Anda di halaman 1dari 109

HIGH RISE

BUILDING
METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Daru Susanto
01
DEFINISI HIGH RISE BUILDING
GEDUNG BERTINGKAT
BANGUNAN BERTINGKAT DIBAGI MENJADI DUA
(BERDASARKAN KETINGGIAN GEDUNG DAN
SPESIFIKASI DAN SYARAT-SYARAT) :

1. LOW RISE BUILDING (3-4 LANTAI ATAU DGN


KETINGGIAN 10 m)
2. HIGH RISE BUILDING (LBH DARI 4 LANTAI ATAU
LEBIH 10 m)
Sistem High Rise Building
Sistem Struktur Gedung High Rise Building

Sistem Portal Balok Kolom Terbuka


- Beban vertikal pelat didistribusikan ke balok yang diteruskan ke kolom.
- Kolom menumpu beban vertikal dan horizontal (goyangan).

Sistem flatslab dan kolom


- Beban vertikal pelat langsung didistribusikan ke kolom. Kolom menumpu
beban vertikal dan horizontal (goyangan).
- Pelat berfungsi sebagai diafragma struktur. Momen pada kepala kolom besar

Sistem Bearing Wall

- Beban vertikal pelat langsung didistribusikan ke dinding struktur.


- Fungsi dinding tidak hanya sebagai dinding geser (beban horizontal) karena
juga menumpu beban vertikal dari pelat.
- Penulangan dinding arah vertikal maupun horizontal merupakan tulangan
utama.
Karakteristik High Rise Building

Karakteristik Gedung High Rise Building:


1. Luas per lantai berkisar 750 – 1500 m2
2. Kondisi struktur balok dan pelat lantai cenderung typical semua lantai
3. Dimensi kolom mengecil (variatif) tiap kelipatan lantai tertentu
4. Pada sistem open frame, shearwall umumnya menjadi bukaan untuk elevator
5. Kualitas bekisting umumnya biasa secara umum kecuali semi expose pada daerah parkir
6. Schedule pelaksanaan ketat
7. Volume pekerjaan besar
8. Kompleksitas pekerjaan tinggi karena item pekerjaan yang banyak
9. Biaya cenderung ketat
10. Tuntutan terhadap aspek safety tinggi
Lingkup Pekerjaan
LINGKUP PEKERJAAN PADA HIGH RISE BUILDING SECARA UMUM
Persiapan Bangunan Penunjang Struktur Arsitektur MEP
✓Manajemen Proyek & ✓Pek. Ruang genset ✓Pek. Pondasi ✓Dinding ✓Elektrikal (unit)
biaya administrasi ✓Pek. GWT ✓Pek. Pile Cap ✓Bata Ringan ✓Trafo
✓Kantor Proyek & gudang ✓Pek. STP ✓Pek. Tie beam ✓Keramik ✓Panel TM
✓Peralatan Utama & Bantu ✓Pek. Gardu PLN ✓Pek. Plat lantai ✓Gypsum board ✓Genset
✓Pengadaan sumber air ✓Pek. Kolom ✓Fasade ✓Kabel Feeder
bersih ✓Pek. Dinding beton ✓Precast Dinding ✓Penerangan & Stop
✓Pengadaan tenaga Listrik ✓Pek. Shear wall ✓Curtain Wall Kontak
& penerangan malam hari ✓Pek. Balok ✓Plafond ✓Penyambungan daya
✓Pengadaan gambar & ✓Pek. Tangga ✓Gypsum board listrik PLN
laporan ✓Pek. Waterproofing ✓Kalciboard ✓Grounding
✓Soil Ivestigation ✓Beton eksposed ✓Fire Alarm
✓Passengger Hoist ✓Lantai ✓Smoke Detector
✓Tower Crane ✓Floor Hardener ✓Mekanikal (unit)
✓House Keeping ✓Keramik & HT ✓Elevator (Lift)
✓Alat-alat keselamatan ✓Granit/Marmer ✓Instl. Air Bersih &kotor
kerja & P3K ✓Karpet ✓Instl. Air Buangan
✓Asuransi CAR ✓Pintu dan Jendela ✓Instl. Vent
✓Asuransi Tenaga Kerja ✓Kusen alumunium & ✓Instl. Fire Hydrant
daun pintu, Pintu Besi ✓Instl. Fire Sprinkler
✓Sanitair ✓Pompa Hydrant
✓Cat ✓Deep Well
01
PEK. PERSIAPAN
Pek. Persiapan
SITE PLAN HSE PLAN QUALITY PLAN
1. DIREKSI KEET
2. GUDANG MATERIAL 1. STRUKTUR ORGANISASI
3. BARAK PEKERJA 2. KEBIJAKAN PERUSAHAAN
1. INSPECTION N TEST PLAN
4. POSISI TOWER CRANE 3. MANAJEMEN RESIKO
2. QUALITY TARGET
5. TRAFFIC MANAGEMENT 4. PELATIHAN
3. MOCK UP SCHEDULE
6. TEMPORARY FACILITY 5. JOB SAFETY ANALISYS
4. TRAINING SCHEDULE
7. LOS KERJA 6. INDUCTION
5. QUALITY STANDARD
8. WORKSHOP 7. GREEN CONSTRUCTION
9. INSTALASI AIR DAN 8. SAFETY PATROL
LISTRIK KERJA

JUKLAK LAIN LAIN

1. MASTER SCHEDULE
2. WORK METHOD STATEMENT 1. ASURANSI CAR & BPJS
3. SHOP DRAWING SCHEDULE 2. SOIL INVESTIGATION
4. WORK PROCEDURE 3. REVIEW DESIGN STRUKTUR
5. MSCS (Material Schedule ATAS DAN STRUKTUR BAWAH
Control Sheet) 4. REVIEW VOLUME GAMBAR VS
6. SCHEDULE ALAT DAN TENAGA BOQ
KERJA
STRUKTUR
ORGANISASI
HSE

HSE PLAN
KEBIJAKAN
PERUSAHAAN

HSE PLAN
GOLDEN RULES
PT PP (PERSERO) TBK

HSE PLAN
1.
IDENTIFKASI
KEBUTUHAN
PELATIHAN
IDENTIFICATION OF
TRAINING NEEDS

Kecelakaan / Kunci Analisa Laporan


indkasi Pencapaian Perkembangan Pelanggaran
incident / Key Trend Analysis Violation Reports
Performance indicators

HSE Persyaratan
Perundangan/K
Tindakan
Koreksi/
Preventif
Corrective /
Preventive 2.

