Drama
Drama
Adegan : (Sutan Syahrir, Wikana, Darwis dan Chaerul Saleh sedang mendengarkan
radio)
Sutan syahrir : “Barusan, Saya mendengar berita dari radio BBC London di Bandung yang
menginformasikan Jepang menyerah kepada Sekutu, berarti di indonesia terjadi kekosongan
kekuasaan.
Chairul Shaleh : "Kalau begitu, kita harus mendesak golongan tua terutama bung Karno untuk
segera memproklamirkan kemerdekaan!”
Sukarni :" Benar itu, Jepang sudah tak ada wewenang lagi di negeri kita. Kita harus
memanfaatkan momen ini !"
Sutan Syahrir :”Tetapi jangan sampai Proklamasi kemerdekaan diproklamirkan oleh PPKI.”
Sutan Syahrir :”Karena PPKI adalah badan bentukan Jepang!.Kita tidak ingin ada campur
tangan Jepang dalam Proklamasi Kemerdekaan!”
Wikana : “Maka dari itu, mari kita sepakat untuk menolak segala bentuk " hadiah"
kemerdekaan dari Jepang karena kita akan menyusun kemerdekaan sendiri.”
Darwis : “Bung Syahrir benar, Kemerdakaan itu adalah hak dan persoalan rakyat yang
harus segera diproklamasikan. Mari kita semua meminta kepada Ir. Soekarno dan Bung Hatta
untuk memutuskan segala hubungan dengan Jepang.”
Sukarni : Tepat sekali . Kalau begitu, bung Wikana dan Chairul, kalian harus pergi ke
kediaman Soekarno untuk menyampaikan kabar ini.Saya dan yang lainnya akan
memerintahkan anggota pemuda lainnya untuk merebut kekuasaan dari Jepang.
Syahrir : "Saya mendengar berita Jepang menyerah kepada Sekutu di Radio BBC
London di Bandung. Maka dari itu tadi siang kami dari golongan para pemuda berkumpul
mengadakan rapat dan hasilnya adalah,semua pemuda setuju agar Bung Soekarno dan Bung
Hatta segera menyusun kemerdekaan Indonesia.”
Ir. Soekarno : “Kita tidak bisa begitu saja memproklamasikan kemerdekaan. Kita harus
membicarakan dalam rapat PPKI.”
Sultan Syahrir : “Kita tidak mungkin membicarakannya dalam rapat PPKI, karena PPKI
dibentuk oleh Jepang dan kemerdekaan Indonesia haruslah dari usaha rakyat Indonesia bukan
pemberian bangsa lain.”
Moh.Hatta : “Bukan begitu, kita memang seharusnya membicarakannya dalam rapat PPKI.
Karena PPKI adalah badan yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan.
Chairul Shaleh: Apakah kita harus menunggu janji Jepang untuk memerdekakan bangsa ini ?
Kita bisa, Bung . Kita harus bangkit dan memproklamirkan kemerdekaan sendiri . Mengapa
harus menunggu janji manis itu? Jepang sendiri bahkan telah kalah dalam “Perang Suci” nya !
Soekarno : Kekuatan segelintir ini takkan mampu mengalahkan armada perang milik
Jepang ! Coba kau perlihatkan padaku, mana bukti kekuatan yang diperhitungkan itu ? Apa
tindakanmu untuk menyelamatkan wanita dan anak-anak jika ternyata terjadi pertumpahan
darah ? Bagaimana cara kita nanti untuk mempertahankan kemerdekaan ? Coba bayangkan,
bagaimana kita akan tegak di atas kekuatan sendiri.
Wikana : Tapi semakin cepat kita memproklamasikan kemerdekaan akan semakin cepat
pula kita mengakhiri penderitaan rakyat yang sudah ditanggungselama ini.. Inilah yang sudah
ditunggu-tunggu bangsa kita, Bung.
Moh. Hatta : Baiklah. Tapi berikan kami waktu untuk berunding sebentar.
