Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN

PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA


Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

BAB III

PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengantar Umum

Pada bab ini, pengamatan dan pembahasan yang dimaksud adalah


penyusun menjelaskan segala aktifitas kerja praktek yang dilaksanakan setiap
harinya oleh penyusun di PT. Samudra Marine Indonesia, selama melaksanakan
kerja praktek.

3.2 Bidang yang Diamati

Adapun bidang yang diamati oleh penyusun selama melaksanakan kerja praktek
di PT. Samudra Marine Indonesia, adalah sebagai berikut :

1. Mempelajari dan mengamati segala aktifitas yang ada di PT. Samudra


Marine Indonesia
2. Mengikuti dan mempelajari proses dan seluruh kegiatan reparasi kapal di
PT. Samudra Marine Indonesia.
3. Mengikuti proses survey/ pengecekan kualitas (quality control) untuk
reparasi kapal.

3.3 Pengantar Umum Reparasi / Perbaikan

Pada umumnya kapal akan mengalami kerusakan selama pemakaian


dengan jangka waktu tertentu yang bisa disebabkan oleh beberapa hal misalnya
: korosi / erosi, kelelahan material, kecelakaan dll. Untuk mengatasi terjadinya
kerusakan tersebut, maka kapal secara berkala harus mendapatkan perawatan
dan perbaikan. Pada umumnya perbaikan / perawatan rutin kapal ada beberapa
macam, antara lain:

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 1
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

SS : Special Survey (Survey Pembaruan Kelas)

AS : Annual Survey (Survey Tahunan)

IS : Intermediate Survey (Survey Antara)

DS : Docking Survey (Survey Pengedokan)

1. Annual Survey (Survey Tahunan)


Survey tahunan dilaksanakan untuk lambung, instalasi mesin
termasuk instalasi listrik dan perlengkapan khusus yang dikelaskan harus
dilaksanakan pada selang waktu 12 bulan, terhitung dari tanggal dimulai
periode kelas seperti yang tercantum dalam sertifikat kelas. Survey bisa
dilaksanakan dalam jendela waktu ± 3 bulan dihitung dari hari terakhir dari
bulan kalender dimana periode kelas yang sedang berjalan akan genap
berumur satu tahun. Untuk kapal dengan akomodasi lebih dari 12
penumpang survey tahunan harus dilaksanakan tidak lebih lambat dari
tanggal jatuh temponya.Materi survey tahunan biasanya yaitu pemeriksaan
lambung dan perlengkapan, serta instalasi mesin.
2. Intermediate Survey (Survey Antara)
Jatuh tempo survey antara ditetapkan 2,5 tahun sejak berlakunya kelas atau
dilaksanakan bersamaan dengan survey tahunan kedua atau ketiga. Untuk
kapal pedalaman dilaksanakan tidak lebih dari tiga tahun dihitung dari
suvey pembaruan kelas. Materi Survey antara terdiri dari materi survey
tahunan ditambah dengan pemeriksaan instalasi listrik.
3. Special Survey (Survey Pembaharuan Kelas)
Survey pembaruan kelas dapat dilaksanakan dalam beberapa bagian. Survey
pembaruan kelas untuk lambung, instalasi mesin termasuk instalasi listrik
dan perlengkapan khusus yang dikelaskan harus dilaksanakan pada akhir
periode kelas. Pembaruan kelas untuk lambung dinomori dalam urutan I, II,

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 2
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

III dan seterusnya. Pembaruan kelas IV dan seterusnya disamakan dengan


Pembaruan kelas III. Survey pembaruan kelas (cicilan) dapat dimulai pada
survey tahunan keempat dan harus selesai dilaksanakan secara lengkap pada
akhir periode kelas. Masa survey keseluruhan tidak boleh lebih dari 15
bulan.
4. Emergency Survey
Adalah pemeriksaan yang dilakukan apabila kapal tersebut
mengalami kerusakan mendadak (bersifat darurat) misalnya mengalami
tabrakan, benturan pada waktu kapal merapat, terdampar dan sebagainya
sehingga menyebabkan kapal tidak layak untuk beroperasi atau
membahayakan apabila dioperasikan. Di unit galangan atau perbengkelan
kapal PT. Samudra Marine Indonesia perawatan dan perbaikan kapal
dilaksanakan di dock kering atau Dry dock.