PLAN
ien Daftar actions
PENGEMBANGAN
Pemenuhan PROGRAM
Legal / Client PELATIHAN
requirements INPUT DEVELOPMENT OF
Compliance
TRAINING
Register PROGRAMME

Pekerjaan yang Program


akan datang INPUT
Pelatihan
Training
Upcoming Works
Programme
Modul Pelatihan
InIernal
3.
Identfikasi Internal Module TARGET PELATIHAN
Resiko/Dampak Training GRUP/INDIVIDU
TRAINING TARGET
Laporan GROUPS /
Metode INDIVIDUALS
Identified Risks /
Impact Methode
Pelatihan Toolbox Talks
Statements Training

Diagram REVIEW

Identifikasi 5.
OUTPUT Pelatihan
Eksternal
External Training

Kebutuhan EVALUASI
PELATIHAN
DITERIMA
Eveluasi
Jadwal
Pelatihan

Pelatihan/Training
Pelatihan
EVALUATION OF Evaluation of Terbaru
TRAINING RECEIVED Training Training Matrix
Updated

DOKUMENTASI
PELATIHAN
DOCUMENTATION
OF TRAINING

4.
PROSES DAFTAR RISIKO

Ruang Lingkup
Proyek
INPUT Pers yaratan Klien/owner

HSE
Client / Owner Requirements

Pers yaratan Perundang-

PLAN
Menyiapkan & INPUT undangan Nas ional, Propins i,
Mengurus Daftar Daftar daerah
Ris iko Perundang-
Prepared and
Standar PT PP ( Pers ero)
OUTPUT
Pers yaratan Lain
Other Requirements
HSE Plan Proyek
Project HSE Plan

Kontrol Pelaks anaan term asuk


Pros edur Kondis i Metode Kerja yang
Darurat Kontrol Pelaks anaan/ m entitikberatkan s pesifik,
Ins truks i Kerja Spes ifik Proyek : Kontrol
Pelaks anaan/WI, Laporan dll
Operational Controls include Task

Evaluas i Pem enuhan Peraturan


perundang-undangan ,
Evaluas i & perbaharui
koreks i/tindakan preventif Audit,
Pers yaratan perarturan
Penilaian, Perubahan s truktur
m inm al tiap 3 bulan
Review and update as
organis asi
Evaluation of Compliance Legal
and other requirements,

TABEL MANAJEMEN RISIKO


Ukuran kontrol Peringkat
Siapa Yang Peringkat Refernsi Referensi Referensi PT PP
yang diperlukan Dilakukan Risiko yang Dilakukan
Bahaya Risiko Berisiko Risiko Awal Hukum Kontrak (Persero)Tbk
Necessary oleh tersisa oleh
Risiko Risk Who is at Initial Risk Legal Contractual PT PP
Control Action by Residual Risk Action by
Risk Rating Reference Reference (Persero)Tbk
Measures Rating
HSE PLAN
GREEN CONSTRUCTION TARGET
02
PEK. PONDASI
Pekerjaan pondasi
Bagian yang paling mendasar dari suatu bangunan yakni pondasi.
Dalam ilmu bangunan dan realita pekerjaan bangunan memiliki jenis-
jenis pondasi yang harus disesuaikan dengan bangunan direncanakan.

Pondasi dalam : pondasi tiang pancang (driven pile & injection pile),
pondasi tiang bor (bored pile).
Pondasi Borepile
Borepile merupakan pondasi yang termasuk ketegori pondasi dalam, bersama dengan pondasi tiang pancang
metode pekerjaan pondasi ini yang paling umum digunakan saat ini untuk berbagai tipe bangunan. Mulai dari
pondasi rumah tinggal, ruko, gedung sekolah, kampus, rumah sakit, perkantoran, hotel, pergudangan, pabrik,
apartemen dsb.
DIAMETER BOREPILE:
Ø1200 (L = 28m) = 226 titik
Ø1200 (L = 29.3m) = 127 titik A
Ø1200 (L = 25.8m) = 6 titik
Ø1200 (L = 25m) = 8 titik D
Ø1200 (L = 26.5m) = 6 titik
Ø1200 (L = 32m) = 9 titik B
Ø400 (L = 18m) = 2 titik +
TOTAL = 384 titik

MUTU BETON: fc’ = 25 Mpa C

TULANGAN UTAMA: Deformed

TULANGAN GESER: Spiral


D13-150 D13-150 D13-150

SAMB. RANGKAIAN TULANGAN: Las D10-150

28 D25 20 D25 14 D25


14 D25
(PROYEK MENARA BRI GATOT SUBROTO JAKARTA)
Flowchart Pek. Borepile

START

Pekerjaan Persiapan A

Pengukuran dan Pekerjaan Pengecoran


Penentuan titik bore pile Perbaiki
TIDAK
Inspeksi
Pekerjaan Pengeboran
Perbaiki YA
TIDAK Pembuangan Lumpur
Inspeksi
YA FINISH
Pemasangan Besi
Perbaiki
TIDAK
Inspeksi
YA
A
Pek. Borepile
MATERIAL ALAT
• Material yang digunakan pada pekerjaan guide wall dan jalan
1. Hydraulic Drilling Rig
kerja adalah sebagai berikut:
2. Service Crane
1. Beton Readymix fc’ = 25 Mpa
2. Baja Tulangan (D13, D25)
3. Bentonite Slurry
1 2
1 2

3
Pek. Borepile

ALAT (lanjutan)

3. Temporary Single Wall 3


Casings 4
4. Auger
5. Bucket
6. Cleaning Bucket
7. Rock Drilling Bucket

5 6 7
Urutan Pelaksanaan Pek. Borepile

1 Pekerjaan Persiapan d
a b c

a.Penentuan subkontraktor
b.Persiapan lahan
c. Fabrikasi rangkaian besi
d.Perlengkapan K3

