Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

TAMAN ALAT dan PENGUAPAN

Oleh:

1) WAYAN EKO WIDIANTO (J1B013120)


2) WARDI SOFIYAN (J1B013121)
3) WINDA PUSPITASARI (J1B013122)
4) WIWIN APRIYANDITRA (J1B013123)
5) WIWIN OKTARIAULFA (J1B013124)

TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN dan AGROINDUSTRI


1
UNIVERSITAS MATARAM

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

TAMAN ALAT dan PENGUAPAN

Oleh:

1) WAYAN EKO WIDIANTO (J1B013120)


2) WARDI SOFIYAN (J1B013121)
3) WINDA PUSPITASARI (J1B013122)
4) WIWIN APRIYANDITRA (J1B013123)
5) WIWIN OKTARIAULFA (J1B013124)

2
TEKNIK PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN dan AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MATARAM

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROKLIMATOLOGI

TAMAN ALAT dan PENGUAPAN

Laporan ini disusun untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Agroklimatologi


sebagai pelengkap nilai

3
Mengesahkan Penanggung jawab

Coordinator praktikum Kelompok L1

(I PUTU SILAWIBAWA) (WIWIN APRIYANDITRA)

NIP. NIM.J1B013123

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah tuhan pencipta alam ini yang sudah dengan senantiasa memberi
kami ridhaNYA sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya,semoga apa
yang kita perbuat senantiasa mendapat balasan yang setimpal sesuai dengan yang kita perbuat.

4
Laporan ini disusun agar kita dan pembaca dapat mengetahui secara jelas taman alat
BMKG Kediri dan proses penguapan. Laporan ini disusun sesuai dengan standar ilmu
pengetahuan.

Laporan ini memuat tentang “TAMAN ALAT dan PENGUAPAN” Karena ada hubungan
alat-alat dengan fungsinya

Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen yang telah memberi pengarahan dan
membimbing kami sehingga laporan ini mampu kami selesaikan,terimakasih kepada kalurga dan
teman-teman yang telah memberi kami semangat untuk menyelesaikan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan lebih luas untuk
kita semua. Tentu laporan ini jauh dari kata kesempurnaan,laporan ini masih memiliki
kekurangan dan membutuhkan saran dan keritikan yang sifatnya membangun laporan ini untuk
mencapai kesempurnaan.

Terimakasih

Wassalam

Mataram, 14 Juni 2014

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................................
KATA PENGANTAR ......................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................
DAFTAR TABEL ............................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ..................................................................................
B. TUJUAN PENULISAN ................................................................................
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
SEJARAH BERDIRINYA STASIUN KLIMATOLOGI ...............................................
PENGUAPAN .................................................................................................................
BAB III
HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN
A. BMKG ......................................................................................................................
B. ALAT-ALAT ............................................................................................................
C. EVAPORASI ............................................................................................................
BAB IV
KESIMPULAN dan SARAN
KESIMPULAN ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................

6
DAFTAR GAMBAR
1. Denah lapangan taman alat BMKG Kediri,NTB

2. Anemometer

3. HV.simpler

7
4. Panci penguapan

5. Pothography

8
6. Thermometer tanah (tanah berumput dan tanah kering)

7. Campbel stokes

Bagian-bagian alat : Bola gelas, lensa cembung mengumpulkan sinar matahari ke suatu
titik api; tempat menyisipkan kertas pias; pengatur kertas pias; penunjuk yang menyatakan
lintang pada waktu alat di setel; tiga buah sekrup menyetel kedudukan horisontal.

9
8. Penakar hujan helman

Penakar hujan jenis hellman beserta bagian-bagiannya keterangan gambar :


1.Bibir atau mulut corong
2. Lebar corong
3.Tempat kunci atau gembok
4.Tangki pelampung
5.Silinder jam tempat meletakkan pias
6.Tangki pena
7.Tabung tempat pelampung
8. Pelampung
9. Pintu penakar hujan

10
10. Alat penyimpan data
11.Alat pengatur tinggi rendah selang gelas (siphon)
12.selang gelas
13.Tempat kunci atau gembok
14.Panci pengumpul air hujan bervolum

11
DAFTAR TABEL
A. Alat dan Bahan

No Nama Alat
1 Alat Tulis & Buku
2 Flash Disk
3 Kamera
4 Penakar hujan helman
5 Penakar hujan obsivaturium
6 CAMPBELL STOKES
7 Thermometer Bola Basah (BB)
8 Thermometer Bola Kering (BK)
9 Thermometer Maximum
10 Thermometer Minimum
11 Anemometer
12 Thermometer Tanah Gundul &
Berumput
13 Panci penguapan terbuka
14 HV.sempler
15 Air

B. EVAPORASI

Hasil pengamatan evaporasi tiap penggunaan lahan adalah sebagai berikut :


mm0 mm1 mm2
Sawah 20 19,7 19,3
Tegalan 20,4 19,9 19,5
Kebun Campur 20 19,8 19,6
Kebun Rumput 20,8 20,6 18,8

12
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul didalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari
kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur
ketika terpapar pada gas dengan bolume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak,
cairan akan berubah menjadu uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukkan,
mereka saling tukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukkan.
Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu moleul mendapatkan
energy yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan,
molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan menguap.
Evaporasi (penguapan) terjadi ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan
molekul-molekul air memiliki cukup eergi melepaskan ikatan molekul air tersebut kemudian
terlepas dan mengambang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfer. Hujan turun dari awan,
adanya awan belum tentu turunnya hujan. Hujan baru turun bila butir-butir air di awan bersatu
menjadi besar dan mempunyai daya berat yang cukup dan suhu dibawah awan haris lebih rendah
daru suhu awan itu sendiri, maka butir-butir air yang tealh besar dan berat jatuh sebagai hujan.
Curah hujan yang dinyatakan dalam millimeter (mm) yaitu tinggu lapisan air yang jatuh
di atas permukaan tanah, andai kata air tidak meresap kedalam tanah, mengalir atau terjadi
penguapan akan mempunyai bolume liter. Curah hujan sering disebut prepitasi. Prepitasi adalah
air dalam bentuk cair atau padat yang mengendap ke bumi yang selalu didahului oleh proses
kondensasi atau sublimasi atau kombinasi keduanya yang sering dinyatakan dalam (mm). uap air
merupakan sub=mber prepitasi seperti hujan dan salju. Jumlah uap air yang terkandung dalam
udara merupakan indikatir potensi atmosfer untuk terjadinya prepitasi. Kandungan uap air di

13
atmosfer hanya kurang dari 2% dari total volume di atmosfer. Kadungan uap air dapat bervariasi
antara 0% hingga 3% di daerah lintang menengah dan dapat mencapai 4% di daerah tropika
basah.
Dalam atmosfer senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air di udara disebut lengas
(kelembaban, kebasahan) udara. Uap air adalah gas yang tidak berbau, tidak terlihat dan tidak
berwarna, uap air ialah air dalam bentuk dan keadaan gas. Semua uap air dalam atmosfer
disebabkan kerana penguapan.
Penguapan ialah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Agar supaya air dimana-
mana dapat menguap, maka diperlukan suatu jumlah panas yang tertentu. Jumlah yang lepas
disebut panas pengembu. Jadi pada pengupan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada
pengembunan dilepaskan panas. Hal ini sangat penting dalam atmosfer dalam hal pemeliharaan
sejumlah panas. Seperti diketahui penguapan, tidak hanya terjadi pada permukaan air yang
terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuhan
Dalam kehidupan di bumi ini kelembaban udara merupakan salah satu unsur penting bagi
manusia, hewan dan tumbuhan. Kelembaban udara juga menentukan bagaimana mahluk hidup
tersebut dapat beradaptasi dengan kelembaban yang ada di lingkungannya.
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat
untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat digunakan untuk mengatur
tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan sebuah pengawalembap
(dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah termometer dan termostat untuk suhu udara.
Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi
air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak
melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F).
Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu
terkandung dalam bentuk uap air. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada
kandungan uap air dalam udara dingin. Kalau udara banyak mengandung uap air didinginkan
maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan lagi uap air sebanyak itu. Uap air berubah
menjadi titik-titik air. Udara yan mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya
disebut udara jenuh.

