencenya. SIMPULAN
Sebaliknya, semakin negatif penerimaan diri siswa Berdasarkan semua uraian di atas, hasil
maka semakin rendah pula adversity intelligence penelitian dapat disimpulkan dengan adanya
dirinya. Penerimaan diri memberikan sumbangan temuan-temuan dan saran seperti berikut ini.
efektif sebesar 77,7% dalam memengaruhi adversity Perasaan siswa dalam menghadapi UNBK terhadap
intelligence, (Angkat dan Indriana, 2018). Hasil hasil UN 2018 adalah terbukti. Artinya terdapat
penelitian ini juga sama dengan hasil penelitian pengaruh yang signifikan (P<0,000) perasaan siswa
Arumsari dan Ariati (2018). Hasil penelitiannya dalam menghadapi UNBK terhadap hasil UN 2018
menunjukkan bahwa variabel dukungan sosial untuk mata pelajaran: Bahasa Indonesia, Bahasa
orangtua dan variabel efikasi diri akademik Inggris, Matematika, dan IPA, (Sig. 0,000). Sebagian
berhubungan negatif dan signifikan dengan variabel besar perasaan siswa dalam menghadapi UNBK
kecemasan menghadapi Ujian Nasional. Variabel 2018 adalah optimis (46%). Adapun siswa yang
dukungan sosial orangtua tidak signifikan dengan cemas dan sangat cemas persentasenya lebih rendah
variabel kecemasan dalam menghadapi Ujian yaitu 23,7% dan 9,3% serta siswa yang perasaannya
Nasional, sedangkan variabel efikasi diri akademik biasa-biasa saja hanya 20,1%. Karena kekhawatiran
berhubungan negatif dan signifikan dengan variabel (sangat cemas, cemas, biasa saja, dan optimis) siswa
kecemasan dalam menghadapi Ujian Nasional rxy = terhadap jenis mata pelajaran yang diujikan
-.380 dan p = .000 (p < .05), (Arumsari, AL dan tergantung pada tingkat kemampuan siswanya
Ariati, J., 2018). Ada hal yang sama yaitu hubungan (sangat baik, baik, cukup, kurang). Semakin tinggi
negatif yang signifikan antara keberhasilan diri (self- kemampuan siswa mata pelajaran yang
efficacy) dan kecemasan menjelang Ujian Nasional dikhawatirkan adalah mata pelajaran: Bahasa
pada siswa sekolah menengah. Dapat dikatakan Indonesia, Bahasa Inggris, IPA, dan Matematika.
bahwa semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki oleh Semakin rendah kemampuan siswa mata pelajaran
siswa sekolah menengah, semakin sedikit yang dikhawatirkan adalah mata pelajaran:
kecemasan yang dirasakan sebelum Ujian Nasional. Matematika, IPA, Bahasa Inggris, dan Bahasa
Berdasarkan analisis yang dilakukan, menghasilkan Indonesia.
nilai R Square sebesar 0,040. Berdasarkan analisis
ini, dapat disimpulkan bahwa peran self-efficacy

52 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


KAJIAN

SARAN Siswa Kelas XI SMA Mardisiswa Semarang.


Berdasarkan hasil penelitian di atas, ada saran Jurnal Empati, April 2018, Volume 7 (Nomor
penting seperti berikut ini. Kepada kepala sekolah 2), Halaman 391-395.
dan guru khususnya guru yang mengajar mata Anissa, LM dan Mirwanti, R. (2018). Tingkat
pelajaran yang di-UN-kan perlu memberi kondisi Kecemasan Mahasiswa Keperawatan dalam
khusus dan praktik yang konkret yang diprioritaskan Menghadapi Ujian Berbasis Computer Based
pada materi dengan daya serap UN yang masih Test. MEDISAINS: Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu
rendah disesuaikan dengan latar belakang perasaan Kesehatan, Vol 16 No. 2, Agustus 2018,
siswa SMP menghadapi UNBK siswa. Untuk Halaman 67.
menurunkan stress dalam menghadapi UNBK di Apriliana, IPA. (2018). Tingkat Kecemasan Siswa
antaranya adalah dengan berpikir positif. Berpikir SMK Menghadapi Ujian Nasional Berbasis
positif efektif menurunkan tingkat stres pada siswa. Komputer Tahun 2018. Counsellia: Jurnal
Di samping itu, musik juga dapat menurunkan stres. Bimbingan dan Konseling 8 (1), 37-44/ Mei
Musik dapat menurunkan stres karena musik 2018. ISSN: 2088-3072 (Print) / 2477-5886
berperan dalam menyeimbangkan gelombang otak. ( O n l i n e ) . D O I :
Semakin lambat gelombang otak, maka semakin 10.25273/counsellia.v8il.2341.
santai, puas, dan timbulnya rasa damai dalam diri. Arumsari, AL dan Ariati, J. (2018). Hubungan
Oleh karena itu, dapat disarankan bahwa musik antara Dukungan Sosial Orang tua dan
dapat digunakan sebagai pilihan pendekatan dalam Efikasi Diri Akademik dengan Kecemasan
membantu individu yang mengalami hambatan dalam Menghadapi Ujian Nasional pada
kondisi fisik, peri laku dan psikologis agar menjadi Siswa Kelas XII SMAN 3 Magelang, Jurnal
lebih baik (Dewi, 2009:106-115). Saran yang lebih Empati, Januari 2018, Volume 7 (Nomor 1),
baik adalah bersikap tawakal, karena ada hubungan Halaman 175-187.
negatif signifikan antara sikap tawakal dengan Banaepur, Z.; Rostami, S.; Zarea, K.; and
kecemasan menghadapi ujian nasional pada siswa (r Cheraqian, B. (2018). The Prevalence of
= -0,596 ; p= 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa Anxiety and its Related Factors Among
peran sikap tawakal terhadap kecemasan sangat School-age Children in South West of Iran.
penting. Manusia yang memiliki sikap tawakal tinggi Int Journal Pediatr, Vol. 4 No. 6 Serial No. 30
akan memiliki kecemasan yang rendah dan Juny 2016. Pages: 2019-2025.
sebaliknya, (Iskandar dkk. 2018). Bensalem, Elias. (2017). Foreign Language
Learning Anxiety: The Case of Trilinguals.
UCAPAN TERIMA KASIH Arab World English Journal (AWEJ)
Penulis mengucapkan banyak terima kasih Volume 8 Number 1 March, 2017. Doi:
kepada Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) https://dx.doi.org/10.24093/awej/vol8no1.
yang telah mendokumentasikan data UN setiap 17; pp 234-249.
tahun yang datanya dipergunakan untuk penelitian Chandra, FA. (2017). Pengaruh Konsep Diri dan
ini. Di samping itu, penulis mengucapkan terima Kesiapan Belajar Terhadap Kecemasan dalam
kasih kepada teman-teman di Puspendik yang telah Menghadapi Ujian Nasional Berbasis
memberikan masukan, saran, dan komentar, Komputer di SMPN 2 Kendal Tahun
sehingga terwujudnya tulisan ini. Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan
Bimbingan dan Konseling, Fakulatas Ilmu
***** Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.
Darajat. (2005). Psikologi Klinis. Jakarta: Erlangga.
REFERENSI Dewi, Mahargyantari P. (2009). Studi Metaanalisis:
Al-Hebaish, S. M. (2012). The Correlation between Musik untuk Menurunkan Stres. Jurnal
General Self Confidence and Academic Psikologi, Volume 36, No. 2, Desember 2009:
Achievement. Theory and Practice in 106-115. ISSN 0215-8884. Akreditasi
Language Studies, 2(1). 60-65. Menristek Dikti No. 2E/KPT/2015 Tanggal
doi:10.4304/tpls.2.1.60-65. 1 Desember 2015. Yogyakarta: Fakultas
Angkat, AS dan Indiana, Y. (2018). Hubungan Psikologi UGM.
Pe n e r i m a a n D i r i d e n g a n A d ve r s i t y Hawari, Dadang. (2005). Psikologi Klinis. Jakarta:
Intelligence dalam Menghadapi Ujian Universitas Indonesia.
Nasional Berbasis Komputer (UNBK) pada

PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 53


KAJIAN

Iskandar, BJ; Noupal, M.; and Setiawan, KC. (2018). Sylvén, K.,& Thompson, A.S. (2015). Language
Sikap Tawakal dengan Kecemasan Menghadapi learning motivation and CLIL: Is there
Ujian Nasional pada Siswa Kelas XII Madrasah aconnection? Journal of Immersion and Content-
Aliyah di Kota Palembang. Psikis: Jurnal Based Language Education, 3(1), 28-50. doi:
Psikologi Islami Vol. 4 No. 1 Juni 2018: 17-26. 10.1075/jicb.3.1.02syl.
Kholidah, Enik Nur dan Alsa, Asmadi. (2012). Thompson, A. S., & Lee, J. (2013). Anxiety and EFL:
Berpikir Positif untuk Menurunkan Stres Does Multilingualism Matter? International
Psikologis. Jurnal Psikologi, Volume 39, No. 1, Jo u r n a l o f B i l i n g u a l E d u c a t i o n a n d
Juni 2012: 67-75. ISSN 0215-8884. Akreditasi Bilingualism,16, 730-749.
Menristek Dikti No. 2E/KPT/2015 Tanggal 1 doi:10.108013670050.2012.713322.
Desember 2015. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Thompson, A.S.,& Lee, J. (2014).The impact of
UGM. experience abroad and language proficiency on
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu dan Puspitasari, language learning anxiety.TESOL Quarterly,
Mela. (2015). Kecerdasan Emosi, Stres Kerja, 48(2), 252–274. doi: 10.1002/tesq.125.
dan Kiner ja Gur u SMA. JURNAL Thompson, A.S.,&Khawaja, A.J. (2015). Foreign
KEPENDIDIKAN: Jurnal Ilmiah Penelitian Language Anxiety in Turkey: The role of
Pendidikan, Volume 45, Nomor 2, November multilingualism. Journal of Multilingual and
2015, Halaman 142-151. ISSN 0125-992X. Multicultural Development, 1-16.
Terakreditasi Dikti No. 12/M/Kp/II/2015, Tsai, Y., & Li, Y. (2012). Test anxiety and foreign
Tanggal 11 Februari 2015. Yogyakarta: UNY. language reading anxiety in a reading
Passer, Michel. (2006). The Science of Mind and proficiency test. Journal of Social Sciences,
Behaviour. New York: McGraw-Hill. 8(1), 95–103. doi:10.3844/jssp.2012.95.103.
Qudsyi, H. And Putri, MI. (2016). Self-efficacy and Walgito, Bimo. (2005). Psikologi Klinis. Jakarta:
Anciety of National Examination among High Universitas Indonesia.
School Students. ELSEVIER: Procedia-Social
and Behavioral Sciences. Volume 217, 5
Febr uar y 2016, Pages 268-275. Education Quotes
Https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.Q2.082.
Russell, G., & Topham, P. (2012). The impact of social
anxiety on student learning and well-being in
h i g h e r e d u c a t i o n . Jo u r n a l o f M e n t a l “In an effec ve classroom
Health,21(4), 375-85. doi:
10.3109/09638237.2012.694505. students should not only
S a n t o s , A . , C e n o z , J. , & G o r t e r, D. know what they are doing.
(2015).Communicative anxiety in English as a
third language. International Journal of
They should also know
Bilingualism and Bilingual Education, online why and how.”
first, doi: 10.1080/13670050.2015.1105780.
Shao, K., Yu, W., &Ji, Z. (2013).An exploration of Harry Wong
Chinese EFL students' emotional intelligence
and foreign language anxiety.The Modern
Language Journal, 97, 917-929.
Sulistyaningsih, E. (2018). Students' Anxiety Facing
Computer Based Test (CBT) System of National
Examination. Proceeding of 3 rd International
Conference on Research, Implementation of
Mathematics and Science, Yogyakarta, 16-17
May 2016. ISBN 978-602-74529-0-9.
Sulistyaningsih, E. And Sugimin, S. (2018). The Effect
of CBT National Examination Policy in Terms
of Senior High School Students' Cognitive
Readiness and Anxiety Facing Mathematics
Tests in DIY Province. Jurnal Riset Pendidikan
Matematika. Vol 3 No. 2. Print ISSN: 2356-2684,
Olnile ISSN: 2477-1503. DOI:
https://doi.org/10.21831/jrpm.v3i2.10868.

54 VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 PUSPENDIK


PUSPENDIK VOLUME 16 // NO. 1 // APRIL 2019 55
“Live as if you were to die tomorrow.
Learn as if you were to live forever.”
Mahatma Gandhi

Anda mungkin juga menyukai