2 Penentuan Titik Bor (Surveying)

Pekerjaan survey ditujukan untuk menentukan titik-titik yang akan


dibor. Penandaan titik bor dipakai potongan besi atau kayu, titik-titik ini
merupakan hasil perhitungan dan pengukuran dari gambar di lapangan
dengan menggunakan alat theodolite. Titik-titik yang telah dibuat dijaga
agar tidak bergerak atau bergeser, maka sebaiknya patok tersebut
ditanam rata tanah dan diikat rafia/tambang sehingga titik tersebut dapat
dengan mudah didapat kembali.
Urutan Pelaksanaan Pek. Borepile

3 Set-up Alat Berat

✓ Setting alat bore pile pada titik


yang telah ditentukan sebelumnya
✓ Cek tegak lurusnya (verticality)
posisi kelly bar
✓ Pasang besi vertical di depan
alat bored pile, pasang besi arah
horizontal agar posisi alat bored
pile tidak berubah

4 Pemasangan Casing

Pemasangan casing digunakan dengan


menggunakan crane service dan dibantu
dengan vibro kemudian jacking dengan
jack hydraulic dari mesin bor. Pada
pemasangan casing harus dichek
verticality-nya karena hal ini yang
menentukan kelurusan hasil pengeboran.

Berat casing : 800 kg = 0,8 ton


Kapasitas service crane: 30 ton
0,8 ton < 30 ton (OK!)
Urutan Pelaksanaan Pek. Borepile

5 Pengeboran hingga kedalaman rencana


Auger set akan di pakai untuk lapisan tanah keras,
setelah itu menggunakan bucket set untuk
mengangkat lapisan tanah lunak, setelah mencapai
kedalaman pengeboran, cleaning set akan
digunakan untuk mengambil sisa sisa tanah
pengeboran. Apabila pada saat pengeboran
menemukan lapisan beton/batu, maka drilling set
diganti menggunakan rock bucket set.

6 Penentuan Kedalaman Tiang

a. Penentuan kedalaman di lakukan untuk mengetahui


apakah kedalaman pengeboran sudah sesuai dengan
design.
b. Pengukuran ini juga bertujuan untuk mengetahui
ketinggian endapan yang ada di dalam lubang pengeboran.
c. Pengukuran menggunakan meteran gulung,
d. Pengukuran dilakukan bersama pengawas lapangan.
e. Apabila telah sesuai dengan kedalaman desin, maka akan
dilakukan proses selanjutnya
Urutan Pelaksanaan Pek. Borepile
7 Memasukkan Bentonite Slurry

a. Saat lubang borepile digali, lubang galian


dimasukkan bentonite slurry.
b. Apabila akan dilakukan pengecoran,
bentonite slurry dikeluarkan kembali

• Untuk mendukung galian terhadap tekanan


hidrostatik di dalam lubang pengeboran
• Mencegah lapisan lumpur sampai ke dasar galian
• Menghindari adanya gumpalan yg menempel
pada besi tulangan
Urutan Pelaksanaan Pek. Borepile

8 Pemasangan Rangkaian Besi

a. Fabrikasi dilakukan sebelum dilaksanakan


pengeboran, bertujuan untuk stok keranjang besi
di lapangan
b. Keranjang besi diangkat menggunakan crane,
dengan secara bertahap per section besi dan
dilakukan secara hati hati
c. Pemasangan beton decking dilakukan untuk
memberikan selimut pada beton saat pengecoran
d. Keranjang besi di masukan ke dalam lubang, lalu
di tahan menggunakan potongan besi, setinggi
overlap dengan besi berikutnya.
e. Penyambungan keranjang besi dilakukan dengan
cara pengelasan di lapangan.
f. Setelah masuk keranjang besi terakhir, Keranjang
Berat tulangan borepile maks: 3457,62 kg = besi di tahan dengan menggunakan besi
3,46 ton gantungan dan di tahan oleh chasing.
Kapasitas service crane: 30 ton

3,46 ton < 30 ton (OK!)


Urutan Pelaksanaan Pek. Borepile
9 Pemasangan Tremie 10 Pengecoran

a. Pengecoran bor pile menggunakan tremie pipe.


b. Pengecoran di lakukan secara berkelanjutan secara
vertikal sampai memenuhi ketinggian cor, 1 m di atas cut
off level.
c. Tremie harus di naik turunkan pada saat pengecoran
untuk menghindari ada beton yg tersisa di pipa tremie.
d. Pastikan kondisi supplier beton tidak mengalami kendala
pada saat pengiriman.
e. Hal tersebut untuk menjaga workability beton di lapangan.
f. Selama proses pengecoran berlangsung, concrete record
harus di siapkan terkait dengan nilai slump beton, volume
beton, waktu pengiriman, dan ketinggian beton di setiap
selesai pengecoran.
g. Pengambilan sampel beton di lapangan juga harus
dilakukan, di koordinasikan dengan teknisi yang membuat
terkait jumlah sampel yang akan di tes setiap titik bored
pile.
h. Hasil pengeboran dan pengecoran dituangkan dalam
form Bor Log yang di tanda tangani kontraktor utama,
subkon, dan MK
Urutan Pelaksanaan Pek. Borepile

11 Pipa Tremie dan Casing Dicabut


Urutan Pelaksanaan Pek. Borepile

12 Pembuangan Lumpur
a. Selama pekerjaan pengeboran berjalan, maka tanah
hasil pengeboran dikumpulkan dengan menggunakan
alat excavator pada lokasi yang memungkinkan.
b. Pembuangan tanah dapat dilakukan pada malam hari,
agar tidak menggangu lalu lintas atau pekerjaan bored
pile.

`
Pondasi Tiang Pancang (HSPD)

Metoda ini menjelaskan pekerjaan pemancangan dengan System Press In atau Jack In Pile dengan alat
Hydraulic Static Pile Driver (HSPD).

