Anda di halaman 1dari 45

PENULISAN

KARYA TULIS ILMIAH

Rahmat Rizal

Disampaikan pada Mabim Himpunan Mahasiswa Pendidikan Fisika


Universitas Siliwangi
29 September 2019
Pernahkan
anda
Menulis?????
Karya Tulis Ilmiah?
Karya Tulis Ilmiah

Sinonim
Deskripsi

Data, simpulan, dan informasi lain yang


Karya Ilmiah (Scientific
terkandung dalam karya ilmiah tersebut
Paper) dijadikan acuan (referensi) bagi
ilmuwan lain dalam melaksanakan

Komponen
penelitian atau pengkajian selanjutnya

Definisi
Disebut juga "tulisan akademis"
Sebuah tulisan atau laporan (academic writing) karena biasa ditulis
tertulis yang memaparkan hasil oleh kalangan kampus perguruan tinggi
penelitian atau pengkajian --dosen dan mahasiswa.
suatu masalah oleh seseorang
atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika
Berfungsi sebagai sarana untuk
keilmuan yang dikukuhkan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan
dan ditaati oleh masyarakat
teknologi berupa penjelasan
keilmuan (explanation), prediksi (prediction), dan
pengawasan (control)
Prinsip Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Menulis berarti mengonstruksi
Menulis bukan sekedar mengeluarkan ide atau pendapat secara bebas, melainkan
proses mengomposisi, dalam kata lain sebuah keterampilan untuk membuat atau
membangun sesuatu

Melibatkan proses rekonstruksi yang


berkelanjutan
Proses menulis yang diikuti kegiatan membaca hasil tulisan secara berulang menjadi
suatu tahapan yang lumrah dalam melihat hal-hal yang masih memerlukan perbaikan,
penekanan, dan penguatan dari segi makna, pilihan kata, gaya bahasa,
atau aspek penulisan lainnya
Menulis adalah cara berpikir
Menulis membantu penulis dalam mengorganisasikan ide ke dalam urutan atau
sistematik tertentu yang tidak mudah dilakukan secara simultan dalam pikirannya. Karena
itulah pikiran memerlukan alat untuk dapat muncul dan terefleksi
Menulis berbeda dengan berbicara
Berbeda dengan komunikasi tertulis, pembaca tidak dapat melakukan klarifikasi seperti
yang dilakukan saat orang mendengarkan dan berbicara. Hal ini kemudian
mengharuskan penulis untuk menyediakan semaksimal mungkin hal-hal yang
menguatkan pemahaman pembacanya. Itu lah mengapa menulis sifatnya cenderung
lebih formal dan lebih terikat oleh banyak aturan.
Karakteristik karya tulis ilmiah
Terikat
Mengacu pada teori sebagai landasan berpikir (kerangka pemikiran) dalam
pembahasan masalah

Lugas
Tidak emosional, bermakna tunggal, tidak menimbulkan interprestasi lain.

Logis
Disusun berdasarkan urutan yang konsisten

Efektif
Ringkas dan padat.

Efisien
Hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting dan mudah dipahami

Sistematis
Baik penulisan dan pembahasan sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku.

Objektif
Berdasarkan fakta --setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa
adanya,sebenarnya, dan konkret.
Orisinalitas
1. Mengatakan sesuatu yang belum pernah dikatakan oleh orang lain
2. Melakukan karya empiris yang belum dilakukan sebelumnya
3. Menyintesis hal yang belum pernah disintesis sebelumnya;
4. Membuat interpretasi baru dari gagasan atau hasil karya orang lain;
5. Melakukan sesuatu yang baru dilakukan di negara lain, tetapi di belum dilakukan di
negaranya;
6. Mengambil teknik yang ada untuk mengaplikasikannya dalam bidang atau area
yang baru;
7. Melakukan penelitian dalam berbagai displin ilmu dengan menggunakan berbagai
metodologi;
8. Meneliti topik yang belum diteliti oleh orang dalam bidang ilmu yang ditekuninya;
9. Menguji pengetahuan yang ada dengan cara orisinal;
10. Menambah pengetahuan dengan cara yang belum dilakukan sebelumnya
11. Menulis informasi baru untuk pertama kali;
12. Memberi eksposisi terhadap gagasan orang lain;
13. Melanjutkan hasil sebuah karya yang orisinal.
Plagiarisme
 Kata plagiarisme sesungguhnya berasal dari sebuah kata dari
bahasa Latin plagiarius, yang artinya seseorang yang menculik
anak atau budak orang lain.
 Istilah ini kemudian mulai mengemuka dan umum dipakai
untuk menggambarkan apa yang kadang-kadang disebut
sebagai “pencurian karya sastra” sekitar tahun 1600-an
(Weber-Wulff, 2014).
 Pemerintah Indonesia sendiri melalui Permendiknas No. 17
tahun 2010 mendefinisikan plagiat sebagai perbuatan secara
sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba
memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan
mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah
pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa
menyatakan sumber secara tepat dan memadai
Bentuk Plagiarisme
1. Copy & paste
Plagiator mengambil sebagian porsi teks yang biasanya dari sumber daring (online)
kemudian dengan dua double keystrokes (CTRL + C dan CTRL + V) salinan dokumen
kemudian diambil dan disisipkan ke dalam tulisan yang dibuat