3.4 Kegiatan dan Pembahasan selama Kerja Praktek Di PT. Samudra Marine
Indonesia

Selama saya di PT. Samudra Marine Indonesia, Ada beberapa kegiatan


yang saya survey digalangan kapal selama 1 bulan dari tanggal 01 Februari s/d
28 Februari 2019 mulai dari Survey Replating dan Outfitting, Blasting Painting,
Piping,dan Electricity.

Berikut merupakan jadwal dan pembahasan kegiatan saya selama


melaksanakan Kerja praktek di PT. Samudra Marine Indonesia.

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 3
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

3.4.1 Kegiatan Minggu-1

Hari/Tanggal : Jum’at, 1 Februari 2019

Waktu Ikhtisar Kegiatan Praktek Lokasi Pembimbing


07.30 – 11.00 Bertemu dengan HRD PT. Main Office
Samudra Marine Indonesia, dan
Mendapatkan bimbingan serta Operation
menyelesaikan Administrasi Office
awal, Melakukan Safety
Induction dan pengenalan
Koordinator Kerja Lapangan.
11.00 – 13.00 Istirahat dan Sholat Jumat Masjid dan -
Kantin
13.00 – 16.30 Pengenalan Lingkungan Kerja PT. Mas Dzikri
PT. Samudra Marine Indonesia Samudra Haerdhiansyah
Marine
Indonesia
16.30 Pulang - -

Hari/Tanggal : Sabtu, 2 Februari 2019

Waktu Ikhtisar Kegiatan Praktek Lokasi Pembimbing


07.30 – 11.00 Melihat proses Replating Plat Graving Pak Prasojo
Bottom Kapal Eternal Oil II Dock
11.00 Pulang - -

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 4
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

Hari/Tanggal : Senin, 4 Februari 2019

Waktu Ikhtisar Kegiatan Praktek Lokasi Pembimbing


07.30 – 11.30 Melihat proses reparasi kapal Graving Mas Eka
Dian Prosperity dan Kapal Dock Suendra Putra
Golden Ace, mendapatkan
bimbingan tentang proses
replating kapal
11.30 – 13.00 Istirahat dan Sholat Mushola -
dan Kantin
13.00 – 16.30 Melihat dan mendapat Bondet Area Mas Salim
bimbingan mengenai proses
pembangunan kapal tongkang
16.30 Pulang - -

Hari/Tanggal : Rabu, 6 Februari 2019

Waktu Ikhtisar Kegiatan Praktek Lokasi Pembimbing


07.30 – 11.30 Melihat proses reparasi Graving Mas Eka
Outfitting pada kapal Dian Dock Suendra Putra
Prosperity dan mendapatkan
penjelasan mengenai reparasi
Outfitting
11.30 – 13.00 Istirahat dan Sholat Mushola -
dan Kantin

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 5
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

13.00 – 16.30 Mengikuti Inspeksi Kapal Graving Pak Prasojo


Eternal Oil II Dock
16.30 Pulang - -
Hari/Tanggal : Kamis, 7 Februari 2019

Waktu Ikhtisar Kegiatan Praktek Lokasi Pembimbing


07.30 – 11.30 Berkeliling lingkungan PT. PT. -
Samudra Marine Indonesia dan Samudra
melihat kapal yang sedang di Marine
repair Indonesia
11.30 – 13.00 Istirahat dan Sholat Mushola -
dan Kantin
13.00 – 16.30 Berkeliling lingkungan PT. PT. -
Samudra Marine Indonesia dan Samudra
melihat kapal yang sedang di Marine
repair Indonesia
16.30 Pulang - -
3.4.2 Pembahasan Minggu-1
3.4.2.1 Reparasi Plat Kapal (Replating)
Pelat kulit adalah bagian konstruksi kapal yang paling
penting karena apabila ada kerusakan sedikit saja maka
keselamatan kapal akan terancam, oleh karena itu dalam setiap
periode docking pelat kulit harus terus menjalani pemeriksaan
yang meliputi pelat lambung, pelat dasar, pelat kubu-kubu dan
sebagainya. Yang perlu mendapat perhatian terutama bagian-
bagian pelat yang langsung berhubungan dengan air laut.

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 6
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

Ada beberapa macam sebab yang mengakibatkan


kerusakan pelat kapal, kerusakan-kerusakan itu biasanya
disebabkan oleh :
 Korosi
Pelat kapal yang mengalami korosi di bagian
permukaan pelat akan timbul karat yang lama-lama akan
menipis. Karat ini timbul karena terjadinya peristiwa kimia
antara air laut yang mengandung garam yang beroksidasi
dengan oksigen di dalam air maupun yang ada di udara
sehingga pelat baja yang terbuat dari baja akan karat
karenanya.
Tentang ketebalan pelat yang menjadi ketentuan
adalah ketebalan minimum yang terdapat dalam peraturan
pada buku peraturan klasifikasi dan konstruksi kapal laut
Biro Klasifikasi Indonesia pada tahun 1996 bahwa tebal
minimum atau tebal kritis pelat pada bagian double bottom
Plate tidak boleh kurang dari:
t min = (1,5-10,01)
Dimana :
L = Panjang Kapal (Lpp)
L tidak boleh terhitung untuk lebih dari 12 H
K = Faktor beban (0,9-1)
Berdasarkan aturan BKI section 3 – K.11 (Desain
Principles) mengatur batas korosi :
tk = 1,5 Untuk tebal t = 10mm
tk = 0,1 t + 0,5 mm , max 3,0 mm Untuk tebal t = 10mm

 Deformasi

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 7
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

Plat kapal yang mengalami kerusakan akibat gaya


dari luar, misalnya kapal kandas sehingga plat kapal
mengalami deformasi atau kelengkungan.
Tapi ada juga yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pengelasan dari plat plat kapal yang tidak mengikuti urutan
pengelasan yang benar. Plat yang mengalami deformasi
dengan kedalaman tiga kali ketebalan plat, maka plat
tersebut harus dipotong dan diganti yang baru.

Gambar 3… Pengukuran Deformasi


Selain pada plat kulit saja frame dapat deformasi
seperti dibawah ini

Gambar 3… Plat yang deformasi


Kerusakan plat seperti di atas bisa diperbaiki jika
masih memenuhi sarat. Beberapa cara yang bisa digunakan
untuk memperbaiki kerusakan plat seperti di atas yaitu
dengan pemanasan dilanjutkan dengan pendinginan
menggunakan air (firring).
 Menipisnya tebal Plat
Penipisan plat merupakan salah satu kerusakan
akibat gesekan-gesekan benda dalam laut (peraturan BKI
min. penipisan 20% dari tebal plat asli)

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 8
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

Keausan Max yang


Macam Lajur Plat diijinkan terhadap ketebalan
plat yang di setujui BKI
a) Plat kulit lambung,
pelat keel, pelat dasar, 20 %
plat bilge
b) Plat Tank Top Plat
20 %
tepi, Plat atas dalam

 Keretakan Plat
Keretakan kapal adalah masalah umum dari kapal
karena mengalami banyak tekanan serta moment moment
yang bekerja pada kapal sewaktu berlayar. Beberapa cara
untuk mengetahui keretakan antara lain:

a. Visual yaitu pemerikasaan dengan mata telanjang,


pemerikasaan ini kurang tidak bisa dilakukan pada
keretakan yang halus.
b. Minyak dan kapur yaitu cara ini mengunakan media
minyak dan kapur untuk membantu memeriksa
keretakan. Langkah – langkahnya sebaggai berikut :
1. Bersihkan bagian yang akan diperiksa
2. Permukaan diberi minyak dan beberapa lama
kemudian dilap sampai kering
3. Permukaan di labur dengan larutan kapur
4. Getarkan daerah yang akan diamati dengan
dipukul palu

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 9
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

5. Apabila timbul keretakan akan timbul warna


yang berlainan karena minyak keluar dari celah
keretakan
c. Pemerisaan dengan kapur yaitu cara ini digunakan
pada keretakan yang nyata , kapur dilarutkan dengan
spiritus agar cepat kering. Daerah yang yang
dianggap retak dilabur dan daerah yang retak akan
terlihat terlambat mengering.
d. Magnetik test yaitu cara ini dengan memanfaatkan
medan magnet yang terbentuk akibat adanya
keretakan.sehingga serbuk magnet berkumpul pada
daerak keretakan.
e. Penetrant Test yaitu cara ini mengunakan cairan
penetran (merah) yang meiliki daya tembus yang
baik kedalam keretakan.lapisan dibersihkan dan
diberi penetaran setelah 10 menit bersihkan penetran
lalu di beri developer (putih) yang menarik penetaran
sehingga pada keretakan akan timbul garis garis
merah bila ada keretakan.

Gambar 3…. Penetrant Test


Pada waktu docking dilakukan pemeriksaan
ketebalan plat-plat kapal. Pemeriksaan ketebalan kulit kapal
dilakukan sebelum penggantian plat kulit kapal.
Untuk pemeriksaan ketebalan pelat kulit dilakukan
sebagai berikut :
1. Pertama-tama kulit kapal kita pukul-pukul dengan palu
kecil, kulit yang lebih tipis dari yang lain akan

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 10
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

mengeluarkan bunyi yang berbeda dari plat yang lebih


tebal.
2. Tebal pelat yang kita curigai kita beri tanda, kemudian
kita periksa ketebalannya. Hasil pemeriksaan kita
bandingkan dengan ukuran standard yang memenuhi
persyaratan kita biarkan, yang tidak memenuhi standart
kita ganti.

Setelah melakukan pemeriksaan ketebalan pelat kulit


kapal, maka pekerjaan selanjutnya adalah mereparasi kapal
atau mengganti kulit kapal yang sudah tipis atau yang
mengalami kerusakan. Untuk melaksanakan reparasi plat
agar mendapatkan hasil pekerjaan yang baik dan cepat, maka
perlu diperhatikan urutan pekerjaannya adalah sebagai
berikut :

1. Pemotongan Plat Lama

Sebelum plat lama kita potong terlebih dahulu kita


beri tanda dengan menggunakan pylox. Karat yang ada
disekitar plat yang akan kita potong dibersihkan dulu
untuk mempermudah pemotongan sehingga las potong
akan bekerja dengan maksimal sehingga hasil
pemotongan yang baik akan tercapai. Kita potong
keliling dulu plat yang sudah kita beri tanda, setelah itu
dilanjutkan dengan memotong plat yang menempel pada
gading-gading.

2. Pembuatan Mal

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 11
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

Untuk memotong plat baru pada bagian kapal yang


tidak lurus seperti pada bilga, pada daerah bawah kamar
mesin, pada bagian bawah linggi haluan dan lain - lain
harus dibuatkan mal terlebih dahulu. Tujuan pembuatan
mal ini adalah agar bentuk-bentuk yang akan dipotong
dapat dikerjakan dengan teliti. Umumnya mal dibuat dari
kayu cemara, dengan tebal tidak boleh lebih dari 5 mm
dapat juga dibuat dari plywood atau plat tipis.
Mal dari bahan tipis dapat digunakan untuk jangka
waktu lama ini seumpama perlu bila mal digunakan
berulang kali pemakaian dengan bentuk sama dan dalam
waktu yang tidak sekaligus.
Jika pembuatan mal digunakan dari bahan kayu,
maka kayu harus dibuat menurut bentuk dan ukuran dari
plat lama yang sudah dipotong dan untuk pengikatan
kayu digunakan sekrup atau paku. Dengan demikian
terjadilah suatu bentuk yang kita inginkan.
3. Pemotongan Plat Baru
Setelah mal terbentuk kemudian bentuknya
dipindahkan ke lembaran plat baru dengan menggunakan
cat sehingga plat pengganti siap dipotong. Pekerjaan ini
disebut “marking off “. Kemudian plat baru dipotong
menurut gambar dengan diberi seroting untuk tempat
pengelasan ± 30º, dapat pula pemotongan plat tanpa di
bevel dulu melainkan dipotong lurus, akan tetap untuk
pelaksanaan pengelasan nanti harus diberi alur las.
4. Pemasangan Plat Baru

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 12
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

Setelah plat selesai dipotong kemudian dipasang


dengan menggunakan alat bantu misalnya tackel. Untuk
menempelkan plat dipakai las cantum pada gading-
gading dan juga pada sambungan plat. Untuk
pelaksanaan, las cantum dibuat pada tiap-tiap jarak 200
mm, supaya cantumnya tidak lepas atau berubah jarak
antara sambungan plat oleh pengaruh panas matahari
pengaruh tumpuan blok dan sebagainya.
Panjang pelat yang diganti adalah sedikitnya dua kali
jarak gading dan paling sedikit lebarnya adalah 300 mm.
Syarat untuk sambungan plat adalah sedikitnya
seperempat jarak gading sebab pada jarak tersebut
momennya adalah nol.
Ditinjau dari ilmu mekanika plat lambung yang
dipasang pada tiap-tiap gading, kita anggap suatu blok
yang terjepit pada tiap-tiap ujungnya. Jadi momen yang
terbesar adalah ditengah antara gading. Sedangkan pada
4 jarak gading momennya adalah nol. Tidak
diperkenankan pula pelat-pelat yang dilas bentuknya
runcing atau tajam.
5. Pengelasan plat baru
Setelah melalui Fit Up, pelat dilas mengunakan las
FCAW. Plat dilas hingga sambungan antar pelat tertutup
oleh elektroda, dan juga pengelasan tersebut
menggunakan teknik las posisi Overhead Butt Weld.

Gambar 3… Hasil Pengelasan

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 13
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

Setelah proses pengelasan, sambungan las akan diuji


kekedapannya menggunakan alat vacuum test.
6. Test Kekedapan Las
Setelah selesai pengelasan, maka hasilnya di test
untuk mengetahui kekedapan dan
kesempurnaannya.Dalam pengujian hasil las replating
pelat lambung ini menggunakan pengujian Vacumm
Test.
7. Proses Akhir
Setelah melalui uji kekedapan las dan di nyatakan
lulus, maka proses akhir yakni melakukan pengecatan
agar mencegah terjadinya korosi ketika berlayar.

3.4.3 Kegiatan Minggu-2

Hari/Tanggal : Jum’at 8 Februari 2019

Waktu Ikhtisar Kegiatan Praktek Lokasi Pembimbing


07.30 – 11.00 Mengikuti briefing pagi dan PT. Pak
mendapat arahan di departemen Samudra Komarudin
Painting dan Blasting (H.P.B) Marine
Indonesia
11.00 – 13.00 Istirahat dan Sholat Jum’at Masjid dan -
Kantin
13.00 – 16.30 Mendapatkan bimbingan Painting Pak Singgih
tentang Blasting dan Painting Manager dan Pak
Darwis

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 14
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

Office PT.
SMI 2
16.30 Pulang - -

Hari/Tanggal : Sabtu, 9 Februari 2019

Waktu Ikhtisar Kegiatan Praktek Lokasi Pembimbing


07.30 – 11.00 Mendapat bimbingan di Graving Mas Andre
lapangan dan melihat proses Dock SAM J.W dan Mas
Blow pada lambung kapal Siswanto
11.00 Pulang - -

Hari/Tanggal : Senin, 11 Februari 2019

Waktu Ikhtisar Kegiatan Praktek Lokasi Pembimbing


07.30 – 11.30 Mendapat bimbingan di kantor Operation Mas Andre
mengenai data kapal MV. Office PT. J.W
Suryawati dan MV. HI 01 yang SMI 2
sedang di Reparasi
11.30 – 13.00 Istirahat dan Sholat Mushola -
dan Kantin
13.00 – 16.30 Berkeliling ke kapal yang Operation Mas Siswanto
sedang di repair, Mendapat Office PT.
bimbingan dan mempelajari SMI 2 &
cara mengisi Propose Job Scope Graving
& Area Dock SBS
16.30 Pulang - -
Hari/Tanggal : Selasa, 11 Februari 2019

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 15
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

Waktu Ikhtisar Kegiatan Praktek Lokasi Pembimbing


07.30 – 11.30 Mendapat bimbingan di kantor Operation Mas Siswanto
mengenai cara membuat report Office
di Departemen H.P.B (Blasting
& Painting)
11.30 – 13.00 Istirahat dan Sholat Mushola -
dan Kantin
13.00 – 16.30 - PT. -
Samudra
Marine
Indonesia 2
16.30 Pulang - -

3.4.4 Pembahasan Minggu-2


3.4.4.1 Pengecetan Lambung Kapal
Perkembangan dunia perkapalan maupun dunia maritim
harus diimbangi dengan peningkatan mutu alat transportasi.
Kapal merupakan salah satu transportasi penghubung guna
melengkapi kebutuhan manusia dalam urusan kemaritiman.
Tentunya, kapal pun butuh kondisi prima untuk kepentingannya.
Dalam pemeliharaan kapal sangat diperlukan agar kapal
dinyatakan dalam kondisi yang baik dan layak untuk berlayar.
Salah satu pemeliharaan kapal tersebut adalah pengecatan kapal.
Pengecatan kapal berkenaan dengan kualitas dan mutu kapal.
Teknik pengecatan dan bahan cat yang baik akan menghasilkan
kualitas lambung kapal yang baik dan tahan terhadap korosi
yang disebabkan oleh air laut dan udara.

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 16
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

Pengecatan lambung kapal berguna untuk melindungi


kulit kapal dari proses pengkaratan dan juga binatang laut,
karena hampir semua material penyusun kapal adalah logam
(pelat baja) mengingat daerah kerja kapal adalah di laut maka
sifat logam (pelat baja) reaktif terhadap korosi. Kapal sebagai
alat transportasi air sangat rentan terhadap kerusakan yang
diakibatkan oleh air (korosi dan lapuk) maupun tumbuhan atau
binatang laut yang menempel pada badan kapal yang tercelup
air.

Korosi adalah peristiwa turunnya kemampuan material


logam menerima beban, sebagai akibat terjadinya peristiwa
oksidasi dengan lingkungan yang mengalami penipisan material
dari konstruksi. Peristiwa korosi terjadi karena peristiwa alami
(Natural Process) reaksi elektro kimia, setiap logam yang
memiliki laju korosinya masing-masing dan adanya lapisan pasif
(Passive Layer) pada permukaan logam tersebut. Korosi dapat
diartikan juga sebagai lapisan-lapisan hasil reaksi dari logam
terhadap lingkungan yang mengelilinginya. Korosi dapat
dikelompokkan kedalam Korosi Basah dan Korosi Kering.
Korosi basah disebabkan oleh karena lingkungan yang
mengelilinginya mengandung larutan atau pelarut. Ini
direferensikan pada sebagian besar kejadian korosi pada
temperatur lingkungan. Pada sisi lain korosi kering dihasilkan
oleh reaksi kimia dari gas dalam temperatur tinggi. Salah satu
metode yang paling banyak digunakan dalam menanggulangi
korosi, pelapukan, maupun binatang dan tumbuhan laut yang
terbukti efektif adalah pengecatan (Protective Coatings).

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 17
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

3.4.4.2 Komponen utama Pengecatan


Komponen utama dalam pengecatan ini yaitu cat. Cat
merupakan suatu bahan cair atau bahan kental yang terdiri dari
hantaran medium (vehicle) yang merupakan bahan cair dari
bahan cat itu sendiri. Bahan pewarna dan bahan penunjang
(partikel yang kecil dan tidak larut dengan hantaran medium),
ditambah dengan beberapa bahan tambahan dalam jumlah
tertentu, sesuai campuran dan takarannya. Pencampuran
berbagai jenis bahan baku dengan jumlah dan proporsi tertentu
menjadi satu kesatuan, dengan pengawasan laboratorium
produksi yang ketat dari tahap awal hingga menghasilkan
produk cat yang siap pakai. Cat yang digunakan pada kapal ada
beberapa macam jenisnya, diantaranya adalah Cat Primer, Cat
Anti Corrosive, Cat Anti Fouling,dll. Komposisi Cat diantaranya
adalah :
a) Bahan Pengikat (Binder)
Bahan pengikat berbentuk serbuk dan tidak menguap
dari bagian hantaran menengah sebagai adhesi pada
permukaan dan kohesi didalam lapisan cat. Bahan
pengikat yang dicairkan berubah menjadi bahan
kental.Bahan pengikat ini menjadi prasarana mutlak
utama didalam membuat cat.
b) Bahan Pelarut (Solvent)
Pelarut diperlukan untuk mencairkan bahan
pengikat(binders) pada saat produksi dan pelaksanaan
aplikasi. Pemilihan jenis pelarut berfungsi sebagai
prasarana aplikasi yang dapat mempengaruhi proses

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 18
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

pengeringan yang disebut sebagai flash point atau


percepatan titik nyala.
c) Bahan Pewarna (Pigment)
Bahan pewarna pada cat akan memberikan warna dan
pengaburan(kekuatan tersembunyi) misal: menutupi
permukaan yang ada dibawahnya, dalam bentuk partikel,
padat dan kering pada lapisan. Keuntungan penggunaan
bahan pewarna: mencegah korosi,dan biokimia aktif
yang dikandung bahan pewarna dipakai pula pada jenis
cat Anti Fouling.
d) Bahan Tambahan (Additivies)
Berbagai kelas dan jenis bahan tambahan menjadi
tumpuan produsen cat saat ini. Tujuannya untuk
mencapai hasil yang lebih baik dan sebagai pengaman
produksi, agar cat dapat tahan lama (shelf life),
pencegahan running/sagging (meleleh) dan yang lainnya.

3.4.4.3 Prosedur Pengecatan Reparasi Kapal


Sebelum melakukan pengecatan, tentunya prosedur
sebelum pengecatan sampai dengan selesai harus diketahui.
Prosedur pengecatan diantaranya adalah sebagai berikut.
a) Pre Inspection
Pre Inspection merupakan proses pengecekan awal
terhadap permukaan material yang akan di reparasi
dengan tujuan untuk memaksimalkan pekerjaan seta
efisiensi untuk perusahaan. Pada saat melakukan
inspeksi, tentunya engineer memerlukan spesifikasi Cat
yang lama guna melihat jenis cat agar cat yang diberikan

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 19
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

di awal pembangunan tetap sama dengan kapal yang di


reparasi, walaupun merk cat tidak sama.
b) Scrapping
Penyekrapan merupakan pekerjaan awal untuk kapal
yang masuk dock dan siap untuk direparasi. Adapun
tujuan penyekrapan adalah untuk menghilangkan
kotoran yang menempel pada lambung kapal yang
berada di bawah garis air. Kotoran – kotoran tersebut
berupa binatang laut dan tumbuhan laut yang dapat
menyebabkan banyaknya kotoran – kotoran tersebut
menempel pada lambung kapal, hal tersebut dipengaruhi
oleh kecepatan kapal, lama kapal berhenti di suatu
pelabuhan, jenis cat yang digunakan dll. Alat yang
digunakan berupa pisau skrap yang tipis dan tajam. Cara
pembersihannya dengan memasukkan pisau tipis dan
tajam.
Bagian yang diskrap adalah badan kapal yang berada
di bawah garis air muat, karena bagian ini yang paling
banyak terkena kotoran – kotoran , binatang laut dan
tumbuhan laut. Pada bagian poros propller dan pada
bagian sea chest perlu dibuka karena bagian dalamnya
juga banyak kotoran. Selain dari membuang kotoran,
fungsi dari Scrapping adalah untuk mengurangi
kontaminasi kandungan garam dari air laut
c) Washing
Washing merupakan proses menyemprotkan sisa sisa
kotoran setelah penyekrapan dengan water jet. Water jet
ini bertekanan hingga 3000 psi. selain mengurangi

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 20
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

kotoran, Washing juga dapat mengurangi kontaminasi


air laut.
d) Sand Blasting
Sand Blasting adalah pembersihan badan kapal
terhadap tumbuhan laut, binatang laut dan karat yang
dilakukan dengan menyemprotkan pasir dan udara
bertekanan tinggi dari kompresor. Tembakan pasir
bertekanan tinggi ini akan membersihkan plat dari
karatan dan binatang-binatang laut serta tumbuhan laut.
Metode ini merupakan cara pembersihan yang paling
efektif dan sempurna dari segi waktu dan hasil, tetapi
memerlukan biaya yang relatif mahal.
Proses Sand Blasting sendiri tentunya mempunyai
standarisasi tersendiri. Standard yang di pakai di PT
Samudra Marine Indonesia rata-rata adalah S.A 2.0.
Jenis – Jenis dari Blasting adalah sebagai berikut :
1. Full Blast
Full Blast merupakan proses sand blasting
dengan mem-blasting seluruh area permukaan
lambung kapal sampai dengan lapisan base
metal.
2. Spot Blast
Spot Blast merupakan proses sand blasting
dengan melakukan blasting hanya di spot tertentu
saja. Biasanya Spot Blast ini sampai ke lapisan
base metal.
3. Sweep Blast

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 21
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

Sweep Blast merupakan proses sand blasting


dengan melakukan blasting sampai dengan
lapisan anti fouling & sealer. Sweep blast ada 2
macam, yaitu Hard Sweep dan Light Sweep.
Tekanan Sand Blasting yang digunakan untuk proses
ini adalah 7 bar. Pada tekanan ini sudah cukup untuk
menghilangkan kerak, karat, dan cat lama yang ada pada
lambung kapal. Blasting ini menggunakan pasir sebagai
medianya. Adapun macam-macam jenis pasir yang
diketahui adalah:
1. Pasir Silica
2. Cooper Slag
3. Carbide
4. Garnet
5. Alumunium Oxide
6. Pasir Belitung

Menurut ISO, Pasir Silica sebenarnya sudah mulai


dikurangi di tingkat dunia untuk proses Sand Blasting
karena terdapat kekurangan, diantaranya adalah ukuran
pasir yang tidak seragam, pasir yang tidak solid, mudah
terlihat pada kekasaran material, membahayakan
pernapasan manusia, serta mudah terlihat pada kekasaran
material. Akan tetapi, PT Samudra Marine Indonesia
masih menggunakan pasir ini karena mengingat efisiensi
dari harga pasir tersebut.

Gambar 3…

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 22
LAPORAN KERJA PRAKTEK GALANGAN
PT. SAMUDRA MARINE INDONESIA
Kp.Lumalang Desa Bojonegara,Serang Banten

Sistem komponen dari Blasting adalah sebagai


berikut:

1. Hopper Tank
2. Sand Pot
3. Compressor
4. Air Reciever

Setelah proses blasting selesai, pihak galangan


melakukan pengecekan hasil Sand Blasting. Pengecekan
Sand Blasting seperti Dust Level dan Salt Test dilakukan
untuk mengetahui kadar pasir pada material yang ada di
kapal. Jika hasil sand blasting sudah sesuai dengan
perintah, maka selanjutnya di lanjutkan dengan
pengecetan.

Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan


Departemen Teknologi Industri Sekolah Vokasi
Universitas Diponegoro 23

Anda mungkin juga menyukai