1 Pekerjaan Persiapan

Pada pekerjaan persiapan ini, terdapat beberapa item pekerjaan seperti;


- Pembuatan ijin kerja (SIKA), shop drawing, Job Safety Analisis, ITP dan dokumen lain yang harus
disetujui oleh Pengawas dan Owner.
- Pemancangan bisa dilakukan overlapping dengan pekerjaan penimbunan dan pemadatan lahan proyek
- Pembuatan rencana kerja (rute alur pekerjaan) dan Posisi PDA test
Pondasi Tiang Pancang (HSPD)

2 Penentuan Titik Pancang


Pekerjaan survey ditujukan untuk menentukan titik-titik yang akan dipancang. Penandaan titik pancang dipakai
potongan besi atau kayu, titik-titik ini merupakan hasil perhitungan dan pengukuran dari gambar di lapangan dengan
menggunakan alat theodolite. Titik-titik yang telah dibuat dijaga agar tidak bergerak atau bergeser, maka sebaiknya
patok tersebut ditanam rata tanah dan diikat rafia/tambang sehingga titik tersebut dapat dengan mudah didapat
kembali.
Pondasi Tiang Pancang (HSPD)

3 Pemancangan dengan Alat HSPD

Setelah titik pemancangan sudah ditentukan selanjutnya Alat HSPD (Hydraulic Static Pile Driver) diarahkan menuju
titik pemancangan, selanjutnya dimulai pemancangan dengan urutan sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pemancangan pihak kontraktor diwajibkan melakukan uji test P.I.T untuk menentukan kedalaman
pemancangan. Dan tiang test P.I.T (Pile Integrated Test) tersebut bisa dijadikan/digunakan sebagai pondasi.
2. Mengangkat tiang pancang dengan crane yang dmasukkan ke dalam penjepit HSPD.
3. Periksa vertikalitas tiang pile (terutama untuk segmen kutub pertama) menggunakan garis tegak lurus dalam 2 (dua) sisi
tegak lurus atau dengan menggunakan waterpass yang menempel pada permukaan tumpukan. Toleransi yang diijinkan
untuk ketidak tepatan lokasi dan ketidak kelurusan atau verticality adalah 75 mm dan 1/80. Tiang-tiang harus diarahkan
selama pemancangan dan bila perlu harus dibantu untuk dapat menjaga posisi yang benar. Apabila ada tiang yang
berubah bentuk atau bengkok, maka tidak boleh dipaksa untuk meluruskannya kembali kecuali dengan persetujuan
tertulis dari Direksi Pekerjaan dan Konsultan Manajemen Konstruksi.
Pondasi Tiang Pancang (HSPD)

3 Pemancangan dengan Alat HSPD

Menekan tiang pancang ke dalam tanah. Ketika tiang pancang ditekan ke dalam tanah
maka ada pembacaan angka loading test yang menunjukkan kekuatan daya dukung
tanah.
Pondasi Tiang Pancang (HSPD)

3 Pemancangan dengan Alat HSPD

Apabila tiang pancang tinggal 1 meter dari permukaan tanah dan belum mencapai maka final set min.
120 ton, maka tiang harus disambung dengan tiang pancang yang lain. Proses penyambungannya
menggunakan las. Karena pada ujung-ujung tiang pancang terdapat plat baja yang gunanya untuk
media penyambungannya. Panjangnya tiang pancang tergantung dari dalamnya tanah keras yang
didapat dari penyelidikan tanah sebelumnya. Sebelum pengelasan pastikan tiang sudah tegak lurus dan
vertikalitas terjaga.
Pondasi Tiang Pancang (HSPD)

3 Pemancangan dengan Alat HSPD


Detail dari sambungan harus mengacu pada manufacturer standard an harus terdiri dari :
•Sistem sambungan yang akan dipakai.
•Detail pengelasan dan mutu dari bahan pengelasan.
•Prosedur pengelasan.
•Kualifikasi/kecakapan tukang las.

•Apabila tiang pancang telah mencapai final set atau tiang sudah tidak bisa ditekan atau sudah mencapai
kedalaman tiang sesuai dengan rencana/shopdrawing bertanda bahwa sudah mencapai tanah keras maka
proses pemancangan sudah selesai.
03
PEK. DIAFRAGMA WALL
Diafragma Wall

Diafragma Wall pada dasarnya struktur dinding penahan tanah yang berguna untuk mendukung
pekerjaan tanah, selain itu diafragma wall juga dapat digunakan sebagai dinding basement pada
bangunan gedung dan konstruksi pembatas aliran air tanah (m.a.t.) pada area diluar dan di dalam
diafragma wall. Prinsip konstruksi diafragma wall sama seperti konstruksi penahan dinding lainnya yaitu
menahan gaya gaya lateral tanah dan air beserta pengaruh beban yang bekerja di atas permukaan
tanah pada area luar diafragma wall (elevasi permukaan tanah yang lebih tinggi)
Diafragma
Wall
ZONA 5
Urutan Pelaksanaan
Diafragma Wall

ZONA 1
`

URUTAN PEKERJAAN:
1. ZONA 1 L = 9 panel
2. ZONA 2 L = 13 panel

ZONA 7
3. ZONA 3 L = 10 panel
4. ZONA 4 L = 7 panel
5. ZONA 5 L = 6 panel
6. ZONA 6 L = 15 panel
7. ZONA 7 L = 2 panel

ZONA 3 ZONA 4
TOTAL = 62 panel ZONA 2

(PROYEK MENARA BRI GATOT SUBROTO JAKARTA)


Urutan Pelaksanaan Diafragma Wall

1 Pengukuran dan penandaan lokasi dan alur Diaftagma Wall

Pengukuran ini dilaksanakan oleh bagian


pengukuran dengan mempertimbangkan
keadaan lokasi eksisting dan rencana lokasi dan
alur diafragma wall, apabila terjadi perbedaan
antara keadaan eksisting lapangan dan rencana
yang dapat menyebabkan perubahan rencana
lokasi diafragma wall agar dilakukan pelaporan
untuk review lokasi diafragma wall
Urutan Pelaksanaan Diafragma Wall

2 Pembuatan Guide Wall

Guide Wall dibuat pada area yang sudah


7000 dimarking dan sudah lulus inspeksi dengan
150 250 650 / 850 250 6750 kedalaman sekitar 100 cm dan pada sisi sisinya

150
diberikan perkuatan dengan beton mutu K- 225
dengan ketebalan 25 cm. Guide Wall ini

1000
diperlukan agar alat penggali / grabber dapat
50 mudah mengikuti alur galian yang telah
ditentukan. Guide Walll ini hanyalah struktur
600 / 800 sementara yang akan dibongkar pada pekerjaan
stage berikutnya (galian, landscape, dll)

Guide Wall

SECTION GUIDE WALL


Urutan Pelaksanaan Diafragma Wall
3 Penggalian Diafragma Wall

Dilakukan secara selang-seling per panel (misalnya galian diberi nomor 1,2, 3 dst maka pengalian
pertama adalah nomor 1, pengalian kedua adalah nomor 3, dst ). Hal ini dilakukan untuk
meminimalkan terjadinya keruntuhan pada dinding galian.
-2
DW
0
370
26

