OLEH:
Kelas III A
Kelompok III
Mulyani (163110174)
Nursaidati (163110176)
Dosen Pembimbing:
Ns. Lola Felnanda Amri, S. Kep., M. Kep
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastole lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama gagal
jantung, stroke dan gagal ginjal. Tekanan darah tinggi disebut sebagai
“Pembunuh diam-diam” karena orang dengan darah tinggi sering tidak
menampakkan gejala. Institus Nasional Jantung, Paru dan Darah memperkirakan
separuh orang yang menderita darah tinggi tidak sadar akan kondisinya. Begitu
penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan interval teratur
karena darah tinggi merupakan kondisi seumur hidup (Kementrian Kesehatan,
2017) .
Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama
(persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung
(penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi
secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Banyak pasien hipertensi
dengan tekanan darah tidak terkontrol dan jumlahnya terus meningkat. Oleh
karena itu, partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan
hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi
dapat dikendalikan (kementerian kesehatan, 2017).
Lebih dari seperempat jumlah populasi dunia saat ini menderita hipertensi.
Menu rut American Heart Association {AHA}, penduduk Amerika yang berusia
diatas 20 tahun menderita hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa,
namun hampir sekitar 90-95% kasus tidak diketahui penyebabnya. Hipertensi
merupakan silent killer dimana gejala dapat bervariasi pada masing-masing
individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejalanya itu
adalah sa kit kepala/rasa berat di tengkuk, mumet (vertigo), jantung berdebar-
debar, mudah Ieiah, penglihatan kabur, telinga berdenging (tinnitus), dan
mimisan (Kementerian Kesehatan, 2017).
Di Indonesia banyaknya penderita hipertensi diperkirakan 15.000.000
orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15%
pada orang dewasa, 50% yang diantaranya tidak menyadari sebagai penderita
hipertensi sehingga mereka cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena
tidak menghindari dan tidak mengetahui factor resikonya dan, 90% merupakan
hipertensi esensial. Saat ini penyakit degenerative dan kardiovaskuler sudah
merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia (Smeltzer,
2001).
Berdasarkan data profil kesehatan kota Padang tahun 2017 didapatkan data
bahwa penderita hipertensi usia >18 tahun yang dilakukan pengukuran tekanan
darah didapatkan bahwa 9.587 orang yang terdiagnosa hipertensi atau sebesar
4,64 % orang penderita hipertensi. Penderita terbanyak adalah perempuan yaitu
5.909 orang dan laki-laki 3. 678 orang (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2017) .
Berdasarkan survey pada pengunjung yang datang dengan hipertensi pada
Puskesmas Kuranji pada bulan januari jumlah kunjungan pasien hipertensi
didapatkan data bahwa ada sebanyak 469 orang yang berkunjung dengan
penderita hipertensi. Hasil wawancara dengan beberapa penderita hipertensi,
bahwa mereka tidak mengetahui apakah hipertensi ini sangat berbahaya, mereka
hanya mengetahui penyakit hipertensi hanya dengan gejala sakit kepala dan
badan terasa lemas dan berat dan banyak dari penderita hipertensi yang
mengabaikan makanan apa saja yang baik dikonsumsi untuk mencegah
timbulnya hipertensi. Dan banyak dari penderita yang tidak mengetahui
komplikasi dari hipertensi.
Berdasarkan data dan masalah banyaknya kunjungan penderita dengan
hipertensi di Puskesmas Kuranji maka kelompok tertarik untuk melakukan
penyuluhan di Puskesmas Kuranji dengan judul “Hipertensi” .
D. Materi
(Terlampir)
E. Metode Penyuluhan
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah ceramah dan diskusi,
yaitu pemateri menyampaikan materi penyuluhan tentang Hipertensi dan diakhir
penyuluhan disedikan waktu untuk tanya-jawab antara peserta dan pemateri.
F. Media dan Alat Peraga
Media dan alat peraga yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :
1. Slide Presentation Power Point
2. Laptop
3. Infocus
4. Leaflet
G. Pengorganisasian
1. Moderator : Shelvi Husna Sukrata
Tugas Moderator :
a. Membuka penyuluhan.
b. Memperkenalan diri sendiri, pemateri, notulen, fasilitator, dan
observer.
c. Memberitahu pokok bahasan penyuluhan kepada peserta.
d. Kontrak waktu dengan peserta penyuluhan.
e. Menyampaikan rute atau tahap-tahap dalam penyuluhan.
f. Menguraikan secara singkat latar belakang dan tujuan penyuluhan.
g. Mempersilakan pemateri untuk menyampaikan materi.
h. Membuka sesi tanya-jawab.
i. Mempersilakan peserta untuk bertanya.
j. Mempersilakan pemateri untuk menjawab pertanyaan peserta.
k. Mengucapan terimakasih kepada pemateri dan peserta.
l. Menutup penyuluhan.
7. Peserta :
Warga RT 01/ RW 03 Kampung Melayu Kecamatan Kuranji
H. Setting Tempat
1 2 3
7
6 4 4
5 8 5
KETERANGAN
1. Moderator
2. Pemateri
3. Notulen
4. Fasilitator
5. Observer
6. Koordinator
Lapangan
7. Peserta
8. Penguji/Penilai
Tanya-Jawab / 12. Moderator membuka sesi 12. Menunjuk tangan, lalu 5 menit
Moderator, Tanya-jawab. Moderator menyampaikan
16. Mendengarkan
15. Menyimpulkan materi 17. Menjawab salam
penyuluhan
16. Mengucapkan terima kasih
17. Menutup dengan salam
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat, media, dan alat peraga sesuai dengan rencana.
b. 80 persen peserta mengikuti penyuluhan.
2. Evalusai proses
a. Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan.
b. 85 persen peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
c. 85 persen peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.
d. 85 persen peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar.
3. Evaluasi Hasil
a. Sasaran mampu mengetahui tentang pengertian Hipertensi
b. Sasaran mampu mengetahui tentang Penyebab darah tinggi
c. Sasaran mampu mengetahui tentang tujuan Tanda dan gejala darah
Hipertensi
d. Sasaran mampu mengetahui Makanan yang dianjurkan dan makanan
yang dibatasi untuk penderita Hipertensi
e. Sasaran mampu mengetahui tentang komplikasi pada Hipertensi
K. Materi Penyuluhan Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari
120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering
menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan
semakin tingginya tekanan darah (Arif Muttaqin, 2009).
Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan
kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan
otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat
pengobatan yang memadai (Kementerian Kesehatan, 2017).
Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi.
Batas tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan
normal atau tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik.
Bedasarkan JNC (Joint National Comitee) VII, seorang dikatakan mengalami
hipertensi jika tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg
atau lebih (Chobaniam, 2003).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.
Pada populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Sheps, 2005).
1) Hipertensi essensial
2) Hipertensi sekunder
Klasifikasi tekanan darah oleh JNC VII untuk pasien dewasa berdasarkan
rata-rata pengukuran dua tekanan darah atau lebih pada dua atau lebih
kunjungan klinis (Tabel 1). Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori,
dengan nilai normal tekanan darah sistolik (TDS) <120 mmHg dan tekanan
darah diastolik (TDD) <80 mmHg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai
kategori penyakit tetapi mengidentifikasikan pasien-pasien yang tekanan
darahnya cenderung meningkat ke klasifikasi hipertensi dimasa yang akan
datang.
Krisis hipertensi merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan
darah yang sangat tinggi yang kemungkinan dapat menimbulkan atau telah
terjadinya kelainan organ target. Biasanya ditandai oleh tekanan darah
>180/120 mmHg, dikategorikan sebagai hipertensi emergensi atau hipertensi
urgensi (American Diabetes Association, 2003). Pada hipertensi emergensi,
tekanan darah meningkat ekstrim disertai dengan kerusakan organ target akut
yang bersifat progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera
(dalam hitungan menit-jam) untuk mencegah kerusakan organ lebih lanjut.
Contoh gangguan organ target akut antara lain, encephalopathy, pendarahan
intrakranial, gagal ventrikel kiri akut disertai edema paru, dissecting aortic
aneurysm, angina pectoris tidak stabil dan eklampsia atau hipertensi berat
selama kehamilan (Depkes 2006).
6) Pola asupan garam dalam diet: badan kesehatan dunia yaitu World
Health Organization (WHO) merekomendasikan pola konsumsi garam
yang dapat mengurangi risiko terjadinya hipertensi. Kadar sodium yang
direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram
sodium atau 6 gram garam) perhari. Konsumsi natrium yang berlebih
menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler
meningkat. Untuk menormalkannya cairan intraseluler ditarik ke luar,
sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume
cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah,
sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi.
7) Kebiasaan Merokok: merokok menyebabkan peninggian tekanan
darah. Perokok berat dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden
hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis arteri renal yang
mengalami ateriosklerosis.
Faktor risiko penyakit jantung koroner yang diakibatkan perilaku tidak sehat
dari penderita hipertensi antara lain merokok, diet rendah serat, kurang aktifitas
gerak, berat badan berlebihan/kegemukan, komsumsi alkohol, hiperlipidemia
atau hiperkolestrolemia, stress dan komsumsi garam berlebih sangat
berhubungan erat dengan hipertensi (Depkes, 2006).
1) Kegemukan (obesitas)
Stress adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya transaksi antara
individu dengan lingkungannya yang mendorong seseorang untuk
mempersepsikan adanya perbedaan antara tuntutan situasi dan sumber
daya (biologis, psikologis dan sosial) yang ada pada diri seseorang
(Depkes, 2006).
Stress atau ketegangan jiwa (rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam,
rasa takut dan rasa bersalah) dapat merangsang kelenjar anak ginjal
melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih cepat
serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan meningkat. Jika stress
berlangsung lama, tubuh akan berusaha mengadakan penyesuaian
sehingga timbul kelainan organis atau perubahaan patologis. Gejala yang
muncul dapat berupa hipertensi atau penyakit maag. Diperkirakan,
prevalensi atau kejadian hipertensi pada orang kulit hitam di Amerika
Serikat lebih tinggi dibandingkan dengan orang kulit putih disebabkan
stress atau rasa tidak puas orang kulit hitam pada nasib mereka (Depkes,
2006).
3) Merokok
Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida yang dihisap
melalui rokok yang masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan
endotel pembuluh darah arteri yang mengakibatkan proses artereosklerosis
dan tekanan darah tinggi. Pada studi autopsi, dibuktikan kaitan erat antara
kebiasaan merokok dengan adanya artereosklerosis pada seluruh
pembuluh darah. Merokok juga meningkatkan denyut jantung dan
kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot-otot jantung. Merokok pada
penderita tekanan darah tinggi semakin meningkatkan risiko kerusakan
pada pembuluh darah arteri
(Depkes, 2006).
Menurut Depkes RI Pusat Promkes (2008), telah dibuktikan dalam
penelitian bahwa dalam satu batang rokok terkandung 4000 racun kimia
berbahaya termasuk 43 senyawa. Bahan utama rokok terdiri dari 3 zat,
yaitu 1) Nikotin, merupakan salah satu jenis obat perangsang yang dapat
merusak jantung dan sirkulasi darah dengan adanya penyempitan
pembuluh darah, peningkatan denyut jantung, pengerasan pembuluh darah
dan penggumpalan darah. 2) Tar, dapat mengakibatkan kerusakan sel paru-
paru dan menyebabkan kanker. 3) Karbon Monoksida (CO) merupakan
gas beracun yang dapat menghasilkan berkurangnya kemampuan darah
membawa
oksigen (Depkes, 2008).
4) Olahraga
Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan sistem
penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot membutuhkan
energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan jantung dan paru-
paru memerlukan tambahan energi untuk mengantarkan zat-zat gizi dan
oksigen ke seluruh tubuh dan untuk mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh
(Supariasa, 2001).
Olahraga dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner melalui
mekanisme penurunan denyut jantung, tekanan darah, penurunan tonus
simpatis, meningkatkan diameter arteri koroner, sistem kolateralisasi
pembuluh darah, meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) dan
menurunkan LDL (Low Density Lipoprotein) darah. Melalui kegiatan
olahraga, jantung dapat bekerja secara lebih efisien. Frekuensi denyut nadi
berkurang, namun kekuatan jantung semakin kuat, penurunan kebutuhan
oksigen jantung pada intensitas tertentu, penurunan lemak badan dan berat
badan serta menurunkan tekanan darah (Cahyono, 2008).
Olahraga yang teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah dan
bermanfaat bagi penderita hipertensi ringan. Pada orang tertentu dengan
melakukan olahraga aerobik yang teratur dapat menurunkan tekanan darah
tanpa perlu sampai berat badan turun (Depkes, 2006).
7) Hiperlipidemia/Hiperkolestrolemia
Efek Relaksasi Teknik relaksasi yang baik dan benar akan memberi efek
yang berharga bagi tubuh,efek tersebut sebagai berikut :
a. Penurunan nadi, tekanan darah dan pernafasan
b. Penurunan konsumsi oksigen
c. Penurunan ketegangan otot
d. Penurunan kecepatan metabolisme
e. Peningkatan kesadaran global
f. Kurang perhatian terhadap stimulasi lingkungan
g. Tidak ada perubahan posisi yang volunter h.Perasaan damai
dan sejahtera
h. Periode kewaspadaan yang santai, terjaga dan dalam (Sulistyo,
2013). Relaksasi adalah suatu tindakan untuk membebaskan
mental dan fisik dari ketegangan danstres sehingga dapat
meningkatkan toleransi. Teknik ini yang sederhana terdiri
atas nafas abdomen dengan frekuensi lambat dan berirama.
Hampir semua orang dengan nyerimendapatkan manfaat dari
metode-metode relaksasi (Andarmoyo, 2013).
L. Pustaka
Sylvia A. Price. 2000. Patofisiologi. EGC. Jakarta.
Ignatisius. Donna. 2005. Medical Surgical Nursing Philadephia. Sender
Company.
FKUI/ 2005. Buku Ajar Kardiologi. Gaya Baru. Jakarta
Mansjoer Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 Edisi III. Media
Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Kementerian Kesehatan. 2017. Hipertensi. Infodatin. Jakarta