Soekarno : Tapi kita tidak boleh gegabah, Bung. Kita butuh waktu untuk mempersiapkan
semuanya dengan matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Mr. Soebardjo : Saya setuju. Menurut saya, yang terpenting sekarang adalah menghadapi
Sekutu yang hendak berniat kembali berkuasa di negeri ini. Selain itu, masalah kemerdekaan
sebaiknya dibicarakan lagi dalam sidang PPKI 18 Agustus mendatang.
Iwa Kusumasumantri : Lalu bagaimana dengan pendapat golongan muda ? Apa kita abaikan
saja ?
Sudiro : Ya, lagipula mereka masih muda, pemikiran mereka terlalu pendek. Kita harus
melihat ke depan, mempersiapkannya dengan matang. Kalau tidak bagaimana nanti jika
semuanya berantakan?
Dengan demikian usaha para pemuda dengan juru bicara Sutan Syahrir untuk
membujuk Ir. Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan mengalami
kegagalan.
Tanggal 16 Agustus 1945 pada pukul 24.00 golongan muda melakukan rapat di
Asrama Baperpi, Jalan Cikini 71. Dalam rapat itu diputuskan untuk mengungsikan
Sukarno dan Hatta ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs.
Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang.Pada pukul 04.00 tanggal 16 Agustus 1945 Ir.
Soekarno dan Moh. Hatta dibawa oleh sekelompok pemuda menuju Rengasdengklok.
Rombongan ini berangkat dari kediaman Soekarno yang dikawal oleh pasukan PETA di
bawah pimpinan Sudanco Singgih.
Darwis : Kami bermaksud membawa Anda dan Soekarno untuk ikut kami menuju
tempat pengasingan.
Chairul Shaleh : Ya, kami akan membawa kalian untuk diasingkan agar terhindar dari pengaruh
dan ancaman bentrok antara rakyat dan Jepang.
Mr. Soebardjo : Apakah Saudara tahu keberadaan Soekarno dan Bung Hatta ?
Mr. Soebardjo : Katakanlah kepadaku dimana mereka sekarang, dan aku akan menjamin
keselamatan mereka ketika kembali ke Jakarta, aku juga akan memberikan jaminan, bahwa
Proklamasi Kemerdekaan akan diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, selambat-
lambatnya pukul 12.00.
Sekitar pukul 23.00 romobongan Ir. Soekarno sampai di Jakarta untuk sesaat
pulang ke tempat masing-masing, lalu langsung menuju rumah Laksamana Maeda
untuk merumuskan naskah proklamasi.
Chairul Shaleh : Kita butuh tempat untuk membahasnya, Bung. Tapi hari sudah malam dan
pihak Jepang tak mungkin mengizinkan kita melakukan kegiatan sekarang, apalagi jika mereka
tahu bahwa kita hendak membicarakan rencana proklamasi.
Mr. Soebardjo : Saya punya ide. Kita akan meminjam rumah perwira Jepang, Laksamana
Maeda.
Ketika Ir. Soekarno dan Moh. Hatta datang ke rumah Laksamana Maeda,di sana
sudah menanti B.M Diah dan surat kabar Asia Raya, Semaun Bakri dari Jawa Kokokai,
Sayuti Melik, Iwa Kusumasumantri dan para anggota PPKI.
Sementara itu, Ahmad Subardjo dan Iwa Kusuma sumantri mendatangi
kediaman para pemuda untuk mengajak mereka ke rumah Laksamana Maeda.
Dr. Moch. Hatta : “Tunggu dulu, Bagaimana mungkin kita akan merumuskan suatu teks
proklamasi di rumah seorang Laksamana Jepang”
Laksamana Maeda : “Tenanglah, silahkan masuk semua, saya menjamin selama berada di
rumah saya, anda sekalian akan terjamin keselamatannya"
Laksamana Maeda : “Silahkan anda berdiskusi di ruang makan.Saya akan pergi istirahat dulu."
Ir. Soekarno : “ Kita mulai sekarang saja, bagaimana usulan kalian tentang naskah
proklamasi yang akan kita bahas?”
Hening sejenak …
Ir. Soekarno : “ Untuk mempersingkat waktu, saya sudah memiliki konsep teks proklamasi.”