12
50

0
580
P.36

8
0
58

580
00

P.37

2
-1 0
DW 580 P.35
P.38

4
0
58

580
P.39
00

7
0 Primary
580 P.34
P.40

11
0
36

310 .00
-2
52

13
DW 6 P.41 . -4
460 Elv
P.33
0 P.42
265
58

P.43
00

Closing P.32

9
P.44
Elv

3700

6500
. -4
58

.00
00

P.45 P.31

6
5800
Closing

8000
P.30
P.46

3
5800
18
P.29

P.47
37

8000
1
00

5800 Primary
Elv. -4.00

P.48
3100

TANAH
DW - 2

Elv. -4.15
8000
P.49
4919

5 10

2000 P.50
2800

2000
3700

8000
Urutan Pelaksanaan Diafragma Wall

P.51
5800

8000

P.52
Elv. -4.00

5752

Closing
90500

P.53
P.54
3305
3700

8000

2800
9. P44
8. P38
7. P41
6. P45
5. P48
4. P40
3. P46
2. P39
1. P47

2950

13.P43
12.P37
11.P42
10.P49

P.55
Primary
5800

10000

P.56 TANAH
3807

Elv. -4.15
Elv. -4.00

Closing
Primary
Primary
ZONA 2

5800

P.57
Secondary
Secondary
Secondary
Secondary
Secondary
Secondary
Secondary
Secondary
Secondary
Secondary

8000
NO URUT PEKERJAAN:

P.58
5800

DW - 1

P.59
5800

10000

Closing
TANAH
Elv. -2.15
P.60
5800

8000
Elv. -2.00

P.61
5800

Elv. -2.00
Urutan Pelaksanaan Diafragma Wall

4 Mengaplikasikan Bentonite Slurry

Bentonite digunakan untuk


mengatasi keruntuhan pada
dinding hasil galian tanah pada
alur diafragma wall, bersamaan
saat menggali, bentonite ikut
dialirkan pada lubang panel hasil
galian grabber, setelah galian
pada panel tersebut selesai,
bentonite yang ada pada hasil
galian tersebut dikuras dan
diganti dengan bentonite yang
baru.
Urutan Pelaksanaan Diafragma Wall

5 Pemasangan Construction Joint System

Construction Joint Waterstop


dipasang sebelum memasukkan
rangkain besi tulangan diafragma
wall ke masing – masing lubang
panelnya. Construction Joint
System ini digunakan sebagai
batas cor dan pencegah
kebocoran diafragma wall pada
bagian sambungan antar panel
Urutan Pelaksanaan Diafragma Wall

6 Pemasangan Rangkaian Tulangan Besi Diafragma Wall

Rangkaian tulangan besi yang


telah dipabrikasi sebelumnya
dimasukkan ke dalam lubang
hasil galian dengan
menggunakan service crane,
pemasangan rangkaian besi ini
perlu diperhatikan untuk
mendapatkan peletakan
tulangan yang sesuai dengan
perencanaan.
Construction Joint
System
Urutan Pelaksanaan Diafragma Wall

7 Pengecoran beton Diafragma Wall

Apabila seluruh rangkaian pemasangan contruction joint water stop dan pemasukan rangkaian
tulangan besi telah dikerjakan serta telah diinspeksi secara seksama, maka langkah terakhir untuk
pekerjaan diafragma wall adalah pengecoran.
04
GROUND ANCHOR
Overview Ground Anchor

Ground anchor pada dasarnya adalah sistem pendukung


dinding penahan tanah yang bekerja memamfaatkan daya lekat dengan
tanah dan gaya tarik antar strand-nya. Ground anchor ini ada yang bersifat
temporary (sementara) ada yang bersifat permanen tergantung dari
kebutuhan pemakaian ground anchor.

B
B
B
B

B
B

A
A

A
A

A
A
Overview Ground Anchor
ALAT
Peralatan yang digunakan pada pekerjaan 1 2
ground anchor adalah sebagai berikut:
1. Hydraulic Jack
2. Grout Pump
3. Hydraulic Pump
4. Theodolite

3 4
Overview Ground Anchor
MATERIAL

Material yang digunakan pada 1 2


pekerjaan ground anchor adalah
sebagai berikut:
1.Semen
2.Panel dan Alat Kelistrikan
3.Strand
4.Anchor Head

3 4
Overview Ground Anchor
FLOW CHART PEKERJAAN GROUND ANCHOR

START A

Pekerjaan Persiapan Anchor Block

Perbaiki
Pengukuran dan Penentuan Titik
Ground Anchor
Inspeksi:
-Pemasangan sesuai TIDAK
Setting Platform gambar
-Kekuatan cukup baik

Drilling

Stressing
Instalasi Tendon + Grouting
Lepas Concrete Block, Bracket,
Pasang Concrete Block, Bracket, Bearing Plate
Bearing Plate

FINISH
A
Urutan Pelaksanaan Ground Anchor

1 Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan meliputi:


• Seleksi dan negosiasi vendor
• Pembersihan lokasi
• Pengadaan material
• Pengaturan lokasi stock yard material
Urutan Pelaksanaan Ground Anchor

2 Pekerjaan pengukuran dan penandaan lokasi titik-titik Ground Anchor

Pengukuran ini dilaksanakan oleh bagian pengukuran dengan mempertimbangkan keadaan


lokasi eksisting dan rencana titik titik ground anchor, apabila terjadi perbedaan antara keadaan
eksisting lapangan dan rencana yang dapat menyebabkan perubahan rencana lokasi titik
ground anchor agar dilakukan pelaporan untuk review lokasi titik ground anchor
Urutan Pelaksanaan Ground Anchor

3 Platform Kerja Pekerjaan Ground Anchor

Ground anchor seringkali diaplikasikan dalam beberapa baris yang berbeda elevasi sehingga
pengerjaannya harus disesuaikan dengan elevasi pengerjaan galian.
Pada Proyek Menara BRI Gatsu – Tahap 1, ground anchor yang dikerjakan hanya layer ke 1 saja
(elv. -6.000), sehingga plaform kerja yang dibuat adalah 1 meter dari elevasi ground anchor layer 1
menjadi -7.000.
Urutan Pelaksanaan Ground Anchor

4 Drilling

Arahkan dan setting posisi mesin bor sesuai gambar rencana (45°) dan dengan diameter
lubang bor sesuai dengan rencana (diameter 20 cm). Saat pengeboran dilakukan
pembilasan untuk membuang lumpur dan kotoran dari lubang yang telah dibor.
Urutan Pelaksanaan Ground Anchor

5 Instalasi Tendon ke dalam Lubang Bor

Sebelum instalasi tendon biasanya lubang hasil drilling


disemprot dengan air terlebih dahulu untuk mendapatkan
lubang yang bersih. Instalasi dilakukan dengan cara :

1. Masukkan tendon ke dalam lubang dengan hati hati.


2. Pastikan panjang strand diluar lubang mencukupi untuk
stressing.
3. Cek dan perbaiki posisi tendon sebelum digrouting.

Segera setelah pekerjaan instalasi tendon, grouting segera


dilaksanakan dalam waktu kurang dari 24 jam dengan
menggunakan pompa grouting.
Urutan Pelaksanaan Ground Anchor

6 Pasang Waller Beam, Bracket & Brearing Plate

Bracket, dan bearing plate ini adalah


temporary sistem untuk alas kerja dan
transfer beban pada pekerjaan ground
anchor yang nantinya akan dibongkar
(temporary support).
Urutan Pelaksanaan Ground Anchor

7 Pasang Anchor Head

Posisi kepala anchor tergantung dari sistem ground ancchor yang digunakan. Biasanya untuk
temporary ground anchor, kepala anchor akan dipasang langsung pada bracket baja dan akan dilepas
setelah pengecoran slab lantai basement sudah mencapai level kepala ground anchor tersebut
Urutan Pelaksanaan Ground Anchor

8 Stressing Ground Anchor

Stressing dilakukan dengan cara :


1. Posisikan hydraulic jack pada anchor head dengan baik,
2. Pastikan tidak ada celah antara jack dengan anchor block
3. Tandai strand pada bagian belakang hydraulic jack untuk monitor perpanjangan kabel.

Catatan:
• Stressing dilakukan saat Grouting telah mencapai ± 30 Mpa atau usia lebih dari 7 hari
(Sesuai RKS)
Urutan Pelaksanaan Ground Anchor

9 Lepas Waller Beam, Bracket, Bearing Plate, dan Anchor Head

Pelepasan seluruh material pendukung temporary ground anchor dilaksanakan setelah proses release
atau detensioning untuk menghilangkan gaya pada anchor terlebih dahulu. Lalu dilanjutkan dengan
final grouting untuk menutup lubang anchor pada bagian dalam waller beam atau temporary support
lainnya pada ground anchor. Langkah ini dikerjakan setelah pengecoran lantai slab lantai basement
dan sebelum pekerjaan pengecoran akhir pada daerah bukaan slab
Urutan Pelaksanaan Ground Anchor

PROVING TEST
Proving test berfungsi untuk memberikan kepastian
bahwa material, sistem / cara kerja, komponen maupun
kemampuan tenaga kerja cocok dna sesuai dengan
kondisi lapangan. Hasil ini harus cukup menggambarkan
perilaku angkur secara menyeluruh sesuai dengan
kondisi seperti yang diusulkan.

Nantinya pada proving test akan diberi gaya sebesar


200% dari gaya rencana dan letak titik yang akan di
proving test sesuai shop drawing yang telah diajukan.
05
BEKISTING
Overview Bekisting
Material Bekisting

Balok kayu Multiplex

Bahan bekisting yang banyak digunakan. Ukuran kayu Lembaran dari beberapa lembaran kayu tipis yg
di pasaran adalah 2/3, 4/6, 5/7, 5/10, 6/12, 8/12, 8/15 dipotong oleh mesin khusus, dilem, dan disusun dengan
arah sudut berbeda beda. Uk. 3,4,6,9,12,15,18 (mm).

Fiber Plastic Aluminium

Pemakaian fiber dalam bekisting adalah untuk Aluminium berfungsi sebagai struktur penopang struktur
mempermudah pelepasan atau mengurangi daya lekat dalam rangkaian bekisting selain bahannya yang anti karat.
antara cetakan dan beton.
Overview Bekisting
Keruntuhan Selama Konstruksi Karena Masalah Bekisting

Causes of formwork failure:


1. Pembongkaran support bekisting yang tidak sesuai
2. Bracing yang tidak mencukupi
3. Getaran akibat pengecoran
4. Ketidakstabilan tanah di bawah dudukan support
5. Kontrol pengecoran yang tidak memadai
6. Kurangnya perhatian pada detail bekisting

Keruntuhan Skyline Plaza (March 2nd, 1973)


Penyebab keruntuhan adalah pada pembongkaran bekisting
penyangga lantai 23 yang tidak benar yang mengakibatkan
peningkatan gaya geser sekitar kolom. Bangunan ini hancur
secara keseluruhan karena keruntuhan satu lantai teratas.
Kolom mengalami kelebihan tegangan sehingga terjadi
keruntuhan pada seluruh lantai 23. Keruntuhan tersebut
menyebabkan lantai 22 kelebihan beban sehingga
menyebabkan keruntuhan lantai 22, begitu seterusnya hingga
ke lantai dasar.(www.manajemenproyekindonesia.com)
Perencanaan Bekisting High Rise Building
Langkah-langkah Perencanaan
Start

1. Pendataan

2. Penentuan Type bekisting 3. Penentuan target floor to floor

4. Penentuan zone

7. Perhitungan kekuatan bekisting 5. Penentuan masa pemasangan & pembongkaran

6. Simulasi siklus bekisting & optimasi

8. Perhitungan sediaan dan frekuensi pakai

9. Perhitungan produktifitas dan jumlah tenaga

10. Penentuan pola procurement

11. Analisa Harsat dan biaya total

Finish
STANDAR DESAIN BANGUNAN AGAR ALFORM EFISIEN
Tidak ada gap balok kurang dari 35 cm (akan • Tidak ada kondisi sudut dalam lancip • Hindari balok balok miring / diagonal
menyulitkan pembongkaran)

Hindari struktur lengkung (circle) • Jarak balok bersih berkelipatan 5 cm • Tinggi dinding atau kolom maksimum 4,50 m

67
STANDAR DESAIN BANGUNAN AGAR ALFORM EFISIEN

Plat di bawah toilet tidak ada drop • Dinding toilet dipakai alform agar memangkas
waktu dan proses pekerjaan di kamar mandi

68
PRESISI ALUMINIUM FORMWORK

• WHAT ? • WHY ?
Apa itu PRESISI Aluminium Formwork ? Mengapa menggunakan PREFORM ?

• APPLICATION ON THE PROJECT • FOCUS


Seperti Apa Aplikasi di Proyek ? Apa Saja Yang Harus Diperhatikan ?

69
WHAT IS PREFORM

• Bekisting Kolom • Bekisting Dinding • Aksesoris

• Bekisting Tangga • Fix Shoring • Bekisting Kanopi

70
WHAT IS PREFORM

• Support dan Kolom • Wall Opening • Leveling & Adjustment


71
Kecepatan Konstruksi

Kualitas Mutu Hasil Pekerjaan

WHY Green Construction

PREFORM ?
All-in-one System

72
Kecepatan
Konstruksi
◼Sistem bekisting menyerupai mainan “PUZZLE” yang bisa
dikerjakan dengan sangat cepat karena hanya tinggal
menyusun bagian sesuai Shop Drawing Al Form
◼Kecepatan Floor to Floor sekitar 6-8 hari dengan tenaga kerja
yang minim

73
3 KUNCI PENTING
PENCAPAIAN F to F 6-8 HARI
• Bekisting Aluminium
• Penyediaan tenaga yang sudah ahli dan
berpengalaman dalam memasang dan membongkar
bekisting aluminium

02 03
01

• Pre-Fab Pembesian • Pengecoran


• Untuk kolom, balok dan shearwall diharapkan • Selain menggunakan TC untuk jumlah lantai tipikal
dilakukan perakitan terlebih dahulu (pre-fab) di area yang banyak, disarankan maincont sudah menyiapkan
pabrikasi pembesian dan untuk plat diharapkan perencanaan alur pengecoran melalui concrete pump
menggunakan wiremesh agar tidak memakan waktu yang lama pada saat
pengecoran

74
GREEN CONSTRUCTION
• Durability • Reducing Wood
Menggunakan Material Aluminium Dengan • Tidak Ada Sampah Kayu Karena Semua
Mutu Terbaik Sehingga Beton Tidak Akan Diganti dengan Material Aluminium
Lengket pada Permukaan Bekisting • .

• Recycle • Renewable Energy


• Aluminium yang Sudah Dipakai Berkali – • Material Aluminium Yang Sudah Rusak Bisa
Kali Masih Bisa Diperbaiki untuk Digunakan Dilebur Dan Diproduksi Kembali Menjadi
Kembali PREFORM Yang Baru.

75
ALL IN ONE SYSTEM
• 0 • 0
• Convenient Handover 2 1 • Table System
Tidak ada pekerjaan yang tertinggal Pelaksanaan pekerjaan langsung
seperti tangga, janggutan, atau parapet menjadi satu kesatuan item struktur
sehingga proses serah terima akan lebih mulai dari Balok, Pelat, Dinding, Kolom
cepat dan Tangga dalam satu system

• 0
• Stair Accessibility 3
Bekisting tangga yang dipasang bisa
sekaligus menjadi akses sementara pada
saat pelaksanaan pekerjaan
.

76
PERBANDINGAN
• PERBANDINGAN • BEKISTING KONVENSIONAL • BEKISTING PREFORM

• KECEPATAN 7-8 Hari (floor to floor) 6-8 Hari (floor to floor)

Rapih, halus dan 100% Presisi sesuai


• MUTU (QUALITY) Rapih dan Halus meski perlu repair perencanaan awal tanpa ada repair yang berat

• SYSTEM SHORING Reshoring Fix Shoring

• WASTE MATERIAL Banyak Sampah Kayu Bahan Utama Tidak Menghasilkan Sampah

Flexible – Pemindahan Menggunakan TC Sesuai Perencanaan – Pemindahan Tanpa TC


PELAKSANAAN
Didaerah Tangga Tertinggal Satu Kesatuan dengan Dinding Tangga

DINDING LUAR (FAÇADE) Menggunakan Precast Cor In-Situ

77
MUTU HASIL PEKERJAAN
• Penggunaan PREFORM Menghasilkan Beton yang Mulus dan Dimensi yang Presisi

Dinding Unit Plat Lantai Shearwall Drop Toilet

Bawah Tangga Kepala Kolom dan Balok Koridor Dinding Fasad

78
PERBANDINGAN PELAKSANAAN DILAPANGAN

• PROJECT 1
Akses Tangga
• PROJECT 2
Manpower • PROJECT 3
Kebersihan

The Power of PowerPoint | thepopp.com 79


PERBANDINGAN PELAKSANAAN DILAPANGAN

• PROJECT 1
Fix Shoring
• PROJECT
Angkutan2material • PROJECT 3 Luar
Dinding

80
PELAKSANAAN PREFORM DILAPANGAN

• Penggunaan Oil Formwork

81
PELAKSANAAN PREFORM DILAPANGAN

• Pemasangan Slab Corner Pemasangan Support

Pemasangan Perkuatan Slab Hasil Pemasangan Bekisting


82
SHORING, VERTICALITY DAN LABELING

Shoring untuk dinding Verticality

Labeling Material berdasarkan Zona 83


HASIL PENGECORAN

1.Sudut Balok tidak geripis


2.Hasil cor siku dan lurus
Tanpa Plin pada Sambungan
Warna Beton Seragam

Struktur Beton
▪ Tidak keropos
▪ Tanpa Plin pada sambungan
▪ Tanpa Geripis pada sudut balok dan kolom

1.Sudut kolom /Balok tidak geripis


2.Hasil cor siku dan lurus

84
HASIL PENGECORAN

Struktur Beton
▪ Tidak keropos
▪ Tanpa Plin pada sambungan
▪ Tanpa Geripis pada sudut balok dan kolom

Janggutan Balok lurus

85
HASIL PENGECORAN

86
HASIL PENGECORAN

87
HASIL PENGECORAN

88
PEKERJAAN MEKANIKAL & ELEKTRIKAL
06
PEKERJAAN ELEVATOR (LIFT)
Overview Pek. Elevator

DESKRIPSI

Elevator atau lift merupakan salah satu jenis pesawat


pengangkat, yang memindahkan penumpang atau barang
dari tempat satu ke tempat yang lain (dalam hal ini adalah
dari lantai yang satu ke lantai yang lain). Sistem Lift yang
paling sering digunakan adalah “roped elevator” dimana
ropes (tali) digunakan untuk mengangkat Lift, Lift bergerak
searah dengan putaran Sheave yang diputar oleh motor.

Sistem elevator yang digunakan merupakan kombinasi


antara teknologi dan material. Dengan kombinasi ini,
terdapat beberapa keuntungan seperti : hemat ruangan,
hemat instalasi dan hemat waktu. Dengan memasuki lift
untuk bisa sampai ketujuannya, hampir sama dengan
menyerahkan nyawa kita ke mesin lift, karena opersional lift
sepenuhnya dijalankan oleh mesin dan ruang yang
digunakan adalah ruangan tertutup rapat.
Overview Pek. Elevator
JENIS ELEVATOR/LIFT
a
Menurut Fungsinya, Lift terbagi atas :
a. Lift Penumpang (passenger lift)
Merupakan lift yang digunakan untuk mengangkut
penumoang atau orang. Ciri yang paling mencolok pada
lift jenis ini adalah nuasa interior dan kecepatan lift.
Dimana interior dibuat bagus dan nyaman untuk
pengguna dengan kecepatan yang cukup tinggi
disesuaiakan dengan jumlah lantai dan jumah orang
yang harus diangkut perharinya.

b. Service Lift
Sering juga disebut lift barang, lift ini berfungsi untuk b
pengangkutan sarana pendukung gedung. Seperti
barang, sampah atau peralatan lain yang berpotensi
mengganggu kenyamanan pemakai lift lainnya.Interor lift
ini cenderung sederhana dengan kecepatan relatif
rendah

c. Car Lift
Merupakan lift yang berfungsi untuk mengangkat
mobil dari saru lantai ke lantai lainnya.
Overview Pek. Elevator
JENIS ELEVATOR/LIFT
Menurut Fungsinya, Lift terbagi atas :
c. Bed Lift c
Merupakan lift yang digunakan untuk keperluan pasien rumah sakit.
Ciri khas lift ini ada pada dimensi sangkarnya, dimana tempat tidur
pasien bisa masuk ke dalam sangkar lift ini beserta perawat dan
pendampingnya

d. Good Lift
Lift yang dikhususkan untuk mengangkut barang, ciri-ciri lift jenis ini
antara lain :
• Kapasitas besar (bisa mencapai 5,000 kg)
• Dimensi sangkar cukup besar (bisa diatas 2x2 m2
• Kecepatan rendah
• Interior lebih tahan terhadap gesekan benda keras.
PENERAPAN BIM (BUILDING INFORMATION MODELLING)
INDUSTRY 4.0 – DIGITALISASI KONSTRUKSI
Technomics Is The New Economics

https://finance.detik.com/industri/d-3952668/apa-itu-revolusi-industri-40

https://finance.detik.com/industri/d-3952668/apa-itu-revolusi-industri-40

Era Industri 4.0 adalah suatu tren industri


yang menggabungkan otomatisasi dan
teknologi cyber, mencakup implementasi
sistem robotik, Internet of Things (IOT),
komputasi awan (Cloud computing dan
cognitive computing/ Kecerdasan
buatan/AI).
DISRUPTION IN INDUSTRY
How digital disruption has created new business models :

Largest Most
Transportation Company Valuable retailer

Vehicle

Source : https://nocostbusiness.wordpress.com/bigtrend/
TREND INDUSTRI KONSTRUKSI

World Economic Forum- Boston Consulting Group

▪ Memaksimalkan penggunaan data dan model digital di seluruh proses konstruksi


▪ Integrasi dan kolaborasi seluruh rantai pasok industri konstruksi berbasis data dan model digital
▪ Adopsi penggunaan mesin otomatisasi dalam proses fabrikasi di Industri konstruksi
▪ Monitoring menggunakan sensor otomatis untuk memberi early warning
AUTONOMOUS CONSTRUCTION

Di masa depan, semua proses kontruksi terintegrasi dengan berbagai macam sensor, cloud-based
documentation dan supply chain management yang mengacu pada Building Information Model (BIM)
sehingga dunia kontruksi menjadi jauh lebih efektif dan efisien
DIGITALISASI KONSTRUKSI

Salah satu alasan utama perlunya digitalisasi dalam dunia kontruksi adalah salah satu yang paling lambat dalam
penerapan digitalisasi ( no.2 dari bawah)
IMPLEMENTASI DIGITAL PTPP

Source: EY Report for PT PP 2018

Sebagaimana kajian E&Y, BIM memiliki impact yang paling tinggi mempengaruhi bisnis dalam industry kontruksi
ROADMAP PROGRAM KERJA PENGEMBANGAN BIM PP

Suatu proses,metode, serta management berbasiskan intelligent model yang memberikan wawasan ( insight)
di bidang Arsitektur, Engineering dan Construction untuk merencanakan, merancang, membangun, dan
mengelola bangunan dan infrastruktur secara lebih efektif dan efisien.
MENGAPA KITA BUTUH BIM DALAM INDUSTRI KONSTRUKSI ?

https://www.designingbuildings.co.uk/wiki/Government_Construction_Strategy_2011_2015

Proses BIM menghasilkan efektifitas dan


efisiensi yang telah terbukti hasilnya.

https://www.gov.uk/government/publications/construction-2025-strategy
MANFAAT BIM
IMPLEMENTASI BIM PT PP
Simulasi Scheduling (BIM 4D)

Proyek Gedung BI Gorontalo Proyek Stadion Papua

Modelling Grading & Road (BIM 3D)

Proyek Bendungan Bener Proyek Tol Bakauheni


IMPLEMENTASI BIM PT PP
Modelling Mechanical Electrical Plumbing (BIM 3D)

Proyek Apartemen Pertamina Balikpapan

Fotogrametri & DEM Surface Building (BIM 3D)

Proyek Makassar New Port


IMPLEMENTASI BIM PT PP
TRAILER BIM VIDEO STADION PAPUA BANGKIT
IMPLEMENTASI BIM PT PP
PROYEK APARTEMEN PERTAMINA BALIKPAPAN
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai