Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKLETAL PADA NN. S DENGAN


DIAGNOSA MEDIS FRAKTUR KOMPLETA ANGULUS MANDIBULA DEXTRA
DI RUANG BEDAH RSUD JENDERAL AHMAD YANI METRO

Disusun Oleh:
1. Zulhikma Awaliyah (1714301013)
2. Nada Nusaibah (1714301001)
3. Okta Rosdiantika (1714301032)
4. Prima Dinar Ainur Rofiq (1714301049)
5. Putri Maharani (1714301023)
6. Aditya Jaka Fernanda (1714301010)
7. Gita Guspita Sari (1714301042)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN


KEMENKES TANJUNGKARANG JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG PRODI
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
TAHUN AKADEMIK 2020
KATA PENGATAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang.
Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur kami atas terselesaikannya makalah Mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah 2 tentang asuhan keperawatan klien yang mengalamiGangguan sistem
muskuloskletal denganDiagnosa medis fraktur mandibula Di ruang bedah RSUD Jenderal Ahmad
Yani.
Sholawat teriring salam semoga tertujukan kepada Nabi ALLAH Muhammad SAW, kepada
Keluarga, Sahabat, Tabi’in,Tabi’ut Tabi’in, hingga kepada orang-orang yang senantiasa
menjalankan Sunnah Beliau.
Ucapan terimakasih pun, kami sampaikan kepada Pembimbing Lahan Kami di Ruang Bedah
yaitu Bapak Ns. Lukman Santoso, S.Kep, dan Pembimbing Akademik kami yaitu Bapak Tori
Rihiantoro, S.Kp., M.Kep yang turut membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan sumber dari berbagai
referensi sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik.
Akhir kata kami berharap semoga Asuhan Keperawatan Klien Yang Mengalami “Gangguan
sistem muskuloskletal dengan Diagnosa medis penyakit fraktur mandibula Di Ruang Bedah RSUD
Jenderal Ahmad Yani” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

    
                                                                                    
 Metro , 1 Maret 2020
    
                                                                              
    Penyusun

DAFTAR ISI

ii
Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Teori................................................................................................1
B. Diagnosis Keperawatan Utama dan Penting..............................................3
C. Rencana Keperawatan……………………………………………………4

BAB II ISI
A. TINJAUAN KASUS.................................................................................6
B. PEMERIKSAAN FISIK............................................................................9
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG............................................................11
D. Daftar Terapi Obat Yang Diberikan........................................................12
E. Analisa Data............................................................................................13
F. Daftar Diagnosa Keperawatan.................................................................16
G. Rencana Keperawatan.............................................................................17
H. Catatan Perkembangan............................................................................22

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN


A. PENGKAJIAN........................................................................................31
B. RENCANA KEPERAWATAN..............................................................31

BAB IV PENUTUP
A. RESUME KLIEN....................................................................................33
B. SARAN & TINDAK LANJUT...............................................................38

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................39

LAMPIRAN.......................................................................................................40

LEMBAR PENGESAHAN

iii
Judul : Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Muskuloskletal Pada Nn. S Dengan
Diagnosa Medis Fraktur Mandibula Di Ruang Bedah Rsud Jenderal Ahmad
Yani Metro
Ruangan : Ruang Diklat RS. Ahmad Yani Metro
Tanggal : 5 Maret 2020

Metro, 1 Maret 2020


Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik,

Ns. Lukman Santoso, S.Kep Tori Rihiantoro, S.Kp., M.Kep

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Dasar Teori
1. Definisi Diagnosa Medis
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Kekuatan otot
dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak di sekitar tulang akan
menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Price dan Wilson, 2006).
Mandibula adalah tulang rahang bawah, tulang yang tidak teratur dan merupakan satu-satunya
tulang kepala yang dapat bergerak (Watson,2002).
Fraktur mandibula adalah rusaknya kontinuitas tulang mandibula yang dapat disebabkan oleh
trauma baik secara langsung atau tidak langsung.

2. Etiologi
Klasifikasi Etiologis:
a. Trauma langsung: benturan pada tulang mengakibatkan fraktur ditempat tersebut.
b. Trauma tidak langsung: tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang jauh dari area
benturan.
c. Fraktur patologis: fraktur yang disebabkan trauma yamg minimal atau tanpa trauma. Contoh
fraktur patologis: Osteoporosis, penyakit metabolik, infeksi tulang dan tumor tulang.

3. Patofisiologi (lampirkan Pathway)


Penyebab fraktur diakibatkan oleh trauma minimal atau tanpa trauma berupa yang disebabkan
oleh suatu proses, yaitu :
· Osteoporosis Imperfekta (kelainan genetika langka pada remaja, tulang rapuh)
· Osteoporosis (penurunan kualitas dan kepadatan massa tulang)
· Penyakit metabolik (makanan, racun, infeksi, dan sebagainya)

Trauma, yaitu benturan pada tulang. Biasanya terjatuh dengan posisi dagu langsung terbentur
dengan benda yang lebih kuat/keras daripada tulang itu sendiri.

PATHWAY

1
4. Manifestasi Klinis
2
a. Tanda dan Gejala
1) Tidak dapat menggunakan anggota gerak
2) Nyeri pembengkakan
3) Terdapat trauma
4) Gangguan fungsi anggota gerak
5) Deformitas
6) Kelainan gerak

b. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
1) X.Ray

2) Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans

3) Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.

4) CCT kalau banyak kerusakan otot

5) Foto panoramic untuk mendapatkan gambaran gigi dan jaringan lunak disekitarnya tentang
sinus maxilaris, posisi gigi, kelainan tulang di daerah mulut.

5. Penatalaksanaan/ Pengobatan
 Konservatif : Immobilisasi, mengistirahatkan daerah fraktur.
 Operatif : dengan pemasangan Traksi, Pen, Screw, Plate, Wire (tindakan Asbarg).

B. Diagnosis Keperawatan Utama dan Penting


1. Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan dengan fraktur mandibula.
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan muskuloskletal.

