Anda di halaman 1dari 4

7.

Konsep Buffering
Dengan demikian setiap usaha untuk mengurangi atau memperkecil variabilitas
adalah sarana yang penting k memperbaki sistem supply chain. Dalam ilmu supply
chain, ada tiga ataupun kombinasi yang bisa digunakan untuk meniadakan atau
memperkecil pengaruh variabilitas, yaitu dengan mencadangkan (buffering) inventori
atau mencadangkan kapasitas atau mencadangkan waktu.
Biasanya cadangan inventori adalah langkah pengamanan yang paling lebih
dahulu dipilih daripada cadangan kapasitas dan cadangan waktu. Namun lebih baik
melakukan pencadangan berupa kombinasi antara ketiganya.
Campuran yang tepat untuk pencadangan variabilitas bergantung dari
karakteristik fisik entitas dari bahan baku, bahan dalam proses serta produk akhir, dan
juga strategi bisnisnya. Karena variabilitas adalah kenyataan hidup, maka memilih
campuran atau kombinasi pencadangan menjadikan hal yang sangat penting dalam
supply chain management.
Banyak pendekatan pencadangan strategi supply chain, namun untuk
memberikan sedikit gambaran, pilihan strategi inventori berspektrum dari Make To
Stock (MTS) sampai Make To Order (MTO). MTS adalah strategi inventori ditumpuk
atau dibuat atau disimpan dalam bentuk produk akhir siap digunakan pelanggan.
Sedangkan MTO adalah strategi inventori ditumpuk atau diadakan atau disiapkan
dalam bentuk bahan baku siap diproses. Sering juga dalam satu rangkaian pasok
digunakan kombinasi MTS dan MTO dengan Decoupling Point yang disebut juga
Input-Output (I/O) Interface.
Ada dua hal dalam menentukan pencadangan atau buffering yaitu Fleksibilitas
Pencadangan dan Lokasi Pencadangan dimana cadangan berada. Perubahan permintaan
pelanggan tidak hanya dalam jumlah, namun bisa dalam jenis, warna, ukuran, dan
sebagainya.
Oleh karena itu inventori yang dicadangkan harus bisa mengikuti
perkembangan variasi jenis dan variasi jumlah permintaan atau dikenal dengan
Fleksibilitas Pencadangan Inventori. Misalkan dipilih kemasan yang fleksibel,
McDonald’s pernah mempunyai satu jenis packaging yang bisa digunakan untuk cheese
burger dan bisa digunakan untuk fillet o fish serta bisa digunakan untuk beef burger
demikian juga bisa digunakan untuk Mc Chicken Burger. Jadi satu jenis kemasan yang
sangat fleksibel bisa untuk membungkus beberapa jenis produk.
Fleksibilitas pencadangan kapasitas adalah kemampuan pencadangan dalam
sistem yang bisa mengikuti naik turunnya jumlah dan jenis produk yang dihasilkan,
misalnya kemampuan seorang karyawan di dapur McDonald’s ternyata seorang
karyawan bisa membuat berbagai jenis burger atau bisa juga jika diperlukan bisa
sekaligus juga diminta membuat minuman bahkan harus bisa menjadi kasir.
Fleksibilitas pencadangan waktu artinya ada keleluasaan dalam kesepakatan
waktu, demi menjaga pengurangan efek variabilitas. Misalnya pelanggan kita
mempunyai beberapa toko yang berbeda perputaran penjualannya, maka untuk menjaga
kapasitas, walaupun secara umum kita telah menetapkan Fixed Order Cycle, maka
sangatlah bijaksana untuk toko tertentu diberikan kelonggaran order cycle yang dinamis
sesuai kecepatan penjualannya.

8. Konsep Push-Pull

Jika dianalogikan dengan ilmu marketing, sistem push mirip dengan Production
Oriented System, dimana mesin produksi atau sistem beroperasi stabil dan kontinyu
pada skala dan jadwal produksi yang telah ditetapkan. Sedangkan sistem pull, hampir
mirip dengan Customer Oriented System, dimana mesin produksi atau sistem
beroperasi bekerja sesuai permintaan pelanggan.

Supply chain dengan sistem Push, bekerja tanpa melihat status pada akhir hilir
rantai pasok atau status penjualan pada point of sales. Sebaliknnya supply chain dengan
sistem pull, bekerja hanya jika mendapatkan perintah atau status atau sinyal yang
dianggap memicu mulainya produksi atau operasi. Jadi dalam sistem pull, work in
process lebih dapat dikendalikan dalam sistem push.

Misalkan dalam bisnis retail, barang-barang yang dipajang dan jumlah stok
yang ada di setiap toko, biasanya perencanaan penggantian setiap produk dan
jumlahnya akan disesuaikan dengan status inventori penjualan di setiap toko. Produk
hanya akan diantar ke toko hanya jika ada permintaan produk dari toko, sistem ini lah
salah satu contoh dari sistem pull.

Keuntungan sistem pull:

 Biaya keseluruhan akan berkurang karena rendahnya WIP dan berkurangnya re-
work (Pengerjan yang diulang-ulang dengan memakai material yang sama
karena hasil belum seperti yang diharapkan).
 Membuat situasi, jika ada kesalahan, maka bahan baku yang rusak atau tidak
sesuai menjadi terbatas karena pengadaannya sesuai permintaan.
 Secara tidak langsung akan menigkatkan kesadaran kualitas, karena cepat
terdeteksi jika ada kesalahan dan mudah diberhentikan proses kerjanya.
 Kepuasan pelaggan akan lebih baik, karena pendeknya waktu siklus dan output
lebih dapat diperkirakan serta lebih cepat direspons.
 Sistem memberikan lebih besar fleksibilitas dalam hal proses produksi, karena
sistem bekerja jika hanya semuanya siap atau jelas permintaannya.

Sebenarnya keuntungan ini muncul karena sistem pull memunculkan apa yang
disebut WIP Cap, atau batas maksimum WIP. Karena setiap memulai kerja harus
disinkronisasikan terlebih dahulu dengan hasil akhir, maka sistem ini tidak mungkin
menimbulkan inventori yang berlebihan, karena selalu ada yang membatasi WIP yang
rendah dan mencegah re-work. Dengan rendahnya WIP, sistem akan bekerja hati-hati,
artinya tekanan untuk menjaga kualitas meningkat, kalau tidak, akan terjadi proses yang
tersendat-sendat

Prinsip utama pull yang membedakan dengan konsep lainnya adalah


kemampuannya dalam membatasi WIP. Konsep ini mempunyai kemampuan secara
sistematis membatasi pengerjaan. Konsep MTO walaupun berdasarkan order
pelanggan, namun tidak mempunyai kemampuan membatasi WIP, karena sekali
bekerja akan terus beroperasi sampai order yang ada terpenuhi. Pull juga bukanlah MTS
meskipun konsep pull bekerja jika ada kekosongan stok di hilir dan bekerja otomatis
menggantikan inventori yang habis di lokasi display atau rak dan jelas bukanlah karena
order.

Sebenarnya dalam push atau pull, ada perbedaan dalam hal besaran variabilitas
di dalam aliran. Dapat mudah dimengerti jika variabilitas merambat ke arah hilir dalam
sistem push, karena proses mengalir satu arah ke hilir saja tanpa memedulikan status
akhir di hilir.

Namun demikian dalam sistem pull, dimana keberlangsungan proses di hulu


diatur oleh kebutuhan di proses hilir, ternyata variabilitas dapat juga merambat dari hili
ke hulu. Jika kejadian ini berulang tanpa hambatan, maka seolah-olah proses yang
konstan waktu pengerjaannya komplet terjadi sehingga level dari WIP juga stabil atau
dalam ilmu supply chain kejadian ini disebut juga dengan moda Constant Work In
Proses (CONWIP) dimana pembuatan order penggantian dilakukan hanya jika
permintaan di hilir dalam keadaan kekurangan inventori. Konsep ini mengandung 2
resiko

1. Risiko jika ternyata permitan anjlok (turun tiba-tiba) atau permintaan


jatuh menurun dibanding perkiraan maka inventori akan berlebihan dan
bisa menjadi sia-sia
2. Jika permintaan meningkat cepat, ada kemungkinan perusahaan tidak
mampu memenuhi permintaan oleh karena bahan baku atau inventori
bahan baku hanya dibeli sesuai sales forecast atau rencana resmi
perusahaan, atau armada yang akan mengantarkan produk tidaklah
cukup, sehingga kesempatan menambahkan sales perusahaa menjadi
hilang.

Anda mungkin juga menyukai