meliputi :
1) Riwayat kesehatan
a. Gambaran tanda dan gejala yang dikeluhkan pasien, seperti adanya massa atau
pembengkakan yang abnormal, pucat, kecenderungan mengalami memar, nyeri lokal
yang persisten, demam yang berlangsung lama, sakit kepala sering, kadang-kadang
disertai muntah, perubahan penglihatan yang mendadak, dan penurunan berat badan yang
cepat dan berlebihan.
b. Riwayat pranatal seperti adanya pajanan terhadap radiasi ionisasi, infeksi maternal,
obat-obatan, dan penggunaan zat. Selain itu riwayat abnormalitas kromosom, gangguan
kekebalan, keganasan sebelumnya, dan riwayat keluarga terhadap kanker.
c. Pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital, pantau adanya peningkatan suhu akibat demam,
pantau peningkatan dan penurunan berat badan, dan pantau tekanan darah, dapat rendah
(sepsis) atau tinggi (tumor ginjal/neuroblastoma)
2) Aktivitas
3) Sirkulasi
Gejala: Palpitasi
Tanda: Takikardia, murmur jantung, kulit, membran mukosa pucat, defisit saraf kranial
dan atau tanda perdarahan serebral
4) Eliminasi
Gejala: Diare; nyeri tekan perianal dan nyeri, darah merah terang pada tisu, feses hitam,
darah pada urine, penurunan keluaran urin.
5) Integritas Ego
6) Makanan/Cairan
7) Neurosensori
Gejala: Kurang atau penurunan koordinasi, perubahan alam perasaan, kacau, disorientasi,
kurang konsentrasi, pusing, kebas, kesemutan, parastesia.
8) Nyeri/Kenyamanan
Gejala: Nyeri abdomen, sakit kepala, nyeri tulang/sendi; nyeri tekan sternal, kram otot.
9) Pernapasan
10) Keamanan
Gejala: Riwayat infeksi saat ini atau dahulu, riwayat jatuh, gangguan penglihatan atau
kerusakan, perdarahan spontan tak terkontrol dengan trauma minimal.
Tanda: Demam, infeksi, kemerahan, purpura, perdarahan retinal, perdarahan gusi, atau
epistaksis, pembesaran nodus limfe, limpa atau hati (sehubungan dengan invasi jaringan),
papiledema dan eksoftalmus, infiltrat leukemik pada dermis.
11) Seksualitas
12) Penyuluhan/Pembelajaran
Pertimbangan : DRG menunjukkan rerata lama dirawat: 3,9 hari Rencana Pemulangan: Dapat
memerlukan bantuan dalam terapi dan pengobatan/alat, belanja, persiapan makanan, aktivitas
perawatan diri, pemeliharaan rumah, transportasi
Tujuan Pemulangan: Komplikasi penyakit dapat dicegah atau minimal, nyeri hilang atau
terkontrol, aktivitas sehari-hari terpenuhi oleh diri sendiri atau dengan bantuan, klien dapat
menerima kenyataan penyakit yang dideritanya, klien memahami proses penyakit/prognosis dan
program terapeutik (Doenges, 2000).
B. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan Wong (2009) diagnosis keperawatan yang dapat ditemukan pada klien
dengan leukemia adalah: risiko cedera (proses malignan/keganasan, terapi), risiko infeksi, risiko
cedera (perdarahan, sistitis hemoragika), risiko defisit volume cairan, perubahan membran
mukosa, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, kerusakan integritas kulit, hambatan
mobilitas fisik, gangguan citra tubuh, nyeri, ketakutan, defisit aktivitas pengalihan, perubahan
proses keluarga, dan duka cita adaptif.
Sedangkan menurut Doenges (2000) diagnosis keperawatan pada klien dengan leukemia
adalah risiko tinggi terhadap infeksi, risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan, nyeri
akut, intoleransi aktivitas, kurang pengetahuan [kebutuhan belajar] tentang penyakit, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan.
