belakangan ini Se-No jarang sekali membuat post dikarenakan lagi sibuk kuliah +
kali ini Se-No akan membahas sedikit tentang Teru Teru Bozu, atau yang sering kita
kenal dengan boneka penangkal hujan. Boneka yang berbentuk seperti Casper ini
biasanya sering dibuat oleh masyarakat Jepang (terutama anak anak di Jepang) pada
saat musim hujan, mereka percaya jika kita membuat boneka ini lalu menggantungnya
diujung jendela dapat membuat cuaca esok hari menjadi cerah. Akan tetapi jika boneka
Sejarahnya Teru Teru Bozu ini merupakan sebuah cerita yang mengisahkan seorang
biksu yang menjanjikan kepada para petani bahwa nanti beliau akan memberikan
cuaca cerah kepada meraka. pada saat itu sang biksu tidak dapat memberikan cuaca
cerah pada para petani dan akhirnya sang biksu dihukum mati. Mungkin ini penyebab
lagu Teru Teru Bozu terdengar menyeramkan, teman teman mungkn sudah tahu lirik
dari lagu Teru Teru Bozu ini. berikut ini adalah lirik dari lagu tersebut:
Romanji:
Yang artinya:
Teru-teru-bozu, teru bozu
lagu ini diciptakan oleh Kyoson Asahara dan Shinpei Nakayama, kemudian lagu ini
dirilis pada tahun 1921. Biasanya masyarakat Jepang pada saat membuat boneka Teru
Boneka Teru Teru Bozu dibuat ketika/saat esok hari nya kita memiliki sebuah
rencana/kegiatan yang menyenangkan, lalu kita tidak ingin rencana tersebut gagal
dikarenakan turun hujan (contoh: piknik, bunkasai, nge date dan lainnya). awal
populernya boneka Teru Teru Bozu ini adalah pada zaman Edo, pada saat itu anak-
anak membuat boneka tersebut untuk memohon cuaca baik sehari sebelumnya dan
1. benang
3. spidol
1. pertama kita ambil 2 buah tisu/satu buah kain, lalu kita unyel unyel sampai
berbentuk bulat xD (maksudnya kita remas sampai berbentuk bulat). hal ini
2. kedua kita lapisi bulatan tadi lalu ikat dengan benang dibagian bawah bulatan
3. setelah itu kita bisa membuat wajah diboneka tersebut dengan spidol
berikut ini adalah beberapa penampakan dari boneka Teru Teru Bozu:
Boneka Teru Teru Bozu asal Jepang ini sebenarnya bukanlah sebuah boneka
biasa dan memiliki bentuk yang lucu. Boneka tradisional asal Jepang tersebut
terbuat dari kain putih atau kertas yang di isi di bagian kepalanya hingga
membentuk bulat dan di gantung di tepi jendela menggunakan benang.
Image: Artforia
Sekilas boneka tersebut memang terlihat seperti boneka hantu yang di buat
saat halloween bukan? Tapi jangan salah, boneka tersebut bukan boneka yang
di buat saat hallowen. Tapi, boneka tersebut sudah seperti jimat yang di yakini
memiliki kemampuan untuk mendatangkan cuaca yang cerah dan dapat
menghentikan hujan atau mencegah hujan.
Teru sendiri dalam bahasa Jepang yakni kata kerja yang artinya "bersinar" atau
"cerah" sedangkan Bozu memiliki arti "Bhiksu". Boneka Teru Teru Bozu sangat
populer di Jepang, terutama pada zaman Edo di antara masyarakat perkotaan,
dimana anak-anak suka membuatnya sambil memohon agar cuaca di hari esok
cerah dan dilakukan sambil bernyanyi lagu khas Teru Teru Bozu.
Lalu jika keinginannya terwujud atau cuaca cerah, secara tradisional boneka
tersebut akan di gambari mata, lalu di berikan sesajen berupa sake suci yang di
tuangkan ke boneka, kemudian di hanyutkan di sungai.
Anak-anak Jepang pada zaman Edo selalu menyanyikan lagu Teru Teru
Bozu ketika membuat boneka Teru Teru Bozu, berikut di bawah ini adalah
liriknya :
"Teru Teru Bozu, jadikanlah hari esok menjadi cerah, seperti langit di dalam
mimpi waktu itu, jika esok cuaca cerah, aku akan memberimu sebuah lonceng
emas.
Teru Teru Bozu, jadikanlah hari esok menjadi cerah, jika kau mengabulkan
keinginanku, kita akan meminum anggur beras manis yang banyak.
Teru Teru Bozu, jadikanlah hari esok menjadi cerah, tapi jika awan menangis,
aku akan memotong kepala mu."
Dari lirik di atas, ditujukan kepada seseorang atau Bhiksu. Karena dalam sebuah
legenda dikatakan bahwa dahulu ada seorang Bhiksu yang bisa mendatangkan
cuaca baik dan mengusir cuaca buruk. Disuatu ketika, bhiksu tersebut
menjanjikan cuaca baik kepada seorang Tuan Tanah, namun ternyata cuaca
tidak kunjung cerah dan hujan selalu turun. Lantas san Tuan tanah beserta
warga lainnya memutuskan untuk memenggal kepala bhiksu tersebut, lalu
kemudian dibungkus dan di gantungkan kepalanya di luar agar dapat
menghentikan hujan yang terus turun.
Dalam legenda lainnya, dikatakan bahwa di saat itu hujan lebat dan petir
terus-terusan melanda di suatu kota. Lalu kemudian adasuara dari langit
yang memperingatkan orang-orang bahwa kota mereka akan terendam jika
seorang gadis muda yang cantik tidak muncul ke luar. Demi menyelamatkan
semua orang di kota, gadis cantik tersebutpun di korbankan dan di kirim ke
luar rumah dengan sebuah sapu sebagai simbolis yang artinya dimana dia
akan menyapu bersih awan hujan dari langit.