14
Dalam bidang pertanian kelembaban udara biasanya digunakan untuk meningkatkan
produktifitas dan perkembangan tumbuhan budi daya. Dengan mengetahui kelembaban udara
yang ada dilingkungan tempat yang akan di tanam tumbuhan, kita dapat menentukkan pemilihan
jenis tanaman yang sesuai, misalnya tanaman bakau yang ditanam pada daerah yang
berkelembaban tinggi, bakau tersebut akan berkembang dan berproduktifitas dengan maksimal,
sebaliknya jika bakau tersebut di tanam pada daerah yang mempunyai kelembaban yang rendah
maka bakau tersebut tidak akan berproduktifitas dan berkembang secara maksimal.
Ada tiga macam pendekatan udara yang digunakan dalam bidang pertanian diantaranya
kelembaban mutlak, kelembaban spesifik dan kelelembaban relative udara yang menyatakan
nilai nisbi antara uap air yang terkandung dan daya kandung maksimum uap air diudara pada
suatu suhu dan tekanan tertentu, yang dinyatakan dalam persen (%).
Macam-macam kelembaban udara sebagai berikut :
1) Kelembaban relatif / Nisbi
yaitu perbandingan jumlah uap air di udara dengan yang terkandung di udara pada
suhu yang sama. Misalnya pada suhu 270C, udara tiap-tiap 1 m3 maksimal dapat
memuat 25 gram uap air pada suhu yang sama ada 20 gram uap air,maka lembab
udara pada waktu itu sama dengan
20/25 x 100 % = 80 % .
2) Kelembaban absolut / mutlak
yaitu banyaknya uap air dalam gram pada 1 m3. Contoh : 1 m3 udara suhunya 250 C
terdapat 15 gram uap air maka kelembaban mutlak = 15 gram. Jika dalam suhu yang
sama , 1 m3 udara maksimum mengandung 18 gram uap air, maka Kelembaban
relatifnya = 15/18 X 100 % = 83,33 %.
B. TUJUAN
1. Mengenal stasiun klimatologi dan alat-alat pengukur anasir cuaca yang biasa digunakan
dalam bidang meteorology pertanian.
2. Mempelajari prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta macam dan kualitas data yang
dihasilkan dari sesuatu alat pengukur anasir cuaca
3. bagai mana cara mengukur kelembaban udara serta alat-alat apa saja yang harus
digunakan untuk mengukur kelembaban udara tersebut

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

SEJARAH BERDIRINYA STASIUN KLIMATOLOGI

Berdirinya Stasiun Klimatologi pada suatu daerah didasari pada kebutuhan masyarakat
akan perlunya pengamatan iklim untuk diinformasikan pada masyarak luas agar dalam
melakukan kegiatan bercocok tanam mereka mengetahui masa tanam dan masa panen yang
baik.Khaeruddin, 2010. menjelaskan, lokasi stasiun Klimatologi Kelas 1 Maros sudah memenuhi
standar karena dibangun diareal lahan yang jauh dari bangunan fisik. Sebab, untuk melakukan
pengamatan cuaca dan iklim tidak boleh terhalang oleh bangunan, karena akan berpengaruh
dalam mengamati unsur-unsur iklim mulai dari temperatur, curah hujan, dan kelembapan

Sudiira, 1999. Kebutuhan pokok stasiun klimatologi agar mendapatkan data yang benar
diperlukan yaitu:

1. Letak stasiun klimatologi harus memiliki hubungan tanah, air dan iklim dimana data
tersebut diperoleh.

2. Masing-masing instrument harus menghasilkan data-data meteorology yang benar dan alat-
alat tesebut tidak mudah rusak dan mudah dipelihara.

3. Pembacaan alat mudah dilaksanakan dan mudah dicatat

4. Pengamat cukup tersedia dan terlatih dengan baik serta bertempat tinggal tidak jauh dari
stasiun klimatologi demi kelancaran pengamatan.

Klimatologi yang pengukurannnya dilakukan secara kontinyu dan meliputi periode waktu
yang lama paling sedikit 10 tahun, bagi stasiun klimatologi pengamatan utama yang dilakukan
meliputi unsur curah hujan, suhu udara, arah dan laju angin, kelembapan, macam dan tinggi
dasar awan, banglash horizontal, durasi penyinaran matahari dan suhu tanah . oleh karena itu
persyaratan stsiun klimatologi ialah lokasi, keadaan stasiun dan lingkungan sekitar yang tidak

16
mengalami perubahan agar pemasangan dan perletakan alat tetap memenuhi persyaratan untuk
menghasilkan pengukuran yang dapat mewakili (prawirowardoyo, 1996).

Secara luas meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari atmosfer yang
menyangkut keadaan fisis dan dinamisnya serta interaksinya dengan permukaan bumi di
bawahnya.Dalam pelaksanaan pengamatannya menggunakan hukum dan teknik
matematik.Pengamatan cuaca atau pengukuran unsur cuaca dilakukan pada lokasi yang
dinamakan stasiun cuaca atau yang lebih dikenal dengan stasiun meteorologi. Maksud dari
stasiun meteorologi ini ialah menghasilkan serempak data meteorologis dan data biologis dan
atau data-data yang lain yang dapat menyumbangkan hubungan antara cuaca dan pertumbuhan
atau hidup tanaman dan hewan. Lokasi stasiun ini harus dapat mewakili keadaan pertanian dan
keadaan alami daerah tempat stasiun itu berada. Informasi meteorogis yang secara rutin diamati
antara lain ialah keadaan lapisan atmosfer yang paling bawah, suhu dan kelengasan tanah pada
berbagai kedalaman, curah hujan, dan curahan lainnya, durasi penyinaran dan reaksi matahari
(Prawirowardoyo, 1996).

Dalam bidang pertanian, menurut Wisnubroto (1999) ilmu prakiraan penentuan kondisi
iklim atmosfer ini adalah untuk menentukan wilayah pengembangan tanaman.Iklim
mempengaruhi dunia pertanian.Presipitasi, evaporasi, suhu, angin, dan kelembaban nisbi udara
adalah unsur iklim yang penting. Dalam dunia pertanian, air, udara, dan temperatur menjadi
faktor yang penting. Kemampuan menyimpan air oleh tanah itu terbatas. Sebagian air
meninggalkan tanah dengan cara transpirasi, evaporasi, dan drainase.

Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan banyak
dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG,
mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan
pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi
hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim
hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah.Jadi, bidang
pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai
dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).

17
Stasiun meteorologi mengadakan contoh penginderaan setiap 30 detik dan mengirimkan
kutipan statistik (sebagai contoh, rata-rata dan maksimum).Untuk yang keras menyimpan modul-
modul setiap 15 menit.Hal ini dapat menghasilkan kira-kira 20 nilai dari hasil rekaman untuk
penyimpanan akhir disetiap interval keluaran.Ukuran utama dibuat di stasiun meteorologi danau
vida, pemakaian alat untuk temperatur udara, kelembaban relatif, temperatur tanah (Fontain,
2002).

KLIMATOLOGI

1. Meteorologi dan Klimatologi


Meteorologi berasal dari dua kata yang mempunyai makna /arti yaitu Meteoros yang
berarti benda yang ada di dalam udara dan Logos yang berarti ilmu/kajian. jadi Meteorologi
adalah ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala cuaca yang terjadi di lapisan atmosfer
(troposfer). Sedangkan Klimatologi berasal dari kata klima yang berarti kemiringan bumi
(lintang tempat) dan logos yang berarti ilmu jadi klimatologi adalah ilmu yang mencari
gambaran dan penjelasan sifat iklim, mengapa berbeda, keterkaitan degan aktivitas manusia.
2. Atmosfer
Atmosfer berasal dari bahasa Yunani yaitu Atmos berarti lapisan uap dan
Spaira yang berarti bulatan. Jadi atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti planet termasuk
bumi. Atmosfer sendiri mempunyai karakteristik. Karakteristik atmosfer tersebut adalah tidak
tampak, tidak berwarna dan dapat dimampatkan (kompresibel) Masa total 56 x 1014 ton.
Atmosfer juga mempunyai kegunaan bagi bumi dan brperan penting seperti melindungi
penghuni bumi dari radiasi matahari. Banyak gejala atmosfer (awan, hujan, badai guruh, badai
tropis, perubahan iklim). Dapat dieksplorasi dan dieksploitasi (teknologi hujan buatan, energi
angin). Media transportasi peka cuaca (cumulonimbus: jalan maut). Tempat pembuangan zat
pencemar.Atmosfer bumi terdiri dari beberapa lapisan yaitu troposfer lapisan paling bawah dari
atmosfer, stratosfer, mesosfer , termosfer dan eksofer. Berikut adalah penjelasannya.
a. TROPOSFER
Troposfer merupakan lapisan atmosfer yang paling bawah. Semua fenomena tentang cuaca dan
hujan terjadi di lapisan ini. Didalam troposfer Terdapat penurunan suhu.
Pertukaran panas banyak terjadi di lapisan troposfer bawah. Batas yang menandai berakhirnya
lapisan ini disebut dengan tropopause. Ketinggiannya lebih besar di daerah equator daripada di

18
daerah kutub. Di equator ketinggiannya terletak pada 18 km dengan suhu -80 οC, sedangkan di
kutub hanya mencapai 6 km dengan suhu -40 οC.
b. STRATOSFER
Stratosfer merupakan lapisan di atas tropopause. Stratosfer lebih tebal di kutub dan tipis di
equator bahkan sering tidak ditemukan di equator. Terjadi kenaikan suhu dikarenakan adanya
lapisan ozonosfer (O3) yang menyerap radiasi ultra violet matahari. Merupakan lapisan inversi,
sehingga pertukaran antara stratosfer dengan troposfer melalui tropopause sangat kecil. Batas
yang menandai berakhirnya lapisan ini adalah stratopause. Terletak pada ketinggian sekitar 60
km, dengan suhu mencapai 0 οC
c. MESOSFER
Merupakan lapisan di atas stratosfer dengan ketinggian antara 60 – 85 km. Ditandai dengan
adanya penurunan orde suhu 0.4 οC setiap 100 m, karena lapisan mesosfe mempunyai
keseimbangan radiasi yang negatif. Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause, yaitu lapisan
di dalam atmosfer yang mempunyai suhu paling rendah, kira-kira -100οC. Mesopause terletak
pada ketinggian sekitar 85 km. Di lapisan ini sebagian meteor terbakar.
d. TERMOSFER
Terletak di atas mesopause dengan ketinggian 85 – 300 km Ditandai dengan kenaikan suhu dari
- 100 οC sampai ratusan bahkan ribuan derajat. Bagian atas lapisan atmosfer dibatasi oleh
termopause yang meluas dari ketinggian 300 km sampai pada ketinggian rumbai-rumbai bumi,
yaitu 1000 km. Suhu termopause adalah konstan terhadap ketinggian, akan tetapi berubah
dengan waktu. Suhu malam hari berkisar antara 300 – 1200 οC. Siang hari berosilasi antara 700
dan 1700 οC. Kerapatan termopause sangat kecil kira-kira 10-13 kali kerapatan atmosfer
permukaan tanah. Arti penting atmosfer bagi kehidupan di bumi adalah melindungi kehidupan
di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang
angkasa pada malam hari. Mencegah benda-benda asing masuk ke bumi.

PENGUAPAN

Trenberth, Houghton and Filho (1995) dalam Hidayati (2001) mendefinisikan perubahan
iklim sebagai perubahan pada iklim yang dipengaruhi langsung atau tidak langsung oleh aktivitas

19
manusia yang merubah komposisi atmosfer yang akan memperbesar keragaman iklim teramati
pada periode yang cukup panjang. Menurut Effendy (2001) salah satu akibat dari penyimpangan
iklim adalah terjadinya fenomena El-Nino dan La-Nina. Fenomena El-Nino akan menyebabkan
penurunan jumlah curah hujan jauh di bawah normal untuk beberapa daerah di Indonesia.
Kondisi sebaliknya terjadi pada saat fenomena La-nina berlangsung.
Perubahan iklim ditandai dengan kenaikan suhu atmosfer yang lebih tinggi dari
sebelumnya. Kondisi tersebut biasa diikuti oleh kenaikan curah hujan yang disebabkan oleh
kenaikan aktivitas konveksi (naiknya massa udara karena pemanasan) di wilayah tersebut. Curah
hujan adalah salah satu indikator perubahan iklim (Ahrens, 1988 dalam Slamet dan Berliana,
2006). fluktuasi curah hujan dari rata-rata baik bulanan maupun tahunan serta intensitas
hujannya dapat menggambarkan perubahan iklim
Murdiyarso (2003) dalam Berliana et al (2005) dalam Slamet dan Berliana (2006)
menyatakan bahwa perubahan iklim adalah berubahnya intensitas unsur-unsur iklim (atau unsur
cuaca) dalam jangka panjang ( ± 100 tahun). Oleh karena itu, variabilitas iklim musiman (musim
hujan dan kemarau yang berubah mendadak), tahunan (musim kemarau atau hujan yang berubah
periodisitasnya) dan dekadal (kejadian iklim ekstrim seperti El Nino dan La Nina) tidak
termasuk dalam kategori perubahan iklim.
Perubahan iklim terjadi akibat adanya pemanasan global yang diakibatkan meningkatnya
emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia, seperti industri,
transportasi, kebakaran hutan, perubahan tata guna lahan dan sebagainya. Pada umumnya
perubahan iklim tersebut ditandai dengan terjadinya kenaikan suhu udara di permukaan bumi dan
naiknya paras permukaan laut. Pada umumnya di wilayah benua maritim Indonesia memiliki
variabilitas unsur iklim curah hujan yang lebih besar dibanding unsur iklim lainnya seperti suhu,
tekanan, dan kelembaban udara (Qodrita dan Berliana, 2006).
Supriatin, et al. (2006) dalam Slamet dan Berliana (2006) menyatakan bahwa hasil uji
statistik F untuk variansi curah hujan tahunan, bulan basah (Desember, Januari, Februari), bulan
kering (Juni, Juli, Agustus), dan bulan peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan
(September, Oktober, Nopember) atau sebaliknya dari musim penghujan ke musim kemarau
(Maret, April, Mei) dan uji t terhadap rata-rata curah hujan perlakuan (katagori bulan) yang sama
menyebutkan bahwa belum terjadi perubahan iklim, baru terjadi perubahan yang sifatnya
variabilitas saja.

