Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM Nilai praktikum

GKP 0301 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS


Laboratorium Sistem Informasi Geografis
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada

ACARA III A: INPUT DATA I (ON – SCREEN DIGITATION)

KELOMPOK HARI: SELASA PUKUL: 09:00 – 11:00


WAFIQ NUR HAYANI 17/412067/GE/08585

ASISTEN:
1. ABIMANYU PUTRA P. 3. ADE FEBRI SANDHINI P.
2. YUSTINA NADIA A. L. 4. NABILLA ASTRIVIANY
.

A. TUJUAN
1. Melakukan input data GIS dengan metode On – Screen Digitation

B. PEMBAHASAN
Input data merupakan tahapan paling penting dalam SIG. SIG mampu menerima
berbagai macam data, tetapi tidak dapat memilih secara otomatis apakah kualitas data
yang diinput layak dan akurat untuk diproses. Oleh karena itu, proses input data harus
diperhatikan baik – baik agar tidak ada kesalahan yang nantinya akan mempengaruhi
proses analisis.
Salah satu proses dalam input data adalah digitasi. Secara umum, digitasi dapat
didefinisikan sebagai proses konversi data analog menjadi format digital (Bappeda NTB,
2010). Menurut GIS Consortium Aceh-Nias (2007), metode digitasi dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu digitasi manual dan digitasi on screen. Digitasi manual dilakukan
menggunakan meja digitizer, sedangkan digitasi on screen menggunakan komputer
dengan memanfaatkan berbagai perangkat lunak sistem informasi
geografis, salah satunya yaitu ArcGIS. Dari kedua metode tersebut, digitasi on screen lebih
sering digunakan karena tekniknya lebih mudah dan jika terjadi kesalahan dapat dikoreksi
dengan mudah pula.
Digitasi on screen selalu memperhatikan tiga unsur, yaitu point (titik), line (garis), dan
polygon (area). Contoh informasi yang dapat dihasilkan dari ketiga unsur digitasi tersebut
adalah persebaran tempat sampah (titik), sungai (garis), jalan (garis), penggunaan lahan
(area), dan batas administrasi (area). Informasi – informasi tersebut merupakan hasil
digitasi dari berbagai peta raster Kecamatan Sedayu.
Persebaran tempat sampah didigitasi dari peta raster “tempatsampah” di Kecamatan
Sedayu. Digitasi dilakukan dengan memberi titik (point) pada setiap titik lokasi tempat
sampah yang ada pada peta raster. Digitasi titik (point) dapat dikatakan memiliki tingkat
kesulitan paling rendah dibandingkan digitasi garis dan area. Namun, proses digitasi tetap
harus dilakukan dengan teliti agar posisi titik yang dihasilkan akurat.
Peta raster ‘’administrasi” di Kecamatan Sedayu digunakan untuk digitasi obyek
sungai, jalan, dan batas administrasi. Meskipun sungai dan jalan sama – sama berupa
obyek garis, digitasi keduanya tetap dilakukan secara terpisah pada masing – masing

Laporan Praktikum GKP 0301 Sistem Informasi Geografis 2018 I-1


feature class-nya. Jalan pada feature  class “JalanSedayu” dan sungai pada feature class
“SungaiSedayu”. Digitasi obyek dengan tipe garis lebih sulit daripada tipe titik, karena
digitasi harus dipastikan kembali terhubung setelah berhenti di persimpangan. Apabila
tidak terhubung maka hasil digitasi menjadi kurang baik. Untuk membantu memastikan
agar garis saling terhubung, dapat dengan mengaktifkan tools snapping yang ada pada
ArcGIS. Tools snapping pada ArcGIS terdiri atas point snapping, end snapping, vertex
snapping, dan edge snapping.
Batas administrasi dan penggunaan lahan memiliki tipe digitasi yang sama, yaitu
area (poligon). Batas administrasi didigitasi dari peta raster ‘’administrasi” di Kecamatan
Sedayu dan penggunaan lahan didigitasi dari peta raster “penggunaan lahan” di
Kecamatan Sedayu. Digitasi batas administrasi Kecamatan Sedayu menghasilkan area –
area yang terpotong menjadi empat desa/kelurahan. Digitasi penggunaan lahan juga
menghasilkan area – area yang terpotong menjadi beberapa jenis penggunaan lahan,
yaitu gedung, permukiman, kebun, tanah kosong, ladang, dan sungai. Namun, perbedaan
penggunaan lahan belum bisa terlihat karena belum ada perbedaan data atribut di
dalamnya.
Proses digitasi area memiliki kesulitan paling tinggi daripada digitasi titik dan garis.
Salah satunya harus berhati – hati ketika membuat garis – garis yang nantinya akan
membentuk poligon. Apabila tidak hati – hati maka akan berisiko terjadi double klik
sebelum sampai ke titik awal lagi yang kemudian mengakibatkan poligon menjadi tidak
sesuai dengan peta raster dan digitasi harus diulang kembali dari awal.
Secara keseluruhan,proses digitasi baik itu titik, garis, maupun area memerlukan
ketelitian dan konsentrasi yang tinggi. Semakin teliti, maka hasil digitasi juga akan
semakin akurat. Untuk membantu ketelitian dalam digitasi, peta raster pada ArcGIS
dapat di zoom in menjadi skala yang lebih besar. Agar kekeliruan digitasi dapat
1
diminimalisir, zoom in layar minimal sebesar dari skala peta, misalnya peta memiliki
4
skala 1:50.000 maka zoom in minimal sebesar 1:12.500. Apabila lebih besar dari itu akan
lebih baik.

C. KESIMPULAN
1. Input data GIS dengan metode On – Screen Digitation menghasilkan informasi baru
berupa hasil digitasi yang terdiri dari titik, garis, dan area. Hasil digitasi titik
contohnya persebaran tempat sampah, digitasi garis berupa jalan dan sungai, serta
digitasi area seperti batas administrasi dan penggunaan lahan.

D. DAFTAR PUSTAKA (OPSIONAL)


Bappeda NTB. 2010. Tutorial Arcgis 10 Tingkat Dasar. Nusa Tenggara Barat: Bappeda.
GIS Consortium Aceh-Nias. 2007. Modul Pelatihan ArcGIS Tingkat Dasar. Banda
Aceh : PEMDA Kota Aceh

Laporan Praktikum GKP 0301 Sistem Informasi Geografis 2018 I-2


TUGAS

1. Jelaskan perbedaan dari point snapping , end snapping, vertex snapping, dan edge
snapping!
Jawab : Snapping merupakan tool pada ArcGIS yang berfungsi menghubungkan atau
menghimpitkan antar garis atau titik dalam proses digitasi, sehingga bisa mereduksi
kesalahan dalam digitasi berupa garis yang tidak bersambung atau tidak berhimpit.
 Point snapping : menghubungkan pada fitur titik
 End snapping : menghubungkan dengan titik awal atau titik akhir pada
fitur garis
 Vertex snapping : menghubungkan titik pada fitur garis atau poligon
 Edge snapping : menghubungkan dari tepi atau batas garis atau poligon

Laporan Praktikum GKP 0301 Sistem Informasi Geografis 2018 I-3

Anda mungkin juga menyukai