C. Rencana Keperawatan
Dx 1 :Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)

3
Setelah dilakukan ASKEP 1) Kaji ulang lokasi, intensitas dan tipe nyeri secara
selama 3x24 jam diharapkan keseluruhan
nyeri berkurang / hilang 2) Identifikasi skala nyeri
dengan kriteria hasil 3) Identifikasi nyeri non verbal
- Ekspresi wajah tidak 4) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
meringis. nyeri
- Skala nyeri dari 5 5) Berikan teknik non farmakologis (teknik relaksasi
berkurang menjadi < 3. dan distraksi)
6) Kontrol lingkungan yang memperberat nyeri
7) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
8) Kolaborasi pemberian analgesik 1 x 40 mg,
ceftriaxone 2 kali 1 / 50 mg, dexamethasone 2 x 8
mg, ketorolac 3 x 1 /30 mg.

Dx 2 :Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan dengan fraktur mandibula

Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)


Setelah dilakukan tindakan 1) Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
keperawatan selama 3 kali 24 jam lainnya
diharapkan masalah hambatan 2) Monitor tanda-tanda vital sebelum latihan
mobilitas fisik dapat teratasi kegiatan fisik
dengan kriteria hasil : 3) Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik
- Kemampuan mobilitas klien 4) Monitor kondisi umum selama melakukan
meningkat. latihan fisik
- Klien tidak takut untuk 5) Anjurkan latihan fisik sederhana misal dari
bergerak. tempat tidur ke kursi roda berjalan dari tempat
- Klien mampu beraktivitas tidur ke kamar mandi.
secara bertahap.

DX 3: Defisit perawatan diri berhubungan dengan gangguan muskuloskletal


Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Setelah dilakukan tindakan 1) Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri
keperawatan selama 3 kali 24 jam sesuai usia

4
diharapkan klien dapat melakukan 2) Monitor tingkat kemandirian
kebersihan diri dengan bantuan 3) Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan
perawat klien dapat melakukan diri terutama membersihkan bagian mulut
kebersihan diri secara mandiri client
4) Siapkan keperluan pribadi air untuk umur
gunakan obat kumur seperti listerine dan
spuit 10 cc
5) Dampingi dalam melakukan perawatan diri
sampai mandiri
6) Jadwalkan rutinitas perawatan diri sesuai
kemampuan.

BAB II
ISI
A. TINJAUAN KASUS
1. Identitas Klien

5
Nama : Nn. S
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Pelajar
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Siswi
Tgl masuk RS : 13 Februari 2020 Waktu : 01.30 WIB
Ruangan : Bedah
Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Alamat : Sukadana, Lampung Timur
Tanggal Pengkajian : 17 Februari 2020

2. Analisa Kasus
Klien memasuki rumah sakit pada tanggal 13 Februari 2020 pukul 01.30 WIB melalui IGD
dengan kesadaran composmentis. Ketika dikaji klien sudah dilakukan operasi rahang bawah
bagian kanan. Keluarga klien keluarga pasien mengatakan pasien mengalami patah tulang
rahang dan mengalami nyeri sedang dengan skala 5. pasien mengalami kecelakaan sepeda motor
saat pergi ke rumah temannya pada tanggal 13 Februari 2020, kurang lebih 5 hari yang lalu jam
7 malam. Keluarga klien mengatakan klien jatuh dengan posisi tengkurap dan bagian dagu yang
pertama jatuh dan terbentur. Nyeri Terasa seperti masih disayat-sayat.

3. Keluhan Klien Saat ini : keluarga pasien mengatakan pasien mengalami patah tulang rahang dan
mengalami nyeri sedang dengan skala 5. pasien mengalami kecelakaan sepeda motor saat pergi
ke rumah temannya pada tanggal 13 Februari 2020 detik kurang lebih 5 hari yang lalu jam 7
malam. Keluarga klien mengatakan klien jatuh dengan posisi tengkurap dan bagian dagu yang
pertama jatuh dan terbentur. Nyeri Terasa seperti masih disayat-sayat.

4. Riwayat Kesehatan Dahulu


Keluarga klien mengatakan bahwa klien sebelumnya pernah dirawat inap RS Ahmad Yani
selama 3 hari dan di Mardiwaluyo selama 2 hari Karena kecelakaan dan luka di kepala sekitar 2
tahun yang lalu.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


6
Klien mengatakan ada anggota keluarga yang memiliki riwayat penyakit hipertensi yaitu
ayahnya.

6. Riwayat Kebiasaan & Psikososial


Sebelum sakit keluarga pasien mengatakan bahwa pasien saat sehat sering main bersama teman-
temannya. Saat sakit pasien terlihat lemah dan Hanya berbaring di tempat tidur.

7. Riwayat Alergi & Obat-obatan


Klien tidak memiliki riwayat alergi dan obat-obatan

8. Tanda-tanda Vital
TD : 120/80 mmhg,
Frekuesi nafas : 20x/menit
Suhu : 36,2 0C
Nadi : 98x/menit, irama : teratur
Saturasi Oksigen : 98%
Nyeri : Skala 5

9. Pengkajian Kebutuhan Dasar dan Pola Funsional


a. Pola/ Kebutuhan Oksigen
Klien tidak terpasang oksigen, saturasi oksigen normal yaitu 98%. RR normal yaitu 20 kali
per menit.

b. Pola/ Kebutuhan Nutrisi & Metabolik


keluarga klien mengatakan sebelum sakit klien makan 3 Kali sehari. Klien makan sayur dan
lauk pauk, sedangkan saat sakit klien hanya menghabiskan 1 gelas (250 ml) makanan cair
sehari melalui NGT.

c. Pola/ Kebutuhan Istirahar dan Tidur


Sebelum sakit keluarga klien mengatakan Pasien tidur malam kurang lebih 6 sampai 7 jam
dimulai pukul 22.00 sampai 05.00 WIB sebelum selama sakit keluarga klien mengatakan
klien bisa tidur jika setelah minum obat dan jika nyeri kambuh Klien terbangun Klien tidur
kurang lebih hanya 4 jam.

d. Pola/Kebutuhan Cairan dan Elektrolit


7
Nn. S diberi minum oleh perawat melalui NGT sehari kurang lebih 1500 cc. Terpasang cairan
infus RL 20 TPM (500 cc) 3 kali pemberian perhari
Output :
Urine = 1500 cc,
IWL = 15 X 45 = 675.