Menurut Muscari (2005) diagnosis keperawatan yang dapat diangkat pada klien dengan
leukemia diantaranya risiko cedera, risiko infeksi, risiko trauma, risiko kekurangan volume
cairan, gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, gangguan membran mukosa oral, nyeri,
risiko gangguan pertumbuhan, risiko gangguan perkembangan, gangguan proses keluarga, dan
duka cita adaptif.
pada anak yang menderita leukemia menurut Muscari (2005) adalah sebagai berikut :
1) Bantu dalam menjamin remisi sebagian atau lengkap dari penyakit dengan pemberian
kemoterapi dan dengan pencegahan, atau meminimalkan, komplikasi kemoterapi, radiasi, dan
transplantasi sumsum tulang (BMT, bone marrow transplant).
a. Beri agens kemoterapi sesuai dengan daftar obat Ikuti pedoman dan kebijakan institusi
untuk pemberian obat. Amati adanya tanda-tanda infiltrasidan iritasi pada area infus
(nyeri, rasa tersengat, membengkak, atau kemerahan) segera hentikan infus jika terjadi
infiltrasi. Amati anak selama 20 menit untuk memperhatikan adanaya tanda-tanda
anafilaksis. Hentikan infus jika diduga terjadi reaksi.
b. Pantau adanya efek samping kemoterapi yang spesifik, demikian juga dengan efek
samping umum seperti infeksi, perdarahan, anemia, mual dan muntah, gangguan nutrisi,
ulserasi mukosa, alopesia, dan efek samping lain seperti diare atau konstipasi, nyeri,
kerusakan integritas kulit, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, hepatotoksik/toksik
ginjal, neurotoksik, kelemahan, toksik pulmonal, kardiotoksik, dan ototoksik.
c. Pantau adanya efek samping radiasi dan deskuamasi kulit yang lembab atau kering,
mulut kering, sakit tenggorok, kehilangan indra pengecap, dan parotitis.
3) Cegah infeksi.
c. Gunakan teknik aseptik yang ketat untuk semua prosedur invasif, gunakan teknik yang
tepat antara lain mencuci tangan.
d. Pastikan bahwa anak baru mendapatkan imunisasi tidak aktif. Jangan memberikan
virus hidup untuk anak-anak yang terimunosupresi. Beri imunoglobulin varisela zoster
pada anak yang terpajan varisela (cacar air).
e. Berikan obat-obatan yang dapat mencakup antibiotik dan faktor penstimulasi koloni
granulosit (GCSF).
4) Cegah trauma akibat perdarahan dan imobilitas.
b. Minimalkan prosedur pungsi kulit, seperti injeksi intramuskular dan pungsi vena.
c. Hindari senyawa yang mengandung aspirin yang dapat mengganggu fungsi trombosit.
d. Minimalkan risiko sistitis hemoragik dengan menganjurkan untuk banyak minum dan
berkemih yang sering.
e. Gerakan anak dengan hati-hati, beri alas tempat tidur, dan gunakan matras pereda
tekanan.
f. Beri perawatan kulit, terutama di sekitar mulut dan anus yang merupakan tempat
ulserasi akan muncul.
7) Cegah mukositis.
b. Beri perawatan mulut. Gunakan sikat gigi yang lembut, bersihkan mulut dengan
frekuensi yang sering, dan beri anestesi lokal untuk menghilangkan nyeri, terutama
sebelum makan.
8) Cegah nyeri.
d. Bantu anak dalam melakukan koping terhadap gangguan citra tubuh seperti alopesia
dan peningkatan atau penurunan berat badan.
c. Berikan penyuluhan bagi anak dan keluarga untuk penatalaksanaan penyakit dan
pengobatan, termasuk konsekuensi jangka panjang.
a. Beri kontak yang konsisten dengan keluarga untuk membina hubungan saling percaya.
Hasil yang diharapkan pada klien dengan leukemia adalah anak mengalami remisi
penyakit sebagian atau lengkap, anak tidak mengalami kedaruratan onkologik, tidak mengalami
infeksi, menunjukkan tidak ada perdarahan, mempertahankan hidrasi yang adekuat, mendapatkan
nutrisi yang baik, mempertahankan keutuhan membran mukosa, terbebas dari rasa nyeri,
berfungsi pada tingkat perkembangan yang normal, dan keluarga melakukan koping terhadap
penyakit, dan keluarga melakukan koping terhadap proses berduka (Muscari, 2005).
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., & Geissler, A.C. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan;
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Alih
bahasa; I Made Kariasa & Ni Made Sumarwati. Jakarta ; EGC
Muscari, M.E. (2005). Panduan belajar keperawatan pediatrik. (Ed. 3). Alih bahasa: Alfrina
Hany, S.Kp. Jakarta : EGC
Wong, D.L., Eaton – Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Schwartz. (2009).
Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. (Ed. 6).Alih bahasa; Andri Hartono, Sari
Kurnianingsih, & Setiawan. Jakarta : EGC