20
Uap air adalah suatu gas, yang tidak dapat di lihat, yang merupakan salah satu bagian dari
atmosfer. Kabut dan awan adalah titik air atau butir-butir air yang melayang-layang di udara.
Kabut melayang laying dekat permukaan tanah, kalau awan melayang- layang di angkasa.
Banyaknya uap air yang dikandung oleh hawa tergantung pada temperatur. Makin tinggi
temperatur makin banyak uap air yang dapat dikandung oleh hawa (Hardjodinomo, 1975).
Seperti gas-gas lainnya, uap air juga mempunyai tekanan, yang makin lebih besar apabila
temperatur naik. Tekanan tersebut dinamakan tekanan uap. Tekanan uap adalah tekanan yang
diberikan atau ditimbulkan oleh uap air sebagai bagian dari udara pada temperatur yang tertentu.
Tekanan uap itu adalah juga bagian dari tekanan udara semuanya dapat diukur dengan milimeter
air raksa atau milibar. Jika udara pada suatu temperatur sudah kenyang (jenuh) maka tekanan uap
pada temperatur tersebut mencapai maksimum. Angka maksimum tersebut disebut tekanan uap
maksimum (Zailani, 1986).
Proses perubahan air menjadi uap air di sebut pengupan (vaporisasi atau evaporasi).
Molekul-molekul air yang mempunyai energi kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya-gaya
tarik yang cenderung untuk menahannya dalam badan air diproyeksikkan melalui permukaan air.
Oleh karena energi kinetik bertambah dan tegangan permukaan berkurang ketika temperatur
naik, maka laju penguapan naik menurut temperatur. Hampir semua uap di atmosfer adalah hasil
penguapan dari permukaan air (Linsley, 1989).
Beberapa prinsip yang umum digunkan dalam pengukuran kelembaban udara yaitu (1)
metode pertambahan panjang dan (2) berat,pada benda-benda higroskopis, serta (3) metode
termodinamika. Alat pengukur kelembaban udara secara umum disebut hygrometer sedangkan
yang menggunakan metode termodinamika disebut psikrometer (Gunarsih, 1990).
Dalam atmosfer (lautan udara) senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air dalam udara
disebut kelembaban (lengas udara). Kadar ini selalu berubah-ubah tergantung pada temperatur
udara setempat. Kelembaban udara adalah persentase kandungan uap air dalam udara.
Kelembaban udara ditentukan oleh jumlah uap air yang terkandung di dalam udara. Total massa
uap air per satuan volume udara disebut sebagai kelembaban absolut. Perbandingan antara massa
uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume udara tertentu disebut sebagai
kelembaban spesifik. Massa udara lembab adalah total massa dari seluruh gas-gas atmosfer yang
terkandung, termasuk uap air;jika massa uap air tidak diikutkan, maka disebut sebagai massa
udara kering( Anonim, 2009 ).

21
Kelembapan udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. jumlah uap air dalam
udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer. Yaitu hanya
kira-kira 2 % dari jumlah masa. Akan tetapi uap air ini merupakan komponen udara yang sangat
penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim ( Guslim, dkk., 1987 ).
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan. Penguapan adalah
perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai
panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak
hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah
dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evapora
(Karim,1985).
Kandungan uap air atmosfer dapat diperlihatkan dengan berbagai cara. Tekanan uap yang
dinyatakan dalam minibar, tetapi dalam penggunaanya yang lebih sering, satuan lainya dipakai
untuk menyatakan kandungan uap air( Guslim, 2009 ).

Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan.
Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensiair antara udara
dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke dalam suatu ruang tertutup dimasukkan
larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi
air pada udara dengan potensi air larutan. Demikian pula halnya jika hidrat kristal garam-garam
(salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup makaair dari hidrat kristal garam
akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi air( Lakitan, 1994 ).
Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap air dalam udara. Jumlah uap air dalam
udara ini sebetulnya hanya merupakan sebagian kecil saja dari seluruh atmosfer uap air ini
merupakan komponen udara yang sangat penting ditinjau dari segi cuaca dan iklim ( Anonim,
2009 ).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan
sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air.
Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau
tekanannya) per satuan volume. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan
uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air.
Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu

22
udara. Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap
aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi
tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas( Handoko, 1994 ).
Kapasitas udara untuk menampung uap air (pada keadaan jenuh) tergantung pada suhu
udara. Defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap air jenuh dengan tekanan uap
aktual. Pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi mencapai 100%(Anonim, 2009 ).

Kelembabaan adalah banyaknya uap air yang ada diudara meskipun uap airnya hanya
merupakan sebagian kecil saja dari atmosfer , rata-rata kurang lebih dari 2 % masa keseluruhan.
Total masa uap air per satuan volume udara disebut kelembapan absolut ( absolute humidity )
umumnya dinyatakan dalam satuan kg/m3 ( Hanum, 2009 ).
Keadaan kelembapan diatas permukaan bumi berbeda-beda. Pada umumnya, kelembapan
tertinggi ada di khatulistiwa sedangkan terendah ada pada lintang 40o daerah rendah ini disebut
horse latitude, curah hujanya kecil( Kartasapoetra, 2004 ).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air diudara yang dapat dinyatakan
sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi(relatif) maupun defist tekanan uap air.
Kelembaban mutlak adalah kandugan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau
tekanannya) persatu air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk
menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersbeut (pada keadaan jenuh)
ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan deficit tekanan uap air adalah slisih antara tekanan uap
jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai
arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas. Sebagai contoh, laju penguapan
dari permukaan tanah lebih ditentukan oleh deficit tekanan uap air daripada kelembaban mutlak
maupun nisbi. Sedangkan pengembunan akan terjadi bila kelembaban nisbi telah mencapai 100%
meskipun tekanan uap air aktualnya relatif rendah (Holton J.R,1979).
Penguapan adalah pengubahan cairan/es menjadi gas (uap air). Proses ini bisa
berlangsung pada permukaan bumi (benda mati) ataupun pada permukaan tanaman (benda
hidup). Penguapan yang diperankan oleh benda mati disebut evaporasi, sedangkan penguapan
yang diperankan oleh tanaman disebut transpirasi. Dibidang pertanian kedua penguapan berjalan
bersamaan, maka penguapan ini disebut evapotranspirasi. Evapotranspirasi juga disebut
kebutuhan konsumtif tanaman. Proses ini merupakan komponen dasar daur hidrologi yang

23
membutuhkan energi. Proses ini juga membutuhkan energi yang cukup besar yaitu l.k 2.442
KJ/kg air atau 583 cal/g air. Pada penguapan ini terjadi hilangnya air dan terambilnya energi dari
permukaan benda yang menguap.
Prinsip utama penguapan adalah perbedaan tekanan uap di permukaan dan di udara (
Dalton, 1882 ).
E = ( es-ed ).f(u)
E = evaporasi , es = tekanan uap jenuh pada suhu udara di permukaan air, dan ed = tekanan uap
pada suhu titik embun, dan f(u) = fungsi kecepatan angin.
Dengan demikian evaporasi ditentukan oleh jumlah air, suhu udara, dan kecepatan angin.
Doorenbos dan Pruitt (1977) menyatakan bahwa evaporasi permukaan tanah ditentukan oleh
kejenuhan tanah, suhu udara, kelembaban nisbi udara, dan kecepatan angin.
Pengukuran evapotranspirasi meliputi evapotranspirasi potensial dan evapotranspirasi
aktual. Evapotranspirasi potensial (ETo) adalah penguapan air dari areal tanaman rumput hijau
setinggi 8-15 cm dengan ketinggian seragam dan seluruh permukaan tanah teduh tanpa bagian
yang menerima sinar matahari langsung, rumput masih tumbuh aktif tanpa kekuranagn air
(Doonrenbos dan Pruitt, 1977). Eto ini dapat diduga dengan menggunakan rumus empiris.
Rumus yang digunakan dapat dengan metode Biancy-cridle, Radiasi, dan Penman. ETo juga
dapat diukur langsung dengan panci evaporasi, yaitu panci evaporasi klas A, diameter 121 cm
dan kedalaman panic 25,5 cm.
Penguapan bisa dihitung secara gravimetri. Cara ini kurang teliti, tetapi setidaknya
memberikan gambaran kasar berapa penguapan harian di suatu tempat, misalnya pada rumah
kaca. Besarnua penguapan ini dapat digunakan sebagai dasar pemberian air dalam pot di suatu
tempat. Pada acara ini akan dipraktikkan pendugaan penguapan air dengan panci evaporasi.

C. Alat dan Bahan

No Nama Alat
1 Alat Tulis & Buku
2 Flash Disk
3 Kamera

24
4 Penakar hujan helman
5 Penakar hujan obsivaturium
6 CAMPBELL STOKES
7 Thermometer Bola Basah (BB)
8 Thermometer Bola Kering (BK)
9 Thermometer Maximum
10 Thermometer Minimum
11 Anemometer
12 Thermometer Tanah Gundul &
Berumput
13 Panci penguapan terbuka
14 HV.sempler
15 Air

D. Langkah Kerja
1. Mahasiswa berkunjung ke kantor TAMAN ALAT BMKG KEDIRI,LOBAR dengan
menggunakan kendaraan masing-masing
2. Mahasiswa mendengarkan materi yang disampaikan oleh petugas BMKG.
3. Mahasiswa melakukan pengamatan langsung terhadap alat-alat BMKG di lapangan di dampingi
oleh petugas BMKG.
4. Mahasiswa mencatat informasi penting yang disampaikan petugas BMKG.
5. Mahasiswa membuat laporan hasil pengamatan sesuai dengan sistematika yang benar

25
BAB III

HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN

A. BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (disingkat BMKG), sebelumnya bernama
Badan Meteorologi dan Geofisika (disingkat BMG) adalah Lembaga Pemerintah Non
Kementrian di Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
meteorologi, klimatologi, dan geofisika. Lokasi Stasiun BMKG / Klimatologi Semarang ini dari
arah Tugu Muda sebelum Ereveld Kalibanteng. Secara spesisfik tugas BMKG meliputi
pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika koordinasi kegiatan fungsional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas
udara dan geofisika memfasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan
swasta di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika penyelenggaraan
pengamatan, pengumpulan dan penyebaran, pengolahan dan analisis serta pelayanan di bidang
meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika penyelenggaraan kegiatan kerjasama di
bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika. penyelenggaraan pembinaan dan
pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan
tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah
tangga.
Tugas-tugas Klimatologi adalah membuat prakiraan cuaca, membuat prakiraan musim
hujan/kemarau, menginformasikan cuaca ektrim, menginformasikan gempa, peringatan dini
tentang cuaca maupun tsunami, sosialisasi dan lain-lain. Tugas tugas tersebut didukung dengan
berbagai data yang menjadi kajian dari BMKG sendiri. Data-data yang dimaksud adalah keadaan
cuaca, angin, jumlah macam dan tinggi dasar awan, penglihatan mendatar, suhu udara,
kelembaban udara, tekanan udara, curah hujan, penyinaran matahari, dan suhu tanah.
Terdapat berbagai tempat di dalam stasiun BMKG. Taman alat, tempat pengambilan data,
tempat olah data serta tempat prakiraan cuaca dan musim. Taman alat-alat klimatologi
merupakan tempat dimana terdapat berbagai alat-alat yang menunjang untuk pengambilan
berbagai data seperti suhu, kecepatan angin, intensitas cahaya dan lai sebagainya. Bentu taman
ini adalah sebidang tanah datar untuk meletakkan alat-alat klimatologi. syaratnya sudut
o
pandangan 45 berumput pendek, kanan-kiri tidak boleh ada bangunan/pohon yg tinggi,

26
diberi pagar, supaya terhindar dari gangguan binatang dll. letaknya sebaiknya dekat dengan
pertanian.

B. ALAT-ALAT BMKG
1. PENAKAR HUJAN JENIS HELLMAN
Penakar hujan jenis Hellman merupakan suatu instrument/alat untuk mengukur curah
hujan.Penakar hujan jenis hellman ini merupakan suatu alat penakar hujan berjenis recording
atau dapat mencatat sendiri.Alat ini dipakai di stasiun-stasiun pengamatan udara
permukaan.Pengamatan dengan menggunakan alat ini dilakukan setiap hari pada jam-jam
tertentu mekipun cuaca dalam keadaan baik/hari sedang cerah.Alat ini mencatat jumlah curah
hujan yang terkumpul dalam bentuk garis vertical yang tercatat pada kertas pias. Alat ini
memerlukan perawatan yang cukup intensif untuk menghindari kerusakan-kerusakan yang sering
terjadi pada alat ini.
Curah hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang mana datanya sangat penting
diperoleh untuk kepentingan BMG dan masyarakat yang memerlukan data curah hujan
tersebut.Hujan memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia,karena dapat
memperlancar atau malah menghambat kegiatan manusia.Oleh karena itu kualitas data curah
hujan yang didapat haruslah bermutu;memiliki keakuratan yang tinggi.Maka seorang observer /
pengamat haruslah mengetahui tentang alat penakar hujan yang dipakai di stasiun pengamat
secara baik. Salah satu alat penakar hujan yang sering dipakai ialah Penakar hujan jenis hellman.
Cuaca merupakan suatu keadaaan fisis atmosfer sesaat pada suatu tempat dipermukaan
bumi dalam waktu yang relative singkat.Salah satu unsur cuaca yang significant dalam present
weather (ww) yang diamati oleh seorang pengamat/observer adalah unsur curah.Banyaknya
curah hujan yang mencapai tanah atau permukaan bumi dalam selang waktu tertentu dinyatakan
dengan ketebalan atau ketinggian air hujan tadi seandainya menutup proyeksi horizontal
permukaan bumi tarsebut dan tidak ada yang hilang karena penguapan, limpasan, dan infiltrasi
atau penyerapan.Oleh sebab itu biasanya banyaknya curah hujan dinyatakan dengan satuan
millimeter(mm).
Dibeberapa Negara banyaknya curah hujan masih dinyatakan dengan inchi. Penakar hujan
merupakan alat untuk mengukur curah hujan.ada 2 jenis panakar hujan yaitu penakar hujan
rekam(recording) dan penakar hujan non rekam(non recording).salah satunya yaitu penakar

27
hujan Janis hellman.Alat ini termasuk jenis alat penakar hujan ,recording atau alat yang dapat
mencatat sendiri.Alat ini telah dikenal lama,dan sering dipakai observer untuk melakukan
observasi/pengamatan curah hujan.Pemasangan alat ini sama seperti penakar hujan
lainnya,bertujuan mendapatkan datajumlah curah hujan yang jatuh pada periode dan tempat-
tempat tertentu.Jenis penakarhujan ini berbentuk silinderdengan tingi 115 cm serta luas
permukaan corong 200 cm²serta berat alat ini ± 14 Kg. seluruh bagian luar alat ini dicat warna
hijau muda atau abu- abu.Pada umumnya penakar hujan jenis Hellman yang dipakai di BMG
yaitu Rain Fues yang di impor dari Jerman. Tetapi Penakar hujan jenis Hellman ini ada juga
yang dibuat didalam negeri. Pada bagian depan alat ini terdapat sebuah pintu dalam keadaan
tertutup. Apabila pintu dalam keadaan terbuka, maka bagian-baian alat ini akan ter

Cara Kerja Alat


Jika hujan turun, air hujan masuk melalui corong, kemudian terkumpul dalam tabung
tempat pelampung. Air hujan ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat atau naik
keatas.Pada tangkai pelampung terdapat tongkat pena yang gerakkannya selalu mengikuti
tangkai pelampung Gerakkan pena dicatat pada pias yang ditakkan/digulung pada silinder jam
yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per.Jika air dalam tabung hampir penuh (dapat
dilihat pada lengkungan selang gelas),penaakan mencapai tempat teratas pada pias.Setelah air
mencapai atau melewati puncak lengkungan selang gelas,maka berdasarkan sistem siphon
otomatis (sistem selang air),air dalam tabung akan keluar sampai ketinggian ujung selang dalam
tabung.Bersamaan dengan keluarnya air,tangki pelampung dan pena turun dan pencatatannya
pada pias merupakan garis lurus vertikal.Jika hujan masih terus-menerus turun,maka pelampung
akan naik kembali seperti diatas.Dengan demikian jumlah curah hujan dapat dihitung atau
ditentukan dengan menghitung garis-garis vertical.
2. SANGKAR METEOROLOGI
Sangkar meteo merupakan bangunan berbentuk rumah yang terbuat dari kayu yang
berfungsi untuk menyimpan alat termohigrograf, termometer maksimum, termometer minimum,
termometer bola kering dan termometer bola basah.

28
3. ALAT PENGUKUR TEMPERATUR MAXIMUM DAN MINIMUM
Terdapat dua jenis termometer yakni termometer maksimum;sebagai alat ukur suhu udara
maksimum yang terbuat dari gelas dengan bejana berbentuk bola dan pada ujungnya berisi air
raksa. Dan termometer minimum; sebagai alat ukur suhu udara minimum yang terbuat dari gelas
berbentuk garpu dan pada ujungya berisi alkohol dan benda penunjuk yang akan terseret oleh
alkohol manakala suhu turun dan akan tertinggal manakala suhu naik (alkohol mengembang),
maka benda penunjuk tadi akan menunjukan suhu terendah dalam kurun waktu pengamatan.

4. ALAT PENGUKUR TEMPERATUR BOLA BASAH DAN BOLA KERING


Alat ini disebut Psychrometer terdiri dari 2 buah Thermometer air raksa yaitu
Thermometer bola kering dan Thermometer bola basah. Thermometer bola basah adalah
thermometer yang bola air raksanya dibalut dengan kain basah. Penguapan yang terjadi pada
kain basah tersebut mengakibatkan turunya suhu. Perbedaan suhu yang ditunjukan thermometer
bola kering dan basah dengan bantuan tabel diperoleh harga kelembaban udara dan suhu titik
embun.

5. ALAT PENGUKUR TEMPERATUR DAN KELEMBABAN UDARA


(THERMOHYGROGRAPH)
Gabungan Thermograph dan Hygrograph dinamakan Thermohygrograph. Alat ini memiliki
fungsi untuk mengukur suhu dan kelembaban udara secara otomatis. Dengan menggunakan pias
kertas sebagai hasil yang dilihat, kemudian di bagian kertas tersebut terdapat pengukur suhu (
bagian atas kertas ) dan pengukur kelembaban (bagian bawah kertas). Dengan menggunakan
sensor, maka grafik perubahan suhu bisa diketahui, karena sensor tersebut sangat peka terhadap
suhu sekitar dimana mengalami pemuaian bila suhu meningkat dan menyusut jika suhu rendah.

29
Bagian-bagian alat : Bola gelas, lensa cembung mengumpulkan sinar matahari ke
suatu titik api; tempat menyisipkan kertas pias; pengatur kertas pias; penunjuk yang menyatakan
lintang pada waktu alat di setel; tiga buah sekrup menyetel kedudukan horisontal.
Cara Kerja :
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan)
sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang
khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas
dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara
terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung
yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari
bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak
terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus.
Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh
lamanya penyinaran matahari.

6. PANCI PENGUAPAN
Pengamatan penguapan air menggunakan alat penguapan yang terdiri dari :
1. Bejana atau panci tempat air dengan diameter 127 Cm,
2. Thermometer apung untuk mengukur suhu air,
3. Hook Gauge stell well untuk mengukur tinggi air dalam panci.
4. Cup counter anemometer untuk mengukur kecepatan angin rata-rata
di permukaan air. Pengamatan dilaksanakan setiap jam 07.00 WIB. Selisih tinggi air
sekarang dengan tinggi air kemarin merupakan jumlah air yang hilang karena menguap dengan
kondisi : suhu air rata-rata seperti yang ditunjukan thermometer apung, kecepatan angin rata-rata
di permukaan air seperti yang ditunjukan Cup Counter Anemometer.

7. CAMPBELL STOKES
Lamanya penyinaran sinar matahari dicatat dengan jalan memusatkan (memfokuskan)
sinar matahari melalui bola gelas hingga fokus sinar matahari tersebut tepat mengenai pias yang
khusus dibuat untuk alat ini dan meninggalkan pada jejak pias. Dipergunakannya bola gelas
dimaksudkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara

30
terus menerus tanpa terpengaruh oleh posisi matahari. Pias ditempatkan pada kerangka cekung
yang konsentrik dengan bola gelas dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias. Jika matahari
bersinar sepanjang hari dan mengenai alat ini, maka akan diperoleh jejak pias terbakar yang tak
terputus. Tetapi jika matahari bersinar terputus-putus, maka jejak dipiaspun akan terputus-putus.
Dengan menjumlahkan waktu dari bagian-bagian terbakar yang terputus-putus akan diperoleh
lamanya penyinaran matahari.
8. ANEMOMETER
Fungsi : Untuk mengukur kecepatan angin
Cara kerja :
Angin yang bertiup akan membuat anemometer berputar dan kecepatan angin akan
ditunjukkan oleh spidometer yang tertera pada alat.
Sejarah
Kecepatan atau kecepatan angin diukur dengan anemometer cup, instrumen dengan tiga
atau empat logam berlubang kecil belahan ditetapkan, sehingga mereka menangkap angin dan
berputar tentang batang vertikal. Sebuah catatan perangkat listrik revolusi dari cangkir dan
menghitung kecepatan angin. The anemometer kata berasal dari kata Yunani untuk angin,
“anemos.

9. HIGH VOLUME SAMPLER (HV SAMPLER)


Fungsinya untuk mengambil sampel SPM (Suspended Particle Matter). Prinsip kerjanya
yaitu: udara yang mengandung partikel debu dihisap mengalir melalui kertas filter dengan
menggunakan motor putaran kecepatan tinggi. Debu akan menempel pada kertas filter yang
nantinya akan diukur konsentrasinya dengan cara kertas filter tersebut ditimbang sebelum dan
sesudah sampling di samping itu dicatat flowrate dan waktu lamanya sampling sehingga didapat
konsentrasi debu tersebut

10. AUTOMATIC RAIN SAMPLER


Fungsinya adalah untuk mengambil sampel air hujan yang akan diukur konsentrasi kimia
Air Hujan.
Automatic Rain Sampler adalah peralatan yang digunakan untuk mengambil sampel air
hujan Wet dan Dry. Prinsip kerjanya jika terjadi hujan maka sensor akan memberikan trigger

31
kepada sistem kontrol untuk membuka tutup tempat penampungan air yang digerakkan oleh
motor listrik, selama hujan penutup tersebut tetap terbuka kemudian setelah hujan berhenti maka
penutup akan bergerak ke posisi semula. Sehingga air hujan yang di tempat penampungan tak
terkena kotoran lain karena tertutup rapat. Kemudian sampel air hujan tersebut dikirim ke
Laboratorium Kualitas Udara BMKG Jakarta untuk dianalisa.

11. PENGUKURAN SUHU TANAH

Pengukuran suhu tanah 0, 5, 10, 20 dan 30 cm


Pengamatan suhu tanah sebetulnya dilakukan pada kedalaman 0 cm, 5 cm, 10 cm, 20 cm,
30 cm, 50 cm dan 100 cm. Pengukuran dilakukan pada tanah tertutup rumput dan pada
permukaan tanah terbuka. Cara pembacaan termometer tanah tidak berbeda dengan pembacaan
pada termometer bola kering.

Pengukuran suhu tanah pada lapisan atas perlu dilakukan lebih intensif (lebih sering) dari
pada interval kedalaman yang lebih dalam, karena fluktuasi suhu tanah lebih besar dan
perubahan suhu yang berlangsung lebih cepat pada lapisan atas tanah tersebut. Dengan
pertimbangan ini World Meteorogical Organization (WMO) merekomendasikan pengukuran
tanah pada kedalaman 5, 10, 20, 50 dan 100 cm. Pengamatan suhu tanah pada kedalaman 5, 10
dan 20 cm dilakukan tiga kali sehari, sedangkan yang 50 dan 100 cm dilakukan satu kali pada
sore hari.

Hal yang perlu diperhatikan adalah harus diusahakan agar membaca termometer dengan
cepat dan cermat sehingga menghindarkan kesalahan paralaks. Untuk kedalaman 5 sampai 30 cm
biasanya dipakai termometer yang bisa dibaca dari luar, sedangkan untuk kedalaman 50 cm dan
100 cm biasanya dipakai termometer air raksa yang dimasukkan dalam tabung yang kuat.

Fluktuasi suhu tanah bergantung pada kedalaman tanah. Karena pola tingkah laku
perambatan panas tersebut, maka fluktuasi suhu tanah akan tinggi pada permukaan dan akan
semakin kecil dengan bertambahnya kedalaman. Suhu tanah maksimum pada permukaan tanah
akan tercapai pada saat intensitas radiasi matahari mencapai maksimum, tetapi untuk lapisan
yang lebih dalam, suhu maksimum tercapai beberapa waktu kemudian. Semakin lama untuk

32
lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan waktu untuk perpindahan
panas dari permukaan ke lapisan-lapisan tanah tersebut.

Termometer tanah kedalaman 50 cm dan 100 cm

Cara membaca termometer pada kedalaman 50 cm dan 100 cm :

 Buka tutup tabung besi


 Tarik tabung gelas yang terikat pada rantai dengan hati-hati
 Pegang ujung gelas yang terikat dengan rantai
 Baca termometer sampai persepuluhan derajat dengan cepat dan cermat
 Waktu membaca usahakan membelakangi matahari, untuk menghindari pengaruh
sinar matahari terhadap ketelitian pembacaan.
 Kembalikan termometer ke tempat semula dengan hati-hati.

Suhu tanah berpengaruh terhadap proses-proses metabolisme dalam tanah, seperti


mineralisasi, respirasi mikroorganisme dan akar serta penyerapan air dan hara oleh tanaman.
Laju fluks panas ke dalam tanah ditentukan gradien suhu dan konduktivitas tanah yang nilai
dipengaruhi oleh lengas dan bahan organik.

Fluktuasi suhu tanah bergantung pada kedalaman tanah. Karena pola tingkah laku
perambatan panas tersebut, maka fluktuasi suhu tanah akan tinggi pada permukaan dan akan
semakin kecil dengan bertambahnya kedalaman. Suhu tanah maksimum pada permukaan tanah
akan tercapai pada saat intensitas radiasi matahari mencapai maksimum, tetapi untuk lapisan
yang lebih dalam, suhu maksimum tercapai beberapa waktu kemudian. Semakin lama untuk
lapisan tanah yang lebih dalam. Hal ini disebabkan karena dibutuhkan waktu untuk perpindahan
panas dari permukaan ke lapisan-lapisan tanah tersebut.

33
C. EVAPORASI

Hasil pengamatan evaporasi tiap penggunaan lahan adalah sebagai berikut :


mm0 mm1 mm2
Sawah 20 19,7 19,3
Tegalan 20,4 19,9 19,5
Kebun Campur 20 19,8 19,6
Kebun Rumput 20,8 20,6 18,8

Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam sua kondisi, yaitu : (1) evaporasi yang
berarti proses penguapan yang terjadi secara alami, dan (2) evaporasi yang dimaknai dengan
proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas 9steam) dalam suatu peralatan.
Evaporasi dapt diartikan sebagai proses penguapan dari liquid (cairan) dengan penambahan
panas (Robert B. Long, 1995). Panas dapat disuplai dengan berbagai cara, diantaranya secara
alami dan penambahan steam. Evaporasi didasarkan pada proses pendidihan secara intensif
yaitu; pemberian panas kedalam cairan, pembentukan gelembung-gelembung akibat uap,
pemisahan uap dari cairan, dan mengkondensasikan uapnya. Evaporasi atau penguapan juga
dapatdidefinisikan sebagai perpindahan kalor ke dalam zai cair mendidih (Warren L. Mc Cabe,
1999).
Penguapan atau evaporasi adalah proses perubahan molekul didalam keadaan cair
(contohnya air) dengan spontan menjadi gas (contohnya uap air). Proses ini adalah kebalikan dari
kondensasi. Umumnya penguapan dapat dilihat dari lenyapnya cairan secara berangsur-angsur
ketika terpapar pada gas dengan volume signifikan.
Rata-rata molekul tidak memiliki energi yang cukup untuk lepas dari cairan. Bila tidak,
cairan akan berubah menjadu uap dengan cepat. Ketika molekul-molekul saling bertumbukkan,
mereka saling tukar energi dalam berbagai derajat, tergantung bagaimana mereka bertumbukkan.
Terkadang transfer energi ini begitu berat sebelah, sehingga salah satu moleul mendapatkan
energy yang cukup buat menembus titik didih cairan. Bila ini terjadi di dekat permukaan cairan,
molekul tersebut dapat terbang ke dalam gas dan menguap.
Dalam proses evaporasi di pengaruhi oleh beberapa faktor yang memperngaruhi cepat atau
lambatnya air hilang dari tanah ke udara/ atmosfer, yaitu :
1) Faktor-faktor eksetrnal yang dapat mempengaruhi evaporasi
34
a. Intensitas matahari; panjang gelombang sinar matahari yang sampai ke permukaan
tanah. Panjang gelombang yang sampai ke permukaan tanah yaitu sekitar 550 µm sampai 850
µm.
b. Lamanya penyinaran; matahari merupakan sumber ebergi bagi bumi. Energy radiasi
matahari yang mencapai permukaan bumi disebut isolasi. Beberapa jenis sinar yang diradiasikan
yaitu ultraviolet, visible light/ cahaya tampak, dan infra red. Ultraviolet merupakan sinar yang
terbanyak sampai permukaan bumi. Sinar gelombang pendek sangat berbahaya bagi makhluk
hidup, karena dapat bersifat lethal effect, yaitu mematikan. Adapun faktor – faktor yang
mempengaruhi jumlah radiasi matahari yang diterima bumi : (1) jarak dari matahari (jauh –
dekat), (2) sudut pandang radiasi (berhubungan dengan intensitas radiasi), (3) panjang hari dan
lamanya penyinaran (berhubungan dengan garis lintang), (4) kondisi atmosfer (adanya gas, uap
air, dan debu halus).
c. Suhu; suhu dapat mempengaruhi beberapa proses, salah satunya adalah evaporasi.
Peningkatan suhu sampai pada titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses evaporasi.
Peningkatan suhu disekitar tanah akan menyebabkan cepat hilangnya kandungan air dalam tanah
(evaporasi cepat). Pada musim kemarau dimana peningkatan suhu sangat tinggi, maka akan
mempengaruhi evaporasi. Sedangkan pada musim kemarau suhu udara relatif lebih rendah dari
musim kemarau, sehingga evaporasi akan berjalan lebih lembat.
d. Kelembaban; kelembaban adalah banyaknya kadar uap air di udara. Kandungn uap air
di udara akan mencapai suatu batasan dimana udara tidak dapat menerima lagi tambahan uap air,
disebut udara jenuh. Kejenuhan udara dapat terjadi bila udara terus diambah uap airnya. Jika
suhu udara turun atau didinginkan, kandungan uap air di atmosfer dinyatakan tekanan uap. Dan
jika di suatu tempat itu kembabannya tinggi maka akan mempengaruhi laju evaporasi,
dikarenakan kelembaban yang mengandung uap air ini akan menekan uap air yang ada dan
menguap ke udara. Beigtu juga sebaliknya, kelembaban rendah maka laju evaporasi akan semain
cepat.
e. pH tanah; pengujian pH tanah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan
menggunakan kertas lakmus, dengan meggunakan kertas indicator universal, dan alat pH meter
Beckman H5. Ion H+ dalam tanah dapat berada dalam keadaan terjerap.
2) Faktor-faktor yang memepengaruhi evaporasi dari internalnya, yaitu :
a. Tekstur tanah

35
b. Struktur tanah
c. Porositas tanah
d. Konsistensi tanah
Evaporasi atau penguapa yang terjadi di lahan kebun campur relatif konstan dengan nilai
0,2 mm penguapan per harinya. Di lahan tegalan, penguapan terjadi sangat banyak antara 0,4
hingga 0,5 mm per harinya, disebabkan faktor sinar matahari yang sangat banyak didapatkan di
lahan tegalan, sehingga penguapan semakin cepat dan semakin banyak volumenya sedangkan di
lahan kebun campur sinar amtahari cenderung tertutupi vegetasi pohon jati yang ada sehingga
kurang begitu terpengaruhi oleh sinar matahari. Begitu pula di lahan kebun rumput, penguapan
cukup banyak, sinar matahari tidak terhalangi oleh rumput-rumput yang ada karena rumput
cenderung pendek-pendek sehingga tidak terlalu berpengaruh.
Mekanisme pengukuran evaporasi pada praktikum ini adalah, dengan meletakkan panci
evaporasi diatas palet kayu dalam setiap penggunaan lahan, yaitu – sawah, tegala, kebun campur,
dan kebun rumput – selama 3 hari berturut-turut. Panci evaporasi yang sudah diletakan diatas
palet kayu, kemudian diisi dengan air sampai dengan ketinggian 20 cm, kemudian dilakukan
pencatatan data pengukuran.

36
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari hasil pengamatan :
 Faktor yang mempengaruhi evapotranspirasi adalah radiasi surya, temperatur, angin, kualitas
air , tekanan udara.
 Semakin tinggi radiasi matahari yang diterima, semakin besar evapotranspirasinya.
 Semakin tinggi suhu, semakin besar evapotranspirasinya.
 Tingkat evaporasi tertinggi pada lahan tegalan dan terendah kebun campur, kemungkinan
pengaruh lingkungan sekitarnya
 Alat –alat yang ada didalam BMKG digunakan sesuai dengan fungsinya masing-masing

B. SARAN
 Sebaiknya pemulaian praktikum tepat waktu.
 Alat yang digunakan sebaiknya diteliti dahulu apakah rusak atau tidak.
 Sebaiknya paktikan memahami setiap fungsi dari alat-alat yang ada

37
DAFTAR PUSTAKA

Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press. Medan.


Guslim, O.K Nazaruddin H, Roeswandi, A. Hamdan, dan Rosmayati. 1987.
Klimatologi Pertanian. USU Press. Medan.
Handoko. 1994. Klimatologi Dasar, landasan pemahaman fisika atmosfer dan unsur-
unsur iklim. PT. Dunia Pustaka Jaya, Jakarta.
Seyhan, Ersin. 1977. Dasar-dasar Hidrologi. Editor Soenardi Prawirohatmojo. Yogyakarta:
UGM Press.
Tukidi.2007.Buku Ajar Meteorologi dan Klimatologi.Semarang:Jurusan Geografi Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Semarang

www.bmkg.co.id/BMKG_Pusat/Depan.bmkg

38

Anda mungkin juga menyukai