Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

Chapter 13
3. Sistem Persediaan: Continous Inventory System,
Periodic Inventory System, The Abc Classifications
Systems 4. Economic Order Quantity Models
(EOQ Models)

Oleh : I Md. Ngr. Bagus Sakaputera,S.E.,M.M


System Inventory | Sistem Persediaan
Pengertian Sistem Inventory, Manfaat, serta Tips Pengelolaannya
Bagi KITA yang memiliki bisnis perdagangan barang, adanya
sistem inventory sangat bermanfaat dalam menjaga stok barang dagangan
dan melancarkan keuntungan. Sebenarnya apa yang dimaksud dengan
sistem inventory serta apa saja manfaatnya? Bagaimana tips pengelolaan
stok barang agar bisa tetap menunjang keuntungan bisnis? Simak dahulu
penjelasannya berikut ini.
Pengertian Sistem Inventory
Inventory dalam istilah bahasa Indonesia berarti persediaan. Sistem
inventory secara umum berarti sistem pengaturan data persediaan barang
yang berkaitan dengan aktivitas logistik sebuah perusahaan. Barang-
barang tersebut disimpan dengan tujuan tertentu. Tujuan ini bergantung
pada skala perusahaan dan kebijakan dari manajemen. Misalnya saja
pada sebuah toko kelontong kecil, barang disimpan untuk langsung dijual
kembali. Namun pada sebuah perusahaan besar, ada barang yang
disimpan untuk produksi, untuk dijual kembali, atau bahkan barang suku
cadang untuk mesin produksi. Tujuan tersebut nantinya akan menentukan
sistem penyimpanan yang tepat untuk digunakan.
System Inventory | Sistem Persediaan
Manfaat Sistem Inventory
Beberapa dari KITA yang memiliki bisnis mungkin belum memahami pentingnya
sistem inventory. Padahal, ada banyak manfaat yang bisa didapat. Secara umum manfaat
yang diberikan adalah menjaga persediaan barang secara optimal dengan biaya total yang
minimal. Manfaat lain secara detail dijelaskan sebagai berikut:
Menjaga stok barang produksi
Pada perusahaan besar, adanya keterlambatan produksi akan mengakibatkan
banyak kerugian karena perusahaan tetap harus menanggung biaya operasional pabrik
meskipun tidak ada proses produksi. Oleh karena itu cukup penting untuk memastikan stok
barang yang akan dipakai untuk produksi mencukupi.
Menjaga stok barang di pasaran
Jika pemilik usaha tidak tepat dalam menghitung stok barang di pasaran, ia akan
kehilangan peluang keuntungan dari permintaan pasar. Jangan sampai saat ada
permintaan dari konsumen KITA tidak bisa menyediakan karena salah dalam perhitungan
stok. Hal tersebut tentu juga akan berpengaruh pada tingkat kepercayaan konsumen
terhadap produk KITA di kemudian hari.
Memiliki kontrol penuh atas persediaan barang
Jika memiliki sistem pencatatan persediaan barang yang baik, KITA sebagai
pengambil keputusan bisa memperkirakan kebutuhan perusahaan saat itu. Banyaknya stok
yang ada atau jumlah barang yang telah habis tentunya akan memengaruhi biaya yang
diperlukan untuk menjaga stok barang tetap ada. Jika terdapat kesalahan perhitungan,
perusahaan bisa rugi karena harus mengeluarkan biaya lebih yang tidak diperlukan.
System Inventory | Sistem Persediaan
Menjaga hubungan baik dengan distributor dan konsumen
Saat bisa memastikan bahwa persediaan barang aman, maka
distributor dan konsumen dari produk KITA akan bisa mendapatkan
informasi yang tepercaya serta tidak mengecewakan. Dengan demikian
mereka akan menilai bahwa bisnis dijalankan secara profesional sehingga
mereka tidak akan ragu untuk terus bermitra dengan KITA.
Tips Pengelolaan Sistem Inventory
Setelah mengetahui manfaatnya, berikut beberapa tips bagi KITA untuk
mengelolanya:
 Tata tempat penyimpanan gudang dengan efektif dan efisien, pisahkan jenis barang
sesuai kategori agar mudah dicari, berikan label khusus untuk tiap barang dan atau
kategori
 Buat sistem pencatatan barang yang rapi, KITA bisa menentukan untuk mencatat
barang berdasarkan waktu datang ataupun jumlah stok
 Kenali kebutuhan perusahaan KITA, jika skala usaha KITA cukup besar bisa
dipertimbangkan untuk memanfaatkan perangkat lunak khusus untuk pencatatan barang
 Sesuaikan dengan bujet yang dimiliki, memilih untuk menyerahkan pencatatan barang
pada staf khusus secara manual atau memakai teknologi sama-sama harus dihitung
keuntungan dan kerugiannya
 Disiplin dalam pencatatan
System Inventory | Sistem Persediaan
Salah satu tujuan dari pengendalian persediaan adalah meminimalkan
biaya-biaya yang timbul akibat dari adanya persediaan tersebut. Adapun biaya-
biaya tersebut adalah:
a. Holding cost, adalah biaya yang ditimbulkan oleh penyimpanan persediaan
dalam gudang pada periode waktu tertentu, termasuk pula di dalamnya biaya
asuransi, penyusutan, bunga dan lain-lainnya.
b. Ordering/Setup cost. Ordering cost adalah biaya yang ditimbulkan oleh adanya
kegiatan pemesanan persediaan dalam sekali pesan, misal: formulir, supplies,
proses pemesanan dan administrasi; selama bahan/barang belum tersedia untuk
diproses lebih lanjut. Sementara setup cost adalah biaya untuk mempersiapkan
mesin atau proses produksi untuk membuat suatu pesanan atau biaya-biaya yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian pada saat bahan/barang diproses.
Secara prinsip, setup cost adalah order cost pada saat bahan telah/sedang
diproses. Pada banyak kasus, setup cost sangat berkorelasi dengan setup time
(setup time dapat dieliminasi dengan inovasi mesin dan perbaikan standard bahan
baku).
c. Stock out cost, adalah kerugian akibat demand tidak terpenuhi pada periode
tertentu, seperti: kehilangan penjualan, kehilangan pelanggan, biaya pemesan-an
khusus, adanya selisih harga, terganggunya operasi, dan tambahan pengeluaran
kegiatan manajerial.
Sistem Persediaan: Continous Inventory System
Sistem Q (Continuous Review Method)
Sistem Q memecahkan persoalan persediaan probabilistik dengan memandang bahwa posisi
barang yang tersedia di gudang sama dengan posisi persediaan barang pada sistem determistik
dengan menambahkan cadangan pengaman (Safety Stock). Pada prinsipnya sistem ini adalah hampir
sama dengan model inventory probabilistik sederhana kecuali pada tingkat pelayanannya. Kalau pada
model inventory probabilistik sederhana tingkat pelayanan ditetapkan sedangkan dalam Sistem Q
tingkat pelayanan akan dicari optimalisasinya.
Pada sistem Q ini setiap kali pemesanan dilakukan dalam jumlah lot pesanan yang sama
(karena itu disebut metode Q). Untuk memudahkan implementasinya, sering digunakan visual review
system dengan metode yang disebut Two Bin System:
· Dibuat dua bin (tempat) penyimpanan; Bin I berisi persediaan sebesar tingkat reorder point; Bin II
berisi sisanya.
· Penggunaan stock dilakukan dengan mengambil isi Bin II; jika sudah habis artinya pemesanan harus
dilakukan kembali; sementara menunggu pesanan datang, stock pada Bin I digunakan
Asumsi yang perlu dperhatikan pada saat menggunakan metode pengendalian Sistem Q ini
adalah:
· Biaya simpan per unit tetap
· Biaya setiap kali dilakukan pemesanan ulang adalah tetap
· Waktu tunggu tetap (dalam keadaan normal), sehingga keterlambatan bahan baku
tidak ada
· Permintaan bahan baku bervariasi
· Setiap jenis item diperoleh dari penjualan yang berlainan
· Pembelian tidak mendapat potongan harga
· Kedatangan bahan yang tidak sekaligus akan menimbulkan biaya tambahan
Sistem Persediaan: Periodic Inventory System
Sistem P (Periodic Review Method)
Sistem pengendalian dengan sistem P adalah suatu sistem pengendalian
persediaan yang jarak waktu antar dua pesanan adalah tetap. Persediaan
pengaman dalam sistem ini tidak hanya dibutuhkan untuk meredam fluktuasi
permintaan selama lead time, tetapi juga untuk seluruh konsumsi persediaan.
Pada sistem P ini setiap kali pesan jumlah yang dipesan sangat
bergantung pada sisa persediaan pada saat periode pemesanan tercapai;
sehingga setiap kali pemesanan dilakukan, ukuran lot pesanan tidak sama.
Permasalahan pada sistem P ini adalah terdapat kemungkinan persediaan sudah
habis sebelum periode pemesanan kembali belum tercapai. Akibatnya, safety
stock yang diperlukan relatif lebih besar.
Metode P relatif tidak memerlukan proses administrasi yang banyak,
karena periode pemesanan sudah dilakukan secara periodik. Untuk memudahkan
implementasinya, digunakan visual review system dengan metode yang
disebut One Bin System:
· Dibuat Bin yang berisikan jumlah inventory maksimum.
· Setiap kali periode pemesanan sampai tinggal dilihat berapa stock tersisa
dan pemesanan dilakukan untuk mengisi Bin penuh.
Sistem Persediaan :Continous & Periodic Inventory System

Bagan Perencanaan dan Pengendalian Persediaan


Sistem Persediaan :Continous & Periodic Inventory System
Perbandingan antara Sistem Q dan Sistem P adalah sebagai berikut
Sistem Persediaan :Continous Inventory System
Pengendalian Persediaan dengan Sistem Q (Continuous Review Method)
Adapun rumus-rumus yang digunakan dalam perhitungan sistem Q ini adalah:
1) Ongkos pembelian (Ob)

2) Ongkos pesan (Op)

3) Ongkos simpan (Os)


Sistem Persediaan :Continous Inventory System
3) Ongkos simpan (Os)

4) Saat pemesanan bahan yang tepat (r*)

5) Penentuan safety stock (ss)

6) Tingkat pelayanan
Sistem Persediaan : Periodic Inventory System
Periodic Inventory System
merupakan metode dimana jarak waktu antara dua
pesanan dalam pengendalian persediaan adalah tetap. Dalam
metode ini, persediaan pengaman (safety stock) sangat
dibutuhkan karena kemungkinan persediaan habis sebelum
masa periode pemesanan datang akan terjadi.
Safety stock digunakan untuk meredam fluktuasi
permintaan selama berlangsungnya proses lead time serta
digunakan untuk meredam seluruh konsumsi persediaan yang
ada. Jumlah pesanan barang yang dipesan dalam periodic
review method sangat bergantung dengan sisa persediaan
dalam gudang pada saat berada dalam masa akhir periode
pemesanan. Maka dari itu, ukuran lot pada barang pesanan
akan selalu berbeda setiap kali dilakukan pemesanan. Pada
metode ini, periode pemesanan dilakukan secara periodik
sehingga administrasi yang diperlukan tergolong ringan.
Sistem Persediaan : ABC Classification System
Model Analisis ABC
Menurut Yamit (2003 : 246 – 247)
system klasifikasi ABC merupakan suatu
prosedur sederhana yang didasarkan pada
nilai rupiah 35 pembelian. Klasifikasi system
ABC merupakan petunjuk bagi manajemen
dalam memberikan prioritas pengawasan
persediaan. Item kelompok A harus
dilakukan pengawasan secara ketat
dibandingkan dengan item kelompok B
maupun C.
Sistem Persediaan : ABC Classification System
Model Analisis ABC
Menurut Sumayang (2003 :217) metode inventori
ABC atau analisis aturan 80-20, adalah metode
pengelolaan inventori dengan cara mengelompokkan
inventori berdasarkan nilai penggunaan. Metode
inventori menjelaskan bahwa jumlah item yang sedikit
tetapi dengan nilai penggunaan yang besar akan
memegang peranan didalam inventori.
Dengan mengawasi item kelas A sebanyak 20%
dengan nilai penggunaan sebesar 80% maka sudah
dapat dikelola secara keseluruhan, sedangkan pada item
kelas C sebanyak 50% dengan nilai penggunaan
sebesar 5% pengawasan tidak perlu terlalu ketat.
Sistem Persediaan : ABC Classification System
Model Analisis ABC
Menurut Render dan Heizer (2001 :
314) Analis ABC membagi persediaan
ditangan kedalam tiga kelompok berdasarkan
volume tahunan dalam jumlah uang. Analisis
ABC yang merupakan penerapan persediaan
dari prinsip pareto. Prinsip pareto
menyatakan bahwa “ada beberapa yang
penting dan banyak yang sepele”. Untuk
menentukan nilai uang tahunan dari volume
dalam analisis ABC
Sistem Persediaan : ABC Classification System
ABC Classification System
Menurut sistim ini, pengendalian inventori
dilakukan berdasarkan kategorinya. Pengkategorian
inventori didasarkan pada nilai item. Untuk kelompok
A terdiri dari item-item yang memiliki nilai tinggi,
kelompok B untuk item-item yang memiliki nilai
moderat, dan kategori C untuk item-item yang
nilainya rendah dan kuantitasnya besar..
Tujuan dari pengelompokan ini adalah untuk
memisahkan tingkat pengendalian item-item
persediaan. Semakin tinggi nilainya semakin
diperlukan pengendalian yang ketat.
Sistem Persediaan : ABC Classification System
Analisis ABC membagi inventaris menjadi tiga kategori— "Barang A"
dengan kontrol yang sangat ketat dan catatan yang akurat, "Barang B" dengan
catatan yang kurang terkontrol dan baik, dan "Barang C" dengan kontrol
sesederhana mungkin dan catatan minimal.
Analisis ABC menyediakan mekanisme untuk mengidentifikasi item
yang akan berdampak signifikan pada biaya persediaan secara
keseluruhan, sementara juga menyediakan mekanisme untuk mengidentifikasi
berbagai kategori stok yang akan memerlukan manajemen dan kontrol yang
berbeda.
Analisis ABC menunjukkan bahwa persediaan organisasi tidak sama
nilainya. Dengan demikian, persediaan dikelompokkan ke dalam tiga kategori
( A , B , dan C ) menurut perkiraan kepentingannya.
Item 'A' sangat penting bagi sebuah organisasi. Karena tingginya nilai item 'A'
ini, analisis nilai yang sering diperlukan. Selain itu, organisasi perlu memilih pola
pemesanan yang sesuai (misalnya 'just-in-time') untuk menghindari kelebihan
kapasitas. Item 'B' memang penting, tetapi tentu saja kurang penting dari item
'A' dan lebih penting dari item 'C'. Oleh karena itu, item 'B' adalah item
antarkelompok. Item 'C' sedikit penting.
Sistem Persediaan : ABC Classification System
Tidak ada ambang batas tetap untuk setiap kelas, dan proporsi
yang berbeda dapat diterapkan berdasarkan tujuan dan
kriteria. Analisis ABC mirip dengan prinsip Pareto di mana item 'A'
biasanya akan menjelaskan sebagian besar dari nilai
keseluruhan, tetapi persentase kecil dari jumlah item.
Contoh kelas ABC adalah
•' A ' item – 20% dari item menyumbang 70% dari nilai konsumsi
tahunan item
•' B ' item - 30% dari item menyumbang 25% dari nilai konsumsi
tahunan item
•' C ' item – 50% dari item menyumbang 5% dari nilai konsumsi
tahunan item
Rincian lain yang direkomendasikan dari kelas ABC:
1."A" sekitar 10% item atau 66,6% dari nilai
2."B" sekitar 20% item atau 23,3% dari nilai
3."C" sekitar 70% item atau 10,1% dari nilai item
Economic Order Quantity Models (EOQ Models)
Pengertian EOQ
Jika dilihat dari arti tiap kata maka bisa disimpulkan bahwa EOQ
berarti kuantitas permintaan barang yang bernilai ekonomis. Maksudnya
adalah besarnya jumlah barang yang bisa didapatkan oleh perusahaan
dengan pengeluaran yang sekecil mungkin.
Tujuan dari penguasaan EOQ adalah menghindari menumpuknya barang
dengan membeli persediaan dari supplier ataupun produk sendiri, dengan
jumlah yang sudah diperhitungkan agar alur keluar masuk uang bisa optimal.
Faktor yang Mempengaruhi EOQ
1. Biaya pemesanan
Biaya ini bisa diartikan sebagai sejumlah uang yang memang sudah
dialokasikan untuk memesan sejumlah barang kebutuhan, baik bahan mentah,
setengah jadi maupun jadi. Besar biaya pemesanan bisa saja berbeda tiap
periode.
Dalam biaya pemesanan, ada 2 faktor yang harus diperhatikan, yakni:
• Biaya persiapan : sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk pembiayaan
bagi tenaga yang bertugas untuk memesan barang atau biaya pengiriman
• Biaya untuk penerimaan barang yang dipesan: sejumlah uang yang harus
dibayarkan ketika barang sudah selesai dipesan.
Economic Order Quantity Models (EOQ Models)
LANJUTAN….Faktor yang Mempengaruhi EOQ
2. Biaya Penyimpanan
Biaya ini bisa diartikan sebagai sejumlah uang yang
dialokasikan untuk segala sektor yang berkaitan dengan
penyimpanan barang. Biaya penyimpanan tidak hanya soal dana
untuk proses penyimpanan barang tetapi juga investasi barang.
Investasi tersebut termasuk :
• Asuransi
• Pajak
• Bunga
• Biaya sewa gudang
• Biaya listrik
• Biaya kerusakan, dll
Baik biaya pemesanan maupun penyimpanan harus
seimbang, jika ada salah satu yang lebih besar, maka jalannya
siklus keuangan perusahaan menjadi tidak sehat dan berimbas
pada masa depan perusahaan.
Economic Order Quantity Models (EOQ Models)
Manfaat Penggunaan EOQ
1. Menekan Biaya Persediaan
Ketika seorang pengusaha tidak dapat menentukan barang yang seharusnya dijadikan inventaris
atau persediaan dengan benar, maka ada banyak kebocoran dana yang bisa terjadi. Misalnya
semakin banyak stok, maka resiko kerusakan barang juga semakin besar. Hal ini terutama jika
barang tersebut susah untuk keluar dari gudang.
Dengan adanya EOQ, pengusaha dimudahkan untuk mendapatkan perhitungan jumlah pesanan
yang optimal dalam periode tertentu. Hal ini akan berdampak pada biaya persediaan yang bisa
ditekan dan dapat dialokasikan untuk keperluan lain.
2. Menekan Kemungkinan Kehabisan Stok
Dengan perhitungan EOQ yang tepat, maka tidak akan ada lagi masalah kehabisan stok. Sebab,
perhitungan ini menyediakan data tentang frekuensi pemesanan ulang yang tepat beserta dengan
kuantitasnya.
Pemesanan ulang bisa berbeda-beda setiap periode, sebab ada banyak kondisi yang bisa
mempengaruhi tingkat konsumsi. Maka dengan adanya EOQ, ada perencanaan yang lebih baik
ketika harus menambah atau mengurangi pemesanan barang.
3. Meningkatkan Efisiensi Keseluruhan
Tentunya jika semua biaya yang seharusnya tidak perlu dikeluarkan bisa ditekan, hal ini akan
berdampak pada kondisi keuangan yang sehat. Dengan demikian, juga akan berdampak pada
keseluruhan proses ekonomi sebuah bisnis.
Selain uang, penghematan yang lain yang bisa dirasakan adalah tenaga yang juga lebih efisien
digunakan.
Dikarenakan stok lebih terkendali, tidak perlu lagi ada tenaga yang bekerja ekstra karena
kesalahan persediaan. Misalnya tidak perlu mengeluarkan tenaga untuk menyortir barang rusak
yang berlebihan dan lain sebagainya.
Economic Order Quantity Models (EOQ Models)
Faktor yang Dapat Mengoptimalkan EOQ
1. Reorder Points
Penyetelan poin pemesanan ulang secara otomatis dapat menghemat tenaga
sebab saat stok sudah menipis, maka pengingat akan melakukan pemesanan
secara otomatis.
Hal ini tentu lebih baik dibandingkan harus memeriksa ketersediaan barang secara
manual yang lebih memakan waktu. Sudah banyak perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk menyetel reorder points semacam ini.
2. Pengukuran Stok Pengaman
Safety stock biasanya diadakan ketika ada momen tertentu yang umumnya
menyebabkan lonjakan permintaan barang, misalnya liburan, hari raya
keagamaan, promosi, dan lain sebagainya.
Keberadaan safety stock memang ada di luar permintaan yang reguler, sebab
dijadikan sebagai jaring pengaman agar tidak mengalami kehabisan stok di saat
yang tidak tepat.
3. Pelacakan Inventori Secara Real Time
Penyusunan barang persediaan secara sistematis dapat mempermudah ketika
akan melakukan stok atau memeriksa ketercukupan stok.
Walau demikian, tetap saja pelacakan secara real time harus dilakukan rutin
secara berkala. Sebab selalu ada kemungkinan kesalahan manusia, misalnya
kekeliruan meletakkan barang di rak yang tidak seharusnya.
Economic Order Quantity Models (EOQ Models)
Rumus EOQ
 Biaya Pemesanan
Total biaya pesan ÷ Frekuensi pemesanan
 Rumus Biaya Penyimpanan
Total biaya simpan ÷ Total kebutuhan bahan baku
Sehingga Rumus EOQ menjadi :

Keterangan:
EOQ : kuantitas pembelian optimal.
D : penggunaan bahan baku tiap tahun.
S : biaya pemesanan.
P : harga beli tiap unit
I : biaya penyimpanan tiap-unit.
Economic Order Quantity Models (EOQ Models)
Contoh EOQ
Karena ketersediaan barang yang sudah menipis, rencanaya PT Anugerah Jaya akan melakukan pemesanan
ulang bahan mentah dengan jumlah 300.000 buah. Harga yang dipatok dari pemasok adalah 6.000 untuk tiap
buah bahan mentah.
Besar biaya penyimpanan adalah 20% dari rata-rata nilai persediaan barang dengan biaya pemesanan adalah
30.000 tiap kali memesan. Jadi, hitung berapa EOQ-nya?
Diketahui :
D: 300.000 Unit
S: 30.000
P: 6.000
I: 20%
Ditanya:
EOQ?
Jawab:

Jadi, pembelian optimal adalah sebesar 3.872 buah. Penguasaan EOQ, penting untuk dimiliki karena banyak
manfaat yang akan diperoleh, terutama agar tidak terjadi penumpukkan barang di dalam gudang. Maka dari itu,
jika memiliki bisnis, untuk menghindari penumpukkan, wajib menguasai metode EOQ.
TERIMA KASIH | MATUR SUKSMA
JADWAL UJIAN AKHIR SEMESTER
KELAS C 3
RABU 20 JULI 2022

All Content in this Document are Intellectual property of BAGUS SAKA, Unless otherwise Noted.
This presentation MUST NOT handed over to any parties without consulting with BAGUS SAKA.

Anda mungkin juga menyukai