2. Penerjemahan
Penerjemahan tanpa mengutip atau merujuk secara tepat juga sering dilakukan. Plagiator
biasanya memilih bagian teks dari bahasa sumber yang akan diterjemahkan kemudian
secara manual atau melalui perangkat lunak penerjemah melakukan penerjemahan ke
dalam draf kasar

3. Plagiat terselubung

Tindakan mengambil sebagian porsi tulisan orang lain untuk kemudian mengubah
beberapa kata atau frasa dan menghapus sebagian lainnya tanpa mengubah sisa dan
konstruksi teks lainnya

4. Shake & paste collections.

Tindakan ini mengacu pada pengumpulan beragam sumber tulisan untuk kemudian
mengambil darinya ide dalam level paragraf bahkan kalimat untuk menggabungkannya
menjadi satu
Bentuk Plagiarisme
5 Clause quilts
Tindakan ini adalah mencampurkan kata-kata yang dibuat dengan potongan tulisan dari
sumber-sumber yang berbeda.

6. Plagiat struktural
Peniruan pola struktur tulisan, dari mulai struktur retorika, sumber rujukan, metodologi,
bahkan sampai tujuan penelitian

7. Pawn sacrifice
Mengaburkan berapa banyak bagian dari teks yang memang digunakan walaupun penulis
menuliskan sumber kutipannya

8. Cut & slide


Pada dasarnya mirip dengan pawn sacrifice dengan sedikit perbedaan. Plagiator biasanya
mengambil satu porsi teks dari sumber lain. Sebagian teks tersebut dikutip dan diberi
pengakuan dengan cara yang benar dengan kutipan langsung, sementara sebagian lain
diambil langsung tanpa modifikasi

9. Self-plagiarism.
Jenis tindakan ini adalah sama dengan sebelumnya namun menggunakannya dalam tulisan
baru tanpa kutipan dan pengakuan yang tepat
Makalah

Artikel
Berbasis Essay
Penelitian Jenis karya
tulis ilmiah
(tugas kuliah)

Riviu Anotasi
buku Bibliografi
Makalah
 Pengertian
Karya tulis ilmiah ihwal topik tertentu yang tercakup dalam ruang
lingkup perkuliahan, biasanya menjadi syarat untuk menyelesaikan
perkuliahan

 Karakteristik
1. Merupakan hasil kajian pustaka atau uraian hasil pelaksanaan
suatu kegiatan lapangan yang sesuai dengan permasalahan
perkuliahan
2. Mengilustrasikan pemahaman mahasiswa tentang permasalahan
teoritis yang dikaji atau kemampuan mahasiswa dalam menerapkan
prosedur, prinsip, atau teori yang berhubungan dengan perkuliahan
3. Menunjukkan pemahaman mahasiswa
4. Mendemonstrasikan kemampuan mahasiswa dalam meramu
berbagai sumber informasi dalam satu kesatuan sintesis
Jenis makalah

Discussion Exposition Explanation


Membahas suatu isu
berdasarkan berbagai Menerangkan atau
Mengemukakan
perspekstif, misalnya menjelaskan bagaimana
pendapat penulis
persamaan dan perbedaan sesuatu terjadi dan
terhadap sesuatu yang
dari sesuatu yang dikaji konsekuensi dari kejadian
dikaji
berdasarkan perspektif yang tersebut
berbeda
Exposition
 Exposition bertujuan untuk mengemukakan pendapat penulis dan
membujuk pembaca untuk meyakini pendapatnya dengan
mengungkapkan berbagai argumen yang didukung oleh fakta-fakta,
data, dan referensi terhadap otoritas dalam topik atau isu tertentu.

