MANAGEMENT
“STRATEGI SUPPLY CHAIN”
WINA DAHLIA PUTRI C1B019006
UTIA SEMESTI C1B019023
NUR SABATIYAH C1B019128
2.1 Definisi Strategi Supply Chain
Strategi diperlukan oleh satu unit operasi dalam sebuah perusahaan
oleh sebuah perusahaan secara keseluruhan, maupun oleh sebuah
supply chain.
Contohnya pabrik bahan kimia tidak akan bertahan lama jika produk
detergen yang dihasilkan tidak disukai dipasar. Pasar pabrik bahan kimia
bukanlah pabrik deterjen yang membeli bahan kimia tersebut melainkan
pelanggan akhir yang akan mengunakan deterjen tresebut.
Dalam konteks operasi supply chain, tujuan-tujuan tsb bisa dicapai apabila memiliki
kemampuan untuk :
1. Beroperasi Secara Effisien
2. Menciptakan Kualitas
3. Cepat
4. Fleksibel
5. Inovatif
Ilustrasi hubungan antara empat aspirasi pelanggan dengan lima
kemampuan strategi yang harus dimiliki oleh supply chain
Perubahan permintaan yang terjadi tiba pada produk inovatif membutuhkan supply Chain untuk
menyimpan cadangan persaingan ekstra di tempat. Keputusan tentang alat transportasi apa yang
akan di gunakan dan apakah memperoleh pengiriman di bawah beban. Dalam memilih supply Chain
harus didukung dengan melihat ongkos kriteria utama dalam memilih maupun mengevaluasi kinerja
supplier.
Oleh karena itu untuk menciptakan pengembangan produk pada supply Chain yang ingin responsif
harus di dukung oleh kemampuan perusahaan menyimpan modul-modul ini dalam jumlah yang
cukup dan konfigurasi akhir baru dilakukan setelah ada permintaan yang definitif, kendaraan yang
digunakan mengirim harus lebih fleksibel untuk melalui rute yang lebih beragam
2.6 Decoupling Point (DP) Pada
Supply
Aktivitas Produksi Permintaan Definitif
SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT
Produk Inovatif
Produk fungsional
Contoh: Kapal
Contoh: tepung,
dan pesawat
gula
terbang
Decoupling Point (DP)/ Order Penetration Point (OPP) adalah titik temu
sampai dimana suatu kegiatan bisa dilakukan atas dasar ramalan (tanpa
menunggu permintaan dari pelanggan) dan dari mana kegiatan harus ditunda
sampai ada permintaan yang pasti.
SUPPLY CHAIN
MANAGEMENT
KECEPATAN
MERESPONS
EFISIENSI FISIK KEBUTUHAN
PASAR
Sistem produksi:
1. Make to stock (MTS)
2. Assembly to order (ATO)
3. Make to order (MTO)
4. Engineer to order (ETO)
MTS
1980-an jenuhnya pasar sepeda standar, perusahaan sepeda (Bridgestone & NIBC)
meluncurkan berbagai produk dengan variasi model.
NIBC mendirikan satu fasilitas produksi disamping lintasan standar yang sudah ada. Ada 2
pabrik yang saling berdekatan:
1. Beroperasi dengan sistem produksi massal
2. Menggunakan prinsip mass customisation (sedikit tenaga kerja, tapi jauh lebih terampil )
Pemasaran produk-produk customised dibantu sistem Panasonic Ordering System (POS):
mendapat sepeda dalam 2 minggu, harga 20%-30% lebih mahal dibanding yang diproduksi di
lintasan massal.
Meski berbeda fokus, kedua pabrik saling melengkapi.
Di pasar memiliki pangsa yang berbeda
Di internal perusahaan keduanya bersinergi
Tenaga kerja terampil dari pabrik massal sering dirotasi ke pabrik satunya.