Ir. Soekarno : “ Baiklah, dengan senang hati.” (membacakan konsep teks proklamasi)“
A.Soebarjo : (mengacungkan jari tangan) “ Bagaimana jika kalimat pertama dalam teks
Proklamasi diambil dari rumusan BPUPKI”
Ir. Soekarno : “Ya, baiklah. Lalu, rumusan apa yang akan diambil?”
Ir. Soekarno : “Baiklah, ide yang bagus.” (menulis usulan A. Soebarjo) “Ada usulan lain?”
Moh. Hatta : (mengacungkan jari tangan) “Bagaimana jika kalimat kedua diubah menjadi
pengalihan kekuasaan?”
Moh.Hatta : “Maksud saya teks tersebut ditandatangani oleh semua yang hadir malam ini.”
Chaerul S : “Saya tidak setuju jika teks tersebut ditandatangani oleh anggota PPKI”
Chaerul S. “Menurut saya PPKI dibentuk oleh Jepang dan anggotanya diangkat
olehJepang padahal kemerdekaan ini kita dapatkan atas usaha bangsa kita sendiri.”
Setelah selesai diketik, hari itu juga tepatnya hari Jum’at tanggal 17 Agustus 1945
pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia akan dilaksanakan di lapangan
ikada,namun karena alasan keamanan maka dipindah di kediaman Ir. Soekarno Jl.
Pegangsaan Timur No. 56, pukul 10.00. Para undangan dan warga Jakarta pun
berbondong-bondong menuju kediaman Bung Karno tersebut.
Pada saat yang sama, Soekarno dan Ibu Fatmawati sampai di kediaman mereka
dan berbincang sejenak.
Soekarno : Alhamdulillah akhirnya semua berjalan dengan lancar. Terimakasih ibu telah
menemani saya di saat-saat yang cukup menguras pikiran ini.
Ibu Fatmawati : Iya, terimakasih Gusti Allah yang telah memberikan jalan pada bangsa kita
untuk memproklamasikan kemerdekaan. Oh iya pak, apakah kalian sudah merencanakan
bagaimana proklamasi besok akan berlangsung ?
Soekarno : Sudah, kita akan melaksanakan upacara bendera, yang nanti akan di iringi lagu
Indonesia Raya karya Bung Supratman.
Soekarno : Ya ampun , Bapak sampai lupa, Bu. Kalau begitu bagaimana jika Ibu saja yang
menjahitkan bendera ?
Ibu Fatmawati : Tapi Ibu tidak punya kain, Pak. Kain yang ada hanya kain merah dan putih.
Apa tidak apa-apa?
Soekarno : Tentu saja. Buatlah bendera yang sederhana. Yang penting kita sudah berusaha
untuk menyediakannya.
Ibu Fatmawati : Baiklah, Pak. Dan, Ibu punya ide. Kita namakan saja bendera nya “Sang Saka
Merah Putih”. Bagaimana ?
Soekarno : Ide yang bagus. Ya, bendera pusaka “Sang Saka” dan warna nya merah putih
, menjadi “Sang Saka Merah Putih” , Brilian !
Ibu Fatmawati : Ya sudah, sebaiknya Bapak bersiap sana. Menyusun pidato yang nantiakan
bapak bacakan.
Proklamasi KemerdekaanHari Jum’at pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00
WIB di Jl. Pegangsaan Timur No.56 , dilangsungkan proklamasi kemerdekaan
Indonesia.Sesaat sebelum upacara dimulai…
Soekarno : Trimurti, tolong Anda kibarkan bendera Merah Putih ini sebagai tanda awal
kejayaan bangsa ini. (sambil menyerahkan bendera)
Trimurti : Siap, Bung. Saya akan menyuruh anak didik saya untuk
mengibarkannya.(memanggil Suhud dan Latief) Hei, kalian ! Jaga baik-baik bendera ini.
Kalian mendapat kehormatan untuk mengibarkanbendera ini untuk pertama kalinya dalam
sejarah Indonesia.
Latief dan Suhud : Siap, Komandan ! Kami tak akan mengecewakan Anda.
PROKLAMASI
Soekarno Hatta
Kemudian di kibarkanlah bendera Sang Saka Merah Putih diiringi lagu Indonesia
Raya. Hadirin turut menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia tersebut.