2. Lakukan menambahkan pelarut aseton sehingga terjadi penggumpalan. 3. Gumpalan lateks depolimerisasi digiling dengan creeper dan dikeringkan pada suhu 60oC selama 24 jam. Proses depolimerisasi lateks alam yang dilakukan menggunakan H2O2 dan NaNO2 dengan tambahan asam askorbat, dan menghasilakn lateks alam berbobot molekul rendah. 4. Krep yang dihasilkan digunakan sebagai bahan baku lem karet.
Proses pembuatan lem karet :
1. Sebelum mencampurkan bahan-bahan pembuatan karet maka dilakukan
penimbangan terlebih dahulu. 2. Proses pencampuran dan penggilingan dilakukan di gilingan terbuka Open Mill)). 3. Sediakan white crepe lalu lakukan proses mastikasi ( merubah komponen kasar menjadi lebih halus). 4. Lem karet dibuat dengan melarutkan 100 g krep dengan 1000 cc larutan toluene teknis. 5. Tambahkan tepung tapioka seperlunya. Tepung tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi, pengental, dan bahan pengikat. 6. Sebagai bahan perekat yang berfungsi sebagai tackifier, pemacu perekatan (adhesion promoter) atau pemacu kekentalan (viscosity promoters) untuk memperbaiki sifat-sifat produk akhir maka ditambahkan (gondorukem/siongka). Gondorukem (Resina colophium) adalah hasil olahan destilasi uap getah sadapan batang pinus (oleoresin) selain minyak terpentin. Gondorukem merupakan asam organik alkyl tricyclic tak jenuh yang berasal dari derivat alam. 7. Lalu ditambahkan 17,5 g mastic vernis dengan perbandingan krep dengan solvent sebagai bahan pelarut adalah 1:10. 8. Untuk menghasilkan perekat yang homogen maka dilakukan pengadukan. Proses pelarutan lem karet berkisar selama 12 jam. 9. Setelah lem karet sudah terbentuk lalu dilakukan proses packing.