Input :
Minum = 1200 cc
RL = 1500 Cc

Sehingga balance cairan :


Input - Output
2700 cc - 2175 Cc = 525 cc

e. Pola/ Kebutuhan Aman dan Nyaman


Klien mengatakan tidak nyaman dengan keadaannya sekarang dan terasa kaku pada bagian
rahang kanan bawah, karena ada luka operasi sehingga jarang digerakkan. Dan klien merasa
nyeri, nyeri seperti di sayat sayat dengan skala 5.

f. Pola/Kebutuhan Aktivitas
Sebelum sakit aktifitas klien sebagai siswi di SMA Sukadana. Selama sakit, klien tidak
melakukan aktivitas karena klien merasa nyeri pada bagian rahangnya dan takut untuk
melakukan aktivitas.

g. Pola/ Kebutuhan Eliminasi


Dirumah sebelum sakit klien BAK dan BAB lancer, saat klien dirumah sakit, Klien baru 5
kali BAK setelah operasi dengan dibantu orangtua nya menggunakan pispot, kurang lebih
urin yang dikeluarkan sebanyak 1 gelas aqua (300 cc)/BAK. sehingga urine yang
dikeluarkan kurang lebih 1500 cc, klien tidak terpasang kateter. Klien belum BAB selama
pasien post OP.

h. Pola/ Kebutuhan Belajar


Keluarga klien mengatakan jika Nn. S nyeri, keluarga klien menaikkan atau meninggikan kepala
dengan tumpukan bantal. Karena jika terlentang nyeri pada bagian rahang yang baru saja
dioperasi semakin terasa.
8
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Status Kesehatan Umum.
Klien memiliki kesadaran composmentis, E: 4 M: 6 V : 5. Keadaan umum klien lemah.

2. Kulit : Tidak ada sianosis, turgor kulit baik, kulit teraba lembab, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
Lesi dan kemerahanklien memiliki warna kulit kuning langsat, titik CRT 2 detik, akral pasien
dingin.

3. Kepala : Keadaan kepala klien simetris, terdapat pembengkakan di bagian pipi kanan terdapat
luka di bagian hidung mata klien normal terhadap rangsang cahaya pupil isokor, konjungtiva
tidak anemis, klient dapat mengedipkan mata, kening berkerut menahan nyeri titik telinga klien
simetris terdapat luka operasi di rahang bawah bagian kanan. Adanya nyeri tekan.

4. Leher : Bentuk leher simetris, tidak terdapat distensi vena jugularis, tidak ada pembesaraan
tongsil.

5. Dada/Thorax (Jantung & Paru):


(Paru-paru)
I : Dada klien simetris, tidak ada lesi, RL 20 kali per menit di, menggunakan otot-
otot pernapasan dada pengembangan paru simetris.
P : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, vocal fremitus kok dalam kurung
getaran nafas antara kanan dan kiri sama.
P : Suara paru Sonor.
A : Suara nafas normal, tidak ada ronchi + dan wheezing +.
(Thorax/jantung)
Ic tidak tampak, pada saat perkusi bunyi pekak dan batas jantung tidak melebar dalam kurung
normal, bunyi jantung 1 dan 2 reguler terdengar lup dup tidak ada suara tambahan seperti
murmur dan gallop.

6. Payudara
Tidak ada lesi tidak ada nyeri, tidakada massa atau benjolan.

7. Abdomen
9
I : Bentuk abdomen simetris tidak ada Lesi dan pembengkakan.
P : Tidak ada nyari tekan, tidak ada masa.
P : Tidak ada pembesaran pada hati suara timpani.
A : Bising usus 9 kali per menit.

8. Punggung & Tulang Belakang : lien mengatakan tidak ada keluhan pada punggung dan tulang
belakang.

9. Panggul & Genetalia: tidak ada keluhan pada daerah genetalia. klien tidak terpasang kateter.

10. Ekstremitas:
Nn. S terlihat aktif menggerakkan kedua tangan. Sedangkan kedua kakinya dapat melawan
tahanan pemeriksa tetapi tidak tahan lama karena masih lemas. Tidak ada Lesi dan
pembengkakan pada ekstremitas atas dan bawah.

C. PENGKAJIAN NEUROLOGI
1. Orientasi Orang, Tempat dan Waktu
Nn. s mengenali keluarganya, kalian sadar bahwa sekarang ia sedang berada di rumah sakit.

2. Memori Jangka Pendek, Sedang dan Panjang


Tidak keluhan dan tidak dilakukan pengkajian.

3. 12 syaraf kranialis :
1) Saraf olfaktorius : klien dapat mencium bau minyak kayu putih.
2) Saraf optikus (N II ) : klien dapat melihat dengan jelas.
3) Saraf glosofaringeal : klien tidak bisa mencicipi dan menelan makanan
4) Saraf facialis : saraf wajah bagian mulut (rahang bawah kanan)
tidak bisa miring salah satu sisi yaitu sisi kanan.
5) Saraf trigeminal : klien merasa kesulitan untuk mengunyah dan
menelan karena ada luka post operasi di rahang
bawah kanan.

4. Tanda Perangsangan meningeal


1) Raku kudu : Ada.
2) Laseque : Klien dapat meluruskan dan dapat berbaring badannya.
10
3) Kerning : Kaki klien dapat ditekuk tanpa bantuan.
4) Brunzki 1 : Kedua tungkai dapat Flexi tanpa bantuan.
5) Brunzki 2 : Kedua tungkai klien dapat diluruskan.

5. Kekuatan otot :
5 5
4 4

6. Pemeriksaan Tendo Dalam


Tidak keluhan pada tendo dalam klien.

7. Pemeriksaan Refleks Patologis


1) Reflek Hoffman : Klien dapat merasakan jarinya dijepit dengan jari
perawat.
2) Tromner : Klien merasakan refleks saat ujung jari disentuh.
3) Babinski : Klien merasakan geli saat telapak kaki disentuh
dengan pena.

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Cek Laboratorium Hasil Nilai normal
Hematologi :
HB 14,3 g/dl 12-16 g/dl
Leukosit 22,22103/µl 5-10 103/µl
Eritrosit 4,07 10/ µl 3,08-5-05 10/ µl
Trombosit 429103/µl 150-450 103/µl
Hematokrit 33,4 % 37-48 %
Saturasi 98
Ureum 22,1
Kreatinin 0,99
11
GDS 118 mg/dl

Radiologi
1. Water’s view (foto sinus paranasal)
- Tampak garis lusen di angulus mandibula dextra dan inferior orbital rim dextra.
- Tampak perselubungan intrasinus maxilaris bilateral
- Tak dapat deviasi septumnasi
Kesan : Fraktur angulus mandibula dextra dengan kecurigaan fraktur inferior orbital
rim dextra disertai perdarahan.
2. Foto panoramic
- Fraktur kompleta angulus mandibula dextra, aposisi dan alignment kurang.
- Impacted.
- Periradiculitis.

E. DAFTAR TERAPI / PENGOBATAN YANG DIBERIKAN


1. Terpasang infus RL 20 tpm
2. OMZ IV 1x40mg pukul 10.00
3. Ceftriaxone 2x500mg pada pukul 10.00 dan 22.00
4. Dexametasone 2x8mg pada pikul 10.00 dan 22.00
5. Ketrolac 3x30mg pada pukul 10.00, 18.00 dan 02.00
6. Diit makanan cair
7. Perawatan luka.
Terapi Obat :
NAMA DOSIS MULAI INDIKASI EFEK
RUTE PEMBERIAN (lihat DOI) SAMPING
PEMBERIAN (lihat DOI)
OMZ 1.1 / IV/40mg 13-19 Untuk Nyeri perut,
(Omeprazole) Februari 2020 mengobati sakit kepala
mual dan
muntah
(gangguan
lambung)
Cefoperazone 1 2.1 / IV/500mg 13-19 Antibiotic Sesak napas,

12
gr inj. Februari 2020 untuk demam,
menangani menggigil, mual
infeksi karena
bakteri
Dexamethasone 2.1 / IV / 8mg 13-19 Omeprazole Demam.
Februari adalah obat Gejala flu,
2020Oktober untuk seperti hidung
2019 mengatasi tersumbat,
gangguan bersin-bersin,
lambung, sakit
seperti tenggorokan.
penyakit asam Sakit perut,
lambung dan buang angin.
tukak Mual, muntah,
lambung. diare ringan;
atau.
Sakit kepala
ketrolac 3.1 / IV / 30mg 13-19 Untuk
Februari 2020 mengatasi
nyeri

Terapi diit :
Makanan Cair (MC)

8. ANALISA DATA
FORMAT ANALISIS DATA
Nama Klien : Nn. S

Dx. Medis : Fraktur Mandibula

Ruang : Bedah

No. MR :383 794

TANGGAL MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
JAM KEPERAWATAN
1. 17 Februari 2020 DS : Nyeri akut Agen cedera
fisik.
14.00 WIB - Klien mengatakan
13
nyeri pada luka post
operasi hari kedua
pada rahang bawah
bagian kanan.
- Nyeri masih terasa
seperti disayat-sayat.
- Klien mengeluh sulit
tidur karena terasa
nyeri.

DO :

- Tampak Luka
operasi di rahang
kanan bawah
- Klien tampak
meringis
- TD: 120/80 mmhg
nadi 97x/mnt.
RR: 20x/mnt.
Skala nyeri 5.
- Klien tampak takut
menggerakkan
kepala dan leher.
2. 17 Februari 2020 DS : Gangguan mobilitas Fraktur
fisik mandibula.
14.00 WIB - Keluarga klien
mengtakan klien
takut untuk
bergerak aktif
karena terasa
nyeri pada luka
post operasi di
rahang kanan.
- Keluarga klien
mengatakan klien

14
merasa lehernya
kaku karena
terlalu tegang dan
takut digerakkan.

DO :
- Klien hanya
melakukan
aktivitas Diatas
tempat tidur.
- Kekuatan otot

5 5
4
4 4

- Klien tampak
lemah
- Aktivitas klien
dibantu oleh
perawat/keluargny
a.
- Klien tampak
membatasi
gerakan.

3. 17 Februari 2020 DS : Defisit perawatan Kelemahan


diri
14.00 WIB - Keluarga klien
mengatakan klien
tidak mampu
untuk berjalan ke
kamar mandi.
- Klien merasa
lemas dan merasa

15
nyeri untuk
bergerak.

DO :
- Klien tampak
belum dimandikan
oleh keluarga nya.
- Rambut klien
terlihat adanya
Bekas darah Post
oerasi fraktur
mandibula.

9. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Klien : Nn. S

Dx. Medis : Fraktur Mandibula

Ruang : Ruang Bedah

No. MR : 383 794

HARI KE-1 : Tanggal 17-02-2020


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur mandibula

16
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan. .

HARI KE-2 : Tanggal 18-02-2020


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur mandibula
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan. .

HARI KE-3 : Tanggal 19-10-2020


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan fraktur mandibula

10. RENCANA KEPERAWATAN

FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Nn. S


Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Ruang : Ruang Bedah
No. MR : 383 794
No Tang Diagnosa Tujuan Rencana Rasional
gal Keperawatan ( SMART ) Tindakan Para
dan Data f

17
Penunjang
1. 17- Nyeri aakut b.d Setelah - Kaji ulang 1. Untuk
02- agen cedera fisik dilakukan lokasi, mengetahu
2020 tindakan intensitas i frekuensi,
DS :
keperawatan dan tipe tipe nyeri
- Klien
selama 3 kali nyeri secara secara
mengatakan
24 jam keseluruhan. keseluruha
nyeri pada
diharapkan - Identifikasi n
luka post
nyeri skala nyeri. 2. Untuk
operasi hari
berkurang atau - Identifikasi mengetahui
kedua pada
hilang dengan nyeri non skala nyeri
rahang bawah
kriteria hasil verbal. klien yaitu 5
bagian
- Ekspresi - Identifikasi 3. Mengetahui
kanan
wajah tidak pengetahuan tindakan
- Nyeri masih
meringis dan klien
terasa seperti
- Skala nyeri keyakinan nonverbal
disayat-sayat.
dari 5 tentang yaitu dengan
- Klien
berkurang nyeri. meringis
mengeluh
menjadi 3 - Berikan 4. Untuk
sulit tidur
teknik non mengurangi
karena terasa
farmakologis nyeri
nyeri.
(teknik 5. Memberikan
DO : relaksasi dan pengobatan

distraksi). yang
- Tampak Luka
- Kontrol terkolaborasi
operasi di
lingkungan untuk
rahang kanan
yang memaksimal
bawah
memperberat kan
- Klien tampak
nyeri. kesehatan
meringis
- Anjurkan pasien
- TD: 120/80
terutama
mmhg memonitor
meminimalk
- Nadi 97x/mnt. nyeri secara
an nyeri.
RR: 20x/mnt mandiri.

- Skala nyeri 5 - Kolaborasi


pemberian
18
- Klien tampak analgesik
takut 1x40 mg,
menggerakka ceftriaxone
n kepala dan 2x500 mg,
leher. Dexamethas
one 2x8mg,
ketorolac
3x30 mg.

19
FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Nn. S


Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Ruang : Ruang Bedah
No. MR : 383 794

Diagnosa
Keperawatan Tujuan Rencana Pa
No Tanggal Rasional
dan Data ( SMART ) Tindakan raf
Penunjang
2. 17-02- Gangguan Setelah - Identifikasi 1. Mengetahui
2020 mobilitas fisik dilakukan adanya nyeri adanya nyeri
berhubungan tindakan atau keluhan di bagian
dengan fraktur keperawatan fisik lainnya tertentu
mandibula selama 3 kali - Monitor tanda- 2. Mengetahui
DS : 24 jam tanda vital tanda tanda
- Keluarga diharapkan sebelum latihan vital klien
klien masalah kegiatan fisik dengan TD
mengtakan hambatan - Fasilitasi 120/80
klien takut mobilitas melakukan mmHg, RR 20
untuk fisik dapat mobilisasi fisik x/mnt, Nadi 98
bergerak aktif teratasi - Monitor x/mnt, SPO2
karena terasa dengan kondisi umum 98%.
nyeri pada kriteria selama 3. Mengetahui
luka post hasil : melakukan bahwa klien
operasi di - Kemampu latihan fisik mampu
rahang kanan. an - Anjurkan melakukan
- Keluarga mobilitas latihan fisik latihan
klien klien sederhana misal aktifitas fisik
mengatakan meningkat dari tempat
klien merasa - Klien tidur ke kursi
lehernya kaku tidak roda berjalan
karena terlalu takut dari tempat
tegang dan untuk tidur ke kamar
20
takut bergerak mandi.
digerakkan. - Klien
mampu
DO : beraktivit
- Klien hanya as secara
melakukan bertahap
aktivitas di
atas tempat
tidur.
- Kekuatan otot
5 5
4
4 4
-
- Klien tampak
lemah
- Aktivitas
klien dibantu
oleh
perawat/kelua
rganya.
- Klien tampak
membatasi
gerakan.

21
FORMAT RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Klien : Nn. S


Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Ruang : Ruang Bedah
No. MR : 383 794

Diagnosa
Tangg Tujuan Rencana
No Keperawatan dan Rasional Paraf
al ( SMART ) Tindakan
Data Penunjang
3 17-02- Defisit perawatan Setelah - Identifika 1. Mengetahui
2020 diri berhubungan dilakukan si kebiasaan
dengan kelemahan tindakan kebiasaan aktivitas
keperawatan aktivitas perawatan
DS :
selama 3 kali perawata diri klien
- Keluarga klien
24 jam n diri selama post
mengatakan
diharapkan sesuai op di rumah
klien tidak
klien dapat usia sakit.
mampu untuk
melakukan - Monitor
berjalan ke
kebersihan tingkat 2. Untuk
kamar mandi
diri dengan kemandiri mengetahui
- Klien merasa
bantuan an perkembang
lemas dan
perawat klien - Identifika an
merasa nyeri
dapat si kemandirian
untuk bergerak
melakukan kebutuha klien
kebersihan n alat terhadap
DO :
diri secara bantu perawatan
- Klien tampak
mandiri kebersiha diri.
belum
n diri 3. Supaya
dimandikan
terutama mulut klien
oleh keluarga
membersi terasa dan
nya.
hkan tampak
- Rambut klien segar setelah
bagian
terlihat adanya berkumur
mulut
Bekas darah dengan obat
klient
22
Post oerasi - Siapkan kumur
fraktur keperluan seperti
mandibula. pribadi listerin.
air untuk 4. Agar
umur klien
gunakan dapat
obat berpind
kumur ah
seperti tempat
Listerine secara
dan spuit mandiri.
10 cc 5. Agar
- Dampingi keluarga
dalam mampu
melakuka mengidentifi
n kasi aktivitas
perawata yang dapat
n diri dilakukan
sampai secara
Mandiri mandiri.
- Jadwalka
n rutinitas
perawata
n diri
sesuai
kemampu
an

23
11. CATATAN PERKEMBANGAN

FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Nn. S


Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Ruang : Ruang Bedah
No. MR : 383 794
No. Implementasi
No Tanggal Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep Hasil )
1. 17-02-2020 1 - Mengkaji ulang S:
lokasi, intensitas 1. Klien masih merasa nyeri
dan tipe nyeri saat ditanya klien
secara keseluruhan menganggukkan kepala
- Mengidentifikasi karena belum berani
skala nyeri berbicara pada luka post
- Mengidentifikasi operasi di rahang bawah
nyeri non verbal kanan.
- Mengidentifikasi 2. Nyeri masih terasa disayat-

pengetahuan dan sayat

keyakinan tentang
O:
nyeri
- Memberikan teknik 1. Klien masih tampak

non farmakologis meringis menahan nyeri

(teknik relaksasi 2. TD 120/80 mmhg

dan distraksi) 3. Nadi 97x/mnt

- Mengontrol 4. RR 20x/mnt

lingkungan yang 5. Skala nyeri 5

memperberat nyeri A : Nyeri akut belum teratasi


- Menganjurkan
P:
memonitor nyeri
secara mandiri 1. Identifikasi skala nyeri
- Mengkolaborasi 2. Identifikasi nyeri non
pemberian verbal
24
analgesik 1 x 40 3. Berikan teknik non
mg, ceftriaxone farmakologis (teknik
2x500 mg, relaksasi dan distraksi)
Dexamethasone 4. Kontrol lingkungan yang
2x8mg, ketorolac memperberat nyeri
3x30 mg. 5. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
6. Kolaborasi pemberian
analgesik 1 x 40 mg,
ceftriaxone 2x50 mg,
Dexamethasone 2x8mg,
ketorolac 3x30 mg.

25
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Nn. S


Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Ruang : Ruang Bedah
No. MR : 383 794

No. Implementasi
No Tanggal Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep Hasil )
2 17-02-2020 2 - Mengidentifikasi S:
adanya nyeri atau 1. Keluarga klien mengatakan
keluhan fisik klien takut untuk bergerak
lainnya aktif karena masih terasa
- Memonitor tanda- nyeri
tanda vital sebelum 2. Keluarga klien mengatakan
latihan kegiatan leher klien masih terasa
fisik kaku dan terlalu tegang dan
- Memfasilitasi takut digerakkan
melakukan O:
mobilisasi fisik 1. Klien masih melakukan
- Memonitor kondisi aktivitas di tempat tidur

umum selama 2. Kekuatan otot

melakukan latihan 5 5

fisik 4 4

- Menganjurkan 3. Klien masih terlihat tampak

latihan fisik lemah

sederhana misal dari 4. Aktivitas masih dibantu


tempat tidur ke perawat/keluarganya.

kursi roda berjalan A: gangguan mobilitas fisik


dari tempat tidur ke belum teratasi
kamar mandi.

P:
1. Monitor tanda-tanda vital

26
sebelum latihan kegiatan
fisik.
2. Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik.
3. Monitor kondisi umum
selama melakukan latihan
fisik.
4. Anjurkan latihan fisik
sederhana misal dari
tempat tidur ke kursi roda
berjalan dari tempat tidur
ke kamar mandi.

27
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Nn. S
Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Ruang : Ruang Bedah
No. MR : 383 794

Implementasi
No. Dx.
o Tanggal ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep
Hasil )
17-02- 3 - Mengidentifikasi S:
2020 kebiasaan 1. Keluarga klien
aktivitas mengatakan klien tidak
perawatan diri mampu berjalan ke
sesuai usia. kamar mandi
- Memonitor 2. Klien merasa lemas dan
tingkat merasa nyeri untuk
kemandirian. bergerak
- Mengidentifikasi
O:
kebutuhan alat
1. Klien tampak lusuh dan
bantu kebersihan
terlihat belum
diri terutama
dimandikan oleh
membersihkan
keluarganya
bagian mulut
2. Rambut klien terlihat ada
klient.
bekas darah post operasi
- Menyiapkan
keperluan pribadi
A:
air untuk umur
Defisit perawatan diri belum
gunakan obat
teratasi
kumur seperti
Listerine dan
P:
spuit 10 cc.
1. Monitor tingkat kemandirian
- Mendampingi
2. Identifikasi kebutuhan alat
dalam bantu kebersihan diri
melakukan
28
perawatan diri terutama membersihkan
sampai mandiri. bagian mulut client
- Menjadwalkan 3. Siapkan keperluan pribadi
rutinitas air untuk umur gunakan obat
perawatan diri kumur seperti Listerine dan
sesuai spuit 10 cc.
kemampuan. 4. Dampingi dalam melakukan
perawatan diri sampai
mandiri.
5. Jadwalkan rutinitas
perawatan diri sesuai
kemampuan

29
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Klien : Nn. S
Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Ruang : Ruang Bedah
No. MR : 383 794

Implementasi
No. Dx.
Tanggal ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep
Hasil )
18-02-2020 1 1. Mengidentifikasi S:
skala nyeri 1. Klien merasa nyeri pada luka
2. Mengidentifikasi post operasi berkurang
nyeri non verbal sedikit
3. Memberikan
O:
teknik non
1. Klien masih tampak sedikit
farmakologis
meringis
(teknik relaksasi
2. Skala nyeri 4
dan distraksi).
4. Mengontrol A:
lingkungan yang Nyeri akut teratasi sebagian
memperberat P:
nyeri . 1. Mengidentifikasi skala nyeri
5. Menganjurkan 2. Menganjurkan memonitor
memonitor nyeri nyeri secara mandiri
secara mandiri. 3. Mengkolaborasi pemberian
6. Mengkolaborasi analgesik 1 x 40 mg,
pemberian ceftriaxone 2x500 mg,
analgesik 1 x 40 Dexamethasone 2x8mg,
mg, ceftriaxone ketorolac 3x30 mg.
2x500 mg,
Dexamethasone
2x8mg,
ketorolac 3x30
mg.

30
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Nn. S


Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Ruang : Ruang Bedah
No. MR : 383 794

No. Implementasi
No Tanggal Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep Hasil )
5. 18-02- 2 1. Memonitor tingkat S:
2020 kemandirian 1. Kaki dan tangan pasien sudah mulai
2. Mengidentifikasi mampu bergerak
kebutuhan alat bantu 2. Leher bagian rahang masih terasa
kebersihan diri kaku
terutama
O:
membersihkan bagian
1. Klien masih melakukan aktivitas di
mulut klien.
tempat tidur
3. Menyiapkan
2. Kekuatan otot
keperluan pribadi air
5 5
untuk umur gunakan
4 4
obat kumur seperti
3. Klien sudah bisa memegang benda
Listerine dan spuit 10
namun masih dibantu keluarganya
cc.
4. Mendampingi dalam
A:
melakukan perawatan
Gangguan mobilitas fisik teratasi
diri sampai mandiri.
sebagian
5. Menjadwalkan
rutinitas perawatan
P:
diri sesuai
1. Monitor tingkat kemandirian.
kemampuan.
2. Jadwalkan rutinitas perawatan diri
sesuai kemampuan.
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

31
Nama Klien : Nn. S
Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Ruang : Ruang Bedah
No. MR : 383 794

No. Implementasi
No Tanggal Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep Hasil )
6. 18-02- 3 1. Monitor tingkat S:
2020 kemandirian 1. Klien bisa kekamar mandi tetapi
2. Siapkan keperluan dengan bantuan keluarga
pribadi air untuk
umur gunakan O:
obat kumur seperti 1. Klien tampak segar dan bersih
Listerine dan spuit
10 cc. A:
3. Dampingi dalam Defisit perawatan diri teratasi
melakukan
perawatan diri P:
sampai mandiri. Hentikan intervensi
4. Jadwalkan
rutinitas perawatan
diri sesuai
kemampuan.

32
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Nn. S


Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Ruang : Ruang Bedah
No. MR : 383 794

No. Implementasi
No Tanggal Dx. ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep Hasil )
6. 19-02-2020 1 1. Mengidentifikasi S:
skala nyeri 1. Klien sudah terbiasa dengan
2. Menganjurkan nyerinya
memonitor nyeri 2. Nyeri berkurang
secara mandiri
O:
3. Mengkolaborasi
pemberian 1. Klien tampak jarang
analgesik 1x40 mg, meringis
ceftriaxone 2x500 2. Skala nyeri < 2
mg,
Dexamethasone A:
2x8mg, ketorolac Nyeri teratasi Teratasi
3x30 mg.
P:
Hentikan intrevensi (pasien
pulang)

33
FORMAT CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Klien : Nn. S


Dx. Medis : Fraktur Mandibula
Ruang : Ruang Bedah
No. MR : 383 794

Implementasi
No. Dx.
No Tanggal ( Respon dan atau Evaluasi ( SOAP ) Paraf
Kep
Hasil )
. 19-02-2020 2 1. Monitor tingkat S:
kemandirian 1. Kaki dan tangan klien
2. Jadwalkan sudah terbiasa bergerak
rutinitas aktif
perawatan diri 2. Bagian rahang dan leher
sesuai sudah mulai bisa menoleh
kemampuan. kekanan dan kiri

O:

1. Kekuatan otot
5 5
5 5
2. Klien dapat berjalan
dengan bantuan keluarga

A:
Gangguan mobilitas fisik
teratasi

P:
Hentikan intrevensi (pasien
pulang)

BAB III
34
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. PENGKAJIAN
Dibahas data abnormal yang ditemukan dalam pengkajian dan dilakukan analisa dan pembahasan
Data abnormal yang ditemukan saat pengkajian klien;
1. Ekstermitas
Nn. S terlihat aktif menggerakkan kedua tangan. Sedangkan kedua kakinya dapat melawan tahanan
pemeriksa tetapi tidak tahan lama karena masih lemas. Tidak ada Lesi dan pembengkakan pada
ekstremitas atas dan bawah.

2. Syaraf cranial mulut dan leher


- Saraf Glosofaringeal : klien tidak bisa mencicipi dan menelan makanan
- SaraF Facialis : saraf wajah bagian mulut (rahang bawah kanan) tidak bisa miring Salah satu sisi
yaitu sisi kanan.
- Saraf Trigeminal : klien merasa kesulitan untuk mengunyah dan menelan karena ada luka post
operasi di rahang bawah kanan.

B. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan Rasional
1. Kaji ulang lokasi, intensitas 1. Untuk mengetahui
Nyeri akut berhubungan dan tipe nyeri secara frekuensi, tipe nyeri
dengan agen cedera fisik keseluruhan. secara keseluruhan
2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengetahui skala
3. Identifikasi nyeri non verbal nyeri klien yaitu 5
4. Identifikasi pengetahuan dan 3. Mengetahui tindakan
keyakinan tentang nyeri klien nonverbal yaitu
5. Berikan teknik non dengan meringis
farmakologis (teknik 4. Untuk mengurangi nyeri
relaksasi dan distraksi) 5. Memberikan pengobatan
6. Kontrol lingkungan yang yang terkolaborasi untuk
memperberat nyeri memaksimalkan kesehatan
7. Anjurkan memonitor nyeri pasien terutama
secara mandiri meminimalkan nyeri.
8. Kolaborasi pemberian
analgesik 1x40 mg,
35
ceftriaxone 2x500 mg,
Dexamethasone 2x8mg,
ketorolac 3x30 mg.

1. 1. Identifikasi adanya nyeri atau 1. Mengetahui adanya nyeri di


Gangguan mobilitas fisik keluhan fisik lainnya bagian tertentu
berhubungan dengan 2. Monitor tanda-tanda vital 2. Mengetahui tanda tanda vital
kelemahan sebelum latihan kegiatan klien dengan TD 120/80
fisik mmHg, RR 20 x/mnt, Nadi
3. Fasilitasi melakukan 98 x/mnt, SPO2 98%.
mobilisasi fisik 3. Mengetahui bahwa klien
4. Monitor kondisi umum mampu melakukan latihan
selama melakukan latihan aktifitas fisik
fisik
5. Anjurkan latihan fisik
sederhana misal dari tempat
tidur ke kursi roda berjalan
dari tempat tidur ke kamar
mandi.

Defisit perawatan diri 1. Identifikasi kebiasaan 1. Mengetahui kebiasaan


berhubungan dengan aktivitas perawatan diri sesuai aktivitas perawatan diri klien
gangguan mobilitas fisik usia selama post op di rumah sakit
2. Monitor tingkat kemandirian 2. Untuk mengetahui
3. Identifikasi kebutuhan alat perkembangan kemandirian
bantu kebersihan diri terutama klien terhadap perawatan diri
membersihkan bagian mulut 3. Supaya mulut klien terasa
klien dan tampak segar setelah
4. Siapkan keperluan pribadi air berkumur dengan obat kumur
untuk umur gunakan obat seperti listerin
kumur seperti listerine dan 4. Agar klien dapat
spuit 10 cc berpindah tempat secara
5. Dampingi dalam melakukan mandiri.
perawatan diri sampai mandiri 5. Agar keluarga mampu
6. Jadwalkan rutinitas perawatan mengidentifikasi aktivitas

36
diri sesuai kemampuan yang dapat dilakukan secara
mandiri.

BAB IV
PENUTUP

37
A. RESUME KLIEN
Klien memasuki rumah sakit pada tanggal 13 Februari 2020 pukul 01.30 WIB melalui IGD dengan
kesadaran composmentis. Ketika dikaji klien sudah dilakukan operasi rahang bawah bagian kanan.
Keluarga klien keluarga pasien mengatakan pasien mengalami patah tulang rahang dan mengalami nyeri
sedang dengan skala 5. pasien mengalami kecelakaan sepeda motor saat pergi ke rumah temannya pada
tanggal 13 Februari 2020, kurang lebih 5 hari yang lalu jam 7 malam. Keluarga klien mengatakan klien
jatuh dengan posisi tengkurap dan bagian dagu yang pertama jatuh dan terbentur. Nyeri Terasa seperti
masih disayat-sayat.

Dengan pengkajian lebih lanjut ditemukan Data Sebagai Berikut:

Data Subyektif:
- Klien mengatakan nyeri pada luka post operasi hari kedua pada rahang bawah bagian kanan.
- Nyeri masih terasa seperti disayat-sayat.
- Klien mengeluh sulit tidur karena terasa nyeri.
- Keluarga klien mengtakan klien takut untuk bergerak aktif karena terasa nyeri pada luka post operasi
di rahang kanan.
- Keluarga klien mengatakan klien merasa lehernya kaku karena terlalu tegang dan takut digerakkan.
- Keluarga klien mengatakan klien tidak mampu untuk berjalan ke kamar mandi.
- Klien merasa lemas dan merasa nyeri untuk bergerak

Data Obyektif:
- Tampak Luka operasi di rahang kanan bawah
- Klien tampak meringis
- TD: 120/80 mmhg - nadi 97x/mnt. RR: 20x/mnt
- Skala nyeri 5
- Klien tampak takut menggerakkan kepala dan leher
- Klien hanya melakukan aktivitas Diatas tempat tidur.
- Kekuatan otot

5 5
4 4

- Klient tampak lemah


38
- Aktivitas klien dibantu oleh perawat/keluarganya.
- Klien tampak membatasi gerakan.
- Klien tampak belum dimandikan oleh keluarga nya.
- Rambut klien terlihat adanya Bekas darah Post oerasi fraktur mandibula.

Dengan dikelompokannya data-data yang telah diperoleh untuk penegakan diagnosa, maka kami
mendapatkan 3 buah diagnosa untukklien tersebut yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan fraktur mandibula

Dengan ditegakannya diagnosa keperawatan tersebut maka tersusunlah rencana untuk masing diagnosa
pada klien:
Diagnosa Keperawatan Rencana keperawatan Rasional
Nyeri akut berhubungan 1. Kaji ulang lokasi, intensitas 1. Untuk mengetahui
dengan agen cedera fisik dan tipe nyeri secara frekuensi, tipe nyeri secara
keseluruhan keseluruhan
2. Identifikasi skala nyeri 2. Untuk mengetahui skala
3. Identifikasi nyeri non verbal nyeri klien yaitu 5
4. Identifikasi pengetahuan dan 3. Mengetahui tindakan klien
keyakinan tentang nyeri nonverbal yaitu dengan
5. Berikan teknik non meringis
farmakologis (teknik 4. Untuk mengurangi nyeri
relaksasi dan distraksi) 5. Memberikan pengobatan
6. Kontrol lingkungan yang yang terkolaborasi untuk
memperberat nyeri memaksimalkan kesehatan
7. Anjurkan memonitor nyeri pasien terutama
secara mandiri meminimalkan nyeri.
8. Kolaborasi pemberian
analgesik 1x40 mg,
ceftriaxone 2x500 mg,
Dexamethasone 2x8mg,
ketorolac 3x30 mg.

Gangguan mobilitas fisik 1. Identifikasi adanya nyeri atau 1. Mengetahui adanya nyeri di
berhubungan dengan keluhan fisik lainnya
39
kelemahan 2. Monitor tanda-tanda vital bagian tertentu
sebelum latihan kegiatan fisik 2. Mengetahui tanda tanda vital
3. Fasilitasi melakukan klien dengan TD 120/80
mobilisasi fisik mmHg, RR 20 x/mnt, Nadi
4. Monitor kondisi umum 98 x/mnt, SPO2 98%.
selama melakukan latihan 3. Mengetahui bahwa klien
fisik mampu melakukan latihan
5. Anjurkan latihan fisik aktifitas fisik
sederhana misal dari tempat
tidur ke kursi roda berjalan
dari tempat tidur ke kamar
mandi.
Defisit perawatan diri 1. Identifikasi kebiasaan 1. Mengetahui kebiasaan
berhubungan dengan aktivitas perawatan diri sesuai aktivitas perawatan diri klien
gangguan mobilitas fisik usia selama post op di rumah sakit
2. Monitor tingkat kemandirian 2. Untuk mengetahui
3. Identifikasi kebutuhan alat perkembangan kemandirian
bantu kebersihan diri terutama klien terhadap perawatan diri
membersihkan bagian mulut 3. Supaya mulut klien terasa
client dan tampak segar setelah
4. Siapkan keperluan pribadi air berkumur dengan obat kumur
untuk umur gunakan obat seperti listerin
kumur seperti listerine dan 4. Agar klien dapat
spuit 10 cc berpindah tempat secara
5. Dampingi dalam melakukan mandiri.
perawatan diri sampai mandiri 5. Agar keluarga mampu
6. Jadwalkan rutinitas perawatan mengidentifikasi aktivitas
diri sesuai kemampuan yang dapat dilakukan secara
mandiri.

Setelah dilakukan implementasi ataupun tindakan keperawatan kepada klien sesuai dengan apa yang
telah kami rencana, maka Evaluasi akhir yang kami dapat dari masing-masing diagnosa adalah sebagai berikut.

Diagnosa 1 :
S: - Klien sudah terbiasa dengan nyerinya
- Nyeri berkurang
40
O : - Klien tampak jarang meringis
- Skala nyeri < 2

A : Nyeri teratasi Teratasi

P : Hentikan intrevensi (pasien pulang)

Diagnosa 2:
S: - Kaki dan tangan klien sudah terbiasa bergerak aktif
- Bagian rahang dan leher sudah mulai bisa menoleh kekanan dan kiri

O: - Kekuatan otot

5 5

4 4
- Klien dapat berjalan dengan bantuan keluarga

A : Gangguan mobilitas fisik teratasi

P : Hentikan intrevensi (pasien pulang)

Diagnosa 3:
S : Klien bisa kekamar mandi tetapi dengan bantuan keluarga
O : Klien tampak segar dan bersih
A: Defisit perawatan diri teratasi
P : Hentikan intervensi

Kesimpulan:
Selama diruang Bedah mahasiswa telah melakukan pengkajian sampai dengan tahap evaluasi pada pasien
dengan gangguan sistem muskuloskletal. Setelah Askep dilakukan selama 3x24 jam, maka dapat kita lihat
bahwa masalah yang teratasi yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik (teratasi)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan (teratasi)
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan fraktur mandibula (teratasi)
41
B. SARAN & TINDAK LANJUT
Lanjutkan intervensi pada masalah yang belum terselesaikan, dan jaga kesejahteraan akan kondisi yang
sudah membaik.

42
DAFTAR PUSTAKA

1. Joyce M. Black, Jane Hokanson Hawks.2014. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8,
Jakarta:Salemba Medika
2. Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: DPP PPNI
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018. standar Intervensi Keperawatan Indonesia . Jakarta : DPP PPNI

LAMPIRAN
43
Foto Bagian Depan Foto Bagian Samping

Foto Rahang

44
45
46
47

Anda mungkin juga menyukai