 Struktur organisasi
1. Kalimat pendahuluan: Berisi pernyataan atau pendapat penulis
mengenai suatu isu atau topik yang ditulis
2. Argumen: Memaparkan argumen penulis untuk mendukung
pernyataan atau pendapat atau keyakinan yang diungkap dalam
pendahuluan
3. Pernyataan penutup: Penekanan kembali pendapat yang
dinyatakan di pendahuluan (Restatement of thesis)
Explanation
 Explanation: Menjelaskan bagaimana sesuatu beroperasi atau
berjalan (Sequence explanation –Exlplaining how) atau
mengungkap alasan dan dampak terjadinya suatu fenomena atau
gabungan dari keduanya.

 Struktur organisasi
1. Identifikasi fenomena: mengidentifikasi apa yang akan
diterangkan dan dijelaskan
2. Urutan kejadian (sequence explanation): menggambarkan
rangkaian kejadian yang relevan dengan fenomena yang
digambarkan atau alasan atau dampak dari suatu fenomena
Discussion
 Discussion: Mengemukakan pendapat atau argumen mengenai
suatu isu dari berbagai perspektif yang diakhiri dengan rekomendasi
penulis.

 Struktur organisasi
1. Penjelasan singkat mengenai isu yang dibahas
2. Argumen yang konvergen: Argumen yang memiliki persamaan
argumen terhdapap isu yang dibahas, didukung dengan fakta,
data, hasil penelitian, dan referensi terhadap otoritas dari isu
yang dibahas
3. Argumen yang divergen: Argumen yang memiliki sejumlah
perbedaan tentang isu yang dibahas didukung dengan fakta,
data, hasil penelitian, dan referensi terhadap otoritas dari isu
yang dibahas
4. Kesimpulan dan Rekomendasi
Essay
 Esai dapat dimaknai sebagai bentuk tulisan lepas, yang lebih
luas dari paragraf, yang diarahkan untuk mengembangkan ide
mengenai sebuah topik
 Esai merupakan salah satu bentuk tulisan yang sering kali
ditugaskan kepada para mahasiswa. Esai dianggap memiliki
peranan penting dalam pendidikan di banyak negara untuk
mendorong pengembangan diri mahasiswa.
 Esai dapat membuat mahasiswa belajar tiga hal penting, yakni
1. Bagaimana mengeksplorasi area kajian dan menyampaikan
penilaian mengenai sebuah isu,
2. bagaimana merangkai argumen untuk mendukung penilaian
tersebut berdasarkan pada nalar dan bukti,
3. Bagaimana menghasilkan esai yang menarik dan memiliki
struktur koheren.
Struktur Essay
Jenis Essay

Eksposisi Discussion Explanation


menampilkan cara
membahas suatu isu Menerangkan
Memuat argumen atau berdasarkan berbagai bagaimana sesuatu
pendapat penulis perspektif, terjadi dan apa
tentang sesuatu minimal dua perspektif, konsekuensi dari
misalnya konvergen kejadian tersebut.
(persamaan) dan
divergen
(perbedaan)
Eksposisi
 Esai eksposisi bertujuan untuk mengemukakan pendapat penulis
secara eksplisit tentang sebuah isu.

 Dalam hal ini, pembaca diarahkan untuk meyakini pendapat yang


disampaikan terkait sebuah isu atau topik. Argumen penulis
didukung oleh data, fakta, dan referensi para ahli, atau pengalaman
pribadi penulis

 Ada dua jenis esai eksposisi, yakni eksposisi analitis dan


eksposisi hortatori. Pada esai eksposisi analitis penulis
berusaha meyakinkan pembaca bahwa sebuah isu itu benar atau
tidak, penting atau tidak. Sementara itu, pada esai eksposisi
hortatori penulis berusaha meyakinkan pembaca untuk melakukan
sesuatu seperti yang disarankan olehnya.
Struktur Essay Eksposisi
 Kalimat pendahuluan (thesis statement) yang berisi pernyataan atau
pendapat atau pandangan penulis mengenai suatu isu atau topik yang
ditulis;

 Argumen yang memaparkan argumen penulis untuk mendukung


pernyataan atau pendapat atau keyakinan yang diungkapkan dalam
kalimat pendahuluan;

 pernyataan penutup atau simpulan yang merupakan penekanan


kembali pendapat yang dinyatakan di pendahuluan (restatement of
thesis).

