Anda di halaman 1dari 6

FAUJAN NAJMI HUTASUHUT

12015031

kontur TMI pada 15 januari


Dari kontur TMI diatas dapat dilihat bahwa kecenderungan
nilai background bernilai 0-300 mT. Tetapi dapat dilihat
adanya warna anomali negatif yang ditunjukkan pada warna
biru.
FAUJAN NAJMI HUTASUHUT
12015031

Hasil kontur TMI pada 16 januari, nilai background masih


disekitar 0-300 namun terdapat anomali magnetik yang semakinterlihat di
tengah peta anomali rendah ini dapat diartikan sebagaibatuan sedimen jika
dilihat dari susceptibilitas batuan dengan mineral yang susah di induksi
magnetik seperti kuarsa atau kalsit danbentukan tinggian adalah hasil dari
sifat resisten kuarsa dan kalsit.
FAUJAN NAJMI HUTASUHUT
12015031

Hasil Kontur elevasi TMI 17 Januari. Pada daerah


tersebut menunjukkan nilai yang tinggi pada satu titik puncak dan terdapat beberapa puncakan yang
dibentuk oleh anomali magnetik rendah. Dari gambar tersebut dapat ditarik kesimpulan awal bahwa
anomali magnetik rendah pembuat tinggian cenderung batuan sedimen dengan mineral kuarsa dan
anomali magnetik tinggi pembuat tinggian merupakan batuan beku (kemampuan induksi tinggi) yang
berupa intrusi (bisa jadi dyke dilihat dari dimensi nya).
FAUJAN NAJMI HUTASUHUT
12015031

Hasil kontur elevasi 18 januari, terdapat


dominansi anomali magnetik rendah.
FAUJAN NAJMI HUTASUHUT
12015031

Hasil kontur elevasi TMI pada 19 januari


FAUJAN NAJMI HUTASUHUT
12015031

Hasil Kontur gabungan TMI dari tanggal 15-19 januari. Dari data suscebtibilitas dibawah, dapat
dilihat bahwa dominansi nilai background adalah -200 sampai 400. Dari data tabel dibawah, nilai rata
rata susceptibilitas batuan sedimen adalah 0 sampai 360. Maka dapat disimpulkan bahwa litologi
dari background(non anomali) adalah batuan sedimen. Sementara untuk nilai anomali cenderung
untuk membentuk suatu tinggian dimana seperti analisis hari hari sebelumnya, anomali magnetik
tinggi (data 17 januari) menunjukkan adanya intrusi di daerah ini dan tinggian beranomali rendah
adalah batuan sedimen dengan mineral diamagnetik (sukar di induksi) berupa kalsit dan kuarsa.
Kuarsa dipilih karna kontur menunjukkan tinggian yang apabila dicocokkan dengan data topografi
dengan asumsi sebanding (elevasi TMI sebanding dengan elevasi topografi) merupakan hal yg logis
karna kuarsa merupakan mineral resisten pelapukan. Tinggian yang tidak menerus seperti ini
cenderung diisi oleh batuan karbonat karna karbonat resisten terhadap pelapukan mekanik tetapi
lemah jika terkena hujan asam sehingga yang tersisa hanya tinggian tinggian yang tidak menyatu
akibat pelarutan contoh di daerah padalarang.

Anda mungkin juga menyukai