Anda di halaman 1dari 5

TUGAS REKAYASA MUTU

RANGKUMAN JURNAL DENGAN JUDUL


DESIGN OF EXPERIMENTS FOR GLOBAL SENSITIVITY ANALYSIS IN LIFE CYCLE ASSESSMENT:
THE CASE OF BIODIESEL IN VIETNAM

DISUSUN OLEH:

AGIAN MEGI RADITA 19/449855/PTP/01724


DWI NOVANDA SARI 19/449858/PTP/01727
FAZLUS SHIDQIE 19/449859/PTP/01728
MUHAMMAD JIMLY IMAMUDDIN 19/453299/PTP/01750

PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
DESIGN OF EXPERIMENTS FOR GLOBAL SENSITIVITY ANALYSIS IN LIFE CYCLE ASSESSMENT:
THE CASE OF BIODIESEL IN VIETNAM
(Eksperimen Desain untuk Analisis Sensitivitas Global dalam Penilaian Siklus Hidup: Kasus
Biodiesel di Vietnam)

1. Pendahuluan
Biodiesel dipercaya sebagai bahan bakar alternatif selain fosil. Biodiesel memiliki dampak
pada lingkungan yang selama ini diteliti dengan pendekatan Life Cycle Assessment (LCA). LCA ini
berfokus pada potensi dampak Global Warming, potensi terbentuknya photocemichal ozone,
adanya potensi pengasaman, dan potensi eutrofikasi pada keseluruhan system produksi
biodiesel.
Dalam penelitian ini parameter yang menjadi input dari LCA adalah agriculture yield, seed
oil content, transesterification yield, total transportation, dan biodiesel blend fraction. Sementara
dampak lingkungan diatas akan dilakukan scoring dan pembobotan dengan metode Analytic
Hierarcy Process (AHP). Kemudian hasil ini akan dikomputasi lebih lanjut menjadi nilai Overall
Enviromental Impact (OEI). LCA ini sebagai factor input dalam DOE dan akan dilihat dampak
lingkungan terhadap parameter LCA. Keuntungan dari menerapkan DOE, dapat mereduksi
jumlah simulasi. Dalam menentukan alternatif solusi, pembobotan perlu ditambahkan untuk
memudahkan pengambilan keputusan dengan menerapkan metode Multi-Criteria Decision
Analysis (MCDA). Sampling pada penelitian ini menerapkan Latin Hypercube untuk menentukan
dari parameter input pada 3 jenis bahan baku biodiesel (jatropha oil, fish oil, waste cooking oil).

2. Metodologi
Penelitian ini menggunakan kombinasi antara LCA, AHP dan DOE. LCA digunakan untuk
mengevaluasi dampak lingkungan: Global Warming Potential (GWP), Photochemical Ozone
Formation Potential (POFP), Acidification Potential (AP), and Eutrophication Potential (EP).
Air, Listrik dan Biodiesel merupakan komponen yang membantu dalam produksi minyak
dan biodiesel. Produksi listrik bersumber dari air, batu bara, gas alami dan minyak. Produksi
Diesel berasal dari minyal mentah (crude oil). CO2 merupakan emisi yang dihasilkan dari
produksi listrik, diesel, methanol, H2SO4, NaOH karena proses produksi minyak dan biodiesel.
LCA sendiri digunakan untuk memberikan indikator dan membandingkan antar feedstock.
Keempat feedstock memiliki karakteristik berbeda yaitu:
1. Jatropha Oil (Minyak Jarak)
Dalam system biodiesel ini melalui empat tahap: produksi minyak jarak,
transportasi minyak jarak, produksi biodiesel, dan penggunaan biodiesel. Produksi
biodiesel memiliki beberapa prameter LCI seperti berat produk, kadar minyak, jarak
perjalanan, jenis kendaraan, dan emisi yang dihasilkan.
2. WCO dan FO
Dalam system WCO dan FO melalui beberapa tahapan diantaranya pengumpulan
minyak, transportasi, produksi biodiesel dan konsumsi biodiesel. WCO didapat dari
limbah rumah makan, rumah tangga, maupun hotel. Sementara FO didapat dari pabrik
pengolahan ikan. Dampak lingkungan pada tahap raw material dapat dihilangkan
sehingga hanya mempertimbangkan saat transportasi menuju tempat produksi
biodiesel.
Gambar 2.1 menunjukkan batas sistem dari minyak dan residu minyak goreng.
Batas sistem pada produksi minyak menghasilkan WCO yang dikumpulkan dari
restoran, hotel atau rumah tangga dan FO dikumpulkan dari ikan. WCO dan FO adalah
limbah. Minyak murni adalah produk utama yang bisa digunakan untuk makanan resto
atau ikan olahan. Eksekusi dalam produksi minyak menghasilkan emisi ke udara, tanah
dan air yang berupa NH3, NO3-1 , N2O, NOx. Produksi minyak kemudian dapat
digunakan untuk bahan bakar transportasi.
Gambar 2.1 System Boundary of the Life Cycle Assessment of Waste Cooking Oil/ Fish Oil
Biodiesel

3. Biodiesel Production
Produksi biodiesel dilakukan melalui pengolahan minyak, transesterifikasi dan
pemunian biodiesel. Proses ini mengeliminasi by product dengan mengganti proses
untuk menciptakan produk yang sama. Material pembuatan biodiesel ini adalah
methanol, H2SO4, NaOH yang dihasilkan dari limbah pertanian, Pyrite dan NaCl (salt).
Pemurnian biodiesel menghasilkan produk sampingan berupa gliserol yang telah
dimurnikan. Biodiesel juga digunakan untuk bahan bakar transportasi. Pembakaran
biodiesel menghasilkan produk berupa 1 MJ. Terlihat bahwa penggunaan transportasi
dan pembakaran biodiesel menghasilkan emisi berupa CO2, PM, CH3, NOx, N2O dan
VOC.
Dampak lingkungan yang ada dikategorikan menjadi 2, level global (GWP dan POFP) dan
local (AP dan EP). Pembobotan menggunakan AHP mengkuantitatifkan pendapat dari pakar
terhadap setiap dampak dan dapat dihitung Overall Enviromental Impact (OEI) dengan rumus
dibawah. w1, w2, w3, w4, adalah bobot dari setiap parameter lingkungan.

DOE Analysis menggunakan parameter sebagai input. Output dari DOE adalah OEI. DOE
digunakan untuk mengetahui efek dari beberapa faktor dan melihat faktor mana yang signifikan
secara statistik. Hasil dari DOE merupakan suatu model regresi antara faktor X dan model
output Y. Besaran dari koefisien faktor, menandakan seberapa kuat faktor tersebut
berpengaruh. Faktor yang tidak terlalu berpengaruh akan memiliki koefisien mendekati nol.
Dalam perspektif LCA faktor yang ditinjau adalah agriculture yield, seed oil content,
transesterification yield, total transportation, dan biodiesel blend fraction. Gambaran model DEO
dapat dilihat pada Gambar 2.2 dibawah ini.
Gambar 2.2. Schematic Diagram Showing the Integration of LCA, AHP and DOE

3. Hasil dan Pembahasan


a. Hasil LCA pada Kasus Dasar
Kontribusi emisi N2O dan Nox berdasarkan dampaknya, seperti GWP, POFP, AP, dan EP
masing-masing adalah 31,05%, 20,44%, 44,32%, dan 95,89%. emisi N 2O dan Nox dari pertanian
membuat kontribusi besar untuk kategori dampak. Hal ini menghasilkan peningkatan dampak
lingkungan yang signifikan dari perbandingan biodiesel jarak dengan biodiesel WCO dan
biodiesel FO. Jadi, untuk mengurangi emisi dari siklus hidup biodiesel jarak, perlu
meningkatkan teknologi penanaman jarak yang mana berperan penting.
b. Karakterisasi Kategori Dampak Lingkungan
Dalam semua kategori, dampak lingkungan dari biodiesel yang dihasilkan dari FO dan WCO
adalah kurang dari jatropha(minyak jarak). Ini karena FO dapat didapatkan dari minyak limbah
pabrik ikan langsung dan WCO dapat dikumpulkan dari minyak bekas sedangkan minyak jarak
melibatkan beberapa tahap, seperti pertanian, panen, dan ekstraksi minyak dari biji.
c. AHP- Keseluruhan Dampak Lingkungan
Bobot yang dihasilkan dari hasil AHP ditunjukkan pada Tabel 1 menunjukkan bahwa, dalam
penilaian para ahli ini, GWP memainkan peran yang paling penting pada beban lingkungan dan
diikuti oleh AP dan POFP dan EP. Ini berarti GWP memiliki bobot prioritas tertinggi sehubungan
dengan evaluasi lingkungan dari produksi dan penggunaan biodiesel.
Tabel 1. Bobot berdasarkan Kategori Dampak

OEI dari alternatif yang ditunjukkan pada Tabel 2 sebagai skor akhir didasarkan pada
peringkat preferensi dari alternatif. Bahan baku yang paling disukai sehubungan dengan
lingkungan adalah FO diikuti oleh WCO dan jarak.

Tabel 2. Nilai OEI dari setiap elternatif.

d. DOE- Sensitivitas Analisis


Dalam kasus biodiesel jarak, hasil analisis sensitivitas global menunjukkan bahwa, hasil
agricutural, kandungan minyak biji, hasil transesterifikasi, total transportasi dan fraksi
campuran biodiesel memiliki efek signifikan pada dampak lingkungan secara keseluruhan.
Dalam kasus biodiesel WCO, hasil menunjukkan bahwa ada dua faktor, fraksi campuran
biodiesel dan total transportasi yang memiliki efek signifikan pada OEI. Untuk biodiesel FO,
hasil menunjukkan bahwa hanya fraksi biodiesel blend memiliki efek signifikan pada OEI. Untuk
semua bahan baku, fraksi campuran biodiesel selalu ditemukan sebagai parameter yang paling
signifikan. Koefisiennya negatif, sehingga meningkatkan fraksi campuran biodiesel
meningkatkan dampak lingkungan secara keseluruhan dalam semua kasus.

4. Kesimpulan
Hasil dari LCA dapat disimpulkan bahwa Global Warming Potential (GWP), Acidification
Potential (AP), Eutrophication Potential (EP) dan Photochemical Ozone Formation Potential
(POFP) menunjukkan bahwa penggunaan biodiesel sebagai pengganti diesel fosil mungkin
memiliki dampak positif pada lingkungan, terutama jika Fish Oil (FO) dan Waste Cooking Oil
(WCO) digunakan. Penelitian di masa depan dari LCA dapat diperluas dengan mencakup polusi
udara, kontaminasi tanah dan daratan, toksisitas dan ekotoksisitas. Akhirnya, ada potensi untuk
mengembangkan teknik analisis Hybrid Uncer-Tainty yang menggabungkan fitur-fitur terbaik
dari pendekatan DOE dengan metode yang sudah ada.

Anda mungkin juga menyukai