CONTOH ESSAY
Diskusi
 Ditulis untuk mengemukakan pendapat atau argumen mengenai sebuah
isu atau topik dari berbagai perspektif, setidaknya dari dua perspektif,
terutama perspektif yang mendukung dan yang menentang, dengan
diakhiri oleh rekomendasi penulis.

 Struktur esai diskusi terdiri atas empat bagian sebagai berikut:


1. Bagian pendahuluan yang memuat penjelasan singkat mengenai isu
yang dibahas
2. Argumen yang mendukung, yang dapat memuat fakta, data, hasil
penelitian, atau referensi dari para ahli atau berbasis pengalaman
pribadi
3. Argumen yang menentang, yang secara serupa dapat didukung oleh
fakta, data atau hasil penelitian, referensi para ahli atau pengalaman
pribadi;
4. Simpulan dan rekomendasi, yang terutama berisi pengungkapan
kembali inti argumen dan rekomendasi terhadap isu yang dibahas
beserta usulan kerangka dalam menyikapi atau mengatasi isu
tersebut.
Eksplanasi

 Ditulis untuk menjelaskan serangkaian tahapan dari sebuah fenomena,


atau bagaimana sesuatu beroperasi (sequence explanation-explaining
how), atau mengungkapkan alasan dan dampak terjadinya suatu
fenomena (consequential explanation-explaining why), atau gabungan
dari kedua jenis penjelasan itu

 Esai eksplanasi terdiri atas dua bagian utama sebagai berikut:


1. Identifikasi fenomena, yang berisi identifikasi apa yang akan
diterangkan atau dijelaskan;
2. Urutan kejadian (sequential explanation), yang merupakan uraian
yang menggambarkan tahapan kejadian yang relevan dengan
fenomena yang digambarkan atau alasan atau dampak dari suatu
fenomena (consequential explanation).
Apakah menulis itu
Sulit???

 Menulis itu mudah, bagi yang mau..


 Kita mau menulis jika ada motivasi diri, baik intriksik maupn
ekstrinsik
 Menulis perlu pengetahuan dan keterampilan
 Pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan isi tulisan,
apa yang diuraikan dalam karyatulis
 Berkaitan dengan cara dan tatacara mengungkapnya
 Keterampilan membahasakan apa yang ingin diungkapkan
dan format penulisan
 Pengetahuan bisa diperoleh dengan banyak baca, diskusi,
dll...
 Keterampilan bisa menjadi mahir dengan banyak melakukan
(exercise).
LANGKAH AWAL PEMBUATAN KARYA TULIS
(PENELITIAN)

 Cari dan Tentukan Topik


• Bagi penulis pemula, topik sebaiknya dicari yang sesuai dengan
bidang karena masalah itu yang paling dikuasai
• Bertanya kepada diri sendiri: saya menguasai dan atau tertarik
pada bidang apa?
• Membaca dan membaca sebanyak mungkin: jurnal, laporan
penelitian, buku, makalah, akses internet
• Penulis yang baik pasti sekaligus pembaca yang rajin
• Diskusi dengan sejawat, berseminar
• Cermati bagaimana isi tulisan-tulisan itu: gagasan,
pengembangan dan pengorganisasian gagasan, bahasa, dan
lain-lain
 Dari kegiatan-kegiatan itu lazimnya akan muncul “ilham”
di benak kita
LANGKAH AWAL PEMBUATAN KARYA TULIS
(PENELITIAN)

 Sekali lagi bagi penulis pemula: ada baiknya mencermati


tulisan pengarang yang karangannya baik untuk “belajar”
 Cermati dan ikuti bagaimana cara:
1. pengembangan gagasan
2. pengembangan alinea
3. perujukan acuan
4. pengarang yang dirujuk
5. peramuan berbagai gagasan dari berbagai sumber.
6. sikap pengarang stile dan ejaan, dan lain-lain

Catatan:
Dengan rajin menulis, pada akhirnya pengarang akan menemukan
kepribadian sendiri
Itu perlu waktu dan mau menulis terus-menerus (tidak hanya dimotivasi
oleh tuntutan lulus kuliah atau mau naik pangkat saja)
Praktik Menulis

 Aktivitas menulis tidak cukup hanya berbekal teori walau pengetahuan


teoretis juga penting
 Untuk dapat menulis, kita harus benar-benar langsung praktik menulis
 Seperti belajar berenang: untuk dapat berenang kita harus betul-betul
praktik berenang dengan resiko tenggelam
 Kendala utama biasanya ketika kita akan memulai menulis, bingung
tidak tahu apa yang harus ditulis, atau mulai dengan atau dari mana
 Semua orang mengalami itu, tetapi kita harus berani membuang
keraguan dan ketidakpercayaan diri itu
 Menulislah apa saja: apa yang diminati, apa yang ada di pikiran, apa
yang menantang, tanpa merasa takut salah
 Bentuk tulisan bisa jadi masih berwujud coretan-coretan ekspresif, tidak
karuan, tidak saling terkait,
 Itu tidak masalah, sebab substansinya adalah menulis-kan apa saja,
gagasan dan ide-ide atau pendapat kita
 Kemudian cobalah kembangkan menjadi sebuah outline
PEMBUATAN OUTLINE

 Menulis pada hakikatnya adalah mengungkapkan ide dan


gagasan ke dalam wujud bahasa tertulis
 Ide, gagasan, atau materi yang ada di pikiran banyak sekali
(baik yang sudah siap diungkap maupun yang masih berupa
kelebatan-kelebatan pikiran yang harus dikembangkan)
 Agar dapat diungkapkan dengan sistematis-logis dan dengan
bahasa yang benar, semua harus ditata, disistematiskan, dan
dipersiapkan dengan baik
 Penataan itu sebaiknya konkret, tidak hanya di pikiran saja,
dalam bentuk tulisan yang dapat dibaca berulang-ulang
 Penataan pikiran itu sebenarnya berupa perencanaan tentang
apa saja yang akan dituliskan dan bagaimana pengurutannya
 Itulah yang kemudian disebut sebagai outline karya tulis
Pembuatan lanjutan…

 Outline (secara kamus): garis besar, bagan, skema, sketsa, kerangka


 Outline karangan: kerangka karangan, garis besar karangan
 Outline berisi kerangka topik dan sub-subtopik yang akan dikembangkan
menjadi sebuah tulisan yang lengkap-jadi
 Outline mencantumkan judul karangan dan sub-subjudul (bab, bagian)
(semuanya sementara)
 Outline haruslah sudah memberikan gambaran jelas tentang masalah
yang diuraikan dalam karangan
 Semua subjudul harus mendukung tema karangan yang secara jelas
tercermin dalam judul; semua subjudul mendukung judul utama karangan
 Semua sub-subjudul harus mendukung subjudul
 Semua subjudul menunjukkan secara konkret tentang apa saja yang
akan diuraikan dalam batang tubuh karangan
 Dengan membaca outline, mestinya orang sudah dapat membayangkan
apa isi karangan secara keseluruhan

 Outline yang jadi tidak lain adalah daftar isi sebuah karya tulis
Langkah Pembuatan Outline

 Tuliskan judul (sementara) penelitian yang akan dilakukan


 Tuliskan semua topik/subtopik/ide yang terkait dengan judul
(tema) karangan
 Biarkan semua subtopik/ide itu bermunculan begitu saja, tidak
usah terburu mengurutkannya secara logis-kronologis
 Setelah semua subtopik/ide dituangkan (sementara), cermati
satu per satu berdasarkan cakupan dan urutan
 Cakupan dimaksudkan sebagai satu subtopik dan sub-subtopik
yang menjadi bawahannya yang memang berkaitan secara
logika
 Atau, satu subjudul dengan subjudul-judul yang mendukungnya
 Urutkan tiap subjudul dan sub-subjudul ke dalam pengurutan
yang menunjukkan alur pemikiran yang logis-kronologis
 Urutan subjudul langsung mendukung judul,dan sub-subjudul
mendukung langsung subjudul
Langkah lanjutan …

 Setelah pengurutan subjudul dan sub-subjudul secara logis-


kronologis selesai, cermati sekali lagi:
 Mungkin ada yang perlu ditambahkan, dibuang, atau dipindah
letaknya ke bagian yang yang lebih sesuai
 Jika sudah, selesailah pembuatan outline karangan itu dan
dilanjutkan membuat karangan secara utuh
 Tetapi, itu tetap bersifat sementara karena dalam proses
penulisan selalu saja terjadi perubahan: pengurangan,
pemindahan, atau penambahan sub-subjudul atau ide-ide
baru yang muncul kemudian
 Pengembangan outline menjadi karangan yang utuh dapat
dimulai dari subjudul mana saja tergantung kesiapan
referensi
 Tetapi, alur logika yang runtut harus tetap diusahakan pada
akhir penulisan
 Tiap subjudul dan sub-subjudul harus secara jelas mendukung
tema karangan
Pembenahan Aspek Bentuk
Unsur Bahasa
 Bahasa apa pun yang dipakai dalam karya ilmiah (Indonesia, Inggris)
harus benar secara kaidah dan tepat kosakata
 Ketepatan kaidah dan kosakata merupakan prasyarat yang harus
terpenuhi
 Kriteria keindahan bahasa karya tulis ilmiah, artinya bukan karya fiksi,
pertama-tama adalah ketundukan pada kaidah, benar secara kaidah
 Bahasa yang gramatikal dan runtut menunjukkan kualitas berpikir;
bahasa cermin logika
 Bahasa yang kacau menunjukkan kekacauan logika penulis
 Jika penulisan telah selesai, sebaiknya sekali lagi dibaca, siapa tahu
masih butuh pembenahan bahasa di sana-sini

Catatan: banyak karya tulis yang harus direvisi semata-mata


faktor bahasa; kualitas artikel juga dilihat dari
kualitas bahasanya
Cara Mengutip
Kutipan langsung
 Kutipan ditulis dengan menggunakan "dua tanda petik" jika kutipan ini
merupakan kutipan langsung atau dikutip dari penulisnya dan kurang
dari 40 kata. Jika kutipan itu diambil dari kutipan maka kutipan tersebut
ditulis dengan menggunakan 'satu tanda petik'.

Contoh:
Dalam perspektif bimbingan konseling berbasis budaya, diperlukan
pemahaman konseling multibudaya yang memerhatikan keragaman
karakteristik budaya sebagai “…a sensitivity of the possible ways in which
different cultures function and interact…” (McLeod, 2004).

 Dalam hal ini apabila kutipan diambil dari bahasa selain bahasa yang
ditulis maka penulisannya dicetak miring.
Cara Mengutip
Kutipan langsung
 Dalam kutipan yang berjumlah 40 kata atau lebih maka kutipan ditulis tanpa
tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik
menjorok sama dengan kalimat pertama pada awal paragraf. Baris kedua
dari kutipan itu ditulis menjorok sama dengan baris pertama.

Contoh:
Tannen (2007) menyatakan bahwa discourse analysis memerlukan kemampuan
untuk menggabungkan berbagai pemahaman teori ke dalam satu kajian. Dia
mengatakan bahwa
Discourse analysis is uniquely heterogeneous among the many
subdisciplines of linguistics. In comparison to other subdisciplines of the
field, it may seem almost dismayingly diverse. Thus, the term “variation
theory” refers to a particular combination of theory and method employed in
studying a particular kind of data
Cara Mengutip
Kutipan tidak lansung

Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip,
sumber kutipan yang ditulis adalah sumber kutipan yang digunakan
pengutip, tetapi dengan menyebut siapa yang mengemukakan
pendapat tersebut.

Contoh:
• Kutipan atas pendapat Hawes dari buku yang ditulis Muchlas
Samani dan Hariyanto:
Hawes (dalam Samani dan Hariyanto, 2011, hlm. 6)
mengemukakan bahwa "...when character is gone, all gone, and
one of the richest jewels of life is lost forever”.
Penulisan sumber kutipan
 Jika sumber kutipan mendahului kutipan langsung, maka cara penulisannya
adalah nama penulis diikuti dengan tahun penerbitan dan nomor halaman yang
dikutip. Tahun dan halaman diletakkan di dalam kurung.
Contoh:
Gaffar (2012: 34) mengemukakan bahwa“esensi dari the policies of national
education adalah keputusan bahwa pendidikan merupakan prioritas nasional dalam
membangun bangsa menuju masyarakat Indonesia baru.”

 Jika sumber kutipan ditulis setelah apa yang dikutip, maka nama penulis, tahun
penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam
kurung.
Contoh:
“Ekspektasi standar dan target ukuran kuantitatif yang lepas konteks bisa mendorong
terjadinya simplifikasi proses pendidikan dan pengembangan perilaku instan”
(Kartadinata, 2010: 51).

 Jika penulis ada 2 orang sebutkan nama keduanya, jika lebih dari dua,
tuliskan penulis ke-1, dkk seperti McClelland dkk. (1960: 11)
Penulisan Daftar Pustaka
 Semua yang dirujuk harus ada dalam daftar pustaka, dan yang di daftar
pustaka harus benar-benar dirujuk (tidak sekadar untuk gagah-gagahan)
 Jika sumber buku, maka sertakan
1. Nama belakang penulis;
2. Nama depan (inisialnya saja);
3. Tahun penerbitan (dalam kurung, diawali dan diakhiri titik);
4. Judul buku dicetak miring (huruf pertama dari judul sumber ditulisdengan
huruf kapital, kecuali preposisi, konjungsi, dan partikel), diakhiri dengan
titik;
5. Edisi (kalau ada), kota tempat penerbitan, diikuti oleh titik dua dan penerbit.

Contoh
Poole, M.E. (1976). Social Class and Language Utilization at The Tertiary Level.
Brisbane: University of Queensland.
Burden, P.R. & Byrd, D.M. (2010). Methods for Effective Teaching. Boston:
Pearson.
Emerson, L. dkk. (2007). Writing Guidelines for Education Students. Melbourne:
Thomson.
Penulisan Daftar Pustaka
 Jika sumber jurnal
1. Nama belakang penulis
2. Nama depan penulis (inisialnya saja)
3. Tahun penerbitan (dalam tanda kurung diawali dan diikuti tanda titik);
4. Judul artikel (ditulis tidak dicetak miring dan huruf pertama dari setiap kata
dalam judul ditulis dengan huruf kapital, kecuali preposisi, konjungsi, dan
partikel);
5. Judul jurnal (dicetak miring dan setiap huruf pertama dari setiap kata dalam
nama jurnal ditulis dengan huruf kapital, kecuali preposisi, konjungsi, dan
partikel) diikuti dengan koma;
6. Nomor volume dengan angka Arab;
7. Nomor penerbitan ditulis dengan angka Arab di antara tanda kurung;
8. Nomor halaman mulai dari nomor halaman pertama sampai dengan nomor
terakhir.
Contoh:
Setiawati, L. (2012). A Descriptive Study on the Teacher Talk at an EYL Classroom.
Conaplin Journal: Indonesian Journal of Applied Linguistics, 1, 176─178. doi:
http://dx.doi.org/ 10.17509 /ijal.v1i2.83
Penulisan Daftar Pustaka
 Jika sumber Internet
1. Karya perorangan:
Thomson, A. (1998). The Adult and the Curriculum. [Online]. Diakses dari
http://www.ed.uiuc.edu/EPS/PESYearbook/ 1998/thompson.htm.
2. Pesan dalam forum online atau grup diskusi online:
Pradipa, E. A. (2010, 8 Juni). “Memaknai Hasil Gambar Anak Usia Dini”
[Forum online]. Diakses dari http://www.paud.int/gambar/komentar/
Weblog/806.
3. Posel dalam mailing list:
Riesky (2013, 25 Mei). “Penelitian Kualitatif dalam Pengajaran Bahasa” [Posel
mailing list]. Diakses dari http://bsing.groups.yahoo.com/
group/ResearchMethods/message/581
Ejaan
 Bahasa apa pun yang dipakai dalam artikel (Indonesia,
Inggris) harus benar ejaannya
 Ejaan menunjukkan kerapian, kedisiplinan, dan
Apresiasi terhadap aturan bahasa
 Ejaan meliputi semua aturan cara menulis dalam suatu
bahasa
 Gagasan baik dan bahasa benar, tetapi jika ejaan
kacau, itu tetap saja mengganggu

Catatan: sering dijumpai penulisan tesis, disertasi, atau


artikel dalam BI yang ejaannya kacau, tetapi penulisnya
tidak merasa bersalah
Format dan Sistematika Penulisan

 Semua karya mempunyai format dan ketentuan yang


harus diikuti oleh (calon) penulis
 Sistematika penulisan karya ilmiah mungkin saja
berbeda antara satu PT dan PT yang lain
 Hal itu merupakan sesuatu yang wajar dan tidak perlu
dipersoalkan
 Kita hanya perlu menyesuaikan diri dengan tuntutan
aturan yang telah ditentukan di mana kita berada
Demikian